Negara: Finlandia

  • Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Helsinki

    Pemerintah Finlandia memanggil diplomat top Rusia untuk memprotes dugaan pelanggaran wilayah udara. Sebuah pesawat militer Moskow terdeteksi sempat memasuki wilayah udara Finlandia pekan ini.

    Finlandia, yang merupakan anggota aliansi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti dilansir Reuters, Rabu (11/6/2025), mengatakan bahwa pihaknya meyakini sebuah pesawat militer Rusia memasuki wilayah udaranya pada Selasa (10/6) waktu setempat.

    Pesawat militer Moskow itu terdeteksi mengudara di atas lepas pantai Porvoo di bagian selatan negara Nordik tersebut.

    Disebutkan oleh otoritas Helsinki bahwa Penjaga Perbatasan Finlandia sedang menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh.

    “Kementerian Luar Negeri telah mengundang pelaksana tugas (Plt) kepala misi Rusia untuk membahas masalah tersebut pada hari ini,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Finlandia pada Rabu (11/6) waktu setempat.

    Laporan televisi YLE yang mengutip Kementerian Pertahanan Finlandia, seperti dilansir Anadolu Agency, menyebut pesawat militer Rusia itu melanggar wilayah udara Finlandia di lepas pantai selatan kota Porvoo, di perairan Teluk Finlandia.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Itu merupakan pelanggaran kedua yang dilakukan Rusia terhadap wilayah Finlandia dalam waktu kurang dari tiga pekan terakhir.

    Pada 24 Mei lalu, Finlandia mengumumkan pelanggaran wilayah udaranya oleh dua pesawat militer Rusia. Dua hari setelah itu, atau pada 26 Mei, Helsinki memanggil Duta Besar Rusia untuk membahas insiden tersebut.

    Finlandia diketahui berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia — yang merupakan perbatasan terpanjang dalam aliansi NATO. Negara Nordik ini bergabung dengan NATO pada tahun 2023 setelah Moskow menginvasi Ukraina.

    Tonton juga video: Ukraina Rilis Video Diduga 2 Pesawat Rusia Kirim Bom ke Pulau Ular

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Indonesia Mendunia: Athan Siahaan Bawa Wastra Nusantara ke MY Fashion Week 2025

    Indonesia Mendunia: Athan Siahaan Bawa Wastra Nusantara ke MY Fashion Week 2025

    Liputan6.com, Yogyakarta – Di tengah dinamika industri fashion global yang semakin inklusif dan penuh inovasi, perhatian dunia kini tertuju pada kekayaan budaya lokal yang diolah menjadi karya modern. Tren ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para desainer muda untuk menghadirkan identitas bangsa dalam kancah internasional.

    Salah satu yang akan mewakili Indonesia dalam perhelatan fashion bergengsi adalah Athan Siahaan. Athan, desainer asal Indonesia yang dikenal sebagai penggiat wastra Nusantara, akan menampilkan karyanya di Malaysia Fashion Week (MY Fashion Week) 2025 yang digelar di Pitt Club, Kuala Lumpur pada 31 Mei 2025.

    Acara ini merupakan salah satu ajang mode terbesar di Asia Tenggara, diselenggarakan oleh MIDFW by Anuar Faizal, dengan tema besar “Where Legacy Meets The Future”. Athan akan tampil bersama desainer dari berbagai negara seperti Italia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan tentunya Indonesia.

    Dalam gelaran ini, Athan akan menampilkan sebanyak 30 koleksi bertajuk “KISAHKU”, sebuah karya yang menggambarkan perjalanan hidupnya sebagai desainer sejak memulai karier pada tahun 2009.

    “KISAHKU” bukan sekadar koleksi busana, melainkan narasi penuh makna yang Athan dedikasikan untuk para seniman muda di seluruh Nusantara sebuah pesan bahwa berkarya di panggung internasional bukanlah mimpi yang mustahil.

    Koleksi Athan kali ini menghadirkan perpaduan wastra Nusantara dengan sentuhan kontemporer. Batik tulis Madura, Eco Print Oempluk, lurik, dan bordir menjadi elemen utama dalam desainnya, dipadukan dengan bahan-bahan alami dan pewarnaan yang ramah lingkungan.

    Filosofi mendalam dalam setiap motif, seperti keindahan alam dan kearifan lokal, diolah Athan menjadi karya yang bukan hanya indah dipandang tetapi juga penuh pesan tentang kelestarian budaya. “Jika ingin melihat keindahan Indonesia, lihatlah pada wastra Nusantara. Setiap helai kain batik dan tenun adalah cermin kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia yang tak ternilai,” ujar Athan.

    Ia juga berharap semakin banyak generasi muda yang mencintai dan melestarikan kain tradisional Indonesia, agar warisan budaya ini tidak diambil dan diakui oleh bangsa lain. Prestasi Athan di panggung internasional bukanlah hal baru. Karya-karyanya telah melanglang buana, ditampilkan di berbagai negara seperti Malaysia, Finlandia, India, Hong Kong, Thailand, Jepang, bahkan hingga Rusia.

    Namun bagi Athan, setiap langkah adalah perjalanan belajar dan berbagi, bukan sekadar pencapaian pribadi. Dengan tampil di Malaysia Fashion Week 2025, Athan Siahaan tidak hanya membawa kain-kain Nusantara ke panggung dunia, tetapi juga membawa pesan tentang pentingnya merawat warisan budaya. “Karya ini menjadi bukti nyata bahwa mode bukan sekadar tren, melainkan juga alat untuk bercerita, menginspirasi, dan menyatukan masa lalu dengan masa depan,” tutupnya.

