Negara: Denmark

  • Tambah Lagi, San Marino Akui Negara Palestina Saat Sidang PBB

    Tambah Lagi, San Marino Akui Negara Palestina Saat Sidang PBB

    Jakarta

    San Marino mengumumkan secara resmi mengakui eksistensi negara Palestina. Pengumuman itu disampaikan Menteri Luar Negeri San Marino, Luca Beccari, saat berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dilansir Al Jazeera, Minggu (28/9/2025), Beccari menyampaikan pidato di markas PBB pada Sabtu (27/9) waktu New York, Amerika Serikat. Beccari menyatakan San Marino mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

    “Kami secara resmi mengakui Negara Palestina sebagai negara berdaulat dan merdeka dengan batas-batas yang aman dan diakui secara internasional, sejalan dengan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya.

    Dia mengatakan memiliki negara yang merdeka merupakan hak dari warga Palestina. “Memiliki negara adalah hak rakyat Palestina,” tambahnya.

    Dengan lebih dari 80 persen komunitas internasional kini mengakui Negara Palestina, tekanan diplomatik terhadap Israel semakin meningkat seiring dengan berlanjutnya perang di Gaza. Sejauh ini lebih dari 65.500 warga Palestina telah tewas dan wilayah Gaza telah berubah menjadi puing-puing.

    Sejumlah negara saat ini telah secara resmi mengakui negara Palestina. Beberapa negara Barat yang mengambil sikap tersebut mulai dari Inggris, Prancis, Kanada, Portugal, hingga Australia.

    12 Negara Dukungan Finansial untuk Palestina

    Sebanyak 12 negara, termasuk Inggris, Prancis, Jepang, Arab Saudi dan Spanyol, saat ini juga telah mengumumkan koalisi baru untuk mendukung Otoritas Palestina secara finansial. Dukungan ini diberikan saat Otoritas Palestina sedang kekurangan pendanaan karena Israel menahan pendapatan pajak mereka.

    Kementerian Luar Negeri Spanyol dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9), menyebut koalisi baru itu bernama “Koalisi Darurat untuk Keberlanjutan Keuangan Otoritas Palestina”.

    “Dibentuk sebagai respons terhadap krisis keuangan yang mendesak dan belum pernah terjadi sebelumnya (yang dihadapi Otoritas Palestina),” sebut Kementerian Luar Negeri Spanyol menjelaskan alasan pembentukan koalisi tersebut.

    Koalisi tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Spanyol, bertujuan untuk menstabilkan keuangan badan yang berbasis di Ramallah tersebut, mempertahankan kemampuannya untuk memerintah, menyediakan layanan-layanan penting, dan menjaga keamanan.

    “Semuanya sangat diperlukan bagi stabilitas regional dan untuk menjaga solusi dua negara,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Spanyol itu.

    Pernyataan itu juga menyebutkan “kontribusi keuangan yang signifikan” di masa lalu dan janji “dukungan berkelanjutan” dari koalisi tersebut.

    Koalisi 12 negara itu terdiri atas Inggris, Prancis, Jepang, Arab Saudi, Spanyol, Belgia, Denmark, Islandia, Irlandia, Norwegia, Slovenia, dan Swiss.

    (ygs/imk)

  • Terjadi Lagi! Drone Misterius Muncul di Pangkalan Militer Terbesar Denmark

    Terjadi Lagi! Drone Misterius Muncul di Pangkalan Militer Terbesar Denmark

    Kopenhagen

    Sejumlah drone tak teridentifikasi kembali terpantau di malam hari di wilayah Denmark, dengan kali ini terjadi di area pangkalan militer terbesar di negara tersebut. Ini menjadi insiden terbaru dari serangkaian penampakan drone misterius di Denmark beberapa waktu terakhir.

    Perdana Menteri (PM) Mette Frederiksen menyebut penampakan drone tak teridentifikasi, yang sebelumnya terjadi di sejumlah bandara Denmark itu, sebagai “serangan hybrid”. Namun intelijen Kopenhagen sejauh ini belum berhasil mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab di balik penampakan drone tersebut.

    Penampakan drone-drone misterius itu mendorong penutupan beberapa bandara di Denmark sejak Senin (22/9) waktu setempat, ketika drone pertama muncul.

