Negara: Filipina

  • Banyak Bijih Nikel Tak Terserap, FINI: Larangan Ekspor Tak Boleh Kendur

    Banyak Bijih Nikel Tak Terserap, FINI: Larangan Ekspor Tak Boleh Kendur

    Bisnis.com, JAKARTA — Forum Industri Nikel Indonesia (FINI) menilai penumpukan bijih nikel di pertambangan maupun fasilitas pemurnian bukan merupakan tanda adanya gangguan serius dalam industri. 

    Hal ini merespons kabar terkait menumpuknya stok bijih nikel di beberapa tambang karena tak terserap smelter, yang turut dibenarkan oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI).

    Ketua Umum FINI Arif Perdanakusumah mengatakan, kondisi penumpukan stockpile merupakan bagian normal dari operasional penambangan dan pengolahan.

    “Itu bagian dari perencanaan tambang, proses pencampuran, keberlanjutan produksi, serta memastikan suplai tidak terputus dari tambang ke smelter atau refinery,” ujar Arif kepada Bisnis, dikutip Selasa (11/11/2025). 

    Menurut Arif, laporan mengenai penumpukan bijih nikel imbas penghentian atau pengurangan produksi smelter hanya terjadi di lokasi tertentu dan bukan gambaran umum industri.

    Terkait dampaknya terhadap hilirisasi, Arif menegaskan bahwa pasokan bijih nikel justru merupakan aspek paling krusial untuk menjaga keberlanjutan industri hilir, baik yang berbasis pirometalurgi maupun hidrometalurgi.

    “Kesulitan pasokan dan kelangkaan bijih nikel dapat sangat berdampak secara operasional dan memicu kenaikan biaya produksi,” katanya. 

    Dalam kondisi ini, menurut Arif, proses persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang sedang berjalan diharapkan mampu mencegah potensi kelangkaan bijih nikel ke depan sehingga kebutuhan smelter dapat tercukupi.

    Di samping itu, Arif juga menepis anggapan bahwa kondisi stockpile saat ini berpotensi membuka kembali keran ekspor bijih nikel. Dia menegaskan bahwa larangan ekspor yang berlaku sejak Januari 2020 merupakan kebijakan strategis yang harus dipertahankan.

    “Kebijakan larangan ekspor harus terus dilanjutkan. Keberhasilan program hilirisasi nikel sepenuhnya bergantung pada kestabilan regulasi,” tuturnya.

    Bagi pengusaha pemurnian, komitmen jangka panjang terhadap hilirisasi menjadi kunci untuk menjaga nilai tambah di dalam negeri serta memperkuat daya saing industri nikel nasional.

    “Kebijakan ini harus terus dilanjutkan oleh pemerintah, kelanjutan keberhasilan dari program hilirisasi nikel ini akan tergantung pada kestabilan regulasi yang dijalankan,” pungkasnya. 

    Sebelumnya, FINI memproyeksikan kondisi oversupply atau kelebihan pasokan nikel akan berlanjut hingga 2027. Hal ini seiring dengan pasar stainless steel yang diperkirakan baru akan pulih 2 tahun ke depan.

    Arif mengatakan, oversupply nikel ditandai dengan peningkatan kapasitas produksi hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. 

    Dalam catatannya, kapasitas produksi nikel saat ini mencapai 2,5 juta ton. Adapun, penggunaannya didominasi untuk stainless steel 70% dan baterai 15%. 

    Arif menyebut, oversupply nikel masih akan terjadi pada tahun depan lantaran kondisi perekonomian dunia yang membuat pasar masih lesu. Sementara itu, pada 2027, dia melihat oversupply mulai susut menyeimbangkan demand atau permintaan. 

    Dari 2027, pihaknya memperkirakan mulai terjadi defisit antara kebutuhan dan produksi eksisting untuk penggunaan stainless steel. 

    Terpisah, APNI mengungkapkan adanya kondisi penumpukan stok bijih nikel yang tak terserap oleh smelter. Hal ini diperparah dengan peningkatan impor bijih nikel dari Filipina, sementara sejumlah fasilitas pemurnian memangkas produksi. 

    Dewan Penasihat APNI Djoko Widajatno mengatakan, ketidakseimbangan produksi dan serapan bijih nikel dalam negeri tecerminkan dari kuota produksi yang disetujui pemerintah pada 2025 sebesar 364 juta ton, sementara penyerapan oleh industri, khususnya smelter, hingga pertengahan tahun ini lebih rendah dari kuota tersebut.

