Negara: Azerbaijan

  • 6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara Megapolitan 24 Juni 2025

    6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com

    Sultan Fatoni
    (43), warga negara Indonesia asal Samarinda, menjadi salah satu dari 11 WNI yang berhasil dievakuasi dari Iran.
    Bersama istri dan anaknya, Sultan harus menempuh perjalanan selama enam hari melalui jalur darat dan udara sebelum akhirnya tiba di Tanah Air.
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ujar Sultan saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
    Sultan dan keluarganya tinggal di Kota Mashhad, Iran bagian timur, yang berjarak cukup jauh dari titik kumpul evakuasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
    Dari Mashhad, ia harus menempuh perjalanan darat selama satu hari untuk mencapai KBRI, lalu menginap semalam menunggu rombongan lain.
    Setelah semua peserta evakuasi terkumpul, mereka melanjutkan perjalanan darat selama satu hari menuju perbatasan Azerbaijan.
    Dari sana, evakuasi dilakukan lewat jalur udara melalui Baku.
    Situasi di Iran disebutnya memang cenderung aman di beberapa kota, termasuk Mashhad.
    Namun
    serangan drone
    sempat terjadi, termasuk yang menargetkan bandara kota tersebut.
    “Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” kata Sultan.
    Ia juga mengungkap, meski tidak terkena serangan langsung, kehadiran drone membuat warga resah.
    Iran sendiri meningkatkan kewaspadaan, dan menyatakan situasi darurat yang berdampak pada pembatasan akses, termasuk jaringan internet.
    “Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” ungkapnya.
    Total ada 380 WNI yang tercatat berada di Iran, namun hanya 97 yang menyatakan bersedia dievakuasi.
    Sisanya memilih bertahan karena berbagai alasan, termasuk lokasi tempat tinggal yang dianggap masih aman dan keberatan menempuh perjalanan panjang.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat,” ujar Wakil Menko Polhukam, Lodewijk Freidrich Paulus.
    Kementerian Luar Negeri memastikan proses evakuasi dilakukan secara bertahap.
    Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, 11 WNI langsung diarahkan ke bagian imigrasi dan bea cukai untuk pemeriksaan dokumen dan IMEI perangkat, sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Tempuh Perjalanan 6 Hari Megapolitan 24 Juni 2025

    11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia, Tempuh Perjalanan 6 Hari
    Tim Redaksi

    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sultan Fatoni, warga Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi satu dari 11 WNI yang dievakuasi dari
    Iran
    dan tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025) sore.
    Fatoni bercerita, proses evakuasi dari Iran hingga tiba di Tanah Air berlangsung selama enam hari, dimulai pada Kamis (19/6/2025).
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran, jadi sudah enam hari, agak capek,” kata Fatoni. 
    Fatoni sudah tiga tahun tinggal di Iran, tepatnya di Masyhad, bersama keluarganya.
    Dari tempat tinggalnya, Fatoni menempuh perjalanan darat ke titik kumpul pemulangan WNI di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Iran, Tehran. Butuh waktu satu hari penuh untuk mencapai KBRI.
    Sembari menunggu WNI lain tiba, Fatoni dan beberapa WNI lain menginap di KBRI selama satu hari.
    “Setelah itu berangkat jalur darat ke perbatasan Azerbaijan, itu juga satu hari,” jelasnya. 
    Fatoni bercerita, rumahnya hanya berjarak 10 menit dari Bandara Masyhad yang beberapa hari lalu diserang.
    Saat bertolak dari rumah untuk menempuh perjalanan evakuasi, lanjut Fatoni, situasi masih terbilang aman. Namun, begitu dalam perjalanan, terjadi sejumlah serangan.
    Fatoni menyebut, dirinya bersedia dievakuasi karena situasi di Iran kian memanas.
    “Karena banyak drone katanya. Dievakuasi bersama mahasiswa lain, sama anak dan istri,” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 WNI yang dievakuasi dari Iran tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (24/6/2025).
    Ke-11 WNI itu tiba di bandara pada pukul 17.44 WIB dan langsung diarahkan ke ruang imigrasi. Petugas langsung mengecek dokumen perjalanan para WNI tersebut.
    Selanjutnya, para WNI itu diarahkan ke Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan IMEI.
    Setelah sejumlah prosedur administratif tersebut rampung, para WNI baru diperbolehkan pulang.
     
    Diketahui, 11 WNI ini dievakuasi akibat eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
    Meskipun begitu, tidak semua WNI bersedia dievakuasi dari Iran. Dari 380 WNI, hanya 97 WNI yang bersedia dievakuasi.
    Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, dari 97 WNI itu sebagian sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” ujar Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Hari Evakuasi dari Iran, WNI Ini Tempuh Jalur Darat Lintas Negara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    Cerita WNI dari Iran, Jarak Rumah 10 Menit dengan Lokasi Serangan Megapolitan 24 Juni 2025

    Cerita WNI dari Iran, Jarak Rumah 10 Menit dengan Lokasi Serangan
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com

    Sultan Fatoni
    (43), warga Samarinda, menjadi salah satu dari 11 WNI yang berhasil dievakuasi dari Iran dan tiba di Indonesia, Selasa (24/6/2025).
    Ia pulang bersama istri dan anaknya setelah situasi keamanan di Iran memburuk akibat memanasnya konflik dengan Israel dan adanya campur tangan militer dari Amerika Serikat.
    Fatoni telah tinggal di Kota Mashhad, Iran Timur, selama tiga setengah tahun. Ia mengungkapkan, rumahnya hanya berjarak sekitar 10 menit dari Bandara Mashhad yang baru saja diserang drone beberapa waktu lalu.
    “Katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad, sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” ujar Fatoni saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa.
    Meski tidak ada ledakan bom di wilayahnya, ia mengaku beberapa kali melihat drone terbang di atas kota.
    Untungnya, sistem pertahanan Iran berhasil menembak jatuh sebelum drone tersebut menghantam sasaran.
    Fatoni juga menceritakan kondisi akses informasi yang dibatasi oleh otoritas Iran selama masa darurat.
    Menurutnya, pemerintah setempat menasionalisasi internet, sehingga hanya situs atau aplikasi lokal yang bisa diakses.
    “Beberapa akses dipersulit. Internet itu dinasionalisasi, jadi situs luar tidak bisa dibuka. Hanya yang buatan dalam negeri saja yang bisa dibuka,” jelasnya.
    Proses evakuasi dari Iran dimulai sejak Kamis pekan lalu. Ia bersama rombongan harus menempuh perjalanan darat satu hari dari Mashhad ke titik kumpul KBRI.
    Setelah menginap semalam, mereka kembali menempuh perjalanan satu hari ke perbatasan Azerbaijan, sebelum akhirnya terbang ke Indonesia melalui Baku.
    “Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ucapnya.
    Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Andi Rahmianto, menyambut langsung kedatangan para WNI yang dievakuasi.
    Mereka sebelumnya menjalani pemeriksaan imigrasi dan bea cukai sebelum diizinkan pulang ke rumah masing-masing.
    Sebanyak 97 dari total 380 WNI yang berada di Iran menyatakan bersedia dievakuasi. Sisanya memilih tetap tinggal.
    Wamenko Polhukam Lodewijk Freidrich Paulus menyatakan, evakuasi dilakukan secara bertahap dan menggunakan jalur darat yang panjang karena kondisi keamanan yang tidak menentu.
    “Evakuasi dari Teheran ke Baku itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ diterbangkan ke Indonesia,” kata Lodewijk di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamenkopolkam: Evakuasi WNI di Iran dilakukan namun tak semuanya mau

    Wamenkopolkam: Evakuasi WNI di Iran dilakukan namun tak semuanya mau

    Sumedang, Jawa Barat (ANTARA) – Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenkopolkam) Lodewijk Freidrich Paulus mengungkapkan evakuasi sekitar 380 WNI di Iran yang sedang dalam konflik tinggi dengan Israel, tengah dilakukan, namun tidak semuanya mau dievakuasi.

    “Bagaimana menyikapi serangan Israel dan AS ke Iran yang akan memberikan dampak. Yang jelas warga kita di Iran (tengah) dievakuasi. Dari 380 WNI di Iran tidak semuanya mau dievakuasi,” kata Lodewijk selepas memberi materi dalam Retret Kepala Daerah Gelombang II di IPDN Jatinangor, Sumedang, Selasa.

    Salah satu yang menjadi alasan dari beberapa WNI yang tidak mau dievakuasi, kata Lodewijk, adalah waktu perjalanan guna kebutuhan evakuasi yang cukup panjang yang harus dilalui.

    “Karena itu (salah satunya), evakuasi perjalanan dari Teheran ke Azerbaijan (Kota Baku) selama 16 jam perjalanan darat, lalu diangkut dengan pesawat komersial oleh pemerintah RI,” ujarnya.

    Lodewijk mengatakan pemerintah Indonesia sudah memberikan imbauan pada WNI bukan saja yang di Iran, tapi juga negara-negara di kawasan tetangganya demi mengantisipasi berkembangnya eskalasi konflik kawasan.

    “Kami sudah berikan imbauan kepada yang di sana, bukan saja terkait (konflik) Israel dengan Iran, tetapi negara-negara tetangga, jangan sampai jika eskalasi berkembang, jangan sampai mereka mengamankan diri sendiri-sendiri,” ucapnya.

    Adapun terkait evakuasi WNI di Iran yang tengah dilakukan oleh pemerintah, Lodewijk mengatakan petang ini kelompok pertama di antara mereka akan tiba di Jakarta, Indonesia.

    “Yang jelas warga negara Indonesia yang di Iran sudah dievakuasi, kelompok pertama sudah masuk ke Jakarta sore ini,” ujarnya.

    Meski tidak semua WNI di Iran mau mengikuti evakuasi, Lodewijk mengatakan sampai saat ini pemerintah memberikan tawaran bagi siapapun yang ingin kembali ke Indonesia guna menghindari konflik.

    “Sudah kami berikan, tawarkan ingin kembali ke Indonesia juga diberikan fasilitas. Prinsip Kemenhan, kita ada atase pertahanan di masing-masing negara, berkoordinasi untuk selalu monitor dan saran-saran, termasuk rencana pengamanan untuk mereka,” katanya menambahkan.

    Diinformasikan, dalam evakuasi tahap pertama ini, diikuti sebanyak 96 WNI yang di dalamnya termasuk tiga staf kedutaan, ditambah satu WNA yang merupakan pasangan WNI.

    Sebelum proses evakuasi, Kementerian Luar Negeri telah menaikan status dari siaga 2 ke siaga 1 pada 19 Juni 2025 dengan mempertimbangkan situasi keamanan di Iran.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sore Ini, Gelombang Pertama WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Juni 2025

    Sore Ini, Gelombang Pertama WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia Nasional 24 Juni 2025

    Sore Ini, Gelombang Pertama WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia
    Tim Redaksi
    JATINANGOR, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
    Lodewijk Freidrich Paulus
    mengatakan, evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Iran akan tiba di Indonesia, pada Selasa (24/6/2025) sore.
    Evakuasi ini sebagai buntut eskalasi konflik antara Israel melawan Iran, ditambah campur tangan Amerika Serikat yang membuat situasi semakin memanas.
    “Warga negara kita yang di Iran, alhamdulillah sudah berhasil kita evakuasi, dan sore ini gelombang pertama mulai masuk ke Jakarta,” kata Lodewijk, saat ditemui di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).
    Meski proses evakuasi sedang berjalan, Lodewijk menegaskan tidak semua WNI yang berada di Iran mau dievakuasi.
    Selain bentuk sukarela, evakuasi tersebut juga membutuhkan perjalanan darat yang panjang menuju Azerbaijan.
    “Yang jelas dari 380 WNI yang ada di Iran tidak semuanya mau dievakuasi, karena itu evakuasi perjalanan, katakan dari Teheran ke Baku, Azerbaijan ke utara, itu 16 jam dengan darat. Baru dari situ dievakuasi dengan pesawat komersial oleh Kementerian Luar Negeri kembali ke Indonesia,” tutur dia.
    Pemerintah juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat di Timur Tengah untuk selalu waspada.
    Bukan saja yang terkait konflik Israel dengan Iran, kata Lodewijk, tetapi juga negara-negara tetangga.
    Kemenlu RI
    sendiri menyebut sebanyak 97 WNI yang sudah berada di Baku akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial.
    Untuk tahap pertama, 29 WNI akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025) sore.

    Evacuees
    lainnya akan tiba bertahap selama Rabu-Kamis,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perang Iran-Israel, legislator minta Pemerintah evakuasi WNI dan desak PBB hentikan konflik 

    Perang Iran-Israel, legislator minta Pemerintah evakuasi WNI dan desak PBB hentikan konflik 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Perang Iran-Israel, legislator minta Pemerintah evakuasi WNI dan desak PBB hentikan konflik 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 23 Juni 2025 – 19:41 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh menyerukan kepada Pemerintah Indonesia agar mengambil langkah aktif dan tegas bersama negara-negara Islam lainnya untuk mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghentikan eskalasi konflik bersenjata antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat.

    Oleh Soleh menyatakan keprihatinan mendalam atas konflik yang terus meluas dan menelan korban jiwa, serta berpotensi menyeret dunia ke dalam krisis global yang lebih besar. “Perang ini bukan hanya tragedi kemanusiaan di kawasan Timur Tengah, tetapi juga ancaman nyata terhadap perdamaian dan stabilitas global. Jika tidak segera dihentikan, situasi ini bisa menjadi pemicu Perang Dunia Ketiga,” ujarnya, Senin (23/06).

    Ia mendorong Pemerintah Indonesia, yang selama ini dikenal aktif dalam diplomasi perdamaian internasional, untuk memanfaatkan posisinya di berbagai forum global, termasuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan PBB, guna menginisiasi gencatan senjata dan dialog damai antara pihak-pihak yang bertikai.

    “Kita tidak boleh diam. Indonesia harus mengambil peran kepemimpinan moral dan politik, bersama negara-negara Islam lainnya, untuk menyerukan penghentian perang dan perlindungan terhadap warga sipil,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Senin (23/6). 

    Oleh Soleh juga meminta semua pihak di dalam negeri untuk tetap menjaga persatuan dan tidak terprovokasi oleh sentimen yang bisa merusak harmoni sosial. Ia menegaskan bahwa suara kolektif dari masyarakat internasional sangat diperlukan untuk menghentikan konflik yang terus membesar ini.

    “Kita semua berharap perang ini segera berakhir, dan dunia tidak lagi dibayangi ancaman perang global,” paparnya.

    Mantan anggota DPRD Jawa Barat itu juga meminta Pemerintah Indonesia untuk terus menjamin keselamatan WNI di Iran, dengan melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.

    “Keselamatan WNI harus menjadi prioritas. Evakuasi menjadi hal yang harus dilakukan. Semua warga Indonesia harus dievakuasi, sehingga aman dari dampak perang yang semakin memanas,” beber legislator asal Dapil Jawa Barat XI itu.

    Sebelumnya, dari total 386 WNI di Iran, Pemerintah Indonesia sudah melakukan evakuasi terhadap  97 orang. Rinciannya, 93 WNI, 3 staf kedutaan, dan 1 warga negara asing yang merupakan pasangan dari salah seorang WNI. 

    Mereka dievakuasi melewati jalur darat menggunakan bus melalui perbatasan Iran-Azerbaijan. Di saat yang bersamaan, sebanyak 4 WNI juga dievakuasi dari Israel via jalur darat melalui Yordania. 

    “Selain melakukan evakuasi WNI, Pemerintah Indonesia bersama negara Islam lainnya untuk mendorong PBB menghentikan perang Iran-Israel. Jangan sampai perang ini berlanjut,” pungkas Oleh Soleh.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 29 WNI Dievakuasi dari Iran, Dipulangkan Sore Ini dari Azerbaijan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Juni 2025

    29 WNI Dievakuasi dari Iran, Dipulangkan Sore Ini dari Azerbaijan Nasional 23 Juni 2025

    29 WNI Dievakuasi dari Iran, Dipulangkan Sore Ini dari Azerbaijan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyampaikan, 97 Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dievakuasi dari Iran akan dipulangkan ke Tanah Air secara bertahap.
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, puluhan WNI yang kini berada di Baku, Azerbaijan, akan diberangkatkan sore ini.
    “Sebanyak 97 WNI yang sudah berada di Baku, Azerbaijan, akan dipulangkan secara bertahap menggunakan pesawat komersial,” kata Judha, Senin (23/6/2025).
    Judha mengatakan, pemulangan tahap pertama sebanyak 29 WNI dilakukan sore ini waktu setempat.
    Mereka dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (24/6/2025) sore.
    Sementara itu, sisa WNI lainnya akan dipulangkan dalam dua hari, yaitu Selasa dan Rabu (25/6/2025).
    “WNI lainnya akan tiba secara bertahap pada Rabu dan Kamis,” kata Judha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Juni 2025

    Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus Nasional 23 Juni 2025

    Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang mahasiswa Indonesia bernama Abdul Fattaah Ar Ridho menceritakan situasi di
    Iran
    saat terjadi serangan pertama dari Israel. 
    Ridho mengatakan, suara serangan terdengar cukup jauh dari tempat dia berada yaitu di Kota Qom, Iran. Sebab serangan Israel banyak terjadi di Kota Teheran. 
    Namun dia dapat mendengar serangan Israel beberapa kali mampu ditahan oleh Iran.
    “Dan informasi yang saya dapatkan sampai saat ini, itu masih dibilang aman ya karena semua serangan yang dari sana, dari Israel itu masih bisa ditahan di langit, tertahan oleh
    iron dome
    Iran,” kata Ridho kepada Kompas.com, Minggu (22/6/2025).
    Orangtua Ridho sangat panik begitu mengetahui ada serangan Israel ke Iran. Saat itu, Ridho mampu meyakinkan orangtuanya bahwa situasi di Iran masih cukup aman. 
    “Untuk keluarga saya pribadi ketika ada penyerangan itu memang sempat panik, benar, karena informasi yang beredar itu di Iran mencekam karena ada serang dan lain sebagainya,” ujar Ridho.
    Apalagi, aplikasi pesan singkat WhatsApp tidak bisa digunakan sejak serangan pertama karena internet sempat diputus.
    “Di Iran sendiri, internet sempat diputus untuk Whatsapp dan lain sebagainya. Jadi, kita menggunakan aplikasi yang dari Iran sendiri,” kata dia. 
    “Memang Whatsapp sendiri di Iran itu sudah diputus dari sejak penyerangan pertama,” ujarnya lagi.
    Ridho mengatakan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Kamis, 19 Juni 2025, membawa mereka dari KBRI di Teheran menuju Astara, Iran yang berbatasan dengan Azerbaijan. Kemudian, rombongan yang menaiki bus berlanjut ke kota Baku, Azerbaijan.
    Dia mengungkapkan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Azerbaijan juga menyambut para warga negara Indonesia (WNI) dari Iran dengan baik dengan memfasilitasi hotel untuk menginap.
    Menurut Ridho, saat ini, dia masih menunggu imformasi terkait keberangkatannya ke Tanah Air pada pekan depan.
    “Sampai saat ini untuk berita kepulangan ke Tanah Air itu masih menunggu konfirmasi dari KBRI Indonesia yang ada di Teheran. Untuk tiketnya apakah kita akan kirim pesawat dan lain sebagainya, ataukah kita akan pulang secara bertahap,” katanya.
    Seperti diketahui, Israel dan Iran tengah terlibat konflik yang berawal dari serangan Israel ke perumahan hingga fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni lalu.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan ke Israel pada keesokan harinya, 14 Juni 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Maskapai Ogah Lewat, Langit Iran-Israel Kosong

    Maskapai Ogah Lewat, Langit Iran-Israel Kosong

    Jakarta, CNBC Indonesia — Sejumlah maskapai penerbangan komersial terus menghindari wilayah udara di Timur Tengah pada Minggu (22/6/2025), menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Menurut data situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, pola ini merupakan lanjutan dari pengalihan rute yang sudah berlangsung sejak pekan lalu akibat meningkatnya ketegangan dan aksi saling serang rudal di kawasan tersebut.

    “Setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, lalu lintas penerbangan komersial di kawasan ini masih beroperasi sesuai dengan pembatasan wilayah udara yang diberlakukan sejak minggu lalu,” tulis FlightRadar24 di platform X dikutip kantor berita Reuters di Jakarta, Minggu (22/6/2025).

    Situs tersebut menunjukkan, maskapai tidak lagi melintasi wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel. Sebagai gantinya, mereka memilih jalur alternatif melalui utara lewat Laut Kaspia atau selatan melalui Mesir dan Arab Saudi. Meskipun rute ini menyebabkan waktu tempuh lebih lama dan biaya bahan bakar serta kru meningkat, langkah ini dinilai lebih aman.

    Situs informasi risiko penerbangan, Safe Airspace yang dijalankan oleh OPSGROUP (organisasi berbasis keanggotaan yang memantau risiko penerbangan global) memperingatkan, serangan AS terhadap Iran dapat meningkatkan risiko bagi operator penerbangan asal AS di wilayah tersebut.

    “Meski belum ada ancaman spesifik terhadap penerbangan sipil, Iran sebelumnya telah memperingatkan akan membalas dengan menyerang kepentingan militer AS di Timur Tengah, baik secara langsung maupun lewat kelompok proksi seperti Hizbullah,” tulis Safe Airspace.

    Sejak Israel melancarkan serangan ke Iran pada 13 Juni lalu, sejumlah maskapai telah menangguhkan penerbangan ke negara-negara terdampak. Beberapa negara mengatur penerbangan evakuasi dari kawasan, sementara maskapai seperti American Airlines dan United Airlines telah menghentikan sementara layanan ke Qatar dan Dubai.

    Safe Airspace juga memperingatkan, risiko wilayah udara dapat meluas ke negara-negara lain seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. “Kami terus menyarankan kewaspadaan tinggi saat ini,” ujarnya.

    Maskapai Israel seperti El Al, Arkia, dan Israir juga mengumumkan penangguhan penerbangan evakuasi hingga pemberitahuan lebih lanjut. El Al memperpanjang pembatalan penerbangan terjadwal hingga 27 Juni. Otoritas bandara Israel menyatakan, wilayah udara negara tersebut ditutup untuk semua penerbangan, meskipun jalur darat ke Mesir dan Yordania masih dibuka.

    Akibat kondisi ini, puluhan ribu warga Israel dan wisatawan yang telah memesan tiket menuju Israel kini tertahan di luar negeri. Sekitar 40 ribu turis yang saat ini berada di Israel juga berusaha meninggalkan negara tersebut, baik melalui perbatasan darat menuju Amman, Yordania, maupun dengan kapal ke Siprus.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan telah mengevakuasi 21 orang termasuk 16 warga negara Jepang melalui jalur darat dari Iran menuju Azerbaijan. Ini merupakan evakuasi kedua sejak Kamis lalu. Jepang juga menyatakan siap melakukan evakuasi lanjutan jika diperlukan.

    Selain itu, Pemerintah Selandia Baru mengumumkan, mereka akan mengirimkan pesawat angkut militer Hercules C-130J ke Timur Tengah sebagai langkah siaga untuk mengevakuasi warganya. Pesawat dan tim pemerintah dijadwalkan berangkat dari Auckland pada Senin, meski dibutuhkan beberapa hari untuk mencapai kawasan. Pemerintah Selandia Baru juga menjajaki kerja sama dengan maskapai komersial untuk mendukung upaya evakuasi.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 6
                    
                        Kesaksian Mahasiswa Indonesia di Iran Saat Serangan Israel: Internet Sempat Diputus, WhatsApp Tak Bisa
                        Nasional

    6 Kesaksian Mahasiswa Indonesia di Iran Saat Serangan Israel: Internet Sempat Diputus, WhatsApp Tak Bisa Nasional

    Kesaksian Mahasiswa Indonesia di Iran Saat Serangan Israel: Internet Sempat Diputus, WhatsApp Tak Bisa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang mahasiswa Indonesia bernama Abdul Fattaah Ar Ridho menggambarkan bagaimana situasi di
    Iran
    saat terjadi serangan pertama dari Israel.
    Ridho mengatakan, aplikasi pesan singkat WhatsApp tidak bisa digunakan sejak serangan pertama karena internet sempat diputus.
    “Di Iran sendiri, internet sempat diputus untuk Whatsapp dan lain sebagainya. Jadi, kita menggunakan aplikasi yang dari Iran sendiri,” kata Ridho kepada
    Kompas.com
    , Minggu (22/6/2025).
    “Memang Whatsapp sendiri di Iran itu sudah diputus dari sejak penyerangan pertama,” ujarnya lagi.
    Ridho juga menceritakan, detik-detik saat terdengar suara ledakan dari kejauhan. Kemudian, terdengar serangan Israel tersebut beberapa kali mampu ditahan oleh Iran.
    Dia mengatakan, suara serangan terdengar cukup jauh lantaran dia saat itu berada di Kota Qom, Iran. Sedangkan serangan Israel banyak terjadi Kota Teheran.
    “Dan informasi yang saya dapatkan sampai saat ini, itu masih dibilang aman ya karena semua serangan yang dari sana, dari Israel itu masih bisa ditahan di langit, tertahan oleh iron dome Iran,” katanya.
    Meski demikian, Ridho mengatakan, orang tuanya sangat panik saat mengetahui adanya serangan Israel ke Iran.
    Dia pun harus meyakinkan bahwa situasi di Iran masih cukup aman saat itu.
    “Untuk keluarga saya pribadi ketika ada penyerangan itu memang sempat panik, benar, karena informasi yang beredar itu di Iran mencekam karena ada serang dan lain sebagainya,” ujar Ridho.
    Lebih lanjut, Ridho mengatakan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Kamis, 19 Juni 2025, membawa mereka dari KBRI di Teheran menuju Astara, Iran yang berbatasan dengan Azerbaijan. Kemudian, rombongan yang menaiki bus berlanjut ke kota Baku, Azerbaijan.
    Dia mengungkapkan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Azerbaijan juga menyambut para warga negara Indonesia (WNI) dari Iran dengan baik dengan memfasilitasi hotel untuk menginap.
    Menurut Ridho, saat ini, dia masih menunggu imformasi terkait keberangkatannya ke Tanah Air pada pekan depan.
    “Sampai saat ini untuk berita kepulangan ke Tanah Air itu masih menunggu konfirmasi dari KBRI Indonesia yang ada di Teheran. Untuk tiketnya apakah kita akan kirim pesawat dan lain sebagainya, ataukah kita akan pulang secara bertahap,” katanya.
    Seperti diketahui, Israel dan Iran tengah terlibat konflik yang berawal dari serangan Israel ke perumahan hingga fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni lalu.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan ke Israel pada keesokan harinya, 14 Juni 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.