    Kemunculan drone terbaru, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025), terjadi di pangkalan militer Karup di Denmark pada Jumat (26/9) malam.

    “Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami mengalami insiden sekitar pukul 20.15 waktu setempat, yang berlangsung selama beberapa jam. Satu hingga dua drone terpantau di luar dan di atas pangkalan udara,” kata petugas jaga pada pangkalan militer tersebut, Simon Skelsjaer, kepada AFP.

    Dia mengatakan bahwa pihak kepolisian tidak bisa menjelaskan dari mana drone itu berasal.

    “Kami tidak menembak jatuh drone itu,” imbuh Skelsjaer dalam pernyataannya.

    Ditambahkan Skelsjaer bahwa pihak kepolisian bekerja sama dengan pihak militer dalam penyelidikan insiden tersebut.

    Pangkalan militer Karup, sebut Skelsjaer, berbagi landasan pacu dengan bandara sipil Midtjylland, yang sempat ditutup sementara. Namun demikian, menurut Skelsjaer, tidak ada penerbangan yang terdampak karena tidak ada penerbangan komersial yang dijadwalkan pada jam tersebut.

    Frederiksen, dalam pernyataan pada Kamis (26/9), mengatakan bahwa “selama beberapa hari terakhir, Denmark telah menjadi korban serangan hybrid” — merujuk pada perang non-konvensional. Dia memperingatkan bahwa penerbangan drone tersebut “dapat berlipat ganda”.

    Para penyelidik Denmark sejauh ini belum berhasil mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab di balik penampakan drone tersebut.

    Namun Frederiksen menekankan: “Ada satu negara utama yang menjadi ancaman bagi keamanan Eropa, yaitu Rusia.”

    Rusia, dalam pernyataan pada Kamis (25/9), menyatakan mereka “menolak secara tegas” segala dugaan keterlibatan mereka dalam insiden-insiden drone di Denmark. Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen menyebutnya sebagai “provokasi”.

    Tonton juga Video: Wujud Drone yang Ditembak Jatuh di Wilayah Polandia

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Tangkal Ancaman Rusia, Pasukan NATO Pamer Kekuatan di Laut Utara

    Tangkal Ancaman Rusia, Pasukan NATO Pamer Kekuatan di Laut Utara

    Brussels

    Aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memamerkan kekuatannya dalam latihan gabungan di perairan Laut Utara pekan ini. Latihan gabungan ini digelar saat Rusia diduga menguji kemampuan pertahanan NATO di sisi timur wilayah aliansi tersebut.

    Sejumlah jet tempur F-18 berjajar di atas kapal induk terbesar di dunia, diapit oleh 20 kapal dan sekitar 10.000 personel militer dari 13 negara.

    Beberapa kapal penghancur milik Amerika Serikat (AS) dan kapal-kapal frigate milik Prancis juga Denmark mengawal kapal raksasa USS Gerald R Ford — kapal induk AS yang merupakan kapal induk terbesar di dunia — berlayar di laut lepas sebagai bagian dari latihan gabungan NATO yang diberi nama Neptune Strike 25-3.

    Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025).

    Dalam latihan gabungan tersebut, sejumlah jet tempur siluman F-35 dan jet tempur F-18 mengudara dalam formasi berlian di belakang pesawat E-2 Hawkeye, dalam unjuk kemampuan dan untuk menguji koordinasi mereka di tengah ketegangan tinggi dengan Moskow.

    Sehari sebelum latihan digelar, Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan bahwa sebuah pesawat pengintai Rusia mengudara tiga kali di atas kapal frigate Hamburg milik Jerman pada “ketinggian sangat rendah” di Laut Baltik pada 21 September lalu.

    “Kami menganggap perilaku ini tidak profesional dan tidak kooperatif,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman.

    Latihan gabungan NATO ini dimulai pada hari yang sama ketika, beberapa ratus kilometer jauhnya, sebanyak “tiga atau empat drone besar” mengudara di atas Bandara Kopenhagen, Denmark, yang mengganggu lalu lintas udara.

    Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen menyebutnya sebagai “serangan hybrid”, dan memperingatkan serangan semacam itu dapat meningkat.

    “Kami meyakinkan sekutu-sekutu kami, dan dengan musuh kami atau pihak lainnya… kami membangun pencegahan strategis sebagai sebuah kelompok, sebagai sebuah tim,” ucap Komandan Grup Tempur Kapal Induk 12, Laksamana Muda AS Paul Lanzilotta.

    Prancis berpartisipasi dalam latihan gabungan Neptune Strike dengan kapal frigatenya, Bretagne, yang dapat menjalankan misi antikapal selam dan antipesawat.

    Komandan kapal frigate Prancis tersebut, Kapten Nicolas Simon, menyebut latihan gabungan ini “menyatukan 13 negara NATO di tiga lautan berbeda”.

    “Ini merupakan cara untuk mengintegrasikan seluruh pasukan NATO dan berlatih dalam latihan tingkat tinggi,” sebutnya.

    Dalam latihan gabungan Neptune Strike tersebut, simulasi serangan udara, penyerbuan kapal, dan pendaratan amfibi menjadi beberapa cara para anggota NATO menunjukkan kekuatan dan koordinasi aliansi mereka dalam menghadapi ancaman.

    Lihat juga Video: Rusia Mulai Waswas oleh Ancaman Nyata NATO

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • 12 Negara Dunia Umumkan Dukungan Finansial untuk Otoritas Palestina

    12 Negara Dunia Umumkan Dukungan Finansial untuk Otoritas Palestina

    Madrid

    Sebanyak 12 negara, termasuk Inggris, Prancis, Jepang, Arab Saudi dan Spanyol, mengumumkan koalisi baru untuk mendukung Otoritas Palestina secara finansial. Dukungan ini diberikan saat Otoritas Palestina sedang kekurangan pendanaan karena Israel menahan pendapatan pajak mereka.

    Kementerian Luar Negeri Spanyol dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu 27/9/2025), menyebut koalisi baru itu bernama “Koalisi Darurat untuk Keberlanjutan Keuangan Otoritas Palestina”.

    “Dibentuk sebagai respons terhadap krisis keuangan yang mendesak dan belum pernah terjadi sebelumnya (yang dihadapi Otoritas Palestina),” sebut Kementerian Luar Negeri Spanyol menjelaskan alasan pembentukan koalisi tersebut.

    Koalisi tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Spanyol, bertujuan untuk menstabilkan keuangan badan yang berbasis di Ramallah tersebut, mempertahankan kemampuannya untuk memerintah, menyediakan layanan-layanan penting, dan menjaga keamanan.

    “Semuanya sangat diperlukan bagi stabilitas regional dan untuk menjaga solusi dua negara,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Spanyol itu.

    Pernyataan itu juga menyebutkan “kontribusi keuangan yang signifikan” di masa lalu dan janji “dukungan berkelanjutan” dari koalisi tersebut.

    Koalisi 12 negara itu terdiri atas Inggris, Prancis, Jepang, Arab Saudi, Spanyol, Belgia, Denmark, Islandia, Irlandia, Norwegia, Slovenia, dan Swiss.

    Kantor Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Mustafa mengatakan bahwa para donatur menjanjikan setidaknya US$ 170 juta (Rp 2,8 triliun) untuk membiayai Otoritas Palestina.

    Saudi, menurut pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Pangeran Faisal bin Farhan, akan menyediakan dana sebesar US$ 90 juta (Rp 1,5 triliun.)

    Menyadari ketidakcukupan bantuan jangka pendek, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Spanyol, negara-negara koalisi itu akan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan mitra internasional “untuk memobilisasi sumber daya, mendukung tata kelola, dan reformasi ekonomi yang sedang berlangsung, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas penuh”.

    Berdasarkan Protokol Paris tahun 1994, Israel memungut pajak atas nama Otoritas Palestina.

    Usai perang Gaza berkecamuk pada Oktober 2023, Tel Aviv menahan pendapatan pajak Otoritas Palestina, meskipun setelah Otoritas Palestina menyatakan bahwa layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan memburuk dan kemiskinan melonjak.

    Israel mengatakan bahwa sebagian dana yang ditahan dimaksudkan untuk membayar kembali biaya-biaya seperti listrik yang dijualnya kepada warga Palestina.

