Negara: Finlandia

  • Legislator Demokrat Respons Wacana Amnesti dan Abolisi untuk KKB Papua – Halaman all

    Legislator Demokrat Respons Wacana Amnesti dan Abolisi untuk KKB Papua – Halaman all

     

    Legislator Demokrat Respons Wacana Amnesti dan Abolisi untuk KKB Papua

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi Partai Demokrat Raja Faisal Manganju Sitorus, merespons wacana pemberian amnesti dan abolisi kepada pihak-pihak yang terlibat konflik bersenjata di Papua. 

    Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama dan menimbulkan banyak korban jiwa serta trauma bagi masyarakat Papua.

    Dia pun mendukung langkah tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah menyelesaikan konflik Papua secara damai, berlandaskan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

    “Pemberian amnesti dan abolisi kepada pihak-pihak yang terlibat konflik bersenjata di Papua merupakan langkah strategis untuk menciptakan perdamaian. Namun, kebijakan ini harus dilaksanakan secara hati-hati dengan mempertimbangkan masukan dari semua pihak, termasuk tokoh adat, gereja, dan masyarakat setempat,” kata Raja Faisal kepada wartawan, Senin (27/1/2025).

    Legislator Demokrat ini juga menekankan pentingnya kebijakan ini dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek keadilan, terutama bagi para korban konflik. 

    Menurut Raja Faisal, pendekatan dialog menjadi kunci utama dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.

    “Amnesti tidak boleh mengabaikan hak-hak korban, khususnya dalam kasus pelanggaran berat HAM. Kebijakan ini harus dilakukan secara transparan dan akuntabel agar benar-benar menjadi solusi yang adil dan damai,” ujarnya.

    Raja Faisal juga menyoroti perlunya pendekatan dialog yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Papua, seperti tokoh adat, pemuka agama, dan organisasi masyarakat sipil.

    “Kami mendorong pemerintah untuk memperkuat dialog dengan masyarakat Papua. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan sekaligus memastikan kebijakan ini sejalan dengan aspirasi lokal,” ucapnya.

    Raja Faisal ini menyebut, langkah pemerintah mendata pihak-pihak yang layak mendapatkan amnesti menunjukkan komitmen serius untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Papua.

    “Kebijakan ini bisa menjadi momentum besar untuk membangun Papua yang damai, maju, dan berkeadilan. Kami di DPR siap mendukung kebijakan ini selama dilakukan sesuai mekanisme hukum yang berlaku,” tandasnya.

    Diberitakan, Menteri Koordinator bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi, dan Pemasyarakatan RI, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sedang mempertimbangkan memberikan amnesti kepada orang-orang yang terlibat dalam kelompok kekerasan bersenjata di Papua.

    Yusril mengatakan, saat ini, Kementerian Hukum sedang mendata siapa saja yang bisa diberikan amnesti. 

    “Pada dasarnya, Presiden Prabowo sudah setuju untuk memberikan amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat dalam konflik di Papua dan menyelesaikan masalah di sana secara damai dengan mengedepankan hukum dan HAM.”

    “Saya pikir ini akan menjadi harapan baru bagi kami untuk menemukan solusi bagi Papua,” kata Yusril dalam pertemuan dengan delegasi pemerintah Kerajaan Inggris melalui keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).

    Yusril mengatakan, pihaknya memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikan konflik di Papua.

    Ia menyebutkan, salah satu pihak yang sudah menawarkan bantuan untuk menyelesaikan konflik Papua adalah Juha Christensen, aktivis perdamaian asal Finlandia yang pernah terlibat dalam proses perdamaian di Aceh.

    Aturan Pemberian Amnesti dan Abolisi

    Selama ini bermacam cara dan upaya telah dilakukan berbagai pihak untuk menghentikan konflik antara aparat pemerintah dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

    Namun demikian, korban luka maupun tewas masih saja berjatuhan dari kedua pihak bahkan juga masyarakat sipil.

    Belum lagi dampak psikologis yang ditimbulkan konflik tersebut terhadap masyarakat yang ada di Papua.

    Situasi itu pun menjadi perbincangan baik di tingkat nasional maupun internasional.

    Terkini pemerintah pusat menyatakan tengah mempertimbangkan untuk memberikan amnesti dan abolisi bagi orang-orang yang terlibat dalam kelompok bersenjata di Papua.

    Amnesti merujuk pada tindakan pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan kepala negara kepada individu atau sekelompok individu yang telah melakukan tindak pidana tertentu.

    Sedangkan abolisi merujuk pada penghapusan proses hukum oleh kepala negara terhadap terpidana perorangan yang sedang berjalan.

    Aturan mengenai pemberian amnesti dan abolisi juga termuat dalam pasal 14 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan 
    Dewan Perwakilan Rakyat”.

    Paling baru, pemerintah disebut-sebut tengah mendata siapa saja yang bisa diberikan amnesti.

    Menteri Koordinator bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi, dan Pemasyarakatan RI Yusril Ihza Mahendra menyatakan pada dasarnya, Presiden RI Prabowo Subianto sudah setuju untuk memberikan amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat dalam konflik di Papua dan menyelesaikan masalah di sana secara damai dengan mengedepankan hukum dan HAM.

    Kata Yusril saat ini Kementerian Hukum sedang mendata siapa saja yang bisa diberikan amnesti.