    Menurut Djoko, penyerapan aktual oleh smelter mungkin tidak cukup untuk menggunakan seluruh stockpile yang ada. Apalagi, belakangan beberapa perusahaan mengimpor bijih nikel Filipina. 

    Dalam catatannya, Indonesia mengimpor bijih nikel dari Filipina dengan jumlah yang cukup signifikan. Pada periode Januari hingga Mei 2025, impor bijih nikel dan konsentrat dari Filipina mencapai 2,77 juta ton dengan nilai sekitar US$122,71 juta. 

    “Secara keseluruhan, impor dari Filipina pada tahun sebelumnya mencapai 10,18 juta ton,” ucap Djoko kepada Bisnis.

    Di sisi lain, Djoko menyebutkan terdapat empat smelter yang menurunkan produksi sehingga penyerapan bijih nikel domestik hanya berkisar 120 juta ton hingga saat ini. 

  • Suzuki Satria Buatan Tambun Bakal Diekspor ke ASEAN

    Suzuki Satria Buatan Tambun Bakal Diekspor ke ASEAN

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah meluncurkan Suzuki Satria Pro dan F150 di Indonesia. Motor bebek tersebut dibuat di dalam negeri dan akan dikirim ke negara-negara peminat di Asia Tenggara.

    Teuku Agha selaku 2W Sales & Marketing Department Head PT SIS menegaskan, meski diproduksi di Indonesia, namun pengembangan Satria terbaru dikerjakan di Asia Tenggara. Sebab, tunggangan itu memang populer di kawasan tersebut.

    “Motor ini RnD-nya di ASEAN, bukan India. Tapi dibuatnya di Indonesia, yang bikin orang-orang Indonesia di Tambun, Bekasi,” ujar Teuku Agha saat ditemui di Sentul, Jawa Barat.

    “Satria terbaru statusnya global product. Kita akan ekspor ke ASEAN (termasuk Thailand). Kami belum tahu kalau tiba-tiba ada kebutuhan untuk pasar Amerika Latin. Tapi sementara memang ke ASEAN dulu,” ungkapnya.

    Suzuki Satria Pro. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Menurut Agha, motor ayam jago buatan Suzuki Indonesia sangat diminati di negara-negara seperti Filipina, Thailand dan Vietnam. Dia menegaskan, unit yang dikirim ke Asia Tenggara kemungkinan besar ada penyesuaian spesifikasi, terutama di bagian mesin.

    “Mungkin ada (penyesuaian) karena beberapa (negara) Euro-nya memang lebih tinggi daripada Indonesia,” kata dia.

    Diketahui, Satria Pro dan F150 agak berbeda secara tampilan. Perbedaan paling kentara ada di bagian headlamp atau lampu utama, di mana Satria Pro lebih besar dibandingkan F150. Selain itu, perbedaan eksterior lainnya terdapat di pilihan warna.

    Suzuki Satria Pro. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Sementara untuk dimensinya benar-benar identik. Keduanya punya panjang 1.955 mm, lebar 675 mm, tinggi 980 mm dan jarak sumbu roda 1.280 mm.

    Mesinnya DOHC empat katup bersilinder tunggal dengan kapasitas 147cc. Spesifikasi tersebut disalurkan ke roda belakang melalui transmisi manual enam-percepatan dengan teknologi Suzuki Clutch Assist System.

    Keduanya juga berbeda dalam urusan fitur atau teknologi. Khusus untuk Satria Pro, pabrikan membekalinya dengan head unit khusus dengan konektivitas Ride-connect, soket pengisian daya ponsel, smart keyless dan sistem pengereman antilock braking system (ABS) berkanal ganda.

    Jika Suzuki Satria Pro dibanderol Rp 34,9 juta, maka Satria F150 ditawarkan Rp 31 juta. Keduanya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/dry)

  • Remitansi Pekerja Migran Indonesia Tembus Rp 253 Triliun, Tapi Masih Kalah Jauh dari Filipina

    Remitansi Pekerja Migran Indonesia Tembus Rp 253 Triliun, Tapi Masih Kalah Jauh dari Filipina

    Sebagai bagian dari visi besar tersebut, pemerintah melalui arahan langsung Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan transformasi dari BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) menjadi Kementerian KP2MI (Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia). Langkah ini bukan sekadar perubahan struktur birokrasi, tetapi bentuk konkret kepedulian negara terhadap jutaan warga yang bekerja di luar negeri.

