Negara: Azerbaijan

  • Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global – Halaman all

    Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global – Halaman all

    Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.

    Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.

    “Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.

    Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.

    Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.

    Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Setelah percakapan tersebut, Amon Kipruto Mely diperkenalkan kepada seorang perantara yang mengatur transportasi ke Rumah Sakit Mediheal di Kota Eldoret, Kenya bagian barat. Di sana, ia mengatakan, diterima oleh dokter yang kemudian menyerahkan dokumen dalam bahasa Inggris, bahasa yang tidak ia pahami.

    Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin

    Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”

    Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.

    Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.

    Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.

    Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut

    DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).

    “Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.

    Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.

    Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.

    Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.

    Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel

    Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.

    Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.

    Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”

    Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.

    Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.

    Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

    Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.

    “Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”

    Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

    Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.

    “Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”

    Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.

    Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.

    Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”

    Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.

    Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”

    Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”

  • Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jakarta

    Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.

    Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.

    “Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.

    Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.

    Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.

    Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin

    Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”

    Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.

    Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.

    Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.

    Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut

    DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).

    “Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.

    Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.

    Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.

    Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.

    Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel

    Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.

    Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.

    Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”

    Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.

    Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.

    Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

    Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.

    “Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”

    Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

    Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.

    “Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”

    Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.

    Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.

    Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”

    Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.

    Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”

    Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Arti Ekawati
    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo Ceritakan Momen Saat Dipecat dari Danjen Kopassus di Turki

    Prabowo Ceritakan Momen Saat Dipecat dari Danjen Kopassus di Turki

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto membagi ceritanya saat dipejat dari TNI sebagai Danjen Kopassus ketika menjadi pembicara di Nest Convention Center, Antalya pada Jumat (11/4/2025).

    Prabowo mengatakan dirinya sangat menghormati dan menjunjung tinggi demokrasi, hal itu dia tunjukan ketika menjabat sebagai pemegang komando Kopassus. Menurutnya, dia telah menjalankan demokrasi dengan baik.

    Prabowo menuturkan, sebagai seorang jenderal dan memimpin komando dengan pasukan terbesar saat itu, dia tetap patuh dengan perintah presiden yang harus memecatnya.

    “saya dipecat, dan saya bersumpah kepada konstitusi, karena konstitusi memerintahkan presiden sebagai komando tertinggi dalam militer, maka saya jawab siap,” ujar Prabowo dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu (12/2/2025).

    Di samping itu, Prabowo tidak segan membagikan cerita tentang kegagalannya dalam mengikuti Pilpres.

    Dalam forum tersebut, Prabowo mengatakan dirinya telah mengikuti 4 kali Pilpres dengan kekalahan sebanyak 3 kali dan akhirnya menang dalam putaran Pilpres yang terakhir.

    “Pilpres 4 kali kalah 4 kali, saya percaya demokrasi,” jelasnya.

    Sebelumnya, Prabowo menghadiri pembukaan Antalya Diplomacy Forum (ADF) yang digelar di Nest Convention Center, Antalya, pada Jumat, 11 April 2025.
    Kehadiran Prabowo dalam forum diplomasi tingkat tinggi yang mempertemukan para pemimpin dunia tersebut untuk membahas isu-isu global dan kerja sama antarnegara yang mengambil tema “Diplomasi sebagai Kekuatan Penyeimbang di Tengah Meningkatnya Fragmentasi Global”.

    Setibanya di lokasi acara, Presiden Prabowo disambut hangat oleh Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan. Kepala Negara kemudian menuju ADF Lounge, tempat para pemimpin dunia berkumpul sebelum rangkaian acara dimulai.

    Di ADF Lounge, Presiden Prabowo tampak bergabung dengan sejumlah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan lainnya, menandai momen diplomatik yang sarat interaksi informal dan persahabatan antar pemimpin. Setelah itu, Presiden Prabowo bersama para pemimpin negara yang hadir berjalan bersama menuju ruang plenary, tempat pembukaan resmi ADF dilangsungkan.

    Dalam prosesi pembukaan, Presiden Prabowo duduk diantara Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan dan Presiden Sudan Abdel Fattah al-Burhan. Forum pun dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan, disusul sambutan dari Presiden Erdoğan sebagai tuan rumah penyelenggara.

    Acara tersebut dihadiri oleh beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, hingga Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, menandai besarnya perhatian dunia terhadap ADF sebagai ruang dialog multilateral yang penting.

  • Hadiri ADF di Turkiye, Prabowo Tekankan Pentingnya Jalur Damai
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 April 2025

    Hadiri ADF di Turkiye, Prabowo Tekankan Pentingnya Jalur Damai Nasional 12 April 2025

    Hadiri ADF di Turkiye, Prabowo Tekankan Pentingnya Jalur Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    menghadiri pembukaan
    Antalya Diplomacy Forum
    (ADF) yang digelar di Nest Convention Center, Antalya, pada Jumat, (11/4/2025).
    Dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, kehadiran Presiden dalam forum diplomasi tingkat tinggi tersebut dilakukan untuk membahas isu-isu global dan kerja sama antarnegara.
    Setibanya di lokasi acara, Presiden Prabowo disambut hangat oleh Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan.
    Kepala Negara kemudian menuju ADF Lounge, tempat para pemimpin dunia berkumpul sebelum rangkaian acara dimulai.
    Di ADF Lounge, Presiden Prabowo tampak bergabung dengan sejumlah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan lainnya, menandai momen diplomatik yang sarat interaksi informal dan persahabatan antarpemimpin.
    Setelah itu, Presiden bersama para pemimpin negara yang hadir berjalan bersama menuju ruang plenary, tempat pembukaan resmi ADF dilangsungkan.
    Dalam prosesi pembukaan, Presiden Prabowo duduk di antara Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdo?an dan Presiden Sudan Abdel Fattah al-Burhan.
    Forum pun dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan, disusul sambutan dari Presiden Erdo?an sebagai tuan rumah penyelenggara.
    Acara tersebut dihadiri oleh beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk Perdana Menteri Palestina Mohammed Mustafa, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, hingga Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
    Kehadiran Prabowo dalam forum ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai negara aktif dalam
    diplomasi global
    , tetapi juga membuka peluang strategis dalam memperluas
    kerja sama internasional
    , termasuk dalam bidang perdamaian, ketahanan pangan, energi, dan pendidikan.
    Antalya Diplomacy Forum 2025 juga menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk terus mengedepankan diplomasi aktif, solutif, dan berdaya saing dalam tatanan dunia yang terus berubah.
    Pada kesempatan itu, Presiden Prabowo menekankan pentingnya jalur diplomasi. Namun, kondisi global membuat sejumlah negara meningkatkan kesiapsiagaanya. 
    “Kalau Anda mau tanya, saya katakan kita harus melalui jalur diplomasi. Tapi sekarang banyak negara yang sedang menilai, saya kira, dan bersiap untuk yang terburuk,” tuturnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bersiap Hadapi Serangan AS-Israel, Iran Akan Bangun Pangkalan Baru Armada Drone – Halaman all

    Bersiap Hadapi Serangan AS-Israel, Iran Akan Bangun Pangkalan Baru Armada Drone – Halaman all

    Bersiap Hadapi Serangan AS-Israel, Iran Akan Bangun Pangkalan Baru Armada Drone

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Iran berencana membangun pangkalan pesawat tak berawak baru di negara itu, seorang pejabat militer negara tersebut.

    Pernyataan itu muncul sebagai komentarnya dalam menanggapi kabar kalau Amerika Serikat (AS) dan Iran akan bertemu guna membahas program nuklir Teheran.

    Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim melaporkan pada Rabu (9/4/2025) kalau komandan Angkatan Darat Iran, Brigjen Kioumars Heidari, mengungkapkan rencana untuk mendirikan fasilitas baru yang berfokus pada kendaraan tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) termasuk di wilayah perbatasan.

    “Dengan pertolongan Tuhan, Angkatan Darat kini berkontribusi pada Kementerian Pertahanan dalam pengembangan dan produksi pesawat tanpa awak, menjadi bagian integral angkatan bersenjata negara ini,” kantor berita semi-resmi Iran, Mehr News, mengutip pernyataan Heideri.

    Ia menyoroti produksi UAV Iran, dengan mengatakan “berkat kemampuan produksi dalam negeri kami, saat ini kami memproduksi UAV yang memenuhi berbagai kebutuhan operasional Angkatan Darat.”

    Komentar itu muncul saat pejabat AS dan Iran bertemu di Oman untuk membahas kemungkinan kesepakatan mengenai program nuklir Iran, menyusul ancaman Presiden AS Donald Trump akan mengebom negara itu jika tidak ada kesepakatan yang dicapai.

    DRONE IRAN – Kendaraan udara nirawak (UAV) buatan Iran, Shahed-136, terlihat selama pawai militer di pusat kota Teheran, Iran, pada 10 Januari 2025.

    Maksud Iran Bangun Pangkalan Drone

    Analis militer, Ryan Bohl, dilansir situs militer BD, mengatakan kalau pernyataan sang jenderal IRGC itu mencerminkan kalau Iran, “melakukan sesuatu untuk mengamankan dirinya bahkan dalam menghadapi Israel dan AS yang lebih agresif.

    “(Rencana pembangunan pangkalan drone ini juga dimaksudkan untuk) mengembangkan kemampuan di luar negeri untuk terus memengaruhi negara-negara tetangga tanpa harus mengerahkan IRGC [Korps Garda Revolusi Islam] atau pasukan lain di lapangan,” kata analis tersebut.

    Bohl, analis senior Timur Tengah dan Afrika Utara di jaringan RANE, mengatakan militer Iran selama bertahun-tahun dipaksa berinovasi dengan anggaran yang ketat.

    “Pesawat tanpa awak muncul sebagai “salah satu cara yang lebih layak” untuk mengikuti “kekuatan pesawat tanpa awak yang lebih besar dan lebih maju” milik IRGC,” kata Bohl.

    Sina Azodi, profesor tambahan di Universitas George Washington dan pakar pertahanan, menambahkan kalau perluasan penyebaran militer Iran “berkaitan dengan simbolisme menjadikan Iran sebagai salah satu dari sedikit negara dengan kapasitas luas untuk memiliki armada pesawat tanpa awak.”

    Produksi pesawat nirawak dalam negeri Iran menjadi berita utama beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, setelah pasukan Rusia terbukti telah menggunakan platform buatan Iran secara ekstensif dalam pertempuran itu.

    Drone Shahed buatan Iran (Fakty.com.ua)

    Iran juga menggunakan pesawat nirawak serang dalam dua serangan yang sebagian besar gagal terhadap Israel pada tahun 2024.

    Drone Pelengkap Rudal Balistik

    Laporan berita Iran tidak menyebutkan secara pasti jenis pesawat nirawak apa yang akan dikerahkan di seluruh negeri atau apa misinya.

    Namun Azodi menduga kalau pesawat nirawak tersebut dapat “melengkapi program rudal balistik dalam hal kemampuan ofensifnya” dan dapat digunakan di sepanjang perbatasan untuk membantu operasi antipenyelundupan.

    Bohl mengatakan pangkalan-pangkalan baru itu dapat memungkinkan Iran untuk memposisikan dirinya “untuk kemungkinan pembalasan terhadap target-target di luar negeri di GCC [Dewan Kerjasama Teluk], Irak, Azerbaijan, dan Teluk Persia sendiri.

    “Ini adalah salah satu cara yang lebih cepat dan murah bagi Iran untuk membangun pencegah konvensional, meskipun secara keseluruhan Iran masih kalah dari AS dan Israel,” katanya menganalisis cara Iran mengimbangi potensi serangan Israel dan AS.

    Media Iran juga tidak merinci lokasi pangkalan yang akan didirikan di perbatasan Iran, tetapi Azodi memperkirakan pangkalan-pangkalan itu akan didirikan di masing-masing perbatasan barat, timur, dan selatan.

    “Masing-masing punya arti penting: barat untuk akses cepat ke Irak dan Israel, selatan untuk memperluas kekuasaan di Teluk Persia dan Selat Hormuz, timur [dekat] Pakistan dan Afghanistan,” ujarnya dilansir BD.

     

     

    (oln/bd/*)
     

  • Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Jakarta: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengambil langkah tegas soal perdagangan internasional. Kali ini, ia mengumumkan jeda tarif selama 90 hari bagi sebagian besar negara kecuali kepada Tiongkok, yang justru mengalami kenaikan tarif signifikan.
     
    Melansir The Guardian, Kamis, 10 April 2025, kemarin Trump menaikkan tarif impor untuk produk dari Tiongkok dari 34 persen menjadi 125 persen.
     
    Sementara untuk negara lain yang belum menerapkan balasan terhadap tarif dari AS, akan diberikan penangguhan dan hanya dikenakan tarif sebesar 10 persen hingga bulan Juli.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kenaikan tarif terhadap Tiongkok diambil karena “Saat Amerika Serikat diserang, Presiden Trump akan membalas dengan lebih keras,”
     

    Tarif awal vs tarif baru sementara
    Berikut daftar lengkap tarif yang awalnya diancamkan Trump dan tarif terbaru yang diperbarui per negara:

    Tiongkok: dari 34% menjadi 125%
    Uni Eropa: dari 20% menjadi 10%
    Vietnam: dari 46% menjadi 10%
    Taiwan: dari 32% menjadi 10%
    Jepang: dari 24% menjadi 10%
    India: dari 26% menjadi 10%
    Korea Selatan: dari 25% menjadi 10%
    Thailand: dari 36% menjadi 10%
    Swiss: dari 31% menjadi 10%
    Indonesia: dari 32% menjadi 10%
    Malaysia: dari 24% menjadi 10%
    Kamboja: dari 49% menjadi 10%
    Inggris Raya: tetap 10%
    Afrika Selatan: dari 30% menjadi 10%
    Brasil: tetap 10%
    Bangladesh: dari 37% menjadi 10%
    Singapura: tetap 10%
    Israel: dari 17% menjadi 10%
    Filipina: dari 17% menjadi 10%
    Chile: tetap 10%
    Australia: tetap 10%
    Pakistan: dari 29% menjadi 10%
    Turki: tetap 10%
    Sri Lanka: dari 44% menjadi 10%
    Kolombia: tetap 10%
    Peru: tetap 10%
    Nicaragua: dari 18% menjadi 10%
    Norwegia: dari 15% menjadi 10%
    Kosta Rika: tetap 10%
    Yordania: dari 20% menjadi 10%
    Republik Dominika: tetap 10%
    Uni Emirat Arab: tetap 10%
    Selandia Baru: tetap 10%
    Argentina: tetap 10%
    Ekuador: tetap 10%
    Guatemala: tetap 10%
    Honduras: tetap 10%
    Madagaskar: dari 47% menjadi 10%
    Myanmar: dari 44% menjadi 10%
    Tunisia: dari 28% menjadi 10%
    Kazakhstan: dari 27% menjadi 10%
    Serbia: dari 37% menjadi 10%
    Mesir: tetap 10%
    Arab Saudi: tetap 10%
    El Salvador: tetap 10%
    Pantai Gading: dari 21% menjadi 10%
    Laos: dari 48% menjadi 10%
    Botswana: dari 37% menjadi 10%
    Trinidad dan Tobago: tetap 10%
    Maroko: tetap 10%
    Aljazair: dari 30% menjadi 10%
    Oman: tetap 10%
    Uruguay: tetap 10%
    Bahamas: tetap 10%
    Lesotho: dari 50% menjadi 10%
    Ukraina: tetap 10%
    Bahrain: tetap 10%
    Qatar: tetap 10%
    Mauritius: dari 40% menjadi 10%
    Fiji: dari 32% menjadi 10%
    Islandia: tetap 10%
    Kenya: tetap 10%
    Liechtenstein: dari 37% menjadi 10%
    Guyana: dari 38% menjadi 10%
    Haiti: tetap 10%
    Bosnia dan Herzegovina: dari 35% menjadi 10%
    Nigeria: dari 14% menjadi 10%
    Namibia: dari 21% menjadi 10%
    Brunei: dari 24% menjadi 10%
    Bolivia: tetap 10%
    Panama: tetap 10%
    Venezuela: dari 15% menjadi 10%
    Makedonia Utara: dari 33% menjadi 10%
    Ethiopia: tetap 10%
    Ghana: tetap 10%
    Moldova: dari 31% menjadi 10%
    Angola: dari 32% menjadi 10%
    Republik Demokratik Kongo: dari 11% menjadi 10%
    Jamaika: tetap 10%
    Mozambik: dari 16% menjadi 10%
    Paraguay: tetap 10%
    Zambia: dari 17% menjadi 10%
    Libanon: tetap 10%
    Tanzania: tetap 10%
    Irak: dari 39% menjadi 10%
    Georgia: tetap 10%
    Senegal: tetap 10%
    Azerbaijan: tetap 10%
    Kamerun: dari 11% menjadi 10%
    Uganda: tetap 10%
    Albania: tetap 10%
    Armenia: tetap 10%
    Nepal: tetap 10%
    Sint Maarten: tetap 10%
    Pulau Falkland: dari 41% menjadi 10%
    Gabon: tetap 10%
    Kuwait: tetap 10%
    Togo: tetap 10%
    Suriname: tetap 10%
    Belize: tetap 10%
    Papua Nugini: tetap 10%
    Malawi: dari 17% menjadi 10%
    Liberia: tetap 10%
    British Virgin Islands: tetap 10%
    Afghanistan: tetap 10%
    Zimbabwe: dari 18% menjadi 10%
    Benin: tetap 10%
    Barbados: tetap 10%
    Monako: tetap 10%
    Suriah: dari 41% menjadi 10%
    Uzbekistan: tetap 10%
    Republik Kongo: tetap 10%
    Jibouti: tetap 10%
    French Polynesia: tetap 10%
    Cayman Islands: tetap 10%
    Kosovo: tetap 10%
    Curaçao: tetap 10%
    Vanuatu: dari 22% menjadi 10%
    Rwanda: tetap 10%
    Sierra Leone: tetap 10%
    Mongolia: tetap 10%
    San Marino: tetap 10%
    Antigua and Barbuda: tetap 10%
    Bermuda: tetap 10%
    Eswatini: tetap 10%
    Marshall Islands: tetap 10%
    Saint Pierre and Miquelon: tetap 10%
    Saint Kitts and Nevis: tetap 10%
    Turkmenistan: tetap 10%
    Grenada: tetap 10%
    Sudan: tetap 10%
    Turks and Caicos Islands: tetap 10%
    Aruba: tetap 10%
    Montenegro: tetap 10%
    Saint Helena: tetap 10%
    Kirgistan: tetap 10%
    Yaman: tetap 10%
    Saint Vincent and the Grenadines: tetap 10%
    Niger: tetap 10%
    Saint Lucia: tetap 10%
    Nauru: dari 30% menjadi 10%
    Equatorial Guinea: dari 13% menjadi 10%
    Iran: tetap 10%
    Libya: dari 31% menjadi 10%
    Samoa: tetap 10%
    Guinea: tetap 10%
    Timor Leste: tetap 10%
    Montserrat: tetap 10%
    Chad: dari 13% menjadi 10%
    Mali: tetap 10%
    Maladewa: tetap 10%
    Tajikistan: tetap 10%
    Cabo Verde: tetap 10%
    Burundi: tetap 10%
    Guadalaraja: tetap 10%
    Bhutan: tetap 10%
    Martinique: tetap 10%
    Tonga: tetap 10%
    Mauritania: tetap 10%
    Dominica: tetap 10%
    Micronesia: tetap 10%
    Gambia: tetap 10%
    Guyana Prancis: tetap 10%
    Christmas Island: tetap 10%
    Andora: tetap 10%
    Republik Afrika Tengah: tetap 10%
    Kepulauan Solomon: tetap 10%
    Mayotte: tetap 10%
    Anguilla: tetap 10%
    Cocos (Keeling) Islands: tetap 10%
    Eritrea: tetap 10%
    Cook Islands: tetap 10%
    Sudan Selatan: tetap 10%
    Comoros: tetap 10%
    Kiribati: tetap 10%
    São Tomé and Príncipe: tetap 10%
    Norfolk Island: tetap 10%
    Gibraltar: tetap 10%
    Tuvalu: tetap 10%
    British Indian Ocean Territory: tetap 10%
    Tokelau: tetap 10%
    Guinea-Bissau: tetap 10%
    Svalbard and Jan Mayen: tetap 10%
    Heard and McDonald Islands: tetap 10%
    Réunion: tetap 10%

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Picu Perang Siber, Balasan Negara Terdampak

    Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Picu Perang Siber, Balasan Negara Terdampak

    Bisnis.com, JAKARTA — Tenable, perusahaan keamanan siber asal Kolombia, mengingatkan ancaman serangan siber ke Amerika Serikat (AS) sebagai balasan penerapan tarif timbal balik atau resiprokal yang diterapkan AS kepada sejumlah negara. 

    Co-CEO dan CFO Tenable Steve Vintz mengatakan kebijakan yang diberlakukan Presiden Donald Trump dapat secara tidak sengaja meningkatkan risiko serangan siber karena para musuh berupaya membalas tekanan ekonomi yang meningkat. 

    Steve mengamati bahwa ada korelasi kuat antara sanksi ekonomi, hambatan perdagangan, dan peningkatan ancaman siber, terutama yang menargetkan infrastruktur penting.

    “Di Tenable, kami telah lama mengamati pola yang jelas – ketika terjadi gangguan di pasar keuangan atau ketidakpastian ekonomi, pelaku kejahatan berkembang biak,” kata Steve dikutip, Rabu (9/4/2025)

    Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan serangan siber terbesar di dunia. Pada 2023, Pusat Pengaduan Kejahatan Internet FBI menerima lebih dari 880.418 pengaduan, dengan potensi kerugian lebih dari US$12,5 miliar. Serangan siber yang dulunya dianggap terisolasi, kini menjadi ancaman besar yang mengganggu layanan penting, membahayakan data sensitif, dan mengancam stabilitas sektor-sektor utama, termasuk perawatan kesehatan dan energi di AS. 

    Steve menambahkan operator domestik sistem penting seperti rumah sakit, jaringan transportasi, dan jaringan listrik sering kali mengandalkan pemasok perangkat keras luar negeri. 

    Dengan adanya tarif, mereka mungkin terpaksa beralih ke alternatif lokal, yang secara signifikan meningkatkan biaya operasional. 

    “Gangguan ini dapat menciptakan kerentanan baru, terutama karena pemilik infrastruktur menghadapi proses pengadaan yang tidak lazim dan potensi keterbatasan rantai pasokan,” kata Steve. 

    “Penerapan tarif yang luas baru-baru ini dapat menjadi katalisator bagi perubahan dramatis dalam kebijakan global, yang dapat mengganggu operasi bisnis, meningkatkan ancaman, dan membuat organisasi lebih rentan dan mudah dieksploitasi.

    Efek ke Iklim

    Tidak hanya dunia siber, kebijakan tarif AS juga berpotensi menghambat pendanaan iklim. 

    Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva menyatakan bahwa tarif dagang yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap seluruh mitra dagangnya dapat menghambat upaya pemerintahnya dalam mengamankan pembiayaan untuk mengatasi perubahan iklim.

    “Perang tarif tidak baik untuk siapa pun,” kata Silva dalam konferensi pers pada Kamis (3/4/2025), dikutip dari Bloomberg.

    Silva mengemukakan tarif dagang yang diterapkan Trump membuat negara-negara mulai mengalihkan sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk pendanaan iklim ke tempat lain.

    Brasil akan menjadi tuan rumah Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) COP30 tahun ini di kota Belem yang berada di wilayah utara negara tersebut. Brasil dan negara berkembang lainnya turut menargetkan mobilisasi dana sebesar US$1,3 triliun per tahun untuk mengurangi dampak perubahan iklim pada COP tahun ini.

    Pada konferensi COP29 tahun lalu di Baku, Azerbaijan, negara-negara maju telah sepakat untuk menyediakan setidaknya US$300 miliar.

    “Kami punya kewajiban untuk mendapatkan US$1,3 triliun,” ujar Silva.

  • Melindungi kepentingan geostrategis RI melalui forum multilateral

    Melindungi kepentingan geostrategis RI melalui forum multilateral

    Bergabungnya Indonesia dalam organisasi internasional akan memberi kesempatan untuk melindungi, mempromosikan, dan memproyeksikan kepentingan geostrategis dan geoekonomi .

    Jakarta (ANTARA) – Berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet sekitar tahun 1990-an ditandai dengan runtuhnya paham ideologi komunis di negara-negara Eropa Timur dan bersatunya kembali negara Jerman.

    Fenomena itu semakin menunjukkan kedigdayaan pihak Barat dalam memimpin hegemoni global yang sampai saat ini tetap mempertahankan North Atlantic Treaty Organization (NATO) sebagai organisasi pertahanan dan keamanan di kawasan Atlantik Utara.

    Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan negara-negara non-Barat, yang dapat dirasakan dengan meningkatnya konflik di Timur Tengah dan ketegangan di kawasan Asia.

    Menghadapi ketimpangan kekuatan hegemoni global pada era pasca-Perang Dingin, beberapa negara non-Barat membentuk suatu kerja sama multilateral yang berfungsi sebagai penyeimbang kedigdayaan unipolar yang dipimpin AS, seperti Shanghai Cooperation Organisation (SCO) yang dibentuk sekitar tahun 1996 dan yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia yaitu BRICS yang dicetuskan pertama kali tahun 2001.

    Indonesia pun ikut dalam keanggotaan BRICS pada 6 Januari 2025 dengan pertimbangan untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara para anggotanya termasuk sebagai upaya mempromosikan perdagangan bebas yang tidak diskriminatif. Selain itu juga sebagai pertimbangan strategi penguatan diplomasi multilateral Indonesia untuk menciptakan sistem yang lebih adil bagi negara-negara berkembang.

    Meski SCO lebih dulu dibentuk dibanding BRICS, namun banyak kalangan di Indonesia belum mengenal lebih dalam organisasi ini, karena awal pembentukannya diprakarsai oleh negara-negara yang dulunya diasosiasikan sebagai negara komunis yaitu China dan Rusia serta beberapa negara bekas pecahan Uni Soviet, yaitu Kazakhstan, Republik Kirgistan, dan Tajikistan, sehingga awalnya dikenal dengan Shanghai Five.

    Tujuan dibentuknya kerja sama multilateral ini adalah untuk menjadikan kolaborasi terukur di Eurasia dalam menghadapi tantangan geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis regional. Pada tahun 2001, setelah masuknya Uzbekistan, organisasi internasional tersebut berganti nama menjadi Shanghai Cooperation Organisation (SCO).

    Tahun 2017, India dan Pakistan menjadi anggota penuh, lalu disusul Iran pada tahun 2023. Sejak tahun 2008, SCO telah memasukkan beberapa negara yang ikut serta sebagai mitra dialog, yaitu Azerbaijan, Armenia, Kamboja, Sri Lanka, Nepal, Mesir, Arab Saudi, Qatar, Maladewa, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, dan Myanmar.

    Saat ini, SCO memiliki tiga negara pengamat, yaitu Belarus, Mongolia, dan Afghanistan yang juga berkeinginan untuk diterima sebagai keanggotaan penuh. Dengan demikian saat ini SCO menjadi organisasi regional terbesar di dunia dengan sepuluh negara anggota, yang mencakup 60 persen wilayah Eurasia, yang merupakan naungan bagi lebih dari tiga miliar orang, dan menyumbang seperempat dari ekonomi global.

    Meskipun secara umum cakupan kerja sama SCO meliputi geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis regional, namun SCO juga memiliki aktivitas dalam menjalin konektivitas kerja sama global dan regional seperti PBB, negara-negara Persemakmuran, ASEAN, UNODC, dan badan internasional lainnya.

    Di samping itu, SCO juga aktif dalam memerangi masalah ekstremisme dan narkoterorisme demi perdamaian dan kesejahteraan. Dalam struktur organisasinya, SCO memiliki Komite Eksekutif Struktur Antiteroris Regional (RATS) yang berkantor pusat di Tashkent, Uzbekistan, dan bertugas untuk mempromosikan kerja sama negara-negara anggota melawan tiga kejahatan: terorisme, separatisme, dan ekstremisme.

    RATS juga menangani secara khusus pada terorisme siber, forensik digital, dan ransomware. Selain itu SCO juga melakukan upaya untuk mengatasi masalah wilayah sengketa perbatasan dan mengatasi ancaman keamanan negara para anggotanya.

    Bagi Indonesia, organisasi multilateral ini sepertinya sangat cocok terlebih bila ditinjau dari semangat yang dibangun dalam organisasi tersebut yang ditunjukkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SCO di Dushanbe, Tajikistan.

    Para anggotanya sepakat untuk menentang intervensi dalam urusan internal negara lain dengan alasan kemanusiaan dan melindungi hak asasi manusia; dan mendukung upaya satu sama lain dalam menjaga kemerdekaan nasional, kedaulatan, integritas teritorial, dan stabilitas sosial masing-masing negara anggotanya.

    Hal ini selaras dengan tujuan nasional Indonesia yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang menyerukan penghapusan penjajahan di dunia. Pembukaan konstitusi tersebut juga mengarahkan bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia, terlebih saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan separatisme, kerawanan wilayah perbatasan yang begitu luas, terorisme, serta penyelundupan narkoba yang ditengarai sebagai suatu “pembiaran” oleh otoritas negara lain.

    Oleh karena itu, SCO sangat penting bagi Indonesia bila dilihat posisi geografis Indonesia yang di antaranya dikelilingi negara-negara yang berafiliasi poros tertentu.

    Kita tidak ingin terulang peristiwa lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan, termasuk lepasnya Timor Timur dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi beberapa wilayah Indonesia masih memiliki potensi separatisme yang ditunggangi oleh negara-negara lain, ditambahnya adanya penempatan pasukan di kawasan negara lain yang berbatasan dengan Indonesia.

    Maka Indonesia perlu bersinergi dengan kekuatan yang sama-sama mengutuk manuver yang mengancam kedaulatan Indonesia.

    Di samping ancaman kedaulatan, Indonesia selama ini juga sering mendapatkan serangan terorisme yang aktor intelektualnya justru berasal dari negara tetangga, oleh karena itu SCO sangat penting, karena juga bergerak dalam hal kerja sama counterterrorism.

    Sebagai kekuatan yang sedang berkembang dalam tatanan global multipolar saat ini, Indonesia sebagai negara bebas aktif dalam konstitusinya memerlukan akses ke berbagai forum multilateral.

    Langkah Indonesia bergabung dalam BRICS perlu diapresiasi meskipun hal tersebut mendapatkan berbagai tantangan dari negara-negara yang mensinyalir bahwa organisasi multilateral tersebut sebagai reaksi dari adanya ketegangan perang ekonomi global.

    Namun Indonesia perlu berhati-hati juga dalam menentukan bergabung atau tidaknya pada platform kerja sama internasional, seperti Belt and Road Initiative (BRI) yang dulunya dikenal juga dengan nama One Belt One Road (OBOR), yang cenderung tidak bersifat konsultatif maupun transparan.

    Bahkan perjanjian multilateral tersebut terkesan merupakan ambisi China untuk mencapai kepentingan hegemoniknya di Eurasia. Semua perjanjian BRI di kawasan tersebut mengamanatkan bahwa negara penerima harus mengalihkan kendali yang lebih besar atas aset tersebut ke Beijing jika mereka gagal membayar pinjaman. Kondisi pinjaman yang ketat telah menyebabkan banyak negara, termasuk Tajikistan, Republik Kirgistan, Iran, Rusia, dan Pakistan, masuk ke dalam “perangkap utang” China dalam BRI.

    Keterlibatan Indonesia dengan SCO dan platform multilateral lainnya harus dilihat berdasarkan kebijakan luar negeri proaktif pemerintah saat ini untuk menjaga ruang strategis Indonesia dalam konteks dan pertimbangan geopolitik dan geoekonomi yang berubah dengan cepat.

    Bergabungnya Indonesia dalam organisasi internasional akan memberi kesempatan untuk melindungi, mempromosikan, dan memproyeksikan kepentingan geostrategis dan geoekonomi Indonesia serta menjadikan platform untuk menegaskan kembali komitmen untuk menghidupkan kembali dan memperdalam ikatan peradaban, spiritual, dan budaya yang telah berusia berabad-abad dengan anggota kelompok negara lain.

    *) Irjen Pol Chaidir MSi MPP MHan adalah Tenaga Ahli Pengajar Lemhannas RI

    Copyright © ANTARA 2025

  • 7 Hari Tayang, Film Jumbo Raih 1 Juta Penonton di Bioskop

    7 Hari Tayang, Film Jumbo Raih 1 Juta Penonton di Bioskop

    Jakarta, Beritasatu.com – Film Jumbo sebuah karya animasi anak bangsa mencatat pencapaian luar biasa dengan meraih lebih dari 1 juta penonton hanya dalam waktu tujuh hari, sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025 hingga Minggu, 6 April 2025.

    Karya yang digarap oleh Ryan Adriandhy bersama lebih dari 420 kreator Indonesia selama lima tahun ini, berhasil memecahkan rekor film animasi nasional yang sebelumnya dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) dengan total 642.312 penonton.

    “Pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan Jumbo untuk menyentuh lebih banyak hati di lebih banyak tempat, termasuk di pasar internasional,” ujar Anggia Kharisma, produser dari Visinema Studios dalam keterangan di Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Anggia menyebutkan, kesuksesan film ini merupakan bukti kuat atas cinta, harapan, dan kepercayaan masyarakat terhadap karya anak bangsa. Film Jumbo juga mendapat dukungan besar dari publik dan para pelaku industri film, yang turut memunculkan gerakan promosi organik bertajuk “Buzzer Jumbo Gratisan”.

    “Antusiasme penonton Indonesia yang luar biasa membuat setiap tantangan selama lima tahun produksi menjadi sangat berarti,” ujarnya.

    Film ini menampilkan jajaran pengisi suara ternama, seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, M Adhiyat, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Den Bagus Satrio, Angga Yunanda, Ariel Noah, Bunga Citra Lestari, Cinta Laura Kiehl, Ariyo Wahab, Rachel Amanda, Aci Resti, dan Kiki Narendra.

    Tak hanya itu, Prince Poetiray dan Quinn Salman juga membawakan lagu tema film berjudul Selalu Ada di Nadimu yang turut memperkuat sisi emosional dalam cerita.

    Setelah sukses di dalam negeri, Jumbo ditargetkan tayang di berbagai negara, termasuk Rusia, Belarus, Ukraina, Moldova, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

    Dengan capaian ini, Film Jumbo semakin memperkuat posisi film animasi Indonesia di kancah global dan membuka jalan bagi karya lokal lainnya untuk menembus pasar internasional.

  • Presiden Iran Pecat Wapres gegara Liburan Mewah ke Antartika

    Presiden Iran Pecat Wapres gegara Liburan Mewah ke Antartika

    PIKIRAN RAKYAT – Kabar Presiden Iran Masoud Pezeshkian memecat salah satu Wakil Presiden (Wapres) viral di media sosial. Diketahui presiden yang dimaksud baru menjabat sejak 28 Juli 2024 dan akan memegang jabatan itu sampai empat tahun ke depan.

    Wakil Presiden yang dipecat adalah satu di antara 12 Wapres yang menjabat berbagai urusan seperti parlemen, perempuan dan keluarga, dan sebagainya. Selain oleh wapres, Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga dibantu 19 menteri, 1 sekretaris kabinet, dan 1 kepala staf.

    Diketahui Iran adalah negara yang berada di kawasan Asia Tengah bertetangga dengan Irak, Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Azerbaijan, Armenia, dan Turki. Negara beribukota Teheran ini menyelenggaran Pilpres bersamaan dengan Indonesia yakni tahun 2024.

    Kenapa Presiden Iran memecat Wapresnya?

    Ternyata alasan Presiden Iran memecat Wapres adalah karena sang Wakil Presiden melakukan liburan mewah ke Antartika atau Kutub Selatan. Pemecatan itu dilakukan saat negara tersebut berada dalam kondisi hiperinflasi dan krisis ekonomi.

    Wapres yang harus kehilangan jabatannya itu adalah Shahram Dabiri. Pria yang menjabat Wakil Presiden Urusan Parlementer ini muncul dalam foto viral bersama seorang perempuan yakni istrinya saat berada di dekat kapal pesiar Plancius.

    Kapal pesiar itu diketahui menawarkan jasa perjalanan mewah ke Antartika sejak 2009 silam. Perjalanan selama 8 hari membutuhkan biaya 3.885 euro atau Rp69 juta per orang. Adapun kapal itu berbendera Belanda.

    Dilansir dari laman AFP, pemecatan ini dikonfirmasi oleh surat yang ditandatangani langsung oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Tindakan sang wapers tidak bisa dibenarkan bahkan jika biaya kapal mewah itu diambil dari kantongnya sendiri.

    “Dalam konteks di mana tekanan ekonomi pada penduduk tetap tinggi, perjalanan rekreasi mahal oleh pejabat, bahkan jika dibayar dari kantong mereka sendiri, tidak dapat dipertahankan atau dibenarkan,” kata sang presiden melalui surat yang diterbitkan kantor berita resmi Iran, IRNA.

    Sementara itu, Shahram Dabiri ditunjuk sebagai Wakil Presiden sejak Agustus 2024. Foto dokter 64 tahun di kapal mewah itu mengundang kritik keras dari masyarakat sehingga muncul desakan agar ia dipecat dari jabatannya. Dabiri menyebut bahwa plesiran itu dilakukan sebelum ia menjabat di pemerintahan.

    Tak hanya sang Wapres, pemecatan juga dilakukan terhadap Menteri Ekonomi Iran Abdolnasser Hemmati pada Maret 2025 lalu. Ia dipecat parlemen karena inflasi serta depresiasi tajam mata uang Iran terhadap dolar AS.

    Demikian kabar Presiden Iran Masoud Pezeshkian salah satu wapresnya yakni Shahram Dabiri. Alasannya adalah karena ia dianggap sudah melakukan liburan mewah ke Antartika alias Kutub Selatan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News