Negara: Denmark

  • Heboh Trump Ingin Kuasai Greenland, Rusia Bilang Gini

    Heboh Trump Ingin Kuasai Greenland, Rusia Bilang Gini

    Moskow

    Rusia turut memantau ambisi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menguasai Greenland, wilayah otonomi Denmark. Moskow menyebut tekad Trump membuat Greenland di bawah kendali AS sebagai “situasi dramatis”.

    Kritikan menghujani Trump setelah dia menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan militer dalam upaya menguasai Greenland, wilayah kedaulatan Denmark, negara anggota Uni Eropa.

    Trump sebelumnya berjanji akan menerapkan tarif tinggi terhadap Denmark jika negara itu menolak untuk menyerahkan Greenland kepada AS.

    “Kami mengamati dengan cermat perkembangan situasi yang cukup dramatis ini, yang untungnya, sejauh ini masih sebatas pernyataan,” ucap juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, seperti dilansir Al Jazeera dan AFP, Jumat (10/1/2025).

    “Kami tertarik untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di zona ini dan siap bekerja sama dengan pihak mana pun demi perdamaian dan stabilitas,” ujarnya dalam konferensi pers di Moskow.

    Trump menegaskan kembali keinginan agar AS mengambil alih Greenland dalam konferensi pers di Florida pada Selasa (7/1). Saat ditanya apakah dirinya akan mengesampingkan penggunaan kekuatan ekonomi atau kekuatan militer untuk mengakuisisi Greenland, Trump menjawab: “Saya tidak akan berkomitmen untuk itu.”

    “Kita membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional,” ucapnya.

  • Trump Ingin Caplok Sana-sini Berbuntut Sindiran Tajam

    Trump Ingin Caplok Sana-sini Berbuntut Sindiran Tajam

    Jakarta

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat pernyataan kontroversial. Dia ingin mencaplok wilayah negara lain di sana dan sini. Ucapan Trump berbuntut sindiran tajam dan tanggapan dari negara-negara lain.

    Trump ingin mencaplok Greenland dari Denmark, Panama, mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, hingga menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51. Entah Trump serius atau bercanda, namun ucapan ini kadung menyulut kontroversi lintas negara.

    “Bisa saya katakan, kami membutuhkannya (Greenland) untuk kedaulatan ekonomi,” kata Trump, dilansir Deutsche Welle (DW) pada Senin (6/1) lalu.

    Dengan klaim alasan kepentingan keamanan nasional AS, Trump juga sudah merencanakan pemberlakuan tarif terhadap Denmark semisal tawarannya untuk membeli Grinlandia ditolak.

    “Grinlandia adalah tempat yang luar biasa, dan rakyatnya akan sangat diuntungkan jika dan ketika Grinlandia menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya dari dunia luar yang sangat ganas. Make Greenland Great Again!” terang Trump, Selasa (7/1) waktu setempat.

    Dilansir AFP, Trump yang akan dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari mendatang, mencetuskan rencananya untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika, yang memiliki gugusan yang indah”.

    “Itu pantas. Dan Meksiko harus berhenti membiarkan jutaan orang masuk ke negara kita,” ujar Trump.

    Pekan ini, Trump juga mengatakan dirinya mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk mewujudkan gagasan kontroversial menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS. Dalam pernyataannya, Trump menyinggung kekhawatiran soal bantuan militer AS dan ketidakseimbangan perdagangan sebagai alasan.

    Halaman selanjutnya, sindiran tajam dari Meksiko dan Kanada:

    Sindiran tajam dari Meksiko dan Kanada

    Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum (AP Photo/Eduardo Verdugo)

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum melontarkan sindiran untuk Trump dengan mengusulkan agar AS seharusnya disebut sebagai “Amerika Meksiko”. Sindiran ini dilontarkan setelah Trump berjanji mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika”.

    Dalam konferensi pers rutin pagi hari, seperti dilansir AFP, Kamis (9/1/2025), Sheinbaum menunjukkan peta dunia abad ke-17 yang menunjukkan Amerika Utara sebagai “Amerika Meksiko” atau “Mexican America”.

    Sambil menekankan bahwa Teluk Meksiko merupakan nama yang telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sheinbaum membalikkan pernyataan Trump sebelumnya dengan mengusulkan agar Amerika Serikat disebut “Amerika Meksiko”.

    “Mengapa kita tidak menyebutnya (AS) sebagai Amerika Meksiko?” cetusnya. “Kedengarannya bagus, bukan?”

    Sindiran juga meluncur dari Kanada, negara yang disebut Trump cocok menjdi ngara bagian ke-51 dari AS. Pejabat itu adalah Premier Ontario, Doug Ford. Dia mencetuskan agar Kanada membeli Alaska dari AS.

    “Anda tahu sesuatu, kepada presiden (Trump), saya akan menyampaikan tawaran balasan. Bagaimana jika kami membeli Alaska dan menambahkan Minnesota dan Minneapolis pada saat yang sama? Jadi, Anda tahu, itu tidak realistis,” cetus Ford dalam pernyataannya.

    Minnesota merupakan negara bagian AS yang berbagi perbatasan darat sepanjang 885 kilometer dengan Kanada. Sedangkan Minneapolis merupakan salah satu kota besar yang ada di negara bagian Minnesota.

    Perdana Menteri (PM) Kanada yang mengundurkan diri, Justin Trudeau, menolak keras gagasan yang dilontarkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS yang ke-51.

    “Sama sekali tidak ada peluang bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat,” tegas Trudeau dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1).

    “Para pekerja dan komunitas di kedua negara sama-sama mendapatkan manfaat dengan menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain,” ujarnya.

    Halaman selanutnya, tanggapan dari Eropa:

    Tanggapan dari Eropa

    Foto ilustrasi: Bendera Uni Eropa (AP/Jean-Francois Badias)

    Denmark yang kini menguasai Greenland adalah anggota Uni Eropa (UE). Dilansir DW, Uni Eropa menggambarkan kalau pernyataan Trump soal Grinlandia merupakan “hal hipotetis yang liar.”

    “Kita berbicara tentang hal-hal hipotetis yang cukup liar tentang sebuah pemerintahan yang belum ada,” kata juru bicara Komisi Eropa, dikutip dari kantor berita AFP. Juru bicara ini juga mengatakan kalau UE menantikan kerja sama dengan pemerintahan Donald Trump.

    Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengatakan bahwa “seperti biasa, prinsip yang berlaku adalah… perbatasan tidak boleh dipindahkan secara paksa,” merunut pada perjanjian internasional, dalam hal ini Piagam PBB.

    Dalam pembicaraannya dengan para pemimpin UE, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkap adanya “ketidakpahaman” terkait “beberapa pernyataan” yang dilontarkan oleh pihak AS.

    “Prinsip perbatasan yang tidak dapat diganggu gugat berlaku untuk setiap negara, terlepas dari apakah negara itu berada di sebelah timur atau barat kita,” tegas Scholz.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot mendesak supaya Donald Trump tidak mengancam “kedaulatan perbatasan” Uni Eropa.

    “Tak ada pertanyaan soal Uni Eropa yang membiarkan negara lain di dunia, siapa pun mereka, menyerang kedaulatan perbatasannya,” kata Jean-Noel Barrot kepada radio France Inter.

    Barrot menambahkan bahwa, meskipun ia tidak percaya AS akan menyerang Grinlandia, “kita telah memasuki era di mana hukum yang terkuat kembali berlaku.”

    “Kita adalah benua yang kuat, kita harus menjadi lebih kuat,” tambah Barrot.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

  • Greenland, Pulau Terbesar Dunia Ini Ingin ‘Dijajah’ Donald Trump

    Greenland, Pulau Terbesar Dunia Ini Ingin ‘Dijajah’ Donald Trump

    Jakarta

    Belum lama ini, Donald Trump Jr. mendarat di Greenland, pulau Arktik yang sangat ingin dibeli ayahnya, Donald Trump, meski ada pernyataan tegas dari Greenland bahwa pulau itu tidak dijual. Perjalanan itu memicu spekulasi tentang apa sebenarnya rencana ayahnya untuk wilayah Arktik ini.

    Desember silam, Trump mengutarakan lagi seruan AS memiliki Greenland sebagai kebutuhan mutlak. Kala ditanya apa akan mengesampingkan penggunaan militer atau ekonomi untuk memperoleh Greenland, ia menjawab, “Tidak, saya tak dapat meyakinkan Anda soal keduanya, tapi saya dapat mengatakan ini, kita membutuhkannya untuk keamanan ekonomi,” jawabnya.

    Menurutnya, kepemilikan Greenland sangat penting bagi keamanan AS. Ahli mengatakan ia mungkin juga mengincar aspek lain Greenland seperti kekayaan sumber daya alam termasuk logam tanah jarang, yang mungkin lebih mudah diakses karena perubahan iklim mencairkan es di sana.

    Posisi geopolitik yang unik

    Greenland pulau terbesar dunia dan rumah bagi lebih dari 56.000 orang. Sebagai bekas koloni Denmark dan sekarang wilayah otonomi Denmark, pulau ini menempati posisi geopolitik unik, terletak antara AS dan Eropa. Ibu kotanya, Nuuk, lebih dekat ke New York daripada ke ibu kota Denmark, Kopenhagen.

    Ulrik Pram Gad, peneliti di Institut Studi Internasional Denmark menyebut Greenland telah lama dianggap sebagai kunci keamanan AS, terutama untuk menangkal potensi serangan dari Rusia.

    Trump bukan Presiden AS pertama yang mengutarakan ide membeli Greenland. Di 1867, saat Presiden Andrew Johnson membeli Alaska, dia juga mempertimbangkan membelinya. Akhir Perang Dunia II, Presiden Truman menawarkan Denmark USD 100 juta untuk membeli Greenland.

    Tak satu pun tawaran membuahkan hasil, tapi berdasarkan perjanjian pertahanan 1951, AS memperoleh pangkalan udara yang sekarang disebut Pangkalan Luar Angkasa Pituffik, di Greenland barat laut. Di antara Moskow dan New York, pangkalan ini merupakan pos terdepan paling utara angkatan bersenjata AS dan dilengkapi sistem peringatan rudal.

    “AS ingin memastikan tidak ada kekuatan besar yang bermusuhan yang menguasai Greenland, karena itu dapat menjadi pijakan untuk menyerang AS,” kata Pram Gad.

    Kaya akan mineral langka

    Namun, yang mungkin lebih menarik bagi Trump adalah endapan sumber daya alam Greenland yang melimpah. Menurut Klaus Dodds, profesor geopolitik di Universitas London, itu termasuk minyak dan gas, serta logam tanah jarang yang sangat diminati untuk mobil listrik dan turbin angin dalam transisi hijau, serta untuk peralatan militer.

    Saat ini China mendominasi produksi tanah jarang global dan mengancam akan membatasi ekspor mineral penting dan teknologi terkait. “Tidak diragukan bahwa Trump dan para penasihatnya sangat khawatir tentang cengkeraman yang tampaknya dimiliki China,” kata Dodds.

    Es yang mencair dan suhu Arktik yang meningkat cepat menjadikan Greenland terimbas krisis iklim, tapi juga peluang ekonomi. Hilangnya es membuka rute pelayaran, meningkatkan jumlah waktu yang dapat dilalui selama musim panas di Belahan Bumi Utara.

    Namun pada kenyataannya, kondisi di sepanjang rute ini masih sering rentan dan mencairnya es justru dapat membuat perairan semakin berbahaya untuk dilayari. Di samping itu, mencairnya es juga mungkin membuat sumber daya alam Greenland makin mudah diakses atau ditambang walau sejauh ini belum ada buktinya.

    Mungkinkah AS mencaplok Greenland?

    Foto: CNN

    Pemerintah Denmark dan Greenland menentang keras gagasan negara Arktik itu dapat dibeli. “Kami tidak untuk dijual dan takkan pernah dijual. Kami tak boleh kehilangan perjuangan kami selama bertahun-tahun untuk kebebasan,” kata Perdana Menteri Greenland Mute Egede.

    Kuupik V. Kleist, mantan PM Greenland, mengatakan Trump lebih banyak bicara ke warga AS daripada ke penduduk Greenland. “Saya tidak melihat apa pun di masa depan yang akan membuka jalan bagi penjualan. Anda tidak bisa begitu saja membeli sebuah negara atau sebuah bangsa,” sergahnya.

    Namun, komentar Trump muncul pada saat yang menarik bagi Greenland. Pemerintah yang dipimpin suku Inuit baru-baru ini meningkatkan tuntutan untuk merdeka dari Denmark. Dalam pidato tahun barunya, Egede menyerukan agar belenggu era kolonial disingkirkan.

    “Denmark panik,” kata Dodds. Bulan Desember, Denmark mengumumkan peningkatan besar dalam pengeluaran militer untuk Greenland. Menlu Denmark mengatakan Greenland dapat merdeka jika penduduknya menginginkannya, tapi takkan menjadi negara bagian AS.

    Ia juga mengatakan bahwa Denmark terbuka untuk berdialog dengan Amerika tentang bagaimana mereka dapat bekerja sama lebih erat untuk memastikan bahwa ambisi Amerika terpenuhi.

    Greenland berupaya meningkatkan kemandiriannya dengan mendiversifikasi ekonominya. Negara itu membuka bandara baru di Nuuk sebagai bagian dari rencana meningkatkan pariwisata. Namun, negara itu masih bergantung pada hibah tahunan sekitar USD 500 juta dari Denmark.

    Nah bagaimana jika AS mau membayar lebih besar? Beberapa politisi Greenland melontarkan gagasan tentang asosiasi khusus, di mana Greenland memiliki kedaulatan tapi juga dukungan finansial dari AS, sebagai imbalan atas perjanjian tentang kepentingan strategis AS. Untuk saat ini, masih belum jelas sejauh mana Trump akan mengejar keinginannya memperoleh Greenland.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Trump Mau Caplok Greenland, Blinken Mengkritik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (fyk/fay)

  • Kritikan Jerman dan Prancis untuk Ancaman Trump ke Greenland

    Kritikan Jerman dan Prancis untuk Ancaman Trump ke Greenland

    Berlin

    Jerman menegaskan bahwa perbatasan tidak boleh diubah secara paksa setelah Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menolak mengesampingkan rencana militernya untuk mencaplok Grinlandia (Greenland).

    Pulau luas di Arktika ini merupakan wilayah otonomi dari Denmark, anggota Uni Eropa (UE) dan NATO.

    Scholz: Perbatasan tak dapat diganggu gugat adalah ‘prinsip dasar hukum internasional’

    Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengatakan bahwa “seperti biasa, prinsip yang berlaku adalah… perbatasan tidak boleh dipindahkan secara paksa,” merunut pada perjanjian internasional, dalam hal ini Piagam PBB.

    Namun, Hebestreit enggan memberitahukan keseriusan Berlin menanggapi ancaman Donald Trump terhadap wilayah Denmark tersebut.

    “Saya tidak ingin menilai komentar tersebut,” ujar Hebestreit dalam konferensi pers rutin, seraya mengutarakan bahwa pemerintah Jerman sudah “mencatat” sejumlah komentar itu.

    Setelahnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa dia telah mendiskusikan pernyataan Trump itu dengan pemimpin UE lainnya. Selain itu, dia menegaskan tentang aturan perbatasan yang tak dapat diganggu gugat merupakan “hukum internasional yang fundamental.”

    Dalam pembicaraannya dengan para pemimpin UE, Scholz mengungkap adanya “ketidakpahaman” terkait “beberapa pernyataan” yang dilontarkan oleh pihak AS.

    Menlu Prancis: Trump tidak boleh mengancam kedaulatan batas wilayah UE

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot mendesak supaya Donald Trump tidak mengancam “kedaulatan perbatasan” Uni Eropa.

    “Tak ada pertanyaan soal Uni Eropa yang membiarkan negara lain di dunia, siapa pun mereka, menyerang kedaulatan perbatasannya,” kata Jean-Noel Barrot kepada radio France Inter.

    Barrot menambahkan bahwa, meskipun ia tidak percaya AS akan menyerang Grinlandia, “kita telah memasuki era di mana hukum yang terkuat kembali berlaku.”

    “Kita adalah benua yang kuat, kita harus menjadi lebih kuat,” tambah Barrot.

    UE soal pernyataan Trump: “Hal yang bersifat hipotetis”

    Uni Eropa (UE) menggambarkan kalau pernyataan Trump soal Grinlandia merupakan “hal hipotetis yang liar.”

    “Kita berbicara tentang hal-hal hipotetis yang cukup liar tentang sebuah pemerintahan yang belum ada,” kata juru bicara Komisi Eropa, dikutip dari kantor berita AFP. Juru bicara ini juga mengatakan kalau UE menantikan kerja sama dengan pemerintahan Donald Trump.

    Sementara itu, Kepala Juru Bicara Komisi Uni Eropa Paula Pinho menyebut kedaulatan negara harus dihormati sebagai “hal yang mendasar,” dan menambahkan kalau dia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut soal masalah ini karena sifatnya yang “sangat teoritis”.

    Trump soal Grinlandia

    Donald Trump pada hari Senin (06/01) telah menolak untuk mengesampingkan aksi militer hingga ekonomi yang merupakan niatnya, agar AS dapat menguasai Grinlandia dan Terusan Panama.

    “Tidak, saya tidak bisa memastikan salah satu dari keduanya. Namun yang bisa saya katakan, kami membutuhkannya untuk kedaulatan ekonomi,” jawab Trump.

    Sementara itu pada hari Selasa (07/01), anak Donald Trump, yakni Donald Trump Jr. dilaporkan mendarat di Grinlandia. Kedatangannya itu juga berlangsung sesaat setelah ayahnya menyarankan agar Grinlandia menjadi bagian dari AS.

    Presiden terpilih Donald Trump juga menggunakan platform media sosial miliknya, Truth Social, untuk menyatakan ambisi masa depannya soal Grinlandia dan kegembiraannya tentang perjalanan Donald Trump Jr. ke pulau tersebut.

    Dengan klaim alasan kepentingan keamanan nasional AS, Trump juga sudah merencanakan pemberlakuan tarif terhadap Denmark semisal tawarannya untuk membeli Grinlandia ditolak.

    “Grinlandia adalah tempat yang luar biasa, dan rakyatnya akan sangat diuntungkan jika dan ketika Grinlandia menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya dari dunia luar yang sangat ganas. Make Greenland Great Again!” terang Trump.

    Semasa jabatan pertamanya sebagai Presiden AS, Trump telah berencana untuk membeli Grinlandia. Bahkan, dia membatalkan agenda kenegaraan pada tahun 2019 setelah Perdana Menteri Denmark menolak gagasan tersebut.

    Siapa pemilik Grinlandia?

    Denmark mengatakan, Grinlandia merupakan bagian dari kerajaannya yang juga memiliki pemerintahan sendiri, tidak untuk dijual.

    “Saya rasa ini bukan cara yang baik untuk saling berperang secara finansial, padahal kita adalah sekutu dan mitra yang dekat,” tegas Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen saat menanggapi komentar Trump.

    Pada dasarnya, Frederiksen menyebut baik niat Washington untuk menaruh minat besar pada wilayah Arktika tersebut. Namun, hal itu “harus dilakukan dengan cara yang menghormati rakyat Grinlandia.”

    Dari sisi Grinlandia, Perdana Menteri Mute Egede, telah menyerukan kemerdekaan dari Denmark. Namun dia menuturkan, kalau Grinlandia tidak tertarik menjadi bagian dari AS dan menegaskan kalau pulau tersebut tidak dijual.

    mh/ha (Reuters, AFP)

    (nvc/nvc)

  • Perbatasan Tak Bisa Diubah Secara Paksa!

    Perbatasan Tak Bisa Diubah Secara Paksa!

    Berlin

    Pemerintah Jerman melontarkan kritikan untuk Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Berlin mengingatkan Trump bahwa perbatasan tidak boleh diubah secara paksa, setelah mantan Presiden AS itu menolak mengesampingkan tindakan militer untuk menguasai Greenland, wilayah otonomi Denmark.

    Kritikan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (9/1/2025), disampaikan oleh juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, saat merespons pernyataan Trump dalam konferensi pers terbaru yang terang-terangan menolak untuk mengesampingkan penggunaan tindakan militer atau ekonomi untuk mengakuisisi Greenland dan Terusan Panama.

    Upaya tersebut menjadi bagian dari agenda ekspansionis secara luas yang dilontarkan Trump sejak memenangkan pilpres AS pada November lalu.

    “Seperti biasa, prinsip tegas berlaku… bahwa perbatasan tidak boleh dipindahkan dengan paksa,” tegas Hebestreit dalam pernyataannya, merujuk pada perjanjian internasional seperti Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dalam konferensi pers di Florida pada Selasa (7/1), saat ditanya apakah dirinya bisa meyakinkan dunia bahwa dia tidak akan menggunakan pemaksaan militer atau ekonomi ketika berupaya menguasai Greenland dan Terusan Panama, Trump menjawab: “Tidak, saya tidak bisa meyakinkan Anda mengenai keduanya.”

    “Namun saya dapat mengatakan hal ini, kita membutuhkan mereka untuk keamanan ekonomi,” ucap Trump.

    Dia bahkan mengatakan akan memberlakukan tarif terhadap Denmark jika negara itu menolak tawarannya untuk membeli Greenland, yang menurutnya penting bagi keamanan nasional AS.

  • Aksi Terbaru Trump yang Ingin Caplok Sana-sini

    Aksi Terbaru Trump yang Ingin Caplok Sana-sini

    Jakarta

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan pernyataan kontroversial terkait pencaplokan wilayah. Trump ingin Panama hingga Kanada menjadi bagian dari AS.

    Sebagaimana diketahui, Tump baru saja terpilih sebagai Presiden AS. Meskipun belum dilantik, Trump sudah menebar ancaman terkait pencaplokan wilayah.

    Salah satu wilayah yang ingin dicaplok yakni Teluk Meksiko. Trump akan mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

    Dilansir AFP, rencana yang menarik perhatian itu dikeluarkan Trump yang bersiap menjabat sebagai Presiden AS akhir bulan ini.

    “Kami akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, yang memiliki bunyi yang indah,” katanya kepada wartawan, dilansir AFP, Selasa (7/1/2025).

    “Itu tepat. Dan Meksiko harus berhenti mengizinkan jutaan orang masuk ke negara kami.”

    Lantas, wilayah mana lagi yang ingin dicaplok Donald Trump? Baca halaman selanjutnya.

    Trump Ingin Jadikan Kanada Negara Bagian AS

    Foto: Justin Trudeau (Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)

    Trump juga pernah beberapa kali menyebut Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sebagai “Gubernur” Kanada dan menyebut gagasan Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS sebagai “ide bagus”.

    Gagasan itu kembali dibahas Trump saat dia berbicara di Mar-a-Lago, Florida, tepatnya ketika ditanya apakah dirinya mempertimbangkan untuk menggunakan kekuatan militer untuk menguasai Kanada.

    “Tidak (kekuatan militer), (dengan) kekuatan ekonomi,” jawab Trump.

    “Karena Kanada dan Amerika Serikat, hal itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” sebutnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Namun, Trudeau menolak keras gagasan yang dilontarkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS yang ke-51.

    “Sama sekali tidak ada peluang bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat,” tegas Trudeau dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1/2025).

    “Para pekerja dan komunitas di kedua negara sama-sama mendapatkan manfaat dengan menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain,” ujarnya.

    Trump Ingin Caplok Terusan Panama-Greenland

    Foto: Donald Trump (DW News)

    Trump kembali membahas soal upaya mengambil alih Terusan Panama dan Greenland, yang menjadi bagian dari agenda ekspansionis secara luas yang dilontarkannya sejak memenangkan pilpres AS.

    Selang dua minggu sebelum dia resmi dilantik dan kembali menjabat sebagai Presiden AS, Trump mulai menguraikan kebijakan luar negeri yang agresif tanpa memperhatikan pertimbangan diplomatik atau kekhawatiran sekutu-sekutu AS.

    Dalam konferensi pers terbaru yang digelar di Florida, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1/2025), Trump secara terang-terangan menolak untuk mengesampingkan penggunaan tindakan militer atau ekonomi untuk mewujudkan akuisisi Terusan Panama dan Greenland.

    Saat ditanya apakah dirinya bisa meyakinkan dunia bahwa dia tidak akan menggunakan pemaksaan militer atau ekonomi ketika berupaya menguasai Terusan Panama dan Greenland, Trump menjawab: “Tidak, saya tidak bisa meyakinkan Anda mengenai keduanya.”

    “Namun saya dapat mengatakan hal ini, kita membutuhkan mereka untuk keamanan ekonomi,” sebut Trump.

    Dia bahkan mengatakan akan memberlakukan tarif terhadap Denmark jika negara itu menolak tawarannya untuk membeli Greenland, yang menurutnya penting bagi keamanan nasional AS. Sesaat sebelum Trump melontarkan komentar ini, putra sulungnya Donald Trump Jr tiba di Greenland untuk kunjungan pribadi.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

  • Trump Ingin Caplok Greenland Pakai Militer, Apa Reaksi Denmark?

    Trump Ingin Caplok Greenland Pakai Militer, Apa Reaksi Denmark?

    JAKARTA – Presiden terpilih AS, Donald Trump mengatakan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland.

    Hal itu dikatakannya saat menjawab pertanyaan apakah Trump membiarkan penggunaan militer AS untuk mengamankan kedua wilayah tersebut. Bersamaan dengan itu, delegasi, ajudan dan penasihat yang mencakup Donald Trump Jr. berada di Greenland, pada Senin 8 Januari, dikutip dari AP.

    “Mungkin Anda harus melakukan sesuatu. Terusan Panama sangat penting bagi negara kita,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan penyiar Denmark TV2, dikutip dari AP, Selasa 8 Januari.

    Menurut Trump, kendali AS atas kedua wilayah di Panama dan Denmark itu sangat penting bagi keamanan nasional AS.

    Niat Trump ini menandai penolakan terhadap kebijakan AS selama beberapa dekade yang telah memprioritaskan penentuan nasib sendiri daripada perluasan wilayah.

    “Kita membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional,” kata Trump.

    Greenland, yang menjadi rumah bagi pangkalan militer AS yang besar, merupakan wilayah otonomi Denmark, sekutu lama AS dan anggota pendiri NATO. Trump meragukan keabsahan klaim Denmark atas Greenland.

    Terusan Panama telah sepenuhnya dikendalikan Panama selama lebih dari 25 tahun. AS mengembalikan Zona Terusan Panama kepada negara tersebut pada tahun 1979 dan mengakhiri kerja samanya dalam mengendalikan jalur air strategis tersebut pada tahun 1999.

    Sementara Greenland merupakan bagian dari wilayah negara Denmark. 

    Menanggapi komentar Trump, Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen menyebut AS merupakan “sekutu terpenting dan terdekat” Denmark.

    PM Denmark kemudian tidak percaya AS akan akan menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk mengamankan kendali atas Greenland.

    Lebih lanjut, ia menyambut baik AS yang menaruh perhatian lebih besar di wilayah Arktik, namun cara-cara tersebut jangan sampai melukai warga Greenland.

    “Harus dilakukan dengan cara yang menghormati rakyat Greenland,” kata PM Denmark. 

    “Pada saat yang sama, hal itu harus dilakukan dengan cara yang memungkinkan Denmark dan Amerika Serikat untuk tetap bekerja sama, antara lain, dalam NATO,” sambungnya.

  • Ada Fitur Baru Transkrip Suara di WhatsApp, Ini Cara Pakainya

    Ada Fitur Baru Transkrip Suara di WhatsApp, Ini Cara Pakainya

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp kedatangan fitur baru bernama Voice Message Transcripts atau Transkrip Pesan Suara.

    Sebagian pengguna mungkin sudah ada yang kebagian menu ini di aplikasi WhatsApp. Tapi mungkin juga masih ada yang belum menerima karena kemungkinan fitur ini dirilis secara bertahap.

    Lantas, apa fungsi Transkrip Pesan Suara di WhatsApp?

    Seperti namanya, fitur ini berfungsi untuk mentranskrip pesan suara yang Anda terima menjadi teks. Cara seperti ini memudahkan pengguna ketika menerima pesan suara tetapi tidak dapat memutarnya karena sedang bepergian, di tempat yang bising, atau di sekitar orang lain.

    Fitur Transkrip Pesan Suara juga berguna jika Anda mengalami kesulitan mendengar audio atau memiliki gangguan pendengaran.

    Untuk mulai mendapatkan transkrip pesan suara, Anda harus mengaktifkan fitur pada aplikasi dengan cara di bawah ini:

    Buka Pengaturan
    Pilih Obrolan
    Klik Transkrip Pesan Suara jika tersedia dan pilih bahasa transkrip Anda
    Pengguna iOS juga harus mengaktifkan Siri untuk menggunakan fitur ini

    Setelah diatur, Anda dapat melihat transkrip dengan menahan pesan suara dan memilih “Transkrip”. Hanya penerima yang dapat melihat transkrip pada aplikasi terenkripsi ujung ke ujung.

    Di Android, transkrip suara WhatsApp akan didukung dalam bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, dan Rusia. Di iOS 16 dan yang lebih baru, transkrip suara akan didukung dalam bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Portugis, Rusia, Turki, China, dan Arab.

    Pengguna iPhone dengan iOS 17 dan yang lebih baru juga dapat memperoleh transkrip suara dalam bahasa Denmark, Finlandia, Ibrani, Melayu, Norwegia, Belanda, Swedia, dan Thailand di aplikasi.

    (dem/dem)

  • PM Greenland akan Temui Raja Denmark setelah Donald Trump Ingin Rebut Wilayahnya – Halaman all

    PM Greenland akan Temui Raja Denmark setelah Donald Trump Ingin Rebut Wilayahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Greenland, Mute Egede, diperkirakan akan bertemu dengan Raja Denmark, Raja Frederik X, di Kopenhagen pada Rabu (8/1/2025).

    Istana kerajaan tidak memberikan rincian tentang rencana pertemuan mereka.

    Pertemuan itu dilakukan setelah baru-baru ini Presiden terpilih AS Donald Trump mengulangi ambisinya untuk mengambil alih Greenland, pulau Arktik luas yang merupakan wilayah otonomi Denmark.

    Kemarin, Selasa (7/1/2025), Donald Trump mengatakan ia tidak akan mengesampingkan kemungkinan menggunakan tindakan militer atau ekonomi untuk menjadikan Greenland bagian dari Amerika Serikat. 

    Pada hari yang sama, putra tertua Trump, Donald Trump Jr., melakukan kunjungan pribadi ke Greenland.

    Komentar Donald Trump mendorong menteri luar negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, untuk mengatakan pada hari ini bahwa Uni Eropa tidak akan membiarkan negara lain menyerang perbatasan kedaulatannya, seperti diberitakan Reuters.

    “Saya tidak percaya AS akan menyerang Greenland,” kata Jean-Noel Barrot, merujuk pada pulau yang telah menjadi bagian dari Denmark selama lebih dari 600 tahun.

    Selain Greenland, Donald Trump juga mengincar tetangganya, Kanada, yang ditawari untuk bergabung menjadi negara bagian AS.

    Diketahui Greenland memiliki sejarah panjang sebelum menjadi wilayah Denmark.

    Pada tahun 1721, Denmark mulai mendirikan koloni di Greenland.

    Pada tahun 1931, ahli meteorologi Norwegia Hallvard Devold yang didukung pemerintah Norwegia menduduki Greenland timur yang tak berpenghuni, mengklaimnya sebagai Tanah Erik si Merah. 

    Namun, Mahkamah Tetap Keadilan Internasional mendukung Denmark dan mengakhiri pendudukan Norwegia pada tahun 1933.

    Pada tahun 1953, Greenland terintegrasi sepenuhnya ke Denmark berdasarkan Konstitusi Denmark dan diberikan otonomi pada tahun 1979.

    Pada tahun 2009, Greenland menjadi negara yang memiliki pemerintahan sendiri di dalam Kerajaan Denmark.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Antara Trump, Denmark dan Aspirasi Kemerdekaan

    Antara Trump, Denmark dan Aspirasi Kemerdekaan

    Jakarta

    Grinlandia, atau Geenland ,sudah menjadi incaran Donald Trump sejak masa jabatan pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2019. Ketika keinginannya itu ditolak oleh Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, dia sontak membatalkan kunjungan kenegaraan ke Kopenhagen.

    Jelang pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang, gagasan membeli wilayah konstituen Kerajaan Denmark itu kembali merebak.

    Grinlandia bukan satu-satunya wilayah negara lain yang ingin dicaplok pemerintahan Trump. Sejak kemenangannya pada pemilu November lalu, Trump telah menuntut kendali atas Terusan Panama dan bahkan penggabungan Kanada ke dalam wilayah Amerika Serikat.

    Di tengah perdebatan tersebut, putra sang presiden, Donald Trump Junior, berkunjung ke Grinlandia dalam kapasitas “sebagai wisatawan saja,” kata dia kepada stasiun radio lokal setelah mendarat di bandar udara Nuuk, ibu kota Greenland.

    Sebelum kepergian putranya, Trump sempat mengunggah video yang menunjukkan seorang simpatisan Partai Republik meminta AS membebaskan Grinlandia dari “pemerintahan kolonial” Denmark.

    Trump menjanjikan perlindungan bagi Greenland dan sekitar 56.000 penduduknya. Namun hingga kini, dia belum mengungkapkan alasan di balik niatan tersebut.

    AS telah mengoperasikan pangkalan udara di barat laut Grinlandia sejak tahun 1951. Dilihat secara ekonomi dan geopolitik, negeri es itu akan menambah jangkauan AS di wilayah Arktik yang kaya sumber daya alam. Di sana, Rusia dan Cina juga semakin giat menegaskan klaim teritorial pada saat lapisan es mencair. AS sendiri termasuk negara Arktik karena terhubung melalui negara bagian Alaska.

    Aspirasi kemerdekaan Grinlandia

    Aaja Chemnitz, seorang anggota parlemen Denmark yang berasal dari Grinlandia, menolak kampung halamannya dijadikan instrumen geopolitik. “Saya tidak ingin menjadi pion dalam mimpi liar Trump untuk memperluas imperialisme AS dan memasukkan negara kita ke dalamnya,” tulis Chemnitz di Facebook.

    Klaim teritorial AS atas Greenland datang pada saat ketika seisi negeri sedang ingin melepas ikatan dengan Kerajaan Denmark. Dalam pidato Tahun Barunya, Perdana Menteri Múte Egede menyerukan “langkah-langkah penting menuju kemerdekaan. Masa depan negara adalah milik kita!,” serunya.

    Pulau yang dihuni bangsa Inuit ini sempat dijajah oleh Denmark dan Norwegia pada abad ke-18, sebelum akhirnya kembali dikuasai kerajaan di Kopenhagen. Setelah Perang Dunia Kedua, Denmark mengabulkan tuntutan dekolonialisasi Grinlandia secara resmi.

    Tetapi pada saat yang sama, perempuan Inuit dipaksa menggunakan alat kontrasepsi dan anak-anak dideportasi ke daratan Denmark tanpa persetujuan orang tua mereka. Sejarah tersebut ikut melandasi keinginan banyak warga Grinlandia untuk akhirnya melepaskan diri dari Denmark.

    Ketika parlemen baru terpilih di daerah otonom pada bulan April, para pendukung kemerdekaan berharap adanya upaya yang lebih signifikan. PM Egede mengatakan dalam pidato bahwa parlemen telah mulai menyusun konstitusi untuk Grinlandia yang berdaulat.

    Denmark tegaskan klaim teritorial

    Salah satu isu yang ramai dibahas menyangkut kemampuan Grinlandia untuk merdeka secara ekonomi. Selama ini, pemerintah di Kopenhagen mengirimkan dana senilai sekitar 550 juta euro, sekitar sepertiga dari total anggaran negara, setiap tahunnya.

    Denmark tidak berniat membebaskan Grinlandia, terutama karena sumber daya alam dan nilai geostrategisnya. Sikap itu diperjelas oleh Menteri Pertahanan Troels Lund Poulsen yang tak lama setelah ucapan Trump menerbitkan daftar belanja untuk memperkuat infrastruktur militer di Grinlandia.

    Pada saat yang sama, Kerajaan Denmark menepatkan simbol beruang kutub khas Grinlandia dan domba jantan dari Kepulauan Faroe ke dalam desain lambang nasional yang baru. “Kita saling memiliki,” kata Raja Frederik ke10 dalam pidato tahun barunya.

    Aspirasi warga Grinlandia kemungkinan besar akan disuarakan melalui pemilu. Apakah memilih kemerdekaan, penggabungan ke AS atau tetap bersama Denmark, pencairan Arktik akan semakin meningkatkan nilai strategis Grinlandia.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)