Negara: Brunei

  • Ericsson Proyeksikan 180 Juta Perangkat Terkoneksi 6G pada 2031

    Ericsson Proyeksikan 180 Juta Perangkat Terkoneksi 6G pada 2031

    Bisnis.com, JAKARTA — Ericsson, produsen perangkat telekomunikasi global, memproyeksikan sekitar 180 juta perangkat akan terkoneksi dengan jaringan 6G pada 2031. Negara-negara di Asia dan Amerika Serikat akan memimpin adopsi teknologi ini.

    Ericsson Mobility Report 2025, dikutip Sabtu (22/11/2025) mengungkap melihat pola adopsi langganan pada siklus generasi seluler sebelumnya, para peneliti EMR memperkirakan bahwa peluncuran komersial pertama 6G akan dipimpin oleh penyedia layanan terdepan di pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, dan beberapa negara di kawasan Gulf Cooperation Council.

    Langganan 6G global diperkirakan akan mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal perangkat Internet of Things berbasis AI. Jumlah langganan tersebut dapat meningkat secara signifikan apabila 6G diluncurkan lebih awal dari yang ditunjukkan oleh siklus generasi sebelumnya.

    Peluncuran komersial 6G di Eropa diperkirakan akan berlangsung sekitar satu tahun lebih lambat dibandingkan negara-negara lain, berbeda dengan 5G sebelumnya, terutama karena penerapan 5G SA di kawasan tersebut relatif lebih lambat.

    Sebagai salah satu use case utama 5G yang terus berkembang, enhanced mobile broadband diperkirakan akan mencapai 6,4 miliar langganan 5G pada akhir 2031, atau sekitar dua pertiga dari seluruh langganan seluler pada saat itu. Sekitar 4,1 miliar dari jumlah tersebut—sekitar 65 persen—diperkirakan akan berbasis 5G SA.

    5G

    Hanya pada tahun 2025 saja, langganan 5G diperkirakan akan melampaui 2,9 miliar pada akhir tahun—setara dengan sekitar sepertiga dari seluruh langganan seluler saat ini—atau meningkat sekitar 600 juta langganan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dari sisi cakupan geografis, tahun 2025 mencatat peningkatan 400 juta orang di seluruh dunia yang dapat mengakses 5G. Sekitar 50 persen populasi global di luar Tiongkok daratan diperkirakan akan memiliki cakupan 5G pada akhir 2025.

    Trafik data jaringan seluler meningkat 20 persen dari kuartal ketiga 2024 hingga periode yang sama di 2025—kenaikan yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan, didorong oleh Tiongkok daratan dan India. Pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut dengan rata-rata tahunan sebesar 16 persen hingga 2031.

    Jaringan 5G diperkirakan akan menangani 43 persen dari seluruh trafik data seluler pada akhir 2025—naik dari 34 persen pada periode yang sama tahun lalu. Para ahli EMR memperkirakan angka ini akan meningkat menjadi 83 persen pada 2031.

    Fixed Wireless Access (FWA) broadband terus berkembang sebagai salah satu use case 5G. EMR November 2025 memperkirakan bahwa sekitar 1,4 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan mengakses broadband FWA pada akhir 2031, dengan 90 persen di antaranya melalui 5G.

    Tim riset EMR telah mengidentifikasi 159 penyedia layanan telekomunikasi yang saat ini menawarkan layanan FWA melalui 5G, setara dengan sekitar 65 persen dari seluruh penyedia layanan FWA. Jumlah penyedia layanan yang menawarkan paket berbasis kecepatan—model monetisasi yang umum digunakan pada broadband tetap berbasis fiber atau kabel—meningkat dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR November 2024.

    Di sisi lain, Penerbit EMR sekaligus Chief Technology Officer Ericsson Erik Ekudden mengatakan bahwa penyedia layanan telekomunikasi di seluruh dunia makin siap untuk mengadopsi dan menerapkan 5G SA guna menghadirkan konektivitas yang terdiferensiasi berdasarkan layanan berbasis nilai. 

    “Bukan sekadar paket berbasis volume data,” kata Erik, dikutip Jumat (21/11/2025). 

    Sementara itu, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei Daniel Ode mengatakan laporan ini menekankan bagaimana konektivitas yang terdiferensiasi, yang dimungkinkan oleh 5G SA dan network slicing, akan berperan penting ketika operator telekomunikasi menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat. 

    “Namun, ketersediaan spektrum yang cukup dengan harga yang terjangkau tetap menjadi faktor penting. Dengan ekosistem digital yang semakin kuat, Indonesia akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendorong transformasi digital nasional,” kata Daniel.

  • Operator Seluler Berbondong-bondong Beralih ke Jaringan 5G Standalone

    Operator Seluler Berbondong-bondong Beralih ke Jaringan 5G Standalone

    Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah operator telekomunikasi yang memanfaatkan jaringan 5G standalonne (SA) meningkat signifikan pada November 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menurut laporan Ericsson Mobility Report 2025. 

    5G standalone adalah jaringan 5G yang berjalan di atas spektrum frekuensi khusus 5G saja. Dalam satu pita, misal 700 MHz yang memiliki lebar 90 MHz, seluruhnya digunakan untuk 5G saja dan tidak ditempel dengan jaringan lainnya seperti 4G.

    Sementara itu NSA atau nonstandalone 5G adalah jaringan 5G yang berjalan dengan jaringan lain seperti 4G dan 2G pada pita yang sama. 

    Dalam laporan terbaru Ericsson disebut lebih dari 90 operator telekomunikasi kini telah meluncurkan jaringan 5G Standalone (5G SA), meningkat sekitar 30 operator telekomunikasi  dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan 20 operator telekomunikasi dibandingkan laporan EMR Juni 2025.

    Peneliti EMR juga mengidentifikasi 118 kasus di 56 operator telekomunikasi, di mana dilakukan slicing jaringan untuk menyediakan layanan konektivitas yang terdiferensiasi. 

    Dari 118 kasus, sebanyak 65 kasus yang tersebar di 33 CSP telah melewati tahap proof of concept dan kini sudah masuk ke layanan komersial.

    Layanan tersebut hadir dalam bentuk paket berlangganan atau paket add-on yang dapat digunakan oleh pelanggan konsumen maupun bisnis. Dari 65 penawaran komersial, hampir sepertiga di antaranya (21 penawaran), diluncurkan pada tahun 2025 saja.

    Penerbit EMR sekaligus Chief Technology Officer Ericsson Erik Ekudden mengatakan bahwa penyedia layanan telekomunikasi di seluruh dunia makin siap untuk mengadopsi dan menerapkan 5G SA guna menghadirkan konektivitas yang terdiferensiasi berdasarkan layanan berbasis nilai. 

    “Bukan sekadar paket berbasis volume data,” kata Erik, dikutip Jumat (21/11/2025). 

    Sementara itu, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei Daniel Ode mengatakan laporan ini menekankan bagaimana konektivitas yang terdiferensiasi, yang dimungkinkan oleh 5G SA dan network slicing, akan berperan penting ketika operator telekomunikasi menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat. 

    “Namun, ketersediaan spektrum yang cukup dengan harga yang terjangkau tetap menjadi faktor penting. Dengan ekosistem digital yang semakin kuat, Indonesia akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendorong transformasi digital nasional,” kata Daniel.

    6G

    EMR November 2025 mencakup rentang proyeksi yang baru, mulai tahun 2025 hingga akhir 2031. Periode pelaporan EMR yang baru juga mencakup perkiraan peluncuran awal layanan komersial 6G.

    Berdasarkan pola adopsi langganan pada siklus generasi seluler sebelumnya, para peneliti EMR memperkirakan bahwa peluncuran komersial pertama akan dipimpin oleh penyedia layanan terdepan di pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, dan beberapa negara di kawasan Gulf Cooperation Council.

    Langganan 6G global diperkirakan akan mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal perangkat Internet of Things berbasis AI. Jumlah langganan tersebut dapat meningkat secara signifikan apabila 6G diluncurkan lebih awal dari yang ditunjukkan oleh siklus generasi sebelumnya.

    Peluncuran komersial 6G di Eropa diperkirakan akan berlangsung sekitar satu tahun lebih lambat dibandingkan negara-negara lain, berbeda dengan 5G sebelumnya, terutama karena penerapan 5G SA di kawasan tersebut relatif lebih lambat.

    Sebagai salah satu use case utama 5G yang terus berkembang, enhanced mobile broadband diperkirakan akan mencapai 6,4 miliar langganan 5G pada akhir 2031, atau sekitar dua pertiga dari seluruh langganan seluler pada saat itu. Sekitar 4,1 miliar dari jumlah tersebut—sekitar 65 persen—diperkirakan akan berbasis 5G SA.

    Hanya pada tahun 2025 saja, langganan 5G diperkirakan akan melampaui 2,9 miliar pada akhir tahun—setara dengan sekitar sepertiga dari seluruh langganan seluler saat ini—atau meningkat sekitar 600 juta langganan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dari sisi cakupan geografis, tahun 2025 mencatat peningkatan 400 juta orang di seluruh dunia yang dapat mengakses 5G. Sekitar 50 persen populasi global di luar Tiongkok daratan diperkirakan akan memiliki cakupan 5G pada akhir 2025.

    Trafik data jaringan seluler meningkat 20 persen dari kuartal ketiga 2024 hingga periode yang sama di 2025—kenaikan yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan, didorong oleh Tiongkok daratan dan India. Pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut dengan rata-rata tahunan sebesar 16 persen hingga 2031.

    Jaringan 5G diperkirakan akan menangani 43 persen dari seluruh trafik data seluler pada akhir 2025—naik dari 34 persen pada periode yang sama tahun lalu. Para ahli EMR memperkirakan angka ini akan meningkat menjadi 83 persen pada 2031.

    Fixed Wireless Access (FWA) broadband terus berkembang sebagai salah satu use case 5G. EMR November 2025 memperkirakan bahwa sekitar 1,4 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan mengakses broadband FWA pada akhir 2031, dengan 90 persen di antaranya melalui 5G.

    Tim riset EMR telah mengidentifikasi 159 penyedia layanan telekomunikasi yang saat ini menawarkan layanan FWA melalui 5G, setara dengan sekitar 65 persen dari seluruh penyedia layanan FWA. Jumlah penyedia layanan yang menawarkan paket berbasis kecepatan—model monetisasi yang umum digunakan pada broadband tetap berbasis fiber atau kabel—meningkat dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR November 2024.

  • Presiden Prabowo dan para pemimpin ASEAN berfoto  bersama  pada KTT ke-47  di Malaysia

    Presiden Prabowo dan para pemimpin ASEAN berfoto bersama pada KTT ke-47 di Malaysia

    Minggu, 26 Oktober 2025 16:29 WIB

    Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) bergandengan tangan dengan (dari kiri) Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar Hau Khan Sum, Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Dang Hoang Giang, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, dan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone saat sesi foto bersama sebelum sesi pleno KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). Dalam rangkaian KTT Ke-47 ASEAN, para pemimpin ASEAN mengukuhkan Timor-Leste sebagai anggota penuh ke-11 ASEAN. ANTARA FOTO/Cahya Sari/app/nz

    Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono (kedua kanan) mengikuti sesi pleno KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). Dalam rangkaian KTT Ke-47 ASEAN, para pemimpin ASEAN mengukuhkan Timor-Leste sebagai anggota penuh ke-11 ASEAN. ANTARA FOTO/Cahya Sari/app/nz

    Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) bersiap mengikuti sesi foto dengan (dari kiri) Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar Hau Khan Sum, Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Dang Hoang Giang, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, dan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone sebelum sesi pleno KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). Dalam rangkaian KTT Ke-47 ASEAN, para pemimpin ASEAN mengukuhkan Timor-Leste sebagai anggota penuh ke-11 ASEAN. ANTARA FOTO/Cahya Sari/app/nz

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menbud Tegaskan Pentingnya Diplomasi Budaya dalam Perkuat Posisi RI

    Menbud Tegaskan Pentingnya Diplomasi Budaya dalam Perkuat Posisi RI

    Jakarta

    Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI menyelenggarakan Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) 2025 di Kampus Universitas Indonesia (UI).

    Berfokus pada tema Defining Cultural Diplomacy: Crossing Cultures, Weaving Worlds, konferensi yang terselenggara melalui kerja sama Kemenbud dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UI ini akan berlangsung selama dua hari dan diikuti para akademisi, diplomat, pembuat kebijakan, serta pelaku budaya dari berbagai negara.

    Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon dalam sambutannya menegaskan pentingnya diplomasi budaya sebagai kekuatan strategis dalam membangun hubungan internasional dan memperkuat posisi Indonesia di dunia.

    “Mengusung semangat ‘Defining Cultural Diplomacy: Crossing Cultures, Weaving Worlds’, IICCD mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan bagaimana budaya terus membentuk hubungan internasional serta praktik diplomasi, serta meneguhkan kembali komitmen kolektif kita untuk memajukan budaya sebagai kekuatan penting dalam peradaban global,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

    Fadli Zon juga menyoroti bahwa diplomasi budaya merupakan bagian penting dari soft power meski belum memiliki definisi tunggal yang disepakati secara global. Diplomasi budaya, menurutnya beririsan dengan diplomasi publik, penjenamaan, promosi budaya, dan industri kreatif. Karena itu, IICCD diselenggarakan sebagai ruang untuk mengkaji ulang konsep-konsep tersebut dan merumuskan fondasi diplomasi budaya yang relevan.

    “Di berbagai disiplin dan institusi, diplomasi budaya beririsan dengan diplomasi publik, nation branding, promosi budaya, hingga industri budaya. Konferensi ini menjadi ruang penting untuk mengkaji secara kritis, memperjelas konsep, serta merumuskan tujuan diplomasi budaya di abad ke-21,” ujarnya.

    Di akhir sambutannya, Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada para mitra, akademisi, dan peserta konferensi atas kontribusi dalam memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Fadli Zon berharap forum ini menjadi ruang strategis untuk membahas isu-isu kunci seperti repatriasi, keberlanjutan, warisan budaya maritim, museum, musik, budaya populer, pertukaran kreatif, media, dan sinema.

    Forum ini berperan sebagai jembatan antara teori dan praktik, serta bagian dari ekosistem kerja sama budaya seperti forum CHANDI dan Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS).

    “Semoga forum ini memperkuat tekad kita untuk menempatkan budaya di jantung dialog, kerja sama, dan kemajuan global,” sambungnya.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi, Universitas Indonesia, Chairul Hudaya, juga menyoroti peran penting dunia akademik dalam mengawal diplomasi budaya melalui riset, perspektif kritis, dan komitmen terhadap inklusivitas. Ia juga mengapresiasi IICCD dapat diselenggarakan di FISIP Universitas Indonesia.

    “Saya mengapresiasi IICCD menyediakan ruang dari berbagai latar belakang untuk meninjau kembali diplomasi budaya dalam dunia yang terus berubah. Konferensi ini mendorong kita melihat melampaui narasi yang lazim dan mengeksplorasi bagaimana praktik budaya, baik tradisional maupun kontemporer dapat berkontribusi pada perdamaian, saling pengertian, dan pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.

    Adapun Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) diikuti tak kurang dari dua ratus peserta yang terdiri dari akademisi, komunitas hingga pembuat kebijakan dengan menghadirkan para pembicara ahli di bidang Arkeologi, Antropologi, Museum, dan Hubungan Internasional dari Indonesia, Singapura, Portugal, Australia, UEA, Jerman, Kenya, dan Ukraina.

    Selama dua hari IICCD akan menjadi forum untuk merumuskan kembali diplomasi budaya melalui pengalaman lokal dan dinamika global yang terus berubah serta memperkuat kolaborasi antara institusi, akademisi, komunitas, dan pembuat kebijakan guna menghasilkan keluaran dan jejaring yang berdampak.

    Sebagai informasi, acara pembukaan IICCD turut dihadiri oleh Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Dwi Ardhani Sri Sundrijo, Perwakilan Kedutaan Besar Negara Uruguay, Belarusia, Belanda, Serbia, Somalia, Ukraina, Malaysia, Brunei, Filippina, Turki, Tanzania, dan Sudan. Mendampingi Menteri Kebudayaan hadir di antaranya Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Mardisontori.

    (akd/ega)

  • KTT ASEAN-Australia bahas kerja sama jaga perdamaian dan stabilitas kawasan

    KTT ASEAN-Australia bahas kerja sama jaga perdamaian dan stabilitas kawasan

    Selasa, 28 Oktober 2025 18:02 WIB

    Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono (kanan) bersama Perdana Menteri Kamboja Hun Manet (kedua kanan), Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (kedua kiri), dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (kiri) menyimak paparan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri, bawah) dalam KTT ASEAN-Australia ke-5 pada KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/10/2025). Pertemuan tersebut sebagai penegasan upaya kerja sama negara-negara di ASEAN bersama Australia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. ANTARA FOTO/Cahya Sari/nym.

    Suasana saat Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyampaikan paparan dalam KTT ASEAN-Australia ke-5 pada KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/10/2025). Pertemuan tersebut sebagai penegasan upaya kerja sama negara-negara di ASEAN bersama Australia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. ANTARA FOTO/Cahya Sari/nym.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ISRF 2025 Dorong Transformasi Beras Rendah Karbon di Indonesia

    ISRF 2025 Dorong Transformasi Beras Rendah Karbon di Indonesia

    Jakarta: International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 digelar di Jakarta pada 17–18 November 2025. Forum ini menegaskan urgensi transformasi sistem pertanian padi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang pasar bagi beras berkelanjutan dan rendah karbon.
     
    Menurut World Resources Institute, budidaya beras menghasilkan sekitar 1,0 gigaton CO₂e emisi gas rumah kaca yang memicu krisis iklim. Penyebabnya adalah praktik irigasi yang tidak efisien dan penggunaan agrokimia berlebih. Dengan beras sebagai makanan pokok lebih dari separuh populasi dunia, peralihan menuju sistem pertanian rendah karbon menjadi kebutuhan mendesak.
     
    ISRF 2025, yang diinisiasi Preferred by Nature bersama Sustainable Rice Platform (SRP), Rikolto, dan International Rice Research Institute (IRRI), mengangkat tema “Low Carbon Rice. High Global Impact.”
     
    Dalam forum ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui produksi beras, jagung, dan protein yang lebih produktif, berkelanjutan, dan tahan terhadap perubahan iklim.
     
    Ia menyebut, dalam 1–5 tahun ke depan, Indonesia akan membangun sektor pertanian secara besar-besaran, mulai dari varietas unggul, mekanisasi, hingga teknologi baru, dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk mitra internasional.
     
    “Tujuannya jelas, yaitu memastikan pangan bergizi dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Zulkifli Hasan.

     

    Dukungan internasional juga menguat. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Denis Chaibi, menegaskan kesiapan Uni Eropa untuk mendukung transformasi pangan Indonesia melalui program SWITCHAsia.
     
    “Kami mendorong praktik yang lebih hijau, memperkuat rantai nilai regional, dan mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan kolaborasi yang tepat, kita dapat membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia,” ujarnya.
     
    Forum yang dihadiri pembuat kebijakan, peneliti, petani, penggilingan, dan lembaga donor internasional ini menjadi ruang untuk membahas strategi konkret dalam mempercepat adopsi pertanian padi rendah karbon.
     
    Peter Feilberg, Executive Director Preferred by Nature, menilai sektor perberasan memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan iklim positif. 

    “Kita perlu menjembatani sains, kebijakan, dan praktik di lapangan agar transformasi benar-benar terjadi. Untuk itu kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama, agar rantai nilai padi menjadi lebih tangguh dan kita mendekati sistem pangan yang lebih tangguh, tanah yang lebih sehat, serta iklim yang lebih stabil,” tegasnya. 
     

    Jakarta: International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 digelar di Jakarta pada 17–18 November 2025. Forum ini menegaskan urgensi transformasi sistem pertanian padi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang pasar bagi beras berkelanjutan dan rendah karbon.
     
    Menurut World Resources Institute, budidaya beras menghasilkan sekitar 1,0 gigaton CO₂e emisi gas rumah kaca yang memicu krisis iklim. Penyebabnya adalah praktik irigasi yang tidak efisien dan penggunaan agrokimia berlebih. Dengan beras sebagai makanan pokok lebih dari separuh populasi dunia, peralihan menuju sistem pertanian rendah karbon menjadi kebutuhan mendesak.
     
    ISRF 2025, yang diinisiasi Preferred by Nature bersama Sustainable Rice Platform (SRP), Rikolto, dan International Rice Research Institute (IRRI), mengangkat tema “Low Carbon Rice. High Global Impact.”
     
    Dalam forum ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui produksi beras, jagung, dan protein yang lebih produktif, berkelanjutan, dan tahan terhadap perubahan iklim.
     
    Ia menyebut, dalam 1–5 tahun ke depan, Indonesia akan membangun sektor pertanian secara besar-besaran, mulai dari varietas unggul, mekanisasi, hingga teknologi baru, dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk mitra internasional.
     
    “Tujuannya jelas, yaitu memastikan pangan bergizi dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Zulkifli Hasan.
     
     

     
    Dukungan internasional juga menguat. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Denis Chaibi, menegaskan kesiapan Uni Eropa untuk mendukung transformasi pangan Indonesia melalui program SWITCHAsia.
     
    “Kami mendorong praktik yang lebih hijau, memperkuat rantai nilai regional, dan mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan kolaborasi yang tepat, kita dapat membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia,” ujarnya.
     
    Forum yang dihadiri pembuat kebijakan, peneliti, petani, penggilingan, dan lembaga donor internasional ini menjadi ruang untuk membahas strategi konkret dalam mempercepat adopsi pertanian padi rendah karbon.
     
    Peter Feilberg, Executive Director Preferred by Nature, menilai sektor perberasan memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan iklim positif. 

    “Kita perlu menjembatani sains, kebijakan, dan praktik di lapangan agar transformasi benar-benar terjadi. Untuk itu kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama, agar rantai nilai padi menjadi lebih tangguh dan kita mendekati sistem pangan yang lebih tangguh, tanah yang lebih sehat, serta iklim yang lebih stabil,” tegasnya. 
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Kemenperin Pamer Produk Farmasi dan Kosmetik RI Tembus Pasar Amerika hingga Eropa

    Kemenperin Pamer Produk Farmasi dan Kosmetik RI Tembus Pasar Amerika hingga Eropa

    JAKARTA – Industri farmasi dan kosmetik Indonesia disebutkan banyak melakukan ekspor ke Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Oseania. Capaian ekspor itu mencakup berbagai kategori, mulai dari produk perawatan diri, kosmetik, obat-obatan, suplemen kesehatan hingga bahan baku seperti minyak atsiri.

    Di sektor industri kosmetik dan perawatan diri, perusahaan Indonesia berhasil menembus pasar dengan produk-produk inovatif. PT Prioritas Jaya Indonesia misalnya, telah mengekspor varian sabun pepaya (merek Jinzu dan Thai) ke Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Nigeria dan Kepulauan Pasifik.

    Selain itu, varian parfum (merek Honor dan Vlagio) juga telah diekspor ke Malaysia dan Filipina. Hal serupa juga dilakukan oleh PT Malidas Sterilindo yang mengekspor sabun mandi dan sampo dengan merek dorzu ke Malaysia. PT Gemma Natura Lestari juga menorehkan capaian dengan mengekspor produk merek Shumi ke Jepang dan merek Secrets ke Nigeria.

    Kekuatan manufaktur Indonesia juga didukung oleh pabrik-pabrik berskala global. PT Yasulor Indonesia (LOréal), yang merupakan pabrik LOréal grup terbesar di dunia mendedikasikan 60 persen kapasitas produksinya untuk pasar ekspor.

    Produknya telah menjangkau hampir 20 negara, termasuk negara-negara di ASEAN, Uni Emirat Arab, Pakistan, Australia, Korea dan Afrika Selatan. Demikian pula Unilever Indonesia dengan berbagai mereknya yang telah mengekspor beragam produknya ke 22 negara.

    Di sektor industri farmasi, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk telah berhasil mengekspor produk-produk andalannya ke Filipina, Hong Kong dan Uni Emirat Arab.

    BUMN Farmasi, PT Indofarma Tbk, turut berkontribusi dengan mengekspor enam produk obat ke Afghanistan, tiga produk obat ke Singapura dan dua produk obat ke Kamboja. PT Phapros juga telah mengekspor berbagai jenis produk obat dan suplemen kesehatan ke Timor Leste, Peru dan Kamboja.

    Grup farmasi besar, seperti Dexa Group menunjukkan jangkauan ekspor sangat luas, mencakup negara-negara di Asia Tenggara (Filipina, Myanmar), Eropa (Inggris, Belanda, Polandia), Benua Amerika (Amerika Serikat, Kanada) dan Afrika (Nigeria). PT Konimex juga telah mengekspor berbagai jenis produknya ke Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, China, Jepang, Arab Saudi dan Kanada.

    Keunikan produk herbal Indonesia juga diminati oleh pasar global. PT Setia Kawan Abadi, misalnya, berhasil mengekspor produk Golden Koffie dan Go-Slim ke Nigeria serta produk Pinoy Jamu Booster dan Integra ke Filipina.

    Selain itu, PT Sinkona Indonesia Lestari tercatat telah mampu mengekspor berbagai jenis minyak atsiri yang selama ini digunakan sebagai bahan baku kosmetik, seperti: minyak nilam, minyak sereh wangi dan minyak pala ke berbagai negara.

    Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier menyebut, keberhasilan ekspor itu adalah validasi atas standar kualitas tinggi dan inovasi yang diterapkan oleh industri farmasi dan kosmetik Indonesia.

    “Kami melihat permintaan terus meningkat untuk produk-produk yang menggabungkan bahan alami berkualitas dengan teknologi modern. Kemampuan menembus pasar beragam ini membuktikan produk Indonesia memiliki daya saing global,” ujar Taufiek dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 15 November.

    Menurut Taufiek, pencapaian tersebut menegaskan bertambahnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap standar, kualitas dan inovasi produk farmasi dan kosmetik buatan Indonesia.

    “Pencapaian ini menunjukkan resiliensi dan pertumbuhan sektor manufaktur strategis Indonesia dan tidak hanya berkontribusi signifikan terhadap devisa negara, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai produsen farmasi dan kosmetik berkualitas di kancah dunia,” pungkasnya.

  • Talenta Muda RI Siap Ubah Dunia, Asal 5G Dipercepat!

    Talenta Muda RI Siap Ubah Dunia, Asal 5G Dipercepat!

    Jakarta

    Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, Daniel Ode, menyatakan keyakinannya bahwa talenta digital muda Indonesia memiliki kapasitas untuk mengubah masa depan industri teknologi global. Namun, ia menegaskan bahwa percepatan pembangunan jaringan 5G menjadi syarat utama agar inovasi tersebut benar-benar dapat berkembang dan diadopsi industri.

    Pernyataan itu disampaikan Daniel dalam interview usai acara Ericsson Hackathon 2025, yang mempertemukan ratusan talenta muda untuk mengembangkan solusi berbasis 5G dan kecerdasan buatan (AI).

    Daniel menjelaskan bahwa 5G harus dipahami sebagai platform. Nilainya tidak muncul hanya dari jaringan yang dibangun, tetapi dari aplikasi dan use case yang berkembang di atasnya.

    “Platform itu tidak ada artinya kalau tidak ada yang berjalan di atasnya. Sama seperti App Store tanpa aplikasi. Begitu pula 5G-nilai sebenarnya muncul ketika ada inovasi,” ujarnya.

    Karena itu, ia menilai hackathon menjadi katalis penting untuk mempercepat lahirnya aplikasi 5G di Indonesia. “Acara seperti ini menggerakkan lalu lintas inovasi ke platform 5G. Itulah yang membuat ekosistemnya hidup.”

    Terpukau dengan Energi Talenta Digital Indonesia

    Daniel mengaku terkesan dengan antusiasme dan kualitas ide para peserta tahun ini. Bahkan sebelum menyaksikan presentasi final, ia langsung merasakan atmosfer yang berbeda.

    “Saya masuk dan langsung merasa ada energi. Ketika mahasiswa mengembangkan solusi nyata, auranya itu langsung terasa,” katanya.

    Ia menilai tiga tim pemenang menunjukkan kemampuan yang sangat matang. “Give it a year or two. Saya ingin lihat bagaimana mereka berkembang. Ide mereka sudah sangat advance.”

    Walaupun ditanya soal “favorit”, Daniel menjawab diplomatis namun tegas bahwa semua peserta menunjukkan pendekatan kuat dalam menyelesaikan masalah riil.

    Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, Daniel Ode, Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Daniel menekankan bahwa solusi teknologi tidak boleh berhenti pada konsep futuristis. Harus ada relevansi dengan kehidupan nyata.

    “Ketika kamu mengambil masalah hari ini, lalu menyelesaikannya dengan digitalisasi, di situlah nilai platform itu muncul. Kecepatan, produktivitas, dan efisiensi-itulah yang membuat 5G relevan untuk industri,” jelasnya.

    5G Innovation Lab

    Daniel menegaskan bahwa inovasi tidak boleh berhenti di ajang hackathon. Ericsson telah menyiapkan 5G Innovation Lab yang berfungsi sebagai ruang kolaborasi bagi industri, akademisi, dan developer.

    “Tidak perlu menunggu hackathon. Lab kami sudah ada, sudah beroperasi. Developer bisa datang, industri bisa menyampaikan masalah mereka, dan kita kembangkan bersama,” ujarnya.

    Ericsson juga mulai mendorong model business matching agar solusi yang lahir dari kompetisi tidak berhenti sebagai proyek eksperimental. “Kami ingin solusi ini benar-benar digunakan industri dalam satu atau dua tahun ke depan.”

    Jaringan 5G Harus Digenjot

    Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Ketika ditanya tentang tantangan talenta digital Indonesia, Daniel menjawab dengan tegas:

    “Saya tidak melihat tantangan. Saya melihat peluang.” ungkapnya.

    Menurutnya, generasi muda Indonesia tumbuh sebagai digital natives yang haus informasi dan memiliki motivasi kuat untuk berkontribusi. “Mereka ingin belajar, ingin mengubah dunia. Itu modal besar.”

    Namun demikian, Daniel menilai industri butuh dukungan infrastruktur agar ide-ide tersebut dapat diwujudkan.

    Daniel menekankan bahwa percepatan adopsi 5G merupakan faktor krusial bagi Indonesia untuk bersaing di level global.

    “Jika infrastrukturnya tidak ada, sulit bagi inovasi untuk berkembang. Ketika 5G benar-benar tersedia luas, akan lahir lebih banyak use case dan teknologi baru,” ujarnya.

    Ia mengingatkan bahwa 5G adalah pondasi bagi kolaborasi lintas sektor-universitas, startup, pemerintah, dan industri. “Ketika semua aktor duduk bersama, efeknya bisa berlipat. One plus one can be three.”

    Pesan untuk Talenta Muda Indonesia

    Di akhir wawancara, Daniel memberikan pesan spesial bagi generasi muda Indonesia yang ingin berkarier di bidang teknologi dan jaringan masa depan:

    “Jangan takut. Rangkullah teknologi baru. Hari ini kita lihat AI yang masih dasar. Besok, mesin berbicara dengan mesin, AI agent dengan AI agent. Itu akan mengubah semuanya. Kita butuh talenta yang berpikiran terbuka untuk menyongsong masa depan itu.”

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemkomdigi Bakal Bikin SE Laporan Talenta Digital untuk Global-Tech”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Transaksi Video Commerce Melonjak 90%, Penggerak E-Commerce RI

    Transaksi Video Commerce Melonjak 90%, Penggerak E-Commerce RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Google mengungkap fitur video commerce menjadi motor penggerak pertumbuhan industri e-commerce pada tahun ini, dengan total transaksi yang terjadi melalui fitur tersebut meningkat 90% dibandingkan tahun lalu. 

    Google membaca pola bebelanja masyarakat bergeser dari yang awalnya hanya melihat katalis produk menjadi menonton video untuk mendapat informasi yang lebih lengkap.

    Country Director Google Indonesia, Veronica Utami mengatakan video commerce memberikan perubahan yang signifikan di e-commerce dan membuat transaksi menjadi lebih aktif. ”Video commerce sudah mendorong peningkatan masif dari tahun ke tahun dan mencapai angka fenomenal 2,6 miliar transaksi,” kata Veronica dilansir dari Antara, Jumat (14/11/2025).

    Veronica mengatakan transaksi melalui format video interaktif melonjak 90% dengan total mencapai 2,6 miliar transaksi dalam setahun terakhir sehingga menjadikan Indonesia pemimpin regional di Asia Tenggara untuk sektor ini. Dia menegaskan, fenomena ini menjadi bukti perubahan signifikan perilaku belanja masyarakat.

    Laporan “e-Conomy SEA 2025” menunjukkan pertumbuhan pendapatan digital di Asia Tenggara stabil di angka 15% per tahun, dengan e-commerce dan video commerce menjadi pendorong utama diversifikasi sumber pendapatan baru.

    Diketahui berbagai platform e-commerce saat ini telah memiliki video commerce. Shopee memiliki fitur Shopee Live untuk penjual dan pembeli melakukan interaksi langsung dalam format video.

    TikTok Shop dan Tokopedia juga memiliki live shopping di mana seller dapat mempromosikan produk mereka dan berinteraksi dengan lebih aktif. Lazada dan Blibli telah memungkinkan pengguna menonton dan langsung membeli produk yang sedang ditampilkan saat live streaming.

    Sebelumnya, nilai transaksi ekonomi digital atau gross merchandise value (GMV) di kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$99 miliar atau sekitar Rp1.656 triliun (kurs Rp16.737 per dolar AS) pada 2025. 

    Proyeksi ini tercantum dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi digital Asia Tenggara terus tumbuh pesat dengan pertumbuhan dua digit setiap tahunnya, meski menghadapi tekanan makroekonomi global.

    GMV kawasan tercatat sebesar US$76 miliar atau sekitar Rp1.271 triliun pada 2023, kemudian naik 15% menjadi US$87 miliar atau sekitar Rp1.455 triliun pada 2024, dan kembali diproyeksikan meningkat 14% menjadi US$99 miliar atau sekitar Rp1.656 triliun pada 2025.

    Penambahan negara seperti Brunei, Kamboja, Laos, dan Myanmar dalam analisis terbaru menunjukkan kontribusi sekitar 2% terhadap total GMV regional.

    Sektor e-commerce tetap menjadi penyumbang terbesar dengan nilai GMV diperkirakan mencapai US$185 miliar atau sekitar Rp3.096 triliun pada 2025, naik dari US$181 miliar atau sekitar Rp3.029 triliun pada 2024.

    Sektor perjalanan (travel) dan pariwisata digital yang sempat tertekan akibat pandemi kini menunjukkan pemulihan kuat dengan GMV mencapai US$51 miliar atau sekitar Rp853 triliun, sementara transportasi dan layanan makanan digital menyumbang US$34 miliar atau sekitar Rp569 triliun.

    Adapun sektor media daring mencatat nilai transaksi sekitar US$31 miliar atau sekitar Rp519 triliun pada tahun yang sama.

    Dari sisi pendapatan (revenue), ekonomi digital Asia Tenggara juga menunjukkan tren positif. Total pendapatan tercatat sebesar US$76 miliar atau sekitar Rp1.271 triliun pada 2023, naik menjadi US$87 miliar atau sekitar Rp1.455 triliun pada 2024, dan diperkirakan mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.674 triliun pada 2025.

    Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan efisiensi monetisasi di berbagai platform digital, dari e-commerce hingga media daring, yang kini makin canggih berkat integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).

  • Film Baru MD Entertainment Ahlan Singapore Tampilkan Sisi Romantis Singapura

    Film Baru MD Entertainment Ahlan Singapore Tampilkan Sisi Romantis Singapura

    Jakarta: MD Entertainment mengumumkan film terbaru, Ahlan Singapore. Tak hanya menyajikan drama cinta, film ini juga menampilkan berbagai lokasi menarik di Singapura, mulai dari destinasi populer hingga hidden gem-nya. 

    Ahlan Singapore dijadwalkan tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam pada Februari 2026 sebelum didistribusikan di layanan streaming populer.
     
    Mengisahkan tentang perjalanan emosional seorang mahasiswa Indonesia di Singapura, film ini menampilkan deretan bintang termasuk Rebecca Klopper, Kiesha Alvaro, Ibrahim Risyad, Ferry Salim, Putri Ayudya, Alya Rohali, dan Emilat Morshedi.
     
    Founder dan CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi, mengungkapkan bahwa pemilihan Singapura sebagai lokasi syuting didasari oleh kedekatan budaya serta relevansinya dengan karakter dan cerita yang ingin dihadirkan.
     
    “Cerita ini akan familiar bagi penonton namun juga menawarkan perspektif baru. Berbagai lokasi di Singapura dan infrastruktur modern membuatnya cocok untuk kebutuhan syuting,” jelas Manoj, dalam acara Penandatanganan MoU antara MD Entertainment dan Singapore Tourism Board (STB), Kamis, 6 November 2025. 
     
    Menurutnya, aksesibilitas dan lingkungan multikultural kota tersebut juga sangat mendukung kebutuhan produksi. Ia optimistis film ini akan mendapat sambutan positif dari penonton Indonesia maupun negara tetangga.
     

     

    Kolaborasi dengan Singapore Tourism Board (STB)
    Tak hanya syuting di Singapura, film Ahlan Singapore sekaligus menjadi salah satu bentuk kerja sama antara MD Entertainment dengan Singapore Tourism Board. Kemitraan ini akan berlangsung selama dua tahun. 
     
    Terrence Voon, Executive Director Southeast Asia Singapore Tourism Board (STB), menyampaikan antusiasmenya atas kerja sama ini. Ia menilai kolaborasi dengan MD Entertainment menjadi peluang strategis untuk memperkenalkan Singapura melalui lensa sinema Indonesia.
     
    “Kolaborasi ini memungkinkan kami menyajikan Singapura dengan cara yang dapat terhubung dengan penonton Indonesia,” ujar Terrence.
     
    Ia berharap film tersebut dapat meningkatkan minat wisata ke Singapura sekaligus memperkuat hubungan dengan Indonesia sebagai pasar pengunjung terbesar di Asia Tenggara.
     
    Kemitraan ini juga diharapkan dapat memperkenalkan berbagai destinasi dan pengalaman Singapura kepada pemirsa di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebagaimana rencananya, Ahlan Singapore akan menampilkan berbagai lokasi di Singapura, mulai dari destinasi populer hingga spot-spot baru yang belum banyak dikenal publik.

     

    Jakarta: MD Entertainment mengumumkan film terbaru, Ahlan Singapore. Tak hanya menyajikan drama cinta, film ini juga menampilkan berbagai lokasi menarik di Singapura, mulai dari destinasi populer hingga hidden gem-nya. 
     
    Ahlan Singapore dijadwalkan tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam pada Februari 2026 sebelum didistribusikan di layanan streaming populer.
     
    Mengisahkan tentang perjalanan emosional seorang mahasiswa Indonesia di Singapura, film ini menampilkan deretan bintang termasuk Rebecca Klopper, Kiesha Alvaro, Ibrahim Risyad, Ferry Salim, Putri Ayudya, Alya Rohali, dan Emilat Morshedi.
     
    Founder dan CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi, mengungkapkan bahwa pemilihan Singapura sebagai lokasi syuting didasari oleh kedekatan budaya serta relevansinya dengan karakter dan cerita yang ingin dihadirkan.
     
    “Cerita ini akan familiar bagi penonton namun juga menawarkan perspektif baru. Berbagai lokasi di Singapura dan infrastruktur modern membuatnya cocok untuk kebutuhan syuting,” jelas Manoj, dalam acara Penandatanganan MoU antara MD Entertainment dan Singapore Tourism Board (STB), Kamis, 6 November 2025. 
     
    Menurutnya, aksesibilitas dan lingkungan multikultural kota tersebut juga sangat mendukung kebutuhan produksi. Ia optimistis film ini akan mendapat sambutan positif dari penonton Indonesia maupun negara tetangga.
     

     

    Kolaborasi dengan Singapore Tourism Board (STB)

    Tak hanya syuting di Singapura, film Ahlan Singapore sekaligus menjadi salah satu bentuk kerja sama antara MD Entertainment dengan Singapore Tourism Board. Kemitraan ini akan berlangsung selama dua tahun. 
     
    Terrence Voon, Executive Director Southeast Asia Singapore Tourism Board (STB), menyampaikan antusiasmenya atas kerja sama ini. Ia menilai kolaborasi dengan MD Entertainment menjadi peluang strategis untuk memperkenalkan Singapura melalui lensa sinema Indonesia.
     
    “Kolaborasi ini memungkinkan kami menyajikan Singapura dengan cara yang dapat terhubung dengan penonton Indonesia,” ujar Terrence.
     
    Ia berharap film tersebut dapat meningkatkan minat wisata ke Singapura sekaligus memperkuat hubungan dengan Indonesia sebagai pasar pengunjung terbesar di Asia Tenggara.
     
    Kemitraan ini juga diharapkan dapat memperkenalkan berbagai destinasi dan pengalaman Singapura kepada pemirsa di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebagaimana rencananya, Ahlan Singapore akan menampilkan berbagai lokasi di Singapura, mulai dari destinasi populer hingga spot-spot baru yang belum banyak dikenal publik.
     
     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)