  • Libur Panjang, eL Hotel Kartika Wijaya Batu Nyaris Penuh

    Libur Panjang, eL Hotel Kartika Wijaya Batu Nyaris Penuh

    Batu, Beritasatu.com – Libur panjang yang bertepatan dengan hari kenaikan Isa Almasih 2025 membawa berkah bagi sektor pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur. Salah satu hotel favorit wisatawan, eL Hotel Kartika Wijaya, mencatatkan tingkat okupansi mencapai 90% pada Kamis (29/5/2025) dan diprediksi penuh 100% pada malam harinya.

    General Manager eL Hotel Kartika Wijaya Pamungkas mengungkapkan lonjakan tamu sudah terlihat sejak pagi dan didominasi oleh wisatawan luar kota. “Okupansi saat ini sudah mencapai hampir 90 persen dan kami optimistis bisa penuh 100 persen malam hari ini,” ujar Pamungkas.

    Hotel yang terletak di Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu ini dikenal dengan suasana sejuk dan pemandangan pegunungan. Letaknya yang berada di pusat kota juga memudahkan wisatawan mengakses berbagai destinasi wisata unggulan.

    Beberapa di antaranya, seperti Jatim Park, Museum Angkut, Alun-alun Batu, Wisata Paralayang, dan Pusat kuliner Kota Batu.  “Kami sering menyebut lokasi kami range 1, karena dekat dengan berbagai destinasi unggulan Kota Batu,” jelas Pamungkas.

    Selain wisatawan domestik, eL Hotel Kartika Wijaya juga menarik perhatian turis mancanegara. Pamungkas menyebut hotel ini sering menerima tamu long stay, termasuk dari Finlandia, Kanada, dan Korea Selatan. “Beberapa waktu lalu kami menerima tamu dari Firlandia selama 22 hari. Mereka senang dengan suasana hotel dan udaranya,” tambahnya.

    Salah satu tamu, Kanaya, wisatawan asal Surakarta, mengaku terkesan dengan desain interior hotel yang bergaya vintage dan menyebutnya sebagai penginapan yang Instagramable. “Baru pertama menginap saya sudah jatuh cinta. Interiornya vintage, spot foto di mana-mana, dan kolam renangnya langsung menghadap ke pegunungan,” katanya.

    Kanaya juga menilai pelayanan hotel sangat memuaskan, mulai dari keramahan staf, kebersihan kamar, hingga rasa makanan yang enak. “Yang paling penting harganya masih ramah di kantong. Kalau ke Batu lagi, pasti balik ke sini,” tambahnya.

    Dengan kombinasi antara lokasi strategis, suasana alam pegunungan, dan layanan berkualitas, eL Hotel Kartika Wijaya menjadi salah satu pilihan utama wisatawan saat libur panjang di Kota Batu.

  • Netanyahu Terpojok! Sekutu Dekat Israel Ramai-Ramai Balik Menyerang

    Netanyahu Terpojok! Sekutu Dekat Israel Ramai-Ramai Balik Menyerang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah negara-negara Barat mulai melontarkan kecaman terhadap Israel. Mereka mengkritisi agresifitas berlebihan yang dilakukan Negeri Zionis itu di wilayah Gaza, Palestina, serta sejumlah daerah Arab lainnya.

    Berikut sejumlah negara ‘sekutu’ Israel yang telah berbalik mengkritisi negara itu dengan keras dirangkum berbagai sumber:

    1. Jerman

    Kanselir Jerman Friedrich Merz melontarkan kecaman paling tajam terhadap Israel sejak konflik Gaza kembali memanas. Dalam konferensi pers di Turku, Finlandia, Selasa (27/5/2025), Merz menyatakan bahwa serangan militer besar-besaran Israel ke Jalur Gaza “tak lagi dapat dipahami” dan “tidak lagi dapat dibenarkan” sebagai bagian dari perang melawan Hamas.

    Pernyataan tersebut menandai perubahan signifikan dalam posisi publik Jerman, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pendukung paling setia Israel di kancah internasional, karena komitmen sejarahnya pasca-Holocaust. Namun, tekanan dari opini publik, partai koalisi, dan pejabat senior mulai mendorong pergeseran sikap di tingkat pemerintahan.

    “Serangan militer besar-besaran Israel di Jalur Gaza tidak menunjukkan logika apapun bagi saya. Bagaimana itu bisa melayani tujuan memerangi teror? Dalam hal ini, saya sangat, sangat kritis,” kata Merz, dilansir Reuters.

    “Saya bukan orang pertama yang mengatakannya… Tapi saya rasa waktunya sudah tiba untuk menyatakan secara terbuka bahwa apa yang saat ini terjadi sudah tidak bisa dipahami lagi.”

    Pernyataan Merz menyusul kritik dari Menteri Luar Negeri Johann Wadephul, serta seruan dari mitra koalisi junior Partai Sosial Demokrat (SPD) untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel guna menghindari keterlibatan Jerman dalam potensi kejahatan perang.

    2. Inggris-Kanada-Prancis

    Tiga negara besar sekutu Israel – Inggris, Kanada, dan Prancis – pada Senin pekan lalu mengeluarkan ancaman sanksi terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, jika negara tersebut tidak menghentikan ofensif militer barunya di Gaza dan mencabut pembatasan atas bantuan kemanusiaan.

    Langkah ini menandai tekanan internasional paling keras sejauh ini terhadap Israel dari sekutu tradisionalnya di Barat, yang selama ini mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri namun kini menilai eskalasi serangan sebagai tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.

    “Penolakan Pemerintah Israel terhadap bantuan kemanusiaan esensial bagi warga sipil tidak dapat diterima dan berisiko melanggar Hukum Humaniter Internasional,” tulis ketiga negara dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh pemerintah Inggris, dikutip dari Reuters.

    Dalam pernyataan yang sama, Inggris, Kanada, dan Prancis juga menentang perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, dan memperingatkan:

    “Kami tidak akan ragu mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk sanksi yang ditargetkan,” tegas mereka.

    Dalam pernyataan bersama itu, ketiga negara Barat tersebut menggarisbawahi bahwa dukungan mereka terhadap Israel bukanlah tanpa syarat.

    “Kami selalu mendukung hak Israel untuk membela warganya dari terorisme. Tapi eskalasi ini benar-benar tidak proporsional,” bunyi pernyataan bersama tersebut.

    “Kami tidak akan tinggal diam saat Pemerintah Netanyahu melakukan tindakan keterlaluan seperti ini.”

    3. Amerika Serikat (AS)

    Intensitas dukungan Washington terhadap Israel mulai nampak berkurang dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi setelah Trump berkunjung ke sejumlah negara Timur Tengah dan bertemu dengan pemimpin negara yang anti dengan Tel Aviv.

    Pada 19 Mei lalu, Trump bertemu pemimpin Islamis Suriah, Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan itu membahas pencabutan seluruh sanksi yang dijatuhkan Negeri Paman Sam terhadap Suriah.

    “Dia punya potensi. Dia pemimpin sejati,” kata Trump kepada wartawan setelah berunding dengan Sharaa pada Rabu pekan lalu di Riyadh.

    Hal itu mengukuhkan munculnya tatanan Timur Tengah baru yang dipimpin Sunni – yang melampaui ‘poros perlawanan’ Iran dan mengesampingkan Israel. Menurut tiga sumber regional dan dua sumber Barat, ada pesan yang jelas dari Trump bagi Negeri Yahudi.

    Di tengah meningkatnya kejengkelan di Washington atas kegagalan Israel mencapai gencatan senjata di Gaza, lawatan Trump merupakan penghinaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sekutu dekat AS, kata sumber tersebut.

    Sumber tersebut menyebut pesannya jelas: dalam visi diplomasi Timur Tengah Trump yang kurang ideologis dan lebih berorientasi pada hasil, Netanyahu tidak dapat lagi mengandalkan dukungan tanpa syarat AS untuk agenda sayap kanannya, kata sumber tersebut.

    “Pemerintahan ini sangat frustrasi dengan Netanyahu dan rasa frustrasi itu terlihat,” kata David Schenker, mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat di bawah mantan Presiden Republik George W. Bush.

    “Mereka sangat, sangat transaksional, dan Netanyahu tidak memberi mereka apapun saat ini.”

    Sumber tersebut mengatakan bahwa AS tidak akan meninggalkan Israel, yang tetap menjadi sekutu penting AS yang dukungannya di Washington sangat kuat dan bipartisan.

    “Namun, pemerintahan Trump ingin menyampaikan pesan kepada Netanyahu bahwa Amerika memiliki kepentingannya sendiri di Timur Tengah dan tidak suka jika dia menghalangi jalannya,” sumber tersebut menambahkan.

    “Kesabaran AS telah terkuras bukan hanya oleh penolakan Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza, tetapi juga penolakannya terhadap perundingan AS dengan Iran mengenai program nuklirnya.”

    “Meskipun secara terbuka menegaskan hubungan AS-Israel tetap kuat, pejabat pemerintahan Trump secara pribadi telah menyatakan kekesalannya dengan penolakan Netanyahu untuk mengikuti posisi Washington terkait Gaza dan Iran,” tambah sumber itu.

    (tps)

  • Di Tengah Kontroversi, Organisasi Bantuan Gaza Mulai Beroperasi

    Di Tengah Kontroversi, Organisasi Bantuan Gaza Mulai Beroperasi

    Gaza City

    Organisasi bantuan kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat mulai beroperasi di Gaza di tengah gelombang kritik dari sektor kemanusiaan, pengamat internasional, hingga direktur eksekutifnya sendiri yang telah mengundurkan diri.

    Yayasan Kemanusiaan Gaza, atau yang dikenal sebagai Gaza Humanitarian Foundation (GHF) ditugaskan menyalurkan bantuan di Jalur Gaza, dengan distribusi yang dilaporkan telah dimulai pada Senin (26/05).

    Langkah ini mungkin merupakan penyaluran bantuan pangan terbesar sejak Israel menutup akses bagi lembaga-lembaga kemanusiaan ke wilayah tersebut pada awal Maret lalu.

    Namun, GHF yang dikelola secara privat hanya diizinkan beroperasi dengan dukungan dari Israel dan Amerika Serikat. Sementara itu, sejumlah lembaga bantuan kemanusiaan yang telah lama beroperasi, termasuk jaringan lembaga PBB, masih dilarang masuk ke wilayah Gaza.

    Oleh karena itu, operasi GHF menuai kecaman luas karena dinilai tidak berlandaskan pada prinsip-prinsip kemanusiaan.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Apa itu GHF dan apa yang sudah dilakukannya?

