Negara: Bulgaria

  • Ini Alasan Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong: Demi Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

    Ini Alasan Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong: Demi Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

    Ini Alasan Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong: Demi Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

    TRIBUNJATENG.COM – PSSI resmi memutus hubungan kerja Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia, Senin (6/1/2024).

    Melalui konferensi pers yang digelar, Ketua PSSI, Erick Thohir, menyampaikan secara langsung keputusan berat ini.

    Diketahui sebelumnya, kabar PHK Shin Tae-yong sudah bocok ke publik.

    Grafis Shin Tae-yong Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia? (Tribun Jateng / Bram Kusuma)

    Di media sosial, para pecinta sepak bola Timnas Indonesia terbelah menjadi dua kubu, yang pro dan kontra terhadap pemecatan Shin Tae-yong.

    Namun kini PSSI sudah mantap menentukan keputusannya berdasarkan evaluasi yang dilakukan.

    “Pak Sumardji sudah bertemu Shin Tae-yong tadi pagi dan Shin Tae-yong sudah menerima surat menyuratnya,” ucap Erick Thohir di depan awak media.

    “Nanti tentu ada proses yang berikutnya mengenai hubungan kita yang sudah berakhir dan saya mengucapkan sekali lagi terima kasih,” imbuhnya.

    PSSI juga sudah memiliki calon pengganti Shin Tae-yong sebagai juru taktik.

    Mereka akan segera mengumumkannya dalam waktu dekat.

    “Kami sudah mendapatkan calonnya nanti nanti kita undang semua media pada tanggal 12,” kata Erick Thohir.

    Pergantian pelatih ini menurut PSSI adalah hal yang wajar dan diambil semata-mata demi target Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

    “Target utamanya Piala Dunia, dan keputusan ini bukan karena Timnas ini milik siapa-siapa, tapi milik Indonesia,” ujar Erick Thohir.

    Deretan Prestasi Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia

    Kedatangan Shin Tae-yong memang mengubah perwajahan sepak bola Indonesia.

    Shin Tae-yong tercatat menjadi pelatih skuad Garuda semenjak Desember 2019. 

    PSSI menunjuk pelatih Shin Tae-yong untuk menggantikan Simon McMenemny. 

    Shin datang kurang dari dua tahun setelah menukangi timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. 

    Shin awalnya menukangi timnas Indonesia U20 yang tadinya disiapkan turun untuk Piala Dunia U20 2021. 

    Setelah itu, ia menangani timnas u23 dan juga timnas senior. 

    Laga pertama Shin menangani timnas U20 adalah pada laga persahabatan kontra Bulgaria pada September 2020 di tengah pandemi. 

    Beberapa pemain yang ketika itu sudah menjadi bagian skuadnya adalah Rizky Ridho dan Pratama Arhan, dua pilar yang sampai sekarang masih jadi bagian timnas senior. 

    Kemenangan pertama Shin di level apapun bagi timnas Garuda datang kala Tim U20 mengalahkan Qatar 2-1 masih dalam rangkaian laga persiapan jelang turnamen Piala Dunia U20. 

    Brylian Aldama dan Supriadi menjadi pencetak gol-gol Garuda Muda pada laga yang berlangsung pada 17 September 2020 tersebut. 

    Sementara, debut Shin di timnas senior adalah pertandingan persahabatan kontra Oman pada Mei 2021 yang berakhir dengan kekalahan 1-3. 

    Gol pertama Timnas senior di bawah asuhan STY datang dari upaya Evan Dimas pada laga tersebut. 

    Pertandingan kompetitif pertama Timnas senior di bawah Shin datang kala Garuda bermain imbang 2-2 lawan Thailand di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Juni 2021. 

    Kemenangan pertama Shin bersama Garuda adalah hasil 2-1 melawan Taiwan pada Oktober 2021 yang menjadi laga kualifikasi pertama Piala Asia 2022. 

    Ramai Rumakiek dan Evan Dimas menjadi pencetak gol Garuda hari itu. 

    Shin secara total menangani timnas Indonesia senior sebanyak 57 kali. 

    Ia juga tercatat menukangi timnas U23 sebanyak 21 kali, timnas U19 sebanyak 18 kali, dan timnas U20 sebanyak 14 kali. 

    Beberapa pencapaian Shin adalah berhasil membawa Timnas Indonesia lolos dari fase grup Piala Asia, untuk kali pertama sepanjang sejarah Garuda melenggang ke babak knockout turnamen. 

    STY juga membawa Timnas U23 lolos untuk kali pertama ke semifinal Piala Asia U23 di mana ia menyingkirkan negara asalnya, Korea Selatan. 

    Timnas U23 Indonesia bahkan hanya terpaut satu kemenangan dari tampil di Olimpiade Paris 2024. 

    Di bawah asuhannya, Garuda juga bermain untuk kali pertama di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

    Prestasi Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia: 

    Runners up Piala AFF 2020 

    Medali perunggu SEA Games 2021 

    Runners Up Piala AFF U23 2023 

    Babak 16 besar Piala Asia 2023 

    Fase grup Piala Asia U20 2023 

    Semifinalis Piala Asia U23 2024 

    Lolos ke Piala Asia 2027 

    Lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

    (*)

  • Gabung Zona Schengen, Rumania-Bulgaria Bongkar Pos Perbatasan ke Uni Eropa

    Gabung Zona Schengen, Rumania-Bulgaria Bongkar Pos Perbatasan ke Uni Eropa

    Jakarta

    Dua negara anggota Uni Eropa (UE), Rumania dan Bulgaria, menghapuskan kontrol perbatasan darat terhadap seluruh negara anggota blok tersebut setelah resmi bergabung dengan zona Schengen mulai 1 Januari 2025. Semua negara UE, kecuali Siprus dan Irlandia, sekarang berada di zona Schengen.

    Zona Schengen memperbolehkan penduduknya melakukan perjalanan antarnegara tanpa pemeriksaan paspor.

    Meskipun zona Schengen terus berkembang sejak didirikan, beberapa negara, termasuk Jerman, telah menerapkan kembali pemeriksaan pada perbatasan mereka dalam beberapa tahun terakhir.

    Awal bulan lalu, Belanda juga memberlakukan kontrol perbatasan bagi wisatawan yang masuk dari Jerman dan Belgia.

    Rumania dan Bulgaria rayakan zona Schengen

    Perdana Menteri Bulgaria Dimitar Glavchev memuji perluasan zona Schengen sebagai “peristiwa bersejarah” ketika berbicara dari kota Kulata di perbatasan Bulgaria dengan Yunani.

    Pada Malam Tahun Baru, Menteri Dalam Negeri Rumania Catalin Predoiu dan Menteri Dalam Negeri Bulgaria Atanas Ilkov memimpin upacara di perbatasan Giurgiu-Russe yang memasang penghalang.

    Upacara serupa diadakan di persimpangan Nadlac-Csanadpalota antara Rumania dan Hungaria.

    Rumania dan Bulgaria anggota UE sejak 2007

    Salah satu penentang keras masuknya Rumania dan Bulgaria ke zona Schengen adalah Austria, yang mulai menggunakan hak vetonya pada tahun 2022. Austria akhirnya mencabut hak vetonya pada bulan Desember lalu.

    Zona pergerakan bebas Schengen sekarang mencakup semua negara UE kecuali Siprus dan Irlandia. Selain anggota Uni Eropa, zona Schengen juga mencakup Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

    hp/as (dpa, Reuters)

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (haf/haf)

  • Rusia Gelar Serangan Rudal di Malam Tahun Baru, Jet Tempur Su-57 Hindari Head to Head dengan Ukraina – Halaman all

    Rusia Gelar Serangan Rudal di Malam Tahun Baru, Jet Tempur Su-57 Hindari Head to Head dengan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Beberapa jam sebelum pergantian tahun di Eropa Timur, militer Rusia menggelar serangan rudal yang menargetkan wilayah Chernihiv, Sumy, dan Kyiv. 

    Menurut sumber-sumber Rusia, serangan tersebut menggunakan rudal Kh-69, Kinzhal, dan Iskander-M.

    Laporan dari komentator militer Rusia mengklaim bahwa rudal Kh-69 dan Kinzhal, yang terkenal karena presisi dan kemampuan penetrasi kecepatan tinggi, dikerahkan untuk menembus jaringan pertahanan udara Ukraina yang padat di sekitar ibu kota.

    Secara khusus, Pangkalan Udara Vasylkiv, fasilitas penerbangan militer utama, menjadi sasaran. 

    Sumber-sumber Ukraina telah menguatkan bahwa Vasylkiv mengalami serangan signifikan selama serangan tersebut.

    Ada yang menarik dari serangan Rusia kali ini. 

    Jet tempur siluman Su-57 Rusia dilaporkan meluncurkan rudal mereka dari dalam wilayah udara Rusia, khususnya dari wilayah Kursk.

    Hal ini diduga menghindari pertempuran langsung dengan pertahanan udara Ukraina.

    Diduga bahwa pesawat Su-57 beroperasi bersama pencegat MiG-31 dan pembom strategis Tu-96MS, yang menggarisbawahi pendekatan multi-platform yang kompleks terhadap operasi tersebut.

    Penggunaan sistem rudal canggih, seperti Kinzhal hipersonik, mencerminkan upaya Rusia yang sedang berlangsung untuk menyesuaikan kampanye udaranya dengan kondisi medan perang yang terus berkembang. 

    Kh-69, rudal yang relatif kurang dikenal di gudang senjata Rusia, juga muncul secara mencolok, menggarisbawahi integrasinya ke dalam operasi berisiko tinggi.

    Serangan itu sekali lagi menyoroti meningkatnya peran Pasukan Dirgantara Rusia dalam membentuk dinamika konflik, dengan penekanan pada kemampuan jarak jauh dan operasi gabungan senjata.

    “Pasukan pertahanan udara Ukraina terus beradaptasi, tetapi serangan terbaru ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas tindakan balasan mereka saat ini terhadap persenjataan berpemandu presisi Rusia,” tulis situs militer Bulgaria.

    Su-57, jet tempur siluman generasi kelima Rusia, membawa kemampuan penting ke medan perang. Tidak seperti pesawat sebelumnya, Su-57 dapat menyerang target bernilai tinggi pada jarak jauh, menggunakan kombinasi fitur siluman canggih, kemampuan manuver yang unggul, dan sistem senjata mutakhir.

    Kh-69, rudal udara-ke-darat jarak jauh, dirancang untuk serangan presisi terhadap target yang diperkuat, termasuk pangkalan militer, pusat komando, dan lapangan udara. 

    Diluncurkan dari Su-57, rudal ini dapat menempuh jarak jauh sambil menghindari deteksi radar, menjadikannya senjata mematikan di gudang senjata Rusia.

    Rudal seperti Kh-69 mampu terbang di ketinggian rendah dan tinggi, yang memungkinkannya bermanuver di sekitar atau di bawah sistem radar musuh. 

    Kemampuan untuk menghindari deteksi sebelum menyerang menjadikan Kh-69 sebagai alat yang sangat efektif untuk menyerang target sensitif seperti Vasylkiv, yang terletak sekitar 30 kilometer barat daya Kyiv.

    Lintasan penerbangan rudal tersebut kemungkinan membawanya melintasi wilayah Rusia, mungkin terbang melalui wilayah udara wilayah Kursk, sebelum melintasi wilayah udara Ukraina untuk menyerang targetnya.

    “Vasylkiv merupakan rumah bagi kehadiran militer Ukraina yang signifikan, menjadikannya target utama serangan udara Rusia. Pangkalan udara tersebut menampung pesawat tempur, pembom, dan infrastruktur penting, yang semuanya merupakan kunci bagi kemampuan pertahanan Ukraina.”

    “Serangan yang berhasil tidak hanya akan merusak pesawat dan peralatan tetapi juga dapat mengganggu operasi udara Ukraina, menunda respons militer, dan memengaruhi logistik.”

    Jika serangan ini dikonfirmasi, itu akan menjadi eskalasi signifikan dalam konflik udara yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Ini menyoroti penggunaan kekuatan udara dan teknologi rudal Rusia yang canggih untuk menyerang infrastruktur militer vital Ukraina.

    Karena kedua belah pihak terus mengembangkan dan menggunakan persenjataan canggih, dinamika peperangan modern semakin dibentuk oleh interaksi antara siluman, presisi, dan tindakan balasan.

    Menurut sumber-sumber Rusia, serangan itu melibatkan campuran aset canggih, termasuk pesawat tempur siluman Su-57, pencegat MiG-31, tank T-95, dan sistem rudal Iskander-M. 

    Sebanyak delapan rudal Kh-22/32, empat rudal Kh-69, dan dua rudal Kinzhal/Iskander-M dilaporkan diluncurkan selama operasi tersebut.

    Sumber-sumber tersebut mengklaim rentetan rudal terkonsentrasi menargetkan wilayah Chernihiv dan Sumy, serta wilayah di wilayah Tula, Kaluga, dan Oryol. 

    Laporan-laporan ini juga telah dikuatkan oleh sumber-sumber Ukraina, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan kemampuan serangan presisi jarak jauh Rusia.

    Kh-69 adalah pernyataan berani lainnya dari industri pertahanan Rusia, yang menggabungkan teknologi siluman dengan serangan presisi pada target-target bernilai tinggi. 

    Dirancang sebagai “pembunuh senyap,” rudal jelajah yang diluncurkan dari udara punya jangkauan 290 kilometer dan kemampuan untuk membawa hulu ledak berdaya ledak tinggi atau penghancur bunker.

    Kh-69 dapat secara efektif menghancurkan pusat komando, fasilitas penyimpanan, dan pusat transportasi penting.

    Sistem navigasinya, yang memadukan panduan satelit GLONASS dengan navigasi inersia, memastikan bahwa bahkan dalam menghadapi gangguan elektronik, rudal tersebut mengenai sasarannya dengan akurasi yang luar biasa.

    Namun, yang membuatnya menjadi mimpi buruk bagi musuh adalah teknologi silumannya. 

    Dengan tanda radar yang minimal, Kh-69 dibuat khusus untuk beroperasi di lingkungan tempat rudal konvensional akan terdeteksi dan dinetralkan. Padukan dengan Su-57 yang canggih, dan duo ini menetapkan standar baru untuk peperangan udara modern.

    Sementara itu, Su-57 lebih dari sekadar jet tempur biasa. Dirancang untuk mewakili puncak teknologi penerbangan Rusia, pesawat ini menggabungkan kecepatan supersonik, hampir tidak terlihat oleh radar, dan kemampuan manuver yang tak tertandingi.

    Dilengkapi dengan sistem radar N036 “Belka”—salah satu radar AESA tercanggih di dunia—Su-57 benar-benar dapat melihat segala sesuatu di sekitarnya, bahkan pada jarak yang cukup jauh.

  • Ukraina Resmi Tutup Jalur Gas Rusia ke Eropa, Awas ‘Bencana’ Datang!

    Ukraina Resmi Tutup Jalur Gas Rusia ke Eropa, Awas ‘Bencana’ Datang!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina resmi menutup jalur pengangkutan gas Rusia ke Eropa melalui wilayahnya. Keputusan ini mereka buat setelah berakhirnya kesepakatan tenggat waktu Transit Deal atau Kesepakatan Transit.

    Kementerian Energi Ukraina melalui rilis resmi mengatakan, berakhirnya kesepakatan transit itu semata demi kepentingan nasional. Sebab, eskalasi perang antara Ukraina dan Rusia tak kunjung berakhir.

    “Ini adalah peristiwa bersejarah,” sebagaimana tertera di keterangan resmi Kementerian Energi Ukraina, dilansir CNN Internasional, Rabu (1/12/2024).

    Sebelum berakhirnya kesepakatan pengangkutan gas ini, sebetulnya perusahaan yang melalui jalur pengiriman gas dari Rusia ke Eropa melalui Ukraina juga sudah merugi, akibat sepinya penjualan gas ke Benua Biru.

    Perusahaan raksasa gas milik Rusia, Gazprom, yang telah menandatangan kesepakatan transit dengan Naftogaz milik Ukraina telah mencatatkan rugi US$ 6,9 miliar pada 2019. Kerugian pada tahun itu merupakan catatan pertama setelah lebih dari 20 tahun terakhir.

    Ukraina pun kini menghadapi kerugian sekitar US$ 800 juta per tahun akibat biaya putus kontrak kesepakatan transit ini. Sementara itu Gazprom akan kehilangan US$ 5 miliar penjualan gas.

    “Beberapa negara Eropa yang masih membeli gas Rusia sebelumnya telah mengatur rute pasokan alternatif,” bunyi laporan Reuters terkait dampak kerugian dari berakhirnya Transit Deal.

    Putusnya jalur perdagangan gas ini mewakili sekitar 5% dari total jalur impor gas uni eropa menurut lembaga riset Bruegel yang berbasisi di Brussels, Belgia. Adapun pemasok utama gas dari Rusia adalah Austria, Hongaria, dan Slovakia.

    Setelah kesepakatan transit ini kadaluwarsa, Eropa menerima gas pipa dari Rusia melalui satu rute, yakni pipa Turkstream yang melewati Turki, lalu masuk ke Bulgaria, Serbia, hingga ke Hongaria.

    Henning Gloystein, Kepala Energi, Iklim & Sumber Daya di Eurasia Group, mengatakan akhir kesepakatan itu “tidak mengejutkan” tetapi akan memicu lonjakan harga gas di pasar spot ketika pembukaan perdagangan pada Kamis.

    Tetapi “lonjakan harga besar seperti yang terlihat selama pemotongan pasokan Rusia sebelumnya tidak mungkin karena importir Uni Eropa telah lama bersiap untuk (skenario) ini,” katanya kepada CNN. Ia menambahkan, sebagian besar Eropa telah memiliki awal musim dingin yang ringan.

    Uni Eropa juga telah bekerja dengan negara-negara lain selama lebih dari setahun untuk mempersiapkan kemungkinan berakhirnya kesepakatan itu, kata juru bicara Komisi Eropa kepada CNN.

    “Infrastruktur gas Eropa cukup fleksibel untuk menyediakan gas yang berasal dari non-Rusia ke (Eropa tengah dan timur) melalui rute alternatif,” kata juru bicara itu. “Ini telah diperkuat dengan kapasitas impor baru (gas alam cair) yang signifikan sejak 2022.”

    “Kami mengerjakan pekerjaan rumah kami dan siap untuk skenario ini,” kata Menteri Energi Austria Leonore Gewessler dalam sebuah pernyataan di aplikasi X, Rabu pagi, sambil menambahkan perusahaan energi negara itu telah mencari pemasok baru non-Rusia.

    Namun, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan pada Rabu bahwa penghentian aliran gas Rusia melalui Ukraina akan berdampak “drastis” pada Uni Eropa tetapi tidak pada Rusia. Fico berpendapat akhir kesepakatan akan menyebabkan harga gas dan listrik yang lebih tinggi di Eropa.

    Sebelum Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, Rusia adalah pemasok gas alam terbesar Uni Eropa. Blok tersebut telah memangkas pangsa impor gas pipanya dari Rusia sebesar lebih dari 40% pada 2021 dan menjadi sekitar 8% pada 2023, menurut Dewan Eropa.

    (arj/mij)

  • Ekspor Gas Alam Rusia ke Uni Eropa Dihentikan, Putin Bakal Rugi Miliaran Dolar AS – Halaman all

    Ekspor Gas Alam Rusia ke Uni Eropa Dihentikan, Putin Bakal Rugi Miliaran Dolar AS – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW  –  Ekspor gas alam Rusia melalui jaringan pipa yang melintasi Ukraina menuju Eropa resmi dihentikan di awal tahun Baru 2025.

    Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Perusahaan Rusia Gazprom, dalam keterangan resminya ia mengatakan bahwa ekspor gas melalui Ukraina ke Eropa dihentikan mulai pukul 08:00 waktu setempat (05:00 GMT) pada hari Rabu (1/1/20025).

    Pemutusan  ini terjadi lantaran Ukraina menolak memperpanjang kesepakatan transit utama di tengah perang panas dengan Rusia yang telah terjadi sejak Februari 2022.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya tidak akan membiarkan Rusia meraup miliaran dolar melalui pipa-pipa gas yang melintas di bawah tanah Ukraina.

    Imbas putusnya aliran ini, Rusia telah kehilangan pasar pentingnya di Uni Eropa, misalnya Hungaria yang membutuhkan pasokan gas alam Rusia sebanyak 25 persen, Slovakia 22 persen, Moldova 17 persen, Austria 15 persen, Jerman 14 persen, Bulgaria dan Republik Ceko sebesar 12 persen.

    Sementara Polandia bergantung pada gas alam Rusia sebesar 11 persen, Italia dan Slovenia 10 persen, Luxemburg, Estonia dan Serbia sebesar 9 persen. Sedangkan, Latvia dan Lithuania 8 persen.

    Rumania dan Swiss sebesar 7 persen, Kroasia dan Denmark sebesar 5 persen, Finlandia 3 persen, Makadonia, Belanda, Perancis sebesar 2 persen dan Belgia 1 persen.

    Alhasil Gazprom raksasa energi Rusia berpotensi kehilangan 5,2 miliar dollar AS dalam penjualan gas akibat pengurangan jalur distribusi ke Eropa. Penurunan ini mengakhiri dominasi Rusia, yang sebelumnya menguasai sekitar 35 persen pasar gas Eropa.

    “Rusia telah kehilangan pasar yang penting, sehingga Rusia memperoleh kerugian sekitar 5 miliar euro atau 5,2 miliar dollar AS per tahun,” jelas laporan BBC International.

    Uni Eropa Mulai Berpaling

    Sebelum Ukraina memutus kontrak kerjasama tersebut, sejumlah negara UE telah lebih dulu mengurangi impor gas dari Rusia. Dimana impor gas Rusia  ke Uni Eropa hanya berada di kisaran 10 persen sepanjang tahun 2023. Angka tersebut berbanding terbalik dengan total impor di tahun 2021 dimana saat itu impor gas mencapai 40 persen.

    Adapun daftar negara yang mulai berpaling meninggalkan impor gas Rusia diantaranya Polandia yang kini mengimpor gas dari AS, Qatar, dan Laut Utara, tambahnya.

    Sementara Jerman, konsumen terbesar gas Rusia di Eropa, mengimpor gas dari Inggris, Denmark, Norwegia dan Belanda melalui pipa.

    Norwegia, pemasok gas terbesar kedua di Eropa setelah Rusia, telah meningkatkan produksi untuk membantu Uni Eropa mencapai targetnya untuk mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027.

    Penyedia energi di Inggris, Centrica, telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan gas Norwegia, Equinor, untuk pasokan tambahan di tiga musim dingin berikutnya.

    Lebih lanjut pada bulan Desember kemarin, Komisi Eropa memaparkan rencana untuk sepenuhnya mengganti gas yang melewati Ukraina, dengan menggunakan sumber alternatif dalam gas alam cair (LNG) dari Qatar dan AS, serta gas pipa dari Norwegia.

     

  • Kebakaran di Stasiun Kereta Bulgaria, 4 Orang Tunawisma Tewas

    Kebakaran di Stasiun Kereta Bulgaria, 4 Orang Tunawisma Tewas

    Sofia

    Kebakaran terjadi di stasiun kereta api utama di Sofia, ibu kota Bulgaria. Ada empat orang tunawisma atau gelandangan tewas karena sebuah gerbong kereta tempat mereka tinggal turut terbakar.

    “Dua orang lainnya, berusia 35 dan 65 tahun, dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis karena menghirup asap,” kata rumah sakit darurat Pirogov, dilansir AFP, Rabu (1/1/2025).

    Pihak berwajib di Bulgaria mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran, yang dengan cepat dapat dipadamkan tanpa menyebabkan penundaan kereta.

    Petugas keamanan setempat tidak mengesampingkan adanya aktivitas kriminal dalam insiden tersebut. Petugas disebut telah menangkap dua pria, tanpa menyebutkan secara spesifik dakwaan terhadap mereka.

    Lihat juga video: Ledakan Semalaman Saat Pabrik Kembang Api di Bulgaria Terbakar, 1 Orang Tewas

    (fas/fas)

  • Intip 10 Negara dengan Internet Seluler Tercepat 2024, Ada Indonesia?

    Intip 10 Negara dengan Internet Seluler Tercepat 2024, Ada Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA — Penggunaan internet terus tumbuh pesat di seluruh dunia, dengan internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia saat ini.

    Internet seluler memainkan peran utama dalam revolusi digital ini. Namun, nyatanya kecepatan internet di setiap negara berbeda-beda, dengan negara-negara di Timur Tengah dan Asia memimpin.

    Sementara negara-negara seperti UEA dan Qatar menetapkan tolok ukur untuk kecepatan internet yang cepat, negara-negara besar seperti AS dan India masih menghadapi tantangan dalam mencapai internet seluler berkecepatan tinggi, terutama karena keterbatasan infrastruktur dan perbedaan regional. 

    Hingga Oktober 2024, 5,52 miliar orang menggunakan internet, naik 151 juta orang dalam setahun, dan tren ini terus berkembang. Kontribusi internet terhadap kehidupan saat ini tidak bisa diremehkan karena mengubah cara berkomunikasi, bisnis, dan akses informasi. 

    Internet seluler telah berkembang pesat, menghubungkan lebih dari separuh populasi dunia dengan telepon pintar. Dengan kecepatan internet seluler yang terus meningkat, selalu ada kesenjangan dalam hal kualitas koneksi, di mana beberapa negara memimpin kecepatan dan yang lain tertinggal dengan kecepatan yang lebih lambat.

    Mengutip data Speedtest Global Index, berikut ini daftar negara dengan internet seluler tercepat:

    1. Uni Emirat Arab (442 Mbps)

    UEA berada di posisi teratas, dengan internet seluler tercepat di dunia. Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur digital negara tersebut, terutama di tempat-tempat seperti Dubai, memungkinkan negara ini mencapai kecepatan yang baik. Negara ini didorong ke peringkat tersebut oleh jaringan 5G terdepan dan teknologi yang lebih mutakhir.

    2. Qatar (358 Mbps)

    Qatar terletak di Timur Tengah dan berada di peringkat kedua. Negara ini telah berinvestasi besar dalam jaringan telekomunikasi, memastikan internet berkecepatan tinggi yang baik, terutama dengan penerapan layanan 5G, yang menyediakan konektivitas seluler yang kuat.

    3. Kuwait (264 Mbps)

    Kuwait berada di posisi ketiga, dan kecepatan yang mengesankan ini berkaitan erat dengan statusnya sebagai salah satu yang pertama di era teknologi seluler canggih dan perluasan lebih lanjut ke 4G dan 5G, yang memastikan internet dapat diakses dengan cepat dan stabil bagi pengguna.

    4. Bulgaria (172 Mbps) 

    Bulgaria berada di peringkat teratas negara-negara Eropa dengan kinerja terbaik. Hal ini dikarenakan adanya layanan pita lebar dan seluler berkecepatan tinggi yang terjangkau, didukung oleh pasar telekomunikasi yang kompetitif.

    5. Denmark (162 Mbps)

    Denmark berada di peringkat kelima dengan internet berkecepatan tinggi yang didorong oleh investasi besar dalam infrastruktur dan salah satu jaringan 5G terbaik di Eropa, yang meningkatkan kecepatan data seluler bagi pengguna.

    6. Korea Selatan (148 Mbps)

    Korea Selatan merupakan salah satu yang teratas dalam teknologi seluler, yang telah lama mendominasi peringkat internet. Dengan meluasnya penggunaan jaringan 5G di seluruh negeri, penggunaan kecepatan internet seluler meningkat, menempatkannya di antara yang teratas secara global, dalam infrastruktur telekomunikasi.

    7. Belanda (147 Mbps)

    Berada tepat di bawah Korea Selatan, yang mengandalkan layanan jaringan seluler yang baik dan adopsi 5G yang luas. Ini adalah salah satu negara dengan konektivitas tertinggi di Eropa yang menawarkan data seluler yang cepat dan andal.

    8. Norwegia (145,74 Mbps)

    Negara ini memiliki kecepatan internet seluler yang cepat dengan jaringan 4G dan 5G berkualitas tinggi yang mendukung populasi yang sangat paham teknologi yang membutuhkan internet cepat baik untuk keperluan pribadi maupun profesional.

    Dengan meluasnya penggunaan jaringan 5G di seluruh negeri, penggunaan kecepatan internet seluler meningkat, menempatkannya di antara yang teratas secara global, dalam infrastruktur telekomunikasi.

    9. China (139,58 Mbps)

    Sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia, China telah memperluas jaringan 5G-nya dengan cepat. Negara ini masih menghadapi tantangan di daerah pedesaan, tetapi tidak memiliki masalah dengan kecepatan di daerah perkotaan dan tetap menjadi pemain kunci dalam ruang internet seluler global.

    10. Luksemburg (134,14 Mbps)

    Luksemburg melengkapi 10 daftar teratas dengan menyediakan internet seluler yang cepat. Negara ini berukuran kecil, tetapi menikmati infrastruktur seluler yang berkembang dengan baik dan adopsi teknologi canggih yang cepat, sehingga memungkinkan koneksi seluler berkecepatan tinggi.

    Lantas di mana posisi Indonesia?

    Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat 87 dari 111 negara yang tercatat, dengan rata-rata kecepatan internet seluler hanya 29,06 Mbps.

  • End Game, Rusia Incar Pusat-Pusat Pengambil Keputusan di Kiev, Lavrov: Ukraina Serang Target Sipil – Halaman all

    End Game, Rusia Incar Pusat-Pusat Pengambil Keputusan di Kiev, Lavrov: Ukraina Serang Target Sipil – Halaman all

    End Game, Rusia Incar Pusat-Pusat Pengambil Keputusan di Kiev, Lavrov: Ukraina Serang Target Sipil

    TRIBUNNEWS.COM – Pusat-pusat pengambilan keputusan di Ibu Kota Ukraina, Kiev potensial menjadi target serangan Rusia, dalam gelombang serangan besar yang menghujam negara tersebut beberapa hari terakhir.

    Ancaman ini dilontarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang menyebut serangan yang ditargetkan Rusia tergantung pada ancaman yang ada.

    “Tetapi Moskow tidak pernah menyerang fasilitas sipil,” kata Lavrov dalam pernyataan pada wawancara dengan media dalam dan luar negeri, Kamis (26/12/2024).

    “Kami memilih target untuk serangan di wilayah Ukraina, semata-mata berdasarkan ancaman terhadap Rusia. Target ini bisa berupa fasilitas militer dan perusahaan pertahanan. Pusat-pusat pengambilan keputusan di Kiev juga bisa menjadi target semacam itu. Namun, tidak ada aturan untuk melakukan serangan balasan terhadap target sipil,” kata Lavrov.

    Menyerang target sipil, tambahnya, justru dipertontonkan Ukraina dengan dukungan sekutu Baratnya.  

    “Ini (menyerang target sipil) adalah aturan Nazi yang telah bercokol di Kiev dengan dukungan Barat dan ini adalah aturan mereka yang memasok senjata kepada mereka untuk menghancurkan infrastruktur sipil dan warga sipil,” kata diplomat tinggi Rusia itu.

    “Kiev setiap hari melaporkan serangan menggunakan kendaraan udara tak berawak dan rudal Barat terhadap “target sipil yang jelas,” kata Lavrov menekankan, dilansir TASS.

    “Warga sipil terbunuh dalam serangan ini. Serangan tersebut dilancarkan terhadap ambulans, pasar barang, dan fasilitas sipil lainnya,” lanjut menteri luar negeri Rusia tersebut.

    “Tidak ada satu pun negara Barat yang memasok senjata kepada rezim Nazi di Kiev yang pernah memperingatkannya agar tidak terlibat dalam pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan aturan peperangan,” kata Lavrov.

    “Selama rezim Kiev terus berperilaku seperti ini, dan ini tidak hanya didorong tetapi juga diarahkan oleh Barat, termasuk Prancis, kami akan menanggapi (membalas) tetapi kami tidak akan menanggapi dengan cara yang dilakukan oleh rezim Kiev atas dorongan Anda,” kata menteri luar negeri Rusia, menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis Prancis.

    “Kami hanya menyasar fasilitas militer, lokasi industri militer, dan instalasi lain yang terkait dengan pasokan angkatan bersenjata Ukraina,” kata Lavrov.

    Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, Kiev juga kehilangan lebih dari 2.360 prajurit, empat tank, termasuk satu tank Leopard buatan Jerman dan dua tank Abrams buatan Amerika. (Sputnik/Mikhail Voskresenski)

    Risiko End Game Bagi Ukraina

    Ancaman Lavrov di atas bisa jadi skenario mematikan bagi Ukraina yang kemungkinan menjadi end game dengan akhir berupa kekalahan memalukan bagi Barat.

    Kiev, lokasi di mana Ukraina mengelola keputusan dalam perang melawan Rusia, menjadi lokasi inti bagi presiden Volodymir Zelensky.

    Ancaman Rusia ini bukan isapan jempol semata.

    Rusia mengeklaim telah menghancurkan empat peluncur rudal Patriot MIM-104 yang diproduksi Amerika Serikat, bersama dengan sistem radar AN/MPQ-65, dalam serangan presisi yang dilakukan oleh angkatan bersenjata mereka, pekan lalu.

    Serangan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Rusia untuk merusak infrastruktur pertahanan udara Ukraina.

    Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan ini tidak hanya menargetkan radar dan peluncur, tetapi juga pangkalan udara militer Ukraina, konsentrasi pasokan, dan peralatan strategis di 146 lokasi.

    “Combat control vehicle, radar AN/MPQ-65, dan empat peluncur sistem pertahanan udara Patriot telah dihancurkan,” ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.

    Serangan tersebut dilakukan menggunakan kombinasi rudal balistik Iskander-M, pesawat tempur taktis, dan drone bersenjata, menunjukkan kemampuan Rusia yang semakin berkembang dalam perang misil dan akurasi yang meningkat dalam menargetkan aset bernilai tinggi.

    Sistem Patriot, salah satu teknologi pertahanan udara tercanggih di gudang senjata Ukraina, telah menghadapi kerugian yang meningkat selama beberapa bulan terakhir.

    Eleminasi pertama Patriot terjadi pertengahan 2023, di mana rekaman telah muncul yang mendokumentasikan penghancuran berbagai komponen Patriot, dengan salah satu serangan paling awal yang dikonfirmasi terjadi pada Mei 2023, ketika jet tempur MiG-31K Rusia meluncurkan serangan rudal balistik pada radar Patriot.

    Serangan berikutnya, termasuk serangan rudal besar pada Maret 2024, telah menunjukkan kerusakan lebih lanjut pada baterai Patriot di seluruh wilayah yang diperebutkan, khususnya di wilayah Donetsk dan Odesa.

    Salah satu insiden paling signifikan terjadi pada bulan Juli, ketika pasukan Rusia menghancurkan dua baterai Patriot di dekat Yuzhnoye, menggunakan rudal berpemandu presisi. 

    Baru-baru ini, pada bulan Agustus, rudal Rusia menghantam peluncur Patriot dan stasiun radar di lokasi yang dirahasiakan, membuktikan kerentanan berkelanjutan dari sistem pertahanan berteknologi tinggi ini.

    Penghancuran sistem Patriot ini menggarisbawahi tren yang lebih luas: pengurangan parah aset pertahanan udara Ukraina yang paling canggih. 

    Karena Rusia semakin menargetkan sistem ini, Kyiv menghadapi tantangan untuk mempertahankan jaringan pertahanan udaranya di bawah tekanan.

    Ukraina dalam bahaya besar.

    Sistem pertahanan udara Patriot saat di operasikan di Ukraina. Peluncur rudal buatan AS itu habis di Ukraina karena diserang oleh Rusia,kini Kiev kembali meminta untuk mengamankan wilayahnya. (Kementerian Pertahanan Ukraina)

    Menipisnya pertahanan udara membuat negara itu rentan menghadapi ancaman drone, pesawat tempur hingga rudal Moskow.

    Karena Rusia mengintensifkan kampanye rudalnya, ketergantungan Ukraina pada sistem pertahanan rudal Patriot MIM-104 berteknologi tinggi menjadi semakin bermasalah. 

    Kekurangan global sistem ini sangat membatasi kemampuan Ukraina untuk mengganti aset yang hancur, membuat negara itu rentan terhadap serangan Rusia yang meningkat.

    Sistem Patriot, di antara teknologi pertahanan udara tercanggih yang tersedia, telah menjadi landasan strategi Ukraina melawan rudal dan pesawat nirawak Rusia. 

    Namun, kapasitas produksi yang terbatas dari sistem ini, dikombinasikan dengan kepentingan strategisnya bagi negara-negara NATO, telah menciptakan kemacetan pasokan yang parah.

    AS dan negara-negara NATO menghadapi tantangan signifikan dalam menyeimbangkan kebutuhan pertahanan mereka sendiri dengan tuntutan untuk mendukung Ukraina. 

    Dengan keterbatasan cadangan Patriot dan tidak adanya pengganti segera, Ukraina berjuang untuk mempertahankan jaringan pertahanan udara yang kuat.

    Faktanya, banyak Patriot yang dipasok ke Ukraina telah hancur dalam serangan Rusia, dan pengisian ulangnya terbukti menjadi proses yang lambat dan rumit.

    Kekurangan sistem Patriot berarti Ukraina menjadi semakin bergantung pada alternatif yang sudah ketinggalan zaman atau kurang efektif, sehingga meninggalkan celah dalam pertahanan udaranya. Sistem berteknologi tinggi ini sangat penting untuk mencegat rudal Rusia berkecepatan tinggi dan melindungi infrastruktur penting.

    Tanpa sistem tersebut, pertahanan Ukraina akan melemah secara signifikan, dan lebih banyak kota, instalasi militer, dan lapangan udaranya akan tetap terkena serangan Rusia.

    Sejak pertengahan 2023, telah terjadi beberapa contoh sistem Patriot yang dikonfirmasi dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, termasuk keberhasilan penargetan peluncur dan stasiun radar di wilayah yang disengketakan seperti Donetsk dan Odesa. 

    Pengurangan ini diperparah oleh lambatnya pengisian ulang sistem ini dari stok NATO, yang sudah menipis.

    Situs Militer Bulgaria menulis, meskipun sekutu Barat terus berupaya untuk mengirim sistem pertahanan rudal alternatif seperti NASAMS, teknologi ini tidak dapat menandingi kemampuan Patriot untuk melawan rudal balistik berkecepatan tinggi.

    “Hal ini membuat Ukraina berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam perjuangannya untuk mempertahankan wilayah udaranya dari serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia yang semakin canggih.”

    Dengan cadangan sistem Patriot global yang sangat rendah dan NATO tidak dapat menyediakan pengganti yang cepat, kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dari ancaman udara Rusia semakin dipertanyakan. 

    Sistem Patriot dianggap oleh banyak orang sebagai standar emas pertahanan udara, tetapi kelangkaannya dan biayanya yang tinggi membuatnya sulit untuk ditingkatkan dengan cepat. Bagi Ukraina, kurangnya sistem ini berarti meningkatnya kerentanan.

    Selain itu, sementara AS dan negara-negara NATO lainnya terus mengirim bantuan militer, mereka juga menghadapi kenyataan bahwa kebutuhan pertahanan udara mereka sendiri merupakan prioritas. 

    Keseimbangan antara mendukung Ukraina dan memastikan keamanan nasional semakin rumit seiring berlanjutnya perang.

    Tanpa peningkatan signifikan dalam produksi sistem ini, negara-negara NATO mungkin tidak akan mampu mempertahankan komitmen pertahanan mereka sendiri dan persyaratan Ukraina.

    Kekurangan sistem rudal Patriot secara global dapat berdampak jangka panjang bagi Ukraina dan NATO.

    Jika Rusia terus menargetkan infrastruktur pertahanan udara Ukraina dengan peningkatan efisiensi, Kyiv perlu menemukan cara untuk beradaptasi dengan cepat.

    Serangan Rusia ke Ukraina 2022

    Perang dua negara ini bermula pada 21 Februari 2022, Rusia menyatakan bahwa fasilitas perbatasannya diserang oleh pasukan Ukraina, yang mengakibatkan tewasnya lima pejuang Ukraina. 

    Namun, Ukraina dengan cepat menepis tuduhan ini, dan menyebutnya sebagai ‘false flags’.

    Dalam sebuah langkah penting pada hari yang sama, Rusia mengumumkan secara resmi mengakui wilayah DPR dan LPR yang diproklamirkan sendiri. 

    Menariknya, menurut Presiden Rusia Putin, pengakuan ini mencakup semua wilayah Ukraina. Setelah deklarasi ini, Putin mengirim satu batalion pasukan militer Rusia, termasuk tank, ke wilayah ini.

     

    (oln/tass/MNA/*)

  • Baba Vanga Ramal Kiamat Dimulai pada 2025, Dunia Berakhir Tahun Segini

    Baba Vanga Ramal Kiamat Dimulai pada 2025, Dunia Berakhir Tahun Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia dikejutkan dengan prediksi dari seorang ahli nujum bernama Baba Vanga. Ia meramal kiamat akan dimulai pada 2025.

    Wanita asal Bulgaria ini sudah wafat pada 1996, namun ia meramalkan banyak kejadian yang terjadi di dunia, termasuk kejadian 9/11, Covid-19, dan kemunculan ISIS.

    Lahir pada tahun 1911, Baba Vanga, yang bernama lengkap Vangeliya Pandeva Gushterova itu kehilangan penglihatannya pada usia 12 tahun setelah terjebak dalam badai. Setelah kejadian traumatis ini, ia dilaporkan mengembangkan kemampuan prekognisi yang membuatnya terkenal karena ramalannya.

    Vanga menghabiskan sebagian besar hidupnya di Bulgaria dan dikenal sebagai ‘Nostradamus dari Balkan’. Selain ramalannya tentang peristiwa global, ia juga meramalkan kematiannya.

    Dalam sebuah wawancara tahun 1990, Baba Vanga dilaporkan menyatakan bahwa ia akan meninggal pada tanggal 11 Agustus 1996. Sesuai dengan kata-katanya, Baba Vanga meninggal pada tanggal yang tepat itu.

    Sebelum wafat, Baba Vanga sempat menuliskan ramalan terkait apa yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang, termasuk untuk tahun 2025 mendatang. Ia telah menyatakan bahwa kiamat dapat dimulai paling cepat pada tahun 2025, yang telah menimbulkan kekhawatiran serius di antara para pengikutnya dan masyarakat umum.

    Vanga juga meramalkan konflik besar di Eropa yang akan ‘menghancurkan’ populasi benua itu pada tahun 2025. Meski begitu, konflik besar ini tidak akan menghilangkan eksistensi manusia, yang menurutnya akan tetap ada hingga tahun 5079.

    Laporan ramalan Baba Vanga sendiri datang saat dunia sedang berkecamuk pasca perang Rusia-Ukraina. Pasalnya, perang ini menghadapkan dua raksasa nuklir di bumi, Rusia dan Amerika Serikat (AS).

    Rusia diketahui beberapa kali memberi peringatan soal bencana perang nuklir. Ini akibat langkah Barat ke Ukraina saat ini. Dukungan senjata AS dan sekutunya di aliansi NATO kepada Kyiv merupakan penyebabnya.

    Selain perang di Eropa, Baba Vanga juga meramalkan bahwa pada tahun 2025, Bumi akan bertemu dengan makhluk luar angkasa. Menurut ramalannya, alien ini akan tiba di planet kita dan membuat kehadiran mereka diketahui oleh umat manusia. Meski begitu, belum dijelaskan secara pasti dampak keberadaan alien di muka bumi.

    Melihat lebih jauh ke depan, Baba Vanga meramalkan bahwa di tahun 2043, Eropa akan jatuh ke dalam kekuasaan Islam. Di tahun 2076, ia juga menyebutkan bahwa komunisme akan hadir kembali di muka bumi.

    “Kemudian dunia akan berakhir pada tahun 5079 karena kejadian alam,” tuturnya dalam catatan ramalannya dikutip Times of India.

    (luc/luc)

  • Prof Dr Amany Lubis Raih Penghargaan Dunia sebagai Pemimpin Inspiratif dan Visioner

    Prof Dr Amany Lubis Raih Penghargaan Dunia sebagai Pemimpin Inspiratif dan Visioner

    loading…

    Forum Azzahra for Moroccan Women memberikan penghargaan Fatima al-Fihriya kepada Prof Dr Amany Lubis. FOTO/IST

    JAKARTA – Forum Azzahra for Moroccan Women memberikan penghargaan Fatima al-Fihriya kepada Prof Dr Amany Lubis . Penghargaan itu diberikan karena Prof Amany dinilai memberikan dampak positif terhadap kualitas akademisi dan pegiat sosial di tingkat dunia.

    Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023 ini memperoleh penghargaan internasional atas kiprahnya dalam peningkatan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Terutama dalam hal memajukan perempuan dan peningkatan kualitas keluarga di Indonesia.

    Penghargaan bergengsi tersebut diterima Prof Amany bersama 4 tokoh perempuan lainnya dari berbagai negara yang diselenggarakan di Gedung Konferensi Kota Fes, Kerajaan Maroko, pada Jumat, 20 Desember 2024.

    Forum Azzahra for Moroccan Women dan Asosiasi Pendukung Program Mediterania 21 Tunisia melihat penting upaya mendorong kualitas keluarga dan perempuan Indonesia dan di seluruh dunia.

    Forum Azzahra telah menggelar penghargaan sebanyak 5 kali. Pada 20 Desember 2024 ini dilaksanakan yang kelima dan diraih oleh tokoh perempuan dari Bulgaria, Indonesia, Maroko, dan Tunisia.

    Prof Amany pada Ramadan 2017 pernah ceramah agama di hadapan Raja Maroko, Yang Mulia Muhammad VI, dan bertugas sebagai visiting profesor di Univeraitas Ibn Tufail, Kenitra, Maroko, pada 2015.

    Peran Prof Amany sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga sejak 2016 semakin menegaskan dirinya sebagai sosok visioner yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial.

    Aktivitas sosial yang dilakukan Prof. Amany sejalan dengan ajaran Islam secara umum karena memberikan wawasan tentang keadilan, persamaan, kepedulian, dan kesejahteraan bagi umat Islam dan semua bangsa di dunia.

    “Khusus tentang keluarga, perempuan, dan anak, Prof. Amany berkontribusi dalam pemenuhan hak dan kewajiban serta tanggung jawab bersama antara tokoh masyarakat dan agama dalam menghadirkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi semua,” kata mantan Dubes RI di Aljazair sekaligus Anggota Komisi Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri MUI Pusat, Sabtu (21/12/2024).

    Selain itu, program kerja yang dirancang oleh Prof. Amany di MUI mampu memotivasi anggota masyarakat dari berbagai kalangan untuk ikut berkontribusi dalam upaya memajukan kesejahteraan keluarga.