Negara: Belanda

  • ‘Neraka Bocor’ Eropa Makan Korban 2.300 Jiwa, Suhu Tembus Rekor Segini

    ‘Neraka Bocor’ Eropa Makan Korban 2.300 Jiwa, Suhu Tembus Rekor Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa Barat antara akhir Juni hingga awal Juli 2025 menewaskan sekitar 2.300 orang di 12 kota besar. Analisis ilmiah cepat yang dirilis pada Rabu (9/7/2025) menyebut bahwa sekitar 1.500 kematian atau dua pertiga dari total tersebut dapat dikaitkan langsung dengan dampak perubahan iklim akibat ulah manusia.

    Studi lintas institusi yang dilakukan oleh para peneliti dari Imperial College London, London School of Hygiene and Tropical Medicine, serta lembaga penelitian dari Belanda, Denmark, dan Swiss itu menyoroti bahwa suhu ekstrem yang terjadi dalam periode 23 Juni hingga 2 Juli 2025 mencapai lebih dari 40°C di berbagai wilayah, termasuk Spanyol, Prancis, dan Italia. Di Prancis, kebakaran hutan besar juga terjadi selama periode tersebut.

    “Perubahan iklim telah membuat suhu jauh lebih tinggi dari seharusnya, dan itu sangat berbahaya,” ujar Dr. Ben Clarke dari Imperial College London, salah satu peneliti utama dalam studi ini, dilansir Reuters.

    Ia menambahkan bahwa bagi sebagian masyarakat, cuaca panas mungkin terasa wajar, namun bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan pekerja luar ruangan, kondisi itu bisa berujung fatal.

    Para peneliti membandingkan kondisi saat ini dengan skenario dunia tanpa pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Hasilnya, mereka menemukan bahwa suhu saat gelombang panas ini bisa 2 hingga 4 derajat Celsius lebih rendah jika tidak ada perubahan iklim akibat manusia.

    “Tambahan dua hingga empat derajat itu bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi ribuan orang,” kata Garyfallos Konstantinoudis, dosen di Imperial College London yang juga tergabung dalam tim penelitian.

    Adapun studi ini melibatkan 12 kota besar termasuk Paris, London, Madrid, Barcelona, dan Milan-yang semuanya memiliki populasi gabungan lebih dari 30 juta jiwa. Analisis menunjukkan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan suhu di kota-kota tersebut hingga 4 derajat Celcius lebih panas dari kondisi normal.

    Kondisi ini memperparah efek gelombang panas, terutama di kawasan perkotaan yang dikenal mengalami fenomena “pulau panas” karena permukaan beton dan aspal menyerap panas dan menahan suhu lebih lama.

    Selain itu, Copernicus Climate Change Service (C3S), lembaga iklim Uni Eropa, mencatat bahwa sebagian besar wilayah Eropa selatan mengalami “malam tropis”, yaitu malam hari di mana suhu tidak cukup turun untuk memungkinkan tubuh pulih dari paparan panas di siang hari.

    Kematian yang Tak Tercatat Resmi

    Studi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar kematian terkait panas biasanya tidak tercatat secara resmi, karena banyak yang terjadi secara diam-diam di rumah atau fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan model epidemiologi dan data historis kematian untuk memperkirakan angka korban secara ilmiah.

    “Kematian terkait panas sering kali luput dari perhatian publik. Mereka adalah ‘pembunuh diam-diam’,” tambah Konstantinoudis, dilansir AFP.

    Copernicus juga menyebutkan bahwa Juni 2025 merupakan bulan Juni terpanas ketiga secara global, hanya kalah dari tahun 2023 dan 2024. Namun untuk wilayah Eropa Barat, bulan tersebut menjadi yang terpanas sepanjang sejarah pencatatan. Sekolah, tempat wisata, hingga aktivitas luar ruangan banyak dihentikan sebagai respons terhadap kondisi ekstrem tersebut.

    Dalam laporan tahun lalu, para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 61.000 orang meninggal dunia akibat gelombang panas di Eropa selama musim panas 2022. Angka tinggi ini menunjukkan bahwa langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap cuaca ekstrem masih sangat kurang.

    “Di dunia yang semakin memanas, gelombang panas akan menjadi lebih sering, lebih parah, dan berdampak pada lebih banyak orang,” kata Samantha Burgess, pemimpin strategi iklim di Copernicus.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 24 calon Dubes LBBP telah penuhi syarat uji kelayakan

    24 calon Dubes LBBP telah penuhi syarat uji kelayakan

    Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir (tengah) bersama pimpinan DPR RI lainnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025). ANTARA/Melalusa Susthira K.

    DPR: 24 calon Dubes LBBP telah penuhi syarat uji kelayakan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 15:30 WIB

    Elshinta.com – Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir mengatakan bahwa 24 calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk negara sahabat dan organisasi internasional telah memenuhi syarat uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang digelar Komisi I DPR RI.

    “Sepengetahuan saya, sepengetahuan kami pimpinan di Komisi I itu seluruhnya memenuhi syarat dari fit and proper, dan diterima nama-nama itu untuk menjadi duta besar yang diusulkan oleh pemerintah,” kata Adies usai menghadiri rapat paripurna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7).

    Untuk itu, dia menyebut nama-nama calon Dubes LBBP itu telah berada di meja Ketua DPR RI Puan Maharani untuk diserahkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Jadi saat ini sudah di meja Bu Ketua untuk dikirim ke Pak Presiden,” ucapnya.

    Meski demikian, Adies tak dapat memastikan apakah terdapat catatan-catatan yang diberikan Komisi I DPR terhadap nama-nama calon Dubes LBBP tersebut.

    “Mungkin catatan-catatan ada, tapi kan saya belum lihat suratnya,” katanya.

    Sebagaimana tata tertib (tatib) yang berlalu, dia menyebut pimpinan DPR RI dapat langsung mengirimkan nama-nama tersebut ke Presiden tanpa dibacakan terlebih dulu dalam Rapat Paripurna DPR RI.

    “Kalau duta besar itu tatibnya tidak perlu dibacakan di paripurna. Jadi, langsung dikirimkan ke pimpinan, nanti pimpinan langsung meneruskan ke pemerintah,” ujarnya.

    Dia pun menyebut Rapat Paripurna DPR yang digelar hari ini beragendakan pandangan fraksi-fraksi terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN tahun anggaran 2024.

    “Kalau rapat hari ini kan tanggapan fraksi-fraksi terhadap pertanggungjawaban dari pemerintah tahun 2024, seluruh fraksi menerima pertanggungjawaban tersebut. Jadi, itu saja agendanya,” tuturnya.

    Terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono juga mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah merampungkan tahapan uji kelayakan dan kepatutan calon Dubes LBBP RI, meski Rapat Paripurna DPR RI hari ini tak mencantumkan agenda terkait hal tersebut.

    Dia pun menyerahkan mekanisme selanjutnya atas hasil uji kelayakan dan kepatutan yang telah digelar pihaknya itu kepada pimpinan DPR RI.

    “Sekarang ini kan yang masih dibahas (Rapat Paripurna) itu yang soal RAPBN, tapi yang penting kami sudah selesai di komisi, sudah kami serahkan ke pimpinan, nanti biar pimpinan menentukan karena pasti ada kebijakan-kebijakan tertentu, kapan pimpinan mau bacakan dan selesaikan,” ujarnya.

    Dave menyebut Komisi I DPR RI menilai calon Dubes LBBP RI yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan merupakan sosok-sosok mumpuni untuk ditempatkan di negara tujuan masing-masing.

    “Semuanya kami tidak melihat ada suatu kendala, semuanya itu mampu dan sanggup untuk melaksanakan visi-misi pemerintah dengan program kerja masing-masing di tempat yang mereka akan ditugaskan,” kata Dave.

    Sebelumnya, Minggu (6/7), Komisi I DPR RI selesai menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap 24 calon duta besar (dubes) yang akan mengisi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sejumlah negara serta Perwakilan Tetap RI di organisasi internasional, dan hasilnya akan diberikan ke Pimpinan DPR RI.

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono mengatakan bahwa uji kelayakan itu bersifat tertutup sehingga hasilnya pun bersifat rahasia, sesuai dengan tata tertib. Sehingga, kata dia, Ketua DPR RI Puan Maharani merupakan pihak yang akan menindaklanjuti hasil uji kelayakan tersebut.

    Berikut nama-nama calon dubes setelah selesai menjalani uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Sabtu hingga Minggu, 5-6 Juli 2025:

    1. Abdul Kadir Jaelani – Dubes RI untuk Jerman (Berlin)

    2. Redianto Heru Nurcahyo – Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava)

    3. Umar Hadi – Perwakilan Tetap RI New York

    4. Hotmangaradja Pandjaitan – Dubes RI untuk Singapura

    5. Nurmala Kartini Sjahrir – Dubes RI untuk Jepang (Tokyo)

    6. Indroyono Soesilo – Dubes RI untuk Amerika Serikat (Washington DC)

    7. Adam Mulawarman Tugio – Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi)

    8. Laurentius Amrih Jinangkung – Dubes RI untuk Belanda (Den Haag)

    9. Judha Nugraha – Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (Abu Dhabi)

    10. Sidharto Reza Suryodipuro – Perwakilan Tetap RI di PBB Swiss (Jenewa)

    11. Andhika Chrisnayudhanto – Dubes RI untuk Brazil (Brasilia)

    12. Syahda Guruh Langkah Samudera – Dubes RI untuk Qatar (Doha)

    13. Andi Rahardian – Dubes RI untuk Oman

    14. Imam As’ari – Dubes RI untuk Ekuador (Quito)

    15. Listyowati – Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal

    16. Kuncoro Giri Waseso – Dubes RI untuk Mesir

    17. Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo – Dubes RI untuk Malaysia

    18. Mayjen (Purn) Gina Yoginda – Dubes RI untuk Korea Utara

    19. Yusron Bahauddin Ambary – Dubes untuk Algeria

    20. Lukman Hakim Siregar – Dubes untuk Suriah

    21. Berlian Helmy – Dubes untuk Ajerbaizan

    22. Hari Prabowo – Dubes untuk Thailand

    23. Okto Dorinus Damanik – Dubes RI untuk Papua Nugini

    24. Andi Rachmianto – Dubes RI untuk Belgia.

    Sumber : Antara

  • Pesta Rakyat Warisan Kolonialisme Belanda

    Pesta Rakyat Warisan Kolonialisme Belanda

    JAKARTA – Peradaban besar kerap hadir di sepanjang suatu aliran sungai. Narasi itu membuat sungai bak muara kehidupan sosial dan budaya. Ambil contoh masyarakat yang hidup di sepanjang aliran hulu Sungai Indragiri, Taluk Kuantan, Riau.

    Peradaban masyarakat Kuantan memunculkan tradisi pacu jalur (dayung perahu). Tradisi itu jadi pesta rakyat di masa penjajahan Belanda. Perlombaannya digelar pada hari besar keagamaan. Bahkan, jadi ajian penting perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

    Sungai punya peranan penting dalam eksistensi peradaban manusia. Kebutuhan manusia akan air membuat mereka mengistimewakan sungai. Kondisi itu membuat banyak aktivitas sosial hingga budaya lahir di sepanjang aliran sungai.

    Kedekatan antara manusia dan sungai hadir pula di berbagai wilayah di Indonesia. Masyarakat Kuantan di sepanjang hulu Sungai Indragiri, misalnya. Mereka jadikan sungai bagian penting dalam kehidupan. Ambil contoh kehadiran tradisi pacu jalur.

    Penanda kehadiran tradisi pacu jalur bermula dari aktifnya warga setempat menggunakan perahu sebagai alat transportasi sedari abad ke-17. Eksistensi pacu jalur sebagai perlombaan tertulis sejak era penjajahan Belanda.

    Pacu jalur menegaskan pentingnya suatu budaya gotong royong lewat usaha membangun perahu yang kemudian dikenal sebagai jalur. Seisi kampung punya peranan masing-masing membangun perahu – pria dan wanita.

    Pembuatan perahu yang mahal akhirnya terasa ringan dengan patungan. Namun, bukan berarti pembuatan perahu bisa dilakukan dalam singkat.

    Pacu jalur, tradisi rakyat yang mulai dilombakan pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara. (ANTARA)

    Warga kampung di Kuantan paling tidak butuh waktu dua sampai tiga bulan untuk mempersiapkan upacara pembuatan perahu. Kayu yang digunakan tak boleh sembarang. Mereka mencari pohon –utamanya pohon ulin– yang panjang dan besar.

    Paling tidak ukuran pohonnya bisa dipeluk oleh tiga orang. Pohon pun tak ditebang sembarang saja. Ada ritual yang dilakukan. Suatu ritual yang menegaskan aliran kepercayaan animisme masih diyakini masyarakat setempat.

    Persiapan ritual itu membuat seisi desa kian dekat dan akrab. Pria dan wanita bisa dengan mudah saling kenal. Kemudian, kayu diserahkan ke pembuat perahu. Perahu yang dibuat kemudian jadi aset penting atau simbol kekayaan suatu kampung di masa lampau. Biasanya perahu memiliki panjang 25 sampai 30 meter dan lebar satu meter.

    “Upacara yang cukup melelahkan tentulah ketika sang kayu harus dihela dari tempatnya roboh sampai ke desa atau pangkalan yang membutuhkannya. Pada umumnya diperlukan waktu dua hingga tiga bulan untuk ini, meskipun seluruh penduduk dewasa — laki-laki dan wanita – dikerahkan dergan tugas masing-masing.”

    “Namun hari-hari yang melelahkan ini selalu menarik bagi penduduk karena pada saat-saat itulah pergaulan antara laki-laki dan wanita diberi kelonggaran. Tak mengherankan kalau sehabis upacara ini berlangsunglah perkawinan-perkawinan, tetapi juga tak sedikit perceraian,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Dan Sekaleng Minyak (1974).

    Andalan Perayaan Besar

    Perlombaan pacu jalur bak pesta rakyat. Pacu jalur kerap menarik perhatian banyak orang. Masing-masing kampung di sepanjang aliran sungai ikut berpartisipasi. Informasi lombanya dengan cepat menyebar ke mana-mana. Penonton yang datang membludak.

    Semuanya karena acara pacu jalur memiliki hiburan komplet. Pacu jalur tak melulu hanya lomba. Namun, hiburan pendukung juga bejibun – dari pawai, musik, hingga tarian. Orang-orang lalu kian penasaran dengan lomba pacu jalur yang dikendalikan 35 sampai 70 orang pendayung.

    Dua orang di antaranya akan berdiri paling depan dan belakang. Fungsinya untuk memberikan semangat dan aba-aba sesuai dengan kreativitas masing-masing. Perahu pun jadi cepat melaju menuju jarak 800-1.000 meter.

    Mulanya tradisi pacu jalur digelar untuk memperingati hari besar Islam – utamanya tahun baru Islam hingga lebaran. Tradisi itu kian eksis pada masa penjajahan Belanda era 1900-an. Perayaan yang tadinya hanya hari besar Islam mulai merambah ke peringatan hari besar di Hindia Belanda (kini: Indonesia).

    Pacu jalur digelar untuk memperingat ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda di bulan November. Peringatan ulang tahun itu dianggap lazim karena seluruh wilayah jajahan Belanda menggelar hal yang sama. Ambil contoh di Batavia (kini: Jakarta) turut menggelar Pasar Gambir (cikal bakal Pekan Raya Jakarta).

    Pacu jalur kian istimewa karena hadiahnya cukup prestisius. Antara lain bendera marewa dari pemuka adat, uang tunai, kerbau betina, sapi, hingga kambing. Belakangan tradisi pacu jalur sering dimainkan perayaan Kemerdekaan Indonesia tiap tanggal 17 Agustus. 

    “Kesenian yang spesifik Taluk adalah pacu jalur (lomba sampan) yang diadakan waktu perayaan rakyat, tetapi zaman Belanda diadakan untuk meperingati hari lahir Ratu Belanda,” tertulis dalam buku keluaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berjudul Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Riau (1983).

  • ‘Mustahil Marc Marquez Tak Jadi Juara Dunia MotoGP, Apalagi Dikawal Adiknya’

    ‘Mustahil Marc Marquez Tak Jadi Juara Dunia MotoGP, Apalagi Dikawal Adiknya’

    Jakarta

    Marc Marquez rasanya tak terbendung lagi. Bahkan ada yang meyakini kalau The Baby Aliens bisa juara dunia MotoGP musim ini.

    Chicho Lorenzo, ayah dari Jorge Lorenzo yang punya sekolah balap itu, yakin benar Marquez jadi juara dunia. Menurutnya pola kemenangan Marquez sudah seperti ia mendominasi balapan MotoGP saat bersama Honda dari 2011-2019, yang mana merupakan masa keemasan si pebalap.

    Saat ini Marquez memimpin klasemen dengan 307 poin. Posisi kedua ditempati Alex Marquez dengan angka berjarak 68 poin, dan Bagnaia makin tertinggal jauh, berjarak 126 poin.

    “Marquez praktis telah mencapai 82% dari poin yang mungkin. Itu luar biasa. Ini menarik karena ini adalah angka-angka seperti saat ia mendominasi. Ketika ia sudah mencapai lebih dari 80%, ia mendominasi,” jelasnya.

    Marc Marquez ketika menjuarai MotoGP Belanda (REUTERS/Yves Herman) Foto: REUTERS/Yves Herman

    Dari 10 balapan yang sudah digelar, Marc Marquez sudah enam kali menyapiu bersih kemenangan sprint dan main race, ini daftarnya:

    – Thailand: 37 poin
    – Argentina: 37 poin
    – Qatar: 37 poin
    – Italia: 37 poin
    – Aragon: 37 poin
    – Belanda: 37 poin

    Kompetitor terdekat Marquez ialah adiknya sendiri, Alex Marquez. Namun Chicho menilai Alex pasti ingin melihat kakaknya juara dunia lagi, besar kemungkinan bisa ‘mengawal’ Marquez guna memuluskan langkah Marc Marquez.

    “Dengan keunggulan poin ini, hampir mustahil untuk kehilangan kejuaraan ini. Dan terlebih lagi dengan saudaranya di sana sebagai pengawal yang setia,”ceplos Chicho.

    Pernyataan Chicho bukan tanpa alasan. Marc Marquez nampaknya kembali dalam performa terbaik.

    Kemenangan bakal diraihnya dalam seri berikutnya di Sirkuit Sachsenring, MotoGP Jerman 2025, yang menjadi seri berikutnya.

    Alex Marquez dan Marc Marquez menguasai posisi teratas klasemen MotoGP 2025 (Photo by Tiziana FABI / AFP) Foto: AFP/TIZIANA FABI

    Dari statistik kemenangan MotoGP, Marc Marquez merupakan rider kedua peraih kemenangan terbanyak, dia cuma kalah dari Giacomo Agostini.

    Kalau sampai Marquez menang lagi minggu ini, artinya Marquez sedang mengulang rekor kemenangan empat kali beruntun.

    (riar/din)

  • Jam Gadang, Penjaga Waktu Hingga Saksi Bisu Sejarah Perjuangan di Jantung Bukittinggi

    Jam Gadang, Penjaga Waktu Hingga Saksi Bisu Sejarah Perjuangan di Jantung Bukittinggi

    Fungsi strategis Jam Gadang sebagai pusat kota juga menjadikannya tempat berlangsungnya berbagai peristiwa penting. Selain pengibaran bendera setelah kemerdekaan, lapangan di sekitarnya kerap digunakan untuk menggelar pidato-pidato perjuangan, rapat akbar, dan bahkan demonstrasi selama masa kolonial dan pascakemerdekaan.

    Letaknya yang berada di jantung kota membuatnya mudah diakses oleh masyarakat luas. Bahkan pada masa agresi militer Belanda, kawasan sekitar Jam Gadang menjadi titik vital karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan dan militer. Di masa revolusi fisik, suara lonceng Jam Gadang kerap dijadikan penanda waktu bagi para pejuang untuk menyusun strategi dan menyampaikan informasi. Karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Jam Gadang telah menjadi nadi kehidupan sosial dan politik Bukittinggi sejak awal pembangunannya hingga kini.

    Lebih dari sekadar benda mati, Jam Gadang adalah simbol kekuatan kolektif masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat, agama, dan perjuangan. Tak heran jika hingga saat ini, masyarakat Bukittinggi dan sekitarnya menjaga dan merawat menara ini dengan penuh cinta dan hormat.

    Bahkan, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di kota ini terasa belum lengkap tanpa adanya upacara atau kegiatan simbolis di sekitar Jam Gadang. Tempat ini pun kerap dijadikan panggung utama dalam berbagai festival budaya, seperti Festival Tabuik, Festival Budaya Minangkabau, hingga pertunjukan seni tradisi seperti randai dan silek (silat).

    Aura sejarah yang melingkupi Jam Gadang membuat setiap peristiwa di sekitarnya terasa memiliki makna yang nasionalism seolah-olah semangat perjuangan dan nasionalisme masih menggema dari tiap detik yang berdentang dari puncak menara tersebut. Sebagai destinasi wisata unggulan, Jam Gadang menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

    Daya tariknya tidak hanya berasal dari nilai sejarah, tetapi juga dari estetika kawasan sekitarnya yang dirancang ramah pejalan kaki, lengkap dengan bangku taman, kios suvenir, serta berbagai kuliner khas Minangkabau seperti nasi kapau, sate padang, dan karupuak sanjai.

    Saat malam tiba, lampu-lampu warna-warni menghiasi menara ini dan memberikan nuansa romantis yang memikat. Namun di balik semua itu, nilai terpenting dari Jam Gadang adalah kesadarannya sebagai monumen yang merekam denyut nadi bangsa, dari masa kelam penjajahan hingga terang cahaya kemerdekaan.

    Bagi siapa pun yang berkunjung ke Bukittinggi, mampir ke Jam Gadang bukan sekadar aktivitas wisata, melainkan sebuah ziarah budaya dan sejarah perenungan akan masa lalu yang membentuk masa kini dan masa depan bangsa Indonesia.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Mengenal Pacu Jalur, Perayaan Budaya Sekaligus Olahraga yang Menarik Perhatian

    Mengenal Pacu Jalur, Perayaan Budaya Sekaligus Olahraga yang Menarik Perhatian

    YOGYAKARTA – Festival Pacu Jalur yang digelar di Riau viral di media sosial. Viralnya video festival tersebut membuat masyarakat mulai mengenal pacu jalur sebagai olahraga air yang menantang. Tak hanya itu, pacu jalur juga dikenal sebagai festival yang sarat dengan budaya lokal Indonesia. Bagi Anda yang belum tau apa itu olahraga pacu jalur, simak artikel berikut ini.

    Mengenal Pacu Jalur

    Pacu jalur adalah tradisi perlombaan balap perahu yang diselenggarakan di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun masyarakat lokal. Bahkan, sejak tahun 2014 Kemendikbudristek menobatkan pacu jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Penobatan tersebut menjadikan festival pacu jalur semakin menarik minat masyarakat untuk ikut menyaksikan.

    Jika dilihat dari segi bahasa, pacu diartikan sebagai perlombaan, sedangkan jalur merujuk pada perahu. Pacu jalur memang sudah dikenal sejak abad ke-17. Dalam sejarahnya, masyarakat memang menggunakan perahu untuk mengangkut hasil bumi atau sebagai mode transportasi untuk menyusuri Sungai Batang Kuantan, mulai dari hulu Kuantan sampai Cerenti.

    Menariknya, pacu jalur juga jadi agenda resmi di era kolonial Belanda. Agenda tersebut sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Ratu Belanda Ratu Wilhelmina yang lahir pada 31 Agustus. Namun setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, pacu jalur tetap digelar namun sebagai festival menyambut HUT RI yang diperingati di bulan Agustus.

    Festival Pacu Jalur

    Festival pacu jalur saat ini jadi daya tarik tersendiri. Saat ini festival tersebut diselenggarakan secara rutin dan berkelompok. Perahu yang digunakan untuk lomba juga semakin meriah dengan warna dan ornamen sesuai identitas kelompoknya.

    Dalam paju jalur, perahu memang jadi hal yang paling penting. Pasalnya di setiap pembuatan perahu ada nilaiadat, spiritual, dan filosofinya sendiri. Bahkan, pembuatan pacu jalur diawali dengan ritual adat. Setelah kayu besar ditebang dari hutan, tokoh kampung akan melakukan ritual.

    Setelah ritual digelar, pembuatan jalur akan dilakukan secara gotong royong. Masyarakat akan melibatkan ahli kayu agar dapat menghasilkan perahu yang estetik namun kuat dan ringan. Selain itu unsur tradisi dan estetika juga diperhitungkan dalam pembuatan jalur. Setelah selesai, perahu siap digunakan untuk festival pacu jalur.

    Dalam perlombaan pacu jalur, perahu yang digunakan biasanya memiliki panjang hingga puluhan meter agar mampu memuat banyak awak kapal. Jalur biasanya akan didayung sebanyak 50 hingga 60 orang, sesuai panjangnya.

    Tidak hanya pendayung, jalur juga ditumpangi oleh tukang concang (pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), penari jalur anak, serta tukang onjay. Mereka memiliki tugas dan peran masing-masing untuk mendayung perahu menerobos arus Sungai Kuantan hingga finish.

    Selain mengenal pacu jalur, masyarakat bisa mendapatkan informasi menarik lain dengan mengunjungi VOI.id.

  • Biografi Pangeran Diponegoro dan Kisahnya Memimpin Perang Jawa

    Biografi Pangeran Diponegoro dan Kisahnya Memimpin Perang Jawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional paling dihormati di Indonesia karena keberaniannya memimpin Perang Jawa (1825-1830) melawan penjajah Belanda. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang religius, tegas, dan membela hak rakyat kecil.

    Kisah perjuangannya menjadi inspirasi bagi gerakan perlawanan kolonial di Nusantara. Dengan mengenal biografi Pangeran Diponegoro, kita dapat memahami lebih dalam nilai-nilai patriotisme, keteguhan iman, serta perjuangan melawan ketidakadilan.

    Biografi Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro, yang memiliki nama lahir Raden Mas Ontowiryo, dilahirkan pada 11 November 1785 di lingkungan Keraton Yogyakarta. Ia merupakan anak tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono III, namun karena ibunya bukan seorang permaisuri, ia tidak dimasukkan dalam jalur utama pewaris takhta.

    Hal ini justru membentuk pandangannya tentang keadilan dan ketimpangan sosial. Daripada terlibat dalam kehidupan istana yang penuh intrik politik, Diponegoro lebih memilih hidup sederhana dan tinggal di Tegalrejo.

    Di sana, ia menumbuhkan kedekatan dengan rakyat dan memperdalam ilmu agama, menjadikannya sebagai sosok religius yang dihormati. Karakter ini kemudian menguatkan perannya sebagai pemimpin spiritual dan simbol perjuangan rakyat Jawa dalam melawan kolonialisme Belanda.

    Profil Pangeran Diponegoro

    Nama Lengkap: Raden Mas Ontowiryo, dikenal sebagai Pangeran Diponegoro
    Tempat & Tanggal Lahir: Yogyakarta, 11 November 1785, di lingkungan Kesultanan Yogyakarta
    Tanggal Wafat: 8 Januari 1855, dalam pengasingan di Makassar
    Tempat Pemakaman: Kompleks Makam Pangeran Diponegoro, Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan
    Gelar Kehormatan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1959 melalui Keputusan Presiden
    Kontribusi Sejarah: Tokoh sentral dalam Perang Jawa (1825–1830), pemimpin spiritual rakyat Jawa, simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, dan penulis naskah autobiografi Babad Diponegoro yang diakui dunia internasional

    Latar Belakang dan Silsilah Keluarga

    Pangeran Diponegoro lahir dari keluarga bangsawan Kesultanan Yogyakarta, sebagai putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono III. Meski demikian, karena ibunya, Raden Ayu Mangkarawati, bukan seorang permaisuri, statusnya di lingkungan istana tidak sama dengan anak-anak dari istri resmi raja.

    Situasi ini menumbuhkan kesadaran sosial dalam dirinya sejak dini dan mendorongnya untuk mencari jati diri di luar lingkungan keraton. Alih-alih terlibat dalam kehidupan istana yang penuh kemewahan dan politik, Diponegoro justru memilih menetap di wilayah Tegalrejo bersama neneknya.

    Di sana, ia tumbuh dalam lingkungan religius dan sederhana. Ia dibesarkan dengan pendidikan Islam yang kuat dan nilai-nilai budaya Jawa yang luhur. Sikapnya yang konsisten dalam menjunjung prinsip keadilan, ketakwaan, dan kesederhanaan membuatnya dihormati oleh masyarakat sekitar sebagai sosok yang bijak dan berpihak pada rakyat kecil.

    Latar belakang keluarganya turut membentuk identitas Pangeran Diponegoro sebagai tokoh perjuangan yang merakyat dan penuh integritas.

    Masa Kecil dan Pendidikan Pangeran Diponegoro

    Sejak usia muda, Pangeran Diponegoro sudah menunjukkan kecenderungan untuk hidup sederhana dan menjauhi kemewahan istana. Ia memilih tinggal bersama neneknya di daerah Tegalrejo, sebuah tempat yang memberinya ruang untuk tumbuh dalam lingkungan spiritual dan dekat dengan rakyat. Di sana, ia mulai mempelajari agama Islam secara mendalam dan menunjukkan minat besar terhadap ajaran tasawuf dan etika moral.

    Diponegoro mendapatkan pendidikan dari para ulama lokal yang mengajarkannya Al-Qur’an, ilmu fikih, filsafat Islam, dan budaya serta sastra Jawa. Proses pembelajaran ini membuatnya tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

    Ia menyaksikan langsung kesulitan hidup masyarakat di bawah tekanan kolonialisme, dan pengalaman ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan idealismenya sebagai pemimpin yang kelak dikenal karena keberanian dan integritasnya.

    Pendidikan religius dan kedekatannya dengan rakyat membentuk karakter Diponegoro sebagai pemimpin spiritual sekaligus pembela kaum tertindas.

    Kehidupan Pribadi Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi kesederhanaan dalam kehidupannya. Meskipun lahir dari keluarga bangsawan, ia memilih untuk hidup bersama masyarakat di pedesaan ketimbang menetap di lingkungan istana yang penuh kemewahan.

    Gaya hidupnya yang bersahaja mencerminkan nilai-nilai spiritual yang ia pegang teguh, menjadikannya sosok yang dekat dengan rakyat dan disegani oleh para pengikutnya.

    Diponegoro juga dikenal memiliki ketajaman batin dan keyakinan religius yang kuat. Ia sering kali mengambil keputusan penting setelah melakukan perenungan mendalam dan ibadah, yang diyakininya sebagai bentuk petunjuk dari Tuhan.

    Salah satu peninggalan penting dari dirinya adalah autobiografi berjudul Babad Diponegoro, sebuah karya tulis tangan yang menggambarkan pandangan pribadinya tentang perjuangan, agama, dan kolonialisme.

    Karya tersebut kini telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World karena nilai sejarah dan budayanya yang sangat tinggi.

    Kisah Perlawanan dan Perang Jawa (1825-1830)

    Perang Jawa dimulai ketika pemerintah kolonial Belanda secara sepihak membangun jalan yang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap tradisi dan kehormatan keluarga bangsawan Jawa, serta menjadi simbol pelanggaran terhadap kedaulatan lokal.

    Ketegangan pun memuncak, dan pada tahun 1825, Diponegoro mengangkat senjata sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial. Diponegoro memimpin gerakan perlawanan rakyat dengan mengusung semangat keagamaan dan nasionalisme.

    Ia mengorganisir pasukan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, santri, petani, tokoh adat, hingga bangsawan lokal. Strategi gerilya yang diterapkannya membuat pasukan Belanda kewalahan, karena serangan dilakukan secara cepat, tersebar, dan tak terduga.

    Komunikasi antar pejuang dilakukan melalui jaringan desa dan tempat ibadah, menjadikan perjuangan ini memiliki karakter spiritual dan sosial yang kuat.

    Perang Jawa berlangsung selama lima tahun dan menjadi salah satu konflik terbesar serta paling merugikan secara ekonomi bagi Belanda sepanjang masa penjajahannya di Indonesia.

    Ribuan nyawa melayang dan kerugian materi mencapai angka luar biasa. Namun lebih dari itu, perang ini menandai babak penting dalam sejarah perlawanan rakyat Nusantara dan mengukuhkan Diponegoro sebagai simbol perjuangan yang melampaui batas waktu dan wilayah.

    Penangkapan dan Pengasingan

    Setelah lima tahun melakukan perlawanan sengit, Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap oleh pihak kolonial Belanda pada 28 Maret 1830 di Magelang. Penangkapan ini terjadi dalam sebuah pertemuan yang awalnya dikemas sebagai negosiasi damai, namun ternyata merupakan strategi Belanda untuk menjebaknya.

    Kejadian ini menandai berakhirnya Perang Jawa dan menjadi pukulan besar bagi perlawanan rakyat. Usai penangkapannya, Diponegoro diasingkan ke Manado dan kemudian dipindahkan ke Makassar.

    Di tempat pengasingan terakhirnya, Benteng Rotterdam, ia menjalani sisa hidupnya dalam kondisi pengawasan ketat. Meski terbatas secara fisik, semangat dan intelektualitasnya tetap menyala. Ia terus menulis dan berdakwah kepada masyarakat sekitar.

    Diponegoro tidak pernah kembali ke tanah Jawa dan wafat dalam pengasingan pada usia 69 tahun.

    Wafatnya Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro menghembuskan napas terakhirnya pada 8 Januari 1855 di Benteng Rotterdam, Makassar, setelah lebih dari dua dekade menjalani masa pengasingan oleh pemerintah kolonial Belanda.

    Wafatnya terjadi dalam kondisi jauh dari kampung halaman dan keluarga besar di Yogyakarta, sebuah akhir yang mencerminkan penderitaan panjang sebagai tahanan politik.

    Jenazahnya dimakamkan di halaman rumah pengasingannya yang terletak di kawasan Benteng Rotterdam, dan hingga kini lokasi tersebut telah dijadikan sebagai situs cagar budaya dan tempat ziarah sejarah.

    Kompleks makamnya tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap jasa-jasanya dalam Perang Jawa, tetapi juga menjadi destinasi edukatif untuk mengenang nilai-nilai patriotisme, spiritualitas, dan keteguhan hati seorang Pahlawan Nasional yang tidak pernah menyerah terhadap kolonialisme.

    Warisan dan Penghargaan Nasional

    Pangeran Diponegoro secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1959 sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam memimpin perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

    Gelar ini diberikan melalui Keputusan Presiden dan menempatkan namanya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

    Nama Diponegoro kini diabadikan dalam berbagai institusi dan fasilitas publik seperti jalan protokol, sekolah, universitas, museum, hingga patung peringatan di berbagai kota besar.

    Salah satu warisan intelektualnya yang paling berharga adalah naskah otobiografi Babad Diponegoro, yang ditulis sendiri oleh sang pangeran selama masa pengasingannya.

    Karya ini bukan hanya menjadi dokumen sejarah berharga, tetapi juga diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World. Dalam dunia pendidikan, kisah perjuangan Diponegoro menjadi materi penting dalam kurikulum sejarah nasional yang bertujuan membentuk karakter kebangsaan generasi muda.

    Trivia Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro merupakan tokoh yang dikenal karena keteguhan imannya dan pendirian yang tidak mudah goyah, terutama terhadap praktik kolonialisme serta kebijakan istana yang menurutnya bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

    Sikapnya yang idealis sering kali membuatnya bersitegang dengan kerabat dalam lingkungan keraton, terutama ketika terjadi perbedaan prinsip dan pandangan politik.

    Meski dianggap keras dan tidak kompromi, integritas Diponegoro justru menjadikannya panutan di mata rakyat. Ia tidak hanya dihormati karena keberaniannya di medan perang, tetapi juga karena keteladanannya dalam menjalankan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

    Salah satu peninggalan intelektual paling penting darinya adalah naskah Babad Diponegoro, yang ditulis tangan selama masa pengasingannya. Naskah tersebut kini menjadi warisan dokumenter dunia dan telah masuk dalam daftar Memory of the World oleh UNESCO sebagai karya sastra historis yang mencerminkan perjuangan, kebudayaan, dan jiwa nasionalisme Nusantara.

    Referensi Resmi:

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Calon Dubes Malaysia Sebut Tak Pernah Jadi Diplomat – Page 3

    Calon Dubes Malaysia Sebut Tak Pernah Jadi Diplomat – Page 3

    Komisi I DPR RI telah selesai menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap 24 calon duta besar (dubes) di kompleks parlemen, Jakarta. 

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan bahwa hasil uji tersebut akan diserahkan kepada Pimpinan DPR RI untuk kemudian ditindaklanjuti dalam proses penempatan di berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara sahabat serta Perwakilan Tetap RI di organisasi internasional.

    “Ya benar, tadi di-fit and proper test. Hasilnya dilaporkan kepada Ketua DPR untuk disampaikan kepada Presiden,” kata Sukamta, dikutip dari Antara, Minggu (6/7/2025).

    Berikut nama-nama calon dubes yang telah selesai menjalani uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Sabtu hingga Minggu, 5-6 Juli 2025:

    1. Abdul Kadir Jaelani – Dubes RI untuk Jerman (Berlin)

    2. Redianto Heru Nurcahyo – Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava)

    3. Umar Hadi – Perwakilan Tetap RI New York

    4. Hotmangaradja Pandjaitan – Dubes RI untuk Singapura

    5. Nurmala Kartini Sjahrir – Dubes RI untuk Jepang (Tokyo)

    6. Indroyono Soesilo – Dubes RI untuk Amerika Serikat (Washington DC)

    7. Adam Mulawarman Tugio – Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi)

    8. Laurentius Amrih Jinangkung – Dubes RI untuk Belanda (Den Haag)

    9. Judha Nugraha – Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (Abu Dhabi)

    10. Sidharto Reza Suryodipuro – Perwakilan Tetap RI di PBB Swiss (Jenewa)

     

  • Calon Dubes Malaysia Sebut Tak Pernah Jadi Diplomat – Page 3

    Calon Dubes Malaysia Sebut Tak Pernah Jadi Diplomat – Page 3

    Komisi I DPR RI telah selesai menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap 24 calon duta besar (dubes) di kompleks parlemen, Jakarta. 

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan bahwa hasil uji tersebut akan diserahkan kepada Pimpinan DPR RI untuk kemudian ditindaklanjuti dalam proses penempatan di berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara sahabat serta Perwakilan Tetap RI di organisasi internasional.

    “Ya benar, tadi di-fit and proper test. Hasilnya dilaporkan kepada Ketua DPR untuk disampaikan kepada Presiden,” kata Sukamta, dikutip dari Antara, Minggu (6/7/2025).

    Berikut nama-nama calon dubes yang telah selesai menjalani uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Sabtu hingga Minggu, 5-6 Juli 2025:

    1. Abdul Kadir Jaelani – Dubes RI untuk Jerman (Berlin)

    2. Redianto Heru Nurcahyo – Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava)

    3. Umar Hadi – Perwakilan Tetap RI New York

    4. Hotmangaradja Pandjaitan – Dubes RI untuk Singapura

    5. Nurmala Kartini Sjahrir – Dubes RI untuk Jepang (Tokyo)

    6. Indroyono Soesilo – Dubes RI untuk Amerika Serikat (Washington DC)

    7. Adam Mulawarman Tugio – Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi)

    8. Laurentius Amrih Jinangkung – Dubes RI untuk Belanda (Den Haag)

    9. Judha Nugraha – Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (Abu Dhabi)

    10. Sidharto Reza Suryodipuro – Perwakilan Tetap RI di PBB Swiss (Jenewa)

     

  • Pakai Uang Pribadi dan Tidak Minta Pendampingan

    Pakai Uang Pribadi dan Tidak Minta Pendampingan

    JAKARTA – Gustiana Hastarini atau Tina Astari belakangan ini ramai diperbincangkan usai surat permohonan fasilitas ke Eropa beredar di media sosial. Istri Menteri UMKM Maman Abdurrahaman ini buka suara terkait dengan kabar tersebut.

    Melalui sosial media Instagram resminya @tina.astari, Tina memberikan klarifikasi. Dia membenarkan bahwa dirinya melakukan perjalanan ke Eropa.

    “Mohon maaf jika saya baru bisa memberikan klarifikasi atas berita yang beredar 3 hari ini di media sosial. Benar adanya saya melakukan perjalanan ke Eropa,” tulis Tina dikutip dari Instagram @tina.astari, Minggu, 6 Juli.

    Namun, sambung Tina, perjalanan tersebut dalam rangka menemani putrinya yang masih berusia 12 tahun untuk mengikuti festival Misi Budaya Euro folk 2025 bersama tim sekolahnya untuk mewakili Indonesia.

    “Dalam perjalanan ini sudah saya persiapkan sejak bulan Mei untuk kebutuhan saya seperti hotel, kendaraan saya selama disini juga makan dan semua saya bayar dengan uang saya pribadi dari rekening pribadi saya,” tulis Tina.

    Tina juga bilang semua bukti pembayaran yang dilakukannya untuk perjalanan ke Eropa sudah diberikan kepada suaminya yakni Menteri UMKM Maman Abdurrahman.

    “Dan diserahkan juga ke KPK dalam bentuk pertanggungan jawaban publik kami dan keluarga yang juga di hari kemarin suami saya sudah melakukan klarifikasi dengan membawa bukti-bukti invoice pembayaran saya sejak bulan Mei,” katanya.

    Sekadar informasi, Tina menjadi sorotan publik lantaran namanya tercantum dalam surat resmi Kementerian UMKM terkait kunjungan “Misi Budaya”. Surat tersebut berisi permohonan dukungan dan fasilitas untuk kunjungan ke beberapa negara Eropa selama 14 hari, mulai 30 Juni hingga 14 Juli 2025.

    Adapun surat itu ditujukan ke sejumlah perwakilan diplomatik RI di negera seperti Turki, Bulgaria, Belanda, Belgia, Prancis, Swiss dan Italia. Surat bernomor B-466/SM.UMKM/PR.01/2025 itu ditandatangani oleh Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim.

    Terkakit surat tersebut, Tina mengaku tidak mengetahui. Dia menegaskan tak pernah meminta dibuatkan surat untuk mendapat pendampingan dari KBRI di negara-negara tersebut.

    “Karena jika dilihat kembali surat tersebut baru dibuat pada tanggal 30 Juni 2025. Sementara saya bersama rombongan sekolah putri saya sudah melaksanakan keberangkatan pada tanggal 29 Juni 2025,” katanya.

    Tina juga menegaskan selama dirinya berada di Eropa, tidak ada pendampingan dari pihak lain selain rombongan sekolah putrinya. Dia lagi-lagi menekankan tidak menggunakan anggaran negara.

    “Sejak saya sampai dan selama saya berada di sini tidak ada pendampingan dari pihak lain selain rombongan sekolah putri saya dan juga guru-guru pendamping serta beberapa orangtua murid yang ikut serta,” ujarnya.

    “Dan sama sekali saya tidak menggunakan anggaran negara yang tidak meminta fasilitas dari pihak mana pun,” sambungnya.