Negara: Bangladesh

  • Industri Padat Karya di Persimpangan Jalan, Badai PHK Masih Jadi Momok

    Industri Padat Karya di Persimpangan Jalan, Badai PHK Masih Jadi Momok

    Bisnis.com, JAKARTA – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor padat karya masih terus terjadi seiring tekanan yang dihadapi industri.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, saat ini fenomena PHK di industri padat karya terus meningkat, terutama di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang mengalami kesulitan.

    “Tapi memang kalau lihat kondisinya, PHK ini terus meningkat, dan terutama di dalam sektor-sektor yang juga menjadi sektor padat karya seperti TPT, tekstil, sektor-sektor yang sangat tertekan pada hari ini,” kata Shinta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Untuk itu, menurutnya, pemerintah perlu menggelontorkan berbagai kebijakan dukungan agar sektor industri padat karya dapat bertahan dan terus menciptakan lapangan kerja.

    Dukungan tersebut mencakup insentif fiskal seperti pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) jasa subkontrak dan bahan baku, percepatan restitusi PPN, penghapusan bea masuk bahan baku untuk industri, perluasan skema PPh 21 ditanggung pemerintah, serta akses pembiayaan yang lebih inklusif.

    Di samping itu, dunia usaha juga mengusulkan stimulus biaya tenaga kerja dan energi melalui subsidi iuran BPJS Kesehatan untuk sektor terdampak, diskon listrik, subsidi gas, serta pengembangan energi terbarukan melalui PLTS atap dengan skema net-metering.

    Shinta menjelaskan bahwa seluruh langkah ini dirancang untuk menjaga arus kas, mempertahankan kapasitas produksi, dan mencegah gelombang PHK lanjutan.

    “Industri padat karya kita tengah berada di persimpangan jalan. Jika tidak diberi perlindungan dan insentif yang cukup, maka kita berpotensi kehilangan sektor yang selama ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” kata Shinta.

    Adapun, dalam survei terbaru Apindo, 50% responden menyatakan telah mengurangi tenaga kerjanya atau melakukan PHK imbas ketidakpastian ekonomi yang tengah terjadi saat ini. Kondisi ini diperkirakan terus berlangsung ke depannya.

    Dalam kesempatan terpisah, Shinta menuturkan, situasi ekonomi global yang terus berubah, kondisi geopolitik yang semakin tinggi, hingga proyeksi pertumbuhan yang terus menurun, telah membuat banyak perusahaan tidak memiliki cukup informasi untuk mengambil keputusan.

    “Akhirnya, banyak yang bersikap dengan menahan ekspansi, memperlambat rekrutmen, dan fokus pada efisiensi dibanding mengambil risiko baru,” kata Shinta dalam sambutannya di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).

    Kondisi itu bahkan terbukti melalui survei terbaru yang dilakukan Apindo. Shinta mengungkapkan, survei Apindo menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyatakan telah mengurangi tenaga kerja, dan masih akan terus melakukan hal ini dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

    “Dalam survei Apindo yang baru saja kami lakukan, lebih dari 50% responden menyatakan telah mengurangi tenaga kerja, dan masih akan terus melakukan hal ini,” tuturnya.

    Peluang dari Tarif Trump

    Negosiasi Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang menghasilkan kesepakatan penurunan tarif dagang resiprokal dari 32% menjadi 19% untuk produk Indonesia dinilai dapat meminimalisir risiko lonjakan PHK di industri padat karya.

    Shinta menilai jika Indonesia dikenai tarif impor yang lebih tinggi maka akan berdampak pada ekspor TPT yang dikhawatirkan bisa memicu gelombang PHK.

    “Kalau sekarang kita enggak punya tarif yang lebih baik dari kompetitor dan ada pengalihan order, itu kan jelas akan mengganggu nantinya tenaga kerja di Indonesia juga, nanti PHK akan semakin lagi bertambah. Jadi ini hal-hal contoh yang coba dilakukan untuk meminimalisir PHK yang sudah ada,” ujarnya.

    Dengan tarif resiprokal yang dikenakan terhadap Indonesia lebih kompetitif dibandingkan negara kompetitor, menurut Shinta, dapat menjadi peluang Indonesia untuk menarik investasi di industri TPT.

