Negara: Belanda

  • Analis sebut kebijakan publik harus berbasis pada informasi intelijen

    Analis sebut kebijakan publik harus berbasis pada informasi intelijen

    Jakarta (ANTARA) – Analis politik Boni Hargens menyebutkan kebijakan publik yang diterapkan semua institusi publik saat ini sudah saatnya berbasis pada informasi intelijen yang akurat dan objektif alias intelligence-led policy.

    “Informasi intelijen adalah data yang murni dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan lain yang kompleks,” kata Boni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan hal itu seiring dengan pola gerakan yang viral, masif, dan tak terbendung sejak kejadian demonstrasi di Pati, Jawa Tengah, di mana semua institusi negara yang relevan disarankan melakukan evaluasi dan analisis yang mendalam serta komprehensif mengenai situasi yang ada dan segera merumuskan langkah cegah dini yang efektif dan akurat.

    Boni berpendapat aksi demonstrasi kolosal di banyak kota di Indonesia belakangan ini bukan hanya luapan kemarahan rakyat terhadap para wakilnya di parlemen, melainkan sebuah determinasi historik bahwa kekuasaan sejatinya milik rakyat.

    Dikatakan bahwa wakil rakyat sudah seharusnya bersikap rendah hati dan hormat terhadap rakyat sebagai pemilik kekuasaan.

    “Narasi dan tindakan publik dari para wakil harus diselaraskan dengan kondisi hidup rakyat yang telah memilih mereka untuk duduk dalam jabatan publik,” tuturnya.

    Untuk itu, dalam skala makro, Boni memandang gelombang aksi massa belakangan ini tidak berdiri sendiri dan terpisah dari gerakan penolakan kenaikan pajak di Kabupaten Pati dan daerah lain di Indonesia.

    Ia menuturkan semua pihak bisa saja mengkritisi kelemahan skenario manajemen efisiensi di Kementerian Keuangan, tetapi poinnya bukan hanya di situ.

    Sejak peristiwa Pati, sambung Boni, sebetulnya sudah terlihat ada potensi terjadinya gelombang aksi besar yang bisa melahirkan gerakan kolosal, yang boleh disebut sebagai Jawa Spring atau Musim Semi Jawa.

    Disebutkan bahwa istilah itu hanya meniru istilah Arab Spring atau Musim Semi Arab yang merujuk pada gelombang demokratisasi besar-besaran di Timur Tengah, yang dimulai pada akhir 2010.

    Apalagi Kabupaten Pati di tanah Jawa memiliki sejarah yang istimewa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka memulai pembangkangan terhadap rezim kolonial Belanda pada masa lalu.

    “Kita tidak ingin itu terjadi di Indonesia hari ini, maka perlu ada analisis prediktif yang mendalam dalam rangka merumuskan langkah mitigasi dalam konteks cegah dini,” ungkap Boni, yang juga merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI).

    Sejalan dengan itu, Boni mengapresiasi pernyataan pers Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pejabat publik bersikap rendah hati dan melakukan koreksi diri karena siapa pun di jabatan publik bisa diberhentikan kapan saja oleh rakyat.

    Pernyataan Presiden dinilai merupakan sebuah bentuk renungan moral yang mendalam dan seharusnya menjadi bahan refleksi oleh semua pejabat publik dari daerah sampai pusat.

    Di sisi lain, menurut ia, semua pihak sebenarnya tidak ingin pemerintahan terganggu dan kesulitan bekerja karena gejolak seperti saat ini, maka perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh, baik pada sektor legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.

    Selain itu, dikatakan bahwa perlu ada langkah strategis untuk mencegah adanya upaya penyusupan oleh para penumpang gelap atau free riders, yang ingin membenturkan rakyat dengan aparat keamanan.

    “Upaya bentur-membenturkan berpotensi memperumit keadaan dan mendatangkan bencana yang lebih kompleks dan merugikan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara,” ucapnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cuma Modal Ayam RI, Peneliti Belanda Raih Nobel Kedokteran

    Orang Belanda Menang Nobel Berkat Ayam Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia pernah menjadi salah satu pusat penelitian dunia. Dari tanah jajahan yang kala itu bernama Hindia Belanda, lahir temuan besar yang mengubah wajah ilmu kedokteran internasional.

    Sebab memberi titik terang atas penyakit yang semula dianggap misterius. Salah satu tokoh sentral dalam kisah itu adalah seorang dokter yang bekerja di Batavia, yakni Christiaan Eijkman.

    Sejak 1629, dunia kedokteran percaya penyakit yang menyerang saraf dan darah atau dikenal sebagai beri-beri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Keyakinan ini bertahan selama ratusan tahun. Dengan dasar itu, para peneliti mencoba menemukan obat yang dianggap bisa membasmi bakteri penyebab penyakit tersebut.

    Namun, dua abad kemudian, seluruh asumsi itu harus dikoreksi. Di Batavia, pada 1889, Eijkman yang saat itu bertugas di laboratorium rumah sakit militer Weltevreden (kini RSPAD Gatot Subroto), menemukan fakta mengejutkan.

    Dia melakukan serangkaian eksperimen sederhana terhadap ayam yang menunjukkan gejala beri-beri. Sejarawan Universitas Sydney, Hans Pols, dalam bukunya Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2019), menuliskan bagaimana percobaan itu dilakukan.

    Awalnya, ayam-ayam tersebut diberi makan beras putih halus. Tak lama kemudian, hewan-hewan itu mengalami gejala mirip beri-beri, yakni lemah, gemetar, dan sulit bergerak. Setelah pakan diganti dengan beras kasar, gejala itu hilang dengan sendirinya.

    Dari sini, Eijkman berkesimpulan ada zat tertentu dalam beras kasar yang mampu melawan beri-beri. Dengan kata lain, penyakit itu tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri, melainkan berakar pada kekurangan zat gizi dalam makanan. Kesimpulan ini mengguncang dunia medis yang selama berabad-abad percaya teori lama.

    Sayangnya, penelitian Eijkman tidak bisa dia lanjutkan lebih jauh. Pada 1896, dia terpaksa kembali ke Belanda. Meski demikian, hasil risetnya tetap dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi, sehingga menarik perhatian ilmuwan lain di seluruh dunia.

    Publikasi itu kemudian menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan. Beruntung, setelah Eijkman, muncul ilmuwan lain yang melanjutkan temuan tersebut. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Frederick Gowland Hopkins, seorang ilmuwan Inggris.

    Hopkins menegaskan manusia dan hewan membutuhkan zat tryptophan atau asam amino yang terdapat dalam protein. Zat ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari bahan makanan.

    Dalam konteks penelitian Eijkman, tryptophan inilah yang terkandung dalam pakan beras kasar dan menyelamatkan ayam dari beri-beri. Dari penelitian lanjutan yang dilakukan Hopkins serta sejumlah ilmuwan lain, zat itu kemudian diidentifikasi lebih luas sebagai vitamin.

    Temuan ini menandai revolusi baru dalam ilmu kesehatan. Untuk pertama kalinya, penyakit seperti beri-beri dipahami bukan karena serangan bakteri, tetapi murni akibat kekurangan vitamin. Dengan pemahaman itu, dunia medis menemukan cara baru untuk mengatasi penyakit kekurangan gizi yang selama ini menghantui banyak masyarakat di Asia, termasuk di Hindia Belanda.

    Atas jasa besar itu, pada 1929, Christiaan Eijkman dan Frederick Gowland Hopkins dianugerahi Nobel bidang Kedokteran. Komite Nobel menilai riset-riset keduanya yang dilakukan di Hindia Belanda telah menjadi dasar penting dalam penemuan vitamin.

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

    (mfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Daftar Durasi Tidur Negara-negara di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

    Daftar Durasi Tidur Negara-negara di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

    Jakarta

    Tidur dengan durasi yang cukup memiliki peranan yang penting untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Di setiap negara di dunia, durasi tidur bisa berbeda-beda.

    Dikutip dari Jagran Rosh, pola tidur global sangat bervariasi. Ini dipengaruhi oleh budaya, pekerjaan, dan teknologi. Beberapa negara memandang istirahat merupakan sesuatu yang penting.

    Berikut daftar 10 negara dengan rata-rata durasi tidur terlama di dunia:

    1. Selandia Baru (7 jam 27 menit)
    2. Belanda (7 jam 24 menit)
    3. Finlandia (7 jam 23 menit)
    4. Inggris (7 jam 22 menit)
    5. Australia (7 jam 20 menit)
    6. Belgia (7 jam 18 menit)
    7. Irlandia (7 jam 37 menit)
    8. Swedia (7 jam 15 menit)
    9. Prancis (7 jam 14 menit)
    10. Denmark (7 jam 14 menit)

    Daftar 10 negara dengan rata-rata durasi tidur paling sedikit di dunia:

    50. Jepang (5 jam 52 menit)
    49. Arab Saudi (6 jam 2 menit)
    48. Korea Selatan (6 jam 2 menit)
    47. Filipina (6 jam 8 menit)
    46. Kuwait (6 jam 15 menit)
    45. Taiwan (6 jam 21 menit)
    44. Indonesia (6 jam 25 menit)
    43. Qatar (6 jam 26 menit)
    42. Malaysia (6 jam 27 menit)
    41. Singapura (6 jam 34 menit)

    Manfaat Tidur yang Cukup

    Dikutip dari Healthline, mendapatkan waktu tidur yang cukup dapat berdampak baik bagi kesehatan. Rata-rata, seseorang membutuhkan waktu tidur 7 hingga 9 jam per hari.

    Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika seseorang tidur dengan cukup, di antaranya:

    1. Mengontrol Berat Badan

    Sebuah analisis tahun 2020 menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki risiko 41 persen lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Efek tidur terhadap penambahan berat badan diyakini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga.

    Kekurangan tidur meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin. Ghrelin adalah hormon yang membuat kita merasa lapar sementara leptin membuat kita merasa kenyang.

    2. Meningkatkan Konsentrasi

    Kognisi, konsentrasi, produktivitas, dan kinerja semuanya terpengaruh negatif oleh kekurangan tidur. Lalu, durasi tidur yang cukup telah terbukti meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan kinerja baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

    3. Mencapai Level Kebugaran Terbaik

    Tidur yang cukup dapat meningkatkan keterampilan motorik halus, waktu reaksi, kekuatan otot, daya tahan otot, dan keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, kurang tidur dapat meningkatkan risiko cedera dan menurunkan motivasi untuk berolahraga.

    4. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Kualitas tidur yang rendah dan durasi tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko terkait penyakit jantung.

    Satu analisis dari 19 penelitian menemukan bahwa tidur kurang dari 7 jam per hari mengakibatkan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 13 persen.

    5. Memperbaiki Suasana Hati

    Durasi tidur yang cukup dapat membantu seseorang dalam memperbaiki suasana hatinya. Pasalnya, saat kurang tidur, maka bisa berdampak pada susahnya mengelola emosi. Ketika tidak cukup tidur, seseorang mungkin menjadi pemurung dan mudah tersinggung.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Rekomendasi Makanan yang Bisa Bikin Kualitas Tidur Lebih Baik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Sejarah Gedung Grahadi Surabaya: Dari Rumah Kebun Belanda ke Rumah Dinas Gubernur Jatim
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Agustus 2025

    Sejarah Gedung Grahadi Surabaya: Dari Rumah Kebun Belanda ke Rumah Dinas Gubernur Jatim Surabaya 30 Agustus 2025

    Sejarah Gedung Grahadi Surabaya: Dari Rumah Kebun Belanda ke Rumah Dinas Gubernur Jatim
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Di jantung Kota Surabaya, berdiri sebuah bangunan megah yang sarat dengan sejarah, Gedung Negara Grahadi.
    Bangunan ini ada pada tahun 1795 pada masa Residen Dirk Van Hogendorps (1794–1798).
    Gedung ini awalnya menghadap ke arah utara, tepat ke Kalimas.
    Sebab, dari terasnya, para penghuni bisa menikmati sore sambil menyesap teh, sembari menyaksikan perahu-perahu melintas di sungai yang kala itu menjadi jalur transportasi utama.
    Namun, pada tahun 1802, gedung ini diubah menghadap ke selatan seperti bentuk yang kita lihat sekarang.
    Meski usianya sudah ratusan tahun, fungsinya masih terjaga sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Timur sekaligus tempat menerima tamu negara, pelantikan pejabat, hingga upacara peringatan hari nasional.
    Setiap tanggal 17 Agustus, Gedung Grahadi juga menjadi saksi upacara penaikan bendera merah putih.
    Tradisi ini menghadirkan kelompok masyarakat, pelajar, hingga mahasiswa dari berbagai daerah di Jawa Timur.
    Apalagi sejak 1991, Pemprov Jawa Timur pun membuka gedung ini untuk wisata publik, sehingga masyarakat bisa lebih dekat dengan jejak sejarah kotanya.
    Dari rumah kebun, pesta, hingga simbol kenegaraan
    Pada awal keberadaannya, Gedung Grahadi berada di pinggiran kota dan difungsikan sebagai rumah kebun pejabat Belanda.
    Tidak jarang, gedung ini menjadi tempat pertemuan atau pesta.
    Seiring berkembangnya Kota Surabaya, kini justru berada di tengah kota, berhadapan langsung dengan dinamika modern, tanpa kehilangan wibawanya sebagai simbol pemerintahan Jawa Timur.
    Bahkan, di areanya terdapat rumah dinas gubernur yang berada di sisi timur bangunan.
    Hingga kini, kompleks ini tetap menjadi pusat aktivitas penting, baik dalam lingkup pemerintahan maupun kenegaraan.
    Jejak Panjang dari Kolonial hingga Kemerdekaan
    Menurut catatan
    cagarbudaya.kemdikbud.go.id
    , Gedung Grahadi sempat dihuni sejumlah pejabat kolonial.
    Setelah Dirk Van Hogendorps, bangunan ini ditempati Fredrik Jacob Rothenbuhler (1799–1809).
    Pada masa Herman William Deandels tahun 1810, gedung direnovasi bergaya empire style atau Dutch Colonial Villa.
    Desainnya merupakan hasil perpaduan arsitektur neo klasik Prancis dengan sentuhan khas Hindia Belanda.
    Pada tahun 1870, gedung ini menjadi rumah Residen Surabaya, lalu saat pendudukan Jepang, difungsikan sebagai kediaman Gubernur Jepang (Syuuchockan Kakka).
    Pasca Proklamasi Kemerdekaan, gedung ini resmi digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Timur, fungsi yang bertahan hingga kini.
    Tetap tegak sebagai saksi perjuangan
    Bukan hanya Grahadi, di seberangnya juga berdiri Kantor Gubernur Jawa Timur yang kaya makna sejarah.
    Dibangun tahun 1929 dan selesai 1931 oleh arsitek Belanda Ir. W Lemci, gedung ini menjadi lokasi perundingan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Hawtorn pada Oktober 1945.
    Dari sinilah pula Gubernur Soerjo menolak ultimatum menyerah kepada Sekutu pada 9 November 1945, sehari sebelum pertempuran besar 10 November meletus.
    Kini, Gedung Negara Grahadi bukan hanya sekadar bangunan kolonial, tetapi juga simbol perjalanan panjang Jawa Timur, dari masa penjajahan, perjuangan, hingga kemerdekaan.
     
    Sumber: wikipedia dan cagarbudaya.kemdikbud.go.id
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pementasan Bunga Penutup Abad, Kesegaran Naskah dalam Getirnya Cinta

    Pementasan Bunga Penutup Abad, Kesegaran Naskah dalam Getirnya Cinta

    JAKARTA – Kisah kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelis ke Belanda menjadi nukilan kehidupan tentang bahagia yang terbalut dalam getirnya cinta dari pementasan teater Bunga Penutup Abad. Produksi ke-88 Titimangsa ini dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation pada 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Bunga Penutup Abad merupakan alih wahana dari dua buku pertama Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu Bumi Manusia, dan Anak Semua Bangsa. Pentas teater ini juga menjadi bagian dari rangkaian program satu tahun peringatan Seabad Pram yang diprakarsai Pramoedya Ananta Toer Foundation.

  • Aneh Tapi Nyata, Wanita Ini Lihat Kepala Naga Tiap Pandangi Wajah Orang

    Aneh Tapi Nyata, Wanita Ini Lihat Kepala Naga Tiap Pandangi Wajah Orang

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 52 tahun di Hague, Belanda, mengalami kondisi yang tidak biasa. Ia mendatangi sebuah klinik psikiatri dan mengaku setiap kali melihat wajah orang lain, wajah tersebut berubah menjadi wajah naga.

    Halusinasi ini sangat mengganggunya hingga memengaruhi cara ia berinteraksi dengan orang lain.

    “Pasien melaporkan bahwa wajah manusia yang awalnya tampak normal berubah menjadi hitam, tumbuh telinga panjang dan runcing serta moncong yang menonjol, dengan kulit menyerupai reptil dan mata besar berwarna kuning, hijau, biru, atau merah menyala,” tulis dokter yang melaporkan kejadian tersebut dikutip dari Live Science, Jumat (29/8/2025).

    Dokter kemudian melakukan pemeriksaan mendalam, mulai dari tes darah, elektroensefalogram (EEG) pada otak, hingga pemeriksaan neurologis. Secara umum hasilnya normal. Namun, pemeriksaan MRI menunjukkan adanya beberapa lesi di dekat area lentiform nucleus, yaitu bagian otak yang berkaitan dengan fungsi kognitif seperti perhatian dan daya ingat, serta sering dikaitkan dengan gangguan seperti skizofrenia.

    Lesi muncul pada ‘jalur kabel’ yang disebut white matter, kemungkinan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di otak.

    Meskipun hasil EEG tidak menunjukkan kelainan, dokter menduga halusinasi visual pasien disebabkan oleh aktivitas listrik atipikal di bagian otak yang memproses warna dan wajah, khususnya ventral occipitotemporal cortex. Area tersebut berperan dalam fungsi pengenalan objek.

    Lesi yang terlihat pada MRI mungkin memicu aktivitas listrik ini, dan kemungkinan sudah ada sejak lahir, mungkin akibat kekurangan oksigen sementara sesaat sebelum atau setelah persalinan.

    Pasien yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya didiagnosis mengalami bentuk dari prosopometamorphopsia (PMO). Ini sebuah kondisi langka yang memengaruhi cara seseorang melihat wajah manusia, sehingga bagian-bagian wajah tampak terdistorsi.

    Kondisi ini terkait dengan perubahan struktur otak dan dengan gangguan yang memengaruhi fungsi otak, seperti epilepsi, migrain, dan stroke.

    Dokter lantas meresepkan pasien obat anti-kejang khusus yang mencegah kejang sekaligus meredakan migrain dan gejala gangguan bipolar. Pengobatan ini berhasil mengendalikan halusinasi visual pasien.

    Selang beberapa waktu, pasien mulai mengalami halusinasi dalam bentuk lain, yaitu suara ketukan saat tidur. Dokter lalu mengganti obatnya dengan rivastigmine, yang biasanya diberikan untuk mengatasi gejala demensia akibat alzheimer atau parkinson.

    Obat ini membuat halusinasi suara lebih jarang terjadi dan mengurangi gejala visual hingga ke tingkat yang bisa dikelola. Setelah tiga tahun menjalani terapi ini, pasien melaporkan bahwa situasi pekerjaannya stabil dan hubungan sosialnya membaik.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/suc)

  • Gelontorkan Triliunan Rupiah, Ini Hasil Investasi Apple di RI

    Gelontorkan Triliunan Rupiah, Ini Hasil Investasi Apple di RI

    Badung, CNBC Indonesia – Investasi triliunan rupiah yang dikucurkan Apple di Indonesia sejak 2018 telah mencetak ribuan talenta digital di bidang pengembangan aplikasi digital. Sekitar 95 persen dari lulusan Apple Developer Academy diterima bekerja di sekitar 300 perusahaan di dalam dan di luar negeri.

    Apple kini telah mendirikan 4 fasilitas pelatihan dan pengembangan bernama Apple Developer Academy di Indonesia. Fasilitas pertama telah berdiri sejak 2018 di BSD, Tangerang kemudian diikuti oleh fasilitas di Surabaya dan Batam.

    Terakhir, Apple Developer Academy di wilayah Kuta, Bali beroperasi mulai pertengahan 2025. Berbeda dengan tiga fasilitas sebelumnya, Apple Developer Academy di Bali juga terbuka untuk peserta dari negara lain.

    Pembangunan Apple Developer Academy adalah investasi yang dikucurkan oleh Apple untuk memenuhi persyaratan konten lokal (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah RI untuk perangkat berteknologi 4G yang dijual di RI.

    Dalam komitmen terakhir, Apple berencana menanamkan Rp 2,6 triliun di Indonesia selama periode 2026-2028. Investasi tersebut memastikan perangkat 4G Apple seperti iPhone dan iPad memperoleh sertifikat TKDN, meskipun tidak diproduksi di RI. Perangkat iPhone kini adalah satu-satunya HP impor yang boleh dijual di Indonesia. Produsen HP lain seperti Samsung, Oppo, dan Xiaomi telah memiliki pabrik manufaktur di RI.

    Sejak 2018, jumlah lulusan Apple Developer Academy telah menembus 3.700 orang. Para alumni telah menghasilkan 350 aplikasi berbasis sistem operasi iOS yang kini bisa didownload dari App Store.

    Ben Chandra, pengembang aplikasi yang telah menjadi mentor di Apple Developer Academy sejak 2018, menyatakan bahwa kehadiran Apple Developer Academy membuat perusahaan RI lebih mudah mencari talenta lokal yang mampu mengembangkan perangkat lunak untuk sistem operasi iOS.

    Dia menambahkan sebagian peserta pelatihan di Apple Developer Academy bahkan tidak memiliki latar belakang di bidang pemrograman komputer. Namun setelah melalui pelatihan 6 bulan, para peserta telah memiliki kemampuan yang membuat mereka diterima bekerja sebagai pengembang di perusahaan-perusahaan besar.

    Salah satu bank BUMN di RI, bahkan secara rutin merekrut lulusan Apple Developer Academy untuk bekerja di unit perusahaan yang mengelola aplikasi digital.

    “Salah satunya ada yang diterima di perusahaan teknologi besar di RI. Hebatnya, saat ada pengurangan karyawan besar-besaran, lulusan ini yang dipertahankan dibanding karyawan lain [yang punya latar belakang kuliah komputer],” kata Ben.

    Selain di bank BUMN, lulusan Apple juga telah bekerja di Bank Indonesia, perusahaan fintech Dana, hingga rumah sakit. 

    Ruanth Thyssen, warga Belanda keturunan Maluku yang bekerja sebagai mentor di Apple Developer Academy, menyatakan lulusan Apple Developer Academy yang berlatar belakang arsitek juga berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan game global.

    “Industri game sangat kompetitif, terkadang harus bersaing dengan puluhan ribu orang,” katanya.

    Apple berencana melanjutkan investasi mereka di RI dengan membangun Apple Developer Academy di Jakarta. Rencananya, fasilitas tersebut mulai beroperasi pada 2026.

    Dalam siaran pers Apple, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong Apple untuk terus melanjutkan kemitraan dengan Indonesia.

    “Pengumuman ini tidak hanya menandai kemajuan investasi di Indonesia, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi tumbuhnya inovasi di dalam negeri.”

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sejarah, Tugas, dan Peran Strategis Pasukan Elite Polri

    Sejarah, Tugas, dan Peran Strategis Pasukan Elite Polri

    Jakarta: Jika berbicara soal keamanan dan stabilitas di Indonesia, nama Brimob sering kali muncul. Namun, banyak masyarakat yang masih bertanya apa itu Brimob dan apa tugas utamanya?

    Merangkum dari laman Tactical In Police, Brimob atau Brigade Mobil merupakan satuan elite dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). 
    Tidak seperti polisi reguler, Brimob memiliki kemampuan khusus dalam operasi tempur, taktis, dan penanganan situasi berisiko tinggi, mulai dari terorisme, kerusuhan, hingga konflik bersenjata.
    Sejarah singkat Brimob
    Brimob bukanlah satuan baru. Jejaknya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama Veld Politie. Saat pendudukan Jepang, satuan ini berubah menjadi Tokubetsu Keisatsutai.

    Setelah Indonesia merdeka, pasukan ini berganti nama menjadi Pasukan Polisi Istimewa, yang berperan penting dalam mempertahankan NKRI dari ancaman militer asing maupun pemberontakan.

    Nama Brigade Mobil (Brimob) resmi digunakan sejak tahun 1946, dan sejak itu terus berkembang sebagai pasukan strategis untuk menjaga ketertiban nasional.
     

    Struktur Brimob dalam Polri
    Secara organisasi, Brimob berada di bawah Korps Brimob Polri (Korbrimob) yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen).

    Selain di tingkat pusat, Brimob juga hadir di tiap provinsi dalam bentuk Satuan Brimob Daerah (Satbrimobda), lengkap dengan detasemen dan kompi di tingkat kabupaten/kota.
    Unit spesialis di Brimob
    Gegana
    Dikenal sebagai pasukan dengan kemampuan khusus, Gegana memiliki peran strategis di antaranya:

    – Penjinakan bom (Jibom)
    – Penanganan bahan peledak
    – Operasi kontra-terorisme
    – Intelijen dan negosiasi penyanderaan

    Pelopor
    Unit ini lebih dikenal sebagai pasukan yang diterjunkan di medan berat dan konflik terbuka.
    Tugas utama Pelopor mencakup:

    – Penanggulangan huru-hara
    – Operasi tempur ringan
    – Pengamanan wilayah rawan konflik
    – Perlindungan objek vital nasional
    Tugas dan fungsi utama Brimob
    Sebagai satuan khusus, Brimob menjalankan berbagai misi yang tidak ditangani oleh polisi reguler. Berikut beberapa peran pentingnya:

    Penanggulangan huru-hara dan konflik sosial
    Brimob menjadi garda terdepan dalam menangani unjuk rasa besar, konflik massa, hingga potensi chaos sosial.

    Operasi kontra-terorisme
    Melalui unit Gegana, Brimob melakukan operasi penyergapan, negosiasi, hingga netralisasi ancaman teror di dalam negeri.

    Penjinakan bom
    Brimob memiliki tim khusus dengan peralatan canggih untuk mendeteksi dan menjinakkan bom di area publik, fasilitas penting, maupun situasi penyanderaan.

    Pengamanan objek vital nasional
    Misalnya gedung pemerintahan, bandara, hingga infrastruktur strategis seperti pembangkit listrik dalam situasi darurat.

    Evakuasi dan penanganan bencana
    Tak hanya di bidang keamanan, Brimob juga sering dikerahkan dalam operasi kemanusiaan, seperti evakuasi korban banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainnya.

    Keberadaan Brimob bukan hanya soal menghadapi konflik bersenjata, tetapi juga menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. 

    Jakarta: Jika berbicara soal keamanan dan stabilitas di Indonesia, nama Brimob sering kali muncul. Namun, banyak masyarakat yang masih bertanya apa itu Brimob dan apa tugas utamanya?
     
    Merangkum dari laman Tactical In Police, Brimob atau Brigade Mobil merupakan satuan elite dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). 
    Tidak seperti polisi reguler, Brimob memiliki kemampuan khusus dalam operasi tempur, taktis, dan penanganan situasi berisiko tinggi, mulai dari terorisme, kerusuhan, hingga konflik bersenjata.
    Sejarah singkat Brimob
    Brimob bukanlah satuan baru. Jejaknya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama Veld Politie. Saat pendudukan Jepang, satuan ini berubah menjadi Tokubetsu Keisatsutai.
     
    Setelah Indonesia merdeka, pasukan ini berganti nama menjadi Pasukan Polisi Istimewa, yang berperan penting dalam mempertahankan NKRI dari ancaman militer asing maupun pemberontakan.

    Nama Brigade Mobil (Brimob) resmi digunakan sejak tahun 1946, dan sejak itu terus berkembang sebagai pasukan strategis untuk menjaga ketertiban nasional.
     

    Struktur Brimob dalam Polri
    Secara organisasi, Brimob berada di bawah Korps Brimob Polri (Korbrimob) yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen).
     
    Selain di tingkat pusat, Brimob juga hadir di tiap provinsi dalam bentuk Satuan Brimob Daerah (Satbrimobda), lengkap dengan detasemen dan kompi di tingkat kabupaten/kota.
    Unit spesialis di Brimob
    Gegana
    Dikenal sebagai pasukan dengan kemampuan khusus, Gegana memiliki peran strategis di antaranya:
     
    – Penjinakan bom (Jibom)
    – Penanganan bahan peledak
    – Operasi kontra-terorisme
    – Intelijen dan negosiasi penyanderaan
     
    Pelopor
    Unit ini lebih dikenal sebagai pasukan yang diterjunkan di medan berat dan konflik terbuka.
    Tugas utama Pelopor mencakup:
     
    – Penanggulangan huru-hara
    – Operasi tempur ringan
    – Pengamanan wilayah rawan konflik
    – Perlindungan objek vital nasional
    Tugas dan fungsi utama Brimob
    Sebagai satuan khusus, Brimob menjalankan berbagai misi yang tidak ditangani oleh polisi reguler. Berikut beberapa peran pentingnya:
     
    Penanggulangan huru-hara dan konflik sosial
    Brimob menjadi garda terdepan dalam menangani unjuk rasa besar, konflik massa, hingga potensi chaos sosial.
     
    Operasi kontra-terorisme
    Melalui unit Gegana, Brimob melakukan operasi penyergapan, negosiasi, hingga netralisasi ancaman teror di dalam negeri.
     
    Penjinakan bom
    Brimob memiliki tim khusus dengan peralatan canggih untuk mendeteksi dan menjinakkan bom di area publik, fasilitas penting, maupun situasi penyanderaan.
     
    Pengamanan objek vital nasional
    Misalnya gedung pemerintahan, bandara, hingga infrastruktur strategis seperti pembangkit listrik dalam situasi darurat.
     
    Evakuasi dan penanganan bencana
    Tak hanya di bidang keamanan, Brimob juga sering dikerahkan dalam operasi kemanusiaan, seperti evakuasi korban banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainnya.
     
    Keberadaan Brimob bukan hanya soal menghadapi konflik bersenjata, tetapi juga menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Netizen Saling Ingatkan Jangan Mau Diadu Domba SARA Seperti 1998

    Netizen Saling Ingatkan Jangan Mau Diadu Domba SARA Seperti 1998

    Jakarta

    Demo hari ini tengah berlangsung di sejumlah titik Jakarta, mulai dari Polda Metro Jaya, Mako Brimob Kwitang hingga kawasan depan gedung DPR. Massa yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat menuntut pengusutan kasus tewasnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21).

    Massa terpantau berada di Markas Brimob di Kwitang, di depan Polda Metro Jaya, dan di depan Gedung DPR. Netizen pun masih sangat ramai membahas soal demo ini di liminasa X, Jumat (29/8/2025) Di antaranya mengenai agar pendemo tetap waspada agar tidak sampai terprovokasi dan jangan sampai diadu domba.

    “Ingat, kerusuhan Mei 98 DIGERAKKAN provokator. Jangan mau diprovokasi, jangan mau disetir. Rakyat bukan wayang, jangan seakan punya jabatan berhak jadi dalang,” tulis sebuah akun.

    “Please jangan terprovokasi. Kami yang Chindo tahu kok this isn’t 98, let’s show them para pejabat dan aparat itu kalau we’re better than them and we learn from history. Saling jaga dan saling bantu ya, manteman,” sebut netizen berikutnya yang juga peserta aksi.

    “Jangan mau diadu domba kesekian kalinya! Dulu tragedi angke jaman belanda, dan cukup berhenti di 98! JANGAN ADA LAGI 98 YANG LAIN!” demikian pesan yang lain dengan tegas.

    “Ingat kawan, jangan sampai terjadi konflik horizontal sesama rakyat. Jangan sampai kerusuhan 98 terulang,” sebut sebuah akun.

    “Teman-teman yang di jalan jangan terprovokasi. Stay sharp. Kita udah punya media sosial sekarang, info bisa nyebar, diterima, dan diakses dengan cepat. Hal-hal seperti ini PASTI bisa diantisipasi sedini dan sebaik mungkin. Kita bukan di 98 lagi. Kita PASTI udah pinter,” tulis seorang warganet.

    (fyk/fay)