Negara: Ethiopia

  • Antisipasi Kebijakan Tarif Donald Trump, Mendag Budi Siapkan Perjanjian Dagang dengan AS – Halaman all

    Antisipasi Kebijakan Tarif Donald Trump, Mendag Budi Siapkan Perjanjian Dagang dengan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan pihaknya sedang mempersiapkan perjanjian dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

    Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kemungkinan kebijakan tarif yang lebih agresif dari Presiden AS Terpilih Donald Trump pada periode jabatan keduanya.

    Menurut Budi, jika mengacu pada kebijakan perdagangan Trump pada periode pertamanya di tahun 2017-2021, ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam tidak terlalu terpengaruh.

    Namun, ia memilih bermain aman dan mempersiapkan perjanjian dagang demi menjaga hubungan perdagangan dengan AS.

    “Ya, nanti kita coba lakukan pendekatan seperti apa formulasi hubungan yang bagus, sehingga kita bisa menembus pasar [AS]. Ini kita siapkan dulu,” katanya ketika ditemui di Gedung Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Grogol, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025).

    Selain itu, Budi juga menekankan pentingnya meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

    Ia menilai, meskipun menghadapi tantangan tarif, jika produk Indonesia memiliki daya saing yang kuat, maka produk tersebut akan tetap dapat bersaing dengan negara lain dan tidak kalah di pasar global.

    “Yang penting itu kita punya daya saing. Jadi kalau misalnya kita punya daya saing terus kita bersaing dengan negara lain, daya saing kita bagus, enggak akan kalah,” ujarnya.

    Saat ini, agar mempermudah barang lokal RI masuk ke AS, Indonesia memiliki Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Kanada atau ICA-CEPA.

    ICA-CEPA dimanfaatkan untuk menembus pasar AS lebih mudah karena Indonesia belum memiliki perjanjian Free Trade Agreement (FTA) alias perdagangan bebas dengan AS.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak masalah jika Presiden Terpilih AS Donald Trump mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara di periode jabatan keduanya.

    Menurut Airlangga, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanua ketika ditemui di sela-sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS.

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • Peluang Besar untuk Ekspor dan Investasi

    Peluang Besar untuk Ekspor dan Investasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan sejumlah manfaat dari bergabungnya Indonesia ke kelompok ekonomi BRICS. Keuntungan utama yang diharapkan adalah peningkatan kerja sama antarnegara yang mendorong investasi, khususnya Penanaman Modal Asing (PMA).

    “Yang diharapkan itu peningkatan investasi PMA dan juga penguatan pasar perdagangan internasional,” kata Rully di Kantor Mirae Asset Sekuritas, Jakarta, Senin (14/1/2025).

    Dengan Indonesia gabung BRICS, Rully menambahkan, Indonesia memiliki potensi memperluas pasar ekspor-impor ke negara-negara anggota seperti Brasil dan Afrika Selatan. Sebagai contoh, kerja sama perdagangan terbesar Indonesia saat ini adalah dengan China. Melalui BRICS, kerja sama ini dapat semakin diperluas dengan melibatkan negara-negara anggota lainnya.

    Indonesia secara resmi diumumkan sebagai anggota BRICS oleh Pemerintah Brasil pada Senin (6/1/2025). Kelompok BRICS, yang awalnya dibentuk pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, diperluas dengan keanggotaan Afrika Selatan pada 2010.

    Pada 2024, BRICS juga menerima anggota baru seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sejumlah negara lain, termasuk Turki, Azerbaijan, dan Malaysia, juga telah mengajukan permohonan untuk bergabung.

    “Dengan Indonesia gabung BRICS, harusnya akan memperluas kerja sama perdagangan kita,” ujar Rully.

    Keanggotaan Indonesia di BRICS membuka peluang untuk menjangkau pasar-pasar baru di luar negara-negara tradisional yang menjadi mitra ekspor utama selama ini.

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, turut menyampaikan pandangannya mengenai dampak positif keanggotaan Indonesia di BRICS. Menurutnya, langkah ini dapat memperkuat kedaulatan ekonomi Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat atau China.

    “Dengan BRICS, kita memiliki peluang untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi,” ujar Luhut di Kantor DEN, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Ia juga menyoroti ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang berencana memberlakukan tarif baru pada barang dan jasa tertentu. Langkah ini dinilai dapat memengaruhi perekonomian nasional jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat.

    “Keuntungan bergabung ke BRICS adalah memperbesar pasar kita di tengah tantangan global,” tambah Luhut.

    Keanggotaan Indonesia di BRICS diharapkan tidak hanya memperluas pasar perdagangan, tetapi juga meningkatkan stabilitas ekonomi di tengah perubahan kebijakan global.

  • Indonesia Resmi jadi Anggota BRICS, Begini Persiapan Pengusaha – Page 3

    Indonesia Resmi jadi Anggota BRICS, Begini Persiapan Pengusaha – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Memasuki awal 2025, Indonesia mengumumkan resmi menjadi anggota kelompok negara ekonomi BRICS. BRICS sendiri mencakup negara-negara besar yakni Brasil, Rusia, India, China, serta Afrika Selatan. Tahun lalu, anggota BRICS diperluas dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

    Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono mengungkapkan bahwa keanggotaan ini mencerminkan pentingnya posisi Indonesia di mata dunia.

    “Indonesia dipandang sebagai negara yang strategis dan penting untuk segera bergabung,” ujar Menlu Sugiono dalam pidato tahunan di acara Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di Jakarta, 10 Januari 2025.

    Dalam keterangan terpisah, Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira mengatakan bahwa pengusaha di Indonesia umumnya sangat antusias dengan keanggotaan Indonesia di BRICS, yang diyakini dapat memperluas pasar internasional.

    “Masuknya Indonesia ke BRICS memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia diakui di tingkat global, khususnya di antara negara-negara berkembang yang memiliki potensi besar. Dengan begitu, pelaku usaha melihat peluang untuk memperluas jejaring bisnis, meningkatkan daya saing, dan menembus pasar internasional,” ujar Anggawira kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    Diversifikasi Produk

    Dalam mempersiapkan daya saing untuk memanfaatkan peluang, Angga mengungkapkan, sejumlah pengusaha mulai mempersiapkan strategi diversifikasi produk dan pasar untuk menjangkau negara-negara anggota BRICS seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

    Persiapan lainnya, adalah mencari peluang kerja sama dengan mitra di negara anggota BRICS, baik dalam hal investasi, perdagangan, maupun transfer teknologi.

    Terkait pemanfaatan Infrastruktur dan kebijakan, Angga menuturkan, “Pelaku usaha menantikan adanya kebijakan pendukung dari pemerintah, seperti akses permodalan melalui BRICS New Development Bank (NDB), insentif perdagangan, dan dukungan untuk ekspor”.

    “Dengan akses ke pasar negara-negara BRICS, diharapkan ekspor Indonesia, khususnya produk unggulan seperti komoditas, manufaktur, dan produk kreatif, dapat meningkat signifikan,” bebernya.

    Jalur Diplomasi Ekonomi

    Angga lebih lanjut menyampaikan, pengusaha juga berharap pemerintah aktif memanfaatkan keanggotaan BRICS untuk membuka jalur diplomasi ekonomi yang lebih strategis dan memfasilitasi kerja sama dengan anggota lainnya.

    Selain itu, dengan BRICS sebagai wadah kerja sama multilateral, pengusaha juga berharap ada stabilitas ekonomi global yang lebih terjaga, terutama di tengah dinamika geopolitik dan ketidakpastian ekonomi dunia.

    “Masuknya Indonesia ke BRICS memberikan harapan besar, tetapi juga menuntut kesiapan pengusaha untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Dukungan kebijakan yang tepat dari pemerintah akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia memaksimalkan peluang ini,” tutupnya.

  • Menko Airlangga Sebut Indonesia Sudah Kebal Ancaman Tarif Agresif Amerika – Halaman all

    Menko Airlangga Sebut Indonesia Sudah Kebal Ancaman Tarif Agresif Amerika – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tidak mempersoalkan jika Amerika Serikat mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara, termasuk RI di periode jabatan keduanya.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanya ketika ditemui di sela-sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Menurutnya, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. 

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • Indonesia Gabung BRICS, Menko Airlangga Bilang Itu Hanya Kolaborasi Biasa – Halaman all

    Indonesia Gabung BRICS, Menko Airlangga Bilang Itu Hanya Kolaborasi Biasa – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS sebagai kolaborasi biasa.

    Indonesia bergabung dengan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab di BRICS.

    Airlangga mengatakan bergabungnya Indonesia ke BRICS hanya kolaborasi biasa karena sebelumnya RI sudah pernah menjalin kerja sama dengan berbagai negara anggota lainnya.

    Contohnya seperti Indonesia yang merupakan bagian dari Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), di mana India merupakan bagian dari ini juga.

    Lalu, Indonesia juga bagian dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama negara Asia Tenggara lainnya. China ada di dalam ini karena mereka merupakan salah satu negara pendiri. 

    Indonesia juga sedang membahas perjanjian dagang Free Trade Agreement dengan Uni Ekonomi Eurasia, yang mana Rusia merupakan bagian dari uni kerja sama ekonomi ini.

    “Jadi tidak ada hal yang baru bagi kerja sama anggota BRICS dengan Indonesia, hanya kolaborasi biasa yang kami bangun dengan negara-negara di bagian selatan dunia,” kata Airlangga dalam acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Selain itu, kata Airlangga, Presiden Prabowo Subianto juga memastikan dengan bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS tak berarti RI beraliansi.

    Prabowo memastikan hal tersebut ketika bertemu Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba.

    “Bergabung BRICS menjadi pembicaraan masyarakat internasional dan bapak presiden menjelaskan kepada PM Jepang bahwa Indonesia sendiri adalah negara yang tidak beraliansi,” ujar Airlangga.

    Sengaja informasi, Indonesia kini telah bergabung sebagai anggota penuh BRICS.

    Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri RI menyebut, bergabungnya Indonesia dalam BRICS mencerminkan peningkatan peran aktif Indonesia dalam isu-isu global serta komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral demi mewujudkan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan.

    Mengutip Britannica, istilah BRICS awalnya merujuk pada sekelompok negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat.

    Jika pertumbuhan ini dipertahankan pada tingkat yang sama, negara-negara tersebut, diyakini akan menjadi pelaku ekonomi dominan di abad ke-21.

    Dibentuk pada tahun 2009, BRICS diambil dari nama-nama anggota awalnya, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa).

    Sejak itu, nama tersebut, diadopsi sebagai nama organisasi antarpemerintah formal yang bertujuan untuk menciptakan integrasi dan koordinasi ekonomi serta geopolitik yang lebih kuat di antara negara-negara anggotanya.

    Untuk bergabung dengan BRICS, anggota baru harus disetujui secara bulat oleh semua anggota yang sudah ada.

    Pada pertemuan puncak BRICS 2023 di Afrika Selatan, BRICS mengundang Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Ethiopia, dan Argentina sebagai negara anggota baru.

    Semua negara tersebut, setuju untuk bergabung kecuali Argentina.

    Nama informal BRICS+ terkadang digunakan untuk menggambarkan perluasan organisasi ini.

    Indonesia sebenarnya telah dipandang sebagai kandidat anggota penuh BRICS sejak tahun 2011, mengutip eastasiaforum.org.

    Akan tetapi setelah menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan pada Kamis (24/8/2023), Jokowi yang saat itu menjabat sebagai presiden, menyebut Indonesia masih mempertimbangkan keikutsertaannya.

    “Kita ingin mengkaji dan menghitung terlebih dahulu,” kata Jokowi, mengutip artikel Tribunnews pada 28 Agustus 2023.

    “Kita tidak ingin tergesa-gesa,” tambahnya.

  • RI Gabung BRICS, Bagaimana Nasib Rosneft Rusia di Megaproyek Kilang Tuban?

    RI Gabung BRICS, Bagaimana Nasib Rosneft Rusia di Megaproyek Kilang Tuban?

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) buka suara terkait kelanjutan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban usai Indonesia resmi bergabung dengan forum ekonomi BRICS. 

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Megaproyek GRR Tuban di Jawa Timur saat ini masih mandek. Hal ini tak lepas dari keterlibatan perusahaan asal Rusia, Rosneft dalam proyek tersebut. Rusia selama ini masih mendapat sanksi dari negara-negara Barat imbas invasi ke Ukraina. 

    Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen belum mau berkomentar banyak terkait bergabungnya RI dengan BRICS terhadap kelanjutan investasi Rosneft pada proyek senilai US$13,5 miliar atau setara dengan Rp205,05 triliun itu.

    Dia hanya mengatakan, proyek GRR Tuban saat ini masih digarap bersama Rosneft. Adapun, progres proyek Kilang Tuban saat ini masih dalam proses final investment decision (FID) dan paralel proses pengadaan engineering, procurement & construction (EPC).

    EPC adalah tahapan yang terdapat dalam proses perancangan sebuah sistem yang akan dibangun. Proses ini dilanjutkan dengan pengadaan yang kemudian membangun sistem yang sudah dirancang sebelumnya.

    “Pertamina melalui anak usaha PT KPI, yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia [PRPP] saat ini masih bersama Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Sejatinya, target perampungan FID Kilang Tuban molor dari jadwal yang ditentukan sebelumnya. Pasalnya, KPI sebelumnya menargetkan FID bisa rampung pada kuartal I/2024. 

    Oleh karena itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia belakangan membuka opsi mencari investor baru untuk menggarap proyek Kilang Tuban.

    “Opsi bisa saja [cari investor lain]. Karena kita enggak bisa menunggu sampai lama kan. Karena kita harus punya batas limit waktu,” tutur Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

    Bahlil juga menyebut dirinya akan segera melakukan komunikasi dengan KPI untuk menentukan hal tersebut. Menurutnya, KPI adalah pihak yang paling mengetahui kelanjutan investasi Rosneft. 

    “Pertamina [KPI] kan yang melakukan komunikasi dan punya feeling mereka ini [Rosneft] serius banget atau tidak,” ucap Bahlil.

  • Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan sejumlah hal sebelum benar-benar memutuskan membeli minyak mentah dari Rusia.

    Potensi pembelian minyak dari Rusia itu semula disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Hal ini seiring dengan bergabungnya Indonesia dengan forum ekonomi BRICS. 

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum RI membeli minyak dari Rusia. Maklum, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.

    Memang, kata Fabby, harga minyak Rusia lebih murah karena negara tersebut memberikan diskon. Namun, Indonesia juga perlu melihat sisi lain.

    Dia menuturkan, sanksi kepada Rusia tak hanya kepada negara saja, tetapi Barat juga ikut memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang membantu Negeri Beruang Merah.

    Fabby mencontoh industri perkapalan dan asuransi pengapalan ikut kena sanksi karena membantu Rusia mengekspor minyak. Dengan sanksi tersebut, bisa jadi pembeli minyak dari Rusia menjadi cukup mahal.

    “Bisa saja harga minyak Rusia murah, di bawah harga pasar, tapi bagaimana dengan biaya yang lain? Walaupun saya kira masih lebih murah daripada beli internasional ya ujung-ujungnya, tapi ini semuanya harus dihitung,” jelas Fabby kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Selain itu, sebelum membeli minyak Rusia, Indonesia juga perlu mempertimbangkan implikasi yang mungkin dihadapi. Fabby menjelaskan sanksi embargo kepada Rusia diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

    Menurutnya, jika Indonesia membeli minyak dari Rusia, bisa saja AS dan Eropa menganggap RI mendukung negara beribu kota Moskow itu. Oleh karena itu, Fabby menilai hal ini bisa mengancam hubungan Indonesia dengan AS dan Eropa.

    Apalagi, diplomasi Indonesia dengan AS dan Eropa cukup luas, mulai dari perdagangan hingga industri keuangan.

    “Nah, ini yang perlu jadi pertimbangan kita. Apakah dalam jangka panjang hubungan diplomatik kita dengan negara-negara tersebut akan terganggu atau tidak?” kata Fabby.

    “Karena nanti misalnya di internasional saja, Indonesia misalnya menyuarakan untuk kepentingan kita, itu kan harus dapat dukungan dari negara-negara itu juga,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, Fabby mengingatkan Indonesia juga harus mempertimbangkan kesesuaian karakteristik minyak Rusia dengan kilang yang dimiliki di Tanah Air.

    Menurutnya, kilang Indonesia memiliki kriteria minyak kadar tertentu agar bisa memberikan hasil yang optimal. Karenanya, kadar atau karakteristik minyak Rusia juga harus menjadi perhatian. Sebab, hal ini pun akan menentukan harga minyak yang dijual kepada masyarakat.

    “Tentunya perlu jadi pertimbangan untuk nanti melihat apakah akhirnya harga produknya kompetitif?” kata Fabby.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut azas bebas aktif. Dengan kata lain, Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan negara mana saja selama tidak melanggar aturan, termasuk membeli minyak Rusia.

    “Ketika kita bangun [kerja sama] dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Dia pun mengatakan Indonesia bakal tetap mengambil peluang kerja sama dengan negara mana saja selama itu menguntungkan. Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi negara anggota BRICS, tetapi juga dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

    “Artinya, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD, itu saya pikir nggak ada masalah,” kata Bahlil.

  • Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak masalah jika Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara di periode jabatan keduanya.

    Menurut Airlangga, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanya saat ditemui di sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. 

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • Pertamina Buka Suara soal Wacana Impor Minyak dari Rusia

    Pertamina Buka Suara soal Wacana Impor Minyak dari Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) buka suara soal potensi pembelian minyak mentah dari Rusia usai Indonesia resmi bergabung dengan forum ekonomi BRICS.

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen menuturkan pihaknya membuka kesempatan yang sama untuk semua jenis minyak dari negara manapun.

    Dia menjelaskan, KPI dalam melakukan pengadaan feedstock/bahan baku berupa minyak mentah disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan keekonomian kilang menyesuaikan dengan kondisi pasar.

    “KPI membuka kesempatan yang sama untuk semua jenis minyak yang dapat dikelola kilang dengan efektif dan efisien,” kata Hermansyah kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Dia menuturkan proses pengadaan minyak mentah dilakukan dengan mematuhi semua ketentuan baik yang berlaku di internal, nasional maupun internasional.

    “Proses pengadaan minyak mentah di KPI juga dilakukan dengan memenuhi standar Good Corporate Governance yang berlaku di perusahaan,” jelasnya.

    Adapun, potensi impor minyak dari Rusia disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Dia menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut azas bebas aktif. Dengan kata lain, Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan negara mana saja selama tidak melanggar aturan.

    Oleh karena itu, dia mengatakan sah-sah saja jika kelak ada peluang untuk RI bisa membeli minyak dari Rusia. Di sisi lain, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.

    “Ketika kita bangun dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Dia pun mengatakan Indonesia bakal tetap mengambil peluang kerja sama dengan negara mana saja selama itu menguntungkan. Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi negara anggota BRICS, tetapi juga dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

    “Artinya, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD, itu saya pikir nggak ada masalah,” kata Bahlil.

  • 14 Bahasa yang Dianggap Suci di Dunia, Apa Saja?

    14 Bahasa yang Dianggap Suci di Dunia, Apa Saja?

    Jakarta: Tahukah kamu bahwa ada bahasa-bahasa tertentu yang dianggap suci dalam berbagai tradisi keagamaan? Bahasa-bahasa ini digunakan untuk menyampaikan doa, teks-teks sakral, dan ritual keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Selain menjadi alat komunikasi spiritual, bahasa suci juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan budaya komunitas penggunanya.

    Yuk, intip, tentang berbagai bahasa suci yang memiliki sejarah dan peran luar biasa dalam tradisi keagamaan di dunia!
     
    Latin Gerejawi dalam Gereja Katolik Roma
    Latin Gerejawi merupakan bahasa liturgi utama dalam Gereja Katolik Roma. Bahasa ini digunakan untuk misa, doa, dan dokumen resmi. Latin dianggap sebagai bahasa tradisional yang menjadi simbol kesucian hingga reformasi Vatikan II.

    Menariknya, meskipun Latin bukan bahasa ibu bagi sebagian besar umat, penggunaannya dalam liturgi menciptakan rasa persatuan dan universalitas di antara umat Katolik di seluruh dunia.
     
    Arab Klasik dalam Islam
    Arab Klasik adalah bahasa wahyu Al-Qur’an. Semua umat Muslim membaca Al-Qur’an dalam bahasa Arab Klasik, yang juga digunakan dalam doa dan ritual keagamaan sehari-hari.

    Keindahan dan kekayaan bahasa Arab Klasik tidak hanya terletak pada struktur gramatikalnya, tetapi juga pada kemampuan bahasa ini untuk menyampaikan makna spiritual yang mendalam.

    Hal ini menjadikan bahasa Arab sebagai elemen pemersatu bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia.
     
    Yunani Koine dalam Kekristenan Awal
    Yunani Koine digunakan dalam teks Perjanjian Baru dan tulisan para Bapa Gereja. Bahasa ini tetap dipakai dalam beberapa liturgi Ortodoks Timur dan menjadi salah satu fondasi Kekristenan awal.

    Menariknya, Yunani Koine adalah bentuk bahasa Yunani yang lebih sederhana dan umum digunakan oleh masyarakat pada masa itu, sehingga pesan Injil dapat disebarkan secara luas dan dipahami oleh berbagai kalangan.
     
    Slavonik Gereja dalam Ortodoks Slavia
    Slavonik Gereja adalah bahasa liturgi tradisional untuk gereja-gereja Ortodoks di wilayah Slavia seperti Rusia, Bulgaria, dan Serbia.

    Bahasa ini digunakan dalam doa dan upacara keagamaan. Meskipun bukan bahasa sehari-hari, Slavonik Gereja tetap dipertahankan dalam liturgi sebagai simbol kontinuitas dan identitas spiritual bagi komunitas Ortodoks Slavia.
     
    Aram Suryani dalam Kekristenan Timur
    Aram Suryani digunakan dalam liturgi dan teks keagamaan Kekristenan Timur, termasuk Gereja Asyur dan Gereja Ortodoks Siria.

    Bahasa ini merupakan salah satu bahasa komunitas Kristen awal. Menariknya, Aram adalah bahasa yang diyakini digunakan oleh Yesus Kristus, sehingga penggunaannya dalam liturgi memberikan kedekatan historis dengan masa kehidupan Yesus.
     
    Koptik dalam Gereja Ortodoks Koptik
    Koptik adalah bahasa liturgi Gereja Koptik di Mesir. Bahasa ini merupakan penerus langsung dari bahasa Mesir Kuno dan digunakan dalam doa serta nyanyian keagamaan.

    Menariknya, meskipun bahasa Arab menjadi bahasa dominan di Mesir, Gereja Koptik mempertahankan penggunaan bahasa Koptik dalam liturgi sebagai upaya melestarikan warisan budaya dan identitas keagamaan mereka.
     
    Ge’ez dalam Gereja Ortodoks Ethiopia
    Ge’ez menjadi bahasa liturgi utama untuk doa, nyanyian, dan teks-teks suci dalam tradisi Kristen Ethiopia. Bahasa ini tetap hidup dalam praktik keagamaan.

    Menariknya, meskipun Ge’ez tidak lagi digunakan sebagai bahasa sehari-hari, penggunaannya dalam liturgi mencerminkan kedalaman sejarah dan kekayaan tradisi Gereja Ortodoks Ethiopia.
     
    Ibrani dalam Yudaisme
    Ibrani adalah bahasa Alkitab Ibrani dan doa-doa dalam Yudaisme. Hingga kini, bahasa ini digunakan dalam ritual keagamaan Yahudi di seluruh dunia.

    Ibrani juga menjadi simbol kebangkitan budaya Yahudi modern setelah dihidupkan kembali sebagai bahasa sehari-hari di Israel.
     
    Avestan dalam Zoroastrianisme
    Avestan adalah bahasa yang digunakan dalam teks suci Avesta. Bahasa ini menjadi medium utama untuk ritual dan doa Zoroastrianisme. Menariknya, meskipun sedikit penutur yang tersisa, Avestan tetap menjadi elemen penting dalam pelestarian warisan spiritual Zoroastrianisme.
     
    Sanskerta dalam Hindu, Buddha, dan Jainisme
    Sanskerta adalah bahasa kitab suci Hindu seperti Weda dan Bhagavad Gita. Bahasa ini juga digunakan dalam teks-teks Buddha dan Jainisme.

    Sanskerta tidak hanya dikenal sebagai bahasa keagamaan tetapi juga sebagai simbol keindahan dan kekayaan sastra kuno yang memengaruhi banyak tradisi di Asia.
     
    Pali dalam Buddha Theravada
    Pali adalah bahasa kanon Pali, yang berisi ajaran-ajaran Buddha. Bahasa ini digunakan dalam doa dan meditasi oleh komunitas Theravada.

    Menariknya, meskipun Pali tidak lagi menjadi bahasa lisan, ajaran-ajarannya tetap hidup melalui tradisi oral dan tulisan.
     
    Tibet dalam Buddha Tibet
    Tibet menjadi bahasa teks-teks suci dan ritual dalam tradisi Buddha Tibet. Bahasa ini digunakan oleh komunitas monastik di wilayah Himalaya. Menariknya, bahasa Tibet juga berperan penting dalam melestarikan ajaran-ajaran Buddha yang hilang dari negara-negara lain.
     
    Armenia dalam Gereja Apostolik Armenia
    Armenia adalah bahasa liturgi tradisional untuk Gereja Armenia. Bahasa ini digunakan dalam doa, ritual, dan kitab suci Kristen Armenia.

    Bahasa Armenia mencerminkan kekayaan sejarah bangsa Armenia yang mempertahankan identitas keagamaan mereka meskipun mengalami banyak tantangan.
     
    Georgia dalam Gereja Ortodoks Georgia
    Georgia adalah bahasa liturgi Gereja Ortodoks di Georgia. Bahasa ini digunakan dalam doa, ritual, dan teks-teks keagamaan. Penggunaan bahasa Georgia dalam liturgi mencerminkan hubungan erat antara tradisi keagamaan dan kebudayaan nasional Georgia.

    Bahasa-bahasa ini bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga simbol warisan budaya dan spiritual. Setiap bahasa suci membawa nilai historis, teologis, dan identitas komunitas agama yang menggunakannya.

    Dalam praktik keagamaan, bahasa-bahasa ini memberikan rasa koneksi dengan tradisi dan kepercayaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.

    Baca Juga:
    Sekarat Selama 2000 Tahun, Cara Orang Yahudi Hidupkan Kembali Bahasa Ibrani

    Jakarta: Tahukah kamu bahwa ada bahasa-bahasa tertentu yang dianggap suci dalam berbagai tradisi keagamaan? Bahasa-bahasa ini digunakan untuk menyampaikan doa, teks-teks sakral, dan ritual keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
     
    Selain menjadi alat komunikasi spiritual, bahasa suci juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan budaya komunitas penggunanya.
     
    Yuk, intip, tentang berbagai bahasa suci yang memiliki sejarah dan peran luar biasa dalam tradisi keagamaan di dunia!
     
    Latin Gerejawi dalam Gereja Katolik Roma
    Latin Gerejawi merupakan bahasa liturgi utama dalam Gereja Katolik Roma. Bahasa ini digunakan untuk misa, doa, dan dokumen resmi. Latin dianggap sebagai bahasa tradisional yang menjadi simbol kesucian hingga reformasi Vatikan II.

    Menariknya, meskipun Latin bukan bahasa ibu bagi sebagian besar umat, penggunaannya dalam liturgi menciptakan rasa persatuan dan universalitas di antara umat Katolik di seluruh dunia.
     

    Arab Klasik dalam Islam
    Arab Klasik adalah bahasa wahyu Al-Qur’an. Semua umat Muslim membaca Al-Qur’an dalam bahasa Arab Klasik, yang juga digunakan dalam doa dan ritual keagamaan sehari-hari.
     
    Keindahan dan kekayaan bahasa Arab Klasik tidak hanya terletak pada struktur gramatikalnya, tetapi juga pada kemampuan bahasa ini untuk menyampaikan makna spiritual yang mendalam.
     
    Hal ini menjadikan bahasa Arab sebagai elemen pemersatu bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia.
     
    Yunani Koine dalam Kekristenan Awal
    Yunani Koine digunakan dalam teks Perjanjian Baru dan tulisan para Bapa Gereja. Bahasa ini tetap dipakai dalam beberapa liturgi Ortodoks Timur dan menjadi salah satu fondasi Kekristenan awal.
     
    Menariknya, Yunani Koine adalah bentuk bahasa Yunani yang lebih sederhana dan umum digunakan oleh masyarakat pada masa itu, sehingga pesan Injil dapat disebarkan secara luas dan dipahami oleh berbagai kalangan.
     
    Slavonik Gereja dalam Ortodoks Slavia
    Slavonik Gereja adalah bahasa liturgi tradisional untuk gereja-gereja Ortodoks di wilayah Slavia seperti Rusia, Bulgaria, dan Serbia.
     
    Bahasa ini digunakan dalam doa dan upacara keagamaan. Meskipun bukan bahasa sehari-hari, Slavonik Gereja tetap dipertahankan dalam liturgi sebagai simbol kontinuitas dan identitas spiritual bagi komunitas Ortodoks Slavia.
     
    Aram Suryani dalam Kekristenan Timur
    Aram Suryani digunakan dalam liturgi dan teks keagamaan Kekristenan Timur, termasuk Gereja Asyur dan Gereja Ortodoks Siria.
     
    Bahasa ini merupakan salah satu bahasa komunitas Kristen awal. Menariknya, Aram adalah bahasa yang diyakini digunakan oleh Yesus Kristus, sehingga penggunaannya dalam liturgi memberikan kedekatan historis dengan masa kehidupan Yesus.
     
