Negara: Arab Saudi

  • Arab Saudi Rujuk dengan Iran, PM Israel Peringatkan Hal Ini

    Arab Saudi Rujuk dengan Iran, PM Israel Peringatkan Hal Ini

    Yerusalem

    Rujuknya hubungan Arab Saudi dan Iran menyentak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu pun memperingatkan pemerintahan Saudi bahayanya menghidupkan kembali hubungan dengan Iran.

    “Mereka yang bermitra dengan Iran bermitra dengan kesengsaraan. Lihatlah Lebanon, lihat Yaman, lihat Suriah, lihat Irak,” katanya kepada Hadley Gamble CNBC dalam sebuah wawancara Rabu, menekankan bahwa 95% masalah di Timur Tengah berasal dari Iran. dilansir CNBC, Minggu (23/4/2023).

    Detente antara Saudi dan Iran yang ditengahi oleh China itu memberikan pukulan bagi kampanye diplomatik Netanyahu untuk mengejar isolasi politik Teheran. Ini juga secara prospektif menghambat upaya Israel untuk menormalisasi hubungan dengan Riyadh, salah satu negara Arab terkaya dan paling berpengaruh serta pendukung sejarah Palestina.

    Sebagai informasi, hubungan antara Saudi dan Iran telah dilanjutkan ke titik di mana Presiden Iran Ebrahim Raisi mengundang Raja Salman bin Abdulaziz untuk mengunjungi Iran.

    “Saya pikir itu mungkin lebih berkaitan dengan keinginan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik yang telah berlangsung lama di Yaman. Saya pikir Arab Saudi, pemimpin di sana, tidak memiliki ilusi tentang siapa musuh mereka, dan siapa teman mereka,” tutur Netanyahu.

    Pukulan kebijakan luar negeri itu datang pada saat Netanyahu tengah menghadapi ketegangan domestik atas perombakan yudisialnya yang kontroversial dan serangan baru-baru ini terhadap dugaan infrastruktur yang berbasis di Lebanon milik kelompok militan Hamas yang didanai Iran-yang oleh Israel dan AS ditetapkan sebagai organisasi teroris. Sebelumnya, rekaman pasukan Israel memukuli jemaah di masjid al-Aqsa Yerusalem selama bulan suci Ramadhan juga menuai kecaman internasional, termasuk dari Arab Saudi.

    Perjanjian Saudi-Iran juga menandai terobosan bagi China-sekutu utama Iran dan mitra dagang utama Arab Saudi-yang semakin berupaya memposisikan dirinya sebagai mediator diplomatik dalam politik global dan secara inklusif telah diminta oleh para pemimpin Eropa untuk menggunakan kebijakannya kepada Rusia untuk membantu menyelesaikan perang di Ukraina. Namun, rencana perdamaian 12 poin Beijing untuk Ukraina, yang diperkenalkan pada peringatan satu tahun konflik, belum mendapatkan daya tarik.

    “Saya tidak mengetahui adanya tawaran khusus semacam ini. Dengar, kami menghormati China, kami banyak berurusan dengan China. Tetapi kami juga tahu bahwa kami memiliki aliansi yang sangat diperlukan dengan sahabat baik kami, Amerika Serikat,” kata Netanyahu.

    Israel ingin berdamai dengan Arab Saudi. Simak di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Saat Kecaman Dunia ke Israel Usai Serangan ke Masjid Al-Aqsa’:

  • Arab Saudi Evakuasi 91 Warganya dan Sejumlah Pejabat Asing dari Sudan

    Arab Saudi Evakuasi 91 Warganya dan Sejumlah Pejabat Asing dari Sudan

    Khartum

    Sudan tengah dilanda pertempuran besar-besaran usai adanya upaya kudeta. Arab Saudi bergerak cepat dengan mengevakuasi warganya.

    Dilansir AFP, Minggu (23/4/2023), evakuasi itu dilakukan oleh angkatan laut kerajaan Saudi dengan didukung unsur militer lainnya. Tidak hanya warga Saudi, sejumlah diplomat dan pejabat asing turut diamankan.

    Dari data sementara, ada 91 warga Saudi dan sekitar 66 warga asing yang dievakuasi. 66 warga asing itu berkebangsaan Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, Tunisia, Pakistan, India, Bulgaria, Bangladesh, Filipina, Kanada, hingga Burkina Faso.