    Namun Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menghentikan semua pembayaran pajak kepada Otoritas Palestina empat bulan lalu. Dia menegaskan akan mengupayakan keruntuhan pemerintah Palestina melalui “pencekikan ekonomi” untuk mencegah pembentukan negara Palestina.

    Pengumuman soal dukungan finansial ini disampaikan beberapa hari setelah sekutu-sekutu tradisional AS, seperti Prancis dan Inggris, mengakui secara resmi negara Palestina di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Tonton juga Video: Presiden Kolombia Demo di PBB, Desak Kirim Pasukan Bantu Palestina

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perang Drone Picu Bisnis Anti-Drone Meledak di Eropa

    Perang Drone Picu Bisnis Anti-Drone Meledak di Eropa

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 13 Nov 2025, 16:00 WIB

    Diterbitkan 13 Nov 2025, 12:16 WIB

    Di pinggiran kota Aalborg, Denmark utara, para pekerja perusahaan MyDefence tengah merakit perangkat radio frekuensi yang mampu melumpuhkan koneksi antara drone dan pengendalinya.

  • Begini Langkah Denmark untuk Lindungi Warganya dari AI Jahat

    Begini Langkah Denmark untuk Lindungi Warganya dari AI Jahat

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 07 Nov 2025, 13:45 WIB

    Diterbitkan 07 Nov 2025, 13:36 WIB

    Pemerintah Denmark mengajukan rancangan undang-undang yang akan melarang penyebaran konten deepfake tanpa izin pemilik wajah atau suara, setelah meningkatnya kasus manipulasi digital yang meresahkan masyarakat.

  • Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan sikap negaranya terhadap perang Ukraina. Hal ini dilakukan setelah eskalasi yang terjadi dengan NATO.

    Dalam sebuah Telegram Publik, Lavrov mengatakan bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang melancarkan perang melawan Rusia. Dikatakan bahwa keduanya “menggunakan Ukraina sebagai proksi”.

    “NATO dan Uni Eropa sedang melancarkan perang melawan Rusia dengan menggunakan Ukraina sebagai proksi dan oleh karena itu, secara aktif berpartisipasi di dalamnya,” ujarnya, dikutip RT, Jumat (26/9/2025).

    Komentar Lavrov ini menyusul klaim Kremlin yang berulang bahwa dukungan militer dan finansial Barat untuk Ukraina merupakan permusuhan langsung terhadap Rusia. Pengumumannya juga muncul di tengah serangan pesawat nirawak yang berulang ke wilayah udara sekutu NATO.

    Selasa, NATO memperingatkan Rusia bahwa mereka siap untuk mempertahankan “setiap jengkal wilayah sekutu”. Ini terjadi setelah Estonia mengatakan bahwa jet tempur Rusia telah melanggar wilayah udaranya pekan lalu.

    Serangan tersebut menyusul insiden serupa di Polandia awal bulan ini. Di mana sekitar 20 pesawat nirawak (drone) dari Moskow memasuki wilayah udara Polandia.

    Baru minggu ini, Denmark melaporkan beberapa insiden drone di titik-titik infrastruktur penting. Laporan muncul berbarengan dengan kemunculan sebuah kapal pendarat Rusia yang ditemukan bersembunyi di lepas pantai Denmark.

    Kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, mengatakan blok militer pimpinan AS itu akan memutuskan apakah bakal menembak jatuh pesawat yang melintasi wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan tergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bandara Denmark Ditutup Lagi Gegara Penampakan Drone

    Bandara Denmark Ditutup Lagi Gegara Penampakan Drone

    Kopenhagen

    Penampakan drone kembali memaksa penutupan singkat sebuah bandara di Denmark pada Jumat (26/9). Ini insiden kedua yang terjadi dalam beberapa jam, setelah penampakan drone yang disebut Perdana Menteri (PM) Mette Frederiksen sebagai “serangan hybrid” yang mungkin terkait dengan Rusia.

    Drone-drone yang mengudara di atas beberapa bandara di Denmark sejak Rabu (24/9), menyebabkan salah satu bandara ditutup selama berjam-jam, setelah penampakan done lainnya pada awal pekan ini memaksa penutupan bandara Kopenhagen.

    Insiden ini, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), menyusul kejadian serupa di Norwegia, penyerbuan drone di Polandia dan Rumania, serta pelanggaran wilayah udara Estonia oleh jet tempur Rusia, yang meningkatkan ketegangan mengingat invasi Rusia yang terus berlanjut ke Ukraina.

    “Selama beberapa hari terakhir, Denmark telah menjadi korban serangan hybrid,” kata Frederiksen dalam pesan video di media sosial pada Kamis (25/9), merujuk pada bentuk perang non-konvensional.

    Dia memperingatkan bahwa penerbangan drone tersebut “dapat berlipat ganda”.

    Para penyelidik Denmark sejauh ini belum berhasil mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab di balik penampakan drone tersebut.

    Namun Frederiksen menekankan: “Ada satu negara utama yang menjadi ancaman bagi keamanan Eropa, yaitu Rusia.”

    Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, mengatakan dalam konferensi pers bahwa keberadaan drone-drone itu tampaknya merupakan “aksi seorang aktor profesional… operasi yang sistematis di banyak lokasi pada waktu yang hampir bersamaan”.

    Sementara Menteri Kehakiman Rusia, Peter Hummelgaard, menyebut tujuan dari serangan drone itu adalah “untuk menyebarkan ketakutan, menciptakan perpecahan, dan menakut-nakuti kita”. Dia menambahkan bahwa Kopenhagen akan memperoleh kemampuan baru yang ditingkatkan untuk “mendeteksi” dan “menetralisir drone”.

    Rusia, dalam pernyataan pada Kamis (25/9), menyatakan mereka “menolak secara tegas” segala dugaan keterlibatan mereka dalam insiden-insiden drone di Denmark. Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen menyebutnya sebagai “provokasi yang dipentaskan”.

    Lihat juga Video ‘Houthi Serang Israel dengan Drone’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pesawat Tanpa Awak Bermunculan di Langit, NATO Tegas Ancam Begini

    Pesawat Tanpa Awak Bermunculan di Langit, NATO Tegas Ancam Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekjen NATO Mark Rutte menyatakan, setiap negara anggota NATO dapat membidik jatuh pesawat-pesawat tanpa awak alias drone maupun pesawat Rusia yang memasuki wilayahnya.

    Hal itu disampaikannya merespons laporan negara-negara NATO terkait pelanggaran wilayah udara oleh pesawat-pesawat tanpa awak dalam beberapa waktu terakhir.

    Terbaru, seperti dilansir Reuters, Kamis (25/9/2025), Denmark harus menutup 2 bandaranya selama berjam-jam setelah drone dikonfirmasi terlihat di dekat sejumlah bandara dan di atas pangkalan udara Skrydstrup, markas jet tempur F-16 dan F-35 Denmark, serta fasilitas militer di Holstebro. Semua drone tersebut berada di wilayah Jutlandia barat.

    Sebelumnya, Polandia dilaporkan menembak jatuh pesawat tanpa awak milik Rusia yang melanggar masuk wilayah udaranya pada 10 September 2025.

    Sementara Denmark menyatakan memilih tidak menembak pesawat-pesawat tersebut dengan alasan keselamatan, meski telah memicu gangguan di lalu lintas udaranya.

    Mark Rutte mengatakan, tindakan menembak jatuh pesawat yang melanggar wilayah udara negara-negara NATO dapat dilakukan, jika diperlukan.

    “Jika memang diperlukan. Jadi, saya sepenuhnya setuju dengan Presiden Trump, jika memang diperlukan,” kata Mark Rutte, seperti dilansir Reuters, Kamis (25/9/2025).

    Negara-negara NATO, lanjut Mark Rutte, telah dilatih menilai ancaman sejenis dan dapat menentukan apakah mereka akan mengawal pesawat Rusia keluar dari wilayah sekutu, atua langsung mengambil tindakan lebih lanjut.

    Sebelumnya, saat ditanya apakah negara-negara NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia yang melanggar wilayah udara mereka, Presiden AS Donald Trump menjawab tegas, setuju untuk menembak jatuh pesawat Rusia.

    “Ya, saya setuju,” jawab Trump, dikutip dari RT.

    Peringatan Zelensky

    Sebelumnya, saat berpidato Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Rabu (24/9/2025) waktu setempat, Zelensky menyinggung “pertemanan yang kuat yang benar-benar bersedia membantu dan membela”.

    Kata Zelensky, hukum internasional akan berlaku jika memiliki teman yang kuat dan akan berfungsi dengan senjata. Dilansir Reuters, pernyataan pembuka Zelensky ini sinyal permohonannya agar ada lebih banyak bantuan militer.

    Tak hanya itu, Zelensky menyebut, situasi akan semakin memburuk. Menyusul adanya ancaman perang drone atau pesawat tanpa awak yang bisa melanda negara-negara di dunia.

    Di sisi lain, dia mempertanyakan posisi institusi internasional, seperti PBB dan NATO, yang menurutnya justru bergerak lambat.

    Dia mencontohkan bagaimana pesawat tanpa awak Rusia bisa melanggar wilayah udara Polandia. “..dan hanya empat yang berhasil dihentikan,” cetusnya, dikutip dari Reuters, Rabu (24/9/2025).

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Misterius! Drone-drone Terbang di Sejumlah Bandara Denmark

    Misterius! Drone-drone Terbang di Sejumlah Bandara Denmark

    Jakarta

    Drone-drone misterius kembali terbang di atas sejumlah bandara di Denmark, dan menyebabkan salah satu bandara ditutup selama berjam-jam. Ini terjadi setelah insiden serupa minggu ini yang menyebabkan penutupan bandara Kopenhagen, ibu kota Denmark.

    Insiden terbaru di langit Denmark pada Rabu (24/9) waktu setempat ini terjadi menyusul peristiwa serupa di Polandia dan Rumania serta pelanggaran wilayah udara Estonia oleh jet-jet tempur Rusia. Rentetan insiden itu telah meningkatkan ketegangan menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang terus berlangsung.

    Kepolisian Denmark mengatakan bahwa drone-drone terlihat terbang di atas bandara-bandara Aalborg, Esbjerg, Sonderborg, dan di pangkalan udara Skrydstrup sebelum akhirnya terbang menjauh.

    Bandara Aalborg, yang terletak di Denmark utara dan salah satu bandara terbesar di negara itu setelah Kopenhagen, ditutup sebelum dibuka kembali beberapa jam kemudian.

    “Tidak mungkin untuk menembak jatuh drone, yang terbang di atas area yang sangat luas selama beberapa jam,” kata kepala inspektur polisi Jutlandia Utara, Jesper Bojgaard Madsen, tentang insiden di Aalborg.

    “Saat ini, kami juga belum menangkap operator drone,” tambahnya dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/9/2025).

    Kepolisian Jutlandia Selatan mengatakan mereka telah “menerima beberapa laporan aktivitas drone di bandara-bandara Esbjerg, Sonderborg, dan Skrydstrup” pada Rabu (24/9) malam waktu setempat.

    Bandara Esbjerg dan Sonderborg tidak ditutup karena tidak ada penerbangan yang dijadwalkan hingga Kamis pagi waktu setempat.

    Polisi di sana mengatakan drone-drone tersebut “terbang dengan lampu dan diamati dari darat, tetapi belum diketahui jenis drone tersebut… atau apa motifnya.”

    Penyelidikan sedang dilakukan bersama-sama dinas intelijen Denmark dan angkatan bersenjata untuk “mengklarifikasi keadaan”, kata polisi.

    Penyelidikan ini dilakukan beberapa hari setelah polisi mengatakan beberapa drone besar terbang di atas bandara Kopenhagen, hingga menyebabkan fasilitas tersebut ditutup selama berjam-jam.

    Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut insiden drone di Kopenhagen itu sebagai “serangan paling serius terhadap infrastruktur penting Denmark” hingga saat ini.

    “Ini adalah bagian dari perkembangan yang baru-baru ini kami amati dengan serangan drone lainnya, pelanggaran wilayah udara, dan serangan siber yang menargetkan bandara-bandara Eropa,” kata Frederiksen.

    Moskow membantah terlibat dalam insiden tersebut, dan menolak tuduhan dari pemerintah Polandia, Estonia, dan Rumania terkait penggunaan drone atau pelanggaran wilayah udara oleh jet tempurnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)