    Mukhtaridin menjelaskan, dengan status baru ini, KP2MI memiliki fungsi ganda, yakni sebagai kementerian, badan regulator, sekaligus operator nasional yang mengelola perlindungan pekerja migran secara menyeluruh dari hulu ke hilir.Mulai dari fase pra-penempatan, masa kerja di luar negeri, hingga masa purna migran, negara akan hadir memberikan perlindungan, pendampingan, dan pemberdayaan.

    “Yang sebelumnya hanya BP2MI sekarang ditingkatkan lagi ditambah menjadi KP2MI, artinya Menteri dan Badan Kementerian dan Badan Regulator dan juga Operator. Ini bentuk kepedulian pemerintah, keseluruhan pemerintah Presiden Prabowo dalam rangka mengelola perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia,” tegas Mukhtaridin.

    Sebagai bagian dari rencana ini, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 8 triliun – Rp 15 triliun pada tahun 2026 untuk membiayai pelatihan vokasi dan peningkatan kompetensi bagi 500 ribu calon pekerja migran. Program tersebut akan diintegrasikan dengan pendidikan vokasi nasional dan kelas migran di berbagai lembaga pendidikan tinggi seperti Unhas dan Pasim Bandung, guna mencetak tenaga kerja migran yang unggul, profesional, dan berdaya saing global.

  • Ini Peta 13 Zona Megathrust di Indonesia, Bisa Picu Gempa hingga Magnitudo 9,2

    Ini Peta 13 Zona Megathrust di Indonesia, Bisa Picu Gempa hingga Magnitudo 9,2

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG menyampaikan ada sekitar 13 peta zona megathrust di Indonesia yang harus diwaspadai.

    Ke-13 zona megathrust itu, bisa memicu gempa besar dengan skala hingga magnitudo 9,2 

    Dikutip dari akun instagram BMKG berikut 13 zona megathrust di Indonesia

    Megathrust Aceh-Andaman: picu tsunami hingga magnitudo 9,2
    Megathrust Nias-Simeleu: picu tsunami hingga magnitudo 8,7
    Megathrust Batu: picu tsunami hingga magnitudo 7,8
    Megathrust Mentawai-Siberut: picu tsunami hingga magnitudo 8,9
    Megathrust Mentawai-Pagai: picu tsunami hingga magnitudo 8,9
    Megathrust Enggano: picu tsunami hingga magnitudo 8,4
    Megathrust Selat Sunda: picu tsunami hingga magnitudo 8,7
    Megathrust West Central Java: picu tsunami hingga magnitudo 8,7
    Megathrust Jawa Timur: picu tsunami hingga magnitudo 8,7
    Megathrust Sumba: picu tsunami hingga magnitudo 8,5
    Megathrust Sulawesi Utara: picu tsunami hingga magnitudo 8,5
    Megathrust Filipina: picu tsunami hingga magnitudo 8,2
    Megathrust Papua: picu tsunami hingga magnitudo 8,7

    Menurut BMKG, zona megathrust ini bisa berisiko memicu gempa besar bahkan tsunami.

    Umumnya, zona megathrust tersebut sudah lama tidak melepaskan energi, sehingga disebut sebagai seismic gap yakni wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi.

    “Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan kita harus waspada,” tulis BMKG.

    Menurut data BMKG, segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada tahun 1757, dan segmen Mentawai-Siberut pada 1797.

  • BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Wilayah Ini Masuk Status Siaga

    BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Wilayah Ini Masuk Status Siaga

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, 10 hingga 16 November 2025.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto melaporkan peningkatan intensitas hujan kali ini dipengaruhi beragam faktor dinamika atmosfer berskala global hingga lokal yang tengah aktif secara bersamaan. Kondisi tersebut, kata dia, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

    “Beberapa faktor utama yang berperan pada periode ini antara lain Siklon Tropis FUNG-WONG, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November,” ujar Guswanto di Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Siklon Tropis FUNG-WONG yang saat ini terpantau di Laut Filipina timur disebutnya bergerak ke arah barat laut menuju Luzon. Walhasil, memberikan dampak tidak langsung bagi Indonesia. Fenomena ini dijelaskan Guswanto, memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di wilayah Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua bagian utara.

    Selain itu, kombinasi antara MJO fase 5 (Maritime Continent) dan gelombang Rossby Ekuator serta Kelvin turut memperkuat pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

    “Kondisi ini membuat potensi hujan sedang hingga sangat lebat meningkat di banyak wilayah dalam beberapa hari ke depan,” kata Guswanto.

    Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan potensi cuaca ekstrem yang signifikan diperkirakan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia sepanjang pekan ini.

    Pada periode 10 hingga 12 November 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan melanda:

    sebagian besar SumatraKalimantanSulawesiPapuaDKI JakartaDIYBaliNusa Tenggara.

    Sementara itu, hujan lebat, sangat lebat (status Siaga) berpotensi terjadi di:

    Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatera Barat, NTB, Kaltim, Sulawesi Selatan, dan NTT.

    “Untuk potensi angin kencang, BMKG memprediksi wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat menjadi area yang perlu diwaspadai,” beber Andri.

    Peringatan Berlanjut hingga Pertengahan November

    Pada periode 13 hingga 16 November 2025, BMKG memperkirakan hujan dengan kategori lebat, sangat lebat, masih akan berlanjut di sejumlah daerah.

    Wilayah dengan status Siaga mencakup Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

    Adapun hujan sedang-lebat berpotensi terjadi di wilayah yang lebih luas, termasuk:

    Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, hingga Papua Selatan.

    Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, NTB, Bali, DKI Jakarta, dan Banten.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pramono Bakal Gandeng BMKG-BNPB Modifikasi Cuaca”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • 3 Pria Bertahan Hidup 40 Jam Terombang di Laut Vietmam Akibat Topan Kalmaegi

    3 Pria Bertahan Hidup 40 Jam Terombang di Laut Vietmam Akibat Topan Kalmaegi

    Jakarta

    Tiga pria Vietnam ditemukan selamat usai terombang-ambing 40 jam di laut akibat terpaan Topan Kalmaegi. Para korban diselamatkan pada akhir pekan lalu dalam operasi yang melibatkan tiga kapal yang menyisir perairan di lepas pantai tengah Vietnam.

    Topan Kalmaegi menghantam wilayah Vietnam pada Kamis (6/11) dan menewaskan lima orang dan 200 orang di Filipina. Salah satu pemilik kapal yang berhasil menyelamatkan korban mengaku terkejut usai melihat korban dalam kondisi hidup.

    “Kami benar-benar terkejut — rasanya ajaib,” kata pemilik kapal, Phan Hau, dilansir AFP, Senin (10/11/2025).

    “Tak seorang pun dari kami mengira (dia) masih hidup. Sebagian besar dari 10 orang di atas kapal percaya bahwa kami hanya mencari jasadnya, bukan bahwa dia masih bernapas,” sambungnya.

    Media pemerintah Vietnam melaporkan ketiga korban hilang pada Kamis (6/11) sore setelah salah satu dari mereka, Duong Quang Cuong, melompat ke air setelah terjadi perselisihan keluarga. Dua korban lainnya, yaitu Le Quang dan Pham Duy Quang mendayung perahu kecil dengan jaket pelampung untuk mencoba menyelamatkan Cuong, tetapi perahu tersebut terbalik dan ketiganya terbawa jauh dari pantai dan akhirnya terpisah.

    Quang adalah yang pertama diselamatkan pada Sabtu (8/11) pagi oleh kapal Hai Nam 39 di selatan Pulau Ly Son, tempat mereka awalnya berangkat. Kapal Hai Nam 39 kemudian menghubungi otoritas pelabuhan melalui radio untuk meminta bantuan, yang kemudian mengirimkan An Vinh Express.

    Kapal penyelamat kedua membutuhkan waktu dua jam untuk mencapai area tempat Quang mengapung dengan jaket pelampungnya, dan para kru mulai mencari dengan teliti arus laut yang mengalir ke selatan dari sana.

    “Awalnya, ketika kami melihat Sanh, kami tidak menyadari itu dia. Kami membayangkan Sanh mengenakan jaket pelampung merah karena, selama pencarian, kami semua mencari benda-benda merah untuk dituju. Tapi dia mengenakan kemeja hitam, jadi kami tidak menyangka itu dia,” kata Hau.

    Dalam sebuah video yang direkam Hau dengan ponselnya — metadata yang menunjukkan video tersebut diambil di selatan lokasi penyelamatan sebelumnya dan sekitar dua belas mil laut dari pantai — Sanh hanyut sendirian di arus, sementara awak kapal meneriakkan namanya dan melemparkan pelampung ke arahnya.

    Cuong, pria yang awalnya melompat ke air, akhirnya diselamatkan oleh kapal ketiga yang sedikit lebih dekat dengan Ly Son. Media pemerintah Vietnam mengatakan ketiga korban saat ini berada di rumah sakit tanpa memberikan keterangan resmi mengenai kondisi mereka secara pasti.

    (ygs/idn)

  • Sri Sulistyani, 25 Tahun Berjuang untuk Perempuan Korban Kekerasan di Jember
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 November 2025

    Sri Sulistyani, 25 Tahun Berjuang untuk Perempuan Korban Kekerasan di Jember Surabaya 10 November 2025

    Sri Sulistyani, 25 Tahun Berjuang untuk Perempuan Korban Kekerasan di Jember
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Di usia yang hampir menginjak masa pensiun, Sri Sulistyani masih sibuk menerima telepon dan pesan dari perempuan-perempuan yang datang mencari pertolongan.
    Dari rumahnya di Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates,
    Jember
    , suara lembut nan tegasnya menjadi penguat bagi perempuan yang tengah terluka oleh kekerasan dan ketidakadilan.
    Bagi banyak orang di Jember, nama Sri Sulistyani bukan sekadar guru matematika di SMA Negeri Balung, tetapi juga pelita yang tak pernah padam bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
    25 lalu, ketika isu perempuan nyaris tak tersentuh di Jember, ia melangkah sendiri mencari kawan seperjuangan.
    “Saya mengajak kawan dari berbagai latar belakang dan organisasi membentuk Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember,” katanya tersenyum mengenang saat ia mendirikan gerakan tersebut, Senin (10/11/2025).
    Waktu itu, LSM sosial sudah banyak dibentuk, tapi tak satu pun yang fokus pada isu perempuan.
    Sulis, panggilannya, kemudian berkeliling dari rumah ke rumah, menemui dosen, aktivis pramuka, hingga perempuan-perempuan dari LSM lain.
    Ia mengajak mereka mendirikan wadah yang khusus memperjuangkan hak perempuan.
    Akhirnya, pada 25 November 2000, bertepatan dengan peringatan 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan, GPP Jember resmi berdiri.
    Organisasi itu awalnya berbentuk organisasi payung, menaungi 17 lembaga sosial dan komunitas di Jember, terinspirasi dari gerakan Gabriela di Filipina.
    Kala itu, saat baru berdiri, Sulis langsung dihadapkan pada kasus besar, seorang kiai di Kelurahan Kranjingan diduga memerkosa delapan santri.
    Bagi Sulis dan rekan-rekannya, inilah ujian pertama.
    Mereka belum mengenal istilah pendamping hukum, tak punya pengacara, tak punya dana, bahkan belum paham prosedur hukum yang panjang dan berliku.
    Namun, mereka bergerak dengan satu keyakinan, perempuan tak boleh diam terhadap kekerasan.
    Aksi massa digelar, media dilibatkan, akademisi turun tangan.
    Meski akhirnya kasus itu tak sampai ke pengadilan karena dianggap kurang bukti, masyarakat memberi hukuman sosial.
    Rumah pelaku dibakar, pesantrennya dibubarkan, dan ia tak lagi diterima tinggal di kampungnya sendiri.
    “Kami memang gagal secara hukum, tapi masyarakat tidak tinggal diam,” ujarnya mengenang perjuangan itu.
    Dari situ, GPP dikenal sebagai suara bagi mereka yang selama ini bisu.
    Rumah kontrakan Sulis menjadi pusat pengaduan.
    Ia memasang telepon rumah agar warga bisa menelepon melaporkan kekerasan.
    “Kalau saya lagi ngajar, ya mereka nunggu malam, menelfon lagi,” katanya, tertawa kecil.
    GPP tak pernah memungut biaya.
    Bensin, materai, atau ongkos bolak balik ke kantor polisi, nyaris semua dari gaji Sulis sebagai PNS.
    “Saya dulu berdoa, semoga jadi PNS supaya punya rezeki yang bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya pelan.
    Tahun 2005, Sulis mulai berjejaring dengan LBH di Surabaya. Para pengacara dari Surabaya datang ke Jember tanpa bayaran. Tidur di rumah kontrakannya, dan ikut mendampingi korban.
    Selama 10 tahun, kerja sama itu menjadi tulang punggung advokasi GPP.
    Namun, Sulis menyadari, kekerasan terhadap perempuan tak hanya soal hukum, tapi juga soal ekonomi.
    “Banyak perempuan bertahan dalam kekerasan karena takut tidak makan kalau bercerai,” ujarnya.
    Dari kesadaran itu, pada 2017 ia mendirikan Pasar Kita yang masih bernaung di bawah bendera GPP, ruang pemberdayaan ekonomi perempuan agar perempuan bisa mandiri dan berani mengambil keputusan.
    Dari Pasar Kita inilah muncul ide berikutnya, membentuk
    LBH Jentera Perempuan
    Indonesia, lembaga bantuan hukum dengan enam pengacara dan sejumlah paralegal pada periode awal.
    Sejak berdiri, LBH Jentera telah menangani puluhan kasus kekerasan berbasis gender (KBG), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga kehamilan tak diinginkan (KTD).
    Salah satu kasus besar yang pernah diadvokasi adalah pemimpin pesantren yang mencabuli sejumlah santrinya. Pelapor adalah istri kiai cabul tersebut.
    Perjalanan advokasi begitu alot dan berliku. Sebab, pelaku adalah orang yang punya kekuatan secara materi dan massa.
    Namun, jam terjangnya membuatnya terlatih, berbagai taktik advokasi ia curahkan bersama tim pengacara dan paralegal LBH Jentera.
    Kasus yang sempat jadi sororan di media nasional itu kemudian bisa dimenangkan dan kiai itu dipenjara lantas pesantrennya ditutup karena terbukti tak berizin.
    LBH Jentera juga berperan penting dalam mengedukasi para perempuan dan masyarakat luas.
    “Kami tidak bisa menunggu sistem berubah dari atas. Jadi kami bergerak dari bawah, dari pengalaman lapangan,” katanya.
    Sampai kini, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jember makin tampak begitu nyata, seolah di mana-mana.
    Sulis dengan LBH Jentera yang dibentuknya selalu terbuka. Dalam beberapa kasus, GPP Jember bahkan menyediakan rumah aman sementara bagi korban yang terancam keselamatannya.
    Rumah Aman Karuna menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang harus melarikan diri dari pelaku kekerasan, sambil menunggu proses hukum berjalan.
    Di sana mereka diberi tempat tidur, makanan, dan yang paling penting, rasa aman.
    “Kadang cuma seminggu, kadang berbulan-bulan. Yang penting mereka bisa tidur tanpa takut,” ujar Sulis.
    Meski sumber daya terbatas, ia tidak pernah menolak kasus.
    Semua layanan hukum diberikan gratis, bahkan sering kali biaya transportasi dan kebutuhan dasar korban ditanggung oleh Sulis dan para relawan.
    Bahkan ketika korbannya orang berada sekalipun, semua layanan diberikan cuma-cuma.
    Mereka tahu, setiap kasus yang selesai bukan sekadar kemenangan hukum, tapi juga bukti bahwa perempuan di Jember tidak lagi sendirian.
    GPP yang dibentuk Sulis kini memiliki beragam program, pendidikan kritis bagi perempuan hingga pelatihan Jurnalis Warga.
    Sebagian besar program itu berjalan tanpa dana besar, hanya berbekal prinsip kesetiakawanan sosial.
    “Kalau punya rezeki, sisihkan sedikit. Kalau tak punya uang, sisihkan waktu dan pikiran,” katanya, menegaskan prinsip yang ia pegang sejak awal.
    Ia percaya, membantu sesama tak harus menunggu kaya.
    Cukup dengan kepedulian, ketulusan, dan niat untuk tidak membiarkan ketidakadilan menjadi hal biasa.
    Kini di usia 59 tahun, menjelang pensiun dari profesi guru, Sulis masih membuka rumahnya bagi anak-anak perempuan lulusan SMA yang ingin kuliah tapi tak mampu.
    Mereka tinggal di rumahnya sambil bekerja atau mencari beasiswa.
    “Kalau sudah sarjana, harus keluar. Gantian dengan adik-adik lain,” ujarnya tertawa.
    Baginya, hidup bukan soal berapa banyak yang dimiliki, tapi seberapa banyak yang bisa dibagi.
    “Kita hidup di dunia ini bukan sendiri. Keberadaan orang lain itu anugerah, dan tugas kita adalah menjadi berguna bagi mereka,” ucapnya.
    Sulis juga kerap bersuara lantang tentang hak-hak perempuan yang diabaikan oleh sistem. Melalui suara langsung kepada pejabat, lewat tulisan, buku, media sosial, juga penggalangan suara masa.
    Di momentum
    Hari Pahlawan
    ini, Sri Sulistyani mungkin tak berdiri di podium, tak mengenakan tanda jasa, atau disorot banyak oleh mata kamera.
    Namun dari rumah kecil di Jember, ia telah menyalakan cahaya bagi banyak perempuan yang hampir padam.
    Di kesunyian, ia menjadi pelita yang menerangkan bagi banyak perempuan korban kekerasan.
    Cahaya yang lahir dari keyakinan sederhana, bahwa keberanian perempuan bisa mengubah dunianya, nasib, dan keadannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bak Tsunami, Potret Ngeri Topan Fung-wong Terjang Filipina

