Negara: Argentina

  • India Siap Buka Lagi Ekspor Gandum setelah Tiga Tahun Pembatasan, Bakal Masuk Indonesia?

    India Siap Buka Lagi Ekspor Gandum setelah Tiga Tahun Pembatasan, Bakal Masuk Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA — India sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan ekspor gandum setelah lebih dari tiga tahun pembatasan, didorong oleh pasokan domestik yang melimpah dan prospek panen yang kuat.

    Kementerian Urusan Konsumen, Pangan, dan Distribusi Publik disebut telah mengusulkan agar ekspor produk berbasis gandum, seperti tepung gandum (wheat flour) dan semolina, kembali diizinkan.

    Sumber Bloomberg yang meminta identitasnya dirahasiakan, karena diskusi bersifat tertutup, menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan dan Industri India kemungkinan akan mengambil langkah lanjutan dan menerbitkan keputusan untuk mengizinkan ekspor awal sebanyak 1 juta ton gandum.

    Hingga saat ini, kedua kementerian tersebut belum memberikan komentar resmi kepada Bloomberg.

    Prospek panen melimpah, terutama setelah musim hujan terbaik dalam lima tahun terakhir, ikut memperkuat argumen untuk mencabut pembatasan ekspor. Industri pangan domestik India juga mendorong pemerintah agar kembali masuk ke pasar internasional demi memanfaatkan momentum permintaan global.

    Pertimbangan India untuk membuka kembali keran ekspor produk gandum, yang sebelumnya dibatasi sejak 2022, muncul bersamaan dengan pembicaraan dagang bersama Amerika Serikat—setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif 50% terhadap produk India.

    Kedua negara itu kini berupaya meredakan ketegangan dagang, dengan Washington mendorong India agar membuka pasar pertaniannya bagi produk AS.

    Presiden Trump menyatakan bahwa dia mungkin akan memangkas tarif barang asal India pada waktunya, dan menambahkan bahwa AS sudah ‘cukup dekat’ mencapai kesepakatan dagang baru dengan New Delhi.

    Sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia, kembalinya India ke pasar ekspor berpotensi memperbaiki pasokan global dan membantu negara-negara yang bergantung pada impor, baik di Asia, Afrika, dan Timur Tengah melalui penurunan harga pangan.

    Indonesia turut tercatat sebagai salah satu negara yang mengimpor gandum dari India. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor biji gandum dan meslin dari India mencapai 318,5 ton pada 2021 atau senilai US$101 juta atau sekitar Rp1,44 triliun (asumsi kurs JISDOR Rp14.278 per dolar AS pada 31 Desember 2021).

    Impor gandum dari India kemudian melejit pada 2022, menjadi 908,1 ton atau senilai US$361,8 juta. Mengacu pada kurs JISDOR 30 Desember 2022 yakni Rp15.592 per dolar AS, nilai impor pada tahun itu setara Rp5,64 triliun.

    Setelah pembatasan ekspor gandum berlaku, catatan impor gandum Indonesia dari India langsung menjadi nol pada 2023 dan 2024 dalam data BPS.

    Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara yang banyak memasok gandum ke Indonesia di antaranya Australia, Kanada, Ukraina, Argentina, dan Rusia.

    Pada 2022 atau terakhir kali impor gandum tercatat, India menempati peringkat keempat penyuplai gandum terbanyak untuk Indonesia, setelah Australia (4.192 ton), Argentina (1.469 ton), dan Kanada (1.322 ton).

  • Menyamai Trofi Piala Dunia Milik Messi Tidak Akan Menentukan Warisan Saya

    Menyamai Trofi Piala Dunia Milik Messi Tidak Akan Menentukan Warisan Saya

    JAKARTA – Cristiano Ronaldo mengatakan kepada Piers Morgan bahwa warisannya tidak akan ditentukan oleh apakah ia memenangi Piala Dunia atau tidak.

    Peraih Ballon d’Or lima kali ini telah mencetak 952 gol dalam kariernya dan merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam sepak bola internasional pria dengan 143 gol.

    Piala Dunia ialah satu-satunya trofi utama yang belum diraihnya dalam karier gemilangnya.

    “Jika Anda bertanya kepada saya, Cristiano, apakah memenangi Piala Dunia adalah sebuah mimpi? Tidak, itu bukan mimpi,” kata Ronaldo dalam cuplikan wawancara dengan Piers Morgan.

    Pemain 40 tahun ini menganggap tidak adil jika satu turnamen saja menentukan karier seorang pemain.

    “Menentukan apa?” Menentukan apakah saya salah satu yang terbaik dalam sejarah, memenangi satu turnamen, (dari) enam pertandingan, tujuh pertandingan. Menurut Anda itu adil?” kata kapten Al Nassr itu.

    Ronaldo, yang memenangi empat dari lima gelar Liga Champions bersama Real Madrid, terus-menerus dibandingkan dengan Lionel Messi sepanjang kariernya.

    Mantan bintang Barcelona, ​​Messi, peraih rekor Ballon d’Or delapan kali, baru-baru ini mengatakan bahwa mengangkat Piala Dunia 2022 bersama Argentina setelah beberapa kali gagal ialah impian hidupnya.

    Ronaldo telah meraih banyak prestasi bersama Timnas Portugal. Ia memimpin Portugal meraih kejayaan di Euro 2016 dan meraih gelar perdana UEFA Nations League tiga tahun kemudian serta sekali lagi pada musim panas ini.

    Ia adalah satu-satunya pemain yang telah tampil di enam Euro dan merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah turnamen tersebut dengan 14 gol.

    Ronaldo menegaskan tidak ada perdebatan tentang siapa yang terbaik dalam sejarah.