    “Ke depan, kita masih melihat berbagai peluang seperti contohnya kalau memang tarif resiprokal Indonesia ini lebih rendah daripada negara kompetisi di industri TPT, seperti Bangladesh, Vietnam, dan lain-lain,” kata Shinta.

    Menurutnya, jika pengenaan tarif resiprokal terhadap Indonesia lebih rendah, maka peluang investor asing mengalihkan investasi ke Indonesia akan meningkat.

    Bahkan, Shinta menyebut beberapa perusahaan asing dari China sudah mulai mengalihkan investasi ke Tanah Air, terutama di sektor ritel.

    “Kalau ini [tarif resiprokal Trump] memang kita bisa lebih kompetitif, tidak menutup kemungkinan kita ada juga relokasi investasi untuk industri ini, seperti China juga ada beberapa saya rasa yang mulai masuk investasi ke TPT,” ungkapnya.

    Insentif untuk Industri Padat Karya

    Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai pemerintah perlu mempertimbangkan kembali pemberian paket insentif fiskal ke sejumlah sektor industri padat karya, seperti keringanan pajak hingga subsidi energi.

    Hanya saja, Yusuf menilai usulan insentif fiskal untuk industri padat karya perlu dilakukan secara selektif dan berbasis pemetaan sektoral. Menurutnya, situasi ekonomi saat ini berbeda dengan masa pandemi Covid-19 yang mendorong insentif diberikan secara luas.

    “Tidak semua sektor padat karya mengalami tekanan yang sama. Misalnya, sektor tekstil dan produk tekstil [TPT] mungkin lebih tertekan dibandingkan sektor makanan-minuman atau alas kaki. Pemetaan ini penting untuk memastikan bahwa insentif tidak diberikan secara menyamaratakan, melainkan tepat sasaran,” ujar Yusuf kepada Bisnis.

    Dia menjelaskan bahwa meskipun ketidakpastian global masih tinggi akibat konflik geopolitik, kebijakan tarif AS, perlambatan ekonomi China, dan tekanan nilai tukar serta suku bunga, dampaknya saat ini bersifat lebih sektoral dan tidak menyeluruh seperti saat pandemi.

    Kendati demikian, ada satu persamaan yang menurutnya signifikan yaitu perlambatan permintaan—baik dari pasar ekspor maupun domestik. Perlambatan permintaan, sambungnya, menekan daya saing dan keberlangsungan sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja informal dan berupah rendah.

    Di samping itu, Yusuf mengingatkan bahwa ruang fiskal pemerintah saat ini tidak seleluasa masa pandemi. Oleh karena itu, insentif harus diprioritaskan untuk sektor yang memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang tinggi terhadap penyerapan tenaga kerja dan pemulihan permintaan dalam negeri.

    “Insentif seperti PPh 21 Ditanggung Pemerintah [DTP] untuk pekerja upah rendah dan relaksasi PPh Badan bisa saja dipertimbangkan lagi, tetapi skalanya mungkin tidak sebesar saat pandemi,” ucapnya.

    Tak hanya keringanan pajak, Yusuf juga menilai pemerintah bisa mempertimbangkan subsidi biaya energi industri, seperti listrik dan gas pada jam sibuk, yang menurutnya merupakan komponen signifikan dalam struktur biaya produksi.

    Selain itu, dia juga menilai bahwa insentif non fiskal seperti fasilitasi ekspor dapat menjadi opsi yang berdampak nyata. Yusuf menyarankan langkah-langkah seperti pengurangan tarif logistik, simplifikasi dokumen ekspor, hingga percepatan restitusi PPN dapat membantu pelaku usaha.

    “Insentif semacam ini tidak langsung mengurangi beban fiskal, tapi memberi ruang napas cukup besar bagi pengusaha,” tutupnya.

  • Pengusaha Ramal Investasi Tekstil di Indonesia Makin Ramai Imbas Tarif Trump

    Pengusaha Ramal Investasi Tekstil di Indonesia Makin Ramai Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan investasi asing akan masuk ke bisnis tekstil di Tanah Air, jika tarif resiprokal yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia bisa lebih kompetitif dan lebih rendah dari negara lain.

    Adapun, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan dagang tarif impor sebesar 19% kepada Indonesia dari sebelumnya di level 32%. Sebagai gantinya, ekspor produk dari Negara Paman Sam ke Indonesia akan dibebaskan dari bea masuk alias 0%.

    Secara regional, tarif impor 19% dari AS terhadap Indonesia menjadi salah satu yang terendah dibandingkan negara Asia lainnya.

    Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk memperbesar arus investasi seiring dengan pengenaan tarif resiprokal Trump, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

    “Ke depan, kita masih melihat berbagai peluang seperti contohnya kalau memang tarif resiprokal Indonesia ini lebih rendah daripada negara kompetisi di industri TPT, seperti Bangladesh, Vietnam, dan lain-lain,” kata Shinta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Menurutnya, jika pengenaan tarif resiprokal terhadap Indonesia lebih rendah, maka peluang investor asing mengalihkan investasi ke Indonesia akan meningkat.

    Bahkan, Shinta menyebut beberapa perusahaan asing dari China sudah mulai mengalihkan investasi ke Tanah Air, terutama di sektor ritel.

    “Kalau ini [tarif resiprokal Trump] memang kita bisa lebih kompetitif, tidak menutup kemungkinan kita ada juga relokasi investasi untuk industri ini, seperti China juga ada beberapa saya rasa yang mulai masuk investasi ke TPT,” ungkapnya.

    Selain itu, Shinta menambahkan bahwa tarif resiprokal yang kompetitif ini juga menjadi kesempatan investor asing menanamkan investasinya di pusat data (data center).

    “Juga data center banyak kesempatan saya rasa untuk masuk investasi di data center,” imbuhnya.

    Di samping industri TPT dan data center, Shinta menyebut investasi di sektor critical mineral seperti energi terbarukan hingga baterai kendaraan listrik akan jauh lebih melonjak.

    Namun, dia menjelaskan bahwa peluang investasi ini juga harus dibarengi dengan kepastian berusaha, kepastian hukum, hingga tak ada praktik premanisme yang mengganggu iklim investasi usaha.

    Di sisi lain, Shinta juga menyadari bahwa investasi yang masuk ke Indonesia saat ini sudah bergeser dari semula padat karya menjadi padat modal. Transisi investasi ini berimbas pada minimnya penyerapan tenaga kerja.

    “Jadi walaupun ada penciptaan lapangan pekerjaan, tapi yang sekarang masuk tentunya akan lebih sedikit dibanding sebelumnya,” tuturnya.

    Senada, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani memproyeksikan tarif resiprokal Trump terhadap Indonesia justru akan meningkatkan investasi atau naik 1,6% dari sebelumnya.

    Ajib juga menuturkan bahwa investasi yang bakal dikantongi Indonesia mampu mencapai Rp1.905 triliun pada akhir tahun ini, atau sesuai dengan target.

    “Tarif Trump ini justru proyeksinya akan menaikkan investasi dari baseline awal, itu potensinya menjadi tambah 1,6%. Artinya hubungannya investasi dengan tarif Trump justru berkorelasi positif dan itu yang kita harapkan bersama-sama. Bahkan, akhir tahun 2025, target investasi sampai dengan Rp1.905 triliun itu targetnya bisa achieve,” tandasnya.

  • Kena Tarif Trump 19%, Garmen-Tekstil RI Disebut Bakal Diincar Investor

    Kena Tarif Trump 19%, Garmen-Tekstil RI Disebut Bakal Diincar Investor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia percaya diri bakal banyak investor sektor industri padat karya seperti garmen, alas kaki, hingga tekstil yang akan masuk ke tanah air, seusai Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif dagang resiprokal ke RI dari 32% menjadi 19%.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, ini karena tarif yang dikenakan pemerintah Trump ke Indonesia itu jauh lebih rendah ketimbang negara-negara kompetitor produsen garmen, alas kaki, hingga tekstil, seperti Pakistan dan Bangladesh.

    “Jadi lebih kompetitif, karena ketika tarif yang kita dapatkan 19% bila bandingkan misalnya dengan negara pesaing kita di produk alas kaki, garmen seperti Pakistan, Bangladesh, itu kurang lebih mereka kena 75%,” kata Rosan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Kendati begitu, Rosan belum mengungkapkan negara-negara potensial yang akan berinvestasi di sektor itu ke Indonesia seusai turunnya tarif dagang resiprokal Presiden AS Donald Trump.

    Ia hanya memastikan, di tengah perang dagang dan tingginya ketidakpastian ekonomi saat ini, target investasi yang masuk ke Indonesia sampai akhir tahun akan tercapai senilai Rp 1.905,6 triliun.

    Ia mendasari besarnya potensi target itu tercapai dari realisasi investasi hingga semester I-2025 yang mampu mencapai Rp 942,9 triliun atau setara 49,5% dari target. Realisasi investasi pada paruh pertama tahun ini pun masih mampu tumbuh 13,6%.

    “Nah jadi alhamdulillah kami sangat yakin pada akhir tahun komitmen yang sudah disampaikan itu akan terealisasi. Dan kita membutuhkan sesuai dengan realisasi yang sudah dijalankan di Indonesia ini pada saat mereka melakukan investasi,” paparnya.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menguak Jomplangnya Kekuatan Militer Thailand vs Kamboja

    Menguak Jomplangnya Kekuatan Militer Thailand vs Kamboja

    Jakarta

    Para pemimpin Kamboja dan Thailand sepakat bertemu guna merundingkan gencatan senjata. Bangkok dan Phnom Penh bertempur memperebutkan wilayah yang disengketakan sejak Prancis membuat perbatasan di antara mereka lebih dari seabad silam.

    Konflik mematikan ini mengadu Thailand, sekutu lama AS, melawan militer Kamboja yang relatif muda yang berhubungan dekat dengan China.

    Sejak pertempuran pecah hari Kamis, lebih dari selusin orang dilaporkan tewas, puluhan luka-luka, dan lebih dari 150.000 warga dievakuasi. Bentrokan terus berlanjut hingga hari Sabtu.

    Dari sisi kekuatan dan teknologi persenjataan, militer Thailand jauh lebih baik dari Kamboja. Total 361.000 personel aktif Thailand di semua cabang militer adalah tiga kali lipat Kamboja. Dan pasukan tersebut punya persenjataan yang hanya bisa diimpikan Kamboja.

    “Thailand memiliki militer besar dan didanai dengan baik, dan angkatan udaranya merupakan salah satu yang terlengkap dan terlatih di Asia Tenggara,” tulis International Institute for Strategic Studies (IISS). Lowy Institute tahun 2024 menempatkan Thailand di peringkat ke-14, sementara Kamboja ke-23.

    Memang jumlah penduduk Thailand empat kali lebih banyak dan PDB-nya lebih dari 10 kali lipat Kamboja. Tak seperti Kamboja, Laos, dan Vietnam, Thailand lolos dari kehancuran perang yang melanda kawasan tersebut pada paruh kedua abad ke-20 dan kolonialisme Eropa yang mendahuluinya.

    Lowly mengkategorikan Thailand sebagai kekuatan menengah, di belakang Indonesia tapi di depan negara seperti Malaysia dan Vietnam. Sedang Kamboja dinilai kekuatan kecil di Asia, setara Bangladesh, Sri Lanka, dan Laos.

    Thailand adalah sekutu Amerika Serikat, berawal dari penandatanganan perjanjian tahun 1954. Selama Perang Vietnam, Thailand menampung aset AU AS, termasuk pesawat pengebom B-52 dan puluhan ribu tentara Thailand bertempur di pihak Vietnam Selatan yang didukung AS melawan Vietnam Utara yang komunis.

    Militer Kamboja masih muda dibanding Thailand, didirikan tahun 1993. “Hubungan pertahanan internasional terpenting Kamboja adalah dengan China dan Vietnam. Walau secara tradisional bergantung pada Rusia untuk alutsista, China muncul sebagai pemasok utama,” kata IISS yang dikutip detikINET dari CNN.

    Didukung AS, AU Thailand diperlengkapi setidaknya 11 jet tempur Gripen Swedia modern dan puluhan jet F-16 dan F-5 buatan AS. Kamboja tak memiliki angkatan udara yang mampu bertempur.

    Di darat, Thailand memiliki puluhan tank tempur, termasuk 60 tank VT-4 modern buatan China dan ratusan tank tua buatan AS. Kamboja memiliki sekitar 200 tank tua buatan China dan Soviet.

    Tentara Thailand memiliki lebih dari 600 artileri, termasuk setidaknya 56 senjata 155mm yang kuat dan lebih dari 550 senjata derek 05mm. Kamboja hanya memiliki selusin senjata 155mm dengan sekitar 400 senjata derek yang lebih kecil.

    Di udara, angkatan darat Thailand memiliki helikopter Cobra buatan AS serta 18 pesawat angkut Black Hawk. Kamboja hanya punya beberapa lusin helikopter angkut Soviet dan China yang lebih tua.

    Analis militer Carl Schuster menyebut meski Thailand perkasa, Kamboja setidaknya punya satu keunggulan, yaitu wilayah di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Dengan Kamboja diduga memasang ranjau dan jebakan di sana, Thailand diperkirakan mengandalkan persenjataan jarak jauh.

    “AU Kerajaan Thailand dan pasukan khusus mereka lebih unggul. Saya pikir Thailand akan lebih memilih menekankan kekuatan udara dan daya tembak jarak jauh dalam konflik ini,” cetusnya.

    (fyk/fay)

  • Seperti RI, Bangladesh Borong Boeing demi Pangkas Tarif Trump

    Seperti RI, Bangladesh Borong Boeing demi Pangkas Tarif Trump

    Jakarta

    Bangladesh memesan 25 pesawat Boeing dan meningkatkan impor dari Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan tarif tinggi yang diterapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Hal itu diungkap seorang pejabat senior sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (28/7/2025). Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi untuk mempersempit defisit perdagangan dengan AS sebesar US$ 6 miliar dengan Bangladesh, dan menghindari tarif sebesar 35% yang dapat mengguncang ekspor Bangladesh. Terutama, pada industri garmen yang berisiko karena kehilangan daya saing.

    “Kami sangat membutuhkan pesawat baru, mungkin dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Menteri Perdagangan Mahbubur Rahman.

    “Awalnya, hanya 14 pesawat – sekarang menjadi 25,” tambahnya.

    Bersamaan dengan itu, Bangladesh juga meningkatkan impor gandum, minyak kedelai dan kapas dari Amerika Serikat. Sebuah perjanjian baru yang ditandatangani awal bulan ini akan memungkinkan negara tersebut mengimpor 700.000 ton gandum AS setiap tahun selama lima tahun ke depan.

    Para pejabat berharap langkah-langkah ini akan membantu meningkatkan hubungan perdagangan dengan Washington dan mengurangi dampak kebijakan tarif pemerintahan Trump.

    Langkah yang diambil Bangladesh seperti yang dilakukan Indonesia. Sebagaimana diketahui, Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing sebagai bagian kesepakatan antara Indonesia dan AS terkait pemangkasan tarif dari 32% menjadi 19%.

    Tonton juga video “Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Segini Harganya” di sini:

    (acd/acd)

  • Pesawat American Airlines Terbakar Saat Hendak Lepas Landas di Bandara Denver, 173 Penumpang Selamat – Page 3

    Pesawat American Airlines Terbakar Saat Hendak Lepas Landas di Bandara Denver, 173 Penumpang Selamat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Insiden mengejutkan terjadi di Bandara Internasional Denver, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu 26 Juli 2025, ketika sebuah pesawat milik American Airlines terbakar sesaat sebelum lepas landas.

    Asap tebal mengepul dari bagian roda pendaratan pesawat hingga memicu kepanikan dan evakuasi darurat di landasan pacu. Pesawat American Airlines dengan nomor penerbangan 3023 itu sedianya dijadwalkan menuju Miami.

    Namun, sekitar pukul 14.45 waktu setempat, insiden terjadi tepat ketika pesawat bersiap meninggalkan Denver. Menurut Badan Penerbangan Federal (FAA), masalah muncul pada bagian bawah pesawat dan memicu kobaran api yang membesar.

    Rekaman komunikasi antara kokpit dan petugas lalu lintas udara mengungkap ketegangan yang terjadi detik demi detik. Dalam siaran Live ATC yang dilansir oleh 9News, terdengar petugas memperingatkan.

    “Penerbangan 2023, Anda banyak berasap,” ujar petugas ATC, dikutip Liputan6.com dari New York Post, Minggu (27/7/2025).

    “Ada beberapa api. Sepertinya asapnya sedikit mereda,” sambung dia.

    Hingga akhirnya disampaikan dengan nada tegas.

    “Anda benar-benar terbakar,” kata petugas ATC.

    Insiden pesawat terbakar di Bandara Internasional Denver ini menyebar di sosial media. Melansir Brobible, Minggu 27 Juli 2025, peristiwa mengerikan itu terjadi pada pesawat American Airline tujuan Florida yang bannya terbakar di landasan pacu Bandara Internasional Denver.

    “Petugas tanggap darurat, termasuk Departemen Pemadam Kebakaran Denver, tiba dengan cepat di lokasi. Semua 173 penumpang dan enam awak pesawat dievakuasi dengan aman, meskipun satu orang dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi lebih lanjut,” tulis laporan akun X @rawsalerts.

    Situasi tersebut memaksa awak pesawat untuk segera mengevakuasi seluruh penumpang. Evakuasi dilakukan melalui perosotan darurat yang dibuka di bagian depan dan belakang pesawat.

    Video dari lokasi memperlihatkan penumpang bergegas menuruni seluncur darurat dalam kepanikan. Sementara di belakang mereka, asap hitam pekat membubung dari sisi kiri belakang pesawat yang terbakar.

     

    Tragedi mengerikan terjadi di Dhaka, Bangladesh. Pesawat tempur F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan terbakar di lingkungan sekolah Milestone School and College, Senin siang (21/7). Sedikitnya 19 orang tewas, termasuk sang pilot, dan leb…

  • Negara Gagal Atasi Perubahan Iklim Berisiko Langgar Hukum

    Negara Gagal Atasi Perubahan Iklim Berisiko Langgar Hukum

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara dalam 24 jam terakhir.

    Berita dari Belanda akan menjadi pembuka edisi Kamis, 24 Juli 2025.

    Kini setiap negara wajib atasi perubahan iklim

    Pengadilan tertinggi dunia, atau International Court of Justice (ICJ), sudah menyatakan bahwa negara-negara memiliki kewajiban hukum untuk mengatasi perubahan iklim, dan jika gagal melakukannya maka bisa dianggap melanggar hukum.

    Keputusan ini menjadi titik balik bagi perundingan soal iklim, yang kini lebih berpihak pada negara-negara kecil yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

    ICJ menyatakan perubahan iklim merupakan “ancaman mendesak dan eksistensial” bagi umat manusia dan negara-negara memiliki “kewajiban untuk bekerja sama” dalam mengatasinya.

    Kini terbuka jalan bagi negara-negara yang paling terdampak perubahan iklim untuk mengajukan gugatan hukum terhadap negara-negara pencemar utama, termasuk Vanuatu yang mungkin mengajukan gugatan hukum terhadap negara-negara pencemar besar, termasuk Australia.

    “Menurut nasihat yang dikeluarkan ICJ hari ini, Australia melakukan tindakan melawan hukum internasional karena mensponsori, mensubsidi, produksi bahan bakar fosil, dan emisi yang berlebihan,” ujar Ralph Regenvanu, utusan khusus Vanuatu untuk perubahan iklim, kepada ABC.

    Kematian akibat kelaparan di Gaza melonjak

    Musab al Dibes usianya masih 14 tahun, tetapi terlihat seperti anak kecil dan bukan remaja, karena berat badannya turun dari 40 kilogram menjadi 10 kilogram.

    Musab adalah salah satu dari banyak anak-anak, dan beberapa orang dewasa, yang terbaring di bangsal Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza, dengan tubuh yang kurus kering karena kekurangan makanan.

    “Kesehatannya memburuk akibat kekurangan gizi karena Jalur Gaza menderita kelaparan parah dan kekurangan segalanya, obat-obatan, bahkan suplemen nutrisi,” kata ibunya, Shahenaj al Dibes.

    Kelompok-kelompok penyalur bantuan mengatakan ratusan truk penuh yang hendak membawa makanan kini berada di luar perbatasan Gaza, dilarang masuk oleh pasukan Israel.

    Seorang guru tewas setelah menyelamatkan murid-muridnya

    Awal pekan lalu, Maherin Chowdhury, seorang guru bahasa Inggris berusia 46 tahun, bolak-balik ke ruang kelas yang terbakar untuk menyelamatkan murid-muridnya, saat sebuah pesawat F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh ke sekolah.

    Saudara lelakinya menceritakan, Chowdury tak menghiraukan api yang melalap bajunya yang menyebabkan ia meninggal dunia setelah menderita luka bakar yang hampir total.

    Ia meninggalkan seorang suami dan dua putra remaja.

    “Ketika suaminya meneleponnya, memohon agar ia meninggalkan tempat kejadian dan memikirkan anak-anaknya, ia menolak, dengan mengatakan, ‘Mereka juga anak-anak saya. Mereka terbakar. Bagaimana saya bisa meninggalkan mereka?’” kata suaminya.

    Setidaknya 29 orang, sebagian besar anak-anak, tewas dalam insiden itu, sementara pihak militer mengatakan pesawat tersebut mengalami kerusakan mesin.

    Penyuntik ketamin Matthew Perry mengaku bersalah

    Salvador Plasencia, satu dari lima orang yang didakwa terkait kematian aktor serial Friends pada Oktober 2023, didakwa dengan empat tuduhan distribusi ketamin secara ilegal dengan ancaman 40 tahun hukuman penjara.

    Salvador mengaku menyuntikkan ketamin kepada Matthew di rumah sang aktor dan di tempat parkir Santa Monica beberapa minggu sebelum kematiannya, dan menurutnya tindakan tersebut bukan untuk tujuan medis yang legal.

    Salvador yang mengoperasikan klinik perawatan darurat, memperoleh ketamin dari dokter lain, Mark Chavez dari San Diego.

    Menurut dokumen pengadilan, Salvador mengirim pesan singkat kepada Mark dengan menulis: “Saya penasaran berapa banyak uang yang akan dibayar oleh orang bodoh ini.”

  • Pesawat Bawa 49 Penumpang Jatuh di Rusia, Diduga Tak Ada yang Selamat

    Pesawat Bawa 49 Penumpang Jatuh di Rusia, Diduga Tak Ada yang Selamat

    Moskow

    Sebuah pesawat penumpang jenis Antonov-24 yang dioperasikan maskapai Angara Airlines jatuh di wilayah Amur, timur jauh Rusia, pada Kamis (24/7) waktu setempat. Pesawat ini dilaporkan membawa 49 orang di dalamnya, dan diduga tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini.

    Gubernur wilayah tersebut, Vassily Orlov, dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), mengatakan bahwa pesawat Antonov-24 bermesin ganda itu sedang mengudara dari Blagoveshchensk menuju ke kota Tynda ketika tiba-tiba menghilang dari radar.

    Sebuah helikopter penyelamat dikerahkan dan berhasil menemukan keberadaan pesawat penumpang tersebut. Pesawat itu ditemukan dalam keadaan terbakar di lereng gunung yang berjarak 16 kilometer dari kota Tynda.

    “Sebuah helikopter Mi-8 yang dioperasikan oleh Rosaviatsiya (otoritas penerbangan sipil Rusia-red) telah menemukan badan pesawat yang terbakar,” demikian pernyataan Kementerian Urusan Darurat Rusia dalam pernyataannya.

    Menurut tim penyelamat lokal, helikopter tersebut tidak melihat bukti adanya korban selamat dari pantauan udara.

    Belum bisa dipastikan kondisi para penumpang dan awak pesawat yang jatuh tersebut.

    “Pada saat ini, sebanyak 25 orang dan lima unit peralatan telah dikerahkan, dan empat pesawat beserta awaknya sedang bersiaga,” sebut Badan pertahanan sipil wilayah Amur.

    Belum diketahui secara jelas penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

    Lihat juga Video: Kisah Pilu Pria Kehilangan Putrinya di Kecelakaan Pesawat Bangladesh

    (nvc/idh)

  • Tarif 0 Persen, Produk AS Harus Bersaing dengan China dan Vietnam

    Tarif 0 Persen, Produk AS Harus Bersaing dengan China dan Vietnam

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menegaskan pembukaan akses pasar Indonesia kepada Amerika Serikat dengan tarif masuk 0% tidak serta-merta akan membuat pasar domestik dibanjiri produk impor dari Negeri Paman Sam.

    Hal tersebut disampaikan Wamenlu merespons kekhawatiran publik terkait kesepakatan bilateral yang membuka peluang barang-barang asal AS masuk lebih mudah ke Indonesia. Menurutnya, terdapat sejumlah faktor penghambat yang membuat barang-barang asal AS tidak langsung mendominasi pasar Indonesia meskipun mendapatkan preferensi tarif.

    “Meskipun diberikan tarif 0%, banyak produk dari Amerika Serikat yang tidak bisa bersaing dari sisi harga dengan produk-produk dari Asia,” ujar Havas, dalam diskusi yang digelar Gempita Milenial di Kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025).

    Wamenlu mencontohkan produk-produk konsumsi seperti pakaian atau alas kaki. Meskipun ada produk bermerek Amerika, banyak di antaranya diproduksi di negara-negara ketiga seperti China, Vietnam, dan Bangladesh.

    Karena itu, produk tersebut tetap akan dikenakan tarif bea masuk berdasarkan negara asal produksinya. “Jadi bukan berdasarkan merek atau negara perusahaan pemilik merek, tapi negara produksi aktualnya,” jelasnya.

    Lebih lanjut dia menyampaikan, pembukaan pasar dengan AS tetap memperhitungkan perlindungan terhadap sektor domestik tidak membuka akses atau keran secara mentah.

    “Dari sisi pemerintah, kami tetap menjaga agar kerja sama dagang itu bersifat resiprokal dan fair. Tidak ada liberalisasi sepihak. Semua disesuaikan dengan kepentingan nasional dan daya saing,” tegasnya.

    Hal tersebut sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang menjalankan kebijakan ekonomi global yang seimbang. Yakni di satu sisi, Indonesia terbuka terhadap pasar global dan menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara besar seperti AS dan Uni Eropa, namun di sisi lain, tetap mengedepankan perlindungan dan penguatan industri domestik.

  • Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet

    Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet

    Sumber foto: https://shorturl.at/9FVIJ/elshinta.com.

    Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 14:14 WIB

    Elshinta.com – Kesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon untuk penurunan tarif dagang Indonesia dari 32% menjadi 19% menuai ribuan komentar positif dari warganet Indonesia.

    Negosiasi dan diplomasi yang dilakukan Prabowo dianggap sebagai negosiasi yang brilian yang akan turut menguntungkan bagi rakyat dan bangsa Indonesia, khususnya sektor padat karya dan dapat mendukung lapangan kerja formal, seperti di sektor pakaian, alas kaki, serta mesin dan peralatan listrik.

    Sektor-sektor tersebut menyumbang sekitar 42% dari total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.

    “Awalnya saya pikir ini kesepakatan gila, tapi setelah dipikir2 brilian juga negosiasi prabowo,” @selakauselindung dalam akun Tiktok konten milik @prabu_revolusi, Kamis (17/7).

    “Gak heran karena Pak Prabowo itu cerdas dan ahli strategi. Bravo My Presiden,” lanjut komentar netizen @susi

    Lebih lanjut, warganet lainnya juga beri komentar membandingkan Indonesia dengan negara lainnya yang dikenakan tarif besar oleh Trump.

    “Bahkan media Jepang juga membahasnya, Jepang heran PM mereka dicuekin gak turun2 tarifnya,” @mgmonderwall

    Adapun, warganet lainnya berkomentar bahwa kebijakan yang diambil Prabowo dengan Trump ini merupakan langkah diplomasi win-win solution yang akan menguntungkan kedua negara.

    “Dr awal baca beritanya gw memang gak mslh, krn kemungkinan bsr barang US yg bakal kita impor adlh teknologi dn industri mesin. Sdgkn kita menawarkan hasil tambang, sehingga otomatis US mau nurunin ke 19% krn industri mrk bkl butuh barang tambang. Sdgkan kita butuh teknologi mrk utk hilirisasi, win2 solution,” jelas @hasbi_d

    Sebelumnya, Prabowo mengaku sempat bernegosiasi alot dengan Trump hingga pada akhirnya muncul kesepakatan tarif 19% itu untuk Indonesia. Prabowo menegaskan bahwa seluruh keputusan yang diambil telah diperhitungkan dan mengutamakan perlindungan terhadap pekerja Indonesia adalah prioritas utama dalam setiap kebijakan ekonomi.

    “Semua sudah kita hitung. Semua kita berunding. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” kata Prabowo.

    Jika dibandingkan dengan negara-negara eksportir utama ke Amerika, tarif Indonesia jauh lebih rendah. Untuk kategori tekstil, Indonesia hanya dikenakan tarif 19%, lebih rendah dari Vietnam (20%), India (26%), hingga China yang dikenakan tarif 55%. Bahkan beberapa negara seperti Bangladesh dan Kamboja dikenakan tarif masing-masing 35% dan 36%.

    Sumber : Elshinta.Com