    Bak Tsunami, Potret Ngeri Topan Fung-wong Terjang Filipina

    Pihak berwenang mengatakan sebagian besar penduduk pesisir telah dievakuasi sebelum topan mendarat, namun masih terdapat laporan rumah-rumah rusak parah akibat terjangan gelombang besar. Fung-wong merupakan badai ke-21 yang melanda Filipina tahun ini, datang hanya beberapa bulan setelah Topan Kalmaegi yang menewaskan lebih dari 220 orang di negara tersebut. (Tangkapan Layar Video Reuters/Dyves Meno Turado)

  • Hampir 800 Juta Orang di Dunia Kena Penyakit Ginjal Kronis, Inikah Pemicunya?

    Hampir 800 Juta Orang di Dunia Kena Penyakit Ginjal Kronis, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) merupakan salah satu penyakit paling umum terjadi dan kini menempati peringkat teratas penyebab kematian dan kesakitan global, menurut laporan terbaru di jurnal The Lancet.

    Temuan ini berasal dari studi Global Burden of Disease (GBD) 2023, yang menelusuri tren CKD pada populasi usia 20 tahun ke atas di 204 negara dan wilayah selama periode 1990 hingga 2023. Penelitian dipimpin oleh tim dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington, bekerja sama dengan New York University Grossman School of Medicine dan University of Glasgow.

    Studi tersebut menemukan jumlah kasus CKD telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1990 dan kini memengaruhi hampir 800 juta orang di seluruh dunia. Bahkan kini peringkat 9 penyebab kematian terbesar di dunia pada 2023, dengan hampir 1,5 juta kematian, serta peringkat 12 penyebab kecacatan.

    Adapun China dan India mencatat jumlah pengidap tertinggi,masing-masing sekitar 152 juta dan 138 juta orang. Namun penyakit ini juga tersebar luas di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Brasil, Rusia, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Iran, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Turki, yang masing-masing melaporkan lebih dari 10 juta orang dewasa hidup dengan CKD.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan krisis kesehatan global yang terus berkembang, namun sebagian besar dampaknya dapat dicegah. Mengurangi angka kematian sangat penting untuk mencapai target WHO, yaitu mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular hingga sepertiganya sebelum tahun 2030,” ujar Lauryn Stafford, salah satu penulis dan peneliti di IHME, dikutip dari News Medical Net, Senin (10/11/2025).

    Apa pemicunya?

    Studi tersebut juga menegaskan CKD merupakan kontributor besar terhadap penyakit kardiovaskular. Pada 2023, gangguan fungsi ginjal berperan dalam hampir 12 persen kematian kardiovaskular global, menempati peringkat 7 faktor risiko kematian jantung, ebih tinggi dibandingkan diabetes maupun obesitas.

    Peneliti mengidentifikasi 14 faktor risiko utama CKD. Di antaranya, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas menjadi penyebab terbesar hilangnya tahun hidup sehat. Pola makan rendah buah-sayur serta tingginya konsumsi natrium (garam) juga memberikan kontribusi signifikan.

    “Penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko utama bagi penyebab utama penurunan kesehatan lainnya sekaligus beban penyakit yang signifikan. Namun, penyakit ini masih kurang mendapat perhatian kebijakan dibandingkan penyakit tidak menular lainnya, meskipun dampaknya tumbuh paling cepat di wilayah-wilayah yang sudah menghadapi kesenjangan kesehatan terbesar,” ucap Dr Theo Vos, penulis senior dan Profesor Emeritus IHME.

    Tak hanya itu, meningkatnya angka obesitas dan diabetes, ditambah dengan penuaan populasi global, menjadi pendorong utama lonjakan kasus CKD. Pada 2023, prevalensi terseragam usia CKD mencapai sekitar 14 persen pada orang dewasa usia 20 tahun ke atas.

    Prevalensi tertinggi ditemukan di Afrika Utara dan Timur Tengah (18 persen), Asia Selatan (15,8 persen), Afrika Sub-Sahara (15,6 persen), serta Amerika Latin dan Karibia (15,4 persen). Negara dengan prevalensi tertinggi mencakup Iran, Haiti, Panama, Nigeria, Mauritius, Seychelles, Grenada, Meksiko, Libya, dan Kosta Rika.