    Koptik dalam Gereja Ortodoks Koptik
    Koptik adalah bahasa liturgi Gereja Koptik di Mesir. Bahasa ini merupakan penerus langsung dari bahasa Mesir Kuno dan digunakan dalam doa serta nyanyian keagamaan.
     
    Menariknya, meskipun bahasa Arab menjadi bahasa dominan di Mesir, Gereja Koptik mempertahankan penggunaan bahasa Koptik dalam liturgi sebagai upaya melestarikan warisan budaya dan identitas keagamaan mereka.
     
    Ge’ez dalam Gereja Ortodoks Ethiopia
    Ge’ez menjadi bahasa liturgi utama untuk doa, nyanyian, dan teks-teks suci dalam tradisi Kristen Ethiopia. Bahasa ini tetap hidup dalam praktik keagamaan.
     
    Menariknya, meskipun Ge’ez tidak lagi digunakan sebagai bahasa sehari-hari, penggunaannya dalam liturgi mencerminkan kedalaman sejarah dan kekayaan tradisi Gereja Ortodoks Ethiopia.
     
    Ibrani dalam Yudaisme
    Ibrani adalah bahasa Alkitab Ibrani dan doa-doa dalam Yudaisme. Hingga kini, bahasa ini digunakan dalam ritual keagamaan Yahudi di seluruh dunia.
     
    Ibrani juga menjadi simbol kebangkitan budaya Yahudi modern setelah dihidupkan kembali sebagai bahasa sehari-hari di Israel.
     
    Avestan dalam Zoroastrianisme
    Avestan adalah bahasa yang digunakan dalam teks suci Avesta. Bahasa ini menjadi medium utama untuk ritual dan doa Zoroastrianisme. Menariknya, meskipun sedikit penutur yang tersisa, Avestan tetap menjadi elemen penting dalam pelestarian warisan spiritual Zoroastrianisme.
     
    Sanskerta dalam Hindu, Buddha, dan Jainisme
    Sanskerta adalah bahasa kitab suci Hindu seperti Weda dan Bhagavad Gita. Bahasa ini juga digunakan dalam teks-teks Buddha dan Jainisme.
     
    Sanskerta tidak hanya dikenal sebagai bahasa keagamaan tetapi juga sebagai simbol keindahan dan kekayaan sastra kuno yang memengaruhi banyak tradisi di Asia.
     
    Pali dalam Buddha Theravada
    Pali adalah bahasa kanon Pali, yang berisi ajaran-ajaran Buddha. Bahasa ini digunakan dalam doa dan meditasi oleh komunitas Theravada.
     
    Menariknya, meskipun Pali tidak lagi menjadi bahasa lisan, ajaran-ajarannya tetap hidup melalui tradisi oral dan tulisan.
     
    Tibet dalam Buddha Tibet
    Tibet menjadi bahasa teks-teks suci dan ritual dalam tradisi Buddha Tibet. Bahasa ini digunakan oleh komunitas monastik di wilayah Himalaya. Menariknya, bahasa Tibet juga berperan penting dalam melestarikan ajaran-ajaran Buddha yang hilang dari negara-negara lain.
     
    Armenia dalam Gereja Apostolik Armenia
    Armenia adalah bahasa liturgi tradisional untuk Gereja Armenia. Bahasa ini digunakan dalam doa, ritual, dan kitab suci Kristen Armenia.
     
    Bahasa Armenia mencerminkan kekayaan sejarah bangsa Armenia yang mempertahankan identitas keagamaan mereka meskipun mengalami banyak tantangan.
     
    Georgia dalam Gereja Ortodoks Georgia
    Georgia adalah bahasa liturgi Gereja Ortodoks di Georgia. Bahasa ini digunakan dalam doa, ritual, dan teks-teks keagamaan. Penggunaan bahasa Georgia dalam liturgi mencerminkan hubungan erat antara tradisi keagamaan dan kebudayaan nasional Georgia.
     
    Bahasa-bahasa ini bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga simbol warisan budaya dan spiritual. Setiap bahasa suci membawa nilai historis, teologis, dan identitas komunitas agama yang menggunakannya.
     
    Dalam praktik keagamaan, bahasa-bahasa ini memberikan rasa koneksi dengan tradisi dan kepercayaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.
     
    Baca Juga:
    Sekarat Selama 2000 Tahun, Cara Orang Yahudi Hidupkan Kembali Bahasa Ibrani
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)