Negara: Filipina

  • Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang turis asal Jerman ditusuk hingga tewas di dekat Menara Eiffel, Paris, Prancis pada Sabtu (2/12) malam waktu setempat. Sementara dua orang lainnya mengalami luka-luka.

    Turis Jerman itu diketahui adalah seorang pria kelahiran Filipina.

    Video dari tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan mobil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran tiba. Lalu lintas yang padat pun dialihkan. Banyak penjagaan juga dipasang. Warga diimbau menghindari kawasan tersebut.

    Seorang polisi mengatakan kepada AFP bahwa sosok penyerang tersebut dikenal sebagai seorang Islam radikal dan sedang dirawat karena penyakit mental.

    Sumber itu menyebut terduga pelaku itu sempat meneriakkan “Allahu Akbar” sebelum ditangkap.

    Kantor Kejaksaan Paris mengatakan identitas penyerang adalah orang Prancis kelahiran 1997. Dia sebelumnya pernah ditangkap dalam penyelidikan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

    Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pria tersebut telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada 2016 lantaran merencanakan serangan namun gagal dilakukan olehnya.

    “Seorang pria menyerang pasangan yang merupakan turis asing. Seorang turis Jerman kelahiran Filipina tewas akibat aksi penikaman tersebut,” ujar Damanin saat mengunjungi TKP di dekat jembatan Bir Hakeim di Sungai Seine, Paris, dilansir dari AFP.

    Darmanin mengklaim seorang sopir taksi yang menyaksikan kejadian itu turut turun tangan. Penyerang lantas menyeberangi Sungai Seine menyerang orang lain dan melukai satu orang dengan palu ketika polisi mengejarnya.

    Polisi menggunakan taser untuk menetralisir pria tersebut sebelum ditangkap.

    “Dia telah mengancam mereka dengan sangat kejam…Dia sekarang harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan keadilan,” kata Darmanin.

    Menurut Darmanin, terduga pelaku mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak tahan dengan pembunuhan umat Islam di Afghanistan dan Palestina.

    Keterangan saksi mata

    Seorang manager supermarket bernama Joseph S (37) mengaku menyaksikan peristiwa tersebut ketika duduk di sebuah bar.

    Joseph mendengar teriakan dan orang-orang menyerukan “tolong, tolong” saat mereka berlari. Seorang pria yang memegang sebuah benda menyerang seorang pria yang terjatuh. Ia menyebut polisi pun tiba dalam waktu 10 menit.

    Ucapan bela sungkawa

    [Gambas:Instagram]

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan bela sungkawa terhadap keluarga korban dalam peristiwa tersebut.

    “Saya mengirimkan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat warga negara Jerman yang meninggal malam ini selama serangan teroris terhadap Paris,” tulis Macron melalui media sosial X.

    Macron juga berterima kasih kepada petugas yang segera menangkap terduga pelaku.

    Senada, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne juga menyampaikan bela sungkawanya. Borne menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada terorisme.

    Prancis telah mengalami beberapa serangan oleh kelompok ekstremis, termasuk serangan bunuh diri dan serangan senjata di Paris pada November 2015 yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.

    Situasinya relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir, walupun para pejabat telah memperingatkan bahwa ancaman masih ada.

    Kendati demikian, ketegangan meningkat di Prancis, yang merupakan rumah bagi banyak populasi Yahudi dan Muslim, menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan pemboman Israel di Jalur Gaza.

    Keamanan di Paris juga berada dalam pengawasan khusus menjelang persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.

    (pua/pua)

    [Gambas:Video CNN]

  • Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Apa ‘Deal’ Baru Israel-Hamas sampai Gencatan Senjata Diperpanjang?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina sepakat memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina selama dua hari hingga Kamis (30/11). 

    Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata pada pekan lalu setelah sebulan lebih berperang sejak 7 Oktober lalu. Dalam kesepakatan awal, keduanya sepakat menerapkan empat hari gencatan senjata.

    Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut, Hamas dan Israel juga sepakat saling membebaskan sandera dan tahanan Palestina.

