Negara: Brunei

  • China Tembak Kapal Sekutu AS di LCS, Ini Respons Utusan Trump

    China Tembak Kapal Sekutu AS di LCS, Ini Respons Utusan Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di Laut China Selatan kembali meningkat setelah konfrontasi antara kapal pemerintah Filipina dan kapal penjaga pantai China di sekitar Karang Scarborough. Amerika Serikat mengecam keras apa yang disebut sebagai “tindakan agresif” Beijing, sementara Filipina menegaskan misi mereka adalah untuk melindungi nelayan.

    Insiden terjadi ketika kapal pemerintah Filipina menjalankan misi pengiriman pasokan bagi nelayan di sekitar Scarborough, wilayah tangkapan tradisional yang kerap menjadi titik gesekan. Menurut otoritas Filipina, kapal biro perikanan mereka terkena semprotan meriam air dari kapal penjaga pantai China sehingga mengalami kerusakan dan melukai satu awak.

    Sementara itu, pihak China mengklaim kapal Filipina justru menabrak salah satu kapal mereka dan menuding Manila telah “menginjak wilayah China secara ilegal.”

    Duta Besar AS untuk Filipina MaryKay Carlson melalui pernyataan di X mengecam tindakan China. “Kami mengecam tindakan agresif China di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina dekat Karang Scarborough,” tulisnya.

    “Kami memuji pemerintah dan penjaga pantai Filipina yang secara profesional menjalankan hak kedaulatan Filipina, melindungi nelayan, dan menegakkan hukum maritim demi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” imbuhnya.

    Juru bicara penjaga pantai Filipina Jay Tarriela merespons ucapan dukungan tersebut. “Pengakuan Anda terhadap keberanian pria dan wanita penjaga pantai Filipina yang secara profesional melindungi nelayan dan berkomitmen menegakkan hukum maritim sangat kami hargai,” tulis Tarriela dalam unggahannya di X.

    China tetap berpegang pada klaim kedaulatan atas Scarborough, yang mereka sebut Huangyan Dao, sementara di Manila dikenal sebagai Bajo de Masinloc.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers rutin menegaskan, “Apa yang terjadi sekali lagi membuktikan bahwa pelanggaran dan provokasi yang disengaja oleh Filipina di laut adalah akar penyebab ketegangan.”

    Lin menyerukan agar Filipina menghentikan upaya yang dianggap menantang tekad China untuk “menjaga hak dan kepentingan sah kami.”

    Scarborough Shoal terletak di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina, namun China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur penting bagi sekitar 20% perdagangan maritim global.

    Klaim sepihak ini tumpang tindih dengan hak maritim sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina.

    Filipina dan China kerap terlibat bentrokan di wilayah tersebut. Sejak awal tahun lalu, penjaga pantai Filipina bersama biro perikanan mengadakan patroli bersama di sekitar Scarborough untuk mendukung nelayan lokal, yang berulang kali diusir oleh kapal penjaga pantai China.

    Bulan lalu, sebuah kapal penjaga pantai China bahkan bertabrakan dengan kapal perusak Angkatan Laut Tiongkok sendiri saat keduanya tengah mengejar konvoi pasokan Filipina. Kapal penjaga pantai itu rusak parah, dan peristiwa ini dianggap memalukan bagi Beijing sekaligus memicu kekhawatiran akan langkah eskalasi lebih lanjut.

    Ketegangan semakin memuncak setelah pekan lalu China secara sepihak mendeklarasikan sebagian Karang Scarborough sebagai kawasan cagar alam laut. Langkah itu memicu protes keras dari Manila, Washington, serta sejumlah sekutu Amerika Serikat di kawasan.

    Analis menilai langkah China ini menegaskan niat Beijing untuk memperluas kendali atas fitur maritim yang sebenarnya masuk ke dalam ZEE Filipina.

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siaga Perang Dekat RI! China Ancam Filipina soal LCS, AS Turun Tangan

    Siaga Perang Dekat RI! China Ancam Filipina soal LCS, AS Turun Tangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengancam Filipina terkait aktivitas maritim di Laut China Selatan yang terus memanas. Beijing memperingatkan Manila untuk segera menghentikan provokasi, sementara Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungan penuh kepada sekutunya tersebut.

