Negara: Ekuador

  • Demo BBM Rusuh, Konvoi Presiden Ekuador Diserang

    Demo BBM Rusuh, Konvoi Presiden Ekuador Diserang

    Quito

    Konvoi kemanusiaan yang dipimpin Presiden Ekuador Daniel Noboa diserang saat unjuk rasa memprotes kenaikan tajam harga bahan bakar yang diwarnai kerusuhan. Konvoi kendaraan yang juga membawa duta besar dan diplomat asing itu diserang massa dengan batu hingga bom molotov.

    Juru bicara pemerintah Ekuador Caroline Jaramillo, seperti dilansir BBC dan CNN, Selasa (30/9/2025), mengatakan bahwa konvoi tersebut juga membawa para diplomat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa yang terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.

    Jaramillo mengatakan bahwa konvoi sedang dalam perjalanan mengirimkan bantuan kepada masyarakat terdampak di Provinsi Imbabura ketika tiba-tiba disergap oleh sekitar 350 orang. Massa menyerang konvoi kendaraan itu dengan batu, kembang api, hingga bom molotov.

    Sekitar 50 tentara yang mengawal konvoi itu, sebut Jaramillo, berusaha memukul mundur para pelaku penyerangan. Tidak disebutkan lebih lanjut apakah ada korban luka.

    Kantor kepresidenan Ekuador mengatakan konvoi itu juga membawa diplomat Vatikan Andres Carrascosa, Duta Besar Uni Eropa Jekaterina Dorodnova, dan Duta Besar Italia Giovanni Davoli.

    Noboa, dalam postingan media sosial X, mengunggah foto-foto yang menunjukkan kerusakan pada kendaraan dalam konvoi tersebut. Terlihat dalam foto-foto tersebut bahwa kaca depan dan kaca samping kendaraan yang digunakan utusannya pecah dan retak.

    “Mereka menolak kemajuan di Ekuador dan memilih kekerasan,” tulis Noboa, merujuk pada para demonstran bersenjata.

    “Kita terus maju: Ekuador tidak boleh mundur,” tegasnya.

    Menurut Jaramillo, terdapat 17 personel militer yang diculik dalam insiden itu dan keberadaan mereka tidak diketahui. Serangan itu terjadi di wilayah Cotacachi, Provinsi Imbabura, di mana puluhan demonstran memblokir jalanan dan bentrok dengan pasukan keamanan.

    Angkatan Bersenjata Ekuador menuduh para demonstran melukai 12 tentara dan menyandera 17 tentara lainnya. Militer Ekuador menuduh para pelaku sebagai “kelompok teroris” dan menegaskan “tindakan seperti ini tidak akan dibiarkan begitu saja”.

    Jaramillo menambahkan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas penyerangan itu tidak mewakili warga Ekuador, melainkan para penjahat.

    Unjuk rasa diwarnai kerusuhan menyelimuti Ekuador, dengan organisasi hak masyarakat adat terbesar Conaie menyerukan aksi mogok nasional tanpa batas waktu untuk menentang langkah Noboa memangkas subsidi bahan bakar.

    Conaie menyebut salah satu anggota komunitas adat bernama Efrain Fuerez, yang berusia 46 tahun, “ditembak tiga kali” dan meninggal dunia di rumah sakit di area Cotacachi. Dalam pernyataannya, Conaie menyebut Fuerez tewas dalam “kejahatan negara, yang dilakukan atas perintah Daniel Noboa”.

    Kepolisian dan Angkatan Bersenjata Ekuador belum memberikan komentar, sedangkan kantor kejaksaan Ekuador mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap “dugaan kematian” tersebut.

    Tonton juga Video: Ekuador Membara! Status Darurat Berlaku Gegara Demo BBM

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Spesies Baru Anaconda Raksasa Ditemukan Ilmuwan

    Spesies Baru Anaconda Raksasa Ditemukan Ilmuwan

    Jakarta

    Sebuah tim ilmuwan baru-baru ini mengumumkan penemuan spesies baru anaconda raksasa di hutan hujan Amazon, tepatnya di wilayah Ekuador.

    Ular yang dinamakan anaconda hijau utara (Eunectes akayima) ini terbukti berbeda secara genetik dari kerabat terdekatnya, anaconda hijau (E. murinus), dan berpotensi menjadi spesies ular terbesar di dunia. Penemuan ini menjadi sorotan dunia sains setelah penelitian selama dua dekade akhirnya membuahkan hasil signifikan.

    Selama 20 tahun, para peneliti mengumpulkan sampel darah dan jaringan dari anaconda hijau di berbagai wilayah Amerika Selatan. Namun, titik balik penemuan ini terjadi pada tahun 2022, ketika sampel dari komunitas Bameno di wilayah adat Baihuaeri Waorani, Amazon Ekuador, dianalisis.

