Negara: Brasil

  • Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Potensi Risiko Bila RI Beli Minyak Rusia usai Gabung BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan sejumlah hal sebelum benar-benar memutuskan membeli minyak mentah dari Rusia.

    Potensi pembelian minyak dari Rusia itu semula disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Hal ini seiring dengan bergabungnya Indonesia dengan forum ekonomi BRICS. 

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum RI membeli minyak dari Rusia. Maklum, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.

    Memang, kata Fabby, harga minyak Rusia lebih murah karena negara tersebut memberikan diskon. Namun, Indonesia juga perlu melihat sisi lain.

    Dia menuturkan, sanksi kepada Rusia tak hanya kepada negara saja, tetapi Barat juga ikut memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang membantu Negeri Beruang Merah.

    Fabby mencontoh industri perkapalan dan asuransi pengapalan ikut kena sanksi karena membantu Rusia mengekspor minyak. Dengan sanksi tersebut, bisa jadi pembeli minyak dari Rusia menjadi cukup mahal.

    “Bisa saja harga minyak Rusia murah, di bawah harga pasar, tapi bagaimana dengan biaya yang lain? Walaupun saya kira masih lebih murah daripada beli internasional ya ujung-ujungnya, tapi ini semuanya harus dihitung,” jelas Fabby kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Selain itu, sebelum membeli minyak Rusia, Indonesia juga perlu mempertimbangkan implikasi yang mungkin dihadapi. Fabby menjelaskan sanksi embargo kepada Rusia diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

    Menurutnya, jika Indonesia membeli minyak dari Rusia, bisa saja AS dan Eropa menganggap RI mendukung negara beribu kota Moskow itu. Oleh karena itu, Fabby menilai hal ini bisa mengancam hubungan Indonesia dengan AS dan Eropa.

    Apalagi, diplomasi Indonesia dengan AS dan Eropa cukup luas, mulai dari perdagangan hingga industri keuangan.

    “Nah, ini yang perlu jadi pertimbangan kita. Apakah dalam jangka panjang hubungan diplomatik kita dengan negara-negara tersebut akan terganggu atau tidak?” kata Fabby.

    “Karena nanti misalnya di internasional saja, Indonesia misalnya menyuarakan untuk kepentingan kita, itu kan harus dapat dukungan dari negara-negara itu juga,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, Fabby mengingatkan Indonesia juga harus mempertimbangkan kesesuaian karakteristik minyak Rusia dengan kilang yang dimiliki di Tanah Air.

    Menurutnya, kilang Indonesia memiliki kriteria minyak kadar tertentu agar bisa memberikan hasil yang optimal. Karenanya, kadar atau karakteristik minyak Rusia juga harus menjadi perhatian. Sebab, hal ini pun akan menentukan harga minyak yang dijual kepada masyarakat.

    “Tentunya perlu jadi pertimbangan untuk nanti melihat apakah akhirnya harga produknya kompetitif?” kata Fabby.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut azas bebas aktif. Dengan kata lain, Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan negara mana saja selama tidak melanggar aturan, termasuk membeli minyak Rusia.

    “Ketika kita bangun [kerja sama] dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Dia pun mengatakan Indonesia bakal tetap mengambil peluang kerja sama dengan negara mana saja selama itu menguntungkan. Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi negara anggota BRICS, tetapi juga dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

    “Artinya, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD, itu saya pikir nggak ada masalah,” kata Bahlil.

  • Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak masalah jika Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara di periode jabatan keduanya.

    Menurut Airlangga, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanya saat ditemui di sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. 

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • Aplikasi FaceApp Bikin Apple dan Google Kena Denda Jutaan Dollar

    Aplikasi FaceApp Bikin Apple dan Google Kena Denda Jutaan Dollar

    Jakarta

    Pernah dengan aplikasi FaceApp? Ya, aplikasi yang dirilis tahun 2016 dan menjadi viral pada 2019 karena bisa mengubah wajah menjadi tua itu.

    Aplikasi ini membuat Apple dan Google kena denda sebesar USD 3,1 juta atau sekitar Rp 50 miliar di Brasil karena mendistribusikan aplikasi itu lewat App Store dan Google Play, demikian dikutip detikINET dari Apple Insider, Senin (13/1/2025).

    Pangkal permasalahannya adalah pencurian data pengguna yang dilakukan FaceApp, dan menggunakan celah di kontrak hukum yang ‘disetujui’ oleh para penggunanya. Dua hal ini yang dipermasalahkan oleh Pemerintah Brasil.

    Saat itu, FaceApp memang dituding menyimpan foto-foto pengguna di server mereka, tanpa seizin pengguna. Bahkan Amerika Serikat pun menyebut FaceApp berpotensi menjadi ancaman karena keterkaitannya dengan Rusia.

    Sekalipun Apple dan Google tidak terlibat dalam pengembangan FaceApp, mereka dianggap terlibat dalam mendistribusikan aplikasi ini di Brasil, dan hal itu dianggap melanggar hukum.

    Hakim Douglas de Melo Martins menyebut undang-undang di Brasil melarang pengumpulan data berjumlah besar dan tanpa seizin pemilik data, yang tercantum dalam Brazilian Civil Rights Framework for the Internet, atau semacam UU perlindungan data pribadi, yang mengatur penggunaan internet dan platform digital di Brasil.

    Selain dianggap mengumpulkan data pengguna tanpa izin, FaceApp juga dianggap tidak menyediakan aturan penggunaan dan kebijakan privasi yang layak, karena tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis.

    Selain denda USD 3,1 juta itu, hakim juga memerintahkan Apple dan Google untuk membayar kompensasi sebesar USD 82 untuk setiap warga Brazil yang mengunduh dan menggunakan FaceApp sejak Juni 2020.

    Menanggapi putusan ini, Apple berkilah mereka tak punya kontrol terhadap aturan penggunaan dan kebijakan privasi FaceApp, karena hal itu didistribusikan dan diatur oleh pihak ketiga.

    Apple juga berargumen kalau data yang dikumpulkan oleh FaceApp sudah mengikuti standar internasional.

    Google juga punya argumen yang mirip, yaitu berkilah hanya mendistribusikan aplikasi lewat Google Play dan tidak bertanggung jawab atas aturan penggunaan FaceApp.

    Namun menurut hakim, kedua raksasa teknologi itu punya peran aktif dalam rantai konsumen, yaitu menyediakan infrastruktur dan kondisi operasional untuk FaceApp. Ia percaya bahwa Apple dan Google ikut berkontribusi terhadap pelanggaran yang dilakukan aplikasi tersebut terhadap UU di Brasil.

    (asj/fay)

  • 10 Perusahaan Terbesar di Dunia 2024 Versi Fortune 500

    10 Perusahaan Terbesar di Dunia 2024 Versi Fortune 500

    Pada tahun 2024, Fortune kembali merilis Daftar Perusahaan Terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Sejumlah perusahaan berhasil mencatatkan jumlah pendapatan signifikan di industri yang ditekuninya.

    Sebagian besar raksasa perusahaan tersebut berasal dari Amerika Serikat dengan jangkauan pasar luas. Selain Amerika Serikat, perusahaan terkemuka lainnya juga berasal dari Asia dengan operasi global yang luas. 

    Penasaran siapa saja perusahaan terbesar di dunia versi Fortune 500? Simak daftar perusahaan yang menarik untuk diketahui di bawah ini.

    1. Walmart

    Walmart merupakan perusahaan retail multinasional ternama dengan jaringan terluas di dunia. Didirikan oleh Sam Walton, Walmart mulai beroperasi di tahun 1962.

    Saat ini, perusahaan asal Amerika Serikat ini berhasil menduduki posisi teratas dalam bisnis retail. Walmart telah mengoperasikan jaringan retail di sejumlah negara yang mencakup toko kelontong, department store, dan hypermart. 

    Dengan jaringan yang luas, Walmart mampu meraih jumlah pendapatan yang signifikan. Dilansir Fortune 500, raksasa perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sekitar 648,12 miliar dolar AS.

    2. Amazon

    Siapa yang tidak kenal dengan Amazon. Platform belanja online asal Amerika Serikat ini termasuk perusahaan multinasional terbesar berdasarkan jumlah pendapatannya.

    Diketahui Amazon sukses mencatatkan pendapatan sebesar 574,78 miliar dolar AS dan menjadikannya sebagai perusahaan terbesar di dunia 2024.

    Untuk bisa berada di posisi ini, Amazon ternyata awalnya hanya sebuah platform untuk menjual buku. Kala itu, Jeff Bezos hanya menjalankan bisnisnya di garasi rumahnya.

    Kini, Amazon bertransformasi menjadi raksasa e-commerce yang menawarkan berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, produk digital, dan lain sebagainya.

    3. State Grid Corporation of China

    Bergeser ke Benua Asia, terdapat State Grid yang berhasil menempati posisi teratas dalam daftar perusahaan ini. State Grid merupakan penyedia layanan listrik milik negara asal China.

    Perusahaan ini menjadi andalan masyarakat China untuk mengakses kebutuhan listrik. Tidak heran, skala bisnisnya besar karena harus memasok sebagian besar listrik di sana.

    Dalam melakukan kegiatan usahanya, State Grid juga bergerak dalam industri energi terbarukan. Bahkan, perusahaan asal China ini menjadi pemain utama dalam inovasi energi terbarukan.

    Dari segi pendapatan perusahaannya, State Grid mampu mencapai angka 545,94 miliar dolar AS.

    4. Saudi Aramco

    Perusahaan terbesar di dunia 2024 berikutnya adalah Saudi Aramco. Tercatat perusahaan asal Arab Saudi ini berhasil meraih pendapatan sekitar 494, 89 miliar dolar AS.

    Dalam industri migas dunia, Saudi Aramco berada di posisi teratas. Hal tersebut dibuktikan dengan pendapatan yang dimilikinya. Saudi Aramco diperkirakan memiliki total pendapatan sebesar 494,89 miliar dolar AS.

    5. Sinopec Group

    Di peringkat kelima, terdapat Sinopec Group yang bergerak di sektor migas dan petrokimia terbesar. Perusahaan konglomerat asal China ini diketahui memiliki pendapatan sebesar 429,7 miliar dolar AS.

    Sinopec Group menaungi perusahaan China Petroleum and Chemical Corporation, perusahaan energi terbesar dan berpusat di Beijing. Perusahaan ini juga merupakan joint owner dari sejumlah usaha petrokimia di berbagai wilayah mulai dari Laut Utara hingga Afrika dan Brasil.

    Termasuk pemain utama dalam industri energi, Sinopec Group aktif beroperasi dalam proses hulu ke hilir, mulai dari eksplorasi hingga penjualan produk hingga sampai ke tangan konsumen.

    6. China National Petroleum Corporation

    Berbicara tentang pendapatan, perusahaan terbesar di dunia 2024 satu ini juga tidak kalah dengan perusahaan lainnya. China National Petroleum Corporation (CNPC) diperkirakan memiliki jumlah pendapatan sebesar 421,71 miliar dolar AS.

    Masih berasal dari Asia, China National Petroleum adalah perusahaan minyak multinasional terbesar. Sebagai penyedia jasa ladang minyak, perusahaan menawarkan berbagai produk bahan bakar dan gas alam.

    Selain beroperasi di dalam negeri, CNPC juga melebarkan sayapnya di pasar global meliputi Amerika Utara hingga Eropa Timur.

    7. Apple

    Perusahaan teknologi multinasional satu ini berhasil mengamankan posisi ketujuh dengan pendapatan sekitar 383,28 miliar dolar AS. 

    Apple memang dikenal sebagai perusahaan teknologi yang memproduksi perangkat elektronik ternama. Mulai dari iPhone, Mac, Apple Watch, dan Airpods. 

    Selain produk canggih yang ditawarkan, Apple juga menawar layanan streaming musik dan radio, Apple Music kepada penggunanya.

    Produknya juga sangat diminati konsumen sehingga memiliki jaringan pasar luas. Tidak heran, gerai iBox banyak ditemui di sejumlah negara, termasuk Indonesia.  

    8. UnitedHealth Group

    Berdasarkan pendapatannya, peringkat kedelapan berhasil ditempati oleh UnitedHealth Group. Diketahui UnitedHealth Group mencatatkan pendapatan sebesar 371,62 miliar dolar AS. 

    Bergerak di industri kesehatan, perusahaan ini menyediakan layanan kesehatan terpadu bagi pengusaha, usaha kecil, dan individu. Hal tersebut mencakup manajemen pelayanan kesehatan, perangkat perawatan, dan manajemen farmasi.

    9. Berkshire Hathaway

    Dalam daftar perusahaan terbesar di dunia 2024 versi Fortune 500, Berkshire Hathaway berhasil menempati peringkat 10 besar, tepatnya posisi kesembilan.

    Perusahaan konglomerat multi-industri ini dipimpin oleh investor Warren Buffett. Berdiri pada tahun 1965, Berkshire Hathaway bergerak di bidang asuransi, utilitas, dan angkutan kereta api.

    Lewat industri yang ditekuninya, perusahaan asal Amerika Serikat ini memiliki portofolio bisnis yang komprehensif. Tidak heran, pendapatan yang dimilikinya bisa mencapai angka 364,48 miliar dolar AS.

    10. CVS Health

    CVS Health menjadi penutup dalam daftar perusahaan ini. Bergerak di industri farmasi, CVS Health memiliki jaringan apotek terbesar di Amerika Serikat.

    Selain gerai toko obat, CVS Health juga menyediakan aplikasi kesehatan yang bisa diakses dengan mudah. Mulai dari Aetna Health, CVS Caremark, CVS Pharmacy, hingga CVS Specialty.

    Dengan jaringan yang luas, CVS Health berhasil memiliki jumlah pendapatan sebesar 357,77 miliar dolar AS,

    Demikian beberapa perusahaan terbesar di dunia 2024 versi Fortune Global 500 dengan pendapatan tertinggi. Semoga bermanfaat!

  • Pertamina Buka Suara soal Wacana Impor Minyak dari Rusia

    Pertamina Buka Suara soal Wacana Impor Minyak dari Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) buka suara soal potensi pembelian minyak mentah dari Rusia usai Indonesia resmi bergabung dengan forum ekonomi BRICS.

    BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen menuturkan pihaknya membuka kesempatan yang sama untuk semua jenis minyak dari negara manapun.

    Dia menjelaskan, KPI dalam melakukan pengadaan feedstock/bahan baku berupa minyak mentah disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan keekonomian kilang menyesuaikan dengan kondisi pasar.

    “KPI membuka kesempatan yang sama untuk semua jenis minyak yang dapat dikelola kilang dengan efektif dan efisien,” kata Hermansyah kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

    Dia menuturkan proses pengadaan minyak mentah dilakukan dengan mematuhi semua ketentuan baik yang berlaku di internal, nasional maupun internasional.

    “Proses pengadaan minyak mentah di KPI juga dilakukan dengan memenuhi standar Good Corporate Governance yang berlaku di perusahaan,” jelasnya.

    Adapun, potensi impor minyak dari Rusia disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Dia menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut azas bebas aktif. Dengan kata lain, Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan negara mana saja selama tidak melanggar aturan.

    Oleh karena itu, dia mengatakan sah-sah saja jika kelak ada peluang untuk RI bisa membeli minyak dari Rusia. Di sisi lain, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.

    “Ketika kita bangun dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Dia pun mengatakan Indonesia bakal tetap mengambil peluang kerja sama dengan negara mana saja selama itu menguntungkan. Menurutnya, hal ini tak hanya berlaku bagi negara anggota BRICS, tetapi juga dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

    “Artinya, semua peluang yang menguntungkan Indonesia, baik bergabung dengan BRICS maupun dengan OECD, itu saya pikir nggak ada masalah,” kata Bahlil.

  • Biden Batasi Ekspor Cip AI ke RI, Pengamat Singgung Perang Dagang

    Biden Batasi Ekspor Cip AI ke RI, Pengamat Singgung Perang Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) untuk membatasi ekspor cip kecerdasan buatan (AI) untuk data center ke Indonesia disinyalir berkaitan dengan perang dagang.

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menduga pembatasan tersebut menjadi bagian dari strategi Amerika Serikat untuk menguasai perdagangan. Ini, kata Heru, merupakan model perang dagang baru terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi, yang kali ini menyasar Indonesia. 

    Heru berharap kebijakan Biden tersebut tidak berdampak ke Indonesia, sebagaimana perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat, tidak mempengaruhi dagang Indonesia. 

    “Kalau kita lihat kemarin itu misalnya terjadi perang dagang antara China dengan Amerika, dampaknya juga di Indonesia ini hampir tidak ada ya. Produk-produk China juga bisa digunakan di Indonesia, produk-produk Amerika juga bisa digunakan di Indonesia,” kata Heru kepada Bisnis, Senin (13/1/2025). 

    Diketahui, perdagangan dunia saat ini dipengaruhi beberapa hal, salah satunya kehadiran BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Dua kelompok ekonomi tersebut memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. 

    BRIC memiliki karakteristik kelompok negara berkembang dengan potensi ekonomi besar dan pertumbuhan yang cepat, yang berfokus pada peningkatan pengaruh ekonomi di tingkat global, mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS, dan mempromosikan sistem perdagangan multilateral yang lebih adil. 

    Sementara itu OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara maju dengan ekonomi pasar dan demokrasi. OECD memiliki tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mempromosikan perdagangan bebas, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

    Adapun Indonesia masuk dalam kelompok Bric bersama China dan India. 

    Selain itu, lanjut Heru, untuk industri data center Indonesia terdiri dari banyak negara. Pemain data center tidak terbatas pada AS dan China, juga negara lain. 

    Heru mengatakan walaupun dampaknya hampir tidak ada, pemerintah tetap harus memantau perkembangan kebijakan yang diterapkan Biden, termasuk menyiapkan mitigasi seandainya kebijakan pembatasan cip nantinya berdampak ke Indonesia. 

    “Walaupun diyakini dampaknya sangat minimal,” kata Heru. 

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB Ian Yosef M. Edward menilai rencana kebijakan Biden dapat menjadi berkah bagi Indonesia karena kebijakan tersebut diterapkan di seluruh Asia Tenggara, seluruh negara di Asean masuk dalam kategori 3 dan 2, sehingga yang memiliki hubungan baik dengan AS akan jadi pemenang. 

    “Indonesia memiliki hubungan yang baik AS; momen ini dapat digunakan untuk pengembangan data center yang memiliki komputasi yang tinggi dan berbasis AI,” kata Ian. 

    Peta kategorisasi pembatasan ekspor Cip AI asal ASPerbesar

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana memberlakukan pembatasan pada ekspor cip baru kecerdasan buatan (AI) untuk pusat data atau data center ke sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

    Melansir dari Technave, Minggu (12/1/2025) kebijakan ini mengklasifikasikan negara-negara ke dalam tiga kategori berdasarkan hubungan mereka dengan AS dan risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan nasional.

    Negara-negara dalam kategori pertama, yang meliputi sekutu utama AS seperti Australia, Jepang, Taiwan, dan Uni Eropa, diberikan akses penuh ke chip pusat data untuk penggunaan komersial dan teknologi tinggi. 

    Sementara itu Bloomberg menyebut, beberapa negara Asia Tenggara dan Timur Tengah, seperti Malaysia dan Indonesia ditempatkan dalam kategori kedua. Kategori ini membuat negara negara tersebut dibatasi oleh jumlah daya dan kapasitas pusat data yang dapat diakses.

    Sementara itu, negara-negara yang dianggap tidak sejalan dengan AS, seperti China, Rusia, Myanmar, dan Iran, termasuk dalam kategori ketiga dan sepenuhnya dilarang mengimpor chip pusat data dari perusahaan yang menggunakan teknologi AS. 

    Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi potensi penyalahgunaan chip tersebut dalam pengembangan teknologi militer atau kegiatan yang dapat mengancam keamanan nasional AS.

  • Ekonom Tiongkok Sebut Langkah Indonesia Gabung BRICS Bisa Kerek Pertumbuhan Ekonomi

    Ekonom Tiongkok Sebut Langkah Indonesia Gabung BRICS Bisa Kerek Pertumbuhan Ekonomi

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS atau Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan setelah Brasil mengumumkan pada Senin (6/1/2025). Ekonom Tiongkok menyebut, langkah ini disebut bisa mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga sesuai dengan target dari Presiden Prabowo Subianto, yakni mencapai 8 persen.

    Ekonom Tiongkok Song Qinghui mengatakan, memang seluruh perekonomian Indonesia saat ini menghadapi tantangan. Namun, bergabung dengan BRICS bisa membuka perdagangan Indonesia ke negara-negara yang tergabung.

    “Salah satu cara bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh, yakni dengan membuka pasar ke negara BRICS. Setelah produk dan perdagangan Indonesia masuk ke negara BRICS, maka pertumbuhan ekonomi akan mengikuti,” ucapnya dikutip dari Viory, Sabtu (11/1/2025).

    Ia menambahkan, Indonesia, sebagai pemimpin ekonomi di Asia Tenggara dan negara Muslim terbesar di dunia dengan populasi 280 juta jiwa, memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.

    “Namun, pengaruh internasional Indonesia belum sesuai dengan statusnya. Maka, bergabung dengan organisasi BRICS, Indonesia memiliki tujuan untuk meningkatkan pengaruh dan daya saing di pasar internasional,” paparnya.

    Lebih lanjut, Qinghui menyebut perekonomian Indonesia masih bergantung pada sektor jasa dan industri. Namun, dibandingkan dengan Rusia dan Tiongkok, sektor industri di Tanah Air masih belum berkembang.

    “Meskipun Indonesia adalah produsen utama nikel, tetapi perkembanganya masih jauh berada di ujung bawah rantai industri,” ujarnya.

    Namun, setelah Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, hubungan dengan antarsesama anggota bisa semakin mendalam, terutama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    “Pada sektor nikel, Tiongkok dapat memberikan dukungan teknis untuk membantu Indonesia meningkatkan rantai industri nikelnya serta mengembangkan sektor hulu hingga hilir,” ucapnya.

    Sementara, pada sektor energi baru hingga mobil listrik Tiongkok juga bisa masuk ke pasar Indonesia.

    “Dengan kerja sama seperti itu, maka Tiongkok bisa memperluas pengaruh di Asia Tenggara secara khusus, dan lebih luas secara global,” papar Qinghui.

    Sementara, dalam sektor industri, Rusia bisa membantu Indonesia dalam memperluas dan memperkuat posisi pada seluruh rantai industri.

    Lebih lanjut, Qinghui menjelaskan, visi Indonesia di ASEAN juga sejalan dengan visi di BRICS. Maka, langkah Indonesia bergabung dengan BRICS akan menguntungkan kedua belah pihak.

    “Lanskap politik global memang masih didominasi oleh AS dan saat ini tidak mungkin mengubahnya. Meskipun pengaruh BRICS terus berkembang setiap hari, tetapi dunia masih merupakan sistem unipolar dengan dominasi dolar AS,” ucapnya.

    Qinghui menegaskan, negara BRICS telah membentuk The New Development Bank atau BRICS Development Bank, yang bisa menciptakan mekanisme untuk dedolarisasi.

    “Saya percaya bahwa setelah mekanisme ini diberlakukan, dunia akan menjadi lebih beragam dan inklusif,” ucap Qinghui seorang ekonom Tiongkok dalam menanggapi langkah Indonesia bergabung BRICS.

  • Indonesia jadi Anggota BRICS, Mendag Budi Santoso Berharap Ekspor Bakal Melonjak

    Indonesia jadi Anggota BRICS, Mendag Budi Santoso Berharap Ekspor Bakal Melonjak

    JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan keuntungan masuk keanggotaan BRICS. Dia bilang salah satunya adalah meningkatkan nilai ekspor. Sebab, kerja sama perdagangan akan terbuka lebih luas.

    Seperti diketahui, Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh geng Brasil, Rusia, India, China South Africa (Afrika Selatan) atau BRICS.

    Saat ini, sambung Budi, cara menggenjot ekspor Indonesia dengan kerja sama perdagangan juga terus dilakukan.

    “Ya kan kita berbagai cara kita lakukan ya, pendekatan kerja sama regional, bilateral untuk pendekatan ekspor kita, ya itu salah satu tujuan kita semuanya, coba ekspor kita naik,” katanya saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 10 Januari.

    Menurut Budi, dengan masuknya Indonesia ke BRIC menunjukan bahwa Indonesia terbuka untuk kerja sama dengan negara mana pun. Karena itu, dia berharap, keanggotaan BRICS ini dapat meningkatkan ekonomi Indonesia.

    “Ya kan kita terbuka kan dengan apa namanya, kerja sama ekonomi dengan siapapun terbuka. Ya, pasti sudah dikaji mendalam keikutsertaan kita, yang mudah-mudahan semuanya lebih baik,” ucapnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia telah diterima menjadi anggota BRICS.

    “Itu sudah diterima oleh BRICS. Jadi baik karena berarti dengan berbagai negara di global south kita sudah masuk dalam club,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 8 Januari.

    Selain itu, Airlangga menyampaikan bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS dapat berpartisipasi dalam kerja sama yang melibatkan banyak negara dan diharapkan dapat semakin membuka akses perdagangan dan investasi.

    “Ya tentu kalau secara trilateral dengan multiple negara kan. Brasil, Rusia, India, China. Ini akan semakin terbuka lagi akses perdagangan dan investasi,” jelasnya.

  • Jajaki Peluang Bisnis dan Kerja Sama Ekonomi, Kadin Agendakan Kunjungan ke India dan Pakistan – Halaman all

    Jajaki Peluang Bisnis dan Kerja Sama Ekonomi, Kadin Agendakan Kunjungan ke India dan Pakistan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menjelaskan awal tahun ini Kadin, akan mengikuti World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, dan agenda kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India dan kemungkinan dilanjutkan ke Pakistan.

    “Kami sudah bertemu dengan kedua duta besarnya (India dan Pakistan), dan bagaimana Kadin yang mewakilkan dunia usaha bisa bersama-sama memastikan bukan saja relasi yang sangat baik antar-pemerintah, tapi juga dari bisnis ke bisnis,” katanya dalam acara rutin bulanan “Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast” di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025).

    Anindya mengatakan, hal tersebut sangat baik dan mudah-mudahan ini bukan saja pertemuan diplomatis secara geopolitik kita kembangkan, tapi juga ujungnya bagaimana perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ini bisa tercapai lebih baik di tahun 2025 dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Anin menuturkan, rombongan Kadin Indonesia akan tiba di India pada 24 Januari 2025 untuk mempersiapkan acara forum bisnis yang direncanakan pada 25-26 Januari 2025. Kadin akan fokus pada industri-industri seperti kesehatan, ketahanan energi, lalu ketahanan pangan, sampai pada sektor teknologi dan pertahanan.

    “Nah, ini merupakan suatu yang menarik karena pada tanggal 26 (Januari 2025), Pak Presiden (akan) hadir sebagai tamu kehormatan di Republic Day India,” kata Anin.

    Dia melanjutkan, pada 27-28 Januari 2025, rombongan Kadin akan melakukan lawatan di sekitar ibu kota New Delhi untuk melihat pabrik susu, industri kesehatan, rumah sakit, sampai juga ke industri otomotif. Selain itu, romobongan Kadin juga akan mengunjungi Taj Mahal untuk meninjau sektor pariwisata di sana.

    “Kami juga akan melibatkan teman-teman dari Kadin Provinsi (dalam kunjungan ke India). Kami ingin menggambarkan bahwa Kadin itu bukan saja untuk perusahaan besar, tapi juga untuk perusahaan-perusahaan daerah untuk bisa terlibat, termasuk untuk membuka pasar, mendapatkan investasi dari India yang saya rasa secara historis, secara kultural, mempunyai sejarah panjang dengan Indonesia,” ujarnya.

    India dan Indonesia, lanjut Anin, adalah negara yang diprediksikan di dalam waktu 15-20 tahun ke depan menjadi negara dengan ekonomi terbesar. India di prediksi akan menjadi negara ekonomi nomor 4 terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi nomor 5 terbesar di dunia.

    “Nah, sehingga hubungan dengan India sangat menguntungkan. Bukan saja dari ekspor kita yang  perlu lebih besar lagi, dan sekarang kita surplus, tapi masih bisa lebih besar lagi, tapi juga dari sisi investasi. Baik dari India ke Indonesia, maupun dari Indonesia ke India,” ujar Anin.

    “Tipenya (India dan Indonesia) sama, demokratis, banyak sekali penduduknya, dan juga mesti disejahterakan semuanya. Sehingga untuk bisa memulai hubungan baik secara diplomatis, secara bisnis-bisnis besar, maupun bisnis yang bersifat kerakyatan. Seperti contohnya ketahanan pangan, itu mereka juga cukup maju, tentunya juga dengan ketahanan energi, lalu ketahanan kesehatan, dan Pendidikan. Itu semua adalah bidang-bidang yang sama dengan Indonesia, sangat dibutuhkan,” paparnya.

    Rencananya, selain ke India, rombongan Kadin juga akan melakukan perjalanan bisnis ke Pakistan. Menurut Anin, Pakistan adalah negara yang cukup menarik. Dan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.

    “Duta Besar Pakistan (Ameer Khurram Rathore) sudah berkunjung ke kantor Kadin Indonesia (Kamis, 9/1/2025). Dari Kadin juga sudah siap, kita memastikan dari bisnis ke bisnis, antar-bisnis itu jalan, dan yang menarik di sana sangat kuat industri dari sisi pertahanan yang kita tahu ini merupakan sebuah industri besar,” ujar Anin.

    Indonesia Jadi Anggota Penuh BRICS

    Dalam acara KED Breakfast tersebut juga dibahas mengenai partisipasi Indonesia di BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), yang sudah diresmikan menjadi anggota penuh BRICS. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dari gabungan negara Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan, jumlah populasi penduduknya sudah lebih dari 2 miliar orang. Dengan jumlah ekonominya diperkirakan mencapai hampir 10 triliun dolar AS. Angka tersebut besar baik dari jumlah penduduk maupun ekonomi.

    Dengan demikian, Anin mengatakan, Indonesia memiliki suatu peluang untuk membuka akses pasar, untuk berdagang, dan juga untuk berinvestasi dengan negara-negara yang tergabung dalam BRICS nanti.

    “Dan saya rasa inilah alasan Pak Prabowo melihat (BRICS) ini sebagai peluang. Tentu sebagai negara yang tidak berpihak, kita mesti pandai-pandai untuk memainkan peran kita, terutama dengan negara besar seperti Amerika Serikat (AS). Tapi secara konsep, Indonesia mesti mempunyai suatu pasar alternatif. Karena kita tahu bahwa China itu melambat, sementara AS akan fokus pada industri domestiknya,” jelasnya.

    “Indonesia membutuhkan apa yang terbaik untuk dirinya, supaya ekonomi terus berjalan, dan masyarakat juga bisa semakin sejahtera,” tutur Anin.

  • Jadwal Lengkap F1 2025 dan Daftar Seluruh Pembalapnya

    Jadwal Lengkap F1 2025 dan Daftar Seluruh Pembalapnya

    Jakarta

    F1 telah resmi merilis kalender balap untuk musim 2025. Total ada 24 seri yang harus dilalui para pembalap demi bisa meraih gelar juara dunia.

    Seri pertama musim ini dimulai dari GP Australia pada 14-16 Maret. Dilansir situs Crash, untuk pertama kalinya sejak 2019, Sirkuit Albert Park akhirnya kembali menggelar seri pembuka F1.

    Pihak F1 memutuskan untuk mengundur jadwal GP Bahrain dan GP Arab Saudi menjadi pertengahan April. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir bulan suci Ramadan yang berlangsung pada Maret mendatang.

    Di pertengahan musim, para pembalap akan mendapatkan libur jeda musim panas setelah gelaran GP Hungaria pada 1-3 Agustus. Balapan akan kembali dilanjutkan dalam ajang GP Belanda pada 29-31 Agustus di Sirkuit Zandvoort.

    F1 tetap menetapkan GP Abu Dhabi sebagai seri terakhir. Balapan yang digelar di Sirkuit Yas Marina ini akan berlangsung pada 5-7 Desember mendatang.

    Jadwal Lengkap F1 2025

    Max Verstappen dan para pembalap lainnya akan kembali saling beradu cepat di lintasan. Simak jadwal lengkap F1 2025 yang dilansir situs resminya:

    GP Australia: 14-16 MaretGP China: 21-23 MaretGP Japan: 4-6 AprilGP Bahrain: 11-13 AprilGP Arab Saudi: 18-20 AprilGP Miami: 2-4 MeiGP Emilia-Romagna: 16-18 MeiGP Monaco: 23-25 MeiGP Spanyol: 30 Mei-1 JuniGP Kanada: 13-15 JuniGP Austria: 27-29 JuniGP Inggris: 4-6 JuliGP Belgia: 25-27 JuliGP Hungaria: 1-3 AgustusGP Belanda: 29-31 AgustusGP Italia: 5-7 SeptemberGP Azerbaijan: 19-21 SeptemberGP Singapura: 3-5 OktoberGP Amerika Serikat: 17-19 OktoberGP Meksiko: 24-26 OktoberGP Brasil: 7-9 NovemberGP Las Vegas: 20-22 NovemberGP Qatar: 28-30 NovemberGP Abu Dhabi: 5-7 Desember.Daftar Pembalap F1 2025

    Total ada 10 tim dengan komposisi 20 pembalap yang akan saling bersaing untuk merebut gelar juara F1 2025. Jalannya balapan di musim ini akan sangat menarik karena beberapa pembalap telah memiliki tim baru.

    Tentu saja, sosok yang paling dinanti penampilannya di atas trek adalah Lewis Hamilton. Peraih tujuh kali gelar juara dunia itu resmi bergabung dengan Ferrari. Bersama rekan setimnya Charles Leclerc, tim asal Maranello itu akan berusaha tampil semaksimal mungkin di 2025.

    Namun, Ferrari tak boleh lengah karena Max Verstappen sangat berambisi untuk kembali meraih gelar juara dunia. Meski di musim lalu Red Bull sempat terseok, tapi pembalap asal Belanda itu menunjukkan kehebatannya dengan meraih gelar juara dunia keempat.

    Selain Ferrari dan Red Bull, McLaren diprediksi kembali memberikan persaingan ketat di papan atas klasemen. Wajar saja, sebab tim yang berbasis di Inggris ini berhasil keluar sebagai juara dunia konstruktor pada musim lalu dengan torehan 666 poin.

    Dikutip dari situs resminya, berikut daftar lengkap pembalap F1 2025:

    1. Red Bull

    Max VerstappenLiam Lawson

    2. Ferrari

    Charles LeclercLewis Hamilton

    3. McLaren

    Lando NorrisOscar Piastri

    4. Mercedes

    George RusselAndrea Kimi Antonelli

    5. Aston Martin

    Fernando AlonsoLance Stroll

    6. Racing Bulls (RB)

    7. Haas

    Oliver BearmanEsteban Ocon

    8. Alpine

    9. Williams

    10. Kick Sauber

    Nico HulkenbergGabriel Bortoleto.

    Itu dia jadwal resmi F1 2025 dan daftar pembalapnya. Jadi, siapa pembalap yang akan meraih juara dunia musim ini?

    (ilf/fds)