    Setelah berjalan hampir empat hari, Israel dan Hamas pun sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari hingga Kamis (30/11).

    Apakah ada kesepakatan baru antara Hamas-Israel hingga sepakat memperpanjang gencatan senjata?

    Sejauh ini, Israel belum mengumumkan secara resmi perpanjangan gencatan senjata. Namun, Qatar, sebagai mediator kesepakatan ini mengatakan perpanjangan gencatan senjata berlaku setelah mendapat tawaran baru dari Hamas. 

    Tawaran baru dari Hamas itu adalah pembebasan lebih banyak sandera. Dalam kesepakatan gencatan senjata awal, Israel dan Hamas memang sepakat mempertimbangkan gencatan senjata jika ada pembebasan sandera lebih banyak lagi.

    Israel dan Hamas sepakat akan ada tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap pembebasan 10 sandera tambahan.

    “Dan kami mendapat konfirmasi dari Hamas bahwa 20 sandera tambahan akan dibebaskan dalam dua hari,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari, dikutip Middle East Eye.

    Dia kemudian berujar, “Di sisi Palestina, itu berarti 60 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.”

    Israel dan Hamas sebelumnya sepakat gencatan senjata pada 24 hingga 27 November.

    Perjanjian itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan yang masuk, hingga pertukaran sandera atau tahanan.

    Menyoal pertukaran sandera, berdasarkan kesepakatan itu, Hamas membebaskan 50 sandera dan Israel 150 tahanan Palestina dari berbagai penjara di negara tersebut.

    Pertukaran itu berlangsung secara bertahap selama empat hari. Di tiga hari pertama, per hari Hamas membebaskan 13 warga Israel dan 11 orang di hari keempat, demikian dikutip Al Jazeera.

    Hamas juga membebaskan sandera asing yang terdiri dari 17 warga Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang berkewarganegaraan ganda Israel-Rusia.

    Pembebasan warga asing itu tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

    Israel sementara itu, membebaskan 39 tahanan per hari selama tiga hari saat gencatan senjata. Di hari keempat mereka melepas 33 tahanan Palestina.

    Dengan demikian, total sandera yang akan dibebaskan dari hari pertama gencatan senjata hingga besok, 28 November, adalah 70 sandera Israel dan 210 tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini berlangsung usai 48 hari Israel melancarkan agresi ke Palestina.

    Selama operasi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit. Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 warga di Palestina meninggal.

    Selama gencatan senjata, Israel juga terpantau masih melakukan penyerangan di Gaza dan Tepi Barat.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Alasan Gencatan Senjata Israel Hamas di Jalur Gaza Diperpanjang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas Palestina resmi memperpanjang gencatan senjata selama dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu Gaza.

    Perpanjangan gencatan senjata ini disebut-sebut untuk membebaskan lebih banyak sandera atau tahanan dari Gaza dan Israel.

    Pentolan Hamas Ghazi Hamid mengatakan kesepakatan perpanjangan ini telah tertulis dalam perjanjian. Perpanjangan gencatan senjata disepakati lantaran kedua belah pihak setuju membebaskan lebih banyak tahanan dan sandera dari masing-masing pihak.

    “Itu [kemungkinan perpanjangan gencatan senjata] tertulis dalam perjanjian, jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera, akan ada lebih banyak gencatan senjata,” kata Hamid kepada Al Jazeera.

    Hamid berharap gencatan senjata ini bisa terus diperpanjang hingga perang berakhir.

    Dia juga menyebut harapan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Qatar, Mesir, dan sejumlah negara Barat.

    “Kami ingin mengakhiri perang. Kami sedang gencatan senjata sementara, tapi kami mencoba memperpanjang,” ujar dia.

    Sementara itu, Israel belum memberikan komentar resmi soal perpanjangan gencatan senjata.

    Namun sebelum resmi diperpanjang, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi sinyal persetujuan atas rencana ini.

    Di kesempatan terpisah, Israel juga menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan seluruh sandera. meski mereka juga berambisi memusnahkan hamas.

    “Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan Gaza tak seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.

    Pengumuman perpanjangan gencatan senjata ini muncul dari mediator Israel-Hamas yakni Qatar.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan kedua pihak sepakat menambah hari untuk jeda kemanusiaan.

    “Pemerintah Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari proses mediasi yang berlangsung, kesepakatan telah tercapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” ungkap Al Anshari.

    Gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November.

    Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan.

    Menyoal pertukaran tahanan, Hamas sepakat membebaskan 50 sandera Israel, dan pemerintahan Zionis sepakat melepas 150 tahanan Palestina.

    Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina.

    Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Apabila tak ada kesepakatan untuk memperpanjang durasi penghentian perang sementara, maka gencatan senjata Israel dan Hamas bakal selesai hari ini, Senin (27/11).

    Pada Jumat (24/11), Israel dan Hamas sepakat memulai gencatan senjata pada pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB. Gencatan senjata itu kemudian disusul dengan pembebasan dan pertukaran sandera atau tahanan.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas mesti melepaskan setidaknya 50 sandera Israel. Sebagai balasan, Israel akan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina. Mereka yang dibebaskan utamanya anak-anak dan perempuan.

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel baru membebaskan 117 tahanan Palestina.

    Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pemerintah Israel saat ini tengah menunggu respons Hamas mengenai perpanjangan kesepakatan gencatan senjata untuk satu hari tambahan.

    Belum ada respons dari Hamas serta detail kesepakatan apabila diperpanjang.

    Hamas pada Minggu (26/11) malam menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar selaku mediator perjanjian gencatan senjata juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Dukungan serupa juga disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengatakan pihaknya berupaya membantu mewujudkan perpanjangan gencatan senjata kedua pihak.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini menegaskan akan memberikan tambahan satu hari apabila Hamas mau membebaskan 10 sandera tambahan.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Terkait hal ini, apa yang akan terjadi besok jika gencatan senjata berakhir hari ini?

    Pengamat Palestina Amerika, Sami al-Arian, mengatakan yang terjadi berikutnya tergantung kepada tekanan dari pemerintahan Biden dan publik Israel.

    Arian berujar AS kemungkinan bakal mencoba menghentikan konflik militer untuk mencegah pengaruhnya semakin menurun di Timur Tengah.

    Sementara itu, masyarakat Israel tampaknya akan menekan pemerintah Israel untuk melakukan gencatan senjata lagi agar korban sandera benar-benar dibebaskan seluruhnya dengan selamat.

    “[Tapi] saya pikir Israel akan melanjutkan (serangannya) dan mencoba untuk membuat Hamas bertekuk lutut. Mereka mencoba mengalahkan Hamas. [Namun] saya pikir mereka (Israel) tidak bisa melakukan itu. Yang akan mereka capai hanyalah membunuh lebih banyak warga Palestina,” katanya kepada TRT World. 

    Agresi Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 14.800 orang sejak 7 Oktober lalu. Mayoritas korban anak-anak dan perempuan.

    Menurut Arian hal lain yang mungkin terjadi adalah Israel mengosongkan Gaza. Ini dilakukan dengan mengubah daerah kantong itu menjadi wilayah tak layak huni.

    “Mengosongkan Palestina dari rakyatnya adalah impian orang Israel sehingga mereka dapat mengambil alih Gaza untuk diri mereka sendiri,” ucap Arian yang juga direktur Pusat Islam dan Urusan Global (CIGA) di Universitas Zaim Istanbul.

    Kendati begitu, ‘cita-cita’ Israel itu hingga kini sulit dicapai lantaran negara-negara Arab dan kawasan ogah menerima pengungsi Palestina. Keputusan Arab menolak ini sendiri dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka atas perjuangan Palestina mempertahankan hak tanahnya.

    “Tidak ada kekuatan regional yang ingin menjadi bagian dari rencana pengosongan Palestina,” kata analis militer Turki, Abdullah Agar, kepada TRT World.

    Agar menilai bahkan jika Israel meningkatkan agresi usai gencatan senjata, bakal ada “pertempuran sengit dan kerugian mereka (Israel) [akan] semakin besar setiap hari.”

    Sebagai akhirnya, Israel mau tak mau harus angkat kaki dari Gaza.

    “Israel telah dikalahkan dan saya pikir ini adalah kekalahan strategis pada skala di mana Israel akan merasa sangat sulit untuk mengembalikan citra tentaranya yang tak terkalahkan atau dinas intelijen superior yang tak terkalahkan,” ucap Agar.

    “Semua itu telah hancur. Itu dengan sendirinya merupakan dorongan besar dalam perjuangan untuk pembebasan Palestina,” lanjut Agar.

    [Gambas:Infografis CNN]

    Perubahan strategi perang

    Agar juga mengantisipasi bahwa strategi perang Israel kemungkinan bakal berubah setelah gencatan senjata rampung.

    Pasalnya Hamas mengaku telah menghancurkan lebih dari 200 tank Israel. Apabila angka ini benar, Hamas artinya sudah menghancurkan dua pertiga dari divisi lapis baja Israel yang diboyong dalam agresi.

    Israel sendiri, menurut Agar, telah memasuki Gaza dengan membawa empat divisi. Ini menandakan Hamas telah melumpuhkan lima batalyon tank.

    “Ini merupakan dampak militer besar di segala hal. Di saat Israel telah menimbulkan korban sipil yang mengerikan di Gaza, tidak jelas berapa banyak kehancuran ini yang memengaruhi Hamas,” ucap Agar.

    Agar turut menyinggung banyaknya korban sipil Israel bisa menyebabkan gesekan di antara para prajurit dalam hal kebijaksanaan strategi militer.

    Dalam laporan pertama kepolisian Israel soal serangan Hamas 7 Oktober lalu di festival musik, ditemukan bahwa angkatan udara Israel terbukti menembak secara serampangan tanpa menetapkan target. Akibatnya, 1.200 warga Israel tewas dalam peristiwa itu.

    Serangan tanpa pandang bulu oleh pilot helikopter Israel saat itu disebut berperan penting terhadap banyaknya jumlah korban jiwa di antara warga Israel.

    Lebih jauh demonstrasi anti-Israel besar-besaran di seluruh dunia selama sebulan belakangan juga disebut bisa meningkatkan ketegangan di antara faksi-faksi Tel Aviv.

    Ditambah kekhawatiran rakyat Israel mengenai kerabat mereka yang masih disandera tentu akan mendesak pemerintah Israel melakukan gencatan senjata lain.

    Agar mengatakan psikologi politik Israel yang rapuh ini kemungkinan besar akan memaksa pemerintah Netanyahu untuk mengubah dan melunakkan metode pertempurannya.

    “Akibatnya, membutuhkan perubahan paradigma, Israel mungkin harus beralih ke operasi khusus,” katanya mengacu pada operasi rahasia potensial untuk menghilangkan target bernilai tinggi daripada menggunakan kekuatan militer langsung yang bisa menjatuhkan korban sipil.

    Selain itu beberapa analis Barat juga memperkirakan gencatan senjata empat hari kali ini berpotensi membawa perpanjangan periode perdamaian yang lebih lama antara Hamas dan Israel.

    Kemungkinan serangan di selatan

    Pandangan lain dari Agar adalah Israel kemungkinan bakal melancarkan serangan di Gaza selatan setelah gencatan senjata usai.

    “Israel juga dapat menggunakan jeda ini untuk menyerang selatan Gaza. Mereka dapat menciptakan zona penyangga dua kilometer di Gaza dan menggunakan area ini untuk memantau wilayah dari dalam,” kata Agar.

    Jika ini terjadi, kata dia, Israel mungkin bertujuan mendirikan pemerintahan boneka di sana.

  • Gencatan Senjata Hari ke-4 di Gaza, Berapa Tawanan Akan Dilepas Lagi?

    Gencatan Senjata Hari ke-4 di Gaza, Berapa Tawanan Akan Dilepas Lagi?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata IsraelHamas telah memasuki hari keempat alias terakhir hari ini, Senin (27/11).

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas harus melepaskan setidaknya 50 sandera yang terdiri dari anak-anak dan perempuan.

    Sebagai gantinya, Israel bakal membebaskan 150 tawanan perempuan dan anak-anak dari penjara-penjara negara itu.

    Sejak gencatan senjata dimulai pada Jumat (24/11) lalu, terdapat tiga pertukaran tahanan atau tawanan yang telah dilakukan. Jika ditotal, setidaknya 179 orang telah dibebaskan hingga kini.

    Dilansir dari berbagai sumber, ratusan orang itu di antaranya 40 warga Israel yang dibebaskan Hamas dalam tiga kelompok masing-masing 13 orang pada Jumat, 13 orang pada Sabtu, dan 14 orang pada Minggu.

    Kemudian, 117 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel dalam tiga kelompok pula, masing-masing 39 orang.

    Lalu 17 orang Thailand yang juga dibebaskan Hamas. Diikuti seorang warga Filipina dan satu orang Israel-Rusia.

    Serta tiga warga negara asing yang dibebaskan Hamas pada Minggu, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Media Israel melaporkan bahwa Israel belum menerima daftar nama 11 sandera yang diperkirakan dibebaskan Hamas pada hari ini.

    Sementara itu, jika sesuai dengan kesepakatan awal, 33 tahanan Palestina harus dibebaskan hari ini.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyatakan durasi gencatan senjata bisa diperpanjang jika Hamas mau membebaskan 10 orang tambahan setiap hari. Setiap 10 orang tambahan ini, akan diberikan waktu gencatan senjata tambahan selama satu hari.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah berlangsung sejak Jumat (24/11). Selama empat hari gencatan senjata tersebut terjadi sederet kejadian besar.

    Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata selama empat hari setelah peperangan di Jalur Gaza. Kendati demikian tetap terjadi aksi serangan yang dilakukan Palestina.

    Israel pun menegaskan keinginan untuk tetap menyerang Palestina setelah gencatan senjata. Selain itu ada pula cerita dari tawanan Palestina yang mengungkap kebiadaban selama berada di penjara Israel.

    Berikut deretan kejadian-kejadian besar selama empat hari gencatan senjata di Gaza:

    Sandera Hamas dan tahanan Israel yang sudah dibebaskan

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, total 117 tahanan Palestina yang sudah dibebaskan Israel yang terbagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing 39 orang.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Tawanan Palestina Ungkap Kengerian Penjara Israel

    Israel dan Hamas melepaskan beberapa tawanan selama gencatan senjata. Kisah-kisah mencekam keluar dari mulut tawanan Palestina yang mendekam di penjara Israel.

    Seorang tawanan bernama Fareed Najm menjelaskan para tahanan tidak diberi air bersih untuk minum atau makanan yang cukup sehingga menderita selama berada di penjara.

    “Kami sangat menderita di penjara. Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan ami dengan cara yang sangat buruk,” ujar Najm kepada Aljazeera.

    Gencatan senjata mau dimulai, Israel mau gempur Hamas selama dua bulan

    Saat gencatan senjata baru berlangsung, Israel menyatakan operasi militer bakal kembali dilanjutkan hingga dua bulan ke depan.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut gencatan senjata selama empat hari yang dimulai pada Jumat (24/11) hanya sekadar jeda singkat. Setelah itu mereka akan menggempur Hamas.

    “Ini hanya akan jadi jeda singkat. Saat gencatan senjata berakhir, pertempuran akan berlanjut dengan lebih hebat dan berpotensi lebih banyak sandera. Perang diperkirakan berlangsung setidaknya dua bulan lagi,” ucapnya seperti diberitakan CNN.

    Israel masih gempur Palestina meski sedang gencatan senjata di Gaza

    Militer Israel masih menggempur wilayah Palestina meski gencatan senjata dengan milisi Hamas sedang berlangsung selama empat hari sejak Jumat (24/11).

    Beberapa video yang diunggah di media sosial menunjukkan pasukan Israel melakukan lebih banyak serangan setiap malam di Tepi Barat Palestina bahkan ketika pertukaran tawanan Hamas dan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel terus berlanjut.

    Sejumlah video itu telah diverifikasi oleh tim investigasi independen Sanad Al Jazeera.

    “Kami menerima laporan bahwa ambulans dicegah oleh pasukan Israel untuk mencapai kamp pengungsi Aqbat Jabr di Jericho untuk membantu warga Palestina yang terluka,” bunyi laporan Al Jazeera pada Senin (27/11).

    Sampai saat ini, belum ada informasi detail terkait kemungkinan korban luka dan tewas kompleks kamp pengungsi tersebut.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Massa Kembali Kepung Rumah Netanyahu: Dia Bencana bagi Israel

    Sejumlah warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat.

    Melansir Al Jazeera, para warga menyerukan bahwa Netanyahu merupakan bencana bagi Israel. Mereka juga membawa sejumlah poster protes dengan tulisan bervariatif.

    Para demonstran juga membawa bendera Israel dihalau ketika mendekat kediaman Netanyahu oleh pasukan polisi.

    Kehidupan Gaza saat Gencatan Senjata

    Jalur Gaza menjadi lebih aman untuk dilalui orang-orang tanpa ada desingan peluru dan dentuman bom selama empat hari gencatan senjata.

    Staf pekerja kemanusiaan dari Dewan Pengungsian Norwegia Yousef Hammash mengatakan kepada CNN warga bisa berjalan keluar menengok kondisi keluarga mereka.

    “Ini untuk kali pertama sejak tujuh pekan (agresi Israel di Gaza), kami bisa berjalan dengan selamat, tidur aman, berada di jalanan tanpa cemas sewaktu-waktu Anda akan kena bom,” tutur Hammash.

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Sebelumnya Israel juga sempat menyerang RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    IDF: Palang Merah Terima Sandera yang Ditawan di Gaza

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut Palang Merah telah menerima 14 sandera yang ditawan di Gaza, Palestina, Minggu (26/11).

    Sementara menurut Aljazeera hingga Senin (27/11) siang, terdapat 175 orang yang sudah dibebaskan dengan perincian 58 dilepas Hamas dan 117 dilepaskan Israel.

    Pelepasan sandera merupakan salah satu kesepakatan antara Israel dan Hamas selama gencatan senjata selain juga jeda pertempuran, dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    4 Komandan Top Brigade Al Qassam Hamas Tewas Dibunuh Tentara Israel

    Di tengah gencatan senjata, sayap militer Hamas Palestina Brigade Al Qassasm mengatakan ada empat pemimpinnnya yang terbunuh akibat agresi Israel ke Jalur Gaza.

    “Brigade Al Qassam berduka atas (kepergian) sekelompok pemimpin yakni Komandan Ahmed Al Ghandour yang dikenal sebagai Abu Anas, anggota Dewan Militer dan komandan Brigade Utara dan pemimpin lainnya; Wael Rajab, Raafat Salman, dan Ayman Siam,” bunyi pernyataan Brigade Al Qassam seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu, pada Minggu (26/11).

    Dikutip Anadolu, militer Israel sebelumnya telah mengumumkan telah membunuh para pemimpin Hamas dalam serangan udara di Gaza. Namun, sebagian besar serangan Israel itu turut menelan banyak korban warga sipil serta kerusakan infrastruktur besar-besaran di Gaza.

    Wacana Perpanjang Gencatan Senjata

    Milisi Hamas Palestina menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang semula berlaku empat hari sejak Jumat pekan lalu.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata ini, juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Sementara itu, kabinet perang Israel pun memberi isyarat dukungan atas rencana perpanjangan gencatan senjata sementara ini.

  • Fakta-fakta Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas

    Fakta-fakta Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata selama empat hari. Salah satu perjanjian ini adalah pertukaran sandera dari kedua belah pihak.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas akan membebaskan 50 sandera dari Gaza, sementara Israel melepas 150 tahanan dari penjara di negara itu.

    Berikut fakta-fakta soal tahanan Israel di Gaza yang dirangkum CNNIndonesia.com.