    Sebagian besar pengidap CKD masih berada pada tahap awal (stadium 1-3). Kondisi ini menegaskan pentingnya skrining rutin dan strategi pencegahan, termasuk pengendalian gula darah dan tekanan darah dengan terapi yang mudah diakses.

    Pendekatan tersebut dapat menurunkan risiko kematian akibat komplikasi jantung serta menunda kebutuhan terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi.

    Namun, akses terhadap terapi pengganti ginjal masih sangat terbatas dan tidak merata di berbagai wilayah dunia. Karena itu, para ahli menekankan perlunya fokus pada pencegahan progresivitas penyakit dan pemerataan akses layanan kesehatan.

    Perluasan deteksi dini, ketersediaan perawatan terjangkau, pengendalian faktor risiko utama, serta investasi pada strategi yang memperlambat kerusakan ginjal akan menjadi langkah penting untuk mengurangi beban CKD terhadap pasien, keluarga, dan sistem kesehatan global.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/naf)

  • RI Diklaim Jadi Top 5 Produsen Keramik Dunia, Ekspor Melesat 17%

    RI Diklaim Jadi Top 5 Produsen Keramik Dunia, Ekspor Melesat 17%

    Bisnis.com, YOGYAKARTA — Indonesia masuk dalam top 5 besar produsen keramik dunia dengan kapasitas produksi mencapai 625 juta meter persegi. Kinerja ekspor keramik juga disebut mengalami peningkatan tahun ini. 

    Direktur Jenderal Industri Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan saat ini total nilai investasi industri keramik nasional di Indonesia mencapai Rp224 triliun dengan serapan tenaga kerja tembus 40.000 orang di berbagai segmen rantai produksi.

    Dalam catatannya, pada periode tahun 2020-2024 total realisasi investasi di sektor keramik mencapai Rp20,3 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang. 

    “Penambahan investasi ini akan semakin memperkuat aliran rantai pasok keramik nasional serta sejalan dengan visi menjadikan Indonesia TOP 4 produsen keramik dunia,” kata Taufiek di agenda Annual Meeting 2025 World Ceramic Tiles Forum, Senin (10/11/2025).  

    Menurut Taufiek, prospek pengembangan industri keramik nasional masih sangat menarik kedepannya seiring dengan pasar dalam negeri yang terus meningkat dan maraknya pembangunan infrastruktur, properti dan konstruksi. 

    Terlebih, konsumsi keramik nasional masih rendahnya sekitar 2,2 meter persegi per kapita lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang mencapai 3 meter persegi per kapita dan rata-rata dunia sebesar 2,5 meter persegi per kapita.

    “Produk keramik Indonesia telah diekspor ke berbagai negara dengan nilai eksporpada periode Januari-Agustus 2025 mencapai US$31 juta,” jelasnya. 

    Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Eddy Suyanto mengatakan saat ini kinerja utilisasi produksi nasional periode Januari-Oktober 2025 berada di sekitar 72,5% atau meningkat tipis dibandingkan kinerja semester I/2025 yang berada di level 71%. 

    Perbaikan tingkat utilisasi produksi ini lantaran terjadinya peak season atau periode permintaan keramik yang meningkat pada semester kedua setiap tahun, khususnya Agustus-Desember.  

    Di sisi lain, kinerja positif tersebut juga didorong ekspor yang tumbuh sebesar 17% dengan pertumbuhan angka ekspor tertinggi ke Amerika Serikat (AS) 170%, Malaysia 50% dan Filipina 32%.

    Dalam catatannya, ekspor keramik pada 2023 mencapai 7,65 juga meter persegi, kemudian naik tahun berikutnya menjadi 11,7 juta meter persegi. Pada semester I/2025 ekspor mencapai 6,98 juta meter persegi. 

    “Dari sisi volume produksi keramik Januari-Oktober 2025 diperkirakan berkisar 392,7 juta meter persegi bertumbuh sekitar 16% dibanding periode yang sama di tahun lalu,” ujarnya. 

    Realisasi kinerja produksi tersebut dicapai meski sempat terjadi krisis pasokan gas pada Agustus 2025 yang memicu produksi terhenti 50%. 

    Menurut Edy, produksi periode berjalan ini didukung oleh katalis-katalis positif seperti PPn ditanggung pemerintah (PPN DTP), KUR untuk kontraktor dan pengusaha bahan bangunan, serta program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) 350.000 unit.