    Sampel tersebut mengungkap perbedaan genetik yang mencolok, menandakan keberadaan spesies baru. Penelitian ini dipandu oleh tim ilmuwan yang bekerja sama dengan masyarakat adat Waorani, dipimpin oleh pemimpin lokal Penti Baihua.

    “Pemandu adat Waorani adalah kunci keberhasilan identifikasi spesies ini,” ungkap Bryan Fry, salah satu peneliti utama, dalam jurnal Diversity yang memuat temuan tersebut dikutip dari GK.

    Ekspedisi penemuan ini tidak biasa. “Pemburu pribumi membawa kami ke hutan dalam perjalanan sepuluh hari untuk mencari ular yang mereka anggap suci,” kata Fry.

    Menariknya, aktor Hollywood Will Smith turut bergabung dalam ekspedisi ini saat syuting serial National Geographic. “Kami mendayung kano menyusuri sungai dan cukup beruntung menemukan beberapa anaconda bersembunyi di perairan dangkal, menunggu mangsa,” tambahnya.

    Anaconda Hijau Utara. Foto: Jesús Rivas via GK

    Analisis genetik menunjukkan bahwa Eunectes akayima berbeda hingga 5,5% secara genetik dari E. murinus. “Angka ini sangat mengesankan,” ujar Fry, seraya membandingkan bahwa perbedaan genetik antara manusia dan kera hanya sekitar 2%.

    Anaconda hijau utara ini juga mencuri perhatian dengan ukurannya yang luar biasa. Salah satu individu betina yang ditemukan di desa Waorani memiliki panjang 6,3 meter, meskipun laporan lokal menyebut ada ular yang jauh lebih besar.

    Peran Penting Anaconda

    Anaconda hijau. Foto: India Times

    Sebagai predator puncak, anaconda memainkan peran penting dalam ekosistem hutan hujan. Mereka mengendalikan populasi mangsa seperti ikan, hewan pengerat, rusa, hingga buaya, dengan kecepatan dan kemampuan mencekik yang mematikan.

    “Kehilangan ular ini akan menjadi bencana besar bagi keseimbangan ekologi,” Fry memperingatkan.

    Namun, ancaman terhadap spesies ini nyata. Penggundulan hutan, perburuan, dan polusi akibat tumpahan minyak mengancam habitatnya, terutama populasi kecil anaconda hijau utara yang baru ditemukan.

    Masyarakat adat Waorani, yang telah lama melindungi wilayah mereka, menjadi garda terdepan dalam upaya konservasi. Pada 2019, pemimpin Waorani Nemonte Nenquimo memenangkan gugatan melawan pemerintah Ekuador yang berupaya membuka wilayah mereka untuk eksplorasi minyak.

    “Kami melindungi hutan dari polusi dan kerusakan,” kata Nenquimo, yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh versi Time pada 2020.

    Meski begitu, ancaman terhadap Amazon terus berlanjut, mulai dari eksplorasi minyak hingga perubahan iklim. “Habitat ular ini sangat rentan terhadap kepunahan,” kata Fry.

    Penemuan spesies baru ini menjadi pengingat akan kekayaan biodiversitas Amazon sekaligus urgensi untuk melindunginya. “Kita harus bertindak cepat,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Spesies Baru Anakonda Ditemukan, Panjangnya 26 Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/fyk)

  • 3 Wanita Dibunuh Kartel Narkoba Disiarkan Live di Medsos Gemparkan Argentina

    3 Wanita Dibunuh Kartel Narkoba Disiarkan Live di Medsos Gemparkan Argentina

    Jakarta

    Kasus penyiksaan, pembunuhan, disertai mutilasi tubuh tiga perempuan muda menggemparkan Argentina. Otoritas setempat mengaitkan pembunuhan ini dengan kartel narkoba.

    Peringatan: Artikel ini memuat detail yang dapat mengganggu kenyamanan Anda.

    Mayat tiga perempuan muda, Brenda del Castillo (20 tahun), Morena Verdi (20), dan Lara Gutierrez (15) ditemukan pada Rabu, (24/09).

    Ketiga jenazahnya terkubur di halaman sebuah rumah di kota Florencio Varela, bagian dari Gran Buenos Airessekitar 20 kilometer di selatan ibu kota.

    Brenda dan Morena adalah sepupu.

    Menurut pihak berwenang, pembunuhan brutal yang terjadi pada Sabtu (20/09) dini hari itu diperintahkan pemimpin kartel narkoba, dan disiarkan langsung melalui Instagram untuk grup tertutup yang terdiri dari 45 orang.

    “Pemimpin kelompok itu, dalam sesi tersebut, mengatakan: ‘Ini yang terjadi pada orang yang mencuri narkoba saya’,” kata Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Javier Alonso, kepada saluran berita lokal TN.

    Salah satu korban, Lara Gutierrez, lima jari tangan kirinya diamputasi dan sebagian telinganya dipotong sebelum dibunuh.

    Dua korban lainnya dipukuli dengan kejam sebelum dibunuh. Brenda juga dipotong sebagian tubuhnya setelah meninggal.

    “Autopsi menunjukkan, dua gadis itu menderita sangat parah,” tambah Alonso dalam pernyataannya kepada CNN Radio Argentina.

    Pemimpin geng tersebut berusia 23 tahun dan dikenal sebagai “Pequeo J” atau “Julito,” kata Alonso.

    BBCKetiga perempuan ini telah dilaporkan hilang sejak Jumat lalu.

    Alonso juga menyebutkan, mereka telah mengidentifikasi anggota-anggota lain.

    “Motifnya adalah untuk mendisiplinkan, untuk membangun citra teroris oleh pemimpin organisasi tersebut,” tambah pejabat tersebut di saluran televisi.

    Alonso mengatakan, ketiga perempuan tersebut dibawa ke rumah tempat kejadian perkara dengan tipu daya.

    Mereka terakhir kali terlihat masih hidup pada Jumat (19/9/2025), saat naik ke sebuah van putih yang membawa mereka ke lokasi tersebut, menurut rekaman kamera keamanan.

    “Mereka mengira diundang untuk sebuah acara. Mereka pergi dengan sukarela bersama orang kepercayaan mereka,” katanya.

    Menurut penyelidikan forensik, para perempuan tersebut meninggal antara pukul 3 dan 6 pagi pada Sabtu (20/9).

    EPA/ShutterstockPara demonstran berunjuk rasa di Buenos Aires terkait kasus pembunuhan tiga perempuan muda.

    Rumah yang menjadi tempat terakhir tiga perempuan tersebut mengembuskan napas merupakan bagian dari organisasi, “jaringan yang memasok narkoba ke berbagai wilayah di pinggiran kota selatan”.

    “Mereka memiliki operasi yang kuat di ibu kota federal dan memiliki tempat-tempat pemasok narkoba untuk dibagikan di sana,” jelas pejabat tersebut.

    Dalam konferensi pers, Alonso memberikan rincian lebih lanjut: “Semua ini menunjukkan adanya pembalasan dari sebuah organisasi narkoba yang membunuh mereka”.

    “Kami bekerja dengan hipotesis tersebut: mereka melihat sesuatu, mengatakan sesuatu, sesuatu terjadi. Ini tidak terjadi secara spontan, sejak awal sudah ada strategi yang direncanakan,” katanya.

    Menteri Keamanan menambahkan, pada Jumat (19/9) sore, sebelum kejahatan terjadi, sekelompok pria menggali lubang di halaman rumah tempat kejadian.

    Polisi telah menahan empat orang yang terdiri dari dua perempuan dan dua pria. Mereka ditangkap saat sedang membersihkan tempat kejadian pada Rabu (24/09) dini hari.

    Petugas menemukan noda darah di dinding rumah, dan bau klorin yang menyengat.

    Setelah itu, delapan orang lainnya juga ditahan.

    ‘Saya ingin semua yang terlibat dipenjara!’

    Setelah mendengar berita tersebut, Paula, ibu dari Brenda del Castillo, berbicara dengan media dan, sambil menangis, meminta agar keadilan ditegakkan.

    “Mereka membunuh putri saya,” katanya sambil menangis di depan mikrofon stasiun televisi.

    “Saya menuntut keadilan untuk putri saya, agar semua yang bersalah dihukum. Mereka merenggut putri saya; dia adalah anak yang baik. Tidak ada dari ketiga gadis ini yang pantas berakhir seperti ini,” tambahnya.

    “Saya ingin semua orang [yang terlibat] dipenjara!” serunya.

    Ketika ditanya apa yang salah sehingga kejahatan ini terjadi, perempuan itu menjawab: “Saya tidak akan menyalahkan siapa pun, anak saya sudah tidak ada. Sekarang yang saya minta adalah tolong bantu saya menemukan semua orang [yang terlibat], satu per satu.”

    Kasus hukum ini sedang diselidiki dengan pasal “pembunuhan berat”.

    Ketiga perempuan korban pembunuhan ini telah dimakamkan pada Kamis (25/09) sore.

    Peristiwa ini menimbulkan kegemparan di Argentina karena tingkat kekerasan yang jarang terjadi di negara Amerika Selatan tersebut.

    Argentina memiliki salah satu tingkat pembunuhan terendah di Amerika Latin (3,8 per 100.000 penduduk) dan provinsi Buenos Aires memiliki angka yang sedikit lebih tinggi (4,3 per 100.000 penduduk).

