Negara: Bolivia

  • Tegang! Massa Pro-Eks Presiden Bolivia Serbu Barak, 20 Tentara Disandera

    Tegang! Massa Pro-Eks Presiden Bolivia Serbu Barak, 20 Tentara Disandera

    Jakarta

    Para pendukung mantan presiden Bolivia, Evo Morales menyerbu barak militer di provinsi Chapare, Bolivia tengah dan menyandera sekitar 20 tentara. Insiden ini menandai peningkatan dramatis dalam pertikaian massa pro-Morales dengan pemerintah negara tersebut.

    Situasi penyanderaan ini terjadi di tengah aksi para pendukung Morales yang memblokir jalan-jalan untuk mencegah penangkapannya atas apa yang disebutnya sebagai tuduhan pemerkosaan yang dibuat-buat, yang bertujuan untuk menggagalkan upayanya untuk bangkit kembali ke kancah politik.

    Morales, 65 tahun, menjabat dari tahun 2006 hingga 2019, ketika ia mengundurkan diri di tengah kekhawatiran setelah pemilu yang diwarnai kecurangan.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/11/2024), Angkatan bersenjata Bolivia mengatakan pada hari Jumat (1/11) dalam sebuah pernyataan, bahwa “kelompok bersenjata ilegal” telah “menculik para personel militer” dan menyita senjata serta amunisi di Chapare.

    Seorang sumber militer mengatakan kepada AFP, dengan syarat anonim bahwa “sekitar 20” tentara disandera.

    Dalam sebuah video yang disiarkan oleh media Bolivia, 16 tentara terlihat dikelilingi oleh para pengunjuk rasa yang mengangkat tongkat runcing tinggi-tinggi.

    “Resimen Cacique Maraza telah diambil alih oleh aktivis Tipnis. Mereka telah memutus aliran air, listrik, dan menyandera kami,” kata seorang pria berseragam dalam video tersebut.

    Lihat Video ‘Eks Presiden Bolivia Morales Tuding Presiden Arce Dalang Penembakan Dirinya’:

  • Meta AI Kantongi 500 Juta Pengguna, Mau Jadi Asisten AI Paling Banyak Dipakai – Page 3

    Meta AI Kantongi 500 Juta Pengguna, Mau Jadi Asisten AI Paling Banyak Dipakai – Page 3

    Di samping itu, Meta juga telah mengumumkan kalau Meta AI akan menjangkau lebih banyak pengguna di seluruh dunia. Lewat pengumuman terkini, perusahaan telah menambah daftar negara yang mendukung layanan tersebut.

    Mengutip informasi dari GSM Arena, Kamis (10/10/2024), Meta AI kini secara resmi hadir di enam negara baru yakni Inggris, Brasil, Bolivia, Guatemala, Paraguay, dan Filipina.

    Khusus pengguna di Filipina, Meta bahkan memungkinkan mereka untuk berinteraksi menggunakan bahasa Tagalog. Selain enam negara tersebut, chatbot AI ini juga dipersiapkan untuk hadir ke 15 negara lainnya.

    Negara itu adalah Algeria, Mesir, Indonesia, Irak, Yordania, Libya, Malaysia, Maroko, Arab Saudi, Sudan, Thailand, Tunisia, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Yaman.

    Adapun bahasa yang didukung di wilayah ini termasuk Arab, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Dengan ekspansi ini, Meta AI akan tersedia di 43 negara dan dapat berkomunikasi dalam beragam bahasa.

     

  • Kemlu Update Status RI di BRICS, Jadi Gabung Genk Rusia-China?

    Kemlu Update Status RI di BRICS, Jadi Gabung Genk Rusia-China?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia telah menyampaikan keinginan untuk bergabung sebagai anggota blok ekonomi BRICS. Hal ini telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono saat menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan pada 23-24 Oktober 2024 lalu.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rolliansyah Soemirat, menyebut status Indonesia saat ini adalah Interested Country atau negara yang berminat bergabung. Setidaknya, kata Roy, ada tiga kategori status sebelum menjadi anggota blok tersebut.

    “Dari sepemahaman kami, berdasarkan guideline yang berlaku di antara para anggota BRICS, ada beberapa kategori keanggotaan atau proses menuju keanggotaan, yaitu pertama Interested Country, kedua Perspective Member, dan ketiga Invited Member,” kata Roydalam press briefing di Kantor Kemlu, Kamis (31/10/2024).

    “Dengan pengumuman keinginan tersebut, setelah (Menlu Sugiono) telah menyampaikan keinginan Indonesia menjadi anggota BRICS, maka yang kami ketahui saat ini Indonesia telah menjadi Interested Country,” tambahnya.

    Indonesia sebelumnya telah diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Selain Indonesia, 12 negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.

    Mitra BRICS sendiri hanya diperbolehkan terlibat dan berpartisipasi secara selektif dalam urusan BRICS. Mereka tetap menjadi peserta dalam inisiatif internasional lainnya tapi tanpa komitmen penuh terhadap blok tersebut.

    Mitra BRICS yang baru memang memiliki potensi untuk menjadi anggota penuh di masa mendatang. Tetapi mereka tidak langsung dilantik karena alasan-alasan tertentu yang hanya diketahui oleh blok pimpinan Vladimir Putin tersebut.

    BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada tahun 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA).

    (sef/sef)

  • Pemerintah Vs Eks Presiden Bikin Bolivia Memanas

    Pemerintah Vs Eks Presiden Bikin Bolivia Memanas

    Jakarta

    Situasi di Bolivia semakin memanas. Nyaris 30 orang terluka dalam bentrok antara polisi Bolivia dan pendukung mantan presiden Bolivia Evo Morales.

    Bentrokan itu terjadi pada Selasa (29/10) di kota Mairana, salah satu dari banyak tempat di mana para pengunjuk rasa telah memblokir jalan-jalan sejak 14 Oktober sebagai bentuk solidaritas dengan Morales, dengan harapan dapat mencegah penangkapannya.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/10), Menteri Kesehatan Bolivia Maria Rene Castro mengatakan, sebanyak 29 orang terluka, semuanya kecuali dua dari mereka adalah polisi.

    Kepala polisi wilayah Santa Cruz, yang meliputi Mairana, mengatakan kepada wartawan, bahwa polisi diserang oleh beberapa pengunjuk rasa.

    Morales, yang memerintah Bolivia dari tahun 2006 hingga 2019, sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyelundupan atas dugaan hubungannya dengan seorang gadis berusia 15 tahun pada tahun 2015.

    Dia mengklaim tuduhan itu dibuat-buat untuk mencegahnya kembali berkuasa. Basis pendukungnya yang sebagian besar adalah penduduk asli, mengatakan bahwa Morales adalah korban persekusi hukum oleh Presiden Luis Arce, mantan sekutu yang telah menjadi rival politik.

    Baca halaman selanjutnya>>

  • Ini kata Profesor St.Petersburg tentang peluang Indonesia gabung BRICS

    Ini kata Profesor St.Petersburg tentang peluang Indonesia gabung BRICS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ini kata Profesor St.Petersburg tentang peluang Indonesia gabung BRICS
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Selasa, 29 Oktober 2024 – 15:11 WIB

    Elshinta.com – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi mendaftarkan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Pendaftaran itu dilakukan melalui penyampaian surat ketertarikan atau expression of interest oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia 24 Oktober lalu.

    Selain mendaftar BRICS, RI diketahui kini menjadi mitra resmi blok tersebut. Tak hanya RI, ada 12 negara lain di antaranya Malaysia, Thailand, dan Vietnam serta Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.

    Langkah Indonesia yang menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS di Kazan, dianggap sebagai simbol dari kepercayaan bahwa BRICS bisa jadi alternatif terhadap sistem Barat, termasuk hegemoni dolar. “Saya kira dengan mengirimkan menteri luar negeri baru ke Kazan, Presiden Prabowo telah menunjukkan kepada beberapa pemimpin terkemuka BRICS, terutama Putin dan Xi, bahwa mereka ‘percaya’ terhadap BRICS untuk menyeimbangkan perekonomian dunia karena BRICS memberikan alternatif bagi perekonomian dunia. Sistem keuangan yang didominasi Barat.”, kata Guru Besar Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie. 

    Menurutnya, BRICS dapat memberikan kemandirian yang jauh lebih besar dari dolar AS , karena organisasi tersebut “menyatukan perekonomian, sumber daya, dan populasi yang besar dan beragam, yang tidak diragukan lagi menawarkan penyeimbang baru dalam perdagangan, keuangan, mata uang, dan kebijakan ekonomi global,” katanya lagi. 

    Profesor  asal Indonesia yang kini dipercaya mengajar di Universitas tertua di Rusia itu menambahkan bahwa dia bertanya-tanya apakah Presiden Indonesia akan berupaya menjadikan BRICS sebagai aliansi keamanan baru jika Indonesia bergabung segera setelah pertemuan Kazan. 

    “Menurut saya, BRICS jika menjadi aliansi keamanan berpotensi mengimbangi aliansi Barat seperti NATO dengan memberikan pengaruh lebih besar kepada Indonesia dalam masalah keamanan regional dan mengurangi terlalu banyak kekuatan militer Barat di kawasan Asia Tenggara,” jelasnya.

    Pada KTT BRICS ke-16, Indonesia diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang diakui sebagai negara mitra adalah Malaysia , Thailand dan Vietnam.

    Di Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov menjelaskan bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dipandang sebagai langkah signifikan menuju kemandirian global dan kebijakan luar negeri yang aktif. Ini bertujuan untuk menghindari dominasi Barat

    Sumber : Elshinta.Com

  • Pemerintah Vs Eks Presiden Bikin Bolivia Memanas

    Pendukung Eks Presiden Bolivia Bentrok dengan Polisi, Puluhan Luka

    Jakarta

    Bentrokan terjadi antara para polisi Bolivia dan pendukung mantan presiden Evo Morales. Hampir 30 orang terluka dalam insiden itu.

    Bentrokan itu terjadi pada Selasa (29/10) di kota Mairana, salah satu dari banyak tempat di mana para pengunjuk rasa telah memblokir jalan-jalan sejak 14 Oktober sebagai bentuk solidaritas dengan Morales, dengan harapan dapat mencegah penangkapannya.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/10/2024), Menteri Kesehatan Bolivia Maria Rene Castro mengatakan, sebanyak 29 orang terluka, semuanya kecuali dua dari mereka adalah polisi.

    Kepala polisi wilayah Santa Cruz, yang meliputi Mairana, mengatakan kepada wartawan, bahwa polisi diserang oleh beberapa pengunjuk rasa.

    Morales, yang memerintah Bolivia dari tahun 2006 hingga 2019, sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyelundupan atas dugaan hubungannya dengan seorang gadis berusia 15 tahun pada tahun 2015.

    Dia mengklaim tuduhan itu dibuat-buat untuk mencegahnya kembali berkuasa. Basis pendukungnya yang sebagian besar adalah penduduk asli, mengatakan bahwa Morales adalah korban persekusi hukum oleh Presiden Luis Arce, mantan sekutu yang telah menjadi rival politik.

    Para pendukung Morales juga memprotes harga bahan bakar dan makanan yang meroket di negara Amerika Selatan itu.

  • Jadi Target Penembakan, Eks Presiden Bolivia Tuduh Pemerintah Dalangnya

    Jadi Target Penembakan, Eks Presiden Bolivia Tuduh Pemerintah Dalangnya

    Jakarta

    Mantan presiden Bolivia Evo Morales mengatakan orang-orang bersenjata mencoba membunuhnya dengan terjangan peluru pada hari Minggu (27/10) waktu setempat. Dia menuduh presiden saat ini berada di balik serangan itu.

    Morales mengatakan sopirnya terluka ketika para penyerang dengan wajah tertutup menembaki dia ketika dia sedang dalam perjalanan ke sebuah stasiun radio untuk wawancara di kota Cochabamba.

    “Mobil yang saya tumpangi memiliki 14 lubang peluru,” kata Morales, seraya menambahkan: “Ini sudah direncanakan. Idenya adalah untuk membunuh Evo,” imbuhnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (28/10/2024).

    Stasiun radio yang menyelenggarakan wawancara tersebut, Kawsachun Coca, merilis sebuah video yang katanya adalah truk pikap penuh peluru yang ditumpangi Morales.

    Pada bagian kaca depannya terlihat ada tiga lubang peluru dan pengemudinya berlumuran darah di kepalanya.

    Morales menyalahkan Presiden Luis Arce, mantan sekutu dan menteri kabinetnya yang berselisih dengannya, atas serangan itu.

    “Lucho telah menghancurkan Bolivia dan sekarang dia ingin menghilangkan proses kami dengan membunuh Evo,” kata Morales, menggunakan nama panggilan dirinya, tentang upayanya sendiri untuk mendapatkan kembali kursi kepresidenan.

    Kemudian ia membuat pengaduan kepada Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, yang berpusat di Kosta Rika, dan secara resmi menuduh “agen pemerintah” berusaha membunuhnya, tulis Morales di media sosial X.

  • Jadi Target Penembakan, Eks Presiden Bolivia Tuduh Pemerintah Dalangnya

    Mantan Presiden Bolivia Evo Morales Jadi Korban Sasaran Penembakan

    La Paz

    Mantan presiden Bolivia Evo Morales menjadi korban sasaran penembakan oleh orang-orang bersenjata yang menghujani peluru ke mobilnya. Dia menyalahkan presiden Bolivia saat ini, Luis Arce, atas serangan tersebut.

    Dilansir Antara, Senin (28/10/2024), Morales menyebut sopirnya terluka ketika para penyerang dengan wajah tertutup menembak ke arahnya saat ia berkendara untuk melakukan wawancara radio di kota Cochabamba.

    “Mobil yang saya tumpangi memiliki 14 lubang peluru,” kata Morales, seraya menambahkan: “Ini sudah direncanakan. Idenya adalah untuk membunuh Evo.”

    Stasiun radio yang menjadi pembawa acara wawancara tersebut, Kawsachun Coca, merilis video yang dikatakannya adalah truk pikap berisi peluru yang ditumpangi Morales.

    Kaca depan mobil yang ditumpangi Morales memiliki tiga lubang peluru. Kepala sopir dari Morales berlumuran darah akibat insiden tersebut.

    Morales menyalahkan Presiden Luis Arce, mantan sekutu dan menteri kabinetnya yang berselisih dengannya.

    “Lucho telah menghancurkan Bolivia dan sekarang dia ingin menghilangkan proses kami dengan membunuh Evo,” ucap Morales.

    Kemudian dia mengajukan pengaduan ke Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, yang berbasis di Kosta Rika, dan secara resmi menuduh ‘agen pemerintah’ mencoba membunuhnya.

    Wakil Menteri Keamanan, Roberto Rios, mengatakan pemerintah akan menyelidiki serangan tersebut. Namun dia mengatakan hal itu mungkin dilakukan oleh kubu Morales – yang dia sebut sebagai ‘serangan diri sendiri’.

    (fas/fas)

  • Pendukung Eks Presiden Evo Morales Blokir Jalanan, Bolivia Lumpuh!

    Pendukung Eks Presiden Evo Morales Blokir Jalanan, Bolivia Lumpuh!

    La Paz

    Bolivia dibuat lumpuh oleh para pendukung mantan Presiden Evo Morales yang memblokir belasan ruas jalanan di negara tersebut. Aksi tersebut membuat rakyat Bolivia harus menghadapi langkanya pasokan bahan bakar dan melonjaknya harga kebutuhan pokok.

    Aksi pemblokiran jalan itu terjadi saat Morales sedang diselidiki atas dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur semasa dia menjabat Presiden Bolivia.

    Di La Paz yang merupakan ibu kota Bolivia, seperti dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), pengemudi minibus Marco Santos termasuk di antara orang-orang yang terjebak dalam antrean 300 kendaraan yang terpaksa mengantre bahan bakar sepanjang Senin (21/10) waktu setempat.

    “Jika Anda tidak bekerja, Anda tidak akan bisa makan,” ucap Santos (25), yang mengantre hingga enam jam untuk mengisi bahan bakar kendaraannya.

    “Ini kerugian total, terutama bagi kami yang mengemudikan angkutan umum,” imbuhnya.

    Pada Jumat (18/10) lalu, menurut perkiraan Kementerian Perekonomian, sektor transportasi Bolivia telah mengalami kerugian hingga lebih dari US$ 8,6 juta akibat aksi protes tersebut. Perusahaan minyak negara, YPFB, melaporkan sekitar 750 truk tangki bahan bakar terjebak di ruas jalanan yang diblokir oleh loyalis Morales.

    Aksi protes tersebut meluas sejak pekan lalu dari empat ruas jalanan yang diblokir menjadi 18 ruas jalanan yang kini diblokir para pendukung Morales. Sebagian besar aksi pemblokiran terjadi di jalanan di sekitar kota Cochabamba, markas politik Morales.

    Morales yang merupakan presiden pertama dari etnis pribumi di Bolivia, menjabat tahun 2006 hingga tahun 2019 lalu. Dia kini sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyelundupan terkait dugaan hubungannya dengan seorang remaja perempuan berusia 15 tahun.

    Morales dituduh memperkosa remaja itu hingga hamil pada tahun 2016 lalu.

    Meskipun tujuan awal aksi protes itu adalah untuk mencegah kemungkinan penangkapan Morales, para demonstran kini juga memprotes pengelolaan ekonomi pemerintahan Presiden Luis Arce.

    Sejak tahun lalu, Bolivia telah mengurangi impor bahan bakar karena menurunnya pendapatan dari penjualan gas, sumber utama mata uang asing negara tersebut hingga tahun 2020.

    Dengan naiknya harga-harga, para pedagang mengalami penurunan penjualan sejak aksi pemblokiran jalan dimulai. Menurut seorang tukang daging setempat, Isabel Callizaya, saat ini harga satu kilogram daging babi mengalami kenaikan dari US$ 3 (sekitar Rp 46.000) menjadi US$ 4,40 (sekitar Rp 68.000).

    “Tidak ada daging yang masuk dan itulah sebabnya harganya semakin naik,” ucapnya.

    “Tidak ada bensin karena ada pemblokiran,” sebut Callizaya.

    Morales sekarang menjadi rival utama Presiden Arce, terutama dalam persaingan memimpin partai berkuasa untuk pilpres tahun 2025 mendatang.

    Dia menggambarkan penyelidikan terhadap dirinya sebagai “kebohongan lainnya” dan mengklaim dirinya sebagai korban penganiayaan yudisial yang dipimpin oleh pemerintahan Presiden Arce. Pengacara Morales mengatakan kasus yang menjerat kliennya sudah diselidiki dan ditutup tahun 2020 lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mantan Presiden Bolivia Diselidiki Atas Tuduhan Perkosa ABG

    Mantan Presiden Bolivia Diselidiki Atas Tuduhan Perkosa ABG

    La Paz

    Mantan Presiden Bolivia Evo Morales sedang diselidiki atas tuduhan memperkosa seorang ABG perempuan ketika dia masih berkuasa beberapa tahun lalu. Bahkan dilaporkan, korban yang saat itu masih di bawah umur, sampai hamil dan melahirkan akibat pemerkosaan itu.

    Penyelidikan terhadap Morales itu, seperti dilansir AFP, Jumat (4/10/2024), diumumkan oleh Menteri Kehakiman Bolivia Cesar Siles dalam konferensi pers pada Kamis (3/10) waktu setempat.

    Siles dalam pernyataannya menyebut remaja yang menjadi korban pemerkosaan itu, telah melahirkan seorang bayi perempuan setelah tindak pemerkosaan yang terjadi delapan tahun lalu.

    “Kami mengamati dengan penuh amarah atas kejahatan-kejahatan serius yang berusaha untuk tidak dihukum. Yang saya maksud secara khusus adalah seorang anak perempuan, seorang anak perempuan yang diperkosa pada usia 15 tahun, 16 tahun,” ucap Siles saat berbicara kepada wartawan.

    Dia menambahkan bahwa “ayah yang diakui dalam akta kelahiran” bayi tersebut adalah Morales yang berusia 64 tahun.

    “Ini sedang diselidiki,” sebut Siles.

    Morales yang menjabat Presiden Bolivia dari tahun 2006 hingga tahun 2019 lalu, terjerat skandal yang muncul pekan ini ketika seorang jaksa menuturkan dirinya dipecat karena berupaya menangkap Morales sebagai bagian dari penyelidikan perdagangan manusia yang melibatkan anak di bawah umur.

    Dokumen yang meminta penangkapan Morales, yang bocor ke pers, menyebut bahwa pada tahun 2016, dia berselingkuh dengan seorang remaja perempuan berusia 15 tahun dan memiliki anak perempuan dengan remaja itu.

    Tanpa menyinggung kasus tersebut, Morales memberikan pernyataan via media sosial X yang menegaskan dirinya tidak takut.

    “Saya tidak terkejut atau khawatir. Semua pemerintahan neo-liberal, termasuk pemerintahan saat ini, mengancam saya, mempersekusi saya, memenjarakan saya, mencoba membunuh saya. Saya tidak takut! Mereka tidak akan membungkam saya!” tegasnya.

    Seorang hakim setempat mengesampingkan permohonan penangkapan Morales dan jaksa yang mengajukan permohonan itu, bernama Sandra Gutierrez, dipecat dari pekerjaannya. Tidak disebutkan alasan permohonan penangkapan itu dikesampingkan.

    Morales, mantan petani koka yang menjadi presiden pribumi pertama di Bolivia tahun 2006 lalu, sangat populer sampai dia berusaha melanggar konstitusi demi mencalonkan diri untuk periode jabatan keempat.

    Dia mengklaim kemenangan dalam pemilu tahun 2019 yang diwarnai tuduhan kecurangan, namun terpaksa mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan militer dan kabur ke luar negeri.

    Presiden Bolivia yang saat ini menjabat, Luis Arce, pernah menjadi orang dekat Morales dan menjabat sebagai Menteri Keuangan selama lebih dari satu dekade. Namun mereka berselisih dan kini saling bertarung memperebutkan kepemimpinan partai berkuasa MAS untuk menjadi kandidat dalam pemilu tahun depan.

    Pengadilan setempat telah menyatakan Morales tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pemilu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)