    Gaza Humanitarian Foundation (GHF) adalah lembaga bantuan kemanusiaan yang terdaftar di Jenewa, Swiss. Menurut kantor berita Reuters, GHF beroperasi dengan bantuan perusahaan keamanan dan logistik swasta, yakni UG Solutions dan Safe Reach Solutions.

    Dalam pernyataannya, GHF menyebut akan mendirikan empat titik distribusi untuk menyalurkan makanan dan pasokan medis kepada warga Gaza. Organisasi ini menargetkan distribusi sebanyak 300 juta porsi makanan dalam 90 hari pertama operasinya, serta menjangkau satu juta warga Palestina dalam waktu satu minggu.

    Saat ini, sekitar dua juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza.

    Operasi GHF resmi dimulai pada Senin, 26 Mei, beberapa jam setelah direktur eksekutifnya, mantan Marinir AS Jake Wood, mengundurkan diri.

    Wood sebelumnya menjadi wajah dari GHF sejak organisasi ini dipilih sebagai mitra utama penyaluran bantuan oleh pemerintah AS dan Israel. Sebelum bergabung dengan GHF, Wood dikenal sebagai pendiri Team Rubicon, organisasi yang fokus pada bantuan penanggulangan bencana, didirikan pada tahun 2010.

    Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Wood menyebut GHF tidak mampu mematuhi “prinsip-prinsip dasar kemanusiaan, netralitas, ketidakberpihakan, dan independensi, prinsip yang tidak akan saya abaikan.”

    Rencana GHF dikritik luas oleh komunitas kemanusiaan

    Pengunduran diri Wood terjadi di tengah gelombang kritik dari PBB, organisasi bantuan independen, dan pakar kemanusiaan terkait rencana penyaluran bantuan GHF di Gaza yang dilakukan dengan persetujuan serta keterlibatan Israel.

    “Bantuan seharusnya disalurkan oleh pihak netral yang tidak terlibat dalam konflik,” kata Thea Hilhorst, peneliti bantuan kemanusiaan dari Erasmus University Rotterdam, Belanda.

    “Dalam kasus ini, Israel yang memegang kendali. Israel bukan pihak netral, Israel adalah okupan dan pihak yang ikut bertikai.”

    Salah satu sorotan utama terhadap rencana GHF adalah lokasi distribusi bantuan.

    Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memaparkan rencana yang terdiri dari tiga tahap. Rencana ini mencakup penggunaan militer Israel untuk mengamankan distribusi bantuan serta “pembentukan zona steril di wilayah selatan [Gaza], tempat warga sipil akan dipindahkan.”

    Hingga kini, empat titik distribusi GHF telah ditetapkan di Selatan, wilayah yang dihuni sedikit warga Palestina. Pemerintah Israel mengklaim pendekatan ini bertujuan agar bantuan tidak diperoleh Hamas. Israel sendiri masih aktif dalam perang yang tengah berlangsung dengan kelompok militan tersebut sejak serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 orang disandera.

    Laporan menunjukkan bahwa warga yang ingin mengakses bantuan harus melewati penjagaan militer terlebih dahulu.

    Langkah ini memicu kekhawatiran akan potensi pemindahan paksa warga dari wilayah utara Gaza yang padat penduduk. Netanyahu menyatakan bahwa warga yang memasuki zona steril di selatan Gaza “tidak otomatis bisa kembali [ke wilayah utara].”

    Hilhorst mengatakan kepada DW bahwa langkah tersebut bisa dianggap sebagai pembersihan etnis, karena telah melanggar prinsip bantuan kemanusiaan yang mewajibkan bantuan untuk diberikan di tempat di mana warga berada, bukan dengan memaksa mereka melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkannya.

    “Dia (Netanyahu) menggunakan bantuan sebagai alat untuk memindahkan penduduk dari Gaza. Ini adalah bentuk instrumentalitas bantuan untuk kepentingan perang,” ujar Hilhorst.

    “Satu-satunya hal yang seharusnya dilakukan [Netanyahu] saat ini adalah membuka akses perbatasan untuk bantuan kemanusiaan. Tapi itu tidak dilakukan, dan ia justru menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.”

    Koordinator Badan Bantuan Darurat PBB, Tom Fletcher, juga menyampaikan keprihatinan serupa di hadapan Dewan Keamanan PBB pada 13 Mei lalu. Ia mengatakan bahwa taktik tersebut tampaknya “lebih memprioritaskan tujuan depopulasi Gaza daripada menyelamatkan nyawa warga sipil.”

    Sementara itu, kelompok Hamas pada Senin memperingatkan warga Palestina di Gaza untuk tidak bekerja sama dengan GHF. Dalam keterangan kepada media, Hamas menyebut sistem yang diajukan GHF justru akan “menggantikan tatanan dengan kekacauan, memperkuat kebijakan kelaparan sistematis terhadap warga Palestina, dan menjadikan makanan sebagai senjata di masa perang.”

    Bantuan PBB masih terhalang masuk Gaza

    Dengan beroperasinya GHF, sejumlah lembaga kemanusiaan kembali mendesak agar layanan bantuan kemanusiaan bisa kembali dijalankan secara penuh di Gaza.

    Jonathan Fowler, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, mengatakan kepada DW bahwa sudah ada sistem kemanusiaan internasional yang terbukti efektif dan menghormati hukum humaniter internasional.

    “Tidak perlu sistem baru. Sistem yang sudah ada bisa bekerja secara maksimal untuk menyalurkan bantuan jika diizinkan. Masalahnya, sekarang justru tidak diizinkan,” ujar Fowler.

    Meski begitu, seperti telah diperingatkan organisasi-organisasi kemanusiaan akan terjadinya bencana kelaparan di Gaza, distribusi makanan merupakan intervensi yang diperlukan dan penting.

    Namun, walau GHF telah memulai distribusi logistik, kendaraan dari lembaga bantuan independen masih dilarang masuk ke wilayah Gaza.

    Menurut Sarah Schiffling, wakil direktur Humanitarian Logistics and Supply Chain Research Institute yang berbasis di Finlandia, larangan terhadap distribusi bantuan non-makanan bisa dianggap sebagai pengepungan.

    “Pengepungan berarti memutus akses suatu wilayah dari dunia luar, dan itulah yang kita lihat saat ini dari sisi logistik,” ujar Schiffling kepada DW.

    Ia menilai, meski diizinkannya GHF untuk membawa bantuan merupakan langkah yang “sangat positif”, bantuan dari organisasi kemanusiaan lainnya tetap penting, terutama untuk menyuplai kebutuhan lain seperti bahan bakar, alat masak, tempat tinggal, obat-obatan, dan barang-barang esensial lainnya.

    “Ada banyak sekali truk bermuatan barang bantuan yang sangat dibutuhkan, menumpuk di sepanjang perbatasan Gaza, tapi tidak kunjung diberi izin masuk,” katanya.

    “Ini benar-benar soal akses, bukan masalah pengadaan barang, bukan masalah pengiriman barang ke perbatasan.”

    UNRWA juga menyebut sekitar 3.000 truk masih tertahan di Yordania dan Mesir, menunggu izin melintasi perbatasan Israel. Beberapa di antaranya membawa obat-obatan yang terancam kedaluwarsa.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kanselir Jerman Kecam Israel yang Bombardir Gaza

    Kanselir Jerman Kecam Israel yang Bombardir Gaza

    JAKARTA  – Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan teguran paling kerasnya terhadap Israel. Merz mengkritik serangan udara besar-besaran di Gaza karena tidak lagi dibenarkan oleh kebutuhan untuk memerangi Hamas dan “tidak lagi dapat dipahami”.

    Pesan tersebut mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam opini publik tetapi juga kemauan yang lebih besar dari politikus Jerman tingkat atas untuk mengkritik tindakan Israel sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.

    Kritik serupa juga dilontarkan menteri luar negeri Merz, Johann Wadephul termasuk seruan dari mitra koalisi juniornya, Partai Sosial Demokrat. Mereka medensak menghentikan ekspor senjata ke Israel atau Jerman akan terlibat dalam kejahatan perang.

    Meskipun bukan perubahan total, perubahan nada ini signifikan di negara yang kepemimpinannya mengikuti kebijakan tanggung jawab khusus untuk Israel, yang dikenal sebagai Staatsraeson, karena warisan Holocaust Nazi.

    Jerman, bersama dengan Amerika Serikat, menjadi salah satu pendukung Israel yang paling gigih.

    Tetapi pernyataan Merz muncul saat Uni Eropa meninjau kembali kebijakannya terhadap Israel dan Inggris, Prancis, dan Kanada juga mengancam akan melakukan “tindakan konkret” atas Gaza.

    “Serangan militer besar-besaran oleh Israel di Jalur Gaza tidak lagi menunjukkan logika apa pun bagi saya. Bagaimana serangan itu melayani tujuan menghadapi teror. Dalam hal ini, saya memandangnya dengan sangat, sangat kritis,” kata Merz di Turku, Finlandia dilansir Reuters, Selasa, 27 Mei.

    “Saya juga bukan termasuk orang yang pertama kali mengatakannya. Namun, tampaknya dan bagi saya tampaknya sudah tiba saatnya saya harus mengatakan secara terbuka, (bahwa) apa yang sedang terjadi saat ini tidak lagi dapat dipahami,” tegas Merz.

    Pernyataan tersebut sangat mengejutkan mengingat Merz memenangkan pemilihan umum pada Februari dengan menjanjikan akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tanah Jerman, yang bertentangan dengan surat perintah penangkapan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Merz juga menggantung gambar pantai Zikim di kantor kanselir, tempat para pejuang Hamas tiba dengan perahu selama aksi mereka pada tahun 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

     

    Kanselir berencana untuk berbicara dengan Netanyahu pekan ini, karena serangan terhadap Gaza telah menewaskan puluhan orang dalam beberapa hari terakhir dan populasinya yang berjumlah 2 juta jiwa terancam kelaparan.

    Ia tidak menjawab pertanyaan tentang ekspor senjata Jerman ke Israel. Sementara seorang pejabat pemerintah mengatakan hal ituadalah masalah yang harus diselesaikan oleh dewan keamanan yang diketuai oleh Merz.

    Duta Besar Israel untuk Berlin, Ron Prosor, mengakui kekhawatiran Jerman tetapi tidak memberikan komentar apa pun.

    “Ketika Friedrich Merz mengemukakan kritik ini terhadap Israel, kami mendengarkan dengan saksama karena ia adalah seorang teman,” kata Prosor kepada penyiar ZDF.

  • Jet Tempur Finlandia Jatuh, Pilot Selamat

    Jet Tempur Finlandia Jatuh, Pilot Selamat

    Helsinki

    Sebuah jet tempur F/A-18 Hornet milik Finlandia jatuh di dekat bandara Rovaniemi yang ada di wilayah Arktik bagian utara di Finlandia. Pilot jet tempur itu berhasil diselamatkan setelah melontarkan diri keluar.

    Angkatan Bersenjata Finlandia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (7/5/2025), menyebut kecelakaan itu terjadi di “area bandara Rovaniemi” pada Rabu (7/5) siang, sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

    Penyebab kecelakaan jet tempur itu belum diketahui secara jelas.

    Asap berwarna hitam pekat terlihat mengepul dari lokasi kejadian, dengan laporan televisi lokal YLE menyebut beberapa kendaraan darurat dikerahkan ke area tersebut.

    Ruas jalanan menuju ke area bandara tersebut ditutup sementara, dan polisi memblokir akses ke bandara.

    Operator bandara Finavia mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tidak memperkirakan penerbangan-penerbangan sipil akan terdampak oleh kecelakaan itu untuk sementara waktu.

    Jet tempur F/A-18 Hornet merupakan jet tempur buatan Amerika Serikat (AS). Finlandia yang merupakan negara anggota aliansi pertahanan NATO yang dipimpin AS, diketahui menggunakan sejumlah jet tempur buatan Washington, termasuk jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin.

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Intelijen Latvia: Rusia Pantau Militer NATO di Laut Baltik, Naikkan Jumlah Pasukan Hingga 1,5 Juta – Halaman all

    Intelijen Latvia: Rusia Pantau Militer NATO di Laut Baltik, Naikkan Jumlah Pasukan Hingga 1,5 Juta – Halaman all

    Badan Intelijen Latvia: Rusia Pantau NATO di Laut Baltik, Naikkan Jumlah Pasukan Hingga 1,5 Juta Personel

     

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia sedang meningkatkan pengawasannya terhadap aktivitas militer NATO di Laut Baltik dan sedang menjalani reformasi militer besar-besaran, kata Dinas Intelijen dan Keamanan Pertahanan (MIDD) Latvia.

    Lembaga itu dilaporkan bertugas melakukan asessment (penilaian) aktivitas militer Rusia di sekitar Latvia.

    Perlu dicatat, neara-negara NATO tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap manuver Rusia merujuk pada agresi militer pasukan Moskow ke Ukraina.

    Perang  Ukraina yang berlarut-larut dan telah memasuki tahun ketiga berpotensi melebar seiring makin banyaknya keterlibatan banyak negara baik langsung maupun tidak langsung, termasuk dari negara para anggota NATO.

    Asessment ancaman dan laporan aktivitas tahun lalu yang diterbitkan dinas tersebut menyatakan kalau Rusia sedang melakukan demonstrasi kekuatan dan aksi-aksi provokatif.

    Aksi provokasi itu, kata hasil asessment badan tersebut antara lain pelanggaran batas wilayah udara yang tidak sah, pendekatan agresif terhadap pesawat dan kapal negara anggota NATO.

    “Aksi-aksi Rusia ini meningkatkan ancaman insiden militer yang tidak disengaja,” kata badan tersebut dilansir media Latvia, lsm.

    Laporan menyatakan, provokasi oleh Rusia ini kemungkinan ditujukan untuk mengintimidasi dan menguji musuh potensial.

    “Pada saat yang sama, upaya untuk mendiskreditkan respons dan kemampuan pertahanan negara-negara di kawasan tersebut tidak dapat dikesampingkan,” menurut MIDD.

    PASUKAN RUSIA – Tangkap Layar Anadolu, Rabu (9/4/2025) yang menunjukkan konvoi lapis baja dan tank Pasukan Rusia di perbatasan. Esklasi konflik antara Rusia dan negara NATO berkembang ke arah konflik terbuka seiring berlarutnya Perang Ukraina. (Anadolu/Tangkap Layar)

    Moskow Tingkatkan Pasukan hingga 1,5 Juta Personel

    MIDD juga menunjukkan kalau Rusia tengah menjalani reformasi militer besar-besaran, yang direncanakan untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjatanya dari satu menjadi satu setengah juta tentara. 

    Perubahan paling signifikan direncanakan dalam arah strategis distik sayap barat Rusia.

    “Kemungkinan akan memakan waktu beberapa tahun, bahkan mungkin satu dekade, untuk mencapai tujuan penuh reformasi, tetapi diperkirakan jumlah angkatan bersenjata Rusia di perbatasan Latvia akan mulai meningkat seiring dengan menurunnya intensitas permusuhan di Ukraina,” kata dinas tersebut.

    Pada saat yang sama, dinas tersebut menekankan, Rusia tidak memiliki kemampuan militer untuk melakukan operasi darat lainnya di tingkat strategis dalam situasi saat ini.

    Badan intelijen Latvia itu mengungkapkan, sebagai bagian dari reformasi Angkatan Bersenjata Rusia pada tahun 2024, Distrik Militer Barat yang berdekatan dengan perbatasan Latvia direorganisasi untuk membentuk Distrik Militer Leningrad dan Moskow.

    “Ini adalah tanggapan resmi Rusia terhadap masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO,” jelas MIDD.

    Distrik Militer Leningrad yang baru dibentuk bertanggung jawab atas poros strategis barat laut, meliputi Negara Baltik dan Skandinavia.

    Sementara itu, Distrik Militer Moskow bertanggung jawab atas Eropa Tengah dan sebagian Ukraina dan kemungkinan akan bekerja sama erat dengan angkatan bersenjata Belarusia, kata laporan itu.

    Ilustrasi pasukan Rusia (Anton Holoborodko)

    Militer Rusia Bentuk Korps-Korps Baru

    MIDD juga mencatat, bersamaan dengan perang di Ukraina, Rusia setidaknya secara resmi telah mulai membentuk unit-unit baru dan mereformasi unit-unit yang ada sesuai dengan rencana yang dideklarasikannya untuk mereformasi angkatan bersenjatanya.

    Misalnya, korps tentara baru telah dibentuk di Karelia, sementara dua brigade senapan bermotor dari Angkatan Darat Umum ke-6 yang paling dekat dengan Latvia sedang diubah menjadi divisi.

    Brigade Infanteri Marinir Armada Baltik, yang ditempatkan di Eksklave Kaliningrad, akan direformasi sebagai sebuah divisi.

    Laporan intelijen Latvia itu menjelaskan kalau pembentukan atau perluasan unit baru belum menyiratkan peningkatan kekuatan nyata di dekat perbatasan Latvia, karena sebagian besar sumber daya militer Rusia masih dialihkan ke Ukraina.

    Tahun ini, Rusia dan Belarus berencana untuk mengadakan latihan strategis gabungan “Zapad-2025”, yang akan berlangsung terutama di wilayah Belarus, tetapi skala dan wilayah yang dicakup akan sangat bergantung pada situasi perang Rusia melawan Ukraina, kata dinas tersebut.

    “Laporan MIDD juga menjelaskan kalau dalam jangka menengah dan panjang, Rusia akan semakin sulit untuk kembali ke ekonomi masa damai – hal ini pada gilirannya menciptakan permintaan domestik untuk mempertahankan kebijakan luar negeri yang agresif dan terus mempersenjatai diri,” tulis simpulan ulasan lsm yang menyiratkan seruan bagi Latvia untuk meningkatkan kewaspadaan militernya atas ancaman Moskow ini.

     

     

     

    (oln/lsm/lv/*)

  • Bos BGN Sebut Program MBG Negara Maju Juga Pernah Alami Kasus Keracunan

    Bos BGN Sebut Program MBG Negara Maju Juga Pernah Alami Kasus Keracunan

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana bicara kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di beberapa daerah. Ia menyebut, kejadian serupa juga pernah terjadi di negara-negara maju.

    Dadan mengatakan, di luar negeri malah banyak peristiwa keracunan yang tidak terjadi saat awal-awal program, tidak seperti yang dialami Indonesia. Di Indonesia, program MBG baru berjalan selama tiga bulan dan banyak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang baru beroperasi.

    “Contoh di Mesir misalnya, itu mulai program pada tahun 1991 kejadiannya 2017. Di situ bahkan ada 3.353 siswa yang sakit dan 435 lainnya terdampak, setelah 26 tahun kemudian. Di Tiongkok bahkan ada beberapa yang meninggal, itu setelah 10-13 tahun, di Jepang setelah 49 tahun kejadian,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).

    “Jadi ini kelihatannya pengalaman-pengalaman negara lain yang harus kita selalu acu. Sudah menjadi rutinitas, kemudian terjadi kelengahan,” sambungnya.

    Tidak hanya di Mesir, China, Jepang, bahkan Amerika Serikat (AS) juga pernah mengalami kondisi serupa setelah lebih dari 51 tahun program berjalan. Begitu pula di Finlandia, terjadi kasus keracunan setelah program berjalan 80 tahun.

    Kondisi serupa juga terjadi di Republik Dominika, dengan 300 anak sakit karena mengkonsumsi susu terkontaminasi pada 2010, setelah program tersebut berjalan selama 7 tahun. Lalu kasus serupa juga terjadi di Afrika Selatan pada 2014 setelah program MBG berjalan 20 tahun lamanya, satu anak meninggal dunia.

    “Ini adalah contoh-contoh kejadian di negara lain yang menjadi pelajaran bagi kita bahwa setelah sukses dengan pelayanan 2-3 bulan, mereka tetap harus diberi penyegaran agar makanan ini betul-betul bisa dinikmati oleh para siswa setelah ke dalam keadaan bersih higienis, sehat, dan menyehatkan karena target dari BGN adalah nol kejadian,” ujarnya.

    Keracunan MBG di Indonesia

    Sedangkan di Indonesia, Dadan mengakui bahwa telah terjadi beberapa peristiwa keracunan. Salah satunya, kejadian keracunan makanan di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada awal Januari lalu. Kejadian ini berdampak pada sekitar 40 siswa.

    “Ini penyebabnya sebetulnya teknis karena ini baru mulai (program). Jadi pada saat masakan sudah diolah, pada saat mau menggoreng gasnya habis. Itu kejadian yang pertama dari Sukuharjo dan sampai sekarang Alhamdulillah tidak pernah terjadi lagi,” kata dia.

    Kejadian serupa juga di Batang Jawa Tengah. Saat itu masakan dalam keadaan baik, kemudian dikirim dengan tepat waktu. Namun karena saat itu di sekolah ada acara, sehingga makanan itu terlambat dimakan.

    Berikutnya kasus keracunan di Cianjur, Jawa Barat. Dadan mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan hasilnya yakni ada dua sekolah yang terdampak dari 9 sekolah. Adapun dari 72 siswa yang terdampak, hasil uji laboratorium menunjukkan negatif racun.

    “Hasilnya sudah keluar dari lab, baik itu untuk tray-nya, untuk airnya, untuk fasilitas, termasuk untuk masakan yang waktu itu dikonsumsi siswa, termasuk muntahannya, dan alhamdulillah hasilnya negatif (racun),” kata Dadan.

    Saat ini, pihaknya masih terus mencari apa yang menyebabkan peristiwa muntah-muntah yang dialami para siswa. Selain Cianjur, pihaknya juga masih mendalami kejadian di Bandung, Tasik, hingga Pali Sumatera Selatan.

    “Kami sampai sekarang belum dapat laporan, tapi baik yang di Bandung maupun di Tasik maupun di Pali, yang baru terjadi, itu karena masakan terlalu awal dimasak dan tidak cepat untuk bisa di-delivery sehingga dengan kejadian-kejadian seperti ini kami kemudian melakukan perbaikan-perbaikan SOP,” ujarnya.

    (shc/ara)

  • Israel Sekarang Nomor 1, Amerika dan China Kalah Telak

    Israel Sekarang Nomor 1, Amerika dan China Kalah Telak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China dikenal sebagai dua negara yang paling kencang berkompetisi untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). AS bahkan melancarkan berbagai kebijakan, seperti pemblokiran chip AI ke China, untuk menghambat perkembangan AI di China.

    Namun, ternyata negara dengan talenta digital AI nomor satu di dunia tak berasal dari AS maupun China. Israel dilaporkan menjadi ‘raja’ talenta AI tertinggi di dunia. 

    Temuan ini berdasarkan laporan terbaru LinkedIn tahun 2024, yang mengukur distribusi kemampuan AI secara global. Data menunjukkan, Israel unggul dalam pengembangan talenta AI meski memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih kecil dibanding AS dan China.

    Permintaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan AI alias ‘AI talent’ sendiri terus meningkat.

    Menurut riset, sebanyak 66% pemimpin perusahaan mengatakan tak akan merekrut karyawan yang tidak memiliki keterampilan AI. Sementara itu, 71% di antaranya lebih memilih merekrut orang yang belum berpengalaman tetapi menguasai AI, ketimbang orang berpengalaman yang tidak punya keterampilan tersebut.

    Temuan ini diungkap dalam laporan Microsoft dan LinkedIn tahun 2024 yang dilakukan melalui survei terhadap 31.000 orang di 31 negara.

    Untuk mengukur penyebaran talenta AI, LinkedIn merilis metrik ‘Konsentrasi Talenta AI’, menggunakan data dari profil pengguna. Penilaian mempertimbangkan keterampilan engineering AI seperti machine learning dan natural language processing, serta literasi AI seperti penggunaan ChatGPT dan GitHub Copilot.

    Berdasarkan data tersebut, Israel menempati posisi teratas dengan konsentrasi talenta AI sebesar 1,98%, jauh di atas rata-rata global. Sementara itu, negara seperti China dan Amerika Serikat tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’ meskipun dikenal agresif mengembangkan AI.

    Hanya saja, perlu dicatat bahwa penyensoran yang masif di China terhadap platform buatan AS bisa jadi merupakan alasan banyak talenta China yang tidak memiliki akun LinkedIn, sehingga datanya tidak bisa dihimpun.

    10 negara dengan talenta AI terbanyak

    Berikut daftar 10 negara dengan konsentrasi talenta AI terbanyak menurut LinkedIn:

    Israel (1,98%)
    Singapura (1,64%)
    Luksemburg (1,44%)
    Estonia (1,17%)
    Swiss (1,16%)
    Finlandia (1,13%)
    Irlandia (1,11%)
    Jerman (1,09%)
    Belanda (1,07%)
    Korea Selatan (1,06%)

    Untuk daftar enam besar, tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya. Sementara Irlandia naik empat peringkat ke posisi ke-7 dan Korea Selatan turun tiga peringkat ke posisi ke-10.

    “Banyak negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi seperti Israel, Singapura, Luksemburg, dan Estonia adalah negara kecil, namun mampu mengembangkan ekosistem yang mendukung pertumbuhan talenta AI dengan cepat,” kata Chua Pei Ying, Kepala Ekonom LinkedIn wilayah APAC.

    Menurut Chua, hal itu bisa terjadi berkat kombinasi investasi perusahaan dalam pelatihan karyawan dan kebijakan pemerintah yang mendorong pembelajaran berkelanjutan.

    Sementara itu, India meski belum masuk ‘Top 10’, menunjukkan peningkatan talenta AI sebesar 252% sejak 2016. Tahun 2024 saja, India mencatatkan kenaikan 33,4% dalam perekrutan terkait AI secara tahunan.

    Untuk pertumbuhan perekrutan terkait AI di 2024, Singapura mencatatkan kenaikan 25% dan Amerika Serikat 24,7%.

    “Kultur pembelajaran di Singapura sangat menonjol, sehingga membuat negara ini kompetitif di era AI,” tambah Chua.

    Data LinkedIn juga mencatat pekerja di Singapura menghabiskan 40% lebih banyak waktu untuk belajar keterampilan AI dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

    Talenta AI merupakan aspek penting untuk pengembangan teknologi AI. Pasalnya, infrastruktur dan pemanfaatan AI akan mandek jika tak disertai dengan talenta AI yang mumpuni. 

    Untuk itu, AS dan China agaknya perlu belajar dari Israel. Bukan tak mungkin di masa depan Israel bisa memimpin pengembangan AI lantaran memiliki talenta-talenta yang lebih banyak untuk mengembangkan teknologi masa depan tersebut. Kita lihat saja nanti.

    (fab/fab)