Negara: Denmark

  • Kisah Ibu di Greenland ‘Kehilangan’ Anak Usai Tak Lolos Uji Kompetensi Ortu

    Kisah Ibu di Greenland ‘Kehilangan’ Anak Usai Tak Lolos Uji Kompetensi Ortu

    Jakarta

    Saat putri Keira lahir pada November lalu, dia hanya diberi waktu dua jam bersama bayinya, sebelum akhirnya si buah hati dibawa ke panti asuhan.

    “Begitu dia lahir, saya mulai menghitung detik-detik bersamanya,” kata Keira, perempuan berumur 39 tahun.

    “Saya terus melihat jam untuk mengetahui berapa lama waktu yang kami miliki.”

    Tiba saatnya, putrinya yang bernama Zammi, diambil dari pelukan. Keira mengaku menangis tak terkendali. Lalu berbisik “maaf” kepada bayinya.

    “Rasanya seperti sebagian dari jiwaku mati,” tuturnya.

    Keira adalah satu dari banyak perempuan Greenland yang tinggal di wilayah Denmark. Mereka tengah berjuang mendapatkan kembali anak-anak mereka yang dibawa oleh Dinas Sosial Denmark.

    Dalam kasus-kasus tersebut, bayi dan anak-anak dipisahkan dari orang tua setelah uji kompetensi orang tuayang dikenal di Denmark sebagai FKUs. Tes ini diterapkan pemerintah Denmark untuk menilai apakah para orang tua itu layak menjadi orang tua.

    Uji kompetensi orang tua yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan diterapkan dalam kasus kesejahteraan yang kompleks. Otoritas Denmark percaya bahwa anak-anak berisiko mengalami penelantaran atau kekerasan.

    BBCPotret Keira pada detik-detik terakhir bersama bayinya, Zammi.

    Ujian ini meliputi wawancara dengan orang tua dan anak-anak, berbagai tes kognitif, seperti mengingat urutan angka secara terbalik, kuis pengetahuan umum, serta tes kepribadian dan emosional.

    Kelompok yang mendukung ujian ini mengatakan, tes tersebut menawarkan metode penilaian yang lebih objektif dibandingkan bukti anekdotal dan subjektif yang mungkin diberikan oleh pekerja sosial dan ahli lainnya.

    Namun, mereka yang menentang menilai, tes tersebut tidak dapat secara signifikan memprediksi apakah seseorang akan menjadi orang tua yang baik.

    Para penentang ujian ini juga telah lama berargumen, tes-tes semacam ini dirancang berdasarkan norma budaya Denmark. Mereka menyoroti, tes-tes tersebut diberikan dalam bahasa Denmark, bukan Kalaallisut, bahasa ibu kebanyakan penduduk Greenland.

    Penduduk Greenland adalah warga negara Denmark sehingga mereka dapat tinggal dan bekerja di daratan utama.

    Ribuan orang asli Greenland memilih tinggal di Denmark, antara lain karena peluang kerja, pendidikan, dan layanan kesehatan yang lebih baik.

    Orang tua di Greenland 5,6 kali lebih mungkin memiliki anak yang diambil paksa oleh pemerintah dibandingkan orang tua di Denmark, menurut Pusat Penelitian Sosial Denmark, sebuah lembaga penelitian yang didanai pemerintah.

    Pada Mei lalu, pemerintah menyatakan niat mereka meninjau sekitar 300 kasus termasuk yang melibatkan uji FKU di mana anak-anak Greenland secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka.

    Namun, sampai Oktober kemarin, BBC menemukan hanya 10 kasus uji kompentensi orang tua yang ditinjau pemerintah. Hasilnya, tidak ada anak atau bayi Greenland yang dikembalikan pada keluarganya.

    Hasil tes pada Keira pada 2024, yang dilakukan saat dia hamil, menyimpulkan bahwa perempuan itu tidak memiliki “kemampuan yang cukup untuk merawat bayi baru lahir secara mandiri”.

    Keira berkata mendapat sejumlah pertanyaan seperti, “Siapa Bunda Teresa?” dan “Berapa lama sinar matahari membutuhkan waktu untuk mencapai Bumi?”

    BBCKeira masih menyimpan tempat tidur bayi, pakaian dan popok milik anaknya.

    Kalangan psikolog yang mendukung tes tersebut berdalih, pertanyaan seperti itu dapat menggali sejauh mana pengetahuan umum orang tua. Tes itu juga diklaim bisa mengetahui apakah mereka mengerti berbagai budaya dan konsep sosial di masyarakat.

    “Mereka membuat saya seperti bermain dengan boneka, lalu mengkritik saya karena tidak cukup melakukan kontak mata,” kata Kiera.

    Dia berkata, saat dia mempertanyakan tes tersebut, seorang psikolog menjawab, “Untuk melihat apakah kamu cukup beradab, apakah kamu bisa bertindak seperti manusia.”

    Otoritas Denmark menyatakan tidak dapat memberi komentar terhadap kasus-kasus individu pengambilan anak ini.

    Pemerintah Denmark menyebut, keputusan menempatkan seorang anak dalam panti, dibuat ketika ada kekhawatiran serius tentang “kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan anak”.

    Pada 2014, dua anak Keira yang lain yang saat itu berusia sembilan tahun dan delapan bulan ditarik dari asuhan orang tua setelah tes FKU. Saat itu, hasil tes menyimpulkan kemampuan Keira sebagai orang tua tidak berkembang cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

    Anak sulungnya, Zoe, yang kini berusia 21 tahun, kembali tinggal di rumah saat berusia 18 tahun. Saat ini, ia tinggal di apartemennya sendiri serta sering bertemu ibunya.

    Keira berharap segera dapat bersatu kembali dengan bayinya, Zammi, secara permanen.

    Pemerintah Denmark telah menyatakan, tinjauan mereka akan memeriksa apakah ada kesalahan dalam pelaksanaan tes FKU pada warga Greenland.

    Sementara itu, Keira diizinkan untuk bertemu Zammi, yang berada di panti asuhan, sekali seminggu selama satu jam.

    Setiap kali ia berkunjung, ia membawa bunga dan kadang-kadang makanan khas Greenland, seperti sup hati ayam.

    “Ini supaya ada sedikit bagian dari budaya kami bisa bersamanya,” katanya.

    ‘Saya merasakan patah hati yang paling mengerikan’

    BBCUlrik dan Johanne berharap pemerintah Denmark akan meninjau kembali kebijakan pengambilan anak, termasuk yang mereka alami.

    Namun, tidak semua kasus pengambilan anak akan ditinjau ulang oleh pemerintah Denmark.

    Anak Johanne dan Ulrik telah diadopsi orang lain pada 2020. Pemerintah Denmark menyatakan, tidak akan meninjau kasus-kasus terhadap anak-anak yang sudah diadopsi.

    Johanne, kini 43 tahun, menjalani tes pada 2019 saat dia hamil.

    Sebagaimana Zammi, putranya seharusnya segera dibawa pemerintah tak lama setelah lahir.

    Namun karena anaknya lahir prematur pada Hari Natal, dan pekerja sosial sedang libur, Johanne dan Ulrik bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan putranya itu, selama 17 hari.

    “Itu adalah masa paling bahagia dalam hidup saya sebagai seorang ayah,” kata Ulrik, laki-laki berumur 57 tahun.

    “Memeluknya, mengganti popoknya, memastikan Johanne memompa ASI-nya sebelum tidur di malam hari,” kata Ulrik tentang hal yang paling tak bisa dia lupakan.

    Suatu hari, dua pekerja sosial dan dua petugas polisi datang ke rumah pasangan ini untuk membawa anak mereka. Pasangan itu sempat memohon agar bayinya tidak dibawa pergi.

    Johanne bertanya, apakah dia boleh menyusui anaknya untuk terakhir kali.

    “Saat saya sedang memakaikan baju pada anak saya untuk menyerahkannya kepada orang tua asuhnya yang sedang dalam perjalanan, saya merasakan kesedihan yang paling mengerikan,” kata Ulrik.

    Johanne telah menjalani tes setelah dua anak dari hubungan lain, yang berusia lima dan enam tahun, dibawa ke panti asuhan setelah FKU pada 2010.

    Tes yang dijalani Johanne pada 2019 menyimpulkan perempuan itu sebagai “orang yang narsis dan memiliki keterbelakangan mental”. Kesimpulan itu didasarkan pada istilah yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia.

    Johane menolak kesimpulan yang diambil para penguji dari pemerintah Denmark tersebut.

    Getty ImagesSeorang demonstran membawa spanduk yang bertuliskan: “Anak-anak kita sedang menonton!! Prasangka itu menular,” saat demonstrasi di Nuuk, ibu kota Greenland, pada awal 2025.

    Secara teori, tidak ada nilai lulus atau tidak lulus untuk tes FKU. Tes ini hanyalah salah satu faktor di antara banyak faktor lain yang dipertimbangkan otoritas lokal dalam memutuskan apakah seorang anak akan ditempatkan dalam panti.

    Namun, psikolog Isak Nellemann, yang pernah mengelola tes tersebut, mengatakan, dalam praktiknya tes ini “sangat penting, bahkan yang paling penting, karena jika hasil tes buruk, dalam sekitar 90% kasus, mereka akan kehilangan anak-anak mereka”.

    Menurut Nelleman, beberapa tes tersebut memang kurang memiliki validitas ilmiah dan dikembangkan untuk mempelajari ciri-ciri kepribadian, alih-alih memprediksi kemampuan orang tua.

    Turi Frederiksen, seorang psikolog senior yang timnya saat ini mengelola tes-tes tersebut sependapat. Ia mengatakan, meskipun tes-tes tersebut tidak sempurna, “mereka adalah alat psikologis yang berharga dan komprehensif”.

    Dia juga mengatakan, timnya tidak percaya sudah bias terhadap orang-orang Greenland.

    Saat Johanne ditanya pada 2019 tentang apa yang dia lihat selama tes Rorschach sebuah tes psikologis menggunakan kartu bercak tinta simetris untuk menilai kepribadian, karakteristik emosional, dan proses berpikir seseorang dia mengaku melihat seorang perempuan sedang membedah seekor anjing laut, pemandangan yang umum dalam budaya berburu di Greenland.

    Johanne mengklaim bahwa setelah mendengar jawaban tersebut, psikolog tersebut menyebutnya sebagai “barbar”.

    Dewan lokal yang terlibat dalam penilaian pasangan tersebut pada 2019 tidak menanggapi klaim Johanne secara langsung.

    Mereka mengatakan, penilaiannya “menunjukkan kekhawatiran yang signifikan terkait kemampuan orang tua dalam mengasuh anak secara keseluruhan” serta “kekhawatiran tentang gaya hidup orang tua dan tingkat fungsional mereka dalam kehidupan sehari-hari”.

    BBCPekerja sosial Tordis Jacobsen mengatakan, keputusan untuk menempatkan seorang anak dalam layanan perawatan di Denmark tidak pernah diambil dengan mudah.

    ‘Saya tidak pernah melihat langkah pertamanya’

    Setelah anak Johanne dan Ulrik diambil alih pihak berwenang, mereka diizinkan untuk menemuinya selama kunjungan singkat setiap minggu sampai akhirnya diadopsi pada 2020.

    Mereka tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu.

    “Saya tidak pernah melihat langkah pertamanya, kata pertamanya, gigi pertamanya, atau hari pertamanya di sekolah,” kata Johanne.

    Namun, beberapa hari setelah kelahirannya, mereka membaptisnya, menciptakan catatan resmi yang mencantumkan nama dan domisili mereka.

    “Kami perlu membuat jejak dokumen agar dia bisa kembali kepada kami,” kata Johanne.

    Pengacara mereka, Jeanette Gjrret, berharap dapat membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

    Namun, Menteri Urusan Sosial Denmark, Sophie Hstorp Andersen, mengatakan kepada BBC, pemerintah tidak akan membuka kembali kasus-kasus adopsi karena setiap anak tersebut kini telah menetap dengan “keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian”.

    Saat ditanya tentang kemajuan tinjauan tersebut, ia mengatakan, “terdengar lambat, tetapi kami sudah mulai.”

    Ia juga berkata, keputusan mengevakuasi dan mengadopsi anak-anak merupakan bagian dari “proses yang sangat teliti di mana kami menilai kemampuan keluarga untuk merawat anak mereka tidak hanya untuk satu atau dua tahun, tetapi untuk jangka waktu yang lama.”

    Hal ini juga diungkapkan Tordis Jacobsen, pemimpin tim pekerja sosial Aalborg Kommune di utara Denmark. Ia mengatakan, pemisahan anak di Denmark tidak pernah dilakukan dengan mudah.

    Ia menjelaskan, kekhawatiran tentang perlindungan anak sering pertama kali diidentifikasi sekolah atau rumah sakit. Dalam kasus seorang anak diadopsi secara permanen, keputusan untuk menyetujui hal ini dibuat seorang hakim.

    BBCAnak perempuan Pilinguaq yang berusia enam tahun dikembalikan kepadanya beberapa bulan yang lalu, lebih dari empat tahun setelah ditempatkan di panti asuhan.

    Pilinguaq adalah kasus langka seorang ibu di Greenland yang berhasil bersatu kembali dengan anaknya.

    Dia dan putrinya, yang dititipkan ke panti asuhan saat berusia satu tahun, kembali bersama beberapa bulan lalu. Putrinya kini berusia enam tahun.

    Pilinguaq, 39 tahun, mengatakan dia menerima kabar tak terduga itu melalui telepon dari layanan sosial.

    “Saya mulai menangis dan tertawa sekaligus. Saya tidak percaya. Saya terus berpikir, ‘Oh Tuhan, dia akan pulang.’”

    Tiga anak Pilinguaq ditempatkan di panti asuhan pada 2021. Dua anak lainnya berusia enam dan sembilan tahun pada saat itu.

    Dia mengaku setuju saat otoritas setempat menempatkan anak-anaknya di panti asuhan sementara. Di waktu bersamaan, dia mencari rumah baru yang cocok untuk anak-anaknya.

    Pilinguaq mengatakan, dia percaya anak-anaknya akan segera dikembalikan kepadanya, tetapi malah dia harus menjalani uji kompetensi orang tua.

    Penilaian tersebut menyimpulkan, dia memiliki pola yang memasuki “hubungan yang tidak sehat” dan tidak layak untuk menjadi orang tua.

    ‘Mereka bisa membawanya dalam satu jam’

    Beberapa bulan setelah putrinya yang berusia enam tahun pulang ke rumah, Pilinguaq diberitahu otoritas setempat, dua anak kandungnya yang lebih tua akan kembali kepadanya pada Desember ini.

    Keputusan mengembalikan anak-anak tersebut di bawah asuhan Pilinguaq diambil otoritas setempat, bukan atas rekomendasi tinjauan pemerintah. Otoritas setempat menolak berkomentar mengenai kasusnya.

    Berpisah selama lebih dari empat tahun telah membuat Pilinguaq kesulitan memperbaiki hubungannya dengan putrinya.

    “Jika saya pergi ke kamar mandi dan menutup pintu, dia akan mengalami serangan panik dan berkata, ‘Ibu, aku tidak bisa menemukanmu’,” kata Pilinguaq.

    Dia juga mengatakan, sangat takut kehilangan putrinya lagi.

    “Mereka bisa mengambilnya dalam satu jam. Mereka bisa melakukannya lagi.”

    BBCKeira sedang membuat kereta salju kayu untuk putrinya, Zammi, sebagai hadiah ulang tahun pertamanya.

    Keira saat ini sedang mempersiapkan ulang tahun pertama Zammi meskipun dia tidak ada di sana.

    Dia sedang membuat kereta salju tradisional Greenland secara manual dari kayu, dengan gambar beruang kutub pada dudukannya.

    Awal bulan ini, dia diberitahu putrinya tidak akan pulang ke rumah setidaknya untuk saat ini tetapi dia belum menyerah.

    Keira masih memiliki tempat tidur bayi di samping ranjangnya, dan satu lagi di ruang tamu, dengan foto-foto Zammi yang dia bingkai di dinding, beserta pakaian bayi dan popok.

    “Saya tidak akan berhenti berjuang untuk anak-anak saya.

    “Jika saya tidak menyelesaikan perjuangan ini, ini akan menjadi perjuangan anak-anak saya di masa depan.”

    BBC

    Liputan ini adalah bagian dari seri Global Women dari BBC World Service, yang membagikan kisah-kisah yang belum terungkap dan penting dari seluruh penjuru dunia

    Lihat juga Video: Lepas Pilu Kehilangan Anak, Ibu Hilman Bangkit Berusaha

    (haf/haf)

  • Sudin SDA pastikan ketersediaan air bersih di Pulau Karya

    Sudin SDA pastikan ketersediaan air bersih di Pulau Karya

    Jakarta (ANTARA) –

    Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Kepulauan Seribu memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Pulau Karya dengan melakukan pemeliharaan instalasi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) Pulau Karya.

    “Monitoring ini dilakukan untuk memastikan seluruh pekerjaan pemeliharaan BWRO berjalan baik dan sesuai standar operasional sehingga produksi air bersih untuk masyarakat dapat terjaga,” kata Kepala Sudin SDA Kepulauan Seribu Mustajab di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan BWRO Pulau Karya merupakan fasilitas vital penyedia air bersih yang menerapkan dua tahap pengolahan.

    Pada tahap pertama, air laut diolah melalui sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) untuk menghasilkan air payau.

    Kemudian, air payau tersebut menjadi bahan baku tahap kedua, yakni pengolahan di BWRO untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.

    Menurut Mustajab, keandalan sistem tersebut sangat penting sebagai sumber air bersih bagi warga.

    “Pemeliharaan rutin memastikan layanan air bersih tetap optimal bagi masyarakat Pulau Karya,” ujar Mustajab.

    Sementara itu, salah seorang warga Pulau Panggang, Suhendra (38), mengaku sangat bergantung pada suplai air dari BWRO yang memberikan air bersih untuk kebutuhan masyarakat kepulauan tersebut.

    “Air dari BWRO ini kebutuhan utama kami sehari-hari. Kalau pemeliharaannya lancar, warga pasti tenang,” ucap Suhendra.

    Sebelumnya, Direktur Operasional PAM Jaya Syahrul Hasan mengaku kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Kepulauan Seribu karena kondisi lingkungan laut yang menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi.

    “Pengelolaan air bersih di pulau memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan dengan wilayah darat,” tutur Syahrul di Jakarta, Jumat (21/11).

    Dia mengungkapkan kondisi lingkungan laut menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi dan beberapa komponen penting tidak tersedia di dalam negeri.

    Dia pun menjelaskan alat khusus bernama “high pressure pump” yang hanya diproduksi di Denmark dan ketika alat ini rusak, perbaikannya membutuhkan waktu yang lama karena sulitnya impor dan kondisi geografis yang menantang.

    Selain itu, sambung dia, pembangunan infrastruktur air bersih di Kepulauan Seribu selama ini dilakukan oleh Sudin SDA setempat sehingga status aset berada di bawah pemerintah daerah.

    Dia menuturkan status aset tersebut sempat menjadi kendala bagi PAM Jaya dalam melakukan investasi lanjutan.

    “Tapi Alhamdulillah, dua bulan lalu asetnya sudah resmi diserahkan dari Dinas SDA kepada PAM Jaya,” ungkap Syahrul.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Pakai Medsos, Caranya?

    Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Pakai Medsos, Caranya?

    Jakarta

    Pemerintah Australia akan mewajibkan berbagai perusahaan media sosial mengambil “langkah yang masuk akal” untuk mencegah anak di bawah 16 tahun membuat akun mulai 10 Desember. Akun yang telah dibuat pun harus dinonaktifkan atau dihapus.

    Pemerintah menyebut larangan ini, kebijakan pertama di dunia yang mendapat dukungan luas dari banyak orang tua bertujuan mengurangi “tekanan dan risiko” bagi anak-anak di media sosial.

    Risiko itu muncul dari “fitur desain yang mendorong anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di layar, sambil menyajikan konten yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka,” demikian pernyataan pemerintah Australia.

    Sebuah studi pesanan pemerintah Australia pada awal tahun ini menunjukkan, sebanyak 96% anak berusia 1015 tahun menggunakan media sosial.

    Sementara tujuh dari 10 di antara mereka terpapar konten serta perilaku berbahaya. Paparan itu meliputi dari materi misoginis, video perkelahian, hingga konten yang mempromosikan gangguan makan serta bunuh diri.

    Satu dari tujuh anak juga melaporkan mengalami perilaku diduga grooming dari orang dewasa atau anak yang lebih tua. Lebih dari separuh mengatakan mereka pernah menjadi korban perundungan siber.

    Platform apa saja yang terdampak?

    Sejauh ini, pemerintah Australia telah menyebut 10 platform yang masuk dalam larangan, yakni Facebook, Instagram, Snapchat, Threads, TikTok, X, YouTube, Reddit, serta platform streaming Kick dan Twitch.

    Platform seperti Roblox dan Discord belakangan menerapkan pemeriksaan usia pada sejumlah fiturnya, sebagai upaya menghindar dari pelarangan pemerintah Australia.

    Pemerintah Australia menyatakan akan terus meninjau daftar platform yang terdampak, dengan mempertimbangkan tiga kriteria utama.

    Kriteria pertama, tujuan utama atau “tujuan signifikan” platform adalah menciptakan interaksi sosial daring antara dua pengguna atau lebih.

    Kedua, platform memungkinkan pengguna berinteraksi dengan sebagian atau seluruh pengguna lain.

    Ketiga, platform memungkinkan pengguna mengunggah materi.

    YouTube Kids, Google Classroom, dan WhatsApp tidak termasuk dalam daftar karena dianggap tidak memenuhi kriteria tersebut.

    Anak-anak juga tetap dapat menonton sebagian besar konten di platform seperti YouTube, yang tidak mensyaratkan pembuatan akun.

    Bagaimana larangan ini akan ditegakkan?

    Anak-anak dan orang tua tidak akan dikenai hukuman jika kedapatan melanggar larangan ini.

    Pemerintah Australia menyatakan, perusahaan media sosial yang bertanggung jawab menegakkannya. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dikenai denda hingga US$32 juta (sekitar Rp534,6 miliar) jika melakukan pelanggaran berat atau berulang.

    Pemerintah Australia juga menyatakan perusahaan-perusahaan itu harus mengambil “langkah yang masuk akal” untuk menjaga anak-anak tetap berada di luar platform mereka, serta menerapkan penggunaan teknologi verifikasi usiatanpa memerinci data yang akan digunakan.

    Sejumlah kemungkinan telah disebutkan, termasuk penggunaan kartu identitas pemerintah, pengenalan wajah atau suara, dan age inference.

    Metode terakhir ini memakai informasi daring selain tanggal lahir seperti perilaku atau interaksi daring untuk memperkirakan usia seseorang.

    Sebuah studi terbaru pemerintah Australia menemukan bahwa 96% anak usia 1015 tahun memakai media sosial dan tujuh dari 10 di antaranya pernah terpapar konten atau perilaku berbahaya. (Getty Images)

    Pemerintah mendorong platform media sosial menerapkan berbagai metode sekaligus.

    Pemerintah juga menegaskan bahwa platform medsos tidak diperkenankan mengandalkan pengguna untuk menyatakan umur mereka sendiri, atau mengandalkan orang tua untuk membenarkan umur anak.

    Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan Threads mengumumkan bahwa mereka akan mulai menutup akun remaja mulai 4 Desember.

    Akun orang dewasa yang terkena penutupan bisa memakai kartu identitas yang dikeluarkan pemerintah atau mengirim video selfie untuk memverifikasi usia, terang Meta.

    Sementara platform lain yang terdampak sejauh ini belum menyampaikan bagaimana mereka akan mematuhi aturan tersebut.

    Apakah aturan ini akan efektif?

    Tanpa gambaran jelas tentang metode apa yang akan dipakai perusahaan-perusahaan medsos, sulit memastikan apakah larangan ini akan benar-benar efektif.

    Di sisi lain, sejumlah kekhawatiran sudah bermunculan.

    Teknologi verifikasi usia dikhawatirkan dapat salah memblokir pengguna yang sah dan gagal menangkap anak-anak yang berbohong soal usia mereka.

    Laporan pemerintah menunjukkan bahwa teknologi pemindaian wajah, misalnya, justru paling tidak akurat untuk kelompok usia yang menjadi sasaran utama aturan ini.

    Pertanyaan lain muncul soal besaran denda.

    Mantan pejabat eksekutif Facebook, Stephen Scheeler, mengatakan kepada kantor berita Australia bahwa Meta hanya butuh sekitar satu jam 52 menit untuk meraup pendapatan US$50 juta (sekitar Rp835 miliar), yang setara dengan nilai denda maksimum.

    Sebagian pengkritik menilai, sekalipun aturan ini ditegakkan dengan benar, dampaknya terhadap keamanan anak di dunia maya mungkin tetap terbatas.

    Pasalnya, situs kencan dan platform gim tidak masuk aturan ini.

    Chatbot AI juga tidak tercakup, padahal belakangan jadi sorotan setelah diduga mendorong anak untuk bunuh diri atau melakukan percakapan “sensual” dengan anak di bawah umur. Ada pula kekhawatiran bahwa remaja yang mengandalkan media sosial untuk mencari komunitas akan makin terisolasi.

    Mereka berpendapat, mengajari anak cara menjelajahi media sosial secara aman lebih masuk akal ketimbang menutup aksesnya.

    Menteri Komunikasi Australia, Annika Wells, mengakui larangan ini mungkin tidak akan “sempurna”.

    “Prosesnya akan terlihat agak berantakan,” ujarnya awal November.

    “Reformasi besar memang selalu begitu.”

    Apakah ada kekhawatiran soal perlindungan data?

    Kritik lain menyasar pada kebutuhan mengumpulkan dan menyimpan data pribadi dalam jumlah besar demi memverifikasi usia pengguna.

    Risiko kebocoran dan penyalahgunaan data kembali jadi perhatian, mengingat Australia dalam beberapa tahun terakhir berkali-kali diguncang insiden pencurian data berskala besar.

    Namun pemerintah menegaskan bahwa aturan ini memuat “perlindungan kuat” bagi data pribadi.

    Aturan itu menyatakan bahwa informasi yang dikumpulkan tidak boleh dipakai untuk tujuan selain verifikasi usia dan harus dimusnahkan setelah proses selesai.

    Pemerintah juga menyatakan akan memberikan “sanksi serius” bagi pelanggaran.

    Pemerintah juga mewajibkan platform menyediakan opsi selain identitas pemerintah untuk proses verifikasi usia, agar pengguna punya pilihan yang lebih aman.

    Bagaimana respons perusahaan media sosial?

    Sejumlah perusahaan media sosial mengaku terkejut tatkala pemerintah Australia mengumumkan larangan itu pada November 2024.

    Mereka menilai aturan tersebut sulit diterapkan, mudah diakali, memakan waktu bagi pengguna, dan berisiko terhadap privasi mereka.

    Selain itu, mereka berpendapat kebijakan itu bisa mendorong anak-anak masuk ke sudut gelap internet dan membuat remaja kehilangan ruang untuk berinteraksi sosial.

    Snap perusahaan pemilik Snapchat dan YouTube bahkan membantah bahwa mereka adalah perusahaan media sosial.

    Google, perusahaan induk YouTube, dilaporkan masih mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terkait masuknya platform itu dalam daftar.

    BBC menghubungi Google untuk mengonfirmasi langkah tersebut, tapi tidak beroleh balasan.

    Ilustrasi gedung dengan logo Youtube di fasadnya. (Getty Images)

    Meski mengumumkan akan menerapkan aturan itu lebih cepat, Meta masih bersikukuh bahwa pelarangan ini akan membuat remaja menghadapi “perlindungan yang tidak konsisten di berbagai aplikasi yang mereka gunakan.”

    Dalam sesi dengar pendapat di parlemen pada Oktober, TikTok dan Snap menyatakan mereka tetap menolak aturan itu, namun akan tetap menerapkannya.

    Kick satu-satunya perusahaan Australia yang masuk dalam daftar menyatakan akan memperkenalkan “sejumlah langkah” dan terus berkomunikasi “secara konstruktif” dengan otoritas.

    Apakah negara lain punya aturan serupa?

    Larangan penggunaan media sosial bagi anak di bawah 16 tahun ini merupakan yang pertama di dunia, tapi sejumlah negara lain diperkirakan akan mengamati penerapan di Australia.

    Berbagai pendekatan sudah dicoba di sejumlah wilayah untuk membatasi waktu layar dan akses media sosial bagi anak, serta mencegah mereka melihat konten berbahaya.

    Namun, belum ada yang menerapkan larangan total terhadap platform-platform tersebut.

    Di UK, aturan keselamatan yang diberlakukan pada Juli lalu membuat perusahaan daring terancam denda besar, bahkan para eksekutifnya dapat dipenjara, jika gagal menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak dari konten ilegal dan berbahaya.

    Beberapa negara Eropa memperbolehkan penggunaan media sosial di bawah usia tertentu, tapi hanya dengan persetujuan orang tua.

    Pada September, penyelidikan parlemen Prancis merekomendasikan larangan media sosial bagi anak di bawah 15 tahun, serta “jam malam” media sosial untuk pengguna usia 15 hingga 18 tahun.

    Denmark mengumumkan rencana untuk melarang media sosial bagi anak di bawah 15 tahun, sementara Norwegia sedang mempertimbangkan usulan serupa.

    Pemerintah Spanyol pun telah mengirim rancangan undang-undang ke parlemen yang mewajibkan persetujuan wali sang anak di bawah 16 tahun untuk mengakses platform medsos.

    Sebaliknya di Amerika Serikat, upaya Negara Bagian Utah untuk melarang remaja di bawah 18 tahun menggunakan media sosial tanpa persetujuan orang tua menemui jalan buntu, setelah tidak mendapat persetujuan hakim federal tahun lalu.

    Apakah anak-anak akan mencoba mengakali larangan itu?

    Remaja yang diwawancarai BBC mengaku mulai membuat akun baru dengan usia palsu menjelang pemberlakuan aturan tersebut meski pemerintah telah memperingatkan perusahaan media sosial bahwa mereka diharapkan mendeteksi dan menghapus akun-akun seperti itu.

    Di internet, para remaja juga saling berbagi rekomendasi aplikasi alternatif atau memberikan strategi menghindari pelarangan.

    Sejumlah remaja, termasuk influencer, beralih menggunakan akun bersama dengan orang tua.

    Sementara para pengamat memperkirakan penggunaan VPN akan melonjak teknologi yang menyembunyikan lokasi pengguna. Fenomena ini terjadi di UK setelah aturan kontrol usia diberlakukan.

    Lihat juga Video Cara Kemkomdigi Deteksi Anak yang Terpapar Konten Negatif di Medsos

    (ita/ita)

  • Perspirex Tegaskan Tak Hengkang dari Indonesia, Hanya Ganti Distributor

    Perspirex Tegaskan Tak Hengkang dari Indonesia, Hanya Ganti Distributor

    Jakarta

    Perspirex kembali menjadi perbincangan setelah publik menduga produk antiperspirant tersebut hengkang dari Indonesia. CEO PT Bintang Inter Global, Herman The, menjelaskan isu tersebut muncul karena proses pergantian distributor yang belum diketahui publik.

    Herman menegaskan Perspirex tidak pernah keluar dari Indonesia dan kini kembali hadir melalui distributor baru. Strategi distribusi yang diperkuat ini dihadirkan untuk memastikan konsumen tetap bisa menikmati perlindungan antiperspirant yang dikenal efektif hingga lima hari.

    “Perspirex tidak pernah tinggalkan market di Indonesia. Hanya penggantian distributor. Dan tahun ini kita sudah kembali dengan lebih banyak produk dan lebih masif secara distribusi dan pemasaran,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).

    Kehadiran Perspirex turut disambut Kedutaan Denmark sebagai momentum positif bagi hubungan dagang kedua negara. Commercial Counsellor Embassy of Denmark, Morten Kruse, menilai antusiasme masyarakat terhadap produk Denmark sejalan dengan penguatan hubungan ekonomi.

    “Ini juga sebuah kesempatan untuk berbicara tentang momentum Denmark-Indonesia Trade Relations, yang tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik,” kata Morten.

    PT Bintang Inter Global ditunjuk langsung oleh Orkla Health sebagai distributor resmi Perspirex di Indonesia. Penunjukan ini didasari rekam jejak perusahaan dalam menangani lebih dari 37 sub-distributor.

    “Jadi itu cuma penggantian distributor, tidak ada perubahan apa-apa,” tutur Herman.

    Orkla Health sebagai pemilik Perspirex merupakan bagian dari Orkla Group, perusahaan consumer health global dengan standar riset dan kualitas yang ketat. Herman menegaskan brand tersebut tetap eksis secara global.

    “Perspirex tetap exist di dunia, di Asia, dan di tempat ini tetap ada,” imbuhnya.

    Di Indonesia, Perspirex kini hadir kembali dengan varian Perspirex Original, Comfort, Strong, For Reguler, dan For Maksimum. Formulanya dilengkapi skin care system untuk meminimalkan iritasi sehingga nyaman digunakan.

    “Dia menggunakan cara-cara alami, dan bahkan ada skin care system-nya di dalam produk Perspirex ini,” ucap Herman.

    Perusahaan juga memperluas jangkauan distribusi agar produk lebih mudah diakses, termasuk varian Hand & Foot Lotion untuk pengguna dengan sweaty palm.

    Menutup penjelasan, Herman memastikan kehadiran Perspirex akan diperkuat dengan ketersediaan di berbagai kanal penjualan.

    “Dan nanti kita juga akan dibawa available di semua retailer online maupun offline,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Perang Menggila, 30 Juta Warga Sudan Butuh Bantuan

    Perang Menggila, 30 Juta Warga Sudan Butuh Bantuan

    Jakarta

    Lebih dari separuh penduduk Sudan saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan di tengah pertempuran yang melanda negara Afrika timur laut itu.

    Sejak pecah pada April 2023, perang antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF), telah menewaskan puluhan ribu orang. Perang tersebut juga telah membuat hampir 12 juta orang mengungsi, dan memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

    “Kami melihat situasi di mana lebih dari 30 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah tersebut setara dengan separuh penduduk Sudan,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Denmark, Charlotte Slente, setelah kunjungan ke wilayah perbatasan di negara tetangga, Chad.

    “Penderitaan yang kami saksikan sungguh tak terbayangkan,” ujar kepala NGO tersebut, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025).

    Sudan memiliki populasi sekitar 50 juta jiwa pada tahun 2024, menurut Bank Dunia.

    Komentar pejabat NGO tersebut muncul setelah kunjungan ke daerah di Chad yang berbatasan dengan wilayah Darfur di Sudan bagian barat, yang belakangan ini dilanda pertempuran sengit.

    Kekerasan telah meningkat drastis dalam beberapa pekan terakhir. RSF menguasai kota penting El-Fasher — benteng terakhir tentara Sudan di Darfur — setelah pengepungan selama 18 bulan dan laporan kekejaman yang terus bertambah.

    “Ada pelanggaran yang melanggar semua hukum kemanusiaan internasional,” imbuh Slente.

    Slente mengatakan NGO tersebut telah melihat bukti pembantaian massal dan kekerasan seksual di Sudan.

    “Kami melihat penahanan, penculikan, pemindahan paksa, dan penyiksaan,” kata Slente.

    Ia menuduh komunitas internasional tidak berbuat cukup.

    Ia pun memperingatkan bahwa masih ada kota-kota lain yang masih dikepung dan tidak mendapatkan perhatian yang sama.

    Kota Babanusa, benteng terakhir tentara di negara bagian Kordofan Barat, telah dikepung selama beberapa bulan, begitu pula ibu kota negara bagian Kordofan Utara, El-Obeid, serta Kadugli dan Dilling di Kordofan Selatan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: UEA Dituding Menjadi Dalang Serangan Drone di Port Sudan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ita/ita)

  • Makna The Bejeweled Grand Cordon of Al Nahda dari Raja Yordania untuk Prabowo

    Makna The Bejeweled Grand Cordon of Al Nahda dari Raja Yordania untuk Prabowo

    Makna The Bejeweled Grand Cordon of Al Nahda dari Raja Yordania untuk Prabowo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto menerima penghargaan “
    The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda
    ” (
    Order of the Renaissance
    ) dari Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah, Abdullah II ibn Al Hussein, di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
    Dalam Bahasa Indonesia, penghargan itu berarti “Pita Agung Berhiaskan Permata Al Nahda (Ordo Renaisans)”.
    Penghargaan tersebut berbentuk pita yang terurai panjang dengan warna yang sama dengan bendera Yordania, yakni hijau, putih, merah, dan hitam.
    Satu buah bintang besar berwarna putih dan kuning menghiasi bagian bawah pita.
    Adapun
    The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda
    (
    Order of the Renaissance
    ) merupakan salah satu penghargaan tertinggi Kerajaan
    Yordania Hasyimiah
    yang diberikan kepada raja, pangeran, dan kepala negara, serta dapat pula dianugerahkan kepada perdana menteri.
    Penghargaan ini memiliki beberapa tingkatan, dengan Bejewelled Grand Cordon yang merupakan tingkatan tertinggi dan paling bergengsi dari kategori tanda jasa dan kehormatan tersebut.
    Dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, penganugerahan ini mencerminkan pengakuan dan penghormatan
    Raja Abdullah II
    ibn Al Hussein atas kontribusi Presiden Prabowo dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Yordania, khususnya dalam kerja sama di bidang kemanusiaan, stabilitas kawasan, pertahanan, dan isu-isu global yang menjadi perhatian kedua negara.
    Penghargaan
    The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda (Order of the Renaissance)
    bukanlah penghormatan sembarangan.
    Usai acara penganugerahan, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa penghargaan tersebut bukan hanya sebuah kehormatan bagi Indonesia, tetapi juga bentuk pengakuan atas peran Presiden Prabowo dalam kepemimpinan global.
    “Itu merupakan bentuk penghargaan. Saya kira kebanggaan juga buat kita, Bapak Presiden menerima,” ujar Menlu Sugiono di depan Istana Merdeka.

    Penganugerahan yang berlangsung di Istana Merdeka ini memperlihatkan hubungan Indonesia–Yordania yang selama ini dikenal hangat dan saling mendukung, termasuk kerja sama dalam isu Palestina, pendidikan, hingga misi-misi kemanusiaan global.
    Penghargaan ini juga menghormati posisi Presiden Prabowo sebagai pemimpin yang aktif memperkuat dialog antarbangsa dan menjadikan Indonesia sebagai jembatan penting dalam stabilitas kawasan.
    Sejumlah tokoh terkemuka dunia, dari keluarga kerajaan hingga kepala negara, pernah menerimanya.
    Di antaranya adalah Prince Philip – Duke of Edinburgh, yang juga merupakan suami Ratu Elizabeth II, Raja Denmark Frederik X, Ratu Belanda Maxima, Angela Merkel – Kanselir Jerman (2005-2021), hingga Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló.
    Daftar penerima tersebut menegaskan posisi prestisius penghargaan ini dalam diplomasi internasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jerman Tangkap Anggota Sel Hamas Rencanakan Serangan

    Jerman Tangkap Anggota Sel Hamas Rencanakan Serangan

    Berlin

    Kepolisian Jerman menangkap seorang tersangka anggota sel kelompok Hamas di wilayahnya. Tersangka yang ditangkap itu diduga kuat sedang merencanakan serangan terhadap institusi Israel atau Yahudi yang ada di wilayah Jerman.

    Kantor jaksa federal Jerman yang mengumumkan penangkapan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (13/11/2025), mengatakan bahwa tersangka diidentifikasi sebagai seorang pria kelahiran Lebanon, yang bernama Borhan El-K.

    Tersangka ditangkap pada Selasa (11/11) tengah malam, ketika memasuki wilayah Jerman dari Republik Ceko.

    Jaksa federal Jerman menuduh tersangka telah berhasil mendapatkan berbagai senjata api pada Agustus lalu.

    “Dia memperoleh senapan otomatis, delapan pistol Glock, dan lebih dari 600 butir amunisi di Jerman,” sebut kantor jaksa federal Jerman dalam pernyataannya.

    Persenjataan yang didapatkan tersangka itu, sebut kantor jaksa federal Jerman, telah diserahkan kepada seorang tersangka lainnya bernama Wael F.

    Wael merupakan salah satu dari tiga tersangka yang ditangkap di Berlin bulan lalu, atas kecurigaan memiliki senjata api dan amunisi.

    Sementara itu, Kepolisian Denmark melakukan penggeledahan terhadap sejumlah alamat di area ibu kota Kopenhagen dan sekitarnya yang masih terkait dengan Borhan El-K dan seorang tersangka lainnya.

    Satu tersangka lainnya ditangkap pekan lalu di London, ibu kota Inggris, atas permintaan otoritas Jerman.

    Kelompok Hamas, yang bermarkas di Jalur Gaza, membantah adanya hubungan dengan dugaan rencana serangan di Jerman tersebut.

    Lihat juga Video ‘Israel Tuduh Hamas Rekayasa Pengambilan Sisa Jenazah Sandera’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Raksasa Teknologi Menyerah, Tunduk Aturan Blokir Medsos Anak

    Raksasa Teknologi Menyerah, Tunduk Aturan Blokir Medsos Anak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah raksasa teknologi global seperti TikTok, Snapchat, Meta, dan Google akhirnya tunduk pada aturan baru pemerintah Australia yang melarang anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial. Aturan ini akan mulai berlaku 10 Desember 2025.

    Mereka akan diberikan tiga pilihan, yakni mengunduh data, membekukan profil, atau kehilangan seluruh akun, seiring diberlakukannya larangan pertama di dunia untuk media sosial bagi anak-anak.

    Menurut laporan Reuters, dikutip Rabu (12/11/2025), sekitar 20 juta pengguna media sosial di Australia, atau 80% dari total populasi, tidak akan terdampak kebijakan baru ini.

    Langkah ini menandai perubahan besar dari kekhawatiran yang sebelumnya mencuat. Selama setahun terakhir, perusahaan media sosial memperingatkan potensi kehilangan pengguna dan risiko denda sebesar 49,5 juta dolar Australia (sekitar Rp 540 miliar) jika gagal mematuhi aturan. Mereka berargumen bahwa pemeriksaan usia wajib dapat bersifat invasif, tidak akurat, dan mudah disiasati.

    Dalam penerapannya, perusahaan tidak akan melakukan verifikasi usia secara manual melalui dokumen identitas. Sebagai gantinya, mereka akan menggunakan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan yang memperkirakan usia pengguna berdasarkan pola interaksi, seperti “like” dan aktivitas lain.

    Jika pengguna merasa diblokir secara keliru, mereka dapat mengajukan keberatan melalui aplikasi verifikasi usia pihak ketiga, seperti yang disediakan oleh perusahaan teknologi Yoti, mitra Facebook, Instagram, dan TikTok. Proses koreksi ini diperkirakan hanya akan mengganggu sebagian kecil pengguna selama dua hingga tiga minggu pertama.

    “Dalam dua sampai tiga minggu pertama, orang mungkin akan beradaptasi dengan kebiasaan baru mereka, setelah itu semuanya akan terasa normal,” ujar Julie Dawson, Chief Policy Officer di Yoti.

    Penerapan aturan baru ini diperkirakan akan menjadi acuan global dalam membatasi paparan teknologi terhadap remaja yang berisiko menimbulkan dampak mental maupun fisik, seperti perundungan daring dan obesitas.

    Inggris dan Prancis lebih dulu menerapkan pemeriksaan usia di situs pornografi pada Juni dan Juli, sementara Denmark baru-baru ini mengumumkan rencana melarang anak di bawah 15 tahun menggunakan media sosial.

    Namun di negara lain seperti Prancis dan Florida (AS), inisiatif serupa menghadapi kritik karena dianggap tidak praktis dan melanggar kebebasan berbicara.

    “Seluruh dunia sedang memperhatikan Australia dengan kebijakan barunya ini, yang bisa menjadi senjata baru menghadapi masalah besar dari platform digital,” kata Stephen Wilson, pendiri konsultan verifikasi identitas Lockstep yang pernah menjadi penasihat pemerintah Australia dan AS.

    Aturan ini menyebutkan bahwa platform harus mengambil langkah-langkah wajar untuk memblokir pengguna di bawah umur. Komisioner eSafety juga menegaskan bahwa langkah itu harus mencakup pendeteksian akses melalui VPN, yang kerap digunakan untuk menyamarkan lokasi perangkat.

    Selain VPN, perusahaan juga perlu mengantisipasi platform baru yang mungkin muncul dan belum tercakup oleh larangan.

    “Saya bukan peramal, tapi bisa saja nanti platform lain justru mengambil alih,” kata Hassan Asghar, dosen senior ilmu komputer di Macquarie University.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lapak Shein & Temu Laris Manis Tanjung Kimpul di Eropa, Otoritas Resah

    Lapak Shein & Temu Laris Manis Tanjung Kimpul di Eropa, Otoritas Resah

    Jakarta

    Ketika retailer online fast-fashion Cina, Shein, membuka butik pertamanya pekan lalu, terjadi protes sekaligus kerumunan pembeli. Toko fisik di dalam department store BHV Marais di pusat Paris itu menyentuh saraf publik, bukan hanya karena berada di rumah haute couture. Respons massa adalah “cinta-dan-benci”; sama seperti di banyak wilayah lainnya.

    (Ed: Fast fashion adalah istilah untuk industri pakaian yang memproduksi pakaian baru dengan cepat, murah, dan mengikuti tren terbaru. Tujuannya agar konsumen bisa membeli model terbaru dengan harga rendah, seringkali hanya beberapa minggu setelah tren muncul di runway atau media sosial.)

    Shein, yang sering dikelompokkan bersama platform online Temu—yang memungkinkan produsen menjual jauh lebih banyak dari sekadar fesyen langsung ke konsumen—telah dikritik karena hal-hal seperti barang palsu, pemasaran agresif, kondisi kerja buruk, dan produk yang tidak aman. Meski begitu, banyak orang senang karena opsi belanja lebih banyak dan harga murah.

    Walaupun kedua perusahaan ini berbeda dan memiliki model bisnis berbeda, hasilnya sering sama: banjir barang murah asal Cina beserta kemasannya. Selain harga yang ultramurah, faktor lain yang menguntungkan perusahaan ini adalah pembebasan bea impor Uni Eropa untuk paket bernilai di bawah €150 atau hampir tiga juta rupiah.

    AS sempat memiliki celah serupa untuk paket bernilai di bawah $800, tetapi telah mengubah regulasinya sehingga pengiriman berkurang. UE sedang dalam tahap akhir mengesahkan aturan serupa untuk menutup celah nilai rendah, meskipun mungkin baru berlaku pada 2028.

    Pada paruh pertama 2025, Temu memiliki rata-rata 115 juta pengguna aktif bulanan di UE dan Shein 145 juta, menurut data mereka sendiri. Untuk kedua platform, ini sekitar 12% lebih banyak dibanding enam bulan sebelumnya.

    Jutaan paket dari Cina ke Eropa

    Salah satu kekhawatiran terbesar tentang platform e-commerce Cina ini adalah keberlanjutan. Sebagian besar barang yang dibeli dikirim langsung ke konsumen di seluruh dunia dari produsen di Cina. Barang-barang yang dikemas satu per satu ini dikirim dengan pesawat untuk pengiriman cepat, membanjiri otoritas bea cukai, dan seringkali tidak bisa dikembalikan.

    Pada tahun 2024, sekitar 4,6 miliar barang bernilai rendah diimpor ke UE, menurut laporan Komisi Eksekutif UE yang diterbitkan Februari lalu. Itu dua kali lipat dibanding 2023 dan lebih dari tiga kali lipat dibanding 2022.

    Dari 12 juta paket per hari, 91% berasal dari Cina. Tidak semua paket ini dari Temu atau Shein, tapi bersama-sama mereka memiliki pangsa pasar yang besar. “Eropa dibanjiri tsunami paket kecil dari Cina, dan ini tidak akan berhenti,” ujar Agustin Reyna, Direktur Jenderal European Consumer Organisation (BEUC) yang bermarkas di Brussels, kepada DW.

    Melindungi konsumen di UE

    Selain isu keberlanjutan, pengawas perlindungan konsumen dan Komisi Eropa berulang kali memperingatkan tentang produk tidak aman yang tidak memenuhi standar UE. Hasil uji baru yang diterbitkan 30 Oktober oleh Stiftung Warentest, organisasi independen di Berlinyang mengkhususkan diri pada pengujian produk, memperkuat kekhawatiran banyak pihak.

    Pengujian yang dilakukan bersama kelompok dari Belgia dan Denmark itu menunjukkan hasil dramatis. Mereka meneliti kalung, USB, dan mainan bayi.

    Dari 162 barang yang dibeli dari produsen yang menjual melalui Temu dan Shein, 110 tidak memenuhi standar UE, dan sekitar seperempat berpotensi berbahaya. Beberapa barang mengandung formaldehida tinggi atau logam berat seperti kadmium, dan beberapa charger USB menjadi terlalu panas.

    European Consumer Organisation menilai bahwa melanggar regulasi keselamatan menyebabkan persaingan tidak sehat, karena beberapa perusahaan menjual produk yang tidak memenuhi standar UE, sementara perusahaan lokal harus mematuhi aturan tersebut.

    Otoritas UE tidak diam

    Pada bulan Mei, Komisi UE memberi peringatan kepada Shein terkait praktik di platformnya yang melanggar hukum konsumen UE. Keluhan termasuk diskon palsu, tekanan untuk menyelesaikan pembelian, informasi menyesatkan tentang hak konsumen, label produk menipu, dan klaim keberlanjutan menyesatkan.

    Pada bulan Juli, Komisi secara preliminer menemukan Temu melanggar kewajibannya di bawah Digital Services Act karena tidak cukup mencegah penjualan produk ilegal. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung dan bisa berujung pada denda besar.

    Negara-negara UE juga bertindak

    Oktober lalu, otoritas persaingan Jerman, Cartel Office, memulai proses terhadap Temu. Mereka ingin melihat apakah platform ini mempengaruhi harga di pasar online Jerman, termasuk menetapkan harga jual akhir.

    Agustus lalu, Shein didenda €1 juta oleh otoritas persaingan Italia karena klaim lingkungan menyesatkan.

    Juli, Shein didenda €40 juta oleh otoritas persaingan Prancis karena diskon menyesatkan dan klaim lingkungan. Total denda Shein di Prancis tahun ini menjadi €191 juta.

    Prancis melangkah lebih jauh dengan aturan baru untuk perusahaan fast-fashion seperti Temu dan Shein. Jika disetujui, aturan itu akan:

    Melarang iklan di PrancisMemaksa laporan efek lingkungan barangMenambah pungutan hingga €10 hampir 20 ribu Rupiah) per pakaian yang dibeli

    Denda besar dan regulasi lebih ketat mungkin memperlambat raksasa e-commerce Cina, tapi tidak akan menghentikan mereka.

    “Eropa harus bertindak dan membuat Temu serta Shein bertanggung jawab,” kata Agustin Reyna. “Kita butuh tanggung jawab jelas dan konsekuensi tegas saat produk mereka melanggar aturan.”

    Untuk mewujudkannya, UE membutuhkan reformasi bea cukai dan pengawasan pasar yang ambisius. Tapi jika UE tetap membiarkan paket di bawah €150 bebas bea sampai 2028, perusahaan akan terus memanfaatkan celah ini, dan pelanggan Eropa kemungkinan besar tetap belanja.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video: Toko Shein Paris Dikecam Terkait Boneka Seks Anak-Isu Fast Fashion

    (ita/ita)

  • Mengapa 536 M Tahun Paling Mengerikan untuk Hidup?

    Mengapa 536 M Tahun Paling Mengerikan untuk Hidup?

    Jakarta

    Penasaran seperti apa rasanya hidup di tahun terburuk sepanjang sejarah? Coba tengok 536 M. Tahun di mana ‘volcanic winter‘ melanda.

    Pada 536-540 M, terdapat serangkaian ledakan erupsi yang menciptakan hawa dingin di seluruh penjuru negeri. Melansir IFL Science, dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 538 M, negarawan Romawi Cassiodorus menggambarkan kondisi di tahun-tahun tersebut.

    “Manusia merasa khawatir, dan wajar saja merasa khawatir, akan tanda-tanda luar biasa di langit, dan bertanya dengan cemas peristiwa apa yang mungkin diramalkan oleh tanda-tanda ini. Matahari, yang pertama di antara bintang-bintang, tampaknya telah kehilangan cahayanya yang biasa dan tampak berwarna kebiruan,” bunyi suratnya.

    Dilanjut lagi, Cassiodorus menuturkan betapa takjubnya orang-orang di masa itu karena tidak melihat bayangan tubuh mereka di siang hari. Dia menyebut panas matahari seakan melemah.

    Procopius, seorang sejarawan Bizantium yang tinggal di Timur Tengah pada masa itu, juga menulis tentang ketakutan yang disebabkan oleh gerhana matahari yang berkabut.

    Tak cuma lewat surat, kondisi ini disertai bukti fisik dan ilmiah. Pohon-pohon yang ditebang di Denmark menunjukkan lingkaran pertumbuhan yang sangat sempit selama pertengahan abad keenam akibat ‘perubahan iklim drastis’ yang terjadi pada tahun 536 M.

    Sementara itu, inti es dari Greenland dan Antartika menyoroti bukti bahwa atmosfer tersumbat oleh ‘selubung debu asam atmosfer yang luas’ selama masa ini.

    Di tengah kegelapan, suhu anjlok di Belahan Bumi Utara dan pertanian runtuh. Para ahli percaya bahwa letusan tahun 536 M mungkin terkait dengan dimulainya Zaman Es Kecil Antik Akhir, yang dimulai pada tahun yang sama. Kemudian, ini dikonsolidasikan oleh lebih banyak letusan sekitar tahun 540-547 M.

    Suhu musim panas di seluruh dunia turun beberapa derajat, dan iklim Bumi terguncang. Bahkan, salju turun selama musim panas di China, kekeringan melanda Amerika Selatan, dan kabut mematikan di langit meresahkan di Timur Tengah.

    Tak terelakkan, kelaparan dan kesengsaraan menyusul. Catatan sejarah Gaelik Irlandia mencatat ‘kegagalan roti pada tahun 536’ sementara wabah pes melanda pelabuhan Romawi Pelusium di Mesir.

    Lebih lanjut, Michael McCormick sejarawan dan arkeolog abad pertengahan yang memimpin Harvard University Initiative for the Science of the Human Past menambahkan kondisi saat itu di Eropa dan sebagian Asia.

    “(Tahun 536 M) adalah awal dari salah satu periode terburuk untuk hidup, jika bukan tahun terburuk,” ujarnya kepada Science pada tahun 2018.

    Namun, mungkin musim dingin vulkanik tahun 536 M bukanlah kabar buruk bagi belahan dunia lainnya. Ketika Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Sassaniyah menderita, Jazirah Arab justru diberkahi dengan lebih banyak hujan.

    Dengan kekaisaran-kekaisaran lama yang sedang dilanda kesulitan, Jazirah Arab — yang kini sedikit lebih hijau dibandingkan abad-abad sebelumnya — siap menjadi panggung bagi kebangkitan. Di tengah berbagai faktor lainnya, Kekaisaran Arab muncul di panggung dunia pada abad ketujuh Masehi, dengan cepat menjadi salah satu kekuasaan paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah.

    (ask/afr)