    Pejabat asing itu termasuk “diplomat dan pejabat internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi tanpa memberikan rincian identitas.

    Kementerian Luar Negeri Saudi menyebut pihaknya “bekerja untuk menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan warga negara asing” sebelum keberangkatan mereka ke negara masing-masing.

    Televisi Al-Ekhbariya milik pemerintah Saudi merilis beberapa video kapal perang yang berisi warga Saudi mendekati pelabuhan Jeddah pada hari Sabtu (22/4). Warga Saudi itu kemudian diterima oleh pejabat dan sejumlah tentara dengan membagikan permen.

    Wanita dan anak-anak yang memegang bendera Saudi juga terlihat turun dari salah satu kapal.

    (isa/isa)

  • Upaya Kudeta di Sudan Picu Pertempuran, Ini 6 Hal yang Diketahui

    Upaya Kudeta di Sudan Picu Pertempuran, Ini 6 Hal yang Diketahui

    Jakarta

    Upaya kudeta di Sudan terjadi di wilayah ibu kota, di Khartoum. Pihak paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengklaim telah menguasai istana kepresidenan dan bandara Khartoum. Akibatnya sejumlah warga tewas dan terluka.

    Simak sederet hal yang diketahui sejauh ini terkait adanya upaya kudeta di Sudan, yang dirangkum detikcom pada Minggu (16/4/2023) berikut ini:

    Upaya Kudeta di Sudan: Tentara vs Paramiliter RSF

    Dilansir AFP, upaya kudeta di Sudan memicu adanya pertempuran. Peristiwa kudeta yang terjadi antara tentara Sudan dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pecah pada Sabtu (15/4/2023).

    Paramiliter sendiri mengklaim telah menguasai istana kepresidenan, bandara Khartoum, dan fasilitas vital lainnya. Pihak tentara Sudah membantah klai tersebut, pihaknya mengklaim mereka telah melancarkan serangan udara dan ‘menghancurkan’ dua pangkalan RSF di Khartoum.

    Ledakan aksi kekerasan terjadi dalam minggu-minggu ini seiring dengan perselisihan antara pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan dan orang nomor dua, komandan RSF, Hamdan Daglo. Diketahui Daglo berencana mengintegrasikan tentara RSF ke dalam tentara reguler.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia “sangat prihatin” dan mendesak kedua belah pihak untuk “segera menghentikan kekerasan”.

    Pertempuran Dipicu Upaya Kudeta di Sudan | Foto: REUTERS/MOHAMED NURELDIN ABDALLAHDampak Kudeta di Sudan Picu Pertempuran Berdarah

    Upaya kudeta di Sudan mengakibatkan terjadinya berbagai ledakan dan tembakan di jalan-jalan. Jet tempur berterbangan di langit-langit Sudan. Jendela-jendela dan gedung-gedung apartemen berguncang karena pertempuran itu.

    Jumlah Korban Warga-Pejuang: 56 Tewas, 595 Luka

    Dilansir Reuters, Minggu (16/4/2023), dalam insiden bentrok yang dipicu upaya kudeta di Sudan tersebut, dilaporkan puluhan pejuang dan warga sipil tewas. Persatuan Dokter Sudan melaporkan sedikitnya 56 warga sipil tewas dan 595 orang, termasuk pejuang, terluka.

    Selain itu, puluhan personel militer juga tewas, katanya tanpa memberikan jumlah spesifik karena kurangnya informasi langsung dari banyak rumah sakit tempat para korban itu dirawat. Data korban sejauh ini, sejak pertempuran meletus pada Sabtu.

    Pesawat Arab Saudi Diserang, Penumpang Dievakuasi

    Seperti dilansir Reuters, Minggu (16/4/2023), imbas adanya kudeta di Sudan maskapai Arab Saudi turut diserang. Penyerangan itu terjadi pada Sabtu (15/4/2023) dan berlangsung selama bentrokan terjadi.

    Penumpang, awak dan para staf pesawat Saudi tersebut pun dipindahkan dari bandara ke Kedutaan Saudi di Ibu Kota Khartoum. Penerbangan ke dan dari Sudan juga ditangguhkan sampai pemberitahuan lanjutan.

    Maskapai penerbangan Arab Saudi, Saudia ‘terkena kerusakan akibat tembakan’. Warga setempat, Bakry (24) yang bekerja di bagian pemasaran, mengatakan penduduk Khartoum ‘belum pernah melihat yang seperti ini’. Asap hitam menyelimuti langit Sudan.

    “Orang-orang ketakutan dan berlari pulang. Jalan-jalan kosong dengan sangat cepat,” kata Bakry.

    Pertempuran Dipicu Upaya Kudeta di Sudan | Foto: REUTERS/MOHAMED NURELDIN ABDALLAHKondisi Terkini Pertempuran di Sudan Masih Terjadi

    Dilansir Reuters, militer Sudan meluncurkan serangan udara di pangkalan pasukan paramiliter RSF di dekat ibu kota Sudan, Khartoum, sebagai bentuk penegasan kembali kendali atas negara pada Minggu (16/4/2023), menyusul bentrokan yang dipicu upaya kudeta.

    Para analis menilai Militer dan RSF berkekuatan 100.000 orang, telah bersaing memperebutkan kekuasaan ketika faksi-faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi setelah kudeta militer di Sudan tahun 2021 lalu.

    Lebih lanjut, pada dini hari di Minggu pagi, seorang saksi mata mendengar suara tembakan artileri berat melintasi Khartoum, Omdurman dan Bahri di dekatnya, dan juga terdengar suara tembakan di kota Laut Merah Port Sudan, di mana tidak ada laporan pertempuran sebelumnya.

    Kemlu Pastikan Tak Ada WNI di Sudan Jadi Korban

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban pertempuran yang dipicu upaya kudeta di Sudan. Diketahui baku tembak terjadi pada sejumlah titik di kota Khartoum.

    “Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa dimaksud. Tercatat terdapat sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan,” kata Dirjen PWNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Minggu (15/4/2023).

    Judha memastikan KBRI Khartoum-Sudan terus memantau situasi dan memberikan imbauan ke masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. WNI yang ada di lokasi konflik tersebut juga diminta menjauhi titik-titik rawan yang ada.

    (wia/idn)

  • Ulah Pendeta Hindu di India Hasut Pengikut Merebut Ka’bah

    Ulah Pendeta Hindu di India Hasut Pengikut Merebut Ka’bah

    Jakarta

    Seorang pendeta Hindu di India bikin geger dengan pernyataannya terkait umat Islam. Dia menghasut pengikutnya untuk merebut Ka’bah yang ada di Mekah, Arab Saudi.

    Dilansir media online, muslimmirror.com, Rabu (12/4/2023), pendeta Hindu yang kontroversial di India itu bernama Yati Narsinghanand. Dia dikenal sebagai pendeta Hindu yang kerap melontarkan pidato bernada kebencian terhadap umat Muslim dan ajaran Islam.

    Yati Narsinghanand yang dikenal sebagai pendeta kuil Hindu Dasna di Ghaziabad dan anggota sayap kanan Hindu yang terkemuka di India, sudah sejak lama dikenal karena komentar-komentar anti-Islam yang dilontarkannya. Hindutva Watch yang memantau serangan terhadap kelompok minoritas keagamaan India, mengunggah video pidato Narsinghanand via akun Twitternya.

    Hindutva Watch menyebut Narsinghanand menyampaikan pidato kebencian terhadap umat Islam saat menghadiri Hindu Jagruti Samelan. Dalam pidatonya itu, Narsinghanand menyerukan pengikutnya untuk mengambil sikap terhadap umat Muslim.

    Dia menghasut mereka untuk merebut ‘Mekah, tempat yang diduga sebagai lokasi kuil Mahadev’ berada.

    Heboh pendeta Hindu di India, Yati Narsinghanand Saraswati, memerintahkan jemaahnya agar menyerang Makkah dan merebut Kakbah. Foto: Istimewa

    “Hindu Rashtra adalah sebuah impian, kita tidak hanya akan merebut tapi juga Mekah … Sungai Gangga Mahadev mengalir dalam bentuk Zam Zam di sana,” ucap Narsinghanand dalam pidatonya.

    “Jika kalian tidak merebut Makkeshwar Mandir (merujuk pada Ka’bah), tidak ada kekuatan di Bumi yang bisa mengalahkan Islam,” cetus Narsinghanand kepada para pengikutnya.

    Laporan muslimmirror.com juga menyebut sejumlah pejabat Partai Bharata Janata (BJP) yang berkuasa di India memiliki hubungan dekat dengan Narsinghanand. Para pejabat BJP di India itu secara aktif mempromosikan dan mendukung Narsinghanand.

    Salah satu pejabat BJP juga pernah meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk mencapai tujuan Narsinghanand, yakni ‘menghapus Islam dan umat Muslim dari muka Bumi ini’.

    Pidato kebencian yang disampaikan Narsinghanand itu bukanlah yang pertama kali. Tahun lalu, Narsinghanand bersama sejumlah penyebar kebencian sempat ditangkap pihak berwenang karena menyampaikan pidato kebencian dalam acara Hindu Mahapanchayat.

    Pidatonya saat itu menyatakan ’50 persen umat Hindu akan berpindah agama’ dalam waktu 20 tahun jika seorang Muslim menjadi Perdana Menteri (PM) di India.

    (haf/haf)

  • Polisi Israel Serang Jemaah di Masjid Al-Aqsa, Arab Saudi Mengecam!

    Polisi Israel Serang Jemaah di Masjid Al-Aqsa, Arab Saudi Mengecam!

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi mengecam keras tindakan polisi Israel yang disebut melakukan serangan ‘terang-terangan’ terhadap para jemaah di dalam Masjid Al-Aqsa saat bulan suci Ramadan. Kepolisian Israel sebelumnya beralasan menyebut para personelnya masuk ke dalam Masjid Al-Aqsa untuk mengusir ‘para penghasut’.

    Seperti dilansir Al Arabiya News, Rabu (5/4/2023), kecaman itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan yang dirilis Rabu (5/4) waktu setempat, setelah bentrokan terbaru dilaporkan terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina yang juga jemaah Masjid Al-Aqsa.

    Disebutkan Kementerian Luar Negeri Saudi bahwa pihaknya ‘mengikuti dengan kekhawatiran besar soal pasukan pendudukan Israel menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa, menyerang para jemaah, dan menangkap sejumlah warga Palestina’.

    “Kerajaan Arab Saudi mengecam penyerbuan terang-terangan ini dan menyatakan penolakan terhadap praktik-praktik yang merusak upaya perdamaian dan bertentangan dengan prinsip internasional dalam menghormati kesucian agama, menegaskan kembali posisinya yang teguh dalam mendukung semua upaya yang bertujuan mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk perjuangan Palestina,” tegas Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Laporan Bulan Sabit Merah Palestina menyebut para personel Kepolisian Israel menyerang puluhan jemaah di dalam Masjid Al-Aqsa sebelum matahari terbit pada Rabu (5/4) waktu setempat. Dilaporkan sedikitnya tujuh orang mengalami luka-luka akibat terkena peluru karet dan pukulan tongkat.

    Bulan Sabit Merah Palestina juga melaporkan bahwa tentara Israel mencegah paramedis menjangkau para korban luka yang ada di dalam masjid usai bentrokan terjadi.

    Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah polisi Israel memukuli jemaah di dalam masjid, juga menghancurkan dan merusak properti di dalam Masjid Al-Aqsa.

  • Korban Mutilasi Susah Dikenali, Bagaimana Teknik Identifikasinya?

    Korban Mutilasi Susah Dikenali, Bagaimana Teknik Identifikasinya?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pembunuhan disertai mutilasi memiliki tingkat kesulitan tinggi untuk dipecahkan. Kondisi korban yang terpotong-potong, bahkan dibakar, mempersulit penemuan bukti kejahatan. Bagaimana cara mengidentifikasi korban sekaligus membongkar kasusnya?

    Kasus terbaru adalah pembunuhan dengan modus jual beli senjata api di Mimika, Papua, Selasa (22/8) pukul 21.50 WIT. Korbannya adalah Arnold Lokbere, Irian Nigiri, Leman Nigiri, dan Atis Tini.

    Mereka dibunuh dan dibuang ke Sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka dalam kondisi termutilasi serta dibungkus dalam enam karung.

    Hasil investigasi aparat berujung pada penetapan enam prajurit TNI dari Satuan Brigif R 20/IJK sebagai tersangka. Mereka terancam pidana seumur hidup.

    Nasib berbeda terjadi pada kasus pembunuhan jurnalis pengkritik rezim Arab Saudi Jamal Khashoggi (59) di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018.

    Sejumlah pejabat sempat melontarkan dugaan bahwa Khashoggi tewas dibunuh dengan cara mutilasi saat diinterogasi di dalam gedung. Jejak DNA pun dicari di semua bagian.

    Namun, Turki, yang sedang butuh investasi termasuk dari Timur Tengah, menyerahkan kasus Khashoggi ke Arab Saudi tanpa mengungkap dalangnya.

    Seberapa sulit memangnya kasus mutilasi ini?

    Dalam jurnal yang diterbitkan Walsh Medical Media dengan judul Establishing Identity and Cause of Death in Mutilated and Un Identifiable Corpses: A Challenging Task for Medico Legal Expert, tiga akadimisi dari Departemen Kedokteran Forensik dan Toksikologi, The Grant Government Medical College, India, mengungkap ada tingkat kesulitan berbeda untuk identifikasi kasus mutilasi.

    Pengenalan korban post-mortem (pasca-kematian) dalam kondisi normal adalah dengan menggunakan sidik jari, bukti gigi atau kerangka. Namun beda halnya pada kematian akibat kebakaran, ledakan, kecelakaan pesawat terbang, atau mutilasi.

    “Pelaku sering menggunakan api untuk untuk menghancurkan tubuh, menghancurkan fitur yang digunakan dalam identifikasi korban (misalnya, wajah atau sidik jari), dan/atau menghancurkan bukti terkait dengan keadaan sekitar kematian,” tulis mereka.

    Pasalnya, pembakaran membuat jaringan biologis sulit dikenali, menjadi hitam pekat serupa materi lainnya; tulang pun berubah warna, rapuh, dan sangat terfragmentasi.

    Untuk menjawab identitas korban, jenis kelamin, umur, hingga penyebab kematian korban mutilasi atau insiden fatal lainnya, perlu “pemeriksaan otopsi lengkap ini antara lain: pemeriksaan gigi dan analisis DNA”.

    DNA merupakan materi genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak. Materi ini unik dan berbeda di tiap orang, tak berubah sepanjang hayat, dan mengikuti Hukum pewarisan Mendel.

    Untuk mengungkap identitas korban, biasanya petugas mengambil sampel DNA dari keluarga sedarah, terutama orang tua atau anak. DNA itu kemudian dicocokkan dengan sampel yang didapat dari sisa jasad korban.

    Tantangan berikutnya adalah mengambil sampel dari korban mutilasi yang dibakar. Kualitas dan kuantitas DNA, misalnya, dari tulang pun berkurang.

    Para pakar menyebut “gigi merupakan sumber bahan DNA yang sangat baik”. Pasalnya, organ ini tahan terhadap pembakaran, perendaman, mutilasi, dan dekomposisi atau penguraian.

    Banyak metode

    Para ahli mengambil sampel dari 51 kasus di mana identitas dan penyebab korban sulit diidentifikasi. Dari sampel-sampel itu, 39 kasus (76,47 persen) di antaranya adalah kasus korban kebakaran dan tubuhnya hangus.

    Sementara, 13,7 persen kasus lainnya merupakan korban pembunuhan, dan 7,8 persen kasus sisanya adalah korban mutilasi. 

    Para ahli itu kemudian melihat bahwa analisis DNA menjadi metode yang paling sering digunakan untuk memeriksa korban, dilakukan pada 34 kasus (66,7 persen).

    Di urutan kedua, aparat biasanya menggunakan pemeriksaan gigi (9,80 persen), sisanya memanfaatkan barang milik pribadi (5,9 persen), baju korban (9,8 persen), foto (1,96 persen), tato (1,96 persen), dan tak teridentifikasi, (3,9 persen).

    “Jejak DNA adalah metode yang dominan digunakan untuk identifikasi dan terbukti lebih membantu dalam 34 kasus, diikuti pemeriksaan gigi,” tulis para ahli tersebut. 

    Menurut para ahli itu, DNA menjadi metode identifikasi yang sangat berguna dikarenakan manusia memiliki DNA yang unik dengan kode yang sama pada anggota keluarga. Sehingga mencocokkan DNA korban dengan keluarga dapat secara mudah mengungkap identitas korban.

    Namun demikian, mengambil DNA dari korban mutilasi bukan perkara gampang. Pasalnya, kualitas DNA bisa menurun terutama jika tulang-belulang korban sudah lama terendam air, dibakar, atau terkubur dalam waktu yang lama. 

    Keampuhan teknik pencocokan DNA ini pernah terbukti di kasus mutilasi dengan pelaku Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang pada 2008. 

    Kasus ini pertama kali diungkap setelah Polda Metro Jaya menangkap Ryan atas tuduhan memutilasi teman dekatnya, Heri Santoso, di Depok pada 11 Juli 2008. Setelah itu, kepolisian mengungkap sejumlah korban lain Ryan.

    Beberapa korban lantas ditemukan di pekarangan rumah orang tua Ryan di Jombang. Sayangnya, ada satu korban yang masih belum diketahui identitasnya karena tidak ada sampel DNA dari pihak keluarga.

    Menurut para ahli dari India itu, pemeriksaan anatomi rangka dan DNA memang penting untuk menganalisis identitas. Namun, tetap perlu ada penggunaan metode lainnya. Misalnya, penilaian radiologis usia, cedera, benda asing, data tubuh, dan gigi.

    “Analisis kimia sampel mungkin terbukti membantu dalam beberapa kasus. Pendekatan multifaktor diperlukan untuk menetapkan identitas dan penyebab kematian,” tulis ketiga pakar itu.

    (lom/lth)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mengingat Janji Kominfo 5 Tahun Lalu Data Registrasi SIM Card Aman

    Mengingat Janji Kominfo 5 Tahun Lalu Data Registrasi SIM Card Aman

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebelum muncul kasus kebocoran miliaran data registrasi SIM card, Kementerian Komunikasi dan Informatika sempat menjanjikan keamanan data pribadi pelanggan.

    Diketahui, kebijakan wajib daftar SIM card itu sudah digaungkan Kominfo pada 2017 dengan tenggat hingga 28 Februari 2018. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kominfo No. 12 Tahun 2016 tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.

    Dikutip dari keterangan di akun Instagram-nya, Kominfo meminta mengabaikan ragam hoaks yang beredar di sosial media soal registrasi SIM Card.

    “Tenang, Data kamu aman kok. Semuanya adalah sistem yang bekerja dan semua Operator sudah menerapkan standar Internasional ISO 27001 terkait Keamanan Informasi,” ujar Kominfo, dalam unggahan 2 November 2017.

    “Kita Aman, Nyaman dan Penipu-pun resah ☺️,” lanjut pernyataan itu.

    [Gambas:Instagram]

    Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo Ahmad Ramli merinci tiga hoaks itu antara lain tidak wajib registrasi kartu SIM; tenggat pendaftaran kartu SIM terakhir adalah 31 Oktober; dan operator akan menyalahgunakan data dari pelanggan.

    “Mohon tidak dipercayai,” ucapnya, pada konferensi pers, di Jakarta, Rabu (2/11).

    Ramli pun mengklaim operator tak memiliki akses lebih jauh di database Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

    “Operator dan/atau gerai statusnya sebagai mitra untuk menjamin perindungan data pelanggan sesuai ISO 27001. Operator telekomunikasi hanya memiliki akses (dari Dukcapil) untuk memvalidasi saja, tidak lebih dalam lagi,” ujar dia, Rabu (1/11).

    ISO 27001 adalah sertifikasi standar internasional yang diberikan untuk industri. Jika ingin mendapatkan sertifikasi ini, industri harus mengikuti syarat yang salah satunya adalah wajib mengamankan data pelanggan.

    Saat kebijakan itu diluncurkan, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) memprediksi registrasi kartu prabayar ini berpotensi mengganggu hak privasi warga negara.

    Pasalnya, dalam aturannya, pemerintah mengharuskan masyarakat meminta pelanggan kartu SIM prabayar untuk menyertakan nomor induk kependudukan (NIK) hingga kartu keluarga (KK).

    “Meskipun kewajiban registrasi SIM card ada di tujuh negara lainnya di dunia, minimnya jaminan perlindungan data pribadi maupun privasi secara umum di Indonesia berpotensi mengancam keamanan data masyarakat sendiri,” terang Wahyudi Djafar, Deputi Direktur Riset ELSAM, Selasa (17/10/2017).

    Beberapa negara memang wajib melakukan registrasi kartu SIM, seperti Brasil, China, Pakistan, Arab Saudi, Swiss, dan Zimbabwe. Namun, registrasi dilakukan dengan paspor bukan NIK.

    “Kalau paspor kan tidak bisa melacak secara jelas di mana alamat, siapa saja keluarga dan catatan sipil seseorang. Apalagi nama kandung ibu itu adalah data yang sangat sensitif. Itu merupakan super password,” ujar Wahyudi.

    Ramai bantahan

    Sekitar lima tahun usai janji Kominfo itu, user BreachForums (breached.to) Bjorka mengklaim memiliki 1,3 miliar data registrasi kartu SIM dengan kapasitas 87 GB. Ia membanderolnya dengan harga US$50 ribu (sekitar Rp744 juta). Ia pun menyertakan sampel data sebanyak 2GB.

    Bjorka juga sempat membocorkan data diduga 26 juta pelanggan IndiHome.

    Chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) Pratama Persadha mengatakan 1,5 sampel data yang dibagikan Bjorka terbukti valid. Pasalnya, nomor-nomor kontak itu bisa ditelepon.

    Saat dikonfirmasi, Menkominfo Johnny G. Plate mengklai kebocoran bukan dari lembaganya. “Data itu tidak ada di Kominfo,” aku dia, saat ditemui di Bali, Kamis (1/9).

    Soal siapa yang bertanggung jawab, politikus Partai NasDem itu menyinggung ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik dan Transaksi Elektronik.

    “Sekarang ikut atau tidak ikut. Kalau tidak ikut bocor datanya karena tidak menjaga,” ujarnya.

    Pihak operator telekomunikasi dan Dukcapil pun turut membantahnya dengan mengklaim tak ada kebocoran setelah melakukan pemeriksaan internal.

    Lalu, dari mana bocornya, dan siapa yang harus tanggung jawab?

    (tim/arh)

    [Gambas:Video CNN]

  • G20 Fokus Bahas Privasi Data, Bukan Keamanan Siber

    G20 Fokus Bahas Privasi Data, Bukan Keamanan Siber

    Jakarta, CNN Indonesia

    Meski tak membahas isu keamanan siber, Konferensi Tingkat Tinggi G20, Bali, akan menyentuh isu keamanan data pengguna.

    “Jadi keamanan siber itu sendiri sebenarnya tidak dibahas di G20, tetapi privasi data adalah sesuatu yang sedang kami bicarakan secara intensif,” ujar Delegasi Digital Economy Working Group (DEWG) G20 dari Kanada, Iyad Dakka, kepada wartawan Selasa (30/8) di Nusa Dua, Bali.

    Ia menjelaskan data pribadi menjadi permasalahan yang didiskusikan secara intensif selama DEWG G20. Terlebih, yang menjadi bagian dari salah satu isu prioritas yaitu arus data lintas negara.

    Isu mengenai arus data lintas negara merupakan pembahasan ihwal kedaulatan data masyarakat dan tata kelola data secara global. Terlebih, Indonesia terbilang negara yang pesat dalam hal pertumbuhan pengguna internet dalam urutan tiga Asia, setelah China dan India.

    Menurut Iyad, fokus pembahasan itu dilakukan untuk menguatkan perlindungan data pribadi sistem elektronik yang selama ini kerap digunakan oleh sederet platform teknologi global.

    “Terkait aliran data dan lintas batas, kita dapat mengamankan privasi masyarakat dan itu benar-benar tergantung dengan ekonomi digital, yang berarti terkait dengan keamanan untuk semua,” kata Iyad yang menjabat sebagai Director International Affairs and Trade Policy di Innovation, Science and Economic Development Canada.

    Sidang keempat DEWG G20 dimulai pada Senin (29/8) dan berakhir pada Selasa (30/8). Namun hingga kini hasil sidang tersebut belum kunjung diumumkan kepada awak media.

    Lewat pertemuan ini, para delegasi melanjutkan pembahasan rancangan deklarasi Menteri bidang digital G20 yang disebut ‘The Bali Package’.

    Kemudian rancangan deklarasi itu akan kembali dibahas oleh para Menteri bidang digital G20 dalam forum Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) 1 September 2022.

    Kanada hanya satu dari sederet delegasi negara yang hadir secara luring dalam DEWG di Nusa Dua Bali. Beberapa negara seperti Australia, Brazil, India, China, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Tukiye, Britania Raya, dan Amerika Serikat turut hadir dalam sidang tertutup itu.

    Sementara, delegasi dari Argentina hadir secara virtual.

    (can/arh)

    [Gambas:Video CNN]