    “Kami dengan tegas memperingatkan pihak Filipina untuk segera menghentikan provokasi insiden dan eskalasi ketegangan di Laut China Selatan, serta melibatkan kekuatan eksternal untuk mendukung upaya-upaya yang ditakdirkan sia-sia,” ujar juru bicara Komando Teater Selatan militer China, Minggu (14/9/2025), seperti dikutip Reuters.

    “Segala upaya untuk menimbulkan masalah atau mengganggu situasi tidak akan berhasil,” tegasnya.

    Hingga saat ini, pihak militer Filipina belum merespons pernyataan tersebut. Kedutaan Besar Filipina di Beijing juga belum memberikan komentar resmi.

    Sementara itu, Komando Indo-Pasifik AS mengonfirmasi telah menggelar latihan gabungan dengan Filipina dan Jepang di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina pada 11-13 September. Latihan ini disebut untuk memperkuat kerja sama regional dan menjaga Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

    “AS, bersama sekutu dan mitra kami, menjunjung tinggi hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan serta penggunaan sah lainnya atas laut dan wilayah udara internasional, serta penghormatan terhadap hak-hak maritim berdasarkan hukum internasional,” tulis pernyataan Komando Indo-Pasifik AS.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahkan menuding China memiliki “rencana destabilisasi” terkait atol yang disengketakan. “Amerika Serikat berdiri bersama Filipina,” tegasnya.

    China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur perdagangan vital dengan nilai lebih dari US$3 triliun per tahun. Namun, klaim tersebut tumpang tindih dengan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Warga Malaysia Ingin Gabung ke RI, Kibarkan Bendera Merah Putih

    Warga Malaysia Ingin Gabung ke RI, Kibarkan Bendera Merah Putih

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang bertetangga. Sekitar delapan dekade lalu, kedua bangsa serumpun Melayu ini hampir dipersatukan di bawah satu pemerintahan bernama Negara Indonesia Raya.

    Namun, rencana besar itu akhirnya gagal terwujud, meski kala itu warga Malaysia sudah sempat mengibarkan bendera Merah Putih.

    Cerita bermula pada 12 Agustus 1945 ketika 3 tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketiga tokoh itu adalah Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat, dipanggil ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu Marsekal Terauchi.

    Pemimpin militer Jepang di Asia Tenggara itu menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945.

    Dalam perjalanan pulang, rombongan Soekarno singgah di Singapura dan melanjutkan ke Taiping, Perak, guna bertemu tokoh nasionalis Melayu Ibrahim Yaacob dan Burhanuddin Al-Helmy. Keduanya adalah pemimpin Kesatuan Melayu Muda (KMM) dan Kesatuan Rakyat Indonesia Semenanjung (KRIS) yang berjuang membebaskan Malaya dari Inggris.

    Pertemuan tersebut melahirkan gagasan Negara Indonesia Raya, yang mencakup Indonesia, Malaya, Singapura, Brunei, dan Kalimantan Utara. Menurut peneliti Graham Brown dalam risetnya tahun 2005, ide ini lahir dari kolaborasi tokoh lokal dengan Jepang.

    Dalam kesempatan itu, Soekarno mengatakan: “Mari kita ciptakan satu tanah air bagi mereka yang berdarah Indonesia.”

    Ibrahim Yaacob pun menjawab: “Kami orang Melayu akan setia menciptakan tanah air dengan menyatukan Malaya dengan Indonesia yang merdeka.”

    Namun, rencana penyatuan itu tidak mendapat persetujuan penuh. Sejarawan Boon Kheng Cheah menulis dalam Red Star Over Malaya (1983), ada kemungkinan Mohammad Hatta dan tokoh lain menolak ide persatuan tersebut.

    Tak lama berselang, Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Situasi itu mendorong golongan muda di Jakarta mendesak proklamasi kemerdekaan segera dilakukan. Setelah drama Rengasdengklok, Indonesia akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945, lebih cepat dari rencana Jepang.

    Sejak saat itu, gagasan Indonesia Raya pun kandas. Ibrahim Yaacob harus mengubah arah perjuangannya, sementara Malaysia baru meraih kemerdekaan 12 tahun kemudian, tepatnya pada 31 Agustus 1957.

    Catatan:

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dari Jakarta, Ribuan Peserta WMSJ 2025 Doakan Rakyat Palestina – Page 3

    Dari Jakarta, Ribuan Peserta WMSJ 2025 Doakan Rakyat Palestina – Page 3

    Momen itu semakin kuat ketika Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan apresiasinya kepada WMSJ yang telah menjadikan pesan damai untuk Palestina sebagai agenda utama.

    “Menurut saya luar biasa. Pesan damai untuk Palestina, untuk Gaza yang kini porak-poranda, menjadi inti dari kegiatan ini. Kita semua berdoa agar segera datang keadilan dan kebebasan,” tutur Pramono yang hadir ke acara tersebut pada Sabtu 13 September 2025.

    Pramono juga menyatakan keprihatinannya atas penderitaan panjang yang dialami rakyat Palestina akibat agresi zionisme Israel.

    “Ini adalah keprihatinan kita bersama. Semoga segera ada solusi dan Palestina bisa merdeka dengan damai,” tambah Pramono.

    Sebagai informasi, WMSJ diselenggarakan di Buperta Cibubur dan diikuti 15.333 peserta: 7.149 putra, 6.349 putri, 1.718 pembina, serta 117 panitia dan pengurus pesantren. Jambore melibatkan 1.530 grup pramuka dari 18 negara, antara lain dari Arab Saudi, Malaysia, Oman, Qatar, Brunei Darussalam, Maladewa, Tunisia, hingga Inggris dan Ghana.

    Kepada semua pihak terlibaf, Hamid menyampIkan ucapan terima kasih kepada 472 panitia dan 2921 volenteer yang sudah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dari tanggal 9 September hingga 14 September 2025.

    Dia menegaskan, WMSJ adalah ruang kebersamaan, pendidikan kepemimpinan, dan panggung suara perdamaian. 

    “Dari Jakarta, dunia mendengar We are Muslim, Civilized, United and Peaceful – Free Palestine!,” kata dia.

  • Bawang Hitam Buka Pintu Rezeki Fatimah, Omzetnya Ratusan Juta

    Bawang Hitam Buka Pintu Rezeki Fatimah, Omzetnya Ratusan Juta

    Jakarta

    Bentuknya mirip bawang putih, tapi warnanya hitam pekat. Saat kulitnya dikupas, teksturnya lembut seperti dodol. Ini bawang atau permen? Itulah kesan pertama saat melihat black garlic atau bawang hitam, produk andalan brand Cardimus.

    Di balik tampilannya yang unik, bawang hitam ternyata menyimpan banyak manfaat kesehatan. Tak heran, produk ini selalu diburu konsumen. Dalam sebulan, Cardimus mampu memproduksi hingga 2,5 ton dengan perkiraan keuntungan bersih sekitar Rp400 juta. Apa rahasia suksesnya?

    Fatimah, pemilik Cardimus, mengawali perjalanan bisnisnya ketika mendapat kesempatan kembali ke almamaternya, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lama bekerja di perusahaan swasta, ia memutuskan fokus mengembangkan usaha bersama sang suami, yang juga lulusan IPB.

    Mereka mengelola Toko Serambi Botani, yang menjual produk hasil penelitian dosen IPB. Tahun 2010, Fatimah bertemu seorang pria lanjut usia yang menawarkan bawang hitam.

    “Saya coba rasanya bagus, beda dengan yang lain. Akhirnya kita coba kembangkan lebih serius dan ternyata penerimaannya bagus sekali. Growth-nya besar,” cerita Fatimah.

    Bawang hitam adalah bawang putih yang difermentasi dengan suhu dan waktu tertentu. Proses ini membuat warnanya menjadi hitam pekat, teksturnya kenyal seperti dodol, dan rasanya berubah menjadi asam manis.

    Manfaatnya banyak, antara lain meningkatkan fungsi otak dan memori, membantu mengontrol gula darah, hingga aman untuk penderita asam lambung.

    Pada 2015, Fatimah mendirikan PT Alam Scientia dengan brand utama Cardimus. Bisnis berkembang pesat hingga memiliki pabrik di Ciawi, Bogor. Kini, Cardimus mempekerjakan 12 karyawan tetap dan puluhan tenaga harian.

    Selain menjual bawang hitam, Cardimus juga mengembangkan produk turunan seperti ekstrak bawang hitam, pasta, dan suplemen kesehatan. Inovasi ini terinspirasi dari penelitian di Korea dan Tiongkok yang menunjukkan manfaat black garlic untuk radang tenggorokan hingga terapi liver.

    Tak berhenti di pasar lokal, Cardimus kini menembus pasar global. Produk Fatimah sudah diekspor ke Brunei Darussalam, Australia, Malaysia, dan Singapura.

    Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), tempat Fatimah belajar strategi ekspor dan pengembangan SDM. Ia bahkan mendapat dukungan saat mengikuti China International Import Expo 2023.

    “Karena track record kami bagus, akhirnya kami dapat pendanaan untuk tiket pesawat, akomodasi, dan lainnya dari SETC. Sebagai pengusaha UMKM, pendampingan seperti ini penting untuk upgrade ilmu dan memperluas networking,” ujar Fatimah, 60 tahun.

    Sejak bergabung dengan SETC, Cardimus rutin ikut dalam Pesta Rakyat untuk Indonesia, ajang kolaborasi pengusaha UMKM. Tahun ini, acara tersebut digelar untuk merayakan HUT ke-80 RI dan 112 tahun kiprah Sampoerna.

    Fatimah berpesan kepada pengusaha UMKM agar punya mental kuat dan impian besar.

    “Harus punya mindset untuk maju, punya impian untuk bisa. Misal, saya harus bisa ekspor. Jangan menyerah, meskipun gagal berkali-kali. Harus terus berusaha dengan hati dan pikiran untuk mencapai tujuan,” tutupnya.

    (fdl/fdl)

  • Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Banyuwangi Ijen Green Trail Run, yang digelar 6–7 September 2025, memberikan kesan tersendiri bagi ratusan pelari dari dalam dan luar negeri. Para peserta sangat terkesan dengan rute yang disuguhkan dengan menawarkan kombinasi tantangan fisik hingga panorama Geopark Gunung Ijen yang mendunia.

    Tahun ini, 378 pelari ambil bagian dalam kompetisi yang masuk dalam kalender Asia Trail Master itu. Peserta datang dari berbagai negara, seperti Singapura, Jepang, China, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, Mesir, Prancis, Belanda, hingga Jerman. Pelari dari berbagai kota di Indonesia turut meramaikan ajang ini.

    Mereka terbagi dalam empat kategori, yakni 8 km, 14 km, 25 km, dan 50 km.

    Seperti yang dirasakan Thimo Kilberth (51), pelari asal Jerman yang berhasil menjadi juara pertama kategori master men 25 km. Thimo mengaku kagum dengan keindahan sekaligus beratnya rute yang ditawarkan Banyuwangi Ijen Green Trail Run.

    “Lintasannya berat, tapi sangat indah. Apalagi saat naik ke kawah Ijen. Semuanya luar biasa,” ujarnya usai meraih garis finish.

    Bagi Thimo, pengalaman berlari di Banyuwangi sangat berbeda dibandingkan event trail run lain di berbagai negara. Fenomena alam seperti Blue Fire Kawah Ijen serta jalur menembus Gunung Ranti menjadi nilai tambah yang sulit ditemui di tempat lain.

    Sejak garis start, para pelari sudah dihadapkan dengan trek menantang. Jalur yang dilalui bervariasi mulai dari jalan setapak, jalur berbatu, tanjakan curam, hingga turunan ekstrem yang menguji daya tahan fisik dan mental.

    Meski demikian, kelelahan mereka terbayar oleh pemandangan indah berupa perkebunan hijau, hutan pinus, kebun kopi, hingga padang ilalang yang terbentang di sepanjang lintasan.

    Sama halnya dengan pelari asal Jember yang keluar sebagai juara umum kategori 50 km men, Akhmad Nizar juga mengaku banyak kesan positif yang didapat selama mengikuti event.

    “Treknya sangat menantang, komplit lewat Gunung Ranti dan Ijen. Wisatanya juga makin bagus dan ramai,” ungkapnya.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang hadir langsung menyerahkan hadiah bagi para pemenang. Pihaknga mengatakan ajang ini bukan sekadar ajang olahraga. Menurutnya, Banyuwangi Ijen Green Trail Run juga menjadi bagian dari promosi pariwisata berbasis sport tourism.

    “Jalur yang dilewati masuk dalam site Geopark Ijen. Kami ingin menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan sekaligus menguatkan branding Banyuwangi yang menekankan kekuatan alam, budaya, dan keberlanjutan,” kata Ipuk.

    Menurut Ipuk pesona Geopark Ijen yang unik dipadukan dengan jalur ekstrem, membuat ajang ini bukan hanya tantangan olahraga, tetapi juga pengembangan wisata daerah.

    Pemenang Ijen Green Trail Run 2025.

    Kategori 50 KM (Men)
    1. Akhmad Nizar (Jember)
    2. Enjelius Barung (Flores)
    3. Nobou Mori (Jepang)

    Kategori 50 KM (Women)
    1. Dian Pradina (Bali)
    2. Wong Yin Hong (Singapura)
    3. Fauziah (Palu)

    Kategori 25 KM (Umum Men)
    1. Wildan Yusuf (Banyuwangi)
    2. Ikmal Manggala (Malang)
    3. I Rahmad Faisal (Blitar)

    Kategori 25 KM (Umum Women)
    1. Nur Anisa (Banyuwangi)
    2. Citra Aprilia (Bali)
    3. –

    Kategori 25 KM (Master Men)
    1. Thimo Kilberth (Jerman)
    2. Laurent Roeykens (Belgia)
    3. I Rifki (Surabaya)

    Kategori 25 KM (Master Women)
    1. Eni Mardijanti (Sleman)
    2. Liesdawati (Makasar)
    3. Liga Wiratama (Surabaya)

    Kategori 14 KM (Men)
    1. Mohammad Ikhwan (Banyuwangi)
    2. Wawang Aruanda (Banyuwangi)
    3. Muhammad Diov (Samarinda)

    Kategori 14 KM (Women)
    1. Bintan Pratiwi (Malang)
    2. Andinna Martadinova (Depok)
    3. Yuka Kanai (Jepang)

    Kategori 8 KM (Men)
    1. Muhamad Ardy (Blitar)
    2. Akhmad Nizar (Bontang)
    3. Muhammad Rifky (Surabaya)

    Kategori 8 KM (Women)
    1. Isaura Nur Saidah (Banyuwangi)
    2. Fidyan Magfirotunnisa (Jombang)
    3. Valencia Ichwandi (Bondowoso)

    [alr/aje]

  • Energi, Kolaborasi, dan Masa Depan ASEAN

    Energi, Kolaborasi, dan Masa Depan ASEAN

    Jakarta

    Tahun 2025 menandai Golden Jubilee ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE), forum kerja sama sektor energi regional yang beranggotakan 10 perusahaan migas nasional dan otoritas energi negara ASEAN. ASCOPE telah menjadi wadah penting bagi kolaborasi energi lintas negara ASEAN, mulai dari mengelola potensi migas, membangun infrastruktur strategis, hingga memperkuat ketahanan energi kawasan.

    ASCOPE merupakan penghubung antarnegara lewat proyek migas untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi ASEAN. Secretary In Charge ASCOPE sekaligus SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Henricus Herwin menjelaskan organisasi ini harus terus beradaptasi dengan perubahan peta energi global, tantangan geopolitik, serta tuntutan transisi menuju energi bersih agar tetap relevan dan memperkuat eksistensinya di masa depan.

    “Setengah abad perjalanan ASCOPE merupakan cermin perjalanan energi ASEAN dari era eksplorasi minyak lepas pantai, pembangunan pipa gas lintas negara, hingga memasuki babak transisi energi,” ungkap Henricus dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

    Tonggak Sejarah Migas ASEAN

    ASCOPE dibentuk tahun 1975, ketika negara-negara ASEAN tengah gencar mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas untuk mendukung pembangunan ekonomi. Saat itu, kebutuhan forum kerja sama lintas negara amat terasa, terutama karena infrastruktur energi regional masih terfragmentasi. Dari sinilah lahir ASCOPE yang bertugas untuk membangun jejaring kolaborasi energi ASEAN.

    Warisan terpenting ASCOPE adalah Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) proyek yang diinisiasi oleh Gas Advocacy Task Force. Kini, lebih dari 3.600 kilometer jaringan pipa gas telah terhubung lintas negara menghubungkan Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Indonesia. Infrastruktur ini bukan hanya simbol kerja sama, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk memastikan ketersediaan energi kawasan.

    Seiring berkembangnya LNG sebagai virtual pipeline, ASCOPE turut mendorong pembangunan fasilitas regasifikasi dengan kapasitas lebih dari 58 juta ton per tahun (Mtpa) yang memperluas mobilitas gas lintas negara. Infrastruktur ini menawarkan fleksibilitas bagi negara-negara untuk memindahkan energi dari pusat produksi ke pusat konsumsi, bahkan melampaui keterbatasan jaringan pipa fisik.

    ASCOPE juga menginisiasi ASEAN Petroleum Security Agreement (APSA), perjanjian solidaritas energi untuk menghadapi potensi krisis pasokan. APSA menegaskan pentingnya perspektif keamanan energi kolektif di ASEAN.

    Disamping itu, Exploration and Production Task Force (EPTF) meluncurkan ASCOPE Decommissioning Guideline yang menstandarisasi proses penonaktifan fasilititas migas (facility decommissioning) secara aman dan andal.

    Transisi Energi Jadi Tantangan Baru

    ASEAN Energy Outlook 2024 memproyeksikan konsumsi energi kawasan akan melonjak dua kali lipat pada 2050 seiring pertumbuhan populasi yang mencapai 680 juta jiwa. Dalam hal tersebut, gas bumi akan memegang peran vital sebagai energi transisi. Tetapi dalam jangka panjang, negara-negara ASEAN sudah berkomitmen mencapai net zero emissions pada paruh kedua abad ini.

    ASCOPE tidak lagi bisa berfokus semata-mata pada migas, tetapi juga harus menjadi pendorong dalam pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), pengurangan emisi metana, hingga integrasi energi terbarukan serta pemanfaatan infrastruktur gas untuk transportasi hidrogen.

    Langkah Nyata telah Dilakukan

    Policy, Research and Capability Building Task Force menggagas penyusunan template perjanjian lintas negara untuk CCUS. Pada 2023, ASCOPE membentuk Clean Energy Task Force untuk mengeksplorasi peluang teknologi rendah karbon, memperluas diskusi mekanisme perdagangan karbon, insentif investasi energi hijau, serta strategi penggunaan jaringan pipa gas untuk transportasi hidrogen di masa depan.

    Geopolitik dan Diplomasi Energi

    Permintaan energi yang tinggi dan perubahan iklim bukan menjadi satu-satunya alasan mengapa peran ASCOPE kian relevan. Geopolitik global dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan betapa rapuhnya rantai pasok energi internasional. Krisis energi yang dipicu konflik Rusia-Ukraina, serta lonjakan harga minyak dan gas pada 2022-2023, menjadi pengingat bahwa diversifikasi pasokan, pembangunan infrastruktur bersama, dan solidaritas regional bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

    Berbeda dengan organisasi energi lain, ASCOPE beranggotakan langsung otoritas energi nasional dan BUMN migas, seperti Petroleum Authority (Brunei Darussalam), Ministry of Mines and Energy (Cambodia), Pertamina (Indonesia), Petroliam Nasional Berhad/PETRONAS (Malaysia), Lao State Fuel Company (Lao PDR), Myanma Oil and Gas Enterprise/MOGE (Myanmar), Philippine National Oil Company PNOC (Philippines), Singapore LNG Corporation Pte Ltd/SLNG (Singapore), PTT (Thailand), dan Petrovietnam (Vietnam). Kolaborasi BUMN energi ini memberi daya tawar kolektif ASEAN di panggung global dan menjadikan ASCOPE sebagai aktor strategis dalam diplomasi energi.

    Momentum 50 Tahun

    Setengah abad ASCOPE bisa dibaca sebagai cermin perjalanan energi ASEAN dari era eksplorasi minyak lepas pantai, pembangunan pipa gas lintas negara, hingga memasuki babak transisi energi. Namun agar tetap relevan, ada empat catatan penting yang perlu diperhatikan.

    1. Adanya penguatan kelembagaan

    Untuk menghadapi tantangan baru, diperlukan payung hukum dan tata kelola yang lebih kokoh, melalui ASCOPE Charter dan Governance & Institutional Framework. Piagam ini diharapkan menjadi dasar komitmen bersama dalam kerja sama energi lintas batas.

    2. Perluasan fokus ke energi bersih

    Gas bumi akan selalu memegang peran penting, tetapi relevansi ASCOPE ke depan ditentukan oleh kemampuannya mengintegrasikan agenda transisi energi. Pengembangan CCUS, mekanisme perdagangan karbon, hingga peluang hidrogen hijau perlu menjadi bagian dari peta jalan baru organisasi.

    3. Peningkatan daya tarik investasi

    ASCOPE mendorong skema insentif dan kemudahan regulasi lintas negara untuk menarik investasi energi bersih dan infrastruktur strategis ASEAN.

    4. Penguatan riset dan inovasi

    ASEAN tidak bisa hanya bergantung pada teknologi impor. Kolaborasi penelitian, pembangunan pusat riset bersama, hingga kemitraan dengan swasta dan akademisi akan menentukan seberapa cepat kawasan ini beradaptasi.

    Dahulu, cerita energi ASEAN dimulai dari kilang dan anjungan minyak. Sekarang cerita itu berkembang menjadi jaringan pipa gas lintas negara hingga integrasi energi bersih dalam sistem kelistrikan regional. Golden Jubilee ASCOPE adalah momentum emas untuk mendefinisikan babak baru energi ASEAN dengan menegaskan komitmennya menjadi motor penggerak transisi menuju masa depan energi yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif bagi Asia Tenggara.

    (ega/ega)

  • BI komitmen majukan ekonomi-keuangan digital dan perkuat konektivitas

    BI komitmen majukan ekonomi-keuangan digital dan perkuat konektivitas

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmen penuh bank sentral untuk memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan digital serta memperkuat konektivitas antarnegara melalui kerja sama dengan berbagai otoritas dan mitra strategis global maupun domestik.

    Melalui keterangannya di Jakarta, Rabu, Perry menjelaskan prioritas BI dalam ekonomi dan keuangan digital termasuk digitalisasi dan integrasi sistem pembayaran domestik dan global (retail dan wholesale), pembangunan infrastruktur digital (BI-FAST, QRIS, dan penguatan infrastruktur industri melalui SNAP dan manajemen risiko), dan konsolidasi industri.

    Di samping itu, prioritas juga mencakup keterhubungan dengan konektivitas regional, inovasi berkelanjutan dalam layanan kebanksentralan, perluasan kerja sama lintas negara, serta pengembangan Digital Rupiah sebagai instrumen strategis untuk mendukung inovasi transaksi pembayaran yang relevan dan stabilitas keuangan di era digital.

    “Pemanfaatan inovasi digital, termasuk instrumen cross-border, harus diiringi dengan sinergi dan kehati-hatian agar mampu memperkuat stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Perry.

    Ia menjelaskan, perekonomian global saat ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan pesatnya inovasi digital.

    Kedua faktor ini membentuk lanskap transaksi internasional yang semakin kompleks, termasuk pada peran bank sentral dan otoritas terkait dalam memberikan layanan jasa kebanksentralan bagi pemerintah dan stakeholders serta penyelenggaraan sistem pembayaran di era digital.

    Oleh sebab itu, penguatan konektivitas, interoperabilitas, dan kolaborasi antarnegara berperan penting dalam mendukung terciptanya ekosistem transaksi pembayaran antarnegara yang adaptif dan inklusif di era digital.

    Adapun pada Rabu (27/8), BI resmi membuka Central Banking Services Festival (CB Fest) 2025 yang diselenggarakan di Jakarta.

    CB Fest merupakan forum tahunan yang mempertemukan perwakilan bank sentral, otoritas jasa keuangan, lembaga dan kementerian, industri perbankan, serta asosiasi internasional untuk memperkuat sinergi menghadapi dinamika ekonomi global dan tantangan transaksi antarnegara di era digital.

    Pertemuan tahun ini mengusung tema “Enhancing Central Bank Services in the Digital Age: Building Resilient Cross-Border Settlement Amid Geopolitical Shifts”.

    Otoritas moneter dari Rusia, Korea, India, Filipina, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Timor Leste, Papua Nugini, Vietnam, serta Hong Kong turut hadir dalam CB Fest 2025 tersebut.

    Melalui CBFest 2025, diharapkan dapat memperkuat kerja sama antarbank sentral dan mitra strategis dalam pembayaran lintas negara yang mendukung kelancaran transaksi antarnegara serta memperkuat kerja sama ekonomi ke depan.

    Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha C. Nasir memandang, CB Fest 2025 mencerminkan komitmen BI dalam melakukan transformasi digital di tengah lanskap keuangan global saat ini.

    Sebagaimana diketahui, kondisi global dihadapkan pada persaingan geopolitik, volatilitas ekonomi, dan disruptive technology.

    Di tengah latar belakang ini, Arrmanatha menyebutkan terdapat tiga tindakan yang dapat dilakukan bersama dalam menjaga stabilitas keuangan, salah satunya kepercayaan (trust).

    Ia mengingatkan, sistem keuangan tidak akan dapat beroperasi secara optimal tanpa adanya kepercayaan publik.

    Tindakan lain yaitu keadilan (fairness) dan kerja sama (cooperation). Tanpa keadilan, sistem keuangan dapat kehilangan legitimasinya. Sedangkan kerja sama merupakan kunci ketahanan sistem keuangan di tengah inovasi teknologi yang berkembang dengan cepat.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Potret Satelit Pulau “Jadi-jadian” Tetangga RI di Laut China Selatan

    Potret Satelit Pulau “Jadi-jadian” Tetangga RI di Laut China Selatan

    China mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, meskipun terdapat klaim yang tumpang tindih oleh Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Beijing telah melakukan pekerjaan pembangunan pulau yang ekstensif di sana yang ditentang oleh Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya. (Dok. Philippine Coast Guard)

  • Indonesia memimpin penguatan UMKM di subregional ASEAN 2025-2028

    Indonesia memimpin penguatan UMKM di subregional ASEAN 2025-2028

    UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Mereka telah membuktikan daya saing melalui fleksibilitas, kreativitas, dan ketahanan di masa krisis.

    Badung, Bali (ANTARA) – Pemerintah Indonesia memimpin upaya penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selaku ketua kerja sama subregional Asia Tenggara, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina-East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) periode 2025-2028.

    “UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Mereka telah membuktikan daya saing melalui fleksibilitas, kreativitas, dan ketahanan di masa krisis,” kata Deputi Bidang Usaha Menengah, Kementerian UMKM Bagus Rachman, di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

    Indonesia resmi memegang keketuaan yang ditandai melalui pelaksanaan pertemuan Kelompok Kerja Pembangunan UMKM ke-12 BIMP-EAGA yang dilaksanakan Kementerian UMKM RI selaku tuan rumah.

    Dalam kesempatan itu, Bagus mengapresiasi keketuaan Brunei Darussalam selama tiga tahun terakhir pada forum kerja sama ekonomi tersebut, sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia membawa semangat kolaborasi baru dalam memperkuat UMKM di kawasan tersebut.

    Pasalnya, masih banyak tantangan yang harus diatasi bersama dalam memajukan UMKM di kawasan.

    Sebagai ketua yang baru, kata dia lagi, Indonesia menekankan sejumlah program prioritas yang sejalan dengan agenda nasional di antaranya penguatan ekosistem digital.

    Selanjutnya, fasilitasi legalitas dan sertifikasi produk, peningkatan akses pembiayaan, perluasan pasar domestik dan internasional, serta pengembangan kemitraan usaha berbasis klaster melalui Program Holding UMKM.

    Khusus di sektor perkebunan, ujar dia lagi, Indonesia menyoroti penguatan rantai pasok kakao sebagai salah satu komoditas unggulan yang berpotensi memperkuat kerja sama regional.

    “Kami memiliki sekitar 30,1 juta pelaku UMKM yang berperan besar dalam menyerap tenaga kerja, menghasilkan pendapatan, dan mendorong inovasi lokal,” ujarnya lagi.

    Dalam kesempatan tersebut, para delegasi dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina juga mengunjungi salah satu usaha pengolahan kakao berskala menengah di Pulau Dewata.

    Kunjungan itu bertujuan memperkuat potensi kemitraan rantai pasok antar-UMKM di kawasan, sekaligus menunjukkan peluang ekspor kakao Indonesia yang selama ini telah masuk ke pasar negara tetangga.

    Dalam pertemuan tersebut juga menghadirkan 10 pelaku UMKM lokal yang menampilkan produk unggulan sebagai wujud nyata kontribusi pelaku usaha kecil menengah dalam mendukung ekonomi berkelanjutan.

    BIMP-EAGA menjadi wadah penting untuk berbagi pengalaman, menyelaraskan kebijakan, serta merumuskan strategi bersama agar UMKM mampu bersaing di pasar regional maupun global.

    Forum yang didirikan pada 1994 tersebut merupakan inisiatif kerja sama subregional yang berfokus pada percepatan pembangunan sosial ekonomi di wilayah terpencil dan kurang berkembang di keempat negara anggotanya.

    Kerja sama itu mencakup peningkatan konektivitas, perdagangan, investasi, pariwisata, serta sektor strategis lainnya.

    Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.