Negara: Bolivia

  • Kobaran Api Kutub Utara Hasilkan 6,8 Megaton Karbon, Bencana Bagi Bumi

    Kobaran Api Kutub Utara Hasilkan 6,8 Megaton Karbon, Bencana Bagi Bumi

    Jakarta

    Sebagian besar wilayah Arktik berkobar di musim panas tahun ini. Terjadi beberapa kebakaran hutan terburuk dalam sejarah yang diperparah serangkaian cuaca ekstrem yang luar biasa panas dan kering.

    Ironisnya, sebagian besar aktivitas ini terjadi di Republik Sakha Rusia, bagian dari Siberia dengan suhu tahunan rata-rata -7,5°C. Bahkan di bulan-bulan musim panas, suhu rata-rata berada di antara 0°C dan 10°C.

    Meskipun biasanya merupakan bagian planet yang dingin, wilayah ini telah mengalami suhu yang sangat hangat dan kebakaran hutan yang hebat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di musim panas tahun 2021.

    Data terbaru dari Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) Uni Eropa menunjukkan kebakaran hutan Siberia pada bulan Juni 2024 mengeluarkan 6,8 megaton emisi karbon.

    Itu merupakan angka tertinggi ketiga dalam dua dekade terakhir, setelah Juni 2020 dan 2019, yang masing-masing mencatat 16,3 dan 13,8 megaton karbon.

    “Dalam pemantauan kebakaran hutan yang kami lakukan di CAMS, kami memberikan perhatian khusus pada garis lintang utara yang tinggi dan Arktik selama bulan-bulan musim panas. Emisi kebakaran di Arktik telah berada pada tingkat yang cukup umum selama tiga musim panas terakhir, tetapi kami telah mengamati kebakaran baru-baru ini berkembang setelah kondisi yang lebih hangat dan lebih kering, mirip dengan kebakaran hutan yang meluas pada tahun 2019 dan 2020,” kata Mark Parrington, Ilmuwan Senior di CAMS, dikutip dari IFL Science.

    “Ini adalah ketiga kalinya sejak 2019 kami mengamati kebakaran hutan Arktik yang signifikan dan menunjukkan bahwa wilayah timur laut Arktik ini telah mengalami peningkatan kebakaran hutan ekstrem terbesar selama dua dekade terakhir,” jelas Parrington.

    Kebakaran yang terjadi baru-baru ini tidak dapat dipisahkan dari tren perubahan iklim global yang meluas, yang menyebabkan Arktik memanas setidaknya empat kali lebih cepat daripada bagian lain Bumi. Meskipun Arktik saat ini paling merasakan dampaknya, hal itu bisa jadi merupakan pertanda akan terjadinya bencana di tempat lain di dunia.

    “Arktik adalah titik awal perubahan iklim dan meningkatnya kebakaran hutan Siberia merupakan tanda peringatan yang jelas bahwa sistem penting ini mendekati titik kritis iklim yang berbahaya. Apa yang terjadi di Arktik tidak akan berhenti di sana, perubahan Arktik memperkuat risiko secara global bagi kita semua. Kebakaran ini merupakan seruan peringatan untuk tindakan segera,” komentar Gail Whiteman, Profesor di University of Exeter dan pendiri Arctic Basecamp.

    Kebakaran hutan juga terjadi di belahan Bumi lain di Amerika Selatan. Pengamatan oleh CAMS menunjukkan bahwa aktivitas kebakaran hutan di lahan basah Pantanal, lahan basah tropis terbesar di dunia yang terletak di Brasil, Bolivia, dan Paraguay, adalah yang paling intens dalam dua dekade setelah musim hujan yang sangat kering.

    (rns/rns)

  • 4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    La Paz

    Bolivia sempat memanas usai tentara dan tank dikerahkan untuk mendobrak Istana Kepresidenan dalam upaya kudeta. Namun, kudeta itu gagal dan jenderal yang memimpin kudeta ditangkap.

    Dilansir AFP, Reuters dan BBC, Kamis (27/6/2024), tentara dan tank memasuki Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah tempat kantor kepresidenan dan kongres berada, pada Rabu (26/6) sore waktu setempat. Salah satu tank mendobrak pintu besi Istana Presiden.

    Televisi Bolivia melaporkan Panglima Militer Jenderal Juan Jose Zuniga sempat memasuki Istana Presiden sebelum pergi dengan berjalan kaki. Presiden Bolivia Luis Arce pun mengecam upaya yang disebutnya sebagai kudeta itu.

    Berikut empat fakta terkait kudeta yang gagal di Bolivia:

    Tank Dobrak Istana

    Sejumlah serdadu dan kendaraan militer sempat menguasai Plaza Murillo di La Paz selama beberapa jam. Tank juga terlihat memasuki Istana Quemado yang merupakan kantor Presiden Bolivia.

    Arce juga sempat menyebut ada mobilisasi pasukan secara tidak teratur di ibu kota Bolivia. Selain itu, sempat terjadi barikade dan gas air mata di sekitar Istana.

    Pengerahan pasukan ini dipimpin Jenderal Zuniga, yang sehari sebelumnya telah diberhentikan sebagai kepala Angkatan Darat Bolivia karena pernyataannya mengenai mantan Presiden Evo Morales.

    Zuniga sempat muncul di televisi pada Senin (24/6) dan mengatakan dia akan menangkap Morales jika bersikeras untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2025. Morales sangat populer sampai dia mencoba melanggar konstitusi dan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat pada tahun 2019.

    Tokoh sayap kiri dan mantan pemimpin serikat pekerja coca itu memenangkan pemungutan suara tersebut, namun terpaksa mengundurkan diri di tengah protes mematikan atas dugaan kecurangan pemilu dan meninggalkan negara tersebut. Morales kembali setelah Luis Arce memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020.

    Pemimpin Kudeta Ditangkap

    Otoritas Bolivia kemudian menangkap Jenderal Zuniga beberapa jam setelah upaya kudeta gagal. Zuniga juga telah dipecat.

    Sambil dikelilingi tentara-tentara dan delapan tank, Zuniga sempat mengatakan ‘Angkatan Bersenjata bermaksud merestrukturisasi demokrasi, menjadikannya demokrasi sejati, dan tidak dikuasai oleh segelintir orang selama 30-40 tahun’.

    Kepolisian Bolivia menahan pemimpin upaya kudeta, tentara sempat mendobrak masuk Istana Presiden Foto: BBC World

    Tak lama setelah itu, tentara yang dipimpin Zuniga dan tank-tank tersebut bergerak mundur dari alun-alun. Zuniga lalu ditangkap dan dipaksa masuk ke dalam mobil polisi saat dia sedang berbicara kepada wartawan di luar barak militer.

    “Jenderal, Anda ditangkap,” ucap Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia, Jhonny Aguilera, kepada Zuniga di lokasi. Momen tersebut disaksikan oleh sejumlah orang yang ada di lokasi. Tidak diketahui secara jelas ke mana Zuniga dibawa pergi.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Seruan dari Presiden Bolivia

    Presiden Arce kemudian menyampaikan pidato di televisi yang dikelilingi oleh anggota kabinetnya. Dalam kesempatan itu, dia menyerukan rakyat untuk ‘berorganisasi dan melakukan mobilisasi melawan kudeta, demi demokrasi’.

    “Kami tidak bisa membiarkan upaya kudeta kembali merenggut nyawa rakyat Bolivia,” serunya dalam pesan yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi dari dalam Istana Kepresidenan.

    Foto-foto di media sosial memperlihatkan Arce berhadapan dengan Zuniga di dalam Istana Kepresidenan. Dia disebut memerintahkan penarikan mundur tentara yang telah memasuki Istana dengan mendobrak pintu menggunakan kendaraan lapis baja.

    Panglima Militer Langsung Diganti

    Arce juga langsung menunjuk Panglima militer baru. Dalam upacara yang disiarkan televisi dari Casa Grande del Pueblo, Arce menunjuk Jenderal Jose Wilson Snchez untuk mengambil alih komando umum Angkatan Darat.

    Jenderal Snchez langsung memerintahkan semua pasukan untuk mundur. Dia mengatakan tidak ada yang ingin melakukan kudeta.

    “Tidak seorang pun ingin melihat gambaran yang kita lihat di jalanan. Itu sebabnya sekarang dalam kapasitas saya sebagai panglima Saya minta, saya perintahkan, agar semua personel yang dimobilisasi di jalan-jalan harus kembali ke satuannya,” ucapnya.

    Para serdadu yang sempat dimobilisasi pun mulai meninggalkan Plaza Murillo. Arce kemudian muncul dari dalam Istana dan berterima kasih kepada warga.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    La Paz

    Dalam hitungan jam, negeri berpopulasi 12 juta jiwa itu menyaksikan tentara menduduki istana negara Bolivia di bawah arahan Jenderal Juan Jose Zuniga, yang menolak diturunkan sebagai panglima militer, dan imbauan Presiden Luis Acre yang meneguhkan pergantian di pucuk pimpinan tentara. Para serdadu akhirnya mundur dari ibu kota setelah diperintahkan panglima militer baru.

    Kudeta yang dilancarkan Zuniga hanya bertahan selama tiga jam. Dia diyakini berkomplot dengan bekas wakil panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador. Keduanya ditangkap dan ditahan atas perintah kejaksaan. Buntutnya, pendukung pemerintah turun ke jalan untuk merayakan tegaknya supremasi sipil. Mereka terlihat mengibarkan bendera negara dan menyanyikan lagu-lagu nasional.

    “Apa tujuan kudeta ini? Tujuannya adalah untuk menjatuhkan otoritas yang terpilih secara demokratis,” kata Menteri Pemerintahan, Eduardo del Castillo kepada wartawan.

    Pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Edmundo Novillo memastikan “situasi telah terkendali,” kata dia dalam jumpa pers, sembari ditemani oleh panglima militer Jose Wilson Snchez. Novillo mengatakan, “Bolivia telah menyintasi sebuah kudeta yang gagal”.

    Kudeta demi ‘demokrasi’?

    Sejak beberapa bulan terakhir, Bolivia didekap kegentingan akibat pertikaian antara Presiden Arce dan sekutunya sendiri, mantan presiden sayap kiri Evo Morales, yang berebut kursi di pucuk partai penguasa. Ketidakstabilan politik menggandakan tekanan di tengah gejolak ekonomi. Barisan pendukung Morales di Kongres, misalnya, mematahkan sejumlah inisiatif Presiden Acre yang ingin menambah utang untuk menghalau krisis.

    Jenderal Zuniga merujuk pada kelumpuhan di Bolivia sebagai dalih kudeta. Kepada wartawan, dia mengklaim telah muak dengan pertikaian politik dan mengambil jalan pintas “untuk memulihkan demokrasi.”

    “Kami mendengarkan tangisan rakyat karena selama bertahun-tahun, para elite telah mengambil alih kendali atas negeri ini,” kata dia, sembari menambahkan betapa para politisi “telah merusak negara. Lihatlah situasi saat ini, ke dalam krisis semacam apa mereka menjebloskan kita.”

    “Presiden mengatakan kepada saya bahwa situasinya memburuk dan kritis. Sangat penting untuk mempersiapkan sesuatu demi menaikkan popularitas saya,” kata dia mengutip Acre.

    Dia bahkan sempat menanyakan, “Apakah harus membawa serta unit kendaraan lapis baja?” yang dijawab sang presiden “Bawalah mereka keluar” dari barak.

    Klaim tersebut dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima, yang menyebut Zuniga berbohong dan harus menjawab tindakannya di muka pengadilan. Kejaksaan dikabarkan sedang mempersiapkan dakwaan dengan ancaman penjara 15 sampai 20 tahun, “karena telah menyerang demokrasi dan konstitusi,” tulis Lima di platform X atau Twitter.

    “Keterlibatan” negara asing?

    Upaya kudeta di Bolivia mengundang kecaman internasional, terutama Rusia yang belakangan menjadi sekutu dekat pemerintahan di Sucre.

    “Kami mengecam keras upaya kudeta militer dan menawarkan dukungan penuh bagi pemerintahan Presiden Luis Acre,” tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow, Kamis (27/6), seperti dilansir kantor berita AFP.

    “Rusia berdiri dalam solidaritas dan persaudaraan dengan Bolivia, mitra strategis kami yang selalu bisa diandalkan.”

    Arce sempat mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg awal bulan ini. Putin memuji “rasa hormat yang kuat” antara kedua negara dan berharap dapat meningkatkan hubungan ekonomi, menurut keterangan pers Kremlin. Kunjungan Acre tergolong langka di tengah isolasi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina.

    Bolivia belum lama ini bersepakat membeli minyak Rusia untuk menutupi kekurangan di dalam negeri. Langkah itu diambil ketika surutnya sumur lama disusul resesi yang mengekang investasi. Padahal, negeri di dataran tinggi Andes itu sejatinya menyimpan cadangan litihium terbesar di dunia, yang sebagian besar dikelola dengan dana investasi dari China dan Rusia.

    Moskow menuduh adanya keterlibatan pihak asing yang ingin mencampuri proses politik di ibu kota Sucre. “Kami memperingatkan terhadap upaya campur tangan asing yang merusak urusan dalam negeri Bolivia dan negara-negara lain, yang telah berulang kali menimbulkan konsekuensi tragis bagi sejumlah negara dan masyarakat, termasuk di kawasan Amerika Latin,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Meski tidak secara langsung, ungkapan tersebut di masa lalu acap dilayangkan terhadap Amerika Serikat, yang punya sejarah panjang memaksakan pergantian politik di Amerika Selatan lewat kudeta. Pada 1971, misalnya, AS mendukung kudeta Jenderal Hugo Banzer terhadap pemerintahan sosialis Bolivia.

    rzn/as (ap,afp,rtr)

    Lihat juga Video: Panglima Militer Bolivia Sebut Kudeta Cuma Settingan-Diperintah Presiden

    (nvc/nvc)

  • Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Negara Mana Saja yang Tegas Menentang Israel, Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Tentara Israel pada Senin (06/05) memerintahkan warga Palestina meninggalkan wilayah bagian timur Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza sebelum menggelar operasi militer.

    Melalui pesan teks, selebaran, dan unggahan di media sosial, militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk bermigrasi ke kamp-kamp di kota-kota tetangga, yaitu Khan Younis dan al-Mawasi.

    Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, telah memperingatkan Israel untuk menghindari serangan terhadap Rafah tempat perlindungan terakhir bagi satu juta lebih warga Palestina.

    ReutersPengungsi Palestina yang melarikan diri dari Rafah ke Khan Younis pada 6 Mei 2024.

    Sementara itu, semakin banyak suara dari komunitas internasional menyerukan agar Israel menghentikan serangan di seluruh wilayah tersebut.

    Beberapa negara bahkan telah mengambil langkah-langkah konkret menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, baik dengan memutus hubungan diplomatik, menangguhkan penjualan senjata, hingga menempuh jalur hukum internasional.

    Pekan lalu, Kolombia mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    ReutersAsap mengepul setelah serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza pada 6 Mei 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok milisi Palestina Hamas.

    Dampak dari tindakan-tindakan ini bisa jadi “hanya bersifat simbolis”, ujar Yossi Mekelberg, seorang pengamat Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, sebuah lembaga konsultasi dan penelitian di London, kepada BBC News Mundo.

    “Namun, efek kumulatifnya terhadap isolasi diplomatik atau apa yang mereka sampaikan tentang Israel, dan bagaimana Israel melakukan perang adalah penting.”

    Ini bukan pertama kalinya Israel menghadapi kecaman dari negara-negara lain atas tindakannya di Gaza atau Tepi Barat.

    Namun, tekanan internasional tidak pernah sekuat sekarang, terutama mengingat skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan ini merupakan aksi balasan Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Saat itu Israel mendapat serangan terburuk selama 75 tahun terakhir yang menewaskan 1.200 orang, dan juga 253 orang disandera.

    Israel merespons dengan sangat keras: lebih dari 34.000 orang tewas di Gaza sejak saat itu akibat serangan bom tentara Israel; 85% penduduk telah mengungsi dari rumah mereka; dan sekitar setengahnya atau sekitar 1,1 juta orang berada di ambang kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dengan latar belakang ini, kami akan menjelaskan negara mana saja yang telah memutuskan untuk mengambil tindakan nyata terhadap Israel.

    Memutus hubungan diplomatik

    Setelah perang pecah, dan seiring meningkatnya kehancuran di Gaza, sejumlah negara menarik duta besar mereka atau menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Negara-negara di wilayah Timur Tengah seperti Yordania, Bahrain dan Turki, memulangkan duta besar mereka. Aksi ini disusul oleh Chad dan beberapa negara di Amerika Latin, seperti Cile, Honduras, dan Kolombia.

    Mereka kini memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh dengan menangguhkan hubungan diplomatik. Langkah ini juga diikuti Bolivia dan Belize.

    Baca juga:

    Getty ImagesPresiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan pada tanggal 1 Mei bahwa ia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    “Hari ini umat manusia, di semua jalan, setuju dengan kami. Era genosida, pemusnahan seluruh bangsa di depan mata kita, di depan kemanusiaan kita, tidak dapat kembali,” kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam pidatonya saat mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel beberapa waktu lalu.

    Enam bulan sebelumnya, pada 31 Oktober, juru bicara pemerintah Bolivia mengumumkan keputusan yang sama, dengan menggunakan kata-kata serupa.

    “(Bolivia) mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel sebagai bentuk penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri, Freddy Mamani pada saat itu.

    Getty ImagesDi jantung Universitas California, Los Angeles (UCLA) salah satu kampus paling bergengsi di Amerika Serikat tengah berlangsung unjuk rasa menentang kondisi di Gaza saat ini.

    Dua minggu kemudian, Belize mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel karena “pengeboman tanpa pandang bulu yang tak henti-hentinya” di Gaza, karena Israel “terus-menerus” melanggar hukum internasional sejak 7 Oktober.

    Namun, apa arti pemutusan hubungan ini?

    Faktanya, tidak jelas. Tak satu pun dari ketiga negara ini yang memiliki pengaruh politik yang besar di Timur Tengah. Hubungan perdagangan dan diplomatik mereka dengan Israel sebelum krisis ini juga tidak banyak.

    Namun, Kolombia adalah mitra dagang terbesar kedua Israel di Amerika Latin, setelah Brasil.

    Kolombia dan Israel menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020. Angkatan Darat Kolombia menggunakan pesawat serta senjata Israel untuk memerangi kartel narkoba dan kelompok pemberontak.

    Namun untuk saat ini, perjanjian ini tampaknya tidak berpengaruh, dan Kementerian Luar Negeri Kolombia telah mengumumkan niatnya untuk “mempertahankan aktivitas masing-masing bagian konsuler di Tel Aviv dan Bogota”.

    ReutersPengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan putusan sela atas gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

    Efek dari pemutusan hubungan diplomatik ini, bersifat “simbolis, dan menunjukkan rasa terisolasi dan perubahan sikap terhadap Israel,” demikian analisis Mekelberg.

    Namun, pakar dari Chatham House ini juga menunjukkan bahwa keputusan semacam ini biasanya memiliki muatan ideologis dan pengaruh politik dalam negeri.

    “Ini seperti yang terjadi di Brasil; dengan [mantan presiden Jair] Bolsonaro, yang dulu mendukung penuh Israel, tapi ketika sayap kiri kembali [berkuasa], kritik itu kembali muncul.”

    Memutus hubungan perdagangan

    Pekan lalu, Turki mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan semua perdagangan dengan Israel sampai pemerintah pimpinan Benjamin Netanyahu itu menerima “aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan cukup” ke Gaza.

    Menurut menteri perdagangan Turki, “transaksi ekspor dan impor yang terkait dengan Israel, yang mencakup semua produk, telah dihentikan”.

    Perdagangan antara kedua negara mencapai Rp111,7 triliun tahun lalu.

    ReutersBenjamin Netanyahu menjawab dengan mengatakan Turki di bawah “kediktatoran kelam”.

    Turki adalah negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada tahun 1949. Namun hubungan bilateralnya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

    Episode paling menegangkan terjadi pada tahun 2010, ketika Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

    Saat itu, Israel menyerang enam armada kapal Turki di perairan internasional yang mencoba mencapai Gaza. Mereka menerobos blokade maritim yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut.

    Serangan oleh militer Israel tersebut mengakibatkan tewasnya 10 aktivis pro-Palestina asal Turki.

    Hubungan kedua negara kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara kembali mengusir duta besar masing-masing dua tahun kemudian karena konflik baru terkait pembunuhan warga Palestina di perbatasan Gaza.

    Getty ImagesPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengeraskan sikapnya terhadap Israel.

    Situasinya makin memburuk sejak 7 Oktober. Netanyahu dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan makin sering saling baku tuduh.

    Erdogan membandingkan pemimpin Israel seperti Hitler, Mussolini dan Stalin – dan menyebut Netanyahu “penjagal Gaza”.

    Sebaliknya, Netanyahu mengeklaim bahwa presiden Turki “mendukung pembunuhan masal dan pemerkosaan oleh Hamas, menyangkal genosida Armenia (dan) membantai orang-orang Kurdi di negaranya sendiri”.

    Penangguhan penjualan senjata

    Beberapa negara seperti Kanada, Italia, Jepang, Belgia dan Spanyol telah mengumumkan dalam beberapa bulan terakhir ini bahwa mereka akan menghentikan penjualan senjata ke Israel.

    Tetapi jika kita menganalisa keputusan-keputusan ini secara lebih rinci, kenyataan yang ada agak berbeda.

    Di Belgia, hanya wilayah Walloon yang memutuskan untuk menangguhkan penjualan mesiu ke Israel.

    ReutersSistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, pada 7 Mei 2024.

    Italia juga mengumumkan penangguhan ekspor senjata mulai 7 Oktober. Namun, menteri pertahanannya mengatakan tetap mengirim senjata ke Israel yang sudah dipesan sebelum tanggal tersebut, dengan jaminan senjata-senjata itu tidak akan digunakan di Gaza.

    Hal serupa juga terjadi di Spanyol, yang juga mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan pengiriman senjata dan kemudian diketahui bahwa mereka tetap mengirimkan amunisi. Namun, Madrid mengatakan bahwa senjata-senjata itu dimaksudkan untuk latihan militer.

    Situasi di Kanada juga serupa. Perdana Menteri negara itu, Justin Trudeau, mengumumkan bahwa kemungkinan perjanjian penjualan senjata baru dengan Israel ditangguhkan, tetapi tidak untuk perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya.

    Di Jepang, sebuah perusahaan, Itochu Corporation yang menangguhkan kolaborasinya dengan produsen senjata Israel. Dan di Belanda, sebuah pengadilan memaksa negara itu untuk menghentikan penjualan pesawat militer ke Israel.

    Getty ImagesSebagian besar senjata yang diimpor Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman.

    Namun, keputusan-keputusan ini sepertinya tidak akan berdampak pada serangan di Gaza.

    Lebih dari 95% impor senjata Israel berasal dari Amerika Serikat dan Jerman, yang tidak jelas memberikan tanda-tanda bahwa mereka akan menghentikannya.

    Dampak langkah penangguhan ini penjualan senjata “terbatas, karena Amerika Serikat dan Jerman-lah yang memasok sebagian besar senjata, sementara yang lain terutama mengirim komponen atau peralatan yang sangat spesifik yang mungkin bisa digantikan oleh yang lain, sehingga tidak akan mengubah apa pun,” kata Yossi Mekelberg.

    Pengadilan internasional

    Menghadapi serangan Israel di Gaza dan meningkatnya jumlah korban jiwa di wilayah tersebut, pada bulan Desember lalu, Afrika Selatan memilih strategi yang berbeda untuk mencoba menghentikan Israel: Afrika Selatan beralih ke peradilan internasional.

    Para pengacaranya mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, di mana mereka menuduh Israel melakukan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza, yang dibantah oleh negara Israel.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Indonesia “secara moral dan politis” mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan atas dugaan genosida Israel di Gaza.

    “Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak,” ujar juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan teks yang diterima BBC Indonesia.

    Baca juga:

    Getty ImagesMenteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola menjelaskan kasus yang diajukan negaranya terhadap Israel di Mahkamah Internasional.

    Pada bulan Januari, pengadilan, yang mengadili sengketa antarnegara, mengeluarkan keputusan sementara: memerintahkan Israel mengambil langkah-langkah mencegah tindakan genosida di Gaza. Tapi pengadilan tidak sampai menuntut Israel menghentikan serangan militer.

    “Israel muncul relatif tanpa cedera dari proses ini, tetapi fakta bahwa proses [pengadilan] ini terbuka, berarti Israel telah kalah dalam pertarungan,” kata Michael Oren, duta besar Israel untuk Amerika Serikat periode 2009-2013, kepada BBC.

    Namun, saat ini, ada kekhawatiran yang kuat di antara para petinggi Israel, terutama karena langkah-langkah yang mungkin diambil oleh pengadilan internasional lainnya.

    Kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin politik dan militer Israel, termasuk Netanyahu sendiri, merupakan sumber ketegangan.

    EPA-EFE/REX/SHUTTERSTOCKPutusan pengadilan dibacakan oleh Hakim Joan E. Donoghue (kedua dari kiri) pada Jumat (26/01).

    ICC, yang memiliki wewenang untuk mendakwa dan mengadili individu atas kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan, telah menyelidiki tindakan Israel di wilayah pendudukan selama tiga tahun – dan, baru-baru ini, tindakan Hamas.

    Di masa lalu, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin negara seperti Vladimir Putin dari Rusia, Muammar Gaddafi dari Libya, dan gerilyawan Uganda, Joseph Kony.

    Meskipun ICC belum mengkonfirmasi apa pun, ketika kepala jaksa penuntut mahkamah, Karim Khan, mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki pada bulan Desember tahun lalu, ia menegaskan bahwa “semua protagonis harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional”.

    “Jika Anda tidak melakukan hal ini, jangan mengeluh ketika kantor saya dipaksa untuk bertindak,” tambahnya pada saat itu.

    Mekelberg mengatakan: “Ke mana arahnya (keputusannya), saya tidak tahu, tetapi ini seharusnya mengirimkan pesan kepada Israel bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Observatorium Tertinggi Dunia Dibuka di Chile

    Observatorium Tertinggi Dunia Dibuka di Chile

    Jakarta

    Observatorium Atacama Universitas Tokyo resmi dibuka di Chile, setelah perencanaan dan pembangunan yang menghabiskan waktu 26 tahun.

    Nama resminya adalah University of Tokyo Atacama Observatory (TAO), yang berlokasi di Gunung Chajnantor, Gurun Atacama, Chile yang berada di ketinggian 18.500 kaki atau 5.638 meter di atas permukaan laut.

    Sebagai perbandingan, Puncak Jaya Wijaya — gunung tertinggi di Indonesia — ketinggiannya adalah 4.884 meter, dan Gunung Everest — gunung tertinggi di dunia — ketinggiannya adalah 8.848 meter di atas permukaan laut.

    TAO menggunakan teleskop optical infrared berukuran 6,5 meter, dan mengalahkan observatorium tertinggi yang sebelumnya, yaitu Chacaltaya Observatory milik Universitas Madrid yang ada di Gunung Chacaltaya, Bolivia dengan ketinggian 17.191 kaki.

    Dari lima observatorium tertinggi di dunia, tiga di antaranya berlokasi di Gurun Atacama. Yaitu James Ax Observatory (17.100 kaki), Atacama Cosmology Telescope (17.030 kaki), dan Llano de Chajnantor Observatory (16.700 kaki).

    Apa tujuan pembangungan observatorium di tempat yang sangat tinggi? Alasan utamanya adalah karena kondisi langit yang lebih bersih. Selain itu, semakin tinggi lokasinya berarti semakin rendah juga tingkat kelembapan udaranya.

    Karena itulah TAO bisa “menangkap” hampir seluruh jangkauan gelombang near-infrared, termasuk mid-infrared. Hampir tak ada teleskop lain di Bumi yang bisa melakukan itu.

    Sementara itu menurut Universitas Tokyo, observatorium semaccam ini bisa dipakai memotret luar angkasa dengan resolusi yang lebih tinggi karena punya bukaan diafragma yang lebhi besar ketimbang teleskop yang ada di luar angkasa.

    Teleskop di TAO ini nantinya akan dipakai untuk mempelajari kelahiran galaxy dan asal muasal planet, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (3/5/2024).

    Namun di balik berbagai keunggulan teleskop di dataran sangat tinggi tersebut tentu ada kelemahannya. Yaitu kondisi lingkungan, tepatnya ketersediaan oksigen di udara, yang kurang cocok untuk manusia.

    Menurut Yuzuru Yoshii, yang memulai proyek ini pada 1998, para pekerja yang membangun TAO membutuhkan pengecekan medis dan harus menghirup oksigen dari tabung secara rutin saat sedang bekerja.

    Bahkan peneliti yang nantinya akan bekerja di dalam observatorium tersebut pun perlu berhati-hati saat bekerja. Bahkan mereka berencana untuk mengoperasikan teleskop tersebut secara remote dari fasilitas yang lokasinya lebih rendah untuk menghindari masalah kesehatan yang mungkin terjadi.

    (asj/asj)

  • Bumi Kian Panas, Bagaimana El Nino-La Nina Pengaruhi Cuaca?

    Bumi Kian Panas, Bagaimana El Nino-La Nina Pengaruhi Cuaca?

    Jakarta

    Ketika suhu panas terus melanda Asia Tenggara, masing-masing negara mulai mengeluarkan peringatan bahaya, terutama di Thailand, di mana sengatan panas dilaporkan telah menewaskan 30 orang tahun ini.

    Sebagai antisipasi, sekolah-sekolah di sejumlah negara diliburkan. Penutupan sekolah di Bangladesh, misalnya, diperkirakan berdampak terhadap 33 juta anak. Sementara di Filipina, lebih dari setengah provinsi di seluruh negeri melaporkan kekeringan.

    Menurut ilmuwan, siklus El Nino yang seharusnya berakhir pada Desember 2023 lalu merupakan penyebab terjadinya panas ekstrem dan kekeringan di Asia Tenggara tahun ini.

    Secara umum, Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global dan pada tahun 2023 merupakan wilayah yang paling banyak dilanda bencana akibat cuaca ekstrem.

    Tidak cuma di Asia, El Nino juga mendatangkan malapetaka di penjuru Afrika. Pada tanggal 4 April, Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, mendeklarasikan “darurat kekeringan” dan “situasi pangan yang parah akibat efek El Nino.”

    Zambia dan Malawi juga sudah mengumumkan darurat kekeringan akibat El Nino yang merusak tanaman pangan di wilayah selatan Afrika.

    Fenomena munculnya suhu hangat di Samudera Pasifik, atau El Nino, dikaitkan dengan rekor kenaikan suhu global pada tahun 2023 yang merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat.

    Bagaimana El Nino menyebabkan cuaca ekstrem?

    El Nino adalah salah satu fase dalam El Nino-Southern Oscillation, ENSO, sebuah pola iklim yang umumnya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun.

    Fenomena ini muncul ketika angin pasat reguler, yang bergerak dari timur ke barat, melemah dan bahkan berbalik arah.

    Angin ini bertiup melintasi garis khatulistiwa dan membawa udara hangat dari Amerika Selatan menuju Asia Tenggara dan Australia.

    Masalahnya, ketika angin pasat membisu, air hangat tetap berada di perairan Amerika Selatan dan tidak mengalir ke barat.

    Ketika suhu hangat mengusir aliran air dingin yang biasa terjadi di Pasifik timur, panas tambahan di atmosfer cenderung meningkatkan curah hujan regional dan menyebabkan banjir di bagian utara Amerika Selatan seperti di Bolivia.

    Terganggunya distribusi panas air laut akibat El Nino dapat mengubah jalur arus jet alami, alias koridor angin yang melintasi planet dan mengarahkan hujan. Hal ini menyebabkan gangguan iklim secara luas, termasuk terhentinya musim hujan di Indonesia dan India, namun juga berkurangnya aktivitas badai di Atlantik.

    Selain itu, El Nino juga ikut menjadi penyebab hujan lebat dan bencana banjir di Afrika Timur pada akhir tahun 2023.

    Banjir menewaskan sedikitnya 120 orang dan memaksa 700.000 penduduk di Kenya mengungsi.

    Meski demikian, para peneliti meyakini dampak El Nino terhadap curah hujan di Afrika Timur bersifat tidak langsung.

    La Nina berteman badai dan angin topan

    La Nina, fase penting lainnya dalam ENSO, mempunyai efek yang berlawanan dengan El Nino, dengan laju angin timur-barat yang lebih kuat.

    Berpindahnya air hangat ke barat Pasifik menyebabkan peningkatan curah hujan di Australia dan Asia Tenggara.

    Fase La Nina dapat memicu kekeringan dan kebakaran hutan di kawasan Pasifik timur mulai dari barat daya Amerika Serikat dan Meksiko hingga Amerika Selatan.

    La Nina juga biasanya meningkatkan aktivitas badai di Cekungan Atlantik, sebuah fenomena yang diperburuk oleh rekor kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Atlantik.

    Pemanasan global perparah ENSO

    Meskipun La Nina dan El Nino merupakan pola cuaca alami, dampak relatifnya dapat bervariasi bergantung pada waktu, durasi dan pengaruh iklim yang kompleks, termasuk pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

    Kendati demikian, bukti ilmiah memastikan, perubahan iklim telah membuat kemunculan fenomena ENSO menjadi lebih sering dan intens.

    Ilmuwan mengatakan, siklus El Nino dan La Nina kemungkinan akan semakin parah seiring dengan memanasnya permukaan Bumi. Udara yang lebih panas menampung lebih banyak air dan menyebabkan curah hujan yang lebih ekstrem.

    Menurut riset, dekarbonisasi total melalui penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap adalah instrumen paling ampuh untuk bisa membatasi pemanasan global dan dampak ENSO.

    rzn/hp

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menteri Negara-negara Andean Gelar Pertemuan Darurat Bahas soal Ekuador

    Menteri Negara-negara Andean Gelar Pertemuan Darurat Bahas soal Ekuador

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan dari negara-negara Andean akan mengadakan pertemuan darurat akhir pekan ini. Pemerintah Peru mengatakan pertemuan ini akan membahas masalah kejahatan narkoba lintas perbatasan yang telah membawa Ekuador ke dalam krisis keamanan.

    Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, mengatakan bahwa pertemuan di Lima, Peru, pada Minggu ini akan fokus pada cara-cara untuk menghadapi kejahatan transnasional. Khususnya, terkait pemberantasan narkoba.

    “Kita harus menghentikan perdagangan narkoba, yang merupakan sumber utama pendanaan untuk masalah yang telah menimbulkan kematian, kekacauan dan kecemasan di negara tetangga kita, Ekuador,” kata Alberto Otarola seperti dilansir AFP, Selasa (16/1/2024).

    Para menteri dari Peru, Bolivia, Kolombia dan Ekuador akan ambil bagian, berupaya memperdalam kerja sama melalui “sistem intelijen, polisi, dan angkatan bersenjata nasional… dalam perjuangan bersama melawan kejahatan terorganisir,” kata Otarola.

    Ekuador yang pernah menjadi benteng perdamaian antara produsen kokain terbesar di dunia – Kolombia dan Peru – baru-baru ini terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi oleh kartel transnasional.

    Kekerasan terbaru ini dipicu oleh kaburnya salah satu bos geng narkotika paling kuat di Ekuador dari penjara Guayaquil lebih dari seminggu yang lalu.

    Pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di seluruh negeri, membuat marah para gangster yang melancarkan beberapa serangan mematikan dan menyandera puluhan orang, yang sebagian besar telah dibebaskan.

    Diketahui, Peru dan Kolombia memperkuat keamanan di perbatasan mereka sehubungan dengan pecahnya kekerasan yang telah merenggut sedikitnya 19 nyawa di negara tetangga mereka.

    Kekerasan akibat narkoba menimbulkan dampak buruk terhadap generasi muda di Ekuador, dengan tingkat pembunuhan di kalangan anak-anak dan remaja melonjak hingga setidaknya 770 kasus, meningkat sebesar 640 persen dibandingkan empat tahun sebelumnya, kata UNICEF pada hari Senin, mengutip Kementerian Dalam Negeri Ekuador.

    Kantor badan anak-anak PBB untuk Amerika Latin dan Karibia yang berbasis di Panama itu mengatakan perekrutan paksa anak-anak oleh geng narkoba juga meningkat. Kekerasan akibat narkoba juga menghalangi akses anak di bawah umur terhadap hal-hal mendasar seperti layanan kesehatan dan pendidikan.

    (zap/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini