Negara: Argentina

  • RI Targetkan Skor Indeks Persepsi Korupsi Loncat Ke–43 di 2029

    RI Targetkan Skor Indeks Persepsi Korupsi Loncat Ke–43 di 2029

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia naik hingga ke angka 43 pada 2029 mendatang. 

    Target itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2025-2029, yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.12/2025. IPK merupakan salah satu indikator sasaran utama pada prioritas nasional ke-7 yakni pemberantasan korupsi, narkoba, judi dan penyelundupan.

    Pada RPJMN tersebut, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan skor IPK terus naik dari 2025 hingga 2029. 

    “Indeks Persepsi Korupsi: Target 2025 (38); Target 2029 (43,7),” demikian dikutip dari Perpres No.12/2025, Sabtu (1/3/2025). 

    Adapun terdapat lima sasaran dan indikator yang diatur dalam RPJMN tersebut berkaitan dengan terwujudnya supremasi hukum yang transparan, adil, dan tidak memihak serta sistem politik yang fungsional. 

    Selain IPK, pemerintah menargetkan pada 2029 mendatang Indeks Pembangunan Hukum menjadi 0,73, Indeks Materi Hukum 0,55, Indeks Integritas Nasional 77,57 dan Indeks Integritas Partai Politik 71,00-72,99. 

    Adapun skor IPK RI 2024 yang diumumkan pada 2025 tercatat sebesar 37. Skor itu naik dari 2023 yakni 34. IPK setiap tahunnya diumumkan oleh Transparency International Indonesia (TII). 

    “Hari ini CPI Indonesia sepanjang 2024 ada dengan skor 37 dan rangkingnya 99. Artinya apa? Terjadi peningkatan 3 poin dari tahun 2023 ke 2024,” ujar Deputi Sekjen TII Wawan Heru Suyatmiko pada Peluncuran CPI 2024, disiarkan melalui YouTube TII, Selasa (11/2/2025).  

    Sebagaimana diketahui, skor IPK Indonesia sebelumnya mengalami tren menurun sejak pencapaian tertingginya di angka 40 pada 2019 lalu.

    Skor IPK atau CPI dalam sekitar lima tahun terakhir sejak 2019 itu yakni 37 pada 2020, 38 pada 2021, 34 pada 2022 dan 34 pada 2023.  

    Terkait dengan peringkat, skor IPK RI pada 2024 di antara 180 negara juga naik yakni ke peringkat ke-99 dari sebelumnya ke-115 pada 2023 lalu.

    Beberapa negara memiliki skor yang sama dengan Indonesia. Salah satunya adalah Argentina yang sama-sama merupakan anggota BRICS dan G20. Negara-negara lain meliputi Maroko, Ethiopia serta Lesotho.  

    Di Asean, dari segi skor CPI, Indonesia masih menduduki peringkat ke-5 di bawah Singapura (83), Malaysia (50), Timor Leste (43) dan Vietnam (41). Namun, skor Indonesia terpantau naik dari tahun sebelumnya jika dibandingkan sejumlah negara Asean lain. 

  • Matahari Terbit dari Barat, Peneliti Ungkap Bumi Berubah Total

    Matahari Terbit dari Barat, Peneliti Ungkap Bumi Berubah Total

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seperti yang kita tahu, Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Sebuah penelitian menemukan bencana apa yang akan terjadi saat Matahari berasal dari barat dan rotasi berputar sebaliknya.

    Institut Meteorologi Max Planck di Hamburg, Jerman pernah melakukan penelitian ini beberapa waktu lalu. Tim peneliti menjalankan simulasi komputer selama 7.000 tahun untuk melihat dampak tersebut.

    Model komputer itu membalikkan beberapa proses fisik utama dari arah rotasi Bumi sebenarnya. Mulai dari pengalihan arus laut, lonjakan cyanobacteria, dan redistribusi lahan gurun seperti Sahara.

    Mengutip Weather, Jumat (14/2/2025), berikut beberapa dampak dari perubahan munculnya Matahari dari barat dan rotasi Bumi:

    1. Iklim

    Salah satu yang terjadi adalah iklim yang berbeda. Musim dingin parah terjadi di seluruh Eropa bagian barat karena adanya angin jet stream Timur yang berasal dari udara dingin Rusia ke wilayah itu.

    “Jika Anda hidup di Eropa barat, kehidupan terasa lebih baik. Karena rotasi yang berlawanan, wilayah ini sangat dingin,” kata penulis utama penelitian Florian Ziemen.

    2. Gurun

    Perubahan pada gurun juga terjadi saat rotasi Bumi berputar sebaliknya. Salah satunya adalah sejumlah gurun yang lebih sedikit.

    Setidaknya 4,2 juta mil persegi lebih sedikit dari yang ditemukan di Bumi. Salah satunya adalah gurun Sahara dan gurun tidak lagi mendominasi Afrika Utara dan Timur Tengah.

    Wilayah Amerika akan memiliki lebih banyak gurun. Mulai dari AS bagian Tenggara dan sebagian besar Brasil dan Argentina.

    3. Cuaca

    Cuaca juga berubah dengan drastis. AS bagian Tenggara dan sebagian besar Brasil serta Argentina yang akan memiliki banyak gurun juga menjadi lebih jarang menerima banyak curah hujan dibandingkan biasanya.

    Sebaliknya, Timur Tengah yang kering akan turun hujan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi sekarang.

    4. Cyanobacteria

    Gelombang cyanobacteria muncul dan jauh lebih banyak dari yang terjadi sekarang. Lonjakan ini khususnya terjadi di Samudera India di bagian utara.

    Rotasi yang terbaik dan produksi biologis di sana membuat kadar oksigen yang rendah pada perairan yang lebih dalam. Sebagai gantinya, mikroorganisme mengonsumsi nitrat.

    (fab/fab)

  • Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Masih Kritis, Vatikan Sebut Aktivitas Kerjanya Tidak Terganggu – Halaman all

    Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Masih Kritis, Vatikan Sebut Aktivitas Kerjanya Tidak Terganggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Vatikan masih terus memberikan update kondisi terkini kesehatan Paus Fransiskus.

    Seperti diketahui, Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari 2025 akibat penyakit paru-paru kronis.

    Terbaru, Paus Fransiskus juga didiagnosis mengalami gagal ginjal ringan dan dini setelah dilakukan tes darah pada Minggu (23/2/2025) lalu.

    Kini, Vatikan menyebut kondisi Paus Fransiskus masih kritis namun masih stabil.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap kritis tetapi stabil. Tidak ada episode pernapasan akut, dan parameter hemodinamik tetap stabil,” tulis Kantor Pers Takhta Suci, dikutip dari Vatican News.

    Pihak Vatikan menyebut Paus berusia 88 tahun itu telah menjalani pemindaian CT untuk memantau pneumonia yang dialaminya.

    Meski dalam kondisi kritis, Vatikan menyebut pekerjaan Paus Fransiskus masih berjalan normal seperti biasa.

    “Setelah menerima Ekaristi, ia kembali melanjutkan aktivitas kerjanya,” ungkap Vatikan.

    Pernyataan pada Senin malam mencatat bahwa, meskipun kondisi Paus sangat parah, ia telah menunjukkan sedikit perbaikan.

    “Tidak ada episode gangguan pernapasan seperti asma yang terjadi (Senin), dan beberapa tes laboratorium menunjukkan adanya perbaikan.”

    “Pemantauan terhadap gagal ginjal ringannya tidak menimbulkan kekhawatiran apa pun.”

    “Terapi oksigen terus berlanjut, meskipun dengan aliran dan kadar oksigen yang sedikit berkurang,” kata Vatikan.

    Pernyataan tersebut mengatakan bahwa para dokter mempertahankan prognosis yang “hati-hati” mengingat kompleksitas gambaran klinis.

    Dokter di New Jersey Ungkap Kondisi Paus

    Seorang dokter perawatan kritis di Virtua Health di South Jersey, Amerika Serikat (AS), Dr. Emilio Mazza mengungkapkan kondisi terkini Paus Fransiskus.

    Menurut Mazza, Paus Fransiskus saat ini tengah menjalani pertarungan yang berat.

    Kondisi medis Paus, lanjut Dr. Mazza, saat ini mengkhawatirkan.

    “Ketika ginjal tidak berfungsi, maka akan terbentuk banyak produk limbah yang memperburuk keadaan,” kata Mazza, dikutip dari CBS News.

    Pembaruan dari tim medis Paus mengatakan masalah ginjal tersebut “tidak perlu dikhawatirkan”, tanpa memberikan penjelasan, hanya mengatakan ada sedikit perbaikan dalam kondisinya.

    “Kami telah melihat pasien dalam situasi seperti dia pulih, tetapi ini merupakan perjuangan berat,” kata Mazza tentang potensi pemulihan Paus.

    Dokter telah memperingatkan bahwa sepsis adalah ancaman utama yang dihadapi Paus.

    “Ini adalah sejumlah besar peradangan yang berkembang di tubuh Anda dan tidak terkendali,” katanya.

    Dokter belum mengatakan Paus menderita infeksi saluran pernapasan atas, tetapi kondisinya tetap mengerikan.

    Jika dilihat secara keseluruhan, kata Mazza, Paus memiliki risiko tinggi meninggal karena hal tersebut.

    Para pemimpin agama di seluruh dunia mendesak doa untuk Paus Fransiskus.

    Di awal usia 20-an, Paus Fransiskus menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang terkena infeksi saluran pernapasan parah di negara asalnya Argentina. (*)

  • 14 Tahun Terpuruk, Argentina Akhirnya Kelebihan Anggaran Negara Usai Potong Gaji 30.000 Pejabatnya

    14 Tahun Terpuruk, Argentina Akhirnya Kelebihan Anggaran Negara Usai Potong Gaji 30.000 Pejabatnya

    PIKIRAN RAKYAT – Argentina akhirnya mencatat surplus anggaran pertamanya dalam lebih dari satu dekade pada 2024, menandai kemenangan besar bagi Presiden libertarian Javier Milei.

    Data yang dirilis pada Januari 2025 lalu menunjukkan bahwa kebijakan penghematan yang ketat dan pemotongan drastis terhadap belanja publik telah membuahkan hasil.

    Langkah Berani sang Presiden

    Menurut laporan Kementerian Ekonomi, surplus anggaran negara mencapai 1,76 triliun peso (Rp16,6 triliun), atau setara dengan 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

    Sementara itu, neraca fiskal primer, yang tidak termasuk pembayaran utang, mencapai surplus 10,41 triliun (Rp155 triliun) peso atau sekitar 1,8% dari PDB.

    “Nol defisit adalah kenyataan. Janji dipenuhi,” kata Javier Milei.

    Presiden yang mulai menjabat pada Desember 2023 itu langsung memangkas anggaran besar-besaran dalam upaya mengendalikan inflasi yang sempat mencapai hampir 300% pada April 2023.

    Salah satu kebijakan utamanya adalah memotong gaji serta merumahkan sekitar 30.000 pejabat pemerintah, menghentikan proyek-proyek publik, serta memangkas subsidi energi dan transportasi.

    Hasil Penghematan yang Drastis

    Menteri Ekonomi Argentina, Luis Caputo menegaskan bahwa strategi penghematan pemerintah akan tetap diberlakukan hingga 2025.

    Meskipun anggaran bulan Desember masih menunjukkan defisit sebesar 1,30 triliun peso (Rp15,9 triliun) untuk defisit fiskal primer dan 1,56 triliun peso (Rp16,3 triliun) untuk defisit keuangan, hal ini disebabkan oleh faktor musiman. Sebab, Desember 2023 adalah bulan dengan pengeluaran pemerintah yang tinggi.

    “Hasil fiskal hari ini harus dipahami sebagai tonggak sejarah kita. Tidak ada lagi defisit di Argentina,” tutur Luis Caputo.

    Argentina terakhir kali mencapai surplus anggaran selama periode booming komoditas lebih dari satu dekade lalu. Sejak saat itu, negara ini terus mengalami defisit dan krisis ekonomi yang berulang akibat inflasi yang tidak terkendali dan utang yang membengkak.

    Tantangan dan Dukungan Publik

    Meski kebijakan Javier Milei tergolong ekstrem, popularitasnya tetap tinggi. Survei yang dilakukan LatAm Pulse dan AtlasIntel untuk Bloomberg News menunjukkan bahwa tingkat persetujuan Milei mendekati 50% pada Desember 2024.

    Banyak warga Argentina optimistis dengan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

    “Terlepas dari penolakan politik, mereka telah mempertahankan kredibilitas mereka dengan melakukan pilihan sulit pada fiskal. Jadi itu adalah kartu as mereka di tangan mereka,” kata Stuart Sclater-Booth, manajer portofolio utang pasar berkembang di Stone Harbor Investment Partners, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Buenos Aires Times.

    Berkat kebijakan pemotongan anggaran dan stabilitas makroekonomi yang dicapainya, Javier Milei berhasil menurunkan inflasi tahunan dari hampir 300% menjadi 118% pada Desember 2024.

    Meskipun terapi kejut ekonominya memperparah resesi pada paruh pertama tahun itu, ekonomi Argentina mulai menunjukkan pertumbuhan pada kuartal ketiga. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Argentina akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada tahun 2025.

    Masa Depan Ekonomi Argentina

    Dengan pencapaian surplus ini, Argentina kini memiliki peluang untuk membangun kembali ekonominya setelah lebih dari satu dekade mengalami krisis. Kebijakan penghematan Milei telah membawa hasil nyata, namun tantangan besar masih menanti, termasuk memastikan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang dan mengembalikan kepercayaan investor.

    Seiring dengan stabilitas ekonomi yang mulai terbentuk, masyarakat dan dunia internasional akan terus mengamati apakah Argentina dapat mempertahankan surplus anggaran ini di tahun-tahun mendatang.

    Milei telah membuktikan bahwa strategi penghematan yang drastis bisa membawa hasil, tetapi apakah Argentina benar-benar telah keluar dari krisis atau hanya sekadar mencapai titik keseimbangan sementara? Waktu yang akan menjawab.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus yang Sedang Kritis Sempatkan Diri Jaga kontak dengan Gereja Gaza

    Paus Fransiskus yang Sedang Kritis Sempatkan Diri Jaga kontak dengan Gereja Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus, yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat pneumonia di kedua paru-parunya, dikabarkan masih berupaya jaga kontak dengan pihak gereja Gaza.

    Kabar ini datang langsung dari Vatikan. Paus Fransiskus dilaporkan memang sempat menunjukkan tanda-tanda fisik yang sedikit membaik. Bahkan, Paus sempat bekerja pada Senin sore usai menerima Ekaristi pagi harinya.

    “Pada malam hari, beliau menelepon pastor paroki Gaza untuk menyampaikan kedekatannya sebagai seorang ayah,” ujar pernyataan Vatikan, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 25 Februari 2025.

    Selama lebih dari setahun, Paus Fransiskus rutin melakukan panggilan video setiap hari dengan seorang pastor Argentina, Gabriel Romanelli, yang memimpin komunitas Katolik di gereja Gaza.

    Selama genosida Israel Penjajah, gereja itu digunakan sebagai tempat mengungsi dan tempat perlindungan bagi warga Palestina.

    Romanelli melaporkan bahwa ia mendengar kabar dari Paus segera setelah beliau dirawat di rumah sakit, namun tidak ada kabar lagi sejak itu. Setelah sempat agak membaik, sambungan telepon pun bersambut.

    “Romanelli telah mengirimkan video kepada Paus, dan Paus akhirnya menelepon balik untuk mengucapkan terima kasih,” ujar Vatikan.

    Gaza Hari Ini

    Berikut adalah rangkuman kejadian penting yang berlangsung hari ini, Selasa, 25 Februari 2025, dalam genosida Israel Penjajah terhadap Palestina, yang sedang dalam masa genjatan senjata:

    1. Quds News Network melaporkan, pasukan Israel Penjajah telah menyerbu Masjid Imam Ali, di Jalan al-Mamoun di kota Nablus, merobohkan pintunya dan menyita rekaman kamera pengawas.

    2. Pangeran Arab Saudi, Khalid bin Salman mengatakan bahwa ia dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth bertemu di Washington, DC, pada Senin, 24 Februari 2025. “Kami mengeksplore cara untuk memperkuat kerja sama pertahanan kami,” ujarnya.

    3. Senator AS Chris Van Hollen mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump yang hendak membatalkan perintah era Joe Biden, di mana pemerintah AS wajib melaporkan potensi pelanggaran hukum internasional pada kasus keterlibatan senjata suplai mereka untuk sekutu, termasuk Israel.

    4. Otoritas Air Palestina dan UNICEF telah mulai mengoperasikan 13 stasiun desalinasi bergerak di Gaza, di mana keluarga yang terlantar menghadapi krisis air yang parah setelah pasukan Israel menghancurkan 85 persen fasilitas air serta sanitasi di wilayah itu.

    5. Ynet News melaporkan, Israel Penjajah memberi tahu para mediator bahwa mereka akan membebaskan 620 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada Sabtu lalu. Namun, dengan syarat, Hamas menyerahkan tubuh empat sandera Israel pada akhir pekan ini tanpa upacara yang memalukan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus Usai Dikabarkan Meninggal, Vatikan Singgung Telepon ke Gaza

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus Usai Dikabarkan Meninggal, Vatikan Singgung Telepon ke Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Vatikan mengungkapkan kondisi terbaru Paus Fransiskus yang dinyatakan kritis sejak Sabtu 22 Februari 2025. Mereka mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis pada hari Senin 24 Februari 2025.

    Akan tetapi, dia menunjukkan sedikit perkembangan dalam tes laboratorium dan melanjutkan beberapa pekerjaan, termasuk menelepon sebuah paroki di Kota Gaza yang telah dia hubungi sejak genosida di sana dimulai.

    Buletin malam Vatikan lebih optimistis daripada beberapa hari terakhir, ketika Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun berjuang melawan pneumonia di kedua paru-paru di rumah sakit Gemelli Roma.

    Laporan dikeluarkan sesaat sebelum Vatikan No. 2 memimpin umat beriman dalam pembacaan doa Rosario di malam hari yang suram di Lapangan Santo Petrus yang membangkitkan berjaga-jaga ketika St. Yohanes Paulus II sekarat.

    “Selama 2.000 tahun umat Kristen telah berdoa untuk paus ketika dia dalam bahaya atau sakit,” kata Kardinal Pietro Parolin kepada piazza di tengah rintik hujan.

    Berdiri di panggung yang sama tempat Paus Fransiskus biasanya memimpin, Pietro Parolin mengatakan bahwa sejak Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit, paduan suara doa untuk pemulihannya telah membengkak dari seluruh dunia.

    “Mulai malam ini, kami ingin menyatukan diri secara terbuka untuk doa ini di sini, di rumahnya,” ucapnya, berdoa agar Paroos “di saat sakit dan cobaan ini” akan pulih dengan cepat.

    Kondisi Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus, yang memiliki bagian dari satu paru-paru yang diangkat saat masih muda, telah dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari 2025. Dokter mengatakan bahwa kondisinya tidak dapat disentuh, mengingat usia, kerapuhan, dan penyakit paru-paru yang sudah ada sebelumnya.

    Akan tetapi, dalam pembaruan pada Senin 24 Februari 2025, mereka mengatakan bahwa Paus Fransiskus tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu 22 Februari 2025, dan oksigen tambahan yang dia gunakan terus berlanjut tetapi dengan aliran dan konsentrasi oksigen yang sedikit berkurang.

    Sedikit insufisiensi ginjal yang terdeteksi pada Minggu 23 Februari 2025 tidak menyebabkan kekhawatiran saat ini, kata dokter, sambil mengatakan prognosisnya tetap dijaga.

    Paus Fransiskus dilaporkan menerima Ekaristi Senin 24 Februari 2025 pagi dan kembali bekerja pada sore hari.

    “Pada malam hari dia menelepon pastor paroki di paroki Gaza untuk mengungkapkan kedekatan kebapaannya,” kata pernyataan itu.

    ‘Misa yang Suram’

    Selama lebih dari setahun, Paus Fransiskus telah melakukan panggilan video dengan imam Argentina, Pendeta Gabriel Romanelli, yang memimpin komunitas Katolik di gereja, yang selama genosida Israel penjajah telah berfungsi sebagai tempat berlindung bagi warga Palestina.

    Romanelli telah melaporkan, mendengar kabar dari Paus Fransiskus segera setelah dia dirawat di rumah sakit, tetapi tidak sejak itu. Dia telah mengirim video kepada Fransiskus, dan paus menelepon untuk berterima kasih kepadanya.

    “Paus Fransiskus dalam semangat yang baik, tidak kesakitan, dan tidak menerima nutrisi buatan, ujar Vatikan.

    Pekerjaan yang dia lakukan termasuk membaca dan menandatangani dokumen, dan memang buletin siang harian Vatikan telah memasukkan nominasi uskup baru hampir setiap hari, meskipun sebagian besar diputuskan sebelumnya.

    Di rumah sakit Gemelli, suasananya tetap suram. Uskup Claudio Giuliodori memimpin Misa yang emosional dan hanya berdiri di kapel yang dinamai Yohanes Paulus, yang dirawat di rumah sakit di sana berkali-kali.

    Beberapa dari sekitar 200 orang yang hadir mengenakan jas dokter putih atau scrub bedah hijau; beberapa berlutut dalam doa.

    “Kami sangat menyesal. Paus Fransiskus adalah paus yang baik, mari kita berharap bahwa dia berhasil. Mari kita berharap,” tutur Filomena Ferraro yang tersedak, yang mengunjungi seorang kerabat di Gemelli.

    “Kami bergabung dengannya dengan doa kami, tetapi apa lagi yang bisa kami lakukan?” ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AP News.

    Dokter telah memperingatkan bahwa ancaman utama yang dihadapi Francis adalah sepsis, infeksi serius yang dapat terjadi sebagai komplikasi pneumonia. Sampai saat ini belum ada referensi tentang timbulnya sepsis dalam pembaruan medis yang diberikan oleh Vatikan.

    Pada 10 hari penuh, rawat inap ini sekarang berdiri sebagai yang terlama bagi Fransiskus sebagai paus. Dia menghabiskan 10 hari di rumah sakit Gemelli Roma pada tahun 2021 setelah dia mengangkat 33 sentimeter (13 inci) usus besarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Siapa Paus Fransiskus? Diisukan Meninggal, Kondisi Terbarunya Diungkap Vatikan

    Siapa Paus Fransiskus? Diisukan Meninggal, Kondisi Terbarunya Diungkap Vatikan

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus diisukan meninggal dunia, simak profil sang pemimpin. Vatikan sudah mengungkap kondisi terbarunya yakni tengah kritis. Perawatan intensif sedang dilakukan karena ia sedang mengidap pneumonia bilateral yang disebabkan komplikasi bronkiektasis dan bronkitis asma.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, tetapi sejak tadi malam dia tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut. Ada kompleksitas klinis, dan sedang menanti terapi farmakologis untuk menunjukkan beberapa efek, mengharuskan prognosis tetap dijaga,” kata Vatikan dalam pernyataannya pada Minggu, 23 Februari 2025.

    Diketahui Paus Fransiskus sedang dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari 2025. Pria 88 tahun itu bahkan sampai harus mendapat transfusi darah pada Sabtu 22 Februari 2025. Kondisi kesehatannya sedang dipantau tim medis.

    Penyakit pneumonia ganda yang diderita sang Paus adalah kondisi kesehatan yang menyerang dua paru-paru secara bersamaan. Dilansir dari laman Healthline, gejalanya adalah sesak napas, nyeri dada, perubahan kemampuan berpikir, suhu tubuh lebih rendah, detak jantung cepat, dan lainnya.

    Sang Paus adalah pemimpin tertinggi Gereta Katolik di seluruh dunia. Ia tercatat terakhir kali datang ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Selama kunjungannya di sini, ia menggunakan mobil sederhana Toyota Innova Zenix

    Profil Paus Fransiskus Nama lengkap: Jorge Mario Bergoglio TTL: Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936 Kewarganegraan: Argentina dan Vatikan Riwayat pendidikan Paus Fransiskus Kolese Maksimum San José Fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel Institut Teologi dan Filsafat Milltown
    Sekolah Pascasarjana Filsafat dan Teologi Sankt Georgen

    Paus Fransiskus Kritis Sakit Apa? Perlu Transfusi Darah dengan Ancaman Terbesar Komplikasi Infeksi

    Habib Jafar Ungkap Terima Kasih Paus Fransiskus Percaya ke Indonesia: Nggak Pakai Mobil Anti Peluru

    Jabatan Paus Fransiskus Pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia (2013 – sekarang) Uskup Agung Buenos Aires (1998-2013) Kardinal-Imam Gereja San Roberto Bellarmino (2001–2013) Ordinaris Katolik Timur di Argentina (1998–2013) Uskup Auksilier Buenos Aires (1992-1997) Uskup Tituler Auca (1992-1997)

    Demikian profil Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang sedang kritis. Vatikan sudah menjelaskan kondisi terbarunya kepada publik bahwa sang pemimpin sedang dirawat intensif karena pneumonia ganda pada paru-parunya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus yang Sedang Kritis Sempatkan Diri Jaga kontak dengan Gereja Gaza

    Apakah Paus Fransiskus Meninggal? Ini Daftar Pemimpin Gereja Katolik sejak Dulu

    PIKIRAN RAKYAT – Kabar Paus Fransiskus meninggal muncul, hal ini sudah diklarifikasi Vatikan bahwa sang pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedang dalam kondisi kritis akibat pneumonia. Tim dokter menyebut sempat ada gagal ginjal ringan ketika dilakukan tes darah.

    “Kompleksitas gambaran klinis, dan perlunya menunggu terapi obat untuk memberikan umpan balik, menentukan bahwa prognosisnya masih belum pasti,” ujar Tim Dokter Vatikan, dilansir dari laman AP News.

    Pernyataan Vatikan tentang Paus Fransiskus ini membantah kabar yang menyatakan sang Paus sudah meninggal dunia. Kondisinya sedang kritis sehingga perawatan intensif dilakukan tim dokter terhadap pria 88 tahun tersebut.

    Ternyata Paus Fransiskus bukan pemimpin pertama Gereja Katolik. Ia adalah pemimpin ke-266 terhitung sejak abad ke-2 Masehi atau tahun 30-67 Masehi. Pada masa itu, umat Katolik seluruh dunia dipimpin St. Petrus, lalu St, Linus, sampai sekarang oleh Pope Francis.

    Daftar pemimpin Gereja Katolik sejak abad ke-20

    Gereja Katolik total sudah dipimpin 265 paus sebelum Paus Fransiskus. Berikut daftar Paus yang meimpin sejak abad ke-20 sampai sekarang:

    St. Pius X (1903-1914) Benediktus XV (1914-1922) Pius XI (1922-1939) Ven. Pius XII (1939-1958)
    St. Yohanes XXIII (1958-1963) St. Paulus VI (1963-1978) B. Yohanes Paulus I (1978) St. Yohanes Paulus II (1978-2005) Benediktus XVI (2005-2013) Paus Fransiskus (2013 – sekarang) Profil Paus Fransiskus pemimpin ke-266 Gereja Katolik Nama lengkap: Jorge Mario Bergoglio TTL: Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936 Kewarganegraan: Argentina dan Vatikan Pendidikan Paus Fransiskus Kolese Maksimum San José Fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel Institut Teologi dan Filsafat Milltown Sekolah Pascasarjana Filsafat dan Teologi Sankt Georgen

    Paus Fransiskus Kritis Sakit Apa? Perlu Transfusi Darah dengan Ancaman Terbesar Komplikasi Infeksi

    Pesan Paus Fransiskus Selama di Indonesia: Singgung Penguasa hingga Tambang Emas

    Jabatan Paus Fransiskus di Gereja Katolik Uskup Tituler Auca (1992-1997) Uskup Auksilier Buenos Aires (1992-1997) Ordinaris Katolik Timur di Argentina (1998–2013) Kardinal-Imam Gereja San Roberto Bellarmino (2001–2013) Uskup Agung Buenos Aires (1998-2013) Pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia (2013 – sekarang)

    Demikian daftar pemimpin tertinggi Gereja Katolik selain Paus Fransiskus. Sang paus adalah pemimpin ke-266 berdasarkan data terkini. Umat katolik sudah dipimpin paus sejak abad ke-2 Masehi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kabar Kesehatan Paus Fransiskus yang Jalani Perawatan Pneumonia

    Kabar Kesehatan Paus Fransiskus yang Jalani Perawatan Pneumonia

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita pneumonia. Paus Fransiskus dalam kondisi kritis tapi sadar.

    Dirangkum detikcom dari kantor berita AFP, Minggu (23/2/2025), Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis. Paus Fransiskus disebut dalam kondisi sadar tetapi menderita serangan pernapasan sehingga memerlukan oksigen aliran tinggi dan transfusi darah.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, oleh karena itu, seperti yang dijelaskan kemarin, Paus belum sepenuhnya pulih,” kata Vatikan.

    “Pagi ini Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan asma yang berkepanjangan, yang juga memerlukan pemberian oksigen aliran tinggi,” katanya.

    Paus Fransiskus didiagnosa dengan pneumonia ganda. Hasil tes darah harian menunjukkan trombositpenia.

    “Menunjukkan trombositopenia, yang terkait dengan anemia, yang memerlukan pemberian transfusi darah”, tambahnya.

    “Bapa Suci tetap waspada dan menghabiskan hari di kursi malas meskipun ia lebih menderita daripada kemarin,” sambungnya.

    Vatikan sebelumnya mengonfirmasi bahwa Paus asal Argentina itu tidak akan menyampaikan doa Angelus mingguan seperti biasanya pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa teksnya akan dipublikasikan, seperti yang dilakukan pada akhir pekan lalu.

    Paus Lewatkan Doa Angelus

    Foto: Paus Fransiskus (AFP/TIZIANA FABI).

    Paus Fransiskus melewatkan Doa Angelus pada Minggu di pekan kedua. Paus kini masih dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

    Dilansir kantor berita AFP, Vatikan mengatakan pria berusia 88 tahun masih dirawat di rumah sakit Gemelli, Roma. Vatikan menyebut Doa Angelus nantinya hanya dipublikasikan.

    “Paus Fransiskus akan melewatkan Doa Angelus pada hari Minggu untuk minggu kedua berturut-turut karena pria berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena pneumonia,” kata kantor Vatikan.

    “Teks tersebut hanya akan dipublikasikan, tidak dibacakan, seperti yang terjadi akhir pekan lalu,” imbuhnya.

    Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari karena menderita bronkitis. Namun, penyakit tersebut berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-parunya, sehingga menimbulkan kekhawatiran luas.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Letusan Matahari Sedang Aktif-aktifnya Tertangkap Kamera

    Letusan Matahari Sedang Aktif-aktifnya Tertangkap Kamera

    Jakarta

    Gambar menakjubkan dinding plasma Matahari yang terbakar sepanjang 200 ribu km berhasil diabadikan oleh seorang astrofotografer.

    Eduardo Schaberger Poupeau, astrofotografer berusia 51 tahun, mengabadikan peristiwa ini tahun lalu, pada Februari 2024. Ia memotret pemandangan menakjubkan yang menunjukkan gas yang menyala-nyala keluar dari permukaan Matahari.

    Gambar tersebut, yang diambil pada 18 Februari, digambarkan pria asal Argentina ini sebagai sebuah benda yang sangat besar dan langka serta ‘menjulur’ hingga lebih dari 200 ribu km di atas kutub selatan Matahari.

    “Ini adalah peristiwa langka, karena sebagian besar penjuluran terjadi di dekat ekuator Matahari,” kata Eduardo dikutip dari The Sun.

    Dia menambahkan bahwa kolom plasma yang ditangkapnya begitu luas sehingga dia harus memutar kameranya untuk menangkapnya secara penuh, meskipun menyesuaikan orientasi gambar agar dapat mewakilinya dengan benar.

    Mengabadikan gambar tersebut bukanlah hal yang mudah bagi Eduardo dan dia mengakuinya sebagai tantangan besar. “Selain menahan suhu yang sangat tinggi di musim panas, terjadi turbulensi yang signifikan dan tutupan awan yang sering mengganggu pekerjaan saya.

    Foto: Eduardo Schaberger Poupeau via The Sun

    “Meskipun demikian, ini benar-benar tontonan yang luar biasa, tidak diragukan lagi sepadan dengan usaha yang dilakukan,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kesulitan utama yang dihadapinya saat hendak mengambil bidikan resolusi tinggi adalah turbulensi atmosfer. Eduardo mengatakan hal ini menyebabkan gambar ‘bergetar’ dan bahkan terkadang tampak ‘mendidih’.

    “Turbulensi ini semakin diperbesar ketika mencoba memotret Matahari, karena tidak hanya memanaskan permukaan tetapi juga berbagai lapisan udara saat naik ke atas cakrawala,” lanjutnya.

    “Untuk meminimalkan masalah ini, saya menggunakan teknik yang dikenal sebagai ‘Lucky Imaging’ yang melibatkan pengambilan rangkaian video dengan banyak bingkai, dengan harapan dapat bertepatan dengan momen stabilitas. Selanjutnya, saya menumpuk antara 70 hingga 100 frame ini untuk mengurangi noise digital pada gambar,” jelasnya.

    Eduardo juga menggambarkan bagaimana gambar luar biasa ini tidak diambil begitu saja, namun merupakan hasil dari ketertarikannya seumur hidup terhadap alam semesta yang luas dan misterinya.

    “Saya tumbuh dengan merenungkan langit malam, membayangkan keajaiban yang tersembunyi di antara bintang-bintang,” katanya.

    Para astrofotografer melihat pekerjaan mereka sebagai sebuah keistimewaan karena mampu mengabadikan keindahan Tata Surya dengan peralatannya sendiri.

    “Setiap sesi fotografi adalah perjumpaan dengan keagungan, ketika bintik Matahari yang sangat besar, filamen yang menari-nari di permukaannya, dan ketinggian ribuan kilometer menyingkapkan keagungan dan kekuatan Matahari,” ujarnya.

    (rns/rns)