    Di Ekuador, salah satu negara paling tinggi tingkat kekerasan di benua ini, tercatat 39 pembunuhan per 100.000 penduduk pada 2024, dan di Meksiko mencapai 25,6 pada tahun yang sama.

    Lihat juga Video: Menlu Jamin Pendidikan Anak Zetro, Staf KBRI Peru yang Dibunuh

    (haf/haf)

  • Horor Bentrokan Geng Narkoba di Dalam Penjara Ekuador

    Horor Bentrokan Geng Narkoba di Dalam Penjara Ekuador

    Jakarta

    Bentrok berdarah antara geng narkoba terjadi di dalam penjara Ekuador hingga belasan orang tewas. Pelaku mengamuk hingga memenggal narapidana lain yang menjadi rivalnya.

    Dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), kekerasan mematikan terjadi di sebuah penjara di kota pesisir Esmeraldas yang bergolak dengan kekerasan ini, merupakan kerusuhan mematikan kedua yang terjadi di dalam penjara Ekuador dalam beberapa hari terakhir.

    Berdasarkan sejumlah foto yang beredar di media sosial, dan telah diverifikasi oleh AFP, menunjukkan mayat-mayat tergeletak dalam kondisi telanjang dan berlumuran darah. Setidaknya dua mayat di antaranya dipenggal, dan banyak yang mengalami luka tusuk.

    Esmeraldas, kota yang menjadi lokasi penjara yang dilanda bentrokan dan pembantaian itu terletak di dekat perbatasan Kolombia. Insiden itu juga menambah jumlah narapidana yang tewas dibantai di dalam penjara di Ekuador sejak tahun 2021 menjadi sekitar 500 narapidana.

    Otoritas lembaga pemasyarakatan di Ekuador, SNAI, mengumumkan pada Kamis (25/9) waktu setempat bahwa korban tewas dalam bentrokan di penjara itu bertambah menjadi sedikitnya 17 orang.

    Puluhan anggota keluarga narapidana yang khawatir berkumpul di luar penjara untuk mencari informasi soal kondisi orang-orang tercinta mereka yang ditahan di penjara tersebut. Salah satu warga bergegas ke penjara setelah menerima telepon dari orang-orang yang tinggal di dekat penjara, yang mengatakan “mereka mendengar suara tembakan, mereka mendengar jeritan”.

    2 Kali Bentrok dalam Sepekan

    Insiden berdarah pada Kamis (25/9) itu terjadi beberapa hari setelah bentrokan mematikan lainnya, pada Senin (22/9), menewaskan sedikitnya 13 narapidana dan seorang sipir penjara di dalam sebuah penjara lainnya di wilayah barat daya Ekuador.

    Penjara-penjara di Ekuador seringkali penuh sesak dan kerap diwarnai aksi kekerasan yang menjadi pusat kelompok kejahatan terorganisir.

    Pada insiden tersebut, para narapidana menggunakan senjata api dan peledak, dengan sejumlah narapidana — yang jumlahnya tidak diketahui — melarikan diri dari penjara. Baru beberapa narapidana yang berhasil ditangkap kembali.

    Ekuador terletak di antara dua pengekspor kokain terbesar di dunia, Kolombia dan Peru. Negara ini telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir karena geng-geng yang bermusuhan dan memiliki hubungan dengan kartel internasional yang saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan.

    Lebih dari 70 persen dari seluruh kokain yang diproduksi di dunia kini melewati pelabuhan-pelabuhan di Ekuador, sebuah negara berpenduduk sekitar 17 juta jiwa.

    Sejak Februari 2021, parang antar geng sebagian besar terjadi di dalam penjara-penjara di negara tersebut, di mana para narapidana seringkali dibunuh dengan cara mengerikan, beberapa bahkan dimutilasi dan dibakar.

    Pembantaian terbesar terbesar di Ekuador terjadi tahun 2021 lalu, ketika lebih dari 100 narapidana dibunuh di dalam sebuah penjara di kota pelabuhan Guayaquil.

    Lihat juga Video Ricuh Bentrokan Geng di Penjara Ekuador, 14 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Berikut daftar negara yang sudah mengakui Palestina:

    Pengakuan Terhadap Palestina Mulai 2024-2025

     

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Prancis 22 September 2025

    Luksemburg 22 September 2025

    Malta 22 September 2025

    Monako 22 September 2025

    Belgia 22 September 2025

    Andorra 22 September 2025

    Inggris 21 September 2025

    Australia 21 September 2025

    Kanada 21 September 2025

    Portugal 21 September 2025

    Meksiko 20 Maret 2025

     

    2010-2019

     

