Negara: Australia

  • Kalimat Terakhir Ahmed Sebelum Lumpuhkan Pelaku Penembakan Umat Yahudi Australia

    Kalimat Terakhir Ahmed Sebelum Lumpuhkan Pelaku Penembakan Umat Yahudi Australia

    GELORA.CO –  Aksi heroik seorang muslim bernama Ahmed El Ahmed yang menghentikan pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Australia pada Minggu (14/12/2025) memicu simpati luas dunia internasional.

    Publik ramai-ramai menyalurkan donasi untuk pria yang terluka saat berusaha melucuti senjata pelaku penembakan massal tersebut.

    Dikutip dari Daily Mail, kampanye penggalangan dana melalui GoFundMe telah mengumpulkan lebih dari USD1 juta (sekitar Rp16,6 miliar) dengan total 18.000 donatur, termasuk sumbangan sebesar USD100.000 (sekitar Rp1,58 miliar) dari miliarder Amerika Serikat, Bill Ackman.

    Rekaman video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan momen Ahmed menerjang pelaku penembakan di area parkir Campbell Parade, tak lama setelah tembakan dilepaskan ke arah kerumunan.

    Dalam rekaman tersebut, ayah dua anak itu terlihat bersembunyi di balik mobil sebelum akhirnya berlari mendekati pelaku dan terlibat pergumulan sengit.

    Ahmed berhasil merebut senjata api dari tangan terduga pelaku, meski kemudian mengalami dua luka tembak di bahu dan lengan kirinya.

    Sebelum menjalankan aksinya, pria berusia 43 tahun itu sempat mengucapkan kalimat perpisahan kepada sepupunya.

    “Aku akan mati. Tolong sampaikan kepada keluargaku bahwa aku telah turun untuk menyelamatkan nyawa orang,” ujar Ahmed seperti yang dituturkan sepupunya, Jozay Alkanj.

    Keberanian Ahmed untuk menghentikan pelaku bahkan mendapat pujian dari Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Chris Minns.

    “Tidak diragukan lagi lebih banyak nyawa akan hilang jika bukan karena keberanian tanpa pamrih Ahmed,” katanya.

    Ahmed El Ahmed adalah pria kelahiran Suriah yang telah menetap di Sydney selama lebih dari satu dekade. Sejak 2021, ia mengelola toko tembakau dan minimarket di kawasan Sutherland, Sydney selatan.

    Toko tersebut ditutup sementara karena Ahmed masih menjalani perawatan intensif dan telah menjalani satu operasi, dengan kemungkinan dua hingga tiga operasi lanjutan.

    Dia memiliki dua anak perempuan berusia lima dan enam tahun.

    Dalam aksi penembakan yang terjadi sekitar pukul 18.47 waktu setempat tersebut, pelaku bernama Sajid Akram (50), tewas ditembak polisi di lokasi kejadian. Sementara itu, putranya, Naveed Akram (24), dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Sementara sebanyak 16 korban dilaporkan tewas, termasuk satu pelaku. Sedangkan 40 lainnya luka-luka.

    Dilansir dari Al Jazeera, Senin (15/12/2025), penembakan tersebut diduga menargetkan umat Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah (Chanukah) atau yang dikenal sebagai Festival Cahaya di Pantai Bondi.

    Sebagai informasi, Bondi adalah kawasan mayoritas Yahudi. Sehingga daerah tersebut sering menjadi pusat kegiatan dan perayaan keagamaan mereka. Saat peristiwa terjadi, ada sekitar 1.000 orang yang berkumpul. (*)

  • Arab Saudi Kutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Arab Saudi Kutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi

    Jakarta

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk serangan mematikan di Pantai Bondi, Sydney, dan menyebut insiden tersebut sebagai “serangan teroris.”

    “Kerajaan menegaskan pendiriannya terhadap semua bentuk kekerasan, terorisme, dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Senin (15/12/2025).

    “Belasungkawa tulus kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Australia, dan mendoakan agar para korban luka segera pulih,” imbuh kementerian.

    Setidaknya 16 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney pada hari Minggu (14/12).

    Penembakan massal yang terjadi area Pantai Bondi, yang merupakan salah satu daya tarik wisata terbesar di Sydney tersebut, didalangi oleh dua pria bersenjata. Salah satu pelaku penembakan tewas dan satu pelaku lainnya saat ini kritis di rumah sakit.

    Laporan Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney. Sebelumnya dilaporkan bahwa ada sebanyak 42 orang yang dilarikan ke sejumlah rumah sakit usai penembakan.

    Sementara itu, Kepolisian Australia mengidentifikasi kedua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24). Kepolisian meyakini tidak ada pelaku lainnya dalam penembakan massal itu.

    Sajid tewas ditembak polisi dan tewas seketika di lokasi kejadian. Sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat.

    Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api secara legal. Motif pasti di balik penembakan massal itu masih diselidiki lebih lanjut.

    Kepolisian Australia telah menetapkan penembakan massal itu sebagai “insiden teroris” dan mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan dugaan “peledak rakitan” di dalam sebuah kendaraan terkait pelaku yang ditemukan terparkir di dekat area pantai.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Penembakan Pantai Bondi Tewaskan 12 Orang, PM Australia: Merobek Jiwa Bangsa Kita

    Penembakan Pantai Bondi Tewaskan 12 Orang, PM Australia: Merobek Jiwa Bangsa Kita

    JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyatakan duka terhadap 12 korban tewas penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, Australia, Minggu 14 Desember. 

    PM Australia ke-31 ini menganggap insiden ini “momen kelam bagi bangsa”.

    “Saudara-saudara sebangsa Australia, saya katakan malam ini bahwa ada malam-malam yang merobek jiwa bangsa kita,” kata Albanese dikutip dari News.com.au, Minggu 14 Desember. 

    Albanese meminta kepada seluruh unsur masyarakat dan pemerintah saling mengkuatkan tidak mudah terpancing pada hoaks yang berpotensi memecah belah Australia. 

    “Di saat kegelapan ini, kita harus menjadi terang satu sama lain, berpegang teguh pada karakter sejati negara yang kita cintai,” kata Albanese.

    “Australia lebih kuat daripada para pengecut yang menyerang orang-orang tak berdosa hari ini, Australia lebih berani daripada mereka yang berusaha membuat kita takut,” sambungnya. 

    “Australia tidak akan pernah menyerah pada perpecahan, kekerasan, atau kebencian, kita akan melihat keadilan ditegakkan, dan kita akan melewati ini bersama-sama,” ujar Albanese.

    Penembakan massal ini terjadi di acara Hanukkah Yahudi jelang pukul 7 malam pada Minggu 14 Desember. 

    Naveed Akram, 24 tahun, dipastikan sebagai salah satu dari dua pelaku yang melakukan aksi penembakan ini.

    Akram usai melakukan aksinya tewas ditembak polisi. Sementara satu pelaku lain ditembak petugas mengalami kondisi kritis dalam perawatan.

    Setidaknya 12 orang tewas dalam insiden ini, termasuk seorang petugas polisi dan salah satu pelaku penembakan.

    Sementara korban luka-luka berjumlah 25 orang telah dibawa ke rumah sakit di Sydney, termasuk satu orang ke Rumah Sakit Anak Sydney. Di antara korban luka-luka adalah dua petugas polisi.

  • Momen Heroik Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan di Australia

    Momen Heroik Ahmed Rebut Senjata Pelaku Penembakan di Australia

    Viral di media sosial aksi heroik seorang pria yang merebut senjata pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Pria yang diketahui bernama Ahmed al Ahmed (43) ternyata merupakan pemilik toko buah.

    Ahmed terkena dua kali tembakan pada saat melakukan aksi heroik tersebut. Kini ia harus menjalani operasi karena luka tembak di bahu dan tangannya.

  • Chatbot Grok Milik Elon Musk Sebar Misinformasi Tragedi Penembakan Pantai Bondi Sydney

    Chatbot Grok Milik Elon Musk Sebar Misinformasi Tragedi Penembakan Pantai Bondi Sydney

    Liputan6.com, Jakarta – Chatbot kecerdasan buatan (AI) Grok milik Elon Musk kembali menuai sorotan. Kali ini, Grok dilaporkan menyebarkan informasi yang keliru terkait peristiwa mematikan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Peristiwa penembakan massal itu setidaknya menewaskan belasan orang dalam sebuah acara perayaan Hanukkah.

    Tragedi tersebut memicu kekhawatiran karena Grok memberikan jawaban yang tidak relevan, salah konteks, hingga mencampuraduk fakta terkait tragedi.

    Dilansir Gizmodo, Senin (15/12/2025), salah satu penyerang kejadian ini akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh seorang warga sipil bernama Ahmed al Ahmed (43), yang aksinya terekam dan sudah dibagikan secara luas di media sosial. Banyak pihak yang memuji keberaniannya, meski tidak sedikit yang mencoba memanfaatkan tragedi untuk menyebarkan sentimen Islamofobia.

    Di tengah situasi genting, Grok justru memperkeruh situasi. Saat seorang pengguna menanyakan latar belakang video yang menampilkan Ahmed sedang melumpuhkan pelaku, Grok mengklaim video tersebut adalah rekaman lama.

    Ia menjelaskan rekaman tersebut merupakan seorang pria yang memanjat pohon palem di tempat parkir, mungkin untuk memangkasnya, yang mengakibatkan cabang jatuh dan merusak mobil yang diparkir, tanpa kaitan dengan peristiwa penembakan di Sydney. Chatbot bahkan menyebut keaslian video tidak pasti.

    Kesalahan lain muncul ketika Grok menyebut foto Ahmed al Ahmed yang terluka sebagai gambar sandera Israel yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2025. Menanggapi pertanyaan pengguna lain, Grok kembali mempertanyakan keaslian koflik tersebut, setelah sebelumnya menampilkan paragraf yang sama sekali tidak relevan tentang dugaan serangan militer Israel di Gaza.

    Bukan hanya itu, Grok menggambarkan sebuah video yang jelas ditandai dalam tweet sebagai rekaman baku tembakan antara pelaku dan polisi Sydney sebagai rekaman dampak Topan Tropis Alfred yang melanda Australia awal 2025.

    Meski dalam kasus ini pengguna tersebut mempertegas tanggapannya dan meminta Grok untuk mengevaluasi ulang, dan berakhir chatbot Grok menyadari kesalahannya.

  • Polisi Ungkap Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Australia Ayah dan Anak

    Polisi Ungkap Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Australia Ayah dan Anak

    Jakarta

    Polisi mengungkap dua pelaku penembakan di Pantai Bondi Australia. Keduanya yakni seorang ayah bersama anaknya.

    Dilansir CNN, Senin (15/12/2025) Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, saat jumpa pers menyampaikan sang ayah berusia 50 tahun. Para pelaku langsung ditembak polisi di lokasi kejadian.

    Sementara, anak nya berusia 24 tahun saat ini berada dalam kondisi kritis tetapi stabil di rumah sakit. Polisi tidak mencari tersangka tambahan.

    “Kami yakin bahwa ada dua pelaku yang terlibat dalam insiden kemarin,” kata Lanyon.

    Lanyon menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang motif para penembak, dengan alasan penyelidikan yang masih berlangsung.

    Sebelumya, dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    Salah satu terduga pelaku penembakan tewas, dan yang kedua dalam kondisi kritis, tambah mereka.

    (dek/dek)

  • Trump Kecam Penembakan di Pantai Bondi Australia Tewaskan 11 Orang

    Trump Kecam Penembakan di Pantai Bondi Australia Tewaskan 11 Orang

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengecam penembakan massal yang menewaskan banyak orang di sebuah festival Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Menurutnya peristiwa tersebut sebagai “serangan anti-Semit murni.”

    “Itu adalah serangan yang mengerikan, 11 orang tewas, 29 orang terluka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit,” kata Trump saat perayaan Natal di Gedung Putih dilansir AFP, Senin (15/12/2025).

    Seperti diketahui, sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sementara 29 orang luka dibawa ke rumah sakit.

    Dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    (dek/dek)

  • Korban Tewas Penembakan di Pantai Bondi Australia Jadi 11 Orang

    Korban Tewas Penembakan di Pantai Bondi Australia Jadi 11 Orang

    Jakarta

    Sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Sementara 29 orang luka dibawa ke rumah sakit.

    Dilansir AFP, Senin (15/12/2025) dua pria bersenjata melakukan penembakan pada Minggu (14/12) waktu setempat. Polisi menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris terhadap sebuah pertemuan untuk perayaan festival Yahudi Hanukkah.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman — sebuah tindakan jahat, antisemitisme, terorisme yang telah menyerang jantung bangsa kita,” kata Albanese.

    “Serangan terhadap warga Yahudi Australia adalah serangan terhadap setiap warga Australia,” tambahnya, memuji warga biasa yang menangkap dan melucuti senjata salah satu pelaku sebagai “pahlawan”.

    Polisi menyatakan penembakan itu sebagai “insiden teroris” dan mengatakan mereka telah menemukan dugaan “perangkat peledak rakitan” di sebuah kendaraan dekat pantai yang terkait dengan tersangka yang tewas.

    Sebelumnya, dilansir DW, kejadian itu terjadi pada Minggu (14/12/2025). Kepolisian New South Wales mengatakan bahwa dua orang telah ditahan setelah beberapa tembakan terdengar di Pantai Bondi yang terkenal di Sydney.

    Polisi memperingatkan bahwa operasi masih berlangsung dan menginstruksikan masyarakat untuk mematuhi arahan polisi dan menghindari melewati garis polisi.

    Video yang beredar di X tampaknya menunjukkan orang-orang berhamburan di Pantai Bondi saat beberapa tembakan dan sirene polisi terdengar.

    (dek/dek)

  • Pelaku Penembakan Festival Yahudi di Sydney Diduga Pakai Senapan Berburu Hewan

    Pelaku Penembakan Festival Yahudi di Sydney Diduga Pakai Senapan Berburu Hewan

    GELORA.CO – Penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, Australia, sangat mengerikan sekaligus mengejutkan.

    Mengerikan karena dua pelaku melepaskan tembakan secara brutal ke arah kerumunan  festival Yahudi di pantai hingga  dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 29 orang.

    Satu pelaku tewas. Sementara pelaku lainnya dalam kondisi kritis dan dalam penjagaan ketat di rumah sakit.

    Dan yang mengejutkan, pemembakan itu terjadi di negara yang memiliki undang-undang super ketat mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api, National Firearms Agreement.

    Undang-undang tersebut dibuat setelah tragedi berdarah di Port Arthur, Tasmania, Australia, pada 1996. 

    Penembakan yang dilakukan oleh Martin Bryant, seorang dengan keterbelakangan mental ini, menewaskan 35 orang dan melukai 18 orang lainnya.

    Sejak undang-undang tersebut diberlakukan pada 1996, peristiwa di Pantai Bondi menjadi yang terburuk dalam sejarah penembakan massal di Australia.

    Pertanyaannya, apa jenis senjata api pelaku penembakan di Pantai Bondi dan bagaimana mereka mendapatkan senjata tersebut?

    Polisi negara bagian New South Wales (NSW) belum secara resmi mengkonfirmasi jenis senjata yang tepat yang digunakan oleh dua pria bersenjata yang melepaskan tembakan di Pantai Bondi siang ini.

    Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan berkait hal itu. Oleh karenanya belum bisa memastkan detail spesifok senjata yang digunakan.

    Tapi, polisi NSW mengatakan kepada news.com.au, rekaman pascakejadian dari dekat jembatan penyeberangan di atas Taman Bondi menunjukkan, yang berserakan adalah selongsong peluru senapan  atau shotgun warna merah.

    Termasuk selongsong logam yang lebih tipis, umumnya digunakan untuk senapan berburu seperti senjata api bolt-action. 

    Senapan tersebut dirancang untuk akurasi dan daya bunuh pada jarak yang lebih jauh. 

    Meskipun memerlukan pengoperasian manual untuk setiap tembakan dan menembak lebih lambat daripada senjata api semi-otomatis, senapan ini masih dapat menembakkan beberapa peluru terarah dan presisi per menit di tangan orang berpengalaman.

    Beberapa pihak kini mempertanyakan bagaimana kedua pria tersebut bisa mendapatkan akses ke senjata mematikan tersebut, mengingat Australia memiliki undang-undang senjata api terketat di dunia.

    Undang-undang itu mewajibkan warga negara memiliki lisensi kepemilikan senjata api. Kemudian mendaftarkan senjata api tersebut. Termasuk alasan kuat dan spesifik seseorang memiliki senjata.

    Alasan yang diperbolehkan, yakni untuk olahraga, koleksi, dan pekerjaan dalam hal ini petugas kemanan atau polisi. Bahkan alasan untuk membela diri, tidak diperbolehkan.

    Jenis senjata juga tak boleh sembarangan. Umumnya petani atau peternak yang diizinkan memiliki senapan bolt-action untuk berburu hewan hama. 

  • Rebut Senjata Penembak, ‘Pahlawan’ di Teror Berdarah Sydney Ternyata Seorang Muslim?

    Rebut Senjata Penembak, ‘Pahlawan’ di Teror Berdarah Sydney Ternyata Seorang Muslim?

    GELORA.CO – Rekaman viral menggambarkan sesorang mencegah penembakan di Sydney, Australia memakan lebih korban beredar di media sosial. Sosok tersebut kini dipuji sebagai “pahlawan” oleh banyak pihak di Australia.

    Ketika kepanikan menyebar di Pantai Bondi Sydney selama penembakan mematikan pada perayaan Hanukkah, Ahad ini, seorang pria mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan tembakan.

    Media-media Australia melansir, namanya adalah Ahmed al Ahmed, seorang pemilik toko buah berusia 43 tahun yang kini dipuji sebagai pahlawan karena berhasil mengatasi dan melucuti senjata salah satu penyerang. Aksi heroik tersebut terekam kamera dan menjadi viral usai penembakan. 

    Ahmed adalah ayah dua anak yang berasal dari selatan Sydney. Dia sedang berjalan melewati area tersebut ketika dua pria bersenjata melepaskan tembakan di dekat acara Chanukah By The Sea, sebuah perayaan Yahudi pada hari Ahad. Pertemuan tersebut diadakan di dekat taman bermain anak-anak dan ratusan keluarga hadir untuk menghadiri acara tersebut.

    Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan Ahmed, mengenakan kemeja putih, mengendap-endap di belakang mobil yang diparkir saat tembakan terdengar. Pada saat yang tepat, dia bergegas maju dan menangkap salah satu pria bersenjata dari belakang, dan memelintirnya. Setelah perjuangan sengit yang berlangsung beberapa detik, Ahmed merebut senapan dari penyerang, memaksanya mundur.

    Ahmed al Ahmed dilaporkan mengalami dua luka tembak, satu di lengan dan satu lagi di tangan, namun kini sudah pulih dengan baik di rumah sakit, kata kerabatnya. Seorang anggota keluarga yang diwawancarai di luar rumah sakit besar di Sydney, tempat para korban serangan dibawa, mengatakan bahwa keluarga tersebut akan segera diizinkan untuk menemuinya. “Kami berharap dia baik-baik saja, dia adalah pahlawan, 100 persen, dia adalah pahlawan,” kata sepupunya Mustafa kepada media Australia 7News.

    Chris Minns, premiere negara bagian New South Wales, tempat Sydney berada, mengatakan itu adalah “kejadian paling luar biasa yang pernah saya lihat”. “Seorang pria berjalan ke arah seorang pria bersenjata yang telah menembaki komunitas tersebut dan seorang diri melucuti senjatanya, mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menyelamatkan nyawa banyak orang lainnya.”

    “Orang itu adalah pahlawan sejati, dan saya yakin ada banyak sekali orang yang hidup malam ini berkat keberaniannya.”

    Perdana Menteri Anthony Albanese memuji tindakan warga Australia yang “berlari menuju bahaya demi membantu orang lain”. “Warga Australia ini adalah pahlawan dan keberanian mereka telah menyelamatkan nyawa,” katanya pada konferensi pers.

    Peristiwa penembakan terjadi Pantai Bondi, Sydney, Australia, Ahad (14/12/2025). Sedikitnya 12 orang tewas dan hampir 30 lainnya luka-luka akibat insiden tersebut.

    Aksi penembakan tersebut dilakukan dua pria. Mereka melepaskan tembakan ke arah komunitas Yahudi yang tengah merayakan hari raya Hanukah di Pantai Bondi. 

    Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, mengungkapkan, dua pelaku penembakan berhasil ditembak oleh aparat kepolisian Australia. Satu pelaku dilporkan tewas, sedangkan satu lainnya dalam keadaan kritis. 

    Lanyon mengatakan, selain 12 orang tewas, termasuk pelaku, penembakan juga menyebabkan 29 orang luka-luka. Dua di antaranya merupakan petugas kepolisian. Peristiwa penembakan di Pantai Bondi menjadi yang terburuk sejak 1995. 

    Menurut keterangan saksi mata, aksi penembakan berlangsung selama sekitar 10 menit. Kedua pelaku mengarahkan tembakannya ke komunitas Yahudi yang tengah merayakan Hanukah di Pantai Bondi. Menurut kepolisian, acara tersebut dihadiri setidaknya 1.000 orang. 

    Rentetan suara tembakan menyebabkan ratusan orang di tepi Pantai Bondi berlari berhamburan. Kami semua panik dan mulai berlari juga. “Jadi kami meninggalkan semuanya, seperti sandal jepit, semuanya. Kami langsung berlari melewati bukit. Saya pasti mendengar, entah berapa, mungkin sekitar 40, 50 tembakan,” ungkap seorang warga di lokasi, Marcos Carvalho (38 tahun).

    Sejumlah video penembakan di Pantai Bondi telah viral di media sosial. Terdapat pula video yang memperlihatkan dua pelaku penembakan. Mereka tampak mengenakan jaket berwarna hitam dan menenteng senjata laras panjang. 

    Merespons insiden itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese segera mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional. Dia mengutuk aksi penembakan tersebut. “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap warga Yahudi Australia pada hari pertama Hanukkah, yang seharusnya menjadi hari sukacita, perayaan iman,” ujarnya.

    “Pada saat yang kelam bagi bangsa kita ini, polisi dan badan keamanan kita sedang berupaya untuk menentukan siapa pun yang terkait dengan kekejaman ini,” tambah Albanese. 

    Dewan Imam Nasional Australia atau the Australian National Imams Council (ANIC), salah satu organisasi Muslim terbesar di Australia, turut mengutuk aksi penembakan di Pantai Bondi. “Tindakan kekerasan dan kejahatan ini tidak memiliki tempat di masyarakat kita. Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya dan menghadapi hukuman yang setimpal,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    ANIC pun menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan semua warga yang terdampak penembakan di Pantai Bondi. “Hati, pikiran, dan doa kami bersama para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang menyaksikan atau terkena dampak serangan yang sangat traumatis ini,” ucapnya. 

    “Ini adalah momen bagi semua warga Australia, termasuk komunitas Muslim Australia, untuk bersatu dalam persatuan, kasih sayang, dan solidaritas,” tambah ANIC