    Hamas bebaskan 13 warga Israel

    Di fase pertama, Hamas melepas 13 warga Israel yang disandera pada Jumat (24/11) sekitar pukul 16.00 waktu Gaza.

    Mayoritas sandera yang dilepas Hamas adalah anak-anak dan perempuan.

    11 WN asing turut dilepas

    Di hari yang sama, milisi Palestina ini membebaskan 10 warga Thailand, dan satu warga negara Filipina.

    Menurut Kementerian Luar Negeri Qatar, pembebasan itu tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel melepas 39 warga Palestina yang berada di penjara.

    Tahanan tahap pertama tiba di Israel

    Militer Israel menyatakan 13 tahanan dari Gaza sudah tiba di negara itu di hari yang sama saat pembebasan.

    Mereka disambut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berupa pelukan dan tanda hormat.

    Dibawa ke RS-mendapat perawatan psikologis

    Setibanya di Israel Badan Keamanan Israel mendampingi mereka menuju rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Para sandera ini juga akan mendapat perawatan psikologis.

    Hamas kembali lepas 13 sandera warga Israel

    Di hari kedua gencatan senjata, Hamas melepas 13 tahanan Israel pada Sabtu malam waktu setempat. Dari jumlah ini, tujuh di antaranya merupakan anak-anak.

    Milisi di Palestina ini juga melepas empat warga asing.

    Sebagai imbalan, Israel juga telah membebaskan 39 tahanan Palestina.

    Pembebasan sandera sempat tertunda

    Menurut laporan Al Jazeera pertukaran sandera ini sempat tertunda.

    Hamas sempat mengatakan tak akan membebaskan sandera sebelum bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Mereka juga mengklaim Israel mencederai kesepakatan gencatan senjata.

    Israel sementara itu, balik mengancam akan kembali menggempur Gaza jika tak ada pembebasan sandera.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kesaksian Tawanan Palestina soal Horor Penjara Israel: Kami Menderita

    Kesaksian Tawanan Palestina soal Horor Penjara Israel: Kami Menderita

    Jakarta, CNN Indonesia

    Salah satu tawanan Palestina yang sempat berada di penjara Israel, Fareed Najm, mengungkapkan kengerian yang yang dilalui para tahanan di jeruji besi negara itu.

    Najm bercerita pihak berwenang Israel tak memberi air minum bersih atau makanan yang cukup untuk para tahanan Palestina.

    “Kami sangat menderita di penjara,” ujar Najm, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (25/11).

    Saat perjalanan pulang ke Nablus pun, dia mengalami perlakuan yang tak layak dari Israel.

    “Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan kami dengan cara yang sangat buruk,” imbuh dia.

    Najm merupakan salah satu tahanan Palestina yang dibebaskan di bawah kesepakatan gencatan senjata.

    Dia mengaku senang bisa menghirup udara segar setelah sekian lama di penjara Israel. Najm juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Gaza yang terus melawan tentara Zionis.

    “Saya ingin berterima kasih kepada masyarakat di Gaza atas perlawanan mereka. Dan, semoga Tuhan memberkati mereka dengan kesabaran,” ujar Najm.

    Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata selama empat hari yang mulai berlaku sejak 10 November pukul 07.00 waktu setempat atau pukul 12.00 WIB.

    Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan.

    Menyoal pertukaran tahanan, di hari pertama gencatan senjata Israel membebaskan 39 tahanan dari penjara negara tersebut.

    Sementara itu, Hamas membebaskan 13 warga Israel dari Gaza. Milisi ini juga membebaskan 10 warga Thailand dan satu warga Filipina yang tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Gencatan senjata ini muncul usai Israel menggempur Palestina selama 49 hari. Sepanjang agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit.

    Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 warga di Palestina meninggal.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Terima Daftar Sandera yang akan Dibebaskan Hamas dari Gaza

    Israel Terima Daftar Sandera yang akan Dibebaskan Hamas dari Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas. Daftar itu didapat pada hari pertama gencatan senjata antara Hamas dengan Israel di Jalur Gaza.

    Penerimaan daftar ini menyusul pembebasan 24 orang yang ditahan Hamas beberapa waktu lalu. Pemerintah Israel mengkaji daftar tersebut.

    “Pejabat-pejabat keamanan Israel sedang mengecek ulang daftar tersebut,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilansir Reuters, Sabtu (25/11).

    Tiga belas orang dari tahanan yang dibebaskan adalah warga Israel. Ada pula 10 orang pekerja Thailand dan seorang warga Filipina yang dibebaskan bersamaan.

    Tahanan-tahanan itu telah diserahkan ke otoritas Mesir di perbatasan Rafah. Delapan orang anggota Palang Merah Internasional ikut serta dalam penerimaan para tahanan.

    “Mereka kemudian dibawa ke Israel untuk pemeriksaan kesehatan dan bertemu kerabat,” tulis Reuters.

    Pada saat bersamaan, Israel membebaskan 39 warga Palestina yang mereka tahan. Tahanan-tahanan itu terdiri dari anak-anak dan perempuan.

    Sebelumnya, Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari. Selama gencatan senjata itu, mereka sepakat untuk membebaskan para tahanan.

    Jalur bantuan kemanusiaan pun dibuka melalui Rafah. Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina menyebut 196 truk konvoi mengirim bantuan kemanusiaan pada Jumat (24/11).

    Bantuan ini disebut menjadi yang terbesar setelah serangan Israel ke Gaza beberapa pekan lalu. Sekitar 1.759 truk telah memasuki daerah tersebut sejak 21 Oktober.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan ada peluang nyata untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Peluang ini penting untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Dia tak ingin berspekulasi berapa lama perang Israel-Hamas akan berlangsung. Ketika ditanya pada konferensi pers apa harapannya, dia mengatakan tujuan Israel untuk melenyapkan Hamas adalah sah namun sulit.

    (dhf/pmg)

    [Gambas:Video CNN]

  • Filipina-China Panas Usai Tabrakan Kapal di Laut China Selatan

    Filipina-China Panas Usai Tabrakan Kapal di Laut China Selatan

    Manila

    Perselisihan antara Filipina dan China semakin memanas buntut insiden tabrakan kapal di Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Manila menuduh kapal-kapal Beijing ‘secara sengaja’ menabrak kapal-kapalnya dalam insiden yang terjadi pada akhir pekan.

    Seperti dilansir AFP, Senin (23/10/2023), kedua negara saling menyalahkan terkait insiden pada Minggu (22/10) waktu setempat, yang terjadi di dekat Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratlys, dengan kedua pihak telah mengajukan protes diplomatik dan merilis video untuk mendukung tuduhan mereka.

    Dua insiden tabrakan itu terjadi saat misi pasokan Filipina untuk tentaranya yang ditempatkan di sebuah kapal Angkatan Laut yang dikaramkan di perairan dangkal tersebut sejak tahun 1999 untuk menegaskan klaim teritorial Manila.

    Para pejabat Filipina menuduh sebuah kapal penjaga pantai China dan sebuah kapal ‘milisi’ telah melakukan ‘manuver berbahaya’ yang memicu tabrakan dengan sebuah kapal pasokan dan sebuah kapal penjaga pantai Filipina.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Gilbert Teodoro semakin mempertajam tuduhan dalam pernyataan pada Senin (23/10) waktu setempat, dengan menyebut tindakan China di dekat Second Thomas Shoal sebagai tindakan yang disengaja’.

    “Kapal penjaga pantai dan kapal milisi maritim China, secara terang-terang telah melanggar hukum internasional, melecehkan dan dengan sengaja menabrak kapal Unaiza May 2 dan kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Cabra,” sebut Teodoro dalam pernyataannya.

    “Kami di sini sungguh-sungguh mengecam keras pelanggaran mengerikan dan tindakan ilegal di zona ekonomi eksklusif (Filipina) 200 mil laut dan pengaburan kebenaran oleh China yang memutarbalikkan cerita demi tujuan mereka sendiri,” imbuhnya.

    Lihat juga Video ‘Momen Jet Tempur China Manuver Agresif Dekat Pesawat Pengintai AS’: