Negara: Brunei

  • Filipina Akan Terseret Perang Taiwan, Suka Tidak Suka

    Filipina Akan Terseret Perang Taiwan, Suka Tidak Suka

    Jakarta

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada hari Senin (25/8) menyatakan, negaranya nyaris tak mungkin menghindar jika perang berkecamuk di Taiwan. Letak geografis yang dekat, ditambah keberadaan ratusan ribu buruh migran Filipina di sana, suka tidak suka akan menyeret Manila ke dalam konflik, meski “sambil menendang dan berteriak”, ujarnya.

    Berbicara dalam konferensi pers, Marcos Jr. juga menegaskan pasukan penjaga pantai, angkatan laut, dan armada lain Filipina tak akan mundur dalam mempertahankan kepentingan nasional di Laut Cina Selatan.

    Pernyataan ini disampaikan setelah penjaga pantai Cina pada Senin (11/8) melakukan manuver hadang berbahaya, dan menembakkan meriam air untuk mengusir kapal Filipina dari Gosong Scarborough yang diperebutkan.

    Insiden itu menjadi babak terbaru dalam perselisihan wilayah yang telah lama membara di jalur perdagangan global tersebut. Klaim tumpang tindih melibatkan Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Repotnya, ketegangan kian memanas dalam beberapa tahun terakhir.

    Bibit perang di Laut Cina Selatan

    Hubungan Manila dan Beijing memburuk sejak Marcos Jr., yang menjabat pertengahan 2022, menjadi salah satu pemimpin Asia paling vokal mengkritik agresivitas Cina di Laut Cina Selatan. Pemerintahnya mempererat aliansi perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat, serta memperluas kemitraan keamanan dengan Jepang, Australia, India, dan sejumlah negara Eropa untuk menahan langkah Beijing.

    Pekan lalu, Cina melayangkan protes, menuduh Marcos ikut campur urusan dalam negeri dan melanggar prinsip “Satu Cina” setelah di sela kunjungan ke India dia menyatakan Filipina mustahil netral jika Taiwan diserang. Marcos merujuk pada kedekatan geografis dan keberadaan sekitar 200 ribu pekerja Filipina di Taiwan.

    Cina mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan berulang kali mengancam akan memaksakan penggabungan, termasuk dengan kekuatan militer.

    Marcos: Kami ingin damai

    Menanggapi protes tersebut, Marcos mengaku bingung. “Saya tidak tahu maksud mereka dengan menuding Filipina ‘bermain api’. Saya hanya menyatakan fakta. Kami tidak ingin perang. Tapi jika perang pecah di Taiwan, mau tidak mau kami akan terseret—sambil menendang dan berteriak,” ujarnya.

    “Kami akan terseret ke kekacauan ini. Semoga tidak terjadi. Tapi jika iya, kami harus menyiapkan rencana,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan terpisah, jurubicara Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela mengatakan kapal penjaga pantai Cina mengejar dan mengadang kapal Filipina di Gosong Scarborough di lepas pantai barat laut Filipina.

    Sebuah kapal Filipina lolos dari tembakan meriam air Cina. Saat mengejar kapal Filipina, kapal penjaga pantai Cina malah bertabrakan dengan kapal Angkatan Laut Cina sendiri. Akibatnya, kapal Cina mengalami “kerusakan besar”. Filipina, kata Tarriela, menawarkan bantuan medis dan teknis, namun belum ada tanggapan dari pihak Cina.

    Ketika ditanya apakah kapal Filipina akan ditarik mundur dari Scarborough, Marcos menjawab tegas: tidak!. “Tidak ada peluru perak yang bisa menyelesaikan semua masalah. Kami akan terus hadir, terus membela wilayah kami, terus menjalankan hak kedaulatan kami, meski ada pihak yang menentang. Itu sudah kami lakukan selama tiga tahun terakhir,” pungkasnya.

    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “Prancis Akan Akui Negara Palestina” di sini:

    (ita/ita)

  • Senjata Baru China Lawan AS: Bangun Pelabuhan Rp 4,5 Triliun di Brunei – Page 3

    Senjata Baru China Lawan AS: Bangun Pelabuhan Rp 4,5 Triliun di Brunei – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – China terus mengembangkan sejumlah inisiatif yang bertujuan meningkatkan hubungan dagangnya dengan Asia Tenggara (ASEAN). Salah satunya adalah dengan perluasan pelabuhan raksasa di Brunei Darussalam.

    China memilih membangun pelabuhan di negara ini untuk membantu peningkatkan ekspor di tengah tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

    Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (12/8/2025), Dewan Pengembangan Ekonomi Brunei menjelaskan bahwa pelabuhan terbesarnya ialah pelabuhan di Muara. Pelabuhan ini akan dikembangkan dengan mendirikan perusahaan bersama perusahaan milik negara China. 

    Saat ini, perluasan pelabuhan ini telah dimulai untuk mencapai kapasitas fasilitas melebihi 500.000 unit setara 20 kaki (TEU).

    Proyek senilai 2 miliar Yuan atau USD 278 juta dan jika dirupiahkan setara Rp 4,5 triliun ini telah berlangsung dan ditargetkan selesai pada akhir 2027, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Xinhua.

    Asia Tenggara memiliki peran strategis bagi bagi China sejak dimulainya perang dagang karena negara dengan ekonomi terbesar kedua tersebut bergantung pada ekspornya yang sedang menaik pesat ke kawasan tersebut untuk mengurangi dampak tarif AS.

    Cina mengirimkan barang ke negara-negara di ASEAN bulan lalu dengan peningkatan 16,6 persen secara tahunan, sementara ekspor ke AS turun lebih dari 20 persen secara tahunan. Hal ini diungkap oleh data bea cukai China.

  • 148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    148 Negara Kini Akui Palestina, Siapa Saja & Manapula yang Tidak?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 148 negara kini mengaku kedaulatan negara Palestina. Ini menjadi update terbaru, dari total 193 negara yang tergabung dalam PBB.

    Ke-148 negara itu merepresentasikan 75% dari total negara di dunia. Lalu apa saja negara itu?

    Berikut daftarnya dari yang terbaru mengakui hingga yang paling awal, dikutip dari beragam sumber seperti Al-Jazeera dan CNN International, Selasa (12/8/2025).

    1.Meksiko: 20 Maret 2025

    2.Armenia: 21 Juni 2024

    3.Slovenia: 4 Juni 2024

    4.Irlandia: 22 Mei 2024

    5.Norwegia: 22 Mei 2024

    6.Spanyol: 22 Mei 2024

    7.Bahama: 8 Mei 2024

    8.Trinidad dan Tobago: 3 Mei 2024

    9.Jamaika: 24 April 2024

    10.Barbados: 20 April 2024

    11.Saint Kitts dan Nevis: 29 Juli 2019

    12.Kolombia: 3 Agustus 2018

    13.Saint Lucia: 14 September 2015

    14.Takhta Suci: 26 Juni 2015

    15.Swedia: 30 Oktober 2014

    16.Haiti: 27 September 2013

    17.Guatemala: 9 April 2013

    18.Thailand: 18 Januari 2012

    19.Islandia: 15 Desember 2011

    20.Brasil: 3 Desember 2011

    21.Grenada: 25 September 2011

    22.Antigua dan Barbuda: 22 September 2011

    23.Dominika: 19 September 2011

    24.Belize: 9 September 2011

    25.Saint Vincent dan Grenadines: 29 Agustus 2011

    26.Honduras: 26 Agustus 2011

    27.El Salvador: 25 Agustus 2011

    28.Suriah: 18 Juli 2011

    29.Sudan Selatan: 14 Juli 2011

    30.Liberia: 1 Juli 2011

    31.Lesotho: 3 Mei 2011

    32.Uruguay: 16 Maret 2011

    33.Paraguay: 29 Januari 2011

    34.Suriname: 26 Januari 2011

    35.Peru: 24 Januari 2011

    36.Guyana: 13 Januari 2011

    37.Chile: 7 Januari 2011

    38.Ekuador: 27 Desember 2010

    39.Bolivia: 17 Desember 2010

    40.Argentina: 6 Desember 2010

    41.Republik Dominika: 15 Juli 2009

    42.Venezuela: 27 April 2009

    43.Pantai Gading: 1 Desember 2008

    45.Lebanon: 30 November 2008

    46.Kosta Rika: 5 Februari 2008

    47.Montenegro: 24 Juli 2006

    48.Timor Leste: 1 Maret 2004

    49.Malawi: 23 Oktober 1998

    50.Kirgistan: 1 November 1995

    51.Afrika Selatan: 15 Februari 1995

    52.Papua Nugini: 13 Januari 1995

    53.Uzbekistan: 25 September 1994

    54.Tajikistan: 2 April 1994

    55.Bosnia dan Herzegovina: 27 Mei 1992

    56.Georgia: 25 April 1992

    57.Turkmenistan: 17 April 1992

    58.Azerbaijan: 15 April 1992

    59.Kazakstan: 6 April 1992

    60.Eswatini: 1 Juli 1991

    61.Filipina: 1 September 1989

    62.Vanuatu: 21 Agustus 1989

    63.Benin: 1 Mei 1989

    64.Guinea Khatulistiwa: 1 Mei 1989

    65.Kenya: 1 Mei 1989 Etiopia: 4 Februari 1989

    66.Rwanda: 2 Januari 1989

    67.Bhutan: 25 Desember 1988

    68.Afrika Tengah: 23 Desember 1988

    69.Burundi: 22 Desember 1988

    70.Botswana: 19 Desember 1988

    71.Nepal: 19 Desember 1988

    72.Kongo: 18 Desember 1988

    73.Polandia: 14 Desember 1988

    74.Oman: 13 Desember 1988

    75.Gabon: 12 Desember 1988

    76.Sao Tome dan Principe: 10 Desember, 1988

    77.Mozambik: 8 Desember 1988

    78.Angola: 6 Desember 1988

    79.Kongo: 5 Desember 1988

    80.Sierra Leone: 3 Desember 1988

    81.Uganda: 3 Desember 1988

    82.Laos: 2 Desember 1988

    83.Chad: 1 Desember 1988

    84.Ghana: 29 November 1988

    85.Togo: 29 November 1988

    86.Zimbabwe: 29 November 1988

    87.Maladewa: 28 November 1988

    88.Bulgaria: 25 November 1988

    89.Tanjung Verde: 24 November 1988

    90.Korea Utara: 24 November 1988

    91.Niger: 24 November 1988

    92.Rumania: 24 November 1988

    93.Tanzania: 24 November 1988

    94.Hongaria: 23 November 1988

    95.Mongolia: 22 November 1988

    96.Senegal: 22 November 1988

    97.Burkina Faso: 21 November 1988

    98.Kamboja: 21 November 1988

    99.Komoro: 21 November 1988

    100.Guinea: 21 November 1988

    101.Guinea-Bissau: 21 November 1988

    102.Mali: 21 November 1988

    103.China: 20 November 1988

    104.Belarus: 19 November 1988

    105.Namibia: 19 November 1988

    106.Rusia: 19 November 1988

    107.Ukraina: 19 November 1988

    108.Vietnam: 19 November 1988

    109.Siprus: 18 November 1988

    110.Republik Ceko: 18 November 1988

    111.Mesir: 18 November 1988

    112.Gambia: 18 November 1988

    113.India: 18 November 1988

    114.Nigeria: 18 November 1988

    115.Seychelles: 18 November 1988

    116.Slowakia: 18 November 1988

    117.Sri Lanka: 18 November 1988

    118.Albania: 17 November 1988

    119.Brunei Darussalam: 17 November 1988

    120.Djibouti: 17 November 1988

    121.Mauritius: 17 November 1988

    122.Sudan: 17 November 1988

    123.Afghanistan: 16 November 1988

    124.Bangladesh: 16 November 1988

    125.Kuba: 16 November 1988

    126.Yordania: 16 November 1988

    127.Madagaskar: 16 November 1988

    128.Nikaragua: 16 November 1988

    129.Pakistan: 16 November 1988

    130.Qatar: 16 November 1988

    131. Arab Saudi: 16 November 1988

    132.Serbia: 16 November 1988

    133.Uni Emirat Arab: 16 November 1988

    134.Zambia: 16 November 1988

    135.Aljazair: 15 November 1988

    136.Bahrain: 15 November 1988

    137.Indonesia: 15 November 1988

    138.Irak: 15 November 1988

    139.Kuwait: 15 November 1988

    140.Libya: 15 November 1988

    141.Malaysia: 15 November 1988

    142.Mauritania: 15 November 1988

    143.Maroko: 15 November 1988

    144.Somalia: 15 November 1988

    145.Tunisia: 15 November 1988

    146.Turki: 15 November 1988

    147.Yaman: 15 November 1988

    148.Iran: 4 Februari 1988

    Sementara beberapa negara akan mengakui di sidang PBB September nanti. Berikut antara lain:

    Australia

    Kanada

    Prancis

    Malta

    Portugal

    Inggris

    Lalu negara mana saja yang belum sama sekali mengakui?

    Amerika Serikat

    Panama

    Jerman

    Italia

    Austria

    Denmark

    Lithuania

    Moldova

    Kroasia

    Latvia

    Yunani

    Eritrea

    Kamerun

    Myanmar

    Korea Selatan

    Jepang

    Israel

    Selandia Baru (masih akan diputuskan melalui sidang parlemen bulan ini)

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tarif Trump 19% Berlaku, Produsen Sepatu RI Masih Berharap Turun dari 19%

    Tarif Trump 19% Berlaku, Produsen Sepatu RI Masih Berharap Turun dari 19%

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) masih berharap penurunan tarif resiprokal AS atas produk Indonesia hingga di bawah 19%. Adapun, hingga saat ini pemerintah masih berupaya untuk membuat tarif bea masuk ke AS lebih rendah. 

    Direktur Eksekutif Aprisindo Yoseph Billie Dosiwoda mengatakan pihaknya masih wait and see untuk melakukan ekspansi pasar ke AS, meskipun pemerintah menyebut tarif tersebut telah berlaku pada 7 Agustus 2025. 

    “Negara lain infonya ada yang turun, harapan kami untuk terus turun. [Tarif] 19% ini cukup berat, akan ringan jika negara pesaing lebih tinggi,” kata Billie kepada Bisnis.com, dikutip Minggu (10/8/2025). 

    Adapun, dibandingkan negara-negara Asean, tarif 19% berlaku tak hanya untuk Indonesia, tetapi juga Malaysia, Thailand, Filipina, dan Kamboja. Di sisi lain, Singapura 10%, Brunei Darussalam 25%, Vietnam 20%, Laos 40%, dan Myanmar 40%. 

    Sementara itu, dari sisi kinerja ekspor alas kaki (HS 64) sepanjang Januari-Juni 2025 tercatat mencapai US$1,29 miliar atau berkontribusi 8,73% dari total ekspor ke AS pada periode tersebut.  “Harapannya agar pesanan alas kaki Indonesia stabil ke depannya,” lanjutnya.

    Selain pasar AS, pengusaha alas kaki tengah menantikan peluang akses pasar ke Uni Eropa setelah sinyal kesepakatan kemitraan dagang Indonesia-European Union Comprehensive (IEU-CEPA) makin kuat. 

    Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa resmi mencapai perjanjian perdagangan melalui IEU-CEPA yang ditargetkan rampung pada September 2025. Kesepakatan ini dapat mendukung kemudahan akses perdagangan kedua negara. 

    Menurut Biilie, dengan disepakatinya IEU-CEPA, Indonesia akan menyusul negara tetangga di ASEAN yakni, Singapura dan Vietnam yang telah mengimplementasikan kemitraan dagang ini lebih dulu.

    Namun, dia menegaskan bahwa IEU-CEPA harus dilihat sebagai perluasan pasar ekspor tambahan bukan mengganti pasar yang ada dengan negara lain termasuk Amerika Serikat. 

    “Jadi jangan disalah artikan IEU-CEPA apabila berhasil diharapkan disepakati September meninggalkan pasar sebelumnya, tentu tidak,” jelasnya. 

    Di samping itu, pasar Amerika dan negara lain di benua lain tetap diharapkan mengalami peningkatan ekspor sehingga Indonesia dapat bersaing yang kompetitif di tingkat global, termasuk UMKM/IKM lokal dapat melalukan ekspor selain memenuhi kebutuhan pasar domestik.

    “Angka eskpor alas kaki Indonesia ke Eropa dari data yang ada 2020-2024 relatif naik turun dan menunjukan tren yang positif, merujuk angka ekspor tahun 2024 sebesar US$1,723 juta,” ungkapnya. 

    Pihaknya menargetkan, jika IEU-CEPA segera berlaku dengan tarif ekspor 0% ke wilayah Eropa maka industri sepatu dapat meningkatkan kinerja ekspor hingga 50%-60%. 

    Sementara itu, ekspor alas kaki ke AS masih jauh lebih tinggi dengan nilai mencapai US$2,47 miliar pada 2024. 

  • Prabowo kembali ke Tanah Air usai hadiri Parade Nasional Singapura

    Prabowo kembali ke Tanah Air usai hadiri Parade Nasional Singapura

    Presiden Prabowo Subianto bersiap menuju Tanah Air dari Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base (PLAB) Singapura, Sabtu (9/8/2025) (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

    Prabowo kembali ke Tanah Air usai hadiri Parade Nasional Singapura
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 10 Agustus 2025 – 06:28 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto bertolak kembali ke Indonesia setelah menghadiri Parade Hari Nasional Singapura 2025 pada Sabtu (9/8) yang berlangsung meriah di National Gallery, Singapura.

    Dari Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base (PLAB) Singapura, pesawat yang membawa Presiden beserta rombongan terbatas lepas landas pada pukul 21.15 waktu setempat (WS).

    Keberangkatan Presiden menuju Tanah Air dilepas oleh pejabat Singapura yakni Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Duta Besar Singapura untuk Republik Indonesia Kwok Fook Seng.

    Selain itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo dan Atase Pertahanan KBRI Singapura Kolonel Hendra Supriyadi juga tampak melepas keberangkatan Presiden.

    Kehadiran Presiden dalam parade ini menampilkan kedekatan Presiden Prabowo bersama para pemimpin negara sahabat khususnya di kawasan ASEAN.

    Seperti saat jamuan minum teh oleh Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong, Presiden Prabowo tampak duduk bersama dalam satu meja bundar bersama dengan Sultan Brunei Darussalam, Yang Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, dan Putra Mahkota Johor Bahru Tunku Ismail Idris.

    Tidak hanya itu, pada saat berada di panggung kehormatan, Presiden Prabowo juga menghampiri PM Ke-3 Singapura Lee Hsien Loong yang turut hadir dalam acara parade. Keduanya terlihat bercengkerama dan saling melempar senyum hangat.

    Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam penerbangan dari Singapura yakni Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudiyanto.

    Sumber : Antara

  • Prabowo Turut Hadiri Parade Nasional Singapura, bersama PM Wong dan Sultan Brunei

    Prabowo Turut Hadiri Parade Nasional Singapura, bersama PM Wong dan Sultan Brunei

    Bisnis.com, SINGAPURA — Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Parade Hari Nasional Singapura 2025, Sabtu (9/8/2025). Sejumlah pemimpin negara sahabat hadir, termasuk tuan rumah yakni Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong. 

    Adapun Presiden Prabowo tiba di Singapura, Sabtu (9/8/2025), pukul 15.40 waktu setempat saat pesawat kepresidenan yang membawanya dan rombongan terbatas mendarat di Pangkalan Udara Paya Lebar. 

    Sekretariat Presiden (Setpres) menyebut kehadiran Prabowo pada parade ini merupakan wujud penghormatan atas hubungan erat kedua negara yang telah terjalin lama.

    Setibanya di pangkalan udara, Prabowo disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Duta Besar Singapura untuk Republik Indonesia Kwok Fook Seng, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo serta Atase Pertahanan KBRI Singapura Kolonel Hendra Supriyadi.

    Adapun Parade Hari Nasional Singapura 2025 digelar di National Gallery. Tidak hanya Presiden Prabowo, turut dijadwalkan hadir pada parade ini yakni Sultan Brunei Darussalam, Yang Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, serta Putra Mahkota Johor Bahru Tunku Ismail Idris. 

    Perayaan tahun ini yang mengusung tema “Majulah Singapura” menandai 60 tahun perjalanan negara Singapura sebagai suatu bangsa. Kehadiran Prabowo di acara tersebut diharapkan mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Singapura.

    “Lebih luas, kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura kali ini juga simbol komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara sahabat, khususnya di kawasan Asean. Melalui partisipasi dalam perayaan kenegaraan ini, Indonesia menunjukkan dukungan terhadap visi bersama untuk membangun kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” dikutip dari keterangan resmi Setpres, Sabtu (9/8/2025). 

    Dikutip dari situs resmi Kantor Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Hari Ulang Tahun ke-60 Singapura menandakan enam dekade kemerdekaan negara tersebut sebagai negara demokratis dan independen. 

    “Together, we will secure a brighter future for ourselves, our children, and generations to come. Happy National Day. Majulah Singapura!,” demikian ujar PM Wong kepada masyarakat Singapura pada pesan kemerdekaannya, Jumat (8/8/2025). 

    Adapun setelah Prabowo dilantik menjadi Presiden pada 20 Oktober 2024, dia telah berkunjung ke Singapura untuk bertemu dengan PM Wong. Sebaliknya, PM Wong juga telah menghadiri Leaders’ Retreat di Indonesia. 

  • Tren Warga Mataram jadi Pekerja Migran Meningkat, Malaysia Masih Favorit

    Tren Warga Mataram jadi Pekerja Migran Meningkat, Malaysia Masih Favorit

    MATARAM – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat adanya peningkatan animo masyarakat untuk bekerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) sepanjang tahun 2025.

    Kepala Disnaker Kota Mataram, Rudi Suryawan, mengatakan jumlah keberangkatan PMI asal Mataram hingga pertengahan tahun ini sudah melampaui setengah dari total keberangkatan pada tahun 2024.

    “Pada 2024, jumlah PMI asal Kota Mataram tercatat sekitar 700 orang. Sedangkan dari Januari hingga Juli 2025, jumlahnya sudah mencapai 512 orang,” ujar Rudi di Mataram, Antara, Kamis, 7 Agustus.

    Menurutnya, lonjakan ini dipengaruhi oleh dibukanya kembali peluang kerja di Malaysia, yang selama ini menjadi negara tujuan favorit para pekerja migran asal Mataram.

    Dari total 512 PMI yang berangkat pada 2025, sebanyak 318 orang memilih Malaysia sebagai negara tujuan. Selain itu, sejumlah warga Mataram juga bekerja ke Taiwan (46 orang), Singapura (36 orang), Arab Saudi (34 orang), serta negara-negara lain seperti Hong Kong, Turki, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Italia, Polandia, Hungaria, Kroasia, dan Kuwait.

    Rudi menjelaskan, setiap hari terdapat 5 hingga 10 calon PMI yang menjalani proses rekomendasi dan seleksi keberangkatan, khususnya ke Malaysia. Proses tersebut meliputi verifikasi dokumen seperti surat izin kerja dari perusahaan (job order), serta dokumen izin dari suami atau orang tua, tergantung status perkawinan.

    Setelah semua dokumen lengkap, calon PMI akan direkomendasikan untuk membuat paspor dan melanjutkan proses ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) sebelum diberangkatkan.

    “Kalau semua dokumen lengkap, calon PMI akan masuk ke tahap lanjutan di BP3MI untuk proses pemberangkatan,” kata Rudi.

    Ia menambahkan, keberangkatan melalui jalur resmi tidak memerlukan biaya pribadi karena seluruh pembiayaan ditanggung oleh perusahaan, mulai dari pembuatan paspor, pemeriksaan kesehatan, hingga tiket pesawat.

    “Perusahaan akan menalangi biaya lebih dulu, lalu nanti diganti setelah PMI sampai di negara tujuan,” ujarnya.

    Meski hingga kini belum ditemukan kasus pengiriman PMI ilegal dari Mataram, Rudi menegaskan pihaknya tetap waspada. Ia mengapresiasi peran BP3MI yang kerap menggagalkan keberangkatan ilegal dari bandara-bandara besar seperti Soekarno-Hatta dan Batam.

    “Calon PMI ilegal akan terdeteksi saat pemeriksaan di bandara. Mereka kemudian gagal berangkat dan dipulangkan ke daerah asal,” katanya.

    Untuk itu, Rudi mengimbau masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri agar memilih jalur resmi guna memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keselamatan kerja.

  • Tarif Trump Berlaku Hari Ini 7 Agustus, RI Bukan yang Terendah di Asean

    Tarif Trump Berlaku Hari Ini 7 Agustus, RI Bukan yang Terendah di Asean

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan tarif Trump terhadap negara mitra dagang Amerika Serikat (AS) berlaku mulai hari ini 7 Agustus 2025. Negara-negara mitra dagang, termasuk Indonesia dan negara-negara Asean kini diberlakukan tarif dagang terbaru untuk menjual barang ke Amerika Serikat.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan revisi jadwal pemberlakuan tarif yang semula 1 Agustus 2025, tetapi diundur hingga Kamis (7/8/2025). 

    Untuk Indonesia, Trump mengatakan AS telah mencapai kesepakatan tarif impor sebesar 19% untuk produk-produk dari RI yang masuk ke AS, lebih rendah dari yang sebelumnya 32%. Akan tetapi, barang-barang AS yang masuk ke Indonesia nantinya tidak akan dikenakan tarif sama sekali.

    Kendati demikian, jika dibandingkan secara regional, tarif Trump untuk Indonesia bukan yang paling rendah. Trump menerapkan tarif 10% untuk Singapura. Sementara, banyak negara Asean yang juga dikenakan tarif 19% sama dengan Indonesia seperti Malaysia dan Filipina.

    Mengutip laman resmi Gedung Putih pada Kamis (7/8/2025), perjanjian perdagangan AS-Indonesia ini disebut akan memperkuat hubungan ekonomi jangka panjang antara kedua negara, yang sebelumnya telah dibangun melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) yang ditandatangani pada 16 Juli 1996.

    Dalam kesepakatan dagang terbaru tersebut, Indonesia akan menghapus sekitar 99% hambatan tarif terhadap berbagai produk industri, pangan, dan pertanian asal AS. Sementara itu, AS akan menurunkan tarif resiprokal atas barang asal Indonesia menjadi 19%, sesuai Perintah Eksekutif 14257 (2 April 2025). 

    “AS juga dapat menurunkan tarif lebih lanjut untuk komoditas yang tidak tersedia atau tidak diproduksi di dalam negeri AS,” jelas pernyataan tersebut.

    Selain itu, kedua negara juga berupaya untuk menghapus persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi produk AS, mengakui standar kendaraan dan emisi AS, serta menerima sertifikat FDA dan izin pemasaran bagi alat kesehatan dan farmasi. Indonesia juga akan menghapus inspeksi pra‑pengapalan dan perizinan impor atas barang-barang AS.

    Kemudian, semua produk pangan dan pertanian AS dibebaskan dari lisensi impor dan aturan keseimbangan komoditas. Indonesia akan mengakui indikasi geografis dan mengizinkan otorisasi pemasaran untuk daging, unggas, dan produk susu AS.

    Berikut Perbandingan Tarif Trump untuk Negara-negara Asean:

    1. Indonesia 19%

    2. Malaysia 19%

    3. Singapura 10%

    4. Thailand 19%

    5. Filipina 19%

    6. Brunei Darussalam 25%

    7. Vietnam 20% 

    8. Laos 40%

    9. Myanmar 40%

    10. Kamboja 19%

  • Pemerintah Berhasil Bangkitkan Ekonomi, Pengusaha Muda Minta Sinergi Diperkuat – Page 3

    Pemerintah Berhasil Bangkitkan Ekonomi, Pengusaha Muda Minta Sinergi Diperkuat – Page 3

    Meski begitu, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi semester I 2025 masih berada di level 4,99%. Namun Akbar tetap optimistis, mengingat percepatan pemulihan ini terjadi di tengah tekanan global yang masih tinggi.

    “Capaian ini membuat dunia usaha lebih optimis. Harapan kami, Pemerintah mampu mempertahankan kinerja apiknya, sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini mampu di atas 5 persen,” tambahnya.

    Akbar juga menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara Pemerintah dan pelaku usaha di tengah ketidakpastian geopolitik. Apalagi, pada Kamis (7/8/2025), Indonesia akan melanjutkan pembicaraan dagang penting dengan Amerika Serikat (AS).

    Ia mendukung langkah Pemerintah dalam menegosiasikan penurunan tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    Saat ini, tarif sebesar 19% masih dibebankan pada ekspor Indonesia, sama seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Filipina. Negara lain seperti Vietnam dikenakan tarif 20%, Brunei 25%, sedangkan Myanmar dan Laos 40%.

     

  • Brakkk! Detik-detik Mobil Produksi Indonesia Dites Tabrak

    Brakkk! Detik-detik Mobil Produksi Indonesia Dites Tabrak

    Jakarta

    Lembaga pengujian kendaraan baru Asia Tenggara, ASEAN NCAP (new car assessment program), menguji tingkat keamanan mobil Toyota Yaris Cross produksi Toyota Indonesia. Bagaimana hasilnya?

    Kanal YouTube ASEAN NCAP menyajikan video detik-detik Toyota Yaris Cross dites tabrak. Ada beberapa sesi pengetesan, yaitu sesi tes tabrak frontal, tes tabrak samping hingga pengujian fitur keselamatan pada mobil tersebut.

    Berdasarkan dokumen ASEAN NCAP, mobil yang dites tabrak itu adalah Toyota Yaris Cross produksi Indonesia yang dipasarkan di Indonesia, Brunei, Filipina, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Perlu diketahui, Yaris Cross memang tak hanya dipasarkan untuk Indonesia, tapi juga sudah diekspor ke lebih dari 25 negara di kawasan Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika.

    Dalam penilaian ASEAN NCAP, Toyota Yaris Cross memperoleh total skor 83,02 poin. Rinciannya adalah sebagai berikut:

    36,60 poin untuk perlindungan penumpang dewasa (AOP),17,32 poin untuk perlindungan anak-anak (COP),16,89 poin untuk teknologi keselamatan aktif (Safety Assist),12,21 poin untuk keselamatan pengendara motor (Motorcyclist Safety).

    Dalam hal perlindungan penumpang dewasa ketika tes tabrak depan, kompartemen penumpang depan SUV tetap stabil. Data yang diperoleh dari boneka uji menunjukkan terdapat perlindungan yang memadai untuk dada penghuni kendaraan. Selain itu, kaki bagian bawah kanan pengemudi mendapat perlindungan marginal dalam pengujian tersebut.

    Yaris Cross dilengkapi dengan 6 airbag, Electronic Stability Control (ESC), Anti-lock Braking System (ABS), Seatbelt Reminder System (SBR) untuk penumpang depan dan belakang, serta teknologi Pedestrian Protection (PP) sebagai standar di semua variannya.

    SUV 5-seater ini juga menawarkan teknologi bantuan keselamatan yang tersedia baik sebagai standar maupun opsional, meliputi Autonomous Emergency Braking (AEB) City, AEB Inter-Urban, Lane Departure Warning (LDW), Forward Collision Warning (FCW), Lane Keep Assist (LKA), Blind Spot Detection (BSD), dan Auto High Beam (AHB).

    “Toyota Yaris Cross telah menunjukkan performa yang baik di semua kategori penilaian dan berhasil meraih skor total 83,02 poin. Berdasarkan skor luar biasa ini, Yaris Cross baru dianugerahi peringkat 5-Star ASEAN NCAP,” demikian dikutip dari dokumen ASEAN NCAP.

    (rgr/dry)