    Ekuador 27 Desember 2010

    Bolivia 17 Desember 2010

    Argentina 6 Desember 2010

    Islandia 15 Desember 2011

    Brasil 3 Desember 2011

    Grenada 25 September 2011

    Antigua dan Barbuda 22 September 2011

    Dominika 19 September 2011

    Belize 9 September 2011

    St. Vincent dan Grenadines 29 Agustus 2011

    Honduras 26 Agustus 2011

    El Salvador 25 Agustus 2011

    Suriah 18 Juli 2011

    Sudan Selatan 14 Juli 2011

    Liberia 1 Juli 2011

    Lesotho 3 Mei 2011

    Uruguay 16 Maret 2011

    Paraguay 29 Januari 2011

    Suriname 26 Januari 2011

    Peru 24 Januari 2011

    Guyana 13 Januari 2011

    Chili 7 Januari 2011

    Thailand 18 Januari 2012

    Haiti 27 September 2013

    Guatemala 9 April 2013

    Swedia 30 Oktober 2014

    St. Lucia 14 September 2015

    Tahta Suci 26 Juni 2015

    Kolombia 3 Agustus 2018

    St. Kitts dan Nevis 29 Juli 2019

     

    1991-2009

     

    Eswatini 1 Juli 1991

    Bosnia dan Herzegovina 27 Mei 1992

    Georgia 25 April 1992

    Turkmenistan 17 April 1992

    Azerbaijan 15 April 1992

    Kazakstan 6 April 1992

    Uzbekistan 25 September 1994

    Tajikistan 2 April 1994

    Kirgistan 1 November 1995

    Afrika Selatan 15 Februari 1995

    Papua Nugini 13 Januari 1995

    Malawi 23 Oktober 1998

    Timor Leste 1 Maret 2004

    Montenegro 24 Juli 2006

    Pantai Gading 1 Desember 2008

    Lebanon 30 November 2008

    Kosta Rika 5 Februari 2008

    Republik Dominika 15 Juli 2009

    Venezuela 27 April 2009

     

     1988-1989

     

    Bhutan 25 Desember 1988

    Republik Afrika Tengah 23 Desember 1988

    Burundi 22 Desember 1988

    Botswana 19 Desember 1988

    Nepal 19 Desember 1988

    Republik Demokratik Kongo 18 Desember 1988

    Polandia 14 Desember 1988

    Oman 13 Desember 1988

    Gabon 12 Desember 1988

    Sao Tome dan Principe 10 Desember 1988

    Mozambik 8 Desember 1988

    Angola 6 Desember 1988

    Republik Kongo 5 Desember 1988

    Sierra Leone 3 Desember 1988

    Uganda Desember 3, 1988

    Laos 2 Desember 1988

    Chad 1 Desember 1988

    Ghana 29 November 1988

    Togo 29 November 1988

    Zimbabwe 29 November 1988

    Maladewa 28 November 1988

    Bulgaria 25 November 1988

    Tanjung Verde 24 November 1988

    Korea Utara 24 November 1988

    Niger 24 November 1988

    Rumania 24 November 1988

    Tanzania 24 November 1988

    Hongaria 23 November 1988

    Mongolia 22 November 1988

    Senegal 22 November 1988

    Burkina Faso 21 November 1988

    Kamboja 21 November 1988

    Komoro 21 November 1988

    Guinea 21 November 1988

    Guinea-Bissau 21 November 1988

    Mali 21 November 1988

    Tiongkok 20 November 1988

    Belarus 19 November 1988

    Namibia 19 November 1988

    Rusia 19 November 1988

    Ukraina 19 November 1988

    Vietnam 19 November 1988

    Siprus 18 November 1988

    Republik Ceko 18 November 1988

    Mesir 18 November 1988

    Gambia 18 November 1988

    India 18 November 19881

    Nigeria 18 November 1988

    Seychelles Slowakia 18 November 1988

    Sri Lanka 18 November 1988

    Albania 17 November 1988

    Brunei Darussalam 17 November 1988

    Djibouti 17 November 1988

    Mauritius 17 November 1988

    Sudan 17 November 1988

    Afganistan 16 November 1988

    Bangladesh 16 November 1988

    Kuba 16 November 1988

    Yordania 16 November 1988

    Madagaskar 16 November 1988

    Nikaragua 16 November 1988

    Pakistan 16 November 1988

    Qatar 16 November, 1988

    Arab Saudi 16 November 1988

    Serbia 16 November 1988

    Uni Emirat Arab 16 November 1988

    Zambia 16 November 1988

    Aljazair 15 November 1988

    Bahrain 15 November 1988

    Indonesia 15 November 1988

    Irak 15 November 1988

    Kuwait 15 November 1988

    Libya Malaysia 15 November 1988

    Mauritania 15 November 1988

    Maroko 15 November 1988

    Somalia 15 November 1988

    Tunisia 15 November 1988

    Turki 15 November 1988

    Yaman 15 November 1988

    Iran 4 Februari 1988

    Filipina 1 September 1989

    Vanuatu 21 Agustus 1989

    Benin 1 Mei 1989

    Guinea Khatulistiwa 1 Mei 1989

    Kenya 1 Mei 1989

    Etiopia 4 Februari 1989

    Rwanda 2 Januari 1989

  • Kemendag: Indonesia tegas tolak dampak diskriminatif EUDR

    Kemendag: Indonesia tegas tolak dampak diskriminatif EUDR

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut Pemerintah Indonesia secara konsisten terus menyuarakan isu terkait kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR) atau UU Anti Deforestasi dalam berbagai forum internasional.

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan Indonesia akan selalu menekankan bahwa EUDR berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan dan memberikan dampak bagi negara berkembang.

    “Dalam berbagai pertemuan WTO (World Trade Organization), RI menekankan EUDR berpotensi menimbulkan dampak yang tidak proporsional terhadap negara berkembang, khususnya petani kecil dan UMKM, serta menciptakan hambatan perdagangan yang bertentangan dengan prinsip non-diskriminasi WTO,” ujar Djatmiko dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) juga menggalang 17 Like-Minded Countries atau 17 negara dengan pandangan sama untuk menyampaikan kritik serta imbauan kepada Uni Eropa untuk meninjau kembali kebijakan EUDR.

    Adapun ke-17 negara tersebut terdiri dari Indonesia, Argentina, Brazil, Bolivia, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Ghana, Guatemala, Honduras, Ivory Coast, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Paraguay, Peru dan Thailand.

    Menurut Djatmiko, hingga saat ini terdapat ketidakjelasan terkait dengan implementasi EUDR, khususnya pada definisi deforestasi, degradasi hutan, klasifikasi risiko negara, serta petunjuk teknis.

    “Indonesia mendorong agar penanggulangan deforestasi ditempuh melalui pendekatan multilateral yang inklusif dengan mengakui sistem nasional sebagai instrumen kepatuhan kredibel, bukan melalui langkah unilateral yang mengabaikan perbedaan regulasi dan kapasitas produsen,” imbuhnya.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Status Darurat Ekuador Buntut Demo Pecah soal Subsidi BBM Dicabut

    Status Darurat Ekuador Buntut Demo Pecah soal Subsidi BBM Dicabut

    Quito

    Ekuador dalam kondisi darurat. Situasi itu terjadi usai demonstrasi besar-besaran terjadi di puluhan provinsi akibat penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

    Status darurat itu ditetapkan oleh Presiden Ekuador Daniel Noboa terhadap tujuh provinsi. Demonstrasi disertai kekerasan sendiri terjadi di puluhan provinsi di Ekuador.

    Noboa mengumumkan penghapusan subsidi bahan bakar itu pekan lalu. Langkah itu merupakan bagian dari upaya menghemat anggaran USD 1,1 miliar (Rp 18 triliun) yang menurutnya akan dialihkan untuk program bantuan sosial dan dukungan pertanian.

    Kebijakan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), membuat harga diesel melonjak drastis dari dari USD 1,80 (Rp 29 ribu) menjadi USD 2,80 (Rp 46 ribu) per galon atau sekitar 48 sen (Rp 7.887) menjadi 74 sen (Rp 12.160) per liter. Sepertiga penduduk Ekuador tergolong miskin.

    Dalam aksi protes pada Selasa (17/9) waktu setempat, para demonstran memblokir jalan raya Pan-American North di luar ibu kota Quito dengan bebatuan yang diletakkan di tengah jalan. Aksi ini menyusul blokade beberapa ruas jalan raya oleh para pengemudi truk sehari sebelumnya.

    Para mahasiswa setempat juga menyerukan unjuk rasa di ibu kota Quito pada Selasa (17/9) malam. Serikat pekerja Front Pekerja Bersatu (FUT) telah merencanakan aksi longmarch pada pekan depan.

    Noboa, yang terpilih kembali pada April lalu karena para pemilih mendukung pendekatannya yang keras terhadap kartel yang merajalela, mengumumkan bahwa keadaan darurat akan diberlakukan selama 60 hari di sebanyak tujuh dari 24 provinsi di Ekuador. Dia menyebut ‘kerusuhan internal yang parah’ sebagai alasan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.

    Pemerintahan Noboa mengatakan aksi pemblokiran jalan itu telah menyebabkan komplikasi dalam rantai pasokan pangan. Dia juga menyebut aksi itu berdampak pada pergerakan bebas orang-orang, melumpuhkan berbagai sektor ekonomi.

    Dekrit yang mengatur pemberlakuan keadaan darurat menangguhkan hak berkumpul. Noboa juga mengizinkan pengerahan militer ‘untuk mencegah dan membubarkan pertemuan di ruang publik di mana ancaman terhadap keselamatan publik teridentifikasi’.

    Upaya dua presiden sebelumnya untuk menghapus subsidi BBM juga disambut unjuk rasa yang diwarnai kekerasan. Unjuk rasa di Ekuador itu dipelopori oleh kelompok Masyarakat Adat Conaie yang berpengaruh dan berperan dalam penggulingan tiga pemimpin Ekuador antara tahun 1997 hingga tahun tahun 2005.

    Conaie telah bersuara menentang penghapusan subsidi BBM yang diumumkan Noboa. Mereka menganggap penghapusan subsidi BBM itu ‘paling merugikan masyarakat miskin’. Namun, kelompok tersebut belum secara resmi bergabung dalam gerakan protes terbaru.

    Tahun lalu, Ekuador telah menghadapi pemadaman listrik bergilir. Situasi itu memaksa ekonomi Ekuador mengalami resesi.

    Tonton juga Video: Ekuador Membara! Status Darurat Berlaku Gegara Demo BBM

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Status Darurat Ekuador Buntut Demo Pecah soal Subsidi BBM Dicabut

    Ekuador Tetapkan Status Darurat Buntut Protes Subsidi BBM Dihapus

    Quito

    Presiden Ekuador Daniel Noboa menetapkan status darurat terhadap tujuh provinsi dari puluhan provinsi di wilayahnya yang dilanda kekerasan, menyusul unjuk rasa memprotes penghapusan subsidi bahan bakar.

    Noboa mengumumkan penghapusan subsidi bahan bakar (BBM) itu pekan lalu, dalam upaya menghemat anggaran US$ 1,1 miliar (Rp 18 triliun) yang menurutnya akan dialihkan untuk program bantuan sosial dan dukungan pertanian.

    Kebijakan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), membuat harga diesel melonjak drastis dari US$ 1,80 (Rp 29 ribu) menjadi US$ 2,80 (Rp 46 ribu) per galon — sekitar 48 sen (Rp 7.887) menjadi 74 sen (Rp 12.160) per liter — di negara yang hampir sepertiga penduduknya tergolong miskin.

    Dalam aksi protes pada Selasa (17/9) waktu setempat, para demonstran memblokir jalan raya Pan-American North di luar ibu kota Quito dengan bebatuan yang diletakkan di tengah jalanan. Aksi ini menyusul blokade beberapa ruas jalan raya oleh para pengemudi truk sehari sebelumnya.

    Para mahasiswa setempat telah menyerukan unjuk rasa di ibu kota Quito pada Selasa (17/9) malam, sedangkan serikat pekerja Front Pekerja Bersatu (FUT) telah merencanakan aksi longmarch untuk pekan depan.

    Noboa, yang terpilih kembali pada April lalu karena para pemilih mendukung pendekatannya yang keras terhadap kekerasan kartel yang merajalela, mengumumkan pada Selasa (17/9) bahwa keadaan darurat akan diberlakukan selama 60 hari di sebanyak tujuh provinsi dari 24 provinsi di Ekuador.

    Dia menyebut soal “kerusuhan internal yang parah” sebagai alasan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.

    Pemerintahan Noboa mengatakan bahwa aksi pemblokiran jalan itu “telah menyebabkan komplikasi dalam rantai pasokan pangan” dan berdampak pada “pergerakan bebas orang-orang, melumpuhkan berbagai sektor ekonomi”.

    Dekrit yang mengatur pemberlakuan keadaan darurat itu menangguhkan hak berkumpul dan mengizinkan pengerahan militer “untuk mencegah dan membubarkan pertemuan di ruang publik di mana ancaman terhadap keselamatan publik teridentifikasi”.

    Upaya dua presiden sebelumnya untuk menghapus subsidi BBM juga disambut unjuk rasa yang diwarnai kekerasan. Unjuk rasa di Ekuador itu dipelopori oleh kelompok Masyarakat Adat Conaie yang berpengaruh, yang berperan dalam penggulingan tiga pemimpin Ekuador antara tahun 1997 hingga tahun tahun 2005.

    Conaie telah bersuara menentang penghapusan subsidi BBM yang diumumkan Noboa, yang menurut mereka “paling merugikan masyarakat miskin”. Namun kelompok tersebut belum secara resmi bergabung dalam gerakan protes terbaru.

    Tahun lalu, Ekuador yang merupakan produsen minyak utama, menghadapi pemadaman listrik bergilir yang memaksa ekonominya mengalami resesi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pemerintah Bentuk Satgas Baru, Tangani Isu Pencemaran Udang

    Pemerintah Bentuk Satgas Baru, Tangani Isu Pencemaran Udang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah bergerak cepat merespons temuan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Cikande, Banten, yang diekspor ke Amerika Serikat. Kontaminasi ini memicu penarikan produk (recall) dari pasar AS dan menimbulkan sorotan internasional terhadap keamanan pangan Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemerintah menaruh perhatian penuh terhadap insiden ini. Ia menyebut satuan tugas (satgas) lintas kementerian dan lembaga telah dibentuk untuk menangani dugaan pencemaran radiasi tersebut.

    “Kami baru selesai dan sudah dibentuk satgas untuk penanganan ini dari Menko Pangan dan instansi terkait. Ini sudah rapat yang kedua kali, dan itu pertama pemerintah kita menaruh perhatian penuh atas persoalan dugaan pencemaran pada ekspor udang beku dari Cikande, Banten,” kata Zulhas dalam rakor di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

    Dalam rapat tersebut, Ia meminta seluruh instansi bergerak sesuai kewenangannya masing-masing, termasuk langkah-langkah mitigasi segera dilakukan tanpa menunggu arahan lebih lanjut.

    Komunikasi (dengan pihak terkait), Pak. Tidak usah menunggu keputusan saya. (Laksanakan tugas) untuk membela merah putih,” katanya.

    Apalagi, lanjutnya, industri udang merupakan sektor strategis nasional. Industri ini menyerap ribuan tenaga kerja dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekspor Indonesia.

    Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, volume ekspor udang Indonesia pada 2024 mencapai 214,58 ribu ton dengan nilai mencapai US$1,68 miliar.

    Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara eksportir udang terbesar kelima di dunia, setelah Ekuador, India, Vietnam, dan Tiongkok. Amerika Serikat sendiri menjadi pasar utama dari komoditas ini.

    “Industri udang adalah aset kebanggaan nasional kita, yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja, berkontribusi besar terhadap ekspor Indonesia. Tentu pemerintah sangat berkomitmen melindungi nelayan, pekerja dan pelaku usaha terhadap dampak isu ini,” kata Zulhas.

    Karenanya negara tujuan ekspor tidak perlu khawatir dengan adanya penanganan serius dari pemerintah. Ia mengklaim investigasi atas kasus kontaminasi radiasi ini dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan mengacu pada standar internasional. Ia menyebut keamanan pangan sebagai prioritas utama pemerintah.

    “Jadi, negara-negara tujuan ekspor tidak usah khawatir keamanan pangan menjadi prioritas utama kita,” ujarnya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Soal Udang Terpapar Radioaktif Cs-137 di AS, Ini Arahan Menko Pangan untuk BPOM RI

    Soal Udang Terpapar Radioaktif Cs-137 di AS, Ini Arahan Menko Pangan untuk BPOM RI

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan memberikan instruksi khusus kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) terkait udang beku milik PT Bangun Samudera Makmur di Serang yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) terdeteksi kontaminasi zat radioaktif Cs-137.

    “Komunikasi (dengan pihak terkait), pak. Tidak usah menunggu keputusan saya. (Laksanakan tugas) untuk membela merah putih,” kata Zulhas kepada Kepala BPOM RI Taruna Ikrar dalam keterangan resminya, Jumat (12/9/2025).

    Ikrar menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Tingkat Menteri. Dalam pertemuan yang melibatkan kurang lebih 21 pimpinan dan perwakilan kementerian/lembaga (K/L) serta instansi lain tersebut, dibahas penanganan kerawanan bahaya radiasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137) dan kesehatan pada masyarakat berisiko terdampak.

    Kasus kontaminasi dan penarikan produk udang beku ini menimbulkan perhatian internasional. Hal ini dapat membawa dampak buruk terhadap ekonomi, kepercayaan konsumen, dan regulasi ekspor Indonesia.

    “Pemerintah kita menaruh perhatian penuh atas dugaan pencemaran Cs-137 udang Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat, sehingga terjadi recall atau pengiriman balik ke Indonesia,” tegas Zulhas.

    Zulkifli Hasan menerangkan bahwa industri udang adalah aset negara Indonesia, yang menyerap ribuan tenaga kerja dan berkontribusi besar terhadap ekspor Indonesia. Dikutip dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) udang merupakan komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia.

    Volume ekspor udang Indonesia pada 2024 mencapai 214,58 ribu ton dengan nilai keekonomian USD 1,68 miliar. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 eksportir udang terbesar di dunia setelah Ekuador, India, Vietnam, dan Tiongkok, dengan AS sebagai pasar utama ekspornya. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi nelayan, pekerja, dan pengusaha di bidang udang ini.

    “Kami telah melakukan investigasi dengan hati-hati menggunakan pendekatan ilmiah sesuai standar internasional dan keamanan pangan tetap menjadi prioritas utama kita,” tutur Zulhas.

    Senada, Taruna Ikrar menegaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan KKP untuk memastikan kejadian serupa tidak lagi terulang.

    “Kami berkomitmen menjalankan tugas dengan profesional dan sesuai kewenangan untuk melindungi konsumen serta menjaga reputasi ekspor Indonesia di pasar internasional,” kata Ikrar.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)