    Hal itu disampaikan Yusril saat membahas soal kebijakan pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo terhadap konflik di Papua saat melakukan pertemuan dengan delegasi Kerjaaan Inggris di Kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta pada Senin (20/1/2025).

    “Pada dasarnya, Presiden Prabowo sudah setuju untuk memberikan amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat dalam konflik di Papua dan menyelesaikan masalah di sana secara damai dengan mengedepankan hukum dan HAM,” ungkap Yusril dalam Siaran Pers tertanggal 21 Januari 2025.

    “Saya pikir ini akan menjadi harapan baru bagi kami untuk menemukan solusi bagi Papua,” lanjut dia.

    Lalu bagaimana respons berbagai pihak yang selama ini juga terlibat dan menaruh perhatian pada penyelesaian konflik di Papua?

    Komnas HAM Perlu Informasi Lebih Banyak

    Ketua Komnas HAM RI Atnike Nova Sigiro menyatakan agenda pemerintah terkait pemberian amnesti perlu didukung sebagai sebuah strategi untuk resolusi konflik dan mendorong perdamaian di Papua melalui pendekatan non kekerasan.

    Ia mencatat amnesti adalah kebijakan politik hukum yang umum digunakan oleh negara-negara yang ingin menyelesaikan konflik, seperti salah satu yang terkenal adalah pemberian “blanket amnesty” di Afrika Selatan. 

    Atnike juga mencatat, Indonesia pernah menggunakan kebijakan amnesti dan abolisi dalam penyelesaian konflik di Aceh.

    Sedangkan dalam konteks Papua, ia memandang rencana pemberian Amnesti tersebut tentu bertujuan untuk menyelesaikan konflik di Papua. 

    “Komnas HAM perlu mendapatkan informasi lebih mengenai rencana ini, seperti bagaimana model amnesti yang diberikan, siapa yang menjadi sasaran amnesti, dan sejauh mana rencana amnesti ini telah didialogkan dengan berbagai kelompok di Papua,” kata Atnike saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Sabtu (25/1/2025).

    Ia juga berpandangan idealnya pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan juga dialog mengenai rencana tersebut kepada berbagai kelompok dan tokoh di Papua, baik kelompok adat, gereja, pemerintah daerah, dan juga kelompok bersenjata.

    Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan agar tawaran kebijakan amnesti nantinya dapat berjalan efektif.

    “Selain itu, amnesti tidak dapat diperlakukan sebagai panacea (obat dari dari segala penyakit) bagi persoalan konflik di Papua,” kata Atnike.

    “Pemerintah tetap perlu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan politik di Papua, dan memulihkan masyarakat yang selama ini menjadi korban kekerasan dan pelanggaran HAM,” ungkap dia.

    Mabes TNI Memandang Perlu Kajian Komprehensif

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto, memandang rencana pemberian amnesti dan abolisi tersebut perlu melalui kajian yang komprehensif sebelum diterapkan.

    Bahkan, ia menyebut kajian komprehensif tersebut sebuah keharusan.

    “Langkah pemberian amnesti ini tentunya harus melalui kajian yang sangat komprehensif,” kata Hariyanto dilansir dari Kompas.com pada Kamis (23/1/2025). 

    Dia menjelaskan pemberian amnesti juga tidak akan mengurangi tugas pokok TNI antara lain menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah, dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia.

    Ia meyakini setiap keputusan yang diambil pemerintah dilakukan untuk mengedepankan kepentingan nasional.

    Dia juga meyakini, langkah itu dilakukan untuk memastikan perdamaian di Papua dapat tercapai tanpa mengorbankan keamanan dan kedaulatan negara.

    “Pada prinsipnya, Mabes TNI mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional dan upaya menyelesaikan konflik di Papua secara damai,” kata Hariyanto.

    DPR Tekankan Mekanisme dan Kajian

    Diberitakan sebelummya, Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani juga telah menyampaikan tanggapannya terkait wacana itu.

    Menurut Puan kebijakan itu harus melalui kajian yang matang.

    “Pemberian amnesti itu ada mekanismenya, dan pastinya sebelum dilakukan hal tersebut ada kajiannya,” kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (24/1/2025).

    “Dan memang ada diskresi yang bisa dilakukan presiden,” tambah Puan.

    Dia juga meyakini pemerintah telah mempertimbangkan dengan matang dan akan menempuh mekanisme yang ada serta melakukan kajian mendalam terkait langkah tersebut.

    “Namun saya meyakini hal itu pasti sudah dipikirkan dengan matang sesuai dengan kajian dan mekanisme yang ada,” kata Puan.

    NGO Bicara Prinsip Soal Pelanggaran HAM Berat

    Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid memandang amnesti dan abolisi idealnya diberikan untuk pelanggaran hukum yang tidak tergolong sebagai pelanggaran berat HAM dalam konteks Papua.

    Amnesty, kata Usman, berprinsip pelanggaran berat HAM tidak boleh termasuk dalam cakupan kejahatan yang diberikan amnesti atau abolisi. 

    Ia menyatakan prinsip itu sejalan dengan standar HAM internasional yang menegaskan pelaku pelanggaran berat HAM harus dimintai pertanggungjawaban di pengadilan.

    Menurut dia, hal itu penting untuk mencegah terjadinya impunitas.

    “Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan bahwa pelaku pelanggaran berat HAM di Papua dan di daerah-daerah lain harus tetap diproses melalui mekanisme hukum yang adil dan transparan, yaitu Pengadilan HAM,” kata Usman saat dihubungi Tribunnews.com pada Sabtu (25/1/2025).

