Negara: Argentina

  • IMF Yakin Ekonomi Global Tak Akan Kena Resesi Gegara Efek Trump

    IMF Yakin Ekonomi Global Tak Akan Kena Resesi Gegara Efek Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dana Moneter Internasional (IMF) meyakini tidak ada risiko resesi global yang akan ditimbulkan dari meningkatnya ketegangan perdagangan dan pergeseran besar dalam sistem perdagangan global setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis kebijakan tarif tinggi untuk beberapa negara mitranya.

    Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan ketegangan hubungan dagang ini hanya akan memicu revisi ke bawah untuk prakiraan ekonomi global tetapi menimbulkan resesi global.

    Pada bulan Januari 2025, IMF memperkirakan pertumbuhan global sebesar 3,3% pada tahun 2025 dan 3,3% pada tahun 2026. IMF baru akan merilis Prospek Ekonomi Dunia terbaru pada hari Selasa (22/4/2025).

    “Proyeksi pertumbuhan baru kami akan mencakup penurunan harga yang signifikan, tetapi bukan resesi. Kami juga akan melihat kenaikan harga pada prakiraan inflasi untuk beberapa negara,” kata Kristalina dalam pidatonya, dikutip dari situs IMF, Jumat (15/4/2025)

    Kendati tidak menimbulkan resesi, dia memperingatkan bahwa ketidakpastian yang tinggi dan berlarut-larut dapat meningkatkan risiko tekanan pasar keuangan. Dia pun mengatakan pergerakan imbal hasil US Treasury atau surat utang AS telah menjadi peringatan untuk banyak pihak. Pergerakan ini telah mempengaruhi pasar surat utang dan mata uang utama global.

    “Di sini, kita melihat bagaimana, meskipun ketidakpastian meningkat, dolar terdepresiasi, dan kurva imbal hasil US Treasury “tersenyum”(membentuk kurva ‘senyum’) – itu bukan jenis senyuman yang ingin dilihat. Pergerakan seperti itu harus dianggap sebagai peringatan. Semua orang menderita jika kondisi keuangan memburuk,” katanya.

    Dia pun mengingatkan semua negara harus melipatgandakan upaya untuk menata kembali rumah mereka sendiri. Dalam dunia dengan ketidakpastian yang lebih tinggi dan guncangan yang sering terjadi, Kristalina menegaskan tidak ada ruang untuk menunda reformasi guna meningkatkan stabilitas ekonomi dan keuangan serta meningkatkan potensi pertumbuhan.

    Menurut Kristalina, perekonomian menghadapi tantangan baru dari posisi awal yang lebih lemah, dengan beban utang publik yang jauh lebih tinggi daripada beberapa tahun yang lalu.

    “Karena itu, sebagian besar negara harus mengambil tindakan fiskal yang tegas untuk membangun kembali ruang kebijakan, dengan menetapkan jalur penyesuaian bertahap yang menjaga kerangka fiskal. Namun, beberapa negara mungkin mengalami guncangan yang memerlukan dukungan fiskal baru,” paparnya.

    Untuk melindungi stabilitas harga, IMF menyarankan kebijakan moneter harus tetap lincah dan kredibel. Ini harus didukung oleh komitmen kuat terhadap independensi bank sentral.

    “Para bankir sentral harus mengawasi data dengan cermat-termasuk ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa kasus,” ujar Kristalina.

    Dalam sektor keuangan, dia menambahkan regulasi dan pengawasan yang kuat tetap penting untuk menjaga keamanan bank, dan meningkatnya risiko dari nonbank harus dipantau dan dibatasi.

    Dalam kesempatan ini, dia juga memperingatkan ekonomi negara berkembang harus mempertahankan fleksibilitas nilai tukar sebagai peredam guncangan. Menurutnya, para pembuat kebijakan dapat melihat Kerangka Kebijakan Terpadu IMF untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana dan kapan tindakan sementara dapat dibenarkan.

    Dia pun memastikan IMF akan membantu negara-negara mengelola penyesuaian ekonomi makro dan memajukan reformasi.

    “Saat ini, 48 negara mengandalkan dukungan neraca pembayaran kami-termasuk Argentina, yang reformasi berorientasi pasarnya kini didukung oleh program terbaru dan terbesar kami,” kata Kristalina.

    (haa/haa)

  • Hasil PSS Sleman vs Dewa United di Liga 1, PSIS Semarang Terhindar dari Juru Kunci

    Hasil PSS Sleman vs Dewa United di Liga 1, PSIS Semarang Terhindar dari Juru Kunci

    TRIBUNJATENG.COM – PSS Sleman mengikuti jejak PSIS Semarang yang kalah di pekan ke 29 BRI Liga 1 2025.

    Wakil dari DIY itu takluk dengan skor tipis 1-0 dari Dewa United.

    Bagi Dewa, hasil ini memangkas ketertinggalan dari Persib Bandung di puncak Liga 1 2024-2025 menjadi hanya lima poin usai menang atas PSS Sleman pada Kamis (17/4). 

    Partai pekan ke-29 Liga 1 2024-2025 PSS Sleman vs Dewa United bergulir di Stadion Maguwarhjo, Yogyakarta, dan ditentukan oleh gol tunggal Alexis Messidoro memanfaatkan umpan Egy Maulana Vikri pada menit ke-27.

    Hasil ini membuat Dewa United kembali ke jalur kemenangan usai ditahan imbang Bali United 0-0 dan kalah 0-1 dari Borneo FC pada dua laga sebelumnya.  

    Alexis Messidoro mencetak gol tunggal laga usai dirinya menyambut umpan silang dari Egy Maulana Vikri di sisi kanan.

    Ini adalah gol ketiga gelandang serang asal Argentina tersebut sepanjang musim ini.

    Hasil ini membuat PSS Sleman tetap duduk di dasar klasemen dengan hanya raihan 22 angka dari 29 pertandingan, terpaut empat poin dari Persis Solo di luar zona merah yang belum memainkan laga pekan ke-29 mereka.

    Sementara, Dewa United mengoleksi 53 poin dari 29 laga, terpaut lima dari Persib Bandung yang juga masih bermain satu laga lebih sedikit. (*)

  • Komunitas Kretek Minta Pemerintah Tolak Intervensi Asing dalam Kampanye Antirokok  – Halaman all

    Komunitas Kretek Minta Pemerintah Tolak Intervensi Asing dalam Kampanye Antirokok  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Komunitas Kretek, Khoirul Atfifudin, menyoroti peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing dalam melemahkan industri tembakau nasional, yang merupakan bagian dari sektor padat karya. 

    Dirinya mengklaim ada ana dari yayasan asing untuk kampanye ini. 

    “Beberapa pihak di Indonesia menerima dana ini untuk melakukan kampanye anti-rokok di negara ini,” ujar Khoirul melalui keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

    Dilansir dari situs resmi Tobacco Control Grants, the Bloomberg Initiative menyasar berbagai negara untuk mendukung upaya pengendalian tembakau di masing-masing negara. 

    Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk kategori sepuluh negara prioritas penerima aliran dana pengendalian tembakau tersebut bersama dengan negara penghasil tembakau lainnya seperti Tiongkok dan Brazil.

     
    Menurut Khoirul, agenda-agenda yang disebar melalui berbagai macam cara ini, khususnya di media sosial, mengancam kedaulatan Indonesia. 

    “Kretek, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari nusantara, kini terancam oleh intervensi LSM asing yang dianggap sebagai bentuk baru penjajahan.”
     
    Tak hanya itu, kebijakan seperti Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 (PP 28/2024) dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dianggap memasukkan agenda Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) secara tidak langsung. 

    FCTC adalah konvensi internasional yang digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memengaruhi kebijakan domestik negara-negara di seluruh dunia. 

    Saat ini, WHO sedang berada di bawah sorotan terkait kredibilitas dan independensinya, terutama setelah keluarnya Amerika Serikat sebagai donor terbesarnya, diikuti negara lain seperti Argentina.
     
    Indonesia tidak meratifikasi FCTC, namun kebijakan seperti wacana kemasan rokok tanpa identitas merek. 

    “Presiden Prabowo bicara kedaulatan, tapi kebijakan seperti PP 28/2024 dan Rancangan Permenkes justru mengancam industri tembakau nasional,” kata Khoirul.
     
    Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, industri tembakau nasional berpotensi menjadi penyelamat. 

    Kontribusi industri tembakau nasional mencapai 4,22 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun 2024 mencapai Rp216,9 triliun.
     
    Selain dampak ekonomi, agenda lembaga asing ini juga merugikan masyarakat secara keseluruhan. 

     “Pemerintah harus berpikir adil, jangan mau disetir oleh asing dengan mengamini segala hal yang disampaikan oleh asing,” tegasnya.
     
    Khoirul mendorong pemerintah untuk memastikan keberlangsungan sektor industri tembakau nasional dan ekosistemnya, yang menyerap banyak tenaga kerja dari hulu hingga hilir. 

  • Negara Kaya Minyak Jatuh dalam Krisis, Presiden Sebut Darurat Ekonomi

    Negara Kaya Minyak Jatuh dalam Krisis, Presiden Sebut Darurat Ekonomi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Venezuela kembali masuk ke fase kritis dalam krisis ekonomi berkepanjangan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

    Pendapatan negara dari sektor minyak kembali anjlok akibat sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro atas dugaan kecurangan pemilu. Situasi ini diperparah dengan minimnya kapasitas pemerintah untuk mengambil kebijakan responsif, meskipun sempat mencicipi stabilitas ekonomi pascapandemi.

    Dilansir The Associated Press, Selasa (15/2025), kondisi memburuk begitu cepat sehingga Maduro pekan lalu mengumumkan keadaan darurat ekonomi. Ia mengirim dekrit ke Majelis Nasional-yang dikuasai partai berkuasa-untuk meminta kewenangan darurat guna menyusun langkah-langkah penyelamatan ekonomi.

    Di antaranya termasuk penghapusan sementara pajak, serta menetapkan mekanisme pembelian wajib produk dalam negeri untuk mendorong substitusi impor.

    Maduro menyebut kebijakan ini merupakan reaksi atas tarif global yang dipicu oleh kebijakan AS. Namun, para ekonom mencatat bahwa gejala kemerosotan sudah tampak jauh sebelum pengumuman tersebut.

    Dari Kebangkitan Ekonomi ke Jurang Inflasi

    Setelah pandemi Covid-19, Venezuela sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi. Pemerintah melonggarkan kontrol harga, memperbolehkan penggunaan dolar AS secara bebas, dan menyuntikkan jutaan dolar ke pasar valuta asing setiap pekan.

    Hal ini menghentikan hiperinflasi yang sempat menyentuh 130.000% pada 2018 dan membawa pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2022, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

    Ibukota Caracas pun terlihat hidup kembali. Toko barang impor, restoran, dan layanan digital seperti aplikasi ojek dan pesan-antar makanan tumbuh pesat. Di beberapa kawasan miskin, warga bahkan mulai membuka usaha kecil seperti gerobak hotdog dan warung makanan cepat saji.

    Namun, kemajuan itu ternyata hanya terpusat di Caracas. Wilayah lain seperti Maracaibo tetap tertinggal.

    “Kalau Anda lihat di jalan utama, banyak toko yang tutup,” kata Luis Medina, 21 tahun, sambil menunjuk deretan toko tutup di pusat kota Maracaibo. “Ada Subway yang tutup, di sebelahnya toko ponsel Movistar juga tutup. Di sebelahnya lagi restoran Argentina El Gaucho, juga tutup.”

    Inflasi Meledak, Daya Beli Terjun Bebas

    Kini, perbedaan tajam antara nilai tukar resmi dan pasar gelap membuat bisnis informal, seperti pasar tradisional tempat mayoritas warga membeli bahan pokok, memilih menggunakan kurs pasar gelap. Harga barang pun melambung, bahkan di toko-toko resmi seperti swalayan dan toko bangunan.

    Ekonom Pedro Palma memperkirakan inflasi Venezuela kini mencapai 180-200%. Ia memperingatkan bahwa daya beli masyarakat akan terus menurun karena gaji tidak sebanding dengan inflasi, bahkan dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja.

    “Kita menghadapi situasi yang benar-benar dramatis: di satu sisi inflasi melonjak, di sisi lain ada prospek resesi yang sangat signifikan,” ujar Palma.

    Kondisi ini juga berdampak pada kebijakan upah. Pemerintah hanya mampu memberikan gaji minimum sebesar US$1,65 per bulan, ditambah tunjangan bulanan sekitar US$100. Namun, perusahaan-perusahaan tak banyak yang membuka lowongan pekerjaan.

    Bahkan beberapa perusahaan mulai membayar pekerja dengan bolivar, mata uang lokal yang nilainya terus merosot, meningkatkan permintaan dolar di pasar gelap.

    Harapan yang Memudar, Migrasi yang Mandek

    Menjelang pemilu tahun lalu, banyak warga Venezuela mempertimbangkan untuk migrasi demi menyelamatkan ekonomi keluarga. Survei nasional menunjukkan bahwa seperempat warga berencana migrasi, sebagian besar karena alasan ekonomi.

    Namun kini, tren itu menurun. Pengetatan kebijakan imigrasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump, khususnya terhadap imigrasi ilegal, membuat banyak orang mengurungkan niat.

    Jonatan Urdaneta, sopir taksi yang selama dua tahun terakhir mengantar migran dari terminal bus Maracaibo ke perbatasan Kolombia, merasakan perubahan ini secara langsung. Dulu, ia bisa melakukan dua kali perjalanan pulang-pergi per hari, kini kadang satu hari pun tak ada penumpang.

    “Terus terang, keadaannya terlihat sangat suram,” kata Urdaneta, 27 tahun, berdiri di samping mobil Ford keluaran 1984 miliknya. “Semoga ini membaik, kalau Tuhan mengizinkan.”

    (luc/luc)

  • Apesnya Martin, Baru Sembuh Langsung Crash dan Cedera Lagi di MotoGP Qatar

    Apesnya Martin, Baru Sembuh Langsung Crash dan Cedera Lagi di MotoGP Qatar

    Jakarta

    Nasib apes menimpa pebalap Aprilia Jorge Martin. Baru pulih dari cedera dan bisa kembali ke lintasan MotoGP, Martin harus mengalami crash di seri perdananya musim ini di MotoGP Qatar. Gara-gara kecelakaan itu, juara MotoGP 2024 tersebut mengalami trauma dada dan menderita cedera enam patah tulang.

    MotoGP Qatar yang digelar di Sirkuit Lusail akhir pekan lalu seharusnya menjadi titik balik seorang Martin. Ya, pada seri itu menandai kembalinya Martin ke sirkuit balap usai dirinya absen pada tiga seri MotoGP 2025 yang sudah digelar (Thailand, Argentina, Amerika).

    Pada awal musim Martin mengalami menderita patah tulang dan cedera pada pergelangan tangan kirinya saat menjalani sesi latihan pada MotoGP Thailand. Gara-gara itu dia harus naik meja operasi dan menjalani pemulihan yang mengakibatkan harus absen pada tiga seri awal MotoGP musim ini.

    Jorge Martin di MotoGP Qatar 2025 Foto: dok. Aprilia

    Seiring berjalan waktu, cedera Martin mulai pulih dan timnya memberikan kesempatan kepada dirinya untuk turun di seri keempat yang berlangsung di Qatar. Adaptasi Martin sekembalinya dari cedera berjalan cukup baik. Martin berhasil menempati posisi ke-14 di sesi kualifikasi, tepat di bawah rekan setimnya, Marco Bezzecchi.

    Di sesi sprint race, Martin juga menampilkan performa impresif. Dia sempat berada di sekitar posisi 10 besar, tapi kemudian harus tercecer dan finis di urutan ke-16. Pebalap asal Spanyol itu pun mendapatkan 1 poin. Poin pertamanya musim ini.

    Petaka terjadi pada balap utama hari Minggu. Dikutip dari Crash, Martin terjatuh saat melewati tikungan cepat di tikungan 12 di tikungan kanan pada lap ke-14. Gara-gara itu, Martin disebut mengalami trauma dada dan harus dibawa ke rumah sakit.

    “Jorge Martin mengalami trauma dada, sang pebalap dalam keadaan sadar tanpa masalah dengan anggota tubuhnya. Dia mengalami memar tulang rusuk pada toraks kanan dengan pneumotoraks. Dia akan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani CT (scan) guna penyelidikan lebih mendalam,” tulis pernyataan Aprilia.

    Kabar terbaru dari Aprilia menyatakan Martin akan tetap berada di rumah sakit di Doha, Qatar, selama beberapa hari untuk perawatan paru-parunya yang mengalami kolaps.

    “Martin menjalani pemindaian CT yang menunjukkan peningkatan pneumotoraks, sehingga perlu dilakukan pemasangan drainase pada aspirasi. Pebalap tersebut harus tetap menjalani observasi selama beberapa hari di rumah sakit hingga pneumotoraksnya pulih,” sambung pernyataan Aprilia.

    Tim kemudian mengonfirmasi bahwa Martin juga didiagnosis dengan enam patah tulang rusuk. “Pemeriksaan akhir juga menunjukkan adanya enam patah tulang lengkung kosta posterior kanan, dari satu hingga enam,” tukasnya.

    (lua/dry)

  • Jack Miller Kasih Paham buat Orang yang Remehkan Bagnaia

    Jack Miller Kasih Paham buat Orang yang Remehkan Bagnaia

    Jakarta

    Jack Miller, rider Pramac Yamaha sekaligus mantan rekan setim Francesco Bagnaia menjadi saksi kehebatan Italiano itu. Performa Bagnaia memang tengah disorot. Bukan tanpa alasan, performa Bagnaia kalah dari Marc Marquez sejak dua awal balapan MotoGP 2025.

    Marc Marquez sudah mengantongi kemenangan MotoGP Thailand dan MotoGP Argentina 2025. Sayangnya, Marquez terjatuh selagi memimpin, sementara Bagnaia juara di MotoGP Amerika Serikat.

    Menurut Miller, Bagnaia itu pebalap yang sangat berbakat. Dengan performa Marquez yang langsung nyetel dengan tim pabrikan Ducati, orang-orang mulai meremehkan murid Valentino Rossi itu

    “Saya pikir orang-orang meremehkannya, saya tahu betul bagaimana keahliannya,” ucap Miller dikutip dari GPone, Kamis (10/4/2025).

    Menurut Miller, Bagnaia memang masih membuat beberapa kesalahan tapi dia bisa bersaing. Cara balapannya berbeda dari The Baby Allien.

    “Kemampuannya di motor sangat fenomenal. Dia melakukan hal-hal dengan cara halus, yang tidak Anda lihat, namun jika Anda mengenalnya. Cara dia masuk tikungan, sangat berbeda dengan Marc, setiap orang punya gaya uniknya sendiri.”

    “Dia melakukan hal di motor yang saya ingin lakukan, cara dia membelokkan motor dengan bahunya, dia menghilangkan risiko dan bisa menjaga (kondisi) ban. Cara dia melakukannya fenomenal, semua datang secara alami baginya, dia melakukannya dengan elegan. Saya tidak tahu bagaimana dia bisa berhasil tetapi itu indah untuk dilihat. Dia punya aura yang berbeda,” terang Miller.

    Jangan lupa, Bagnaia juga masih muda dengan dua gelar juara dunia MotoGP. Tahun lalu, Bagnaia juga hampir memenangkan gelar.

    “Dia kompetitif selama empat tahun saat terjadi perubahan di MotoGP. Sekarang ada perubahan lain dengan kehadiran Marquez, saya kira dia bakal bereaksi. Saat Pecco tidak menemukan dirinya dengan punggungnya ke dinding, itu adalah momen ketika dia mengeluarkan yang terbaik dari dirinya. Ini akan menjadi musim yang menarik, dan saya tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi,” terang Miller.

    Kini Alex Marquez memimpin klasemen usai mengumpulkan 87 poin, unggul satu angka dari Marc Marquez. Bagnaia memangkas jarak dengan Marquez bersaudara. Usai mengantongi 25 poin tambahan, pebalap Italia itu kini mengoleksi 75 poin.

    MotoGP 2025 akan berlanjut dengan mengambil tempat di Losail, Qatar.

    (riar/dry)

  • Tarif Trump Bikin China dan Eropa Panik Pindahkan Lapak

    Tarif Trump Bikin China dan Eropa Panik Pindahkan Lapak

    Jakarta

    “Pengurangan risiko, diversifikasi, dan mengarahkan ulang lokasi perdagangan” adalah sebuah mantra yang dahulu ditujukan untuk melawan cengkeraman Cina yang semakin kuat dalam perdagangan global.. Namun kini mantra itu justru digunakan untuk menghadapi Amerika Serikat.

    Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, yang kini mencapai angka mencengangkan sebesar 125% terhadap barang-barang buatan Cina, telah mengguncang pasar keuangan, mulai dari Sydney, Australia, hingga Sao Paolo, Brasil.

    Karena banyak barang Cina diproduksi khusus untuk pasar Amerika Serikat, para ekonom khawatir bahwa Cina akan kesulitan untuk menjual barang-barang tersebut ke konsumen domestik.

    Sebagai gantinya, Beijing tengah menata ulang strategi ekspornya, mengutamakan mitra dagang global lain demi meredam pukulan akibat menurunnya ekspor ke Amerika Serikat.

    Diana Choyleva, pendiri sekaligus kepala ekonom di Enodo Economics, sebuah lembaga riset berbasis di London, Inggris, yang berfokus pada Cina, meyakini bahwa Beijing akan berupaya meningkatkan ekspor ke negara-negara tetangganya di kawasan, termasuk mereka yang secara historis pernah berselisih.

    Cina mencoba merajut kembali hubungan dengan musuh lama

    “Pemulihan dialog ekonomi Beijing dengan Jepang baru-baru ini — yang pertama kali setelah enam tahun — dan Korea Selatan menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan regional tengah menilai ulang hubungan mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat,” ujar Choyleva kepada DW.

    “Meskipun Seoul membantah klaim media negara Cina tentang ‘respons bersama’ terhadap tarif AS, dimulainya kembali kerja sama ekonomi trilateral setelah bertahun-tahun hubungan yang tegang menunjukkan titik balik yang strategis,” imbuhnya.

    “[Para produsen Cina] akan mencari celah-celah kesempatan di Asia Tenggara yang sebelumnya mungkin tidak mereka investasikan waktu, tenaga dan uang di masa lalu karena mereka memiliki pasar Amerika yang menguntungkan yang menyerap semua yang mereka produksi,” ujar Kepala Kebijakan Perdagangan Hinrich Foundation yang bermarkas di Singapura, Deborah Elms.

    Eropa pun perlu mendiversifikasi perdagangan

    Meskipun diberi jeda selama 90 hari, Uni Eropa menghadapi ancaman tarif baru sebesar 20% terhadap ekspor senilai hingga €380 miliar ke Amerika Serikat.

    Para pengambil kebijakan di Brussels. Belgia, kini tengah menimbang langkah serupa seperti yang dilakukan Cina. Uni Eropa menyatakan rencananya untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik dan Selatan Global sebagai upaya menghadapi proteksionisme Amerika.

    Dalam kunjungan tiga harinya ke Vietnam pekan ini, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menegaskan bahwa Eropa harus menjelajahi pasar-pasar baru dan menyatakan bahwa pemerintahnya “sangat berkomitmen” untuk membuka Spanyol dan Eropa bagi lebih banyak perdagangan dengan Asia Tenggara.

    Namun analis kebijakan dari European Policy Centre (EPC), Varg Folkman, memperingatkan bahwa Eropa akan kesulitan menggantikan pasar ekspor lintas-Atlantik dengan pasar lain, karena ekonomi Amerika Serikat “lebih besar dan lebih makmur.”

    Folkman mencatat adanya “perlawanan kuat” di antara negara-negara anggota Uni Eropa terhadap perjanjian dagang baru, dan menyoroti kewaspadaan Prancis dalam membuka sektor pertaniannya terhadap Brasil dan Argentina dalam kesepakatan dagang Uni Eropa dengan Mercosur, blok regional Amerika Selatan.

    Kesepakatan tersebut memakan waktu 25 tahun untuk dinegosiasikan, namun hingga kini belum juga diratifikasi.

    “Perjanjian perdagangan memang kontroversial,” katanya kepada DW. “Mungkin akan sangat sulit untuk menerapkan yang baru, meskipun dengan urgensi yang kita saksikan saat ini.”

    Walau Uni Eropa dan Cina dapat saling meningkatkan perdagangan bilateral, para ekonom dan pembuat kebijakan juga khawatir Eropa akan kesulitan menghadapi pukulan ganda berupa lonjakan tarif AS dan persaingan dagang baru dengan Cina — ekonomi terbesar kedua di dunia.

    Kelebihan pasokan Cina mengancam pesaing di Eropa

    Dalam sebuah komentar yang dipublikasikan pekan ini, Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga pemikir di Washington, menulis bahwa “Tarif AS terhadap Cina kemungkinan besar akan mengarah pada pengalihan barang ekspor Cina ke Uni Eropa, yang akan memberikan tekanan tambahan pada produsen Eropa dan kemungkinan besar akan memicu tuntutan untuk respons proteksionis dari Brussels.”

    Uni Eropa telah lama menyuarakan keprihatinan atas besarnya subsidi negara yang diberikan kepada produsen Cina, yang memungkinkan mereka “membuang” barang dengan harga yang sangat murah ke pasar Eropa. Subsidi ini, bersama dengan biaya tenaga kerja yang rendah dan skala ekonomi yang besar, telah menekan para pesaing di Eropa, menyebabkan kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja yang signifikan.

    Kendaraan listrik (EV) adalah contoh terbaru. Berkat subsidi pemerintah, insentif pajak, dan pinjaman murah, merek-merek EV Cina seperti BYD, Nio, dan XPeng kini menyerbu pasar Uni Eropa dengan harga jauh lebih rendah dari pesaing lokalnya.

    Industri otomotif Eropa kini tengah menjalani restrukturisasi besar-besaran, mengancam penutupan pabrik, pengurangan kapasitas produksi, dan hilangnya puluhan ribu lapangan kerja — terutama di Jerman.

    Sementara Washington memberlakukan tarif 100% terhadap kendaraan listrik buatan Cina, yang secara efektif menutup pasar Amerika bagi para pembuat mobil Cina, tarif Uni Eropa bervariasi menurut produsen. Maksimalnya 35,3%, dan hanya 17% untuk BYD.

    Elms, dari Hinrich Foundation, meyakini akan terjadi “ledakan awal” barang-barang murah dari Asia ke berbagai penjuru dunia karena para produsen saat ini sedang “duduk di atas gunungan produk.”

    “Tapi mereka tidak akan terus memproduksi barang-barang yang tidak menghasilkan untung, jadi perusahaan-perusahaan Cina akan segera beralih untuk membuat produk lain. Kalau tidak, mereka akan gulung tikar,” tambahnya.

    Sistem peringatan dini baru dapat mencegah ‘dumping’

    Jörg Wuttke, mantan kepala raksasa industri Jerman BASF di Cina, memperingatkan akan datangnya “tsunami kapasitas berlebih” dari Cina ke Eropa — yang ia harapkan takkan memicu penghalang dagang baru dari Uni Eropa. Ia menyerukan perbaikan “komunikasi dan kepercayaan” antara Brussels dan Beijing guna menghindari gelombang dumping barang yang baru.

    Volkman, pakar kebijakan industri Eropa, meragukan bahwa Uni Eropa akan menerima distorsi perdagangan lebih lanjut tanpa perlawanan, dan mengatakan kepada DW: “Komisi Eropa telah memberi isyarat bahwa mereka akan mengawasi dengan ketat arus impor dan akan mengambil tindakan jika terjadi lonjakan dari Cina atau dari mana pun, yang memaksa mereka untuk bertindak.”

    Pada tahun 2023, Uni Eropa mengumumkan rencana pembentukan satuan tugas pengawasan impor guna memantau lonjakan tiba-tiba dalam arus barang masuk yang dapat mengancam industri dalam negeri. Sistem peringatan dini ini diciptakan sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk derisk dari Cina di tengah ketegangan geopolitik dan kekhawatiran atas praktik dumping.

    Namun demikian, ada pula kekhawatiran bahwa eksportir Asia lain — bahkan Amerika Serikat — bisa ikut membanjiri pasar Eropa dengan barang murah. Satuan tugas tersebut diharapkan mampu membuat Brussels bergerak lebih sigap dalam menghadapi ancaman dari berbagai penjuru, melalui penyelidikan antidumping, tarif, dan pembatasan sementara terhadap impor.

    Namun, langkah semacam itu kemungkinan akan memicu kritik, karena dianggap meniru kebijakan proteksionis Trump — suatu penyimpangan dari komitmen lama Uni Eropa terhadap perdagangan bebas, sekaligus memperlemah norma-norma Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan berisiko memperuncing ketegangan dagang global.

    *Artikel ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris.

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Daftar Lengkap Negara yang Kena Dampak Usai Jeda 90 Hari

    Jakarta: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengambil langkah tegas soal perdagangan internasional. Kali ini, ia mengumumkan jeda tarif selama 90 hari bagi sebagian besar negara kecuali kepada Tiongkok, yang justru mengalami kenaikan tarif signifikan.
     
    Melansir The Guardian, Kamis, 10 April 2025, kemarin Trump menaikkan tarif impor untuk produk dari Tiongkok dari 34 persen menjadi 125 persen.
     
    Sementara untuk negara lain yang belum menerapkan balasan terhadap tarif dari AS, akan diberikan penangguhan dan hanya dikenakan tarif sebesar 10 persen hingga bulan Juli.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa kenaikan tarif terhadap Tiongkok diambil karena “Saat Amerika Serikat diserang, Presiden Trump akan membalas dengan lebih keras,”
     

    Tarif awal vs tarif baru sementara
    Berikut daftar lengkap tarif yang awalnya diancamkan Trump dan tarif terbaru yang diperbarui per negara:

    Tiongkok: dari 34% menjadi 125%
    Uni Eropa: dari 20% menjadi 10%
    Vietnam: dari 46% menjadi 10%
    Taiwan: dari 32% menjadi 10%
    Jepang: dari 24% menjadi 10%
    India: dari 26% menjadi 10%
    Korea Selatan: dari 25% menjadi 10%
    Thailand: dari 36% menjadi 10%
    Swiss: dari 31% menjadi 10%
    Indonesia: dari 32% menjadi 10%
    Malaysia: dari 24% menjadi 10%
    Kamboja: dari 49% menjadi 10%
    Inggris Raya: tetap 10%
    Afrika Selatan: dari 30% menjadi 10%
    Brasil: tetap 10%
    Bangladesh: dari 37% menjadi 10%
    Singapura: tetap 10%
    Israel: dari 17% menjadi 10%
    Filipina: dari 17% menjadi 10%
    Chile: tetap 10%
    Australia: tetap 10%
    Pakistan: dari 29% menjadi 10%
    Turki: tetap 10%
    Sri Lanka: dari 44% menjadi 10%
    Kolombia: tetap 10%
    Peru: tetap 10%
    Nicaragua: dari 18% menjadi 10%
    Norwegia: dari 15% menjadi 10%
    Kosta Rika: tetap 10%
    Yordania: dari 20% menjadi 10%
    Republik Dominika: tetap 10%
    Uni Emirat Arab: tetap 10%
    Selandia Baru: tetap 10%
    Argentina: tetap 10%
    Ekuador: tetap 10%
    Guatemala: tetap 10%
    Honduras: tetap 10%
    Madagaskar: dari 47% menjadi 10%
    Myanmar: dari 44% menjadi 10%
    Tunisia: dari 28% menjadi 10%
    Kazakhstan: dari 27% menjadi 10%
    Serbia: dari 37% menjadi 10%
    Mesir: tetap 10%
    Arab Saudi: tetap 10%
    El Salvador: tetap 10%
    Pantai Gading: dari 21% menjadi 10%
    Laos: dari 48% menjadi 10%
    Botswana: dari 37% menjadi 10%
    Trinidad dan Tobago: tetap 10%
    Maroko: tetap 10%
    Aljazair: dari 30% menjadi 10%
    Oman: tetap 10%
    Uruguay: tetap 10%
    Bahamas: tetap 10%
    Lesotho: dari 50% menjadi 10%
    Ukraina: tetap 10%
    Bahrain: tetap 10%
    Qatar: tetap 10%
    Mauritius: dari 40% menjadi 10%
    Fiji: dari 32% menjadi 10%
    Islandia: tetap 10%
    Kenya: tetap 10%
    Liechtenstein: dari 37% menjadi 10%
    Guyana: dari 38% menjadi 10%
    Haiti: tetap 10%
    Bosnia dan Herzegovina: dari 35% menjadi 10%
    Nigeria: dari 14% menjadi 10%
    Namibia: dari 21% menjadi 10%
    Brunei: dari 24% menjadi 10%
    Bolivia: tetap 10%
    Panama: tetap 10%
    Venezuela: dari 15% menjadi 10%
    Makedonia Utara: dari 33% menjadi 10%
    Ethiopia: tetap 10%
    Ghana: tetap 10%
    Moldova: dari 31% menjadi 10%
    Angola: dari 32% menjadi 10%
    Republik Demokratik Kongo: dari 11% menjadi 10%
    Jamaika: tetap 10%
    Mozambik: dari 16% menjadi 10%
    Paraguay: tetap 10%
    Zambia: dari 17% menjadi 10%
    Libanon: tetap 10%
    Tanzania: tetap 10%
    Irak: dari 39% menjadi 10%
    Georgia: tetap 10%
    Senegal: tetap 10%
    Azerbaijan: tetap 10%
    Kamerun: dari 11% menjadi 10%
    Uganda: tetap 10%
    Albania: tetap 10%
    Armenia: tetap 10%
    Nepal: tetap 10%
    Sint Maarten: tetap 10%
    Pulau Falkland: dari 41% menjadi 10%
    Gabon: tetap 10%
    Kuwait: tetap 10%
    Togo: tetap 10%
    Suriname: tetap 10%
    Belize: tetap 10%
    Papua Nugini: tetap 10%
    Malawi: dari 17% menjadi 10%
    Liberia: tetap 10%
    British Virgin Islands: tetap 10%
    Afghanistan: tetap 10%
    Zimbabwe: dari 18% menjadi 10%
    Benin: tetap 10%
    Barbados: tetap 10%
    Monako: tetap 10%
    Suriah: dari 41% menjadi 10%
    Uzbekistan: tetap 10%
    Republik Kongo: tetap 10%
    Jibouti: tetap 10%
    French Polynesia: tetap 10%
    Cayman Islands: tetap 10%
    Kosovo: tetap 10%
    Curaçao: tetap 10%
    Vanuatu: dari 22% menjadi 10%
    Rwanda: tetap 10%
    Sierra Leone: tetap 10%
    Mongolia: tetap 10%
    San Marino: tetap 10%
    Antigua and Barbuda: tetap 10%
    Bermuda: tetap 10%
    Eswatini: tetap 10%
    Marshall Islands: tetap 10%
    Saint Pierre and Miquelon: tetap 10%
    Saint Kitts and Nevis: tetap 10%
    Turkmenistan: tetap 10%
    Grenada: tetap 10%
    Sudan: tetap 10%
    Turks and Caicos Islands: tetap 10%
    Aruba: tetap 10%
    Montenegro: tetap 10%
    Saint Helena: tetap 10%
    Kirgistan: tetap 10%
    Yaman: tetap 10%
    Saint Vincent and the Grenadines: tetap 10%
    Niger: tetap 10%
    Saint Lucia: tetap 10%
    Nauru: dari 30% menjadi 10%
    Equatorial Guinea: dari 13% menjadi 10%
    Iran: tetap 10%
    Libya: dari 31% menjadi 10%
    Samoa: tetap 10%
    Guinea: tetap 10%
    Timor Leste: tetap 10%
    Montserrat: tetap 10%
    Chad: dari 13% menjadi 10%
    Mali: tetap 10%
    Maladewa: tetap 10%
    Tajikistan: tetap 10%
    Cabo Verde: tetap 10%
    Burundi: tetap 10%
    Guadalaraja: tetap 10%
    Bhutan: tetap 10%
    Martinique: tetap 10%
    Tonga: tetap 10%
    Mauritania: tetap 10%
    Dominica: tetap 10%
    Micronesia: tetap 10%
    Gambia: tetap 10%
    Guyana Prancis: tetap 10%
    Christmas Island: tetap 10%
    Andora: tetap 10%
    Republik Afrika Tengah: tetap 10%
    Kepulauan Solomon: tetap 10%
    Mayotte: tetap 10%
    Anguilla: tetap 10%
    Cocos (Keeling) Islands: tetap 10%
    Eritrea: tetap 10%
    Cook Islands: tetap 10%
    Sudan Selatan: tetap 10%
    Comoros: tetap 10%
    Kiribati: tetap 10%
    São Tomé and Príncipe: tetap 10%
    Norfolk Island: tetap 10%
    Gibraltar: tetap 10%
    Tuvalu: tetap 10%
    British Indian Ocean Territory: tetap 10%
    Tokelau: tetap 10%
    Guinea-Bissau: tetap 10%
    Svalbard and Jan Mayen: tetap 10%
    Heard and McDonald Islands: tetap 10%
    Réunion: tetap 10%

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Ini Titik Kelemahan Motor Honda di MotoGP Sekarang

    Ini Titik Kelemahan Motor Honda di MotoGP Sekarang

    Jakarta

    Romano Albesiano, Direktur Teknis Honda mengungkap titik terlemah motor RC213V yang perlu dikembangkan. Sejauh ini, Honda terlihat mulai bangkit dibandingkan tahun lalu.

    Perkembangan motor Honda juga gara-gara Albesiano, Direktur Teknis yang dibajak dari Aprilia. Dia mulai bekerja sejak awal tahun 2025.

    Direktur teknis baru dari tim Eropa, dari Italia, menjadi sinyal perubahan pola pikir yang besar Honda untuk kembali ke puncak MotoGP.

    Kemajuan mereka musim ini jelas terlihat, dengan Johann Zarco dari LCR duduk di peringkat keenam klasemen MotoGP setelah tiga putaran.

    Performa yang menjanjikan tidak hanya datang dari Zarco yang merupakan pembalap andalan Honda di tahun 2024. Zarco, Joan Mir, dan Marini semuanya masuk dalam 10 besar di grand prix Argentina. Pebalap tim pabrikan Luca Marini juga finis di posisi 10 besar pada balapan terakhir di MotoGP Amerika.

    Albesiano bilang mesin Honda sekarang kalah kencang dari Ducati.

    “Mesin adalah titik terlemah saat ini, jika kami memiliki kecepatan tertinggi yang lebih tinggi, para rider akan lebih mudah dalam balapan,” kata Albesiano dikutip dari Sky Italia, Selasa (8/4/2025).

    Albesiano bersama timnya sedang berjuang keras untuk merebut kembali kejayaan Honda di masa lalu.

    “Saya merasa nyaman di sini, ini adalah konteks yang berbeda dari Aprilia,” katanya.

    Bahkan Honda ditinggal pebalap andalannya. Cedera Marc Marquez pada Juli 2020 menandai perubahan negatif bagi raksasa Jepang itu. Setelahnya Honda juga tak bisa mengejar ketertinggalan dari pabrikan lain. Marc Marquez akhirnya memilih pindah ke Ducati.

    Kepergian Marc Marquez merupakan kemunduran bagi HRC, namun pabrikan dengan kekuatan sebesar itu tidak dapat bergantung pada seorang pebalap.

    (riar/dry)

  • Toyota Mau Tambah Model Mobil Listrik Jadi 15, Produksi Ditarget 1 Juta Unit!

    Toyota Mau Tambah Model Mobil Listrik Jadi 15, Produksi Ditarget 1 Juta Unit!

    Jakarta

    Toyota berencana untuk menambah lini produk mobil listriknya menjadi 15 model. Produksi mobil listrik itu pun ditarget mencapai 1 juta unit.

    Toyota bakal lebih agresif merambah pasar mobil listrik murni bertenaga baterai. Kabarnya, Toyota akan menambah lini model mobil listrik jadi 15 pada tahun 2027, demikian diberitakan Nikkei Asia.

    Ke-15 model mobil listrik itu tak hanya merek Toyota. Beberapa merek di bawah naungan Toyota seperti Lexus juga masuk dalam daftar pengembangan model mobil listrik baru. Selain penambahan model, produksi mobil listrik juga mau digenjot. Toyota menargetkan bisa memproduksi 1 juta unit mobil listrik per tahun di waktu yang sama.

    Meski begitu, jenama asal Jepang tersebut enggan berkomentar lebih lanjut dengan mengatakan bahwa informasi tersebut bukanlah resmi dikeluarkan perusahaan. Toyota saat ini sudah memiliki lima model mobil listrik yang dikembangkan secara internal. Namun mobil listrik itu hanya diproduksi untuk pasar China dan Jepang.

    Adapun dengan penambahan model sekaligus memperluas pasar ke Amerika Serikat, Thailand, dan Argentina dipercaya dapat membantu melindungi nilai tukar terhadap risiko tarif dan valuta asing, sekaligus memangkas waktu pengiriman.

    Penjualan mobil listrik Toyota tercatat mengalami peningkatan 34 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 140 ribu unit terjual. Meski meningkat, nyatanya angka tersebut masih tertinggal jauh dari BYD.

    Mengutip Electrek, penjualan mobil listrik BYD dalam sebulan justru jauh melampaui penjualan mobil listrik Toyota dala setahun. Sebagai gambaran, BYD menjual 166 ribu unit mobil listrik bulan lalu. Sementara pada kuartal pertama tahun 2025, BYD mencatatkan 416.388 unit mobil listrik. Bisakah Toyota mengimbanginya dengan serangkaian model listrik terbaru dalam beberapa tahun ke depan? Bisa iya bisa tidak, tentu jawabannya bisa diketahui setelah mobil listrik dijual di pasaran.

    Sebagai informasi tambahan, di pasar AS, Toyota baru akan memulai produksi SUV listrik tiga barisnya di Kentucky dan Indiana pada tahun 2026. Toyota juga akan mendatangkan baterai dari fasilitas barunya. Kemudian di Eropa, akan ada tiga SUV listrik baru Toyota termasuk bZ4X versi terbaru, C-HR+, dan Urban Cruiser. C-HR+ akan diproduksi mulai September di Jepang.

    Generasi terbaru mobil listrik Lexus juga dijadwalkan mulai pada tahun 2027 di pabrik Tahara. Pada tahun yang sama, Subaru juga akan menghadirkan SUV listrik baru yang dikembangkan bareng Toyota di pabrik Yajima. SUV listrik ini kabarnya akan dikirim ke Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan beberapa pasar global lainnya.

    Di Thailand, Toyota kabarnya akan memproduksi pikap listrik Hilux untuk berhadapan langsung dengan BYD Shark. Sementara di China, Toyota belum lama ini merilis mobil listrik paling murah bZ3X. Mobil listrik ini cukup sukses menarik minat warga di Negeri Tirai Bambu. Menurut Toyota, server mereka sempat error setelah menerima 10.000 pesanan dalam waktu satu jam.

    (dry/din)