    “Apakah Messi lebih baik dari saya? Saya tidak setuju. Saya tidak ingin rendah hati,” kata Ronaldo.

    Ronaldo diperkirakan akan menjadi kapten Portugal jika mereka lolos ke Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

    Ini akan menandai turnamen pertama Portugal tanpa Diogo Jota, yang meninggal dunia pada Juli 2025 dalam kecelakaan di Spanyol.

    Meskipun Ronaldo tidak menghadiri pemakaman Jota, ia merasa hancur atas kepergian mendadak penyerang Liverpool tersebut.

    “Saya tidak percaya ketika mereka mengirimi saya pesan-pesan itu. Saya banyak menangis. Itu adalah momen yang sangat sulit bagi semua orang, bagi negara, bagi keluarga, bagi teman, bagi rekan satu tim.”

    “Hancur. Itu adalah berita yang sangat, sangat menyedihkan,” kata Ronaldo.

  • Susah Tidur Gara-gara Bulan Purnama, Begini Penjelasan Ilmiahnya

    Susah Tidur Gara-gara Bulan Purnama, Begini Penjelasan Ilmiahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pernah merasa sulit tidur meski sudah mematikan lampu, menurunkan suhu kamar, dan tidak minum kopi sore hari? Ini bisa jadi karena saat itu sedang terjadi fenomena bulan purnama atau full moon.

    Fenomena ini ternyata bukan sekadar sugesti saja, sebab sejumlah penelitian ilmiah mengungkap kemungkinan hubungan antara fase bulan dan kualitas tidur manusia.

    Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Swiss pada 2013 menemukan bahwa saat bulan purnama, aktivitas otak dalam fase tidur dalam menurun hingga 30%. Peserta juga butuh waktu lima menit lebih lama untuk tertidur, dan durasi tidur mereka berkurang sekitar 20 menit. Selain itu, kadar melatonin, hormon yang membantu tubuh rileks dan tertidur, turun lebih rendah dari biasanya.

    “Kita tahu bahwa cahaya, baik buatan maupun alami, bisa menekan produksi melatonin. Jadi sangat mungkin cahaya bulan memiliki efek alami yang membuat seseorang lebih terjaga,” ujar Dr. Alex Dimitriu, pakar psikiatri dan pengobatan tidur, dikutip dari Menlo Park Psychiatry and Sleep Medicine.

    Penelitian lanjutan di Swiss terhadap 47 orang dewasa sehat juga menunjukkan hasil serupa. Peserta tidur 25 menit lebih sedikit saat bulan purnama. Menariknya, pria cenderung lebih terpengaruh dibanding wanita, dengan waktu tidur berkurang sekitar 50 menit.

    Meski demikian, hasil riset lain di Hungaria justru menemukan sebaliknya, yakni wanita lebih sering mengalami gangguan tidur saat bulan purnama.

    Para ilmuwan menilai, perbedaan hasil ini bisa terjadi karena sebagian penelitian dilakukan di laboratorium tidur, yang suasananya dapat memengaruhi kenyamanan peserta.

    Untuk mengatasi hal itu, peneliti dari University of Washington melakukan studi lapangan terhadap masyarakat di tiga komunitas di Argentina, dari kota hingga desa tanpa listrik, serta ratusan mahasiswa di Seattle.

    Hasilnya ternyata cukup konsisten, di semua lokas, orang cenderung tidur lebih sedikit dan butuh waktu lebih lama untuk tertidur pada malam-malam menjelang bulan purnama.

    Para peneliti menduga fenomena ini merupakan sisa adaptasi evolusi manusia. Saat bulan sedang terang, nenek moyang manusia kemungkinan tetap terjaga lebih lama untuk berburu, bekerja, atau bersosialisasi di bawah cahaya alami.

    Namun, di masyarakat modern, cahaya buatan seperti lampu atau layar gawai diperkirakan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pola tidur dibanding cahaya bulan.

    “Jika bulan purnama bisa mengurangi waktu tidur hingga satu jam, maka efek layar ponsel yang terang di depan wajah kita mungkin jauh lebih besar,” ujar Dimitriu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mantan Presiden Argentina Cristina Kembali Diadili Atas Kasus Suap

    Mantan Presiden Argentina Cristina Kembali Diadili Atas Kasus Suap

    Jakarta

    Mantan presiden Argentina Cristina Kirchner kembali diadili atas kasus dugaan menerima suap jutaan dolar. Dia saat ini tengah menjalani hukuman tahanan rumah selama enam tahun atas kasus penipuan.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/11/2025), Kirchner, seorang tokoh dominan dan kontroversial dalam politik Argentina selama lebih dari dua dekade, menjabat dua periode dari tahun 2007-2015. Dia telah dihukum atas skema penipuan yang melibatkan proyek-proyek publik di Patagonia yang diduga menguntungkan sekutu.

    Kirchner, 72 tahun, semula merupakan ibu negara dari tahun 2003-2007, ketika mendiang suaminya, Nestor Kirchner, menjabat sebagai presiden.

    Perempuan itu menggantikan suaminya setelah masa jabatannya berakhir. Dia kemudian menjabat sebagai wakil presiden untuk Alberto Fernandez dari tahun 2019 hingga 2023, ketika President Javier Milei menjabat.

    Kirchner dituduh memimpin sebuah perusahaan kriminal yang menerima suap dari para pengusaha sebagai imbalan atas pemberian kontrak-kontrak negara.

    Delapan puluh tujuh orang didakwa dalam kasus ini, termasuk seorang mantan menteri dan beberapa menteri junior.

    Skandal yang disebut “buku catatan” ini bermula dari catatan yang disimpan oleh seorang sopir pemerintah tentang suap tunai, yang ia klaim telah disalurkan dari para pengusaha kepada pejabat pemerintah antara tahun 2003-2015.

    Kirchner ditempatkan dalam tahanan rumah dengan monitor pergelangan kaki elektronik pada bulan Juni lalu, setelah dinyatakan bersalah atas “pemerintahan yang curang” sebagai presiden. Dia menegaskan bahwa ia adalah korban dari upaya pengadilan yang bermotif politik.

    Tidak jelas apakah ia akan hadir di persidangan terbaru ini melalui konferensi video dari rumahnya di Buenos Aires, ibu kota Argentina.

    Ia menghadapi ancaman hukuman antara enam dan 10 tahun penjara, jika terbukti bersalah di akhir persidangan yang diperkirakan akan berlangsung lama.

    Pengacaranya meragukan kredibilitas catatan-catatan dalam buku catatan sopir tersebut, dengan mengatakan bahwa catatan-catatan tersebut telah diubah lebih dari 1.500 kali.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Mantan Pebalap MotoGP Sebut Rossi Bukan Korban Sepang Clash

    Mantan Pebalap MotoGP Sebut Rossi Bukan Korban Sepang Clash

    Jakarta

    Rivalitas Valentino Rossi vs Marc Marquez kembali jadi pembicaraan usai MotoGP merilis dokumenter “Sepang Clash”. Salah satu mantan pebalap MotoGP, Marco Melandri menilai Rossi adalah pelaku, bukan korban dari insiden tersebut.

    “Ini memalukan karena mereka berhasil membuat dia (Rossi) tampak seperti korban, padahal menurut saya, dia yang bersalah,” ucap Melandri dikutip dari Marca.

    Insiden panas di Grand Prix Malaysia 2015 itu telah memecah belah opini penggemar balap motor selama bertahun-tahun.

    “Bagi banyak orang, kisah ini dimulai dan berakhir di Malaysia. Namun kenyataannya, kisah ini dimulai jauh lebih awal. Di Argentina, perubahan arah Valentino menjadi sangat jelas ketika ia menyalip Marquez, dan itu bukanlah awal musim yang baik bagi hubungan mereka,” kata Melandri.

    Seperti disinggung sebelumnya, MotoGP Argentina 2015 menjadi permulaan konflik itu terjadi. Rossi menang duel lawan Marquez hingga pembalap asal Spanyol itu terjatuh dan gagal finis.

    Rupanya aksi salip menyalip antara keduanya masih terus berlanjut di Assen, Belanda. Baik Rossi dan Marquez saling menempel satu sama lain. Namun, di tikungan akhir Sirkuit Assen, Marquez ‘mendorong’ Rossi hingga ke luar lintasan. The Doctor berhasil mengalahkan Marquez setelah ‘memotong’ jalur di tikungan terakhir usai bersenggolan.

    Bagi Melandri, sikap Rossi dinilai kurang tepat sebagai pebalap senior, 100 persen disengaja. Melandri merujuk pada rekaman yang menunjukkan Rossi berulang kali memperlambat laju motor dan menoleh ke arah Marquez sebelum akhirnya terjadi kontak.

    “Hal yang sama terjadi di Belanda dan kemudian di Malaysia. Valentino memperlambat lajunya dua atau tiga kali dan menatap Marquez. Valentino merupakan ikon MotoGP dunia, menurut saya seharusnya tidak melakukan hal seperti itu. Itu 100 persen disengaja,” kata Melandri.

    Sekadar mengingatkan, Rossi terlibat konflik dengan Marc Marquez saat melakoni balapan di Sepang, Malaysia 2015 silam. Insiden tersebut kemudian familiar disebut ‘Sepang Clash’.

    Kala itu Rossi tengah bersaing ketat dengan Lorenzo untuk menjadi juara dunia MotoGP 2015. Tapi, Rossi merasa telah diusik oleh Marc Marquez saat membalap di Sirkuit Sepang, Malaysia.

    Rossi merasa Marquez selalu menguntit di belakangnya dengan jarak yang amat mepet. Rossi akhirnya benar-benar bersenggolan dengan Marquez di sebuah tikungan, sehingga membuat Marquez jatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan.

    “Untuk sekali ini, ketika Valentino berada di bawah tekanan, dia juga kehilangan kendali dan membuat kesalahan. Cukup lihat kembali rekaman video: tepat sebelum menendang Márquez, garpu depan motornya lurus karena dia melepaskan rem dan membuka gas tepat untuk memastikan dia keluar dari lintasan dan menabraknya dengan keras,” tegas Melandri.

    Rossi lalu dijatuhi hukuman start dari posisi terakhir di seri MotoGP Valencia. Kendati start dari posisi 26, Rossi bisa merangsek hingga posisi depan dan berhasil finis di posisi keempat.

    Capaian itu belum cukup bagi Rossi untuk mengunci gelar juara dunia, karena Lorenzo berhasil menjuarai seri balap di Sirkuit Valencia ini, dan membuatnya memuncaki klasemen akhir MotoGP 2015, dengan selisih 15 poin.

    (riar/rgr)

  • FIFA Resmi Tolak Banding FAM terkait Pemalsuan Pemain Naturalisasi

    FIFA Resmi Tolak Banding FAM terkait Pemalsuan Pemain Naturalisasi

    JAKARTA – FIFA resmi mengumumkan penolakan terhadap banding yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Banding tersebut dilayangkan terkait pemalsuan pemain naturalisasi.

    “Setelah menganalisis pengajuan banding dan melakukan sidang, Komite Banding memutuskan untuk menolak banding tersebut,” demikian pernyataan resmi Komite Banding FIFA dikutip pada Selasa, 4 November 2025.

    Bukan cuma menolak, Komite Banding FIFA juga mengonfirmasi hukuman kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi yang dianggap melakukan pemalsuan dokumen tidak berubah.

    Penolakan banding diputuskan lantaran tempat lahir kakek dan nenek dari tujuh pemain itu dinyatakan berbeda.

    FAM mengklaim lokasi lahir di wilayah Malaysia, sedangkan berdasarkan dokumen FIFA tempat lahirnya tersebar di Spanyol, Argentina, Brasil, hingga Belanda.

    Dari keputusan terbaru, FIFA juga menjatuhi denda sebesar 350 ribu Swiss franc (setara Rp7,3 miliar) untuk FAM yang dianggap bersalah dalam melakukan proses naturalisasi di luar regulasi.

    “FAM dan para pemain telah diinformasikan tentang ketentuan keputusan tersebut hari ini.”

    “Mereka memiliki waktu 10 hari untuk meminta penjelasan atas keputusan tersebut. Setelah pemberitahuan ini, para pihak memiliki waktu 21 hari untuk mengajukan banding di hadapan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS),” demikian lanjutan keterangan FIFA tersebut.

    Sebelumnya, FIFA menghukum tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia dengan denda 2.000 Swiss franc (setara Rp41,8 juta) serta larangan bermain 12 bulan.

    Ketujuh pemain yang dihukum ialah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.

  • Yuan Geser Dolar dalam Perdagangan China Meski Ada Tantangan

    Yuan Geser Dolar dalam Perdagangan China Meski Ada Tantangan

    Jakarta

    Upaya Cina untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat mulai terlihat selama krisis keuangan global 2008–2009.

    Bank Sentral Cina (PBOC) meluncurkan skema uji coba pada Juli 2009 untuk pertama kalinya menyelesaikan perdagangan lintas batas dalam yuan, atau renminbi. Ini adalah respons atas kebijakan pencetakan uang agresif Federal Reserve AS, yang mengancam nilai aset asing Beijing senilai USD1,9 triliun (sekitar Rp31,7 kuadriliun).

    Program percobaan tersebut memicu kampanye selama 16 tahun yang kini membuat yuan digunakan untuk membayar 30% dari perdagangan barang global Cina senilai USD6,2 triliun (sekitar Rp103,6 kuadriliun). Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bank Sentral Cina, Zhu Hexin, dalam sebuah konferensi ekonomi pada Juni.

    Jika menghitung semua pembayaran lintas batas, termasuk pembelian obligasi dan investasi asing, pangsa yuan melonjak menjadi 53%, melampaui perdagangan dolar Cina untuk pertama kalinya pada tahun 2023.

    Menurut SWIFT, jaringan pesan global yang digunakan bank untuk menyelesaikan pembayaran internasional, yuan sempat mengalahkan euro sebagai mata uang kedua paling banyak digunakan dalam pembiayaan perdagangan global pada tahun lalu. Meskipun pangsa pasarnya hanya 5,8%, jauh di bawah dominasi dolar AS yang mencapai 82%, ini merupakan pencapaian bagi mata uang yuan.

    Pangsa yuan dalam cadangan mata uang global juga mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal kedua tahun ini sebesar 2,4%, kata Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober.

    Peran yuan di kancah global semakin berkembang, tapi dengan batasan

    Di saat negara-negara BRICS di kawasan Global Selatan baru-baru ini menjajaki alternatif selain dolar AS, termasuk usulan mata uang bersama, Cina mengambil pendekatan yang lebih pragmatis. Cina secara bertahap memperkuat peran yuan dalam perdagangan global sambil terus mempertahankan kontrol atas pertukaran mata uang.

    Jika Beijing mengizinkan yuan digunakan di pasar keuangan global untuk aliran modal, investasi, dan instrumen keuangan, serta untuk perdagangan, Otero-Iglesias mengatakan hal itu akan mengurangi kendali Partai Komunis Cina atas sistem kredit domestiknya.

    “Beijing percaya bahwa keuangan harus menjadi pelayan, bukan tuan, dari ekonomi riil,” tambahnya.

    Berita utama sering menggambarkan kenaikan yuan baru-baru ini sebagai tantangan langsung terhadap dominasi dolar. Selama hampir 80 tahun, dolar menjadi mata uang cadangan global dan masih digunakan dalam lebih dari 58% transaksi internasional dan cadangan devisa.

    Namun, Dan Wang, Direktur Cina di konsultan risiko politik Eurasia Group, melihat kenyataan yang lebih realistis.

    “Beijing tidak pernah menyebutnya sebagai dedolarisasi,” kata Wang kepada DW.

    “Deskripsi yang lebih akurat tentang niat Cina adalah regionalisasi yuan (ke kawasan Global Selatan).”

    Selama tiga tahun terakhir, Cina telah memanfaatkan pengaruh ekonomi yang besar dan dampak geopolitik dari perang Ukraina untuk mendapatkan kesepakatan energi dan komoditas yang menguntungkan. Kesepakatan tersebut antara lain diskon besar dari Rusia dengan semakin banyak transaksi diselesaikan dalam yuan.

    “Seiring waktu, terutama ketika Cina memiliki kekuatan tawar-menawar, mereka dapat meminta rasio yang lebih tinggi (untuk perdagangan dalam yuan). Itulah yang sudah dilakukan oleh perusahaan milik Cina dengan pemasok komoditas asing,” kata Wang.

    Peran kunci yuan dalam pembiayaan utang

    Salah satu pilar utama upaya Beijing untuk meningkatkan penggunaan yuan adalah pinjaman luar negeri, yang mengintegrasikan mata uang Cina ke dalam struktur utang negara-negara berkembang.

    Cadangan devisa yuan bank-bank Cina, seperti pinjaman, simpanan, dan obligasi, telah meningkat empat kali lipat menjadi USD480 miliar (Rp8,03 kuadriliun) dalam lima tahun. Menurut Financial Times, ini menunjukkan porsi yang semakin besar dari total pinjaman luar negeri Cina sebesar sekitar USD1 triliun (Rp16,72 kuadriliun) melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).

    Dengan suku bunga yuan 200–300 basis poin di bawah tingkat dolar, harian bisnis tersebut mencatat bahwa Kenya, Angola, dan Ethiopia telah mengubah utang dolar lama mereka menjadi yuan tahun ini. Sementara itu, Indonesia, Slovenia, dan Kazakhstan kini menerbitkan obligasi dalam mata uang Cina.

    Di luar perdagangan dan pinjaman, Beijing telah membangun garis pertahanan ketiga, yaitu sistem keuangan terpisah yang dapat beroperasi secara independen dari sistem yang didominasi dolar. Pusatnya alah CIPS, sistem pembayaran antarbank lintas batas Cina, yang menawarkan alternatif bagi SWIFT dalam transaksi internasional.

    Di pusat keuangan utama seperti Singapura, London, dan Frankfurt, pusat kliring yuan telah dibuka. PBOC juga sedang menguji coba yuan digital, mata uang digital bank sentral (CBDC). Dengan akses yang diperluas ke lebih dari 20 negara, yuan digital siap untuk lebih mempermudah pembayaran lintas batas dan mengurangi ketergantungan pada bank-bank Barat.

    “Ini bisa menjadi sarana lain bagi Cina untuk menginternasionalkan mata uangnya dengan menjadi pionir di garis depan uang digital negara,” kata Otero-Iglesias kepada DW.

    Cina juga telah menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan lebih dari 50 negara. Perjanjian ini memungkinkan bank sentral untuk menukar mata uang lokal mereka dengan yuan sesuai permintaan, memberikan perlindungan kritis bagi negara-negara seperti Rusia dan Iran terhadap sanksi AS yang telah memblokir akses ke dolar.

    Perjanjian ini juga menjadi berkah bagi negara-negara yang bergantung pada perdagangan dan investasi Cina, seperti Argentina, Pakistan, dan Turki.

    Beijing mempertahankan kendali ketat atas yuan

    Berbeda dengan mata uang Barat, yuan tetap dikelola secara ketat oleh Beijing dan tidak dapat ditukar secara bebas dengan mata uang lain tanpa pengawasan pemerintah.

    Sistem kredit domestik Cina masih didominasi oleh bank-bank milik negara yang berada di bawah pengawasan politik. Beijing khawatir jika membiarkan aliran uang masuk dan keluar negara tanpa batasan, dapat membuat mata uang Cina rentan terhadap serangan spekulatif dan pengaruh asing lainnya. Oleh karena itu, kemampuan konversi penuh tetap tidak mungkin.

    “Beijing tidak akan mengambil pendekatan liberal,” kata Otero-Iglesias kepada DW. “Internasionalisasi yuan akan mengikuti logika komando dan kontrol Partai Komunis Cina.”

    Namun, tanpa kemampuan konversi penuh, yuan tidak mungkin menjadi mata uang keuangan dominan yang digunakan untuk investasi global dan sebagai cadangan. Memang, strategi hati-hati Beijing mungkin membatasi sejauh mana yuan dapat berkembang.

    Upaya untuk memperluas perdagangan berbasis yuan juga menghadapi hambatan dari ketidakseimbangan ekonomi Cina sendiri. Permintaan domestik melemah, dengan konsumen dan bisnis mengurangi pengeluaran, sebagian karena krisis properti yang semakin parah.

    Pabrik-pabrik Cina memproduksi lebih dari yang dibutuhkan negara, sehingga Beijing harus lebih bergantung pada ekspor untuk mendorong perekonomiannya. Tanpa permintaan asing yang konsisten, akibat perang tarif Presiden AS Donald Trump, pertumbuhan perdagangan yang menggunakan yuan dapat terhenti.

    “Pertumbuhan harus datang dari luar negeri,” kata Wang dari Eurasia Group. “Artinya, perdagangan global kini menjadi lebih penting bagi Cina.”

    Jika Cina menuntut agar lebih banyak transaksi diselesaikan dalam mata uangnya sendiri, mitra dagang harus bersedia menerimanya, yang menurut analis akan memerlukan kepercayaan yang lebih besar, lembaga yang transparan, dan ekonomi yang lebih kuat.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Algadri Muhammad

    Editor: Melisa Lolindu

    Tonton juga Video Trump Ancam Tarif 150% ke BRICS: Mereka Coba Hancurkan Dolar AS!

    (ita/ita)

  • Pemilu Belanda, Rob Jetten Berpeluang Jadi Perdana Menteri Gay Pertama dan Termuda

    Pemilu Belanda, Rob Jetten Berpeluang Jadi Perdana Menteri Gay Pertama dan Termuda

    JAKARTA – Rob Jetten, politisi muda berusia 38 tahun, berpeluang mencatat sejarah sebagai perdana menteri gay pertama dan termuda di Belanda. Partainya, D66 (Demokrat 66), memimpin hasil sementara pemungutan suara nasional, mengungguli Partai Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders.

    Menurut kantor berita Belanda ANP, hingga malam 31 Oktober 2025, D66 unggul dengan selisih 14.081 suara atas PVV. Kedua partai diperkirakan sama-sama akan meraih sekitar 26 kursi dari total 150 kursi parlemen.

    ANP menyebut hasil ini sebagai kemenangan dramatis bagi Jetten, yang dinilai sulit disaingi oleh lawan politiknya. Hasil resmi pemilu akan diumumkan oleh Dewan Pemilihan Belanda pada 7 November 2025. Namun, Jetten sudah menyatakan kemenangan dengan alasan rakyat membutuhkan kepastian politik segera.

    “Rakyat Belanda menuntut kami segera bekerja,” ujar Rob Jetten.

    Jetten menilai pesan optimisme dan kampanye positif yang ia usung menjadi kunci kemenangan D66. Ia juga menyindir gaya politik populis Geert Wilders yang dikenal anti-Islam dan antiimigrasi.

    “Kita telah menunjukkan kepada Eropa dan dunia bahwa gerakan populis bisa dikalahkan dengan pesan positif,” kata Jetten.

    Mantan menteri pertahanan Belanda dan anggota D66 Kajsa Ollongren, memuji Jetten sebagai salah satu politisi paling berbakat di negeri itu.

    “Saya yakin jika kami menang, dia akan menyatukan negara dan membalikkan spiral negatif yang diciptakan Wilders,” ujarnya.

    Sementara itu, Geert Wilders menuding Jetten terlalu cepat menyatakan kemenangan. “Komisi Pemilihan Umum yang memutuskan, bukan ANP. Sungguh arogan jika tidak menunggu,” tulis Wilders di platform X.

    Jika resmi terpilih, Rob Jetten akan menjadi perdana menteri termuda dan gay pertama dalam sejarah Belanda. Meski begitu, orientasi seksualnya disebut tidak memainkan peran besar dalam kampanye politiknya.

    Belanda dikenal sebagai negara pertama di dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis 25 tahun lalu dan memiliki perlindungan kuat terhadap hak-hak LGBT+.

    Di luar politik, Jetten dikenal publik karena kisah cintanya dengan atlet hoki Argentina Nicolas Keenan yang menjadi viral di TikTok pada 2021. Keduanya bertunangan dan berencana menikah pada Agustus 2026.

    Dalam kampanyenya, Jetten mengusung pesan persatuan dan kerja sama lintas partai. Ia menyerukan agar politisi berhenti memperuncing perpecahan dan fokus menyelesaikan persoalan nasional secara kolektif.

  • Daftar 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2025

    Daftar 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan inflasi global masih belum merata, dan segelintir negara masih harus berjuang melawan pertumbuhan harga yang luar biasa tinggi yang didorong oleh pelemahan mata uang, tekanan fiskal, dan kerapuhan ekonomi struktural.

    Dari Afrika hingga Amerika Selatan, inflasi telah mengikis daya beli dan menguji respons kebijakan, dengan beberapa negara masih mencatat tingkat inflasi dua bahkan tiga digit pada 2025.

    Venezuela, di Amerika Selatan, seharusnya berada di peringkat pertama dengan tingkat inflasi 172%, tetapi data terbaru yang tersedia hanya mencakup April 2025, sehingga tidak termasuk dalam daftar.

    Meskipun banyak negara maju telah mengalami penurunan inflasi, beberapa negara berkembang juga masih terjebak dalam siklus harga tinggi, mata uang yang tidak stabil, dan rantai pasokan yang rapuh.

    Mengutip Riset Nairametrics terhadap data terbaru yang tersedia, sebagian besar berasal dari kantor statistik masing-masing negara, menunjukkan bahwa negara-negara seperti Venezuela, Sudan Selatan, dan Sudan memimpin dunia dengan tingkat inflasi di atas 80%, yang menggarisbawahi ketidakseimbangan makroekonomi dan tantangan tata kelola yang terus berlanjut.

    Berikut adalah negara-negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia.

    10. Angola – 18,2% (September 2025, Afrika)

    Tingkat inflasi tahunan Angola mencapai 18,2% pada September 2025, mencerminkan moderasi yang stabil dari tingkat inflasi yang tinggi yang tercatat pada tahun 2024. 

    Menurut data dari Institut Statistik Nasional (INE) dan Bank of Angola, penurunan ini menandai kemajuan dalam upaya disinflasi negara tersebut, yang didukung oleh kebijakan moneter yang lebih ketat dan stabilitas nilai tukar yang relatif.

    Stabilitas kwanza (AOA) yang membaik sejak akhir 2024 juga telah memperlambat inflasi impor, terutama pada kategori makanan dan bahan bakar yang sebelumnya mendorong lonjakan harga.

    Namun, kerentanan struktural, seperti ketergantungan yang tinggi pada impor, produksi domestik yang terbatas, dan paparan terhadap fluktuasi harga minyak, terus memberikan tekanan mendasar pada harga.

    Untuk mendorong kemajuan, Angola mungkin perlu mempertahankan manajemen moneter yang bijak, memperkuat transparansi fiskal, dan berinvestasi dalam produksi domestik untuk mengurangi ketergantungan impor. 

    Reformasi berkelanjutan juga diperlukan untuk membangun kepercayaan investor dan meningkatkan produktivitas pertanian dapat membantu melindungi perekonomian dari guncangan eksternal dan mempertahankan stabilitas harga dalam jangka menengah.

    9. Malawi – 28,7% (September 2025, Afrika)

    Inflasi Malawi naik menjadi 28,7% pada September 2025, naik dari 28,2% pada Agustus, menurut Badan Pusat Statistik. Faktor pendorong utamanya adalah kenaikan harga pangan dan bahan bakar, depresiasi mata uang, dan gangguan rantai pasokan. Ketergantungan pada barang impor dan tingginya biaya transportasi terus memperkuat tekanan inflasi.

    Untuk menstabilkan kwacha Malawi (MWK) perlu manajemen moneter yang bijak, meningkatkan hasil pertanian, dan mengatasi hambatan struktural di sektor energi dan logistik dapat membantu. Disiplin fiskal yang ketat dan penargetan inflasi yang kredibel dapat memulihkan stabilitas secara bertahap.

    8. Argentina – 31,8% (September 2025, Amerika Selatan)

    Inflasi Argentina sedikit melambat menjadi 31,8% pada September 2025 dari sekitar 33,6% pada Agustus, menurut data Instituto Nacional de Estadística y Censos (INDEC). 

    Meskipun lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, inflasi tetap menjadi masalah kronis yang berakar pada ketidakseimbangan fiskal dan kredibilitas moneter yang lemah.

    Defisit pemerintah yang besar yang dibiayai melalui pinjaman bank sentral, peso Argentina yang terdepresiasi (ARS$), dan ekspektasi inflasi yang terus-menerus terus memicu kenaikan harga.

    Konsolidasi fiskal, rencana disinflasi yang kredibel, dan pemulihan otonomi bank sentral menjadi langkah penting. Manajemen nilai tukar yang konsisten dan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekspor dapat membantu mengendalikan ekspektasi dan menstabilkan peso.

    7. Haiti – 31,9% (September 2025, Amerika Utara)

    Inflasi Haiti mencapai 31,9% pada September 2025, di tengah ketidakstabilan politik, tantangan keamanan, dan rantai pasokan yang rapuh. 

    Depresiasi gourde Haiti (HTG) terhadap dolar AS dan tingginya biaya impor pangan serta bahan bakar telah menyebabkan harga konsumen terus naik. Kelemahan struktural, terbatasnya produksi lokal, infrastruktur yang buruk, dan seringnya gangguan perdagangan memperkuat inflasi impor.

    Lingkungan politik dan keamanan yang stabil menjadi syarat penting untuk perbaikan ekonomi Haiti. Memperkuat pengelolaan mata uang, meningkatkan produktivitas pertanian, dan berinvestasi dalam transportasi dan logistik pasar, semuanya dapat membantu menurunkan inflasi secara berkelanjutan. 

    6. Zimbabwe – 32,7% (Oktober 2025, Afrika)

    Tingkat inflasi tahunan Zimbabwe mencapai 32,7% pada Oktober 2025, menurut laporan yang mengutip Badan Statistik Nasional Zimbabwe (ZimStat). Zimbabwe mengalami perubahan inflasi tahunan (YoY) bulanan paling dramatis, turun tajam dari 82,7% pada September 2025 menjadi 32,7% pada Oktober 2025.

    Meskipun ini menandai perbaikan dari episode hiperinflasi dalam beberapa tahun terakhir, inflasi tetap tinggi karena ketidakstabilan mata uang dan terbatasnya kepercayaan terhadap mata uang domestik, Zimbabwe Gold (ZWG) yang diperkenalkan pada April 2024 oleh Bank Sentral Zimbabwe (RBZ) untuk menggantikan dolar Zimbabwe (ZWL) yang sedang melemah.

    Ketergantungan yang terus-menerus pada impor, ketidakseimbangan moneter, dan kapasitas produksi yang lemah terus memicu volatilitas harga.

    Untuk memperkuat reformasi moneter, khususnya rasionalisasi mata uang, Zimbabwe perlu meningkatkan manufaktur domestik, dan memulihkan transparansi fiskal. Membangun kepercayaan investor dan memperluas investasi produktif juga dapat memoderasi inflasi jangka panjang.

    5. Turki – 33,29% (September 2025, Asia/Eropa)

    Inflasi Turki tetap tinggi di angka 33,29% per September 2025, naik dari 32,95% pada Agustus, mencerminkan pelemahan mata uang yang berkelanjutan dan kebijakan moneter yang tidak lazim sebelumnya yang mempertahankan suku bunga tetap rendah meskipun harga melonjak.

    Depresiasi lira Turki (TRY) telah meningkatkan biaya barang impor secara signifikan, terutama energi dan pangan. Permintaan domestik, yang didorong oleh dukungan fiskal dan ekspansi kredit, juga terus menekan harga.

    Komitmen yang kredibel terhadap pengetatan moneter, yang didukung oleh bank sentral independen, dapat membantu memulihkan kepercayaan dan memperkuat lira. Kehati-hatian fiskal, reformasi struktural, dan upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri juga penting untuk semakin menstabilkan lintasan inflasi.

    4. Burundi – 36,9% (September 2025, Afrika)

    Inflasi Burundi mencapai 36,9% pada September 2025, sedikit meningkat dari 36,6% pada Agustus, yang sebagian besar didorong oleh biaya pangan dan transportasi, menurut kantor statistik nasional. 

    Tekanan tersebut mencerminkan depresiasi nilai tukar, tingginya harga impor, dan lemahnya produksi pangan domestik akibat cuaca yang tidak menentu dan terbatasnya infrastruktur. Seperti banyak negara berpenghasilan rendah, Burundi juga menghadapi kendala fiskal dan moneter yang membatasi kemampuannya untuk menahan lonjakan harga.

    Untuk memperkuat ekonominya, perlu meningkatkan produktivitas pertanian, memperbaiki infrastruktur transportasi, dan mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat. Memperkuat pengelolaan mata uang dan mengurangi ketergantungan impor, terutama untuk pangan dan bahan bakar, juga akan meredakan tekanan harga.

    3. Iran – 38,9% (Oktober 2025, Asia)

    Tingkat inflasi Iran mencapai 38,9% pada Oktober 2025, melonjak dari 37,5% pada September, menurut Pusat Statistik Iran. Tekanan inflasi berasal dari defisit fiskal, volatilitas mata uang, dan dampak sanksi internasional yang membatasi akses terhadap valuta asing. 

    Depresiasi Rial Iran (IRR) yang terus-menerus dan tingginya biaya impor terus mengikis daya beli rumah tangga. Otonomi bank sentral yang lemah dan monetisasi defisit telah membuat inflasi tetap tinggi.

    Memperkuat independensi bank sentral, membangun kembali penyangga valuta asing, dan konsolidasi fiskal secara bertahap akan menjadi langkah yang krusial. Terobosan yang meringankan sanksi eksternal atau memulihkan pendapatan ekspor minyak yang stabil juga dapat membantu menstabilkan rial dan meredam inflasi.

    2. Sudan – 83,47% (September 2025, Afrika)

    Inflasi di Sudan sudah turun menjadi 83,47% pada September 2025 dari sekitar 156,3% pada April 2025, sebagaimana dilaporkan oleh Sudan Tribune, mengutip statistik resmi. 

    Meskipun mengalami penurunan, inflasi tetap sangat tinggi, didorong oleh pasokan uang yang ekspansif, depresiasi nilai tukar, dan distorsi struktural di pasar pangan dan energi. Konflik dan fragmentasi kebijakan selama bertahun-tahun juga telah melemahkan kapasitas produksi. Kekurangan pasokan dan implementasi kebijakan yang tidak menentu terus menghambat stabilitas.

    Membangun kembali kerangka moneter yang stabil, mengendalikan pertumbuhan pasokan uang, dan meningkatkan produksi serta logistik pangan domestik akan membantu menurunkan harga. Stabilisasi nilai tukar dan konsistensi kebijakan kelembagaan merupakan kunci untuk memulihkan kepercayaan investor.

    1. Sudan Selatan – 107,9% (September 2025, Afrika)

    Inflasi Sudan Selatan masih termasuk yang tertinggi secara global, mencapai 107,9% pada September 2025, sedikit turun dari sekitar 112,6% tahun sebelumnya. 

    Perekonomiannya masih terus berjuang dengan nilai tukar yang fluktuatif, koordinasi kebijakan yang lemah, dan ketergantungan yang besar pada pendapatan minyak yang berfluktuasi seiring dengan harga global.

    Depresiasi tajam pound Sudan Selatan (£SSP) telah membuat biaya impor tetap tinggi, sementara gangguan pada jaringan transportasi dan pasokan mendorong kenaikan harga pangan dan bahan bakar. Ketidakpastian politik dan defisit fiskal yang terus-menerus semakin mempersulit upaya untuk menstabilkan harga.

    Membangun disiplin fiskal yang lebih kuat di sekitar pendapatan minyak, meningkatkan infrastruktur dan logistik perbatasan, serta mengadopsi kebijakan nilai tukar yang lebih kredibel dapat membantu mengendalikan inflasi seiring waktu. Mendorong produksi dalam negeri juga dapat mengurangi tekanan dari sisi penawaran.

  • Penampakan Makhluk Misterius di Antartika, Berani Lihat?

    Penampakan Makhluk Misterius di Antartika, Berani Lihat?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penampakan aneh di Antartika kembali membuat warganet heboh. Sosok besar berwarna putih muncul dari balik gumpalan es dan disebut menyerupai manusia raksasa.

    Banyak yang mengaitkannya dengan legenda “Ningen” makhluk misterius yang dipercaya berkelana di perairan kutub selatan. Hingga kini, belum ada penjelasan ilmiah yang pasti tentang keberadaannya, namun kisahnya terus memicu rasa penasaran dan ketakutan bagi siapa pun yang berani menelusurinya.

    Kisah tentang Ningen pertama kali terdengar pada 1992. Saat itu, kapal nelayan Cile tengah melintas di Selat Drake, kawasan di ujung selatan Argentina yang berdekatan dengan Antartika.

    Seorang pelaut muda yang sedang merokok di sisi kapal melihat bayangan gelap di bawah air yang perlahan naik ke permukaan. Dalam hitungan detik, sosok itu mendekat dan memiliki kulit putih pucat, dua sirip besar, dan kepala menyerupai manusia. Ketakutan, pelaut itu berteriak menyebutnya sebagai monster laut, namun makhluk itu langsung menyelam kembali ke kedalaman samudra.

    Kru kapal lain menganggap pelaut itu berhalusinasi dan mengatakan kemungkinan besar ia hanya melihat paus pembunuh yang muncul untuk bernapas. Sepuluh tahun kemudian, pada 2002, kisah serupa muncul dari tim ekspedisi Jepang yang tengah meneliti wilayah es di Antartika.

    Foto: Ningen (Tangkapan Layar/Ist)
    Ningen (Tangkapan Layar/Ist)

    Ketika badai salju menerjang, para peneliti terpaksa bertahan di dalam kamp. Tiba-tiba, mereka merasakan getaran kuat dari bawah lapisan es, seolah sesuatu berukuran raksasa tengah bergerak mendekat.

    “Saya melihat sosok besar samar di antara kabut dan salju. Bentuknya mirip manusia, dengan tinggi lebih dari 30 meter,” ungkap salah satu anggota tim ekspedisi.

    Makhluk itu tampak tertarik pada cahaya dari kamp, lalu perlahan bergerak mengitarinya. Para peneliti panik dan segera mematikan semua sumber cahaya. Dalam gelap gulita, sosok humanoid itu terus berputar seakan mencari sesuatu, sebelum akhirnya menghilang setelah sepuluh menit.

    Setibanya di Jepang, tim menyerahkan foto dan video yang diduga merekam keberadaan makhluk aneh itu. Sebagian besar data disimpan sebagai dokumen rahasia, namun beberapa potongan gambar sempat bocor ke internet.

    Fenomena ini kemudian dilaporkan oleh majalah MU Jepang pada November 2007. Artikel tersebut membahas kemungkinan adanya makhluk tak dikenal hidup di Antartika.

    Beberapa orang bahkan mengklaim menemukan bentuk Ningen lewat citra satelit di Google Maps, meski sebagian ahli menyebutnya hanya ilusi optik dari formasi es atau lumba-lumba yang salah dikenali. Hingga kini, Ningen tetap menjadi salah satu misteri paling menakutkan dari benua es.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]