    Ia memandang kebijakan abolisi dan amnesti dapat menjadi langkah awal yang penting untuk memulai langkah mengakhiri kekerasan dan konflik bersenjata di Papua.

    Namun untuk memulainya, kata Usman, Pemerintah harus melakukan dialog dengan semua pihak, dari tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh perempuan, tokoh-tokoh gereja, perwakilan masyarakat maupun kelompok pro-kemerdekan Papua.

    Selain itu, menurutnya amnesti dan abolisi harus menjadi bagian dari kebijakan yang lebih besar, yaitu untuk mengakhiri konflik bersenjata dan membangun perdamaian. 

    Usman juga mengingatkan pengakuan dan penghormatan negara atas hak-hak masyarakat adat, pembangunan yang berkeadilan, dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua tetap mutlak diperlukan.

    “Pemerintah harus memastikan bahwa Orang Asli Papua mendapat manfaat yang nyata dari pembangunan di Papua, yang tidak hanya berupa infrastruktur tapi juga perlindungan kebebasan sipil dan politik serta pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan budaya termasuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan,” tegas Usman.

    “Siapapun yang ingin mengupayakan perdamaian di Papua patut disambut baik selama yang bersangkutan merupakan pihak yang imparsial atau tidak berpihak serta diterima oleh seluruh pihak yang terlibat dalam permusuhan dan konflik bersenjata, terutama perwakilan negara Indonesia dan kelompok pro-kemerdekaan Papua,” lanjut dia.

     

    (*/umam/tribunnews)

  • Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Opini: Memilih Kembali Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis energi sepanjang 2024 ditandai dengan beramai-ramainya perusahaan digital memilih nuklir sebagai sumber energi untuk data centre-nya. Amazon, Microsoft, dan Google berkomitmen untuk memanfaatkan nuklir guna mendukung pertumbuhan bisnis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang pesat.  

    Nuklir saat ini menyumbang sekitar 10% dari pasokan listrik dunia dan signifikan mendukung dekarbonisasi di berbagai negara (IEA, 2024). Per Mei 2024, terdapat 440 reaktor nuklir beroperasi di 32 negara dengan kapasitas 392 GW.

    Amerika Serikat mempunyai nuklir terbanyak yaitu 94 unit, disusul oleh China dan Perancis yang sama-sama mengoperasikan 56 unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Disamping yang sudah beroperasi, terhitung Juli 2024, sebanyak 59 PLTN sedang dikembangkan di China dan satu unit di Pakistan. 

    Pertumbuhan energi nuklir mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan teknologi, dinamika geopolitik, isu lingkungan, dan persepsi publik. Kecelakaan nuklir di Three Mile Island pada 1975, Chernobyl pada 1986, dan Fukushima pada 2010, jelas berimbas signifikan terhadap perkembangan nuklir global.

    Setelah medio 2012—2020, banyak negara mengendorkan pengembangan PLTN, meskipun China dan India justru intensif membangun nuklir untuk mendukung pertumbuhan ekonominya. Kapasitas nuklir kembali tumbuh kendati lambat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) 0,6%, dari kapasitas 370 GW pada 2010 menjadi 392 GW pada 2020.

    Berbeda dengan pandangan publik, beberapa studi menunjukkan bahwa nuklir memiliki risiko tingkat kematian paling rendah dibanding pembangkit listrik lainnya.

    Jika PLTU batu bara memiliki laju kematian antara 24,62—32,73 per TWh listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik BBM mencapai 18,43TWh; biomassa 4,63 TWh; pembangkit berbahan bakar gas 2,82 TWh; pembangkit hidro 1,3 TWh; energi angin 0,04 TWh, dan nuklir hanya 0,03 TWh, disusul paling rendah pembangkit surya 0,02 TWh (Markandya & Wilkinson, 2007; Sovacool et al., 2016; UNSCEAR, 2008; & 2018). 

    DAMPAK LINGKUNGAN RENDAH

    Nuklir juga memiliki dampak lingkungan paling rendah dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Untuk setiap 1 GWh produksi listrik, pembangit listrik tenaga uap (PLTU) menghasilkan emisi CO2 970 ton, disusul pembangkit BBM 720 ton, pembangkit gas 440 ton, biomassa 78—230 ton, pembangkit hidro 24 ton, energi angin 11 ton, dan nuklir 6 ton (IPP ARS, 2014; UNECE, 2020; Ember Energy, 2021).

    Sebenarnya Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai negara nuklir sejak 1956, sesudah Presiden Soekarno mengadakan kunjungan kenegaraan ke AS dan mencanangkan “Nuklir Untuk Maksud-Maksud Damai”.

    Pada 1958 dibentuklah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Setelah itu dibangunlah reaktor atom pertama di Bandung yang mulai beroperasi pada 1965, disusul reaktor atom RA Kartini di Yogyakarta pada 1979, dan reaktor atom GA Siwabessy di Serpong Jawa Barat pada 1987.  

    Namun di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang dikenal antinuklir, persiapan pengembangan PLTN stagnan dan malah mundur ke belakang. Pada 2011, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah dicanangkan rencana pembangunan PLTN ini, dan digelontorkan dana yang besarnya signifikan untuk kegiatan studi kelayakan, survei lokasi dan sosialisasi kepada masyarakat.  

    Di era Presiden Joko Widodo, isu nuklir seolah-oleh terlupakan dan jalan di tempat. Alih-alih melanjutkan rencana pengembangan PLTN, Jokowi malah meggenjot pembangunan PLTU batu bara secara masif lewat program nasional 35.000 MW pembangkit listrik.

    Isu nuklir kembali hangat di Tanah Air setelah Hasjim Djojohadikusimo, Ketua Delegasi Indonesia untuk COP-29, menyatakan pada 19 November 2024 di Baku, Azerbaijan bahwa Indonesia akan membangun PLTN berkapasitas 5 GW hingga 2040.

    Sebelumnya pembangunan PLTN sudah masuk dalam dokumen Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) pada 2023. 

    Merujuk pada kriteria dan pendekatan strategic planning (Johson and Schols, 1993), jika memang Indonesia serius mau memanfaatkan nuklir sebagai salah pemasok listrik beban dasar, pertanyaan fundamentalnya berapa kapasitas yang layak dibangun, kapan, dan di mana?

    Selanjutnya berdasarkan teori adopsi teknologinya Rogers (1962), terdapat beberapa faktor penentu yang perlu dipertimbangkan yaitu skala penerimaan publik, risiko operasional khususnya risiko geologi, pengelolaan limbah nuklir, dan ketergantungan bahan bakar serta teknologi.

    Diperlukan inovasi untuk pembangunan serta pengoperasian jenis pembangkit nuklir dengan penggunaan seminimal mungkin sumber daya seperti air baku, tanpa mengurangi keandalan produksi listrik, tingkat keamanan, dan bisa mengurangi dampak lingkungan secara signifikan.

    Dalam jangka panjang, pemanfaatan unit produksi bahan bakar nuklir yang sudah ada misalnya, akan lebih efisien dan memberi banyak benefit dibanding membangun unit produksi baru (Merk et al, 2017).

    Indonesia perlu belajar dari Finlandia bagaimana bisa membangun pembangkit nuklir Olkiluoto 3 dan sukses beroperasi sejak 2013, tanpa resistensi yang berarti dari masyarakat bahkan sesudah terjadinya kecelakaan PLTN Fukushima.

    Aspek yang tak kalah pentingnya adalah faktor ketergantungan terutama pasokan bahan bakar maupun teknologi kepada pihak luar.

    Jangan sampai pengembangan nuklir malah membuat Indonesia menjadi tergantung kepada suatu negara atau institusi asing. Hal yang jelas tidak sejalan dengan semangat “swa sembada energi” dari Presiden Prabowo Subianto. 

     

  • Main Hujan Bikin Anak Sakit Ternyata Mitos, Sebaliknya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh – Halaman all

    Main Hujan Bikin Anak Sakit Ternyata Mitos, Sebaliknya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orangtua melarang anak-anak bermain hujan -hujanan karena khawatir mereka jatuh sakit. 

    Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru & pernapasan Eka Hospital Depok, dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa kebiasaan hujan-hujanan sebenarnya dapat membantu tubuh beradaptasi dengan lingkungan.

    “Di negara-negara dengan musim dingin seperti Finlandia dan Swedia, anak-anak justru dibiarkan bermain di luar meskipun ada salju. Ini bertujuan agar mereka terbiasa dengan kondisi lingkungan mereka,” kara dr. Gatut ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

    Menurutnya, Indonesia memiliki dua musim, yakni kemarau dan hujan. Oleh karena itu, idealnya tubuh juga harus terbiasa dengan kedua kondisi tersebut. 

    Jika seseorang tidak pernah terkena hujan, sistem imun tubuhnya tidak akan beradaptasi dengan baik.

    “Hujan-hujanan bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh, terutama jika dilakukan secara bertahap. Sejak bayi, anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan beberapa tetes air hujan, lalu durasinya ditingkatkan secara perlahan. Saat sudah balita, mereka sebaiknya sudah bisa bermain di bawah hujan tanpa masalah,” jelasnya.

    Dr. Gatut juga menambahkan bahwa suhu udara saat hujan di Indonesia biasanya sekitar 22 derajat Celsius, yang masih relatif hangat dibandingkan suhu AC yang sering digunakan di dalam ruangan. 

    Oleh karena itu, paparan hujan dalam waktu yang wajar tidak akan langsung menyebabkan sakit.

    “Bahkan, suhu AC di dalam ruangan bisa lebih dingin daripada suhu hujan di luar. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana tubuh kita beradaptasi terhadap lingkungan,” tambahnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa hujan-hujanan tetap harus dilakukan dengan cara yang benar. 

    Jika dilakukan secara mendadak tanpa pembiasaan, tubuh bisa mengalami stres akibat perubahan suhu mendadak, yang berisiko menurunkan daya tahan tubuh sementara.

    “Semakin sering seseorang terkena hujan dan tetap sehat, maka daya tahan tubuhnya akan semakin kuat. Yang harus dihindari adalah perubahan suhu ekstrem secara tiba-tiba, seperti langsung masuk ke ruangan ber-AC setelah kehujanan tanpa mengeringkan tubuh terlebih dahulu,” tutupnya.

    Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap hujan. 

    Sebaliknya, jika dilakukan dengan cara yang benar, hujan-hujanan bisa menjadi bagian dari proses alami untuk memperkuat daya tahan tubuh.

  • Imigrasi Tindak Lanjut Video Viral Diduga WN China Selipkan Uang di Paspor untuk Lolos Bea Cukai Bandara Soetta – Page 3

    Imigrasi Tindak Lanjut Video Viral Diduga WN China Selipkan Uang di Paspor untuk Lolos Bea Cukai Bandara Soetta – Page 3

    Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) menyiapkan langkah dalam meningkatkan kualitas paspor Indonesia. Sejauh ini, Singapura menjadi negara dengan paspor terkuat, disusul Jepang dan Finlandia.

    “Kita merencanakan akan mengubah paspor, akan merilis paspor baru pada bulan Agustus. Mudah-mudahan inovasi yang kita lakukan ini bisa meningkatkan standar kualitas daripada paspor Indonesia,” tutur Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto di Plaza Parkir Timur GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2025).

    Menurut Agus, bahan pembuatan paspor Indonesia nantinya akan memenuhi standar International Civil Aviation Organization (ICAO).

    “Jadi mudah-mudahan nanti bulan delapan kita bisa rilis dan mudah-mudahan ini bisa meningkatkan indeks,” jelas dia.

    Plt Direktur Jenderal Imigrasi Saffar M Godam menambahkan, penerbitan paspor dengan desain dan material standar internasional akan dilaksanakan pada 17 Agustus 2025 mendatang.

    “Salah satu permasalahannya adalah standar internasional, oleh karena itu direncanakan pada tanggal 17 Agustus ini kita akan meresmikan paspor baru,” ujarnya.

    “Paspor dengan desain baru, di mana di dalam desainnya kita akan memenuhi standar internasional. Harapannya itu dapat meningkatkan kepercayaan internasional kepada paspor Republik Indonesia,” sambung Godam.

     

  • India Bekukan Visa, Pelajar dan Pasien di Bangladesh Kena Imbasnya

    India Bekukan Visa, Pelajar dan Pasien di Bangladesh Kena Imbasnya

    New Delhi

    Ketegangan diplomatik antara India dan Bangladesh semakin meruncing. Kini, pemerintah di New Delhi dikabarkan memangkas kuota visa bagi warga Bangladesh secara drastis.

    Hubungan kedua negara meregang sejak kerusuhan politik yang menjatuhkan pemerintahan lama pada bulan Agustus silam. Amukan demonstran memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri dan mendapat suaka di India.

    Sejak itu, Komisi Tinggi India di Dhaka menutup kantor-kantor konsuler di penjuru Bangladesh. Warga akibatnya tidak lagi bisa leluasa mengajukan permohonan visa. Pada September, kedutaan India mengembalikan 20.000 paspor milik warga Bangladesh yang masih diproses ketika penundaan layanan konsuler diberlakukan.

    Ketegangan di antara jiran

    Perselisihan antara India dan Bangladesh semakin bereskalasi dalam beberapa hari terakhir, terutama karena masalah pengelolaan perbatasan.

    India mengumumkan rencana membangun tembok di lima lokasi di sepanjang perbatasan. Akibatnya, duta besar India Pranay Verma dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

    India merespons dengan memanggil Dubes Bangladesh Md. Nural Islam dan menegaskan kembali bahwa langkah-langkah keamanan perbatasannya sejalan dengan perjanjian yang ada.

    Kebuntuan tersebut telah menyebabkan gangguan signifikan pada arus perjalanan, memicu pembatalan pemesanan dan penurunan jumlah omset.

    Imbas bagi pelajar dan wisatawan medis

    Menurut kedutaan India, jumlah aplikasi visa harian telah turun dari lebih dari 7.000 menjadi 500-700 permohonan, tanpa indikasi jelas kapan situasi akan kembali normal.

    India menawarkan 15 kategori visa ke Bangladesh, yang mencakup “visa jurnalis, riset dan layanan darurat”.

    “Kami terus memantau situasi dan saat keadaan kembali normal, kami akan memulai operasi visa penuh,” kata seorang pejabat kementerian luar negeri kepada DW.

    Pejabat lain mengatakan kepada DW, dengan syarat anonim, bahwa penerbitan layanan visa yang tepat akan ditunda untuk sementara waktu.

    Antrian wisatawan medis

    Kisruh antarjiran di Asia Selatan juga berdampak pada pariwisata medis. Banyak warga Bangladesh yang bepergian ke India untuk berobat. Rejim visa liberal di India juga memungkinkan pemegang visa medis membawa keluarga atau teman selama perawatan.

    CareEdge Ratings, sebuah kelompok analisis industri di Mumbai, mencatat penurunan jumlah pasien Bangladesh di rumah sakit besar di India, yang berkisar antara 25% hingga 40%.

    Artinya, semakin sedikit wisatawan medis Bangladesh yang bepergian ke kota-kota besar seperti Kolkata, Chennai, dan Bengaluru.

    Pembatasan tersebut telah berdampak signifikan pada ribuan pasien Bangladesh yang bergantung pada layanan medis India yang hemat biaya. Banyak yang mencari pilihan pengobatan alternatif di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Turki.

    “Pembatasan mobilitas antarnegara sering kali merupakan dampak dari perbedaan pendapat politik. India dan Bangladesh perlu melakukan dialog yang lebih panjang untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dengan perubahan pemerintahan di Bangladesh,” kata Ajay Bisaria, mantan utusan untuk Pakistan, kepada DW.

    “Pada akhirnya, ini tentang membangun kembali kepercayaan. Ini adalah masalah yang mudah diatasi, tetapi beberapa memberi dan menerima, dialog dan negosiasi akan diperlukan untuk mempromosikan mobilitas dan meringankan rezim visa pada tahun 2025,” lanjutnya.

    Mahasiswa hadapi masalah logistik

    Penundaan layanan visa India juga berdampak kepada pelajar Bangladesh yang ingin pergi ke Eropa. Pasalnya, tidak sedikit negara Eropa yang belum memiliki perwakilan di Bangladesh, seperti Finlandia, Rumania, dan Republik Ceko.

    Akibatnya, calon pelajar di Bangladesh harus melakukan perjalanan ke India untuk pengajuan aplikasi visa dan otentikasi identitas di sana.

    Persyaratan ini menjadi mimpi buruk logistik, karena banyak mahasiswa tidak dapat memperoleh visa India.

    Lebih dari 1.500 mahasiswa Bangladesh telah menerima surat penawaran universitas tetapi terjebak dalam ketidakpastian, karena tidak dapat menyelesaikan aplikasi visa secara tepat waktu.

    Selama pertemuan dengan diplomat UE pada bulan Desember, Muhammad Yunus, kepala penasihat pemerintah sementara Bangladesh, mendesak negara-negara Eropa untuk merelokasi pusat visa mereka dari New Delhi ke Dhaka atau ke negara tetangga lainnya, demi memudahkan pengajuan visa.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

  • Canggihnya Bronto Skylift, Bisa Capai Ketinggian 104 Meter untuk Misi Penyelamatan Seperti di Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    Canggihnya Bronto Skylift, Bisa Capai Ketinggian 104 Meter untuk Misi Penyelamatan Seperti di Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    Aksi Bronto Skylift menyelamatkan korban yang terjebak kebakaran dan berupaya memadamkan api dari ketinggian, menjadi perhatian. Damkar Jakarta ternyata punya 2 unit kendaraan canggih tersebut.

    Akun X Pemadam Jakarta @humasjakfire menerangkan, 2 unit Bronto Skylift milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta dapat mencapai ketinggian 104 meter (sisi kiri) 90 meter (sisi kanan). Unit ini digunakan dalam pemadaman khusus bangunan atau gedung tinggi.

    Untuk ketinggian 104 meter bisa mencapai sekitar 25 lantai gedung bertingkat.

    “Bronto Skylift adalah salah satu unit kebanggaan yang Dinas Gulkarmat Jakarta miliki. Unit ini digunakan untuk menjangkau gedung-gedung dan bangunan tinggi di Kota Jakarta,” sebut akun resmi Dinas Gulkarmat Jakarta ini.

    Dituturkan dalam salah satu postingan videonya, saat terjadi keadaan darurat di gedung atau bangunan tinggi, Bronto Skylift berguna membantu operasi pemadaman kebakaran dan penyelamatan dari luar gedung.

    Bronto Skylift memiliki rotasi 360 derajat yang menjadikan fleksibitas dan mobilitas yang memadai. Dilengkapi dengan teknologi kontrol canggih, unit ini memastikan operasi yang mudah dan aman

    “Unit ini mendukung tugas penyelamatan dan pemadaman kebakaran,” tulis Dinas Gulkarmat Jakarta.

    Mobil buatan Finlandia seberat 500 kg ini bisa menampung 5 orang. Bronto Skylift jenis ini memiliki panjang 17,5 meter, tinggi 4,05 meter, dan lebar 2,6 meter. Mobil ini juga dilengkapi dengan selubung peluncur bagi korban kebakaran yang berhasil dievakuasi dari ketinggian sekitar 50 meter.

  • Top 3: Gaji Patrick Kluivert Pelatih Timnas Indonesia Bikin Penasaran – Page 3

    Top 3: Gaji Patrick Kluivert Pelatih Timnas Indonesia Bikin Penasaran – Page 3

    Singapura kembali menduduki posisi pertama dalam Henley Passport Index 2025 sebagai negara dengan paspor terkuat di dunia. Peringkat ini diberikan berdasarkan jumlah destinasi yang dapat diakses tanpa memerlukan visa.

    Melansir CNBC International, Minggu (12/1/2025), warga Singapura memiliki akses bebas visa ke 195 dari 227 destinasi global, mengungguli negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Italia, Spanyol, dan Prancis.

    Jepang dan Negara Eropa di Posisi TeratasJepang berada di peringkat kedua dengan akses bebas visa ke 193 negara.

    Sementara itu, empat negara Eropa—Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol—bersama Finlandia dan Korea Selatan berbagi posisi ketiga dengan akses bebas visa ke 192 negara.

    Selengkapnya

  • Terungkap Lewat Studi, Orang Kaya Lebih Rentan Terkena Kanker

    Terungkap Lewat Studi, Orang Kaya Lebih Rentan Terkena Kanker

    Jakarta

    Sebuah studi baru di Finlandia menunjukkan orang kaya atau berpenghasilan tinggi secara genetik lebih rentan terkena kanker, terutama kanker payudara dan prostat. Temuan ini menentang kepercayaan lama yang beranggapan orang-orang yang berjuang melawan kemiskinan lebih berisiko terkena penyakit tersebut.

    Untuk penelitian ini, data kesehatan, genomik, dan sosial ekonomi dari 280.000 orang dewasa berusia di atas 35 tahun digunakan untuk menganalisa risiko 19 penyakit umum. Para peneliti menemukan orang yang berpendidikan lebih tinggi memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara dan prostat.

    Di sisi lain, mereka yang berpendidikan lebih rendah secara genetik lebih berisiko terkena rheumatoid arthritis, kanker paru-paru, depresi, dan diabetes tipe 2.

    Kepala studi dr Fiona Hagenbeek mengatakan penelitiannya menyoroti hubungan antara status sosial ekonomi, genetika, dan kejadian kanker, tetapi ia belum menyelidikinya secara formal. Hagenbeek berhipotesis orang-orang yang lebih mampu memiliki akses yang lebih baik terhadap perawatan kesehatan, termasuk pemeriksaan, pengetahuan kesehatan yang lebih baik, dan cenderung tidak terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok dan penyalahgunaan alkohol. Selain itu, usia juga merupakan faktor.

    “Insiden kanker yang lebih tinggi di antara individu dengan status sosial ekonomi tinggi mungkin mencerminkan bahwa individu-individu ini tidak meninggal karena penyebab lain di usia muda dan menjadi cukup tua untuk terkena kanker,” ujarnya dikutip dari New York Post, Minggu (12/1/2025).

    Profesor dari NYU Perlmutter Cancer Center, dr Jiyoung Ahn, mengatakan skrining turut menjadi kunci dari penelitian tersebut. Makin banyak skrining dilakukan, makin banyak temuan kasus penyakit yang terungkap.

    “Sudah diketahui secara umum bahwa jika Anda memiliki status sosial ekonomi yang tinggi, Anda cenderung lebih sering menjalani pemeriksaan,” katanya.

    Ahn menambahkan dirinya tertarik untuk melihat apakah temuan ini dapat direplikasi di Amerika Serikat. The American Cancer Society (ACS) belum lama ini memperkirakan lebih dari 310.000 wanita di AS yang akan didiagnosis mengidap kanker payudara invasif pada 2024, dan akan ada hampir 300.000 kasus baru kanker prostat.

    Sebuah studi baru yang dilakukan ACS juga menemukan banyak kasus kanker, termasuk puluhan ribu kejadian kanker payudara setiap tahun, kemungkinan dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Spesialis bedah dari Mount Sinai Health System, dr Elisa Port, mengatakan membatasi konsumsi alkohol dan menjaga berat badan yang sehat merupakan beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara.

    Skrining juga dapat membantu mendeteksi kanker sejak dini, sehingga lebih mudah diobati. US Preventive Services Task Force menyarankan pria berusia 55-69 tahun untuk mempertimbangkan skrining kanker prostat.

    (ath/up)

  • Daftar 20 Negara dengan Paspor Terkuat di Dunia 2025 – Page 3

    Daftar 20 Negara dengan Paspor Terkuat di Dunia 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Singapura kembali menduduki posisi pertama dalam Henley Passport Index 2025 sebagai negara dengan paspor terkuat di dunia. Peringkat ini diberikan berdasarkan jumlah destinasi yang dapat diakses tanpa memerlukan visa.

    Melansir CNBC International, Minggu (12/1/2025), warga Singapura memiliki akses bebas visa ke 195 dari 227 destinasi global, mengungguli negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Italia, Spanyol, dan Prancis.

    Jepang dan Negara Eropa di Posisi Teratas

    Jepang berada di peringkat kedua dengan akses bebas visa ke 193 negara. Sementara itu, empat negara Eropa—Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol—bersama Finlandia dan Korea Selatan berbagi posisi ketiga dengan akses bebas visa ke 192 negara.

    Negara-negara Eropa lainnya serta Selandia Baru mendominasi daftar 20 besar. Berikut adalah daftar lengkap negara dengan paspor terkuat tahun 2025:

    Singapura: 195 negara
    Jepang: 193 negara
    Finlandia: 192 negara
    Prancis: 192 negara
    Jerman: 192 negara
    Italia: 192 negara
    Korea Selatan: 192 negara
    Spanyol: 192 negara
    Austria: 191 negara
    Denmark: 191 negara
    Irlandia: 191 negara
    Luksemburg: 191 negara
    Belanda: 191 negara
    Norwegia: 191 negara
    Swedia: 191 negara
    Belgia: 190 negara
    Selandia Baru: 190 negara
    Portugal: 190 negara
    Swiss: 190 negara
    Inggris: 190 negara

    Metodologi Henley Passport Index

    Henley Passport Index menggunakan data dari International Air Transport Association (IATA) untuk memeringkat 199 paspor di dunia.

    Kategori “bebas visa” mencakup situasi di mana visa tidak diperlukan atau dokumen seperti visa saat kedatangan atau otoritas perjalanan elektronik sudah mencukupi.

     

  • KODE Transfer Persija: Carlos Pena Beri Isyarat Akhiri Perburuan Pemain, Pasukan Garang di Liga 1 

    KODE Transfer Persija: Carlos Pena Beri Isyarat Akhiri Perburuan Pemain, Pasukan Garang di Liga 1 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena, mengisyaratkan jika timnya telah berhenti dalam perburuan pemain baru di bursa transfer paruh musim 2024/25.

    Pelatih berkebangsaan Spanyol itu menyebut jika dia sudah puas dengan pemain yang ada di skuad saat ini.

    Hal tersebut dilontarkan Carlos Pena usai Persija mengalahkan Barito Putera dengan skor 2-3 pada laga pekan ke-18 Liga 1 2024/25, Jumat (10/1/2025).

    “Soal pemain baru, itu bukan hanya pendapat saya saja, tentu saja di sebuah klub, tidak hanya pendapat pelatih kepala, juga ada manajemen yang lebih banyak pendapat untuk merekrut pemain,” ungkap Carlos Pena.

    “Tapi bagi saya, saya sangat senang dengan skuad yang saya miliki sekarang,” jelas pelatih berusia 41 tahun itu.

    Bursa transfer parut musim Liga 1 2024/25 sendiri masih terbuka sejak dimulai pada 19 Desember 2024.

    Tim-tim Liga 1 pun masih bisa melakukan pergerakan di bursa transfer yang baru akan ditutup pekan depan, tepatnya 15 Januari mendatang.

    Dalam bursa transfer kali ini, Persija sudah mendatangkan dua pemain baru, yairu Pablo Andrade dan Yandi Sofyan.

    Baru terkuak kondisi di balik layar saat Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia tak semuanya berjalan manis. Marc Klok mengungkap sisi lain sosk Shin Tae-yong yang disebutnya diktator.

    Pablo Andrade sendiri merupakan bek kiri asal Brasil, yang akan bersaing dengan Dony Tri Pamungkas dan Firza Andika.

    Pemain berusia 30 tahun itu datang ke  Persija Jakarta dengan status bebas transfer usai kontraknya dengan klub Finlandia, FC Lahti habis pada 31 Desember 2024 lalu. 

    Pablo Andrade akan berseragam Macan Kemayoran sampai akhir musim ini dengan opsi perpanjang.

    Bek kiri Persija Jakarta asal Brasil, Pablo Andrade, berselebrasi usai timnya meraih kemenangan 3-2 atas Barito Puera dalam lanjutan Liga 1 2024/24 pekan ke-18, di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Jumat (10/1/2025) (Media Persija)

    Tidak jauh berbeda dengan Pablo, Yandi Sofyan juga akan berada di Persija sampai akhir musim ini.

    Penyerang berusia 32 tahun itu berlabuh ke tim kesayangan Jakmania dengan status pinjaman dari Malut United FC.  

    “Memang benar kami perlu mendatangkan bek sayap seperti Pablo, karena Dony berkali-kali membela timnas, jadi kami hanya punya satu pemain di posisi itu, yaitu Firza,” ujar Carlos Pena.

    “Yandi juga datang untuk memperkuat tim di posisi penyerang karena kami punya dua striker, Marko dan Gustavo, dua striker murni, dan saya ingin punya satu opsi lagi untuk membantu tim di posisi itu,” paparnya.

    Selain mendatangkan dua pemain baru, Persija juga melepas dua peminnya usai putaran pertama berlangsung.

    Mereka yang dilepas Persija adalah bek asing asal Brasil, Pedro Dias, serta pemain senior di tim, Riko Simanjuntak.

    Pedro Dias sendiri harus putus kontrak dengan Persija.

    Bek asing Persija Jakarta, Pedro Dias mendapatkan kesempatan bermain di tim utama. (Media Persija)

    Sementara itu Riko akan dipinjamkan ke PSS Sleman sampai akhir musim ini.

    “Jadi menurut saya, saya sangat senang dengan skuad yang saya punya saat ini. Para pemain ini tampil luar biasa di putaran pertama dan saya percaya penuh pada mereka untuk putaran kedua ini,” tegas Carlos Pena.

    Sebagai catatan, Persija Jakarta untuk sementara berhasil mengamankan posisinya di peringkat ketiga klasemen sementara.

    Macan Kemayoran menprehkan 34 poin, dengan mencatatkan 10 kemenangan, empat hasil imbang, dan empat kali kekalahan.

    Pada laga selanjutnya, Persija Jakarta akan menjamu Persita Tangerang, Minggu (19/1/2025), pukul 19.00 WIB.

    Klasemen Liga 1

     

    Klub

    D

    M

    S

    K

    GM

    GK

    -/+

    P

    1

    Persib

    17

    11

    6

    0

    30

    12

    18

    39

    2

    Persebaya

    17

    11

    4

    2

    22

    13

    9

    37

    3

    Persija Jakarta

    18

    10

    4

    4

    28

    18

    10

    34

    4

    Bali United

    17

    8

    4

    5

    25

    16

    9

    28

    5

    Arema

    17

    8

    4

    5

    27

    21

    6

    28

    6

    Persik

    17

    8

    3

    6

    21

    19

    2

    27

    7

    Persita

    17

    8

    3

    6

    16

    17

    -1

    27

    8

    Borneo

    17

    7

    5

    5

    23

    15

    8

    26

    9

    PSBS Biak

    17

    8

    1

    8

    25

    26

    -1

    25

    10

    Dewa United

    17

    6

    7

    4

    30

    20

    10

    25

    11

    PSM Makasar

    17

    5

    9

    3

    20

    16

    4

    24

    12

    Malut United

    18

    5

    7

    6

    19

    20

    -1

    22

    13

    Psis Semarang

    17

    5

    3

    9

    11

    18

    -7

    18

    14

    Pss Sleman

    17

    5

    3

    9

    20

    19

    1

    18

    15

    Barito Putera

    18

    3

    6

    9

    17

    29

    -12

    15

    16

    Madura United

    18

    3

    3

    12

    16

    38

    -22

    12

    17

    Persis

    17

    2

    4

    11

    11

    26

    -15

    10

    18

    Semen Padang

    17

    2

    4

    11

    12

    30

    -18

    10

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya