Negara: Arab Saudi

  • Biden Desak Israel Kurangi Serangan di Gaza: Fokus Selamatkan Warga Sipil

    Biden Desak Israel Kurangi Serangan di Gaza: Fokus Selamatkan Warga Sipil

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Israel untuk mengurangi intensitas serangan di jalur Gaza. Biden meminta Israel untuk lebih berhati-hati dalam menyelamatkan warga sipil.

    “Saya ingin mereka fokus pada cara menyelamatkan nyawa warga sipil – bukan berhenti mengejar Hamas, tapi lebih berhati-hati,” kata Biden kepada wartawan usai acara di pusat penelitian medis dekat Washington, dilansir AFP, Jumat (15/12/2023).

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, telah menyampaikan seruan Biden ke pihak Tel Aviv. Pesan itu disampaikan Sullivan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat senior Israel lainnya.

    “Sullivan telah berbicara tentang kemungkinan transisi dari apa yang kami sebut operasi intensitas tinggi, yang kita lihat sekarang dilakukan, ke operasi intensitas rendah dalam waktu dekat,” kata John Kirby.

    Di satu sisi Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah memperingatkan Sullivan terkait perang Israel melawan Hamas. Dia mengatakan perang akan memakan waktu lebih dari beberapa bulan.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Selain bertemu dengan pihak Israel, Jake Sullivan juga mengadakan pertemuan dengan perwakilan Arab Saudi. Gedung Putih mengatakan pertemuan itu membahas upaya peningkatan bantuan ke Gaza.

    “Mereka membahas upaya berkelanjutan untuk menciptakan kondisi baru bagi perdamaian abadi dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina dan meningkatkan bantuan ke Gaza, kata Gedung Putih.

    Perang Israel melawan Hamas kini telah memasuki bulan ketiga, Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan 18.787 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza.

  • Bocor Rencana Keji Netanyahu soal Gaza jika Perang Usai, Apa Saja?

    Bocor Rencana Keji Netanyahu soal Gaza jika Perang Usai, Apa Saja?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rencana keji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang Jalur Gaza, Palestina, bocor ke publik.

    Rencana itu ia beberkan dalam rapat tertutup bersama parlemen Knesset beberapa waktu lalu.

    Dalam rencana itu, Netanyahu mengatakan Israel bakal terus melancarkan agresinya di Gaza sampai kelompok Hamas kalah.

    Dia juga berupaya mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza pascaperang ini.

    Menurut Netanyahu, Otoritas Palestina sama dengan Hamas. Dia menilai keduanya sama-sama ingin menghancurkan Israel.

    “Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, sementara Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ucap Netanyahu kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset lagi seperti dikutip Al Jazeera.

    Netanyahu bahkan mengatakan Gaza nantinya bakal berada di bawah kontrol militer Israel. Urusan administratif, sementara itu, bakal diurus oleh “otoritas sipil”.

    “Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza dan Jalur Gaza akan direhabilitasi di bawah kepemimpinan negara Teluk Arab. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” ucap Netanyahu.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengungkap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) akan membiayai rekonstruksi Jalur Gaza setelah agresi ini berakhir.

    “Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkanHamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kataNetanyahu.

    Meski demikian, klaim Netanyahu ini masih belum jelas. Sejauh ini tak ada negara Teluk Arab yang memberikan indikasi bahwa mereka bersedia merehabilitasi dan membangun ulang Jalur Gaza pasca agresi Israel.

    Dikutip dari The Times of Israel, komite urusan luar negeri Knesset pun semakin menekan Netanyahu terkait rencananya pascaperang di Gaza.

    Netanyahu saat ini dilaporkan telah meminta Dewan Keamanan Nasional Israel untuk menyusun sejumlah opsi terkait rencana tersebut.

    Meski begitu, Netanyahu belum membeberkan detail opsi-opsi itu.

    “Yang jelas kita perlu menempatkan Gaza melalui proses de-Nazifikasi, seperti yang dilakukan Jerman dan Jepang setelah Perang Dunia,” ujar Netanyahu.

    Agresi Israel di Jalur Gaza semakin menjadi-jadi sejak gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan 1 Desember lalu.

    Hingga kini, lebih dari 18.200 orang tewas akibat serangan brutal Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Mayoritas korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Respons Netanyahu soal Gaza, Hamas Ajak Palestina Ikut Perangi Israel

    Respons Netanyahu soal Gaza, Hamas Ajak Palestina Ikut Perangi Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hamas mendesak Otoritas Palestina berhenti berunding dengan Israel menyusul pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang bocor soal rencananya atas Jalur Gaza pasca perang.

    Hamas menganggap pernyataan Netanyahu itu menegaskan bahwa Israel tidak tertarik dengan penyelesaian konflik secara politik dengan Palestina.

    Kelompok penguasa Gaza itu bahkan menuding Israel berniat mengkonsolidasikan pendudukannya terhadap wilayah Palestina khususnya Yerusalem dan Masjid Al Aqsa.

    “Ia (Netanyahu) tidak tertarik pada penyelesaian politik dan ingin mengkonsolidasikan pendudukan, khususnya di Yerusalem dan Masjid Al Aqsa,” ujar Hamas melalui pernyataan pada Selasa (12/12) seperti dikutip Al Jazeera.

    “Hamas meminta Otoritas Palestina dan badan-badannya untuk mengabaikan Perjanjian Oslo, menghentikan koordinasi keamanan, dan melakukan transisi ke perlawanan bersenjata,” bunyi seruan Hamas menambahkan.

    Seruan Hamas itu datang menanggapi pernyataan PM Netanyahu yang mengungkap sejumlah rencananya soal Jalur Gaza ketika agresi Israel ke wilayah itu berakhir.

    Dalam rapat tertutup bersama parlemen Knesset beberapa waktu lalu, Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan terus melancarkan agresinya sampai milis Hamas kalah.

    Dalam transkrip pernyataan Netanyahu yang bocor di beberapa media Hebrew, sang PM juga berupaya mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza kala agresi Israel berhenti.

    Selama rapat, Netanyahu juga mengatakan bahwa Gaza akan berada di bawah kontrol militer Israel. Meski begitu, urusan administratif Gaza akan diurus oleh “otoritas sipil”.

    “Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza dan Jalur Gaza akan direhabilitasi di bawah kepemimpinan negara Teluk Arab. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” kata Netanyahu.

    Netanyahu juga menyamakan Otoritas Palestina sama seperti Hamas. Menurutnya, keduanya sama-sama ingin menghancurkan Israel.

    “Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, dan Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ucap Netanyahu kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset lagi seperti dikutip Al Jazeera.

    Sementara itu, Netanyahu juga mengungkap bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan membiayai rekonstruksi Jalur Gaza setelah perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober lalu berakhir di wilayah itu.

    “Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kata Netanyahu.

    Klaim Netanyahu itu masih belum jelas. Sejauh ini, tidak ada negara Teluk Arab yang memberikan indikasi publik bahwa mereka bersedia menanggung tanggung jawab rehabilitasi dan pembangunan di Jalur Gaza pasca agresi Israel berhenti.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bocor Rencana Culas Netanyahu soal Gaza, Singgung UEA dan Saudi

    Bocor Rencana Culas Netanyahu soal Gaza, Singgung UEA dan Saudi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rencana culas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai kontrol Zionis atas Jalur Gaza usai agresi, terungkap ke publik.

    Rencana yang muncul saat Netanyahu menggelar rapat tertutup bersama parlemen beberapa waktu lalu itu turut menyinggung Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi.

    Dalam pernyataannya yang bocor itu, Netanyahu mengatakan UEA dan Saudi akan membantu membiayai rekonstruksi Jalur Gaza pasca perang Israel-Hamas.

    “Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kata Netanyahu, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (11/12).

    Netanyahu dalam kesempatan itu menyatakan ambisinya untuk terus melancarkan agresi ke Palestina hingga kelompok Hamas musnah.

    Setelah Hamas tiada, dia mengatakan Gaza akan di bawah kontrol militer Israel, dengan “otoritas sipil” yang akan mengurus hal-hal administratif.

    “Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” ucap dia.

    Dalam transkrip yang tersebar ke media tersebut, Netanyahu juga berniat untuk mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza.

    Sebab menurutnya, Hamas dan Otoritas Palestina memiliki kesamaan, yakni ingin menghancurkan Israel.

    “Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, dan Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ucap Netanyahu kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset.

    Kendati begitu, klaim Netanyahu ini masih belum jelas. Sejauh ini tidak ada negara Teluk Arab yang memberikan indikasi mereka bersedia menanggung rehabilitasi dan pembangunan di Jalur Gaza usai agresi Israel.

    Dikutip The Times of Israel, dalam rapat itu komite urusan luar negeri Knesset menekan Netanyahu terkait rencana dia setelah perang berakhir di Gaza.

    Saat ini Netanyahu dilaporkan telah meminta Dewan Keamanan Nasional Israel menyusun sejumlah opsi terkait rencana di Gaza.

    Meski demikian, Netanyahu belum membeberkan detail opsi-opsi tersebut.

    “Yang jelas kita perlu menempatkan Gaza melalui proses de-Nazifikasi, seperti yang dilakukan Jerman dan Jepang setelah Perang Dunia,” ungkap PM Israel itu.

    Agresi Israel di Jalur Gaza semakin menjadi-jadi sejak gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan pada 1 Desember.

    Hingga kini, lebih dari 18.200 orang tewas akibat gempuran Israel. Mayoritas korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

    Banyak komunitas dan organisasi internasional menyerukan gencatan senjata permanen mengingat kondisi Gaza yang kian parah. Namun, desakan itu hingga kini belum terwujud karena penolakan Israel dan negara-negara Barat.

    (blq/dna)

  • Bocor Isi Rencana Netanyahu soal Gaza: Dikontrol Israel-Hamas Musnah

    Bocor Isi Rencana Netanyahu soal Gaza: Dikontrol Israel-Hamas Musnah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Jalur Gaza akan dikendalikan militer Israel setelah agresi berakhir.

    Bocoran rencana tersebut muncul saat Netanyahu menggelar rapat tertutup bersama parlemen beberapa waktu lalu. Ia mengatakan Gaza akan di bawah kontrol militer Israel dan perihal administratif bakal diurus “otoritas sipil.”

    “Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera, Senin (11/12).

    Dalam percakapan itu, Netanyahu juga menyamakan Otoritas Palestina sama seperti Hamas. Keduanya, kata dia, sama-sama ingin menghancurkan Israel.

    “Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, dan Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ucap Netanyahu kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset.

    Dalam transkrip pernyataan Netanyahu yang bocor di beberapa media, dia berupaya mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza kala agresi Israel berhenti.

    Dalam rapat itu, Netanyahu juga mengatakan Israel akan terus melancarkan agresi ke Palestina sampai kelompok Hamas musnah.

    Selain itu, Netanyahu mengungkap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan membiayai rekonstruksi Jalur Gaza setelah perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober berakhir.

    “Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kata Netanyahu.

    Namun, klaim Netanyahu masih belum jelas. Sejauh ini, tidak ada negara Teluk Arab yang memberikan indikasi mereka bersedia menanggung rehabilitasi dan pembangunan di Jalur Gaza pasca agresi Israel.

    Dikutip The Times of Israel, dalam rapat itu komite urusan luar negeri Knesset menekan Netanyahu terkait rencana dia setelah perang berakhir di Gaza.

    Netanyahu dilaporkan saat ini telah meminta Dewan Keamanan Nasional Israel menyusun sejumlah opsi terkait rencana di Gaza.

    Meski begitu, Netanyahu disebut belum membeberkan detail opsi-opsi tersebut.

    “Yang jelas kita perlu menempatkan Gaza melalui proses de-Nazifikasi, seperti yang dilakukan Jerman dan Jepang setelah Perang Dunia,” ungkap PM Israel itu.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza semakin brutal sejak gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan pada 30 November.

    Hingga kini, lebih dari 18.200 orang tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sebagian besar korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

    Banyak komunitas dan organisasi internasional menyerukan gencatan senjata permanen mengingat Gaza kian parah. Namun, desakan itu hingga kini belum terlaksana.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Putin Dikawal 4 Jet Tempur Saat Kunjungi Timur Tengah, Ini Alasannya

    Putin Dikawal 4 Jet Tempur Saat Kunjungi Timur Tengah, Ini Alasannya

    Moskow

    Pesawat yang membawa Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan ke Timur Tengah, pekan ini, dikawal oleh empat jet tempur Su-35S sekaligus. Apa penyebabnya?

    Seperti dilansir RT, Jumat (8/12/2023), Putin berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi pada Rabu (6/12) waktu setempat. Dalam kunjungannya, Putin melakukan pembicaraan dengan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, kemudian dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Saudi, di Riyadh.

    Dalam kunjungannya itu, pesawat yang membawa Putin diapit oleh empat jet tempur Su-35S dari Angkatan Udara Rusia, yang membawa persenjataan standar berbagai kelas.

    Pengawalan empat jet tempur Rusia itu sempat memicu pertanyaan? Apa alasan di balik pengawalan besar-besaran itu?

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan penjelasannya. Peskov mengatakan bahwa kawasan Timur Tengah merupakan wilayah yang ‘penuh bahaya’ dan langkah-langkah tertentu diambil untuk menjamin keselamatan Putin sebagai Presiden Rusia.

    Menurut Peskov, langkah-langkah semacam itu diambil demi melindungi pemimpin Rusia di kawasan yang ‘bergejolak’, dan izin penerbangan khusus diperoleh untuk pengawalan udara terhadap pesawat kepresidenan dari negara-negara yang melintasi kawasan tersebut.

    Lebih lanjut, Peskov menjelaskan bahwa UAE dan Saudi sendiri merupakan ‘negara yang stabil dan aman’, namun tidak demikian dengan negara-negara sekitarnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video yang menunjukkan jet-jet tempur Su-35S mengawal pesawat yang membawa Putin dalam kunjungannya ke Timur Tengah.

    Laporan The Independent menyebut jet-jet tempur Su-35S dari Angkatan Udara Rusia mengudara dalam formasi jaring pengaman yang ketat di sekitar pesawat yang membawa Putin saat mereka terbang dari Rusia menuju ke Abu Dhabi pada Rabu (6/12) waktu setempat.

    Pesawat yang membawa Putin itu mendarat di bandara komersial di Abu Dhabi, yang berjarak kurang dari 30 kilometer dari Pangkalan Udara Al-Dhafra, yang merupakan pangkalan militer utama Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut.

    Pengawalan Angkatan Udara Rusia yang luar biasa ketat terhadap pesawat yang membawa Putin itu tergolong tidak biasa. Terlebih kunjungan ke Timur Tengah ini menjadi kunjungan pertama Putin ke kawasan tersebut sejak pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela dan invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina.

    Putin hampir tidak pernah pergi keluar dari Rusia sejak perang berkecamuk dengan Ukraina, sebagian karena dia menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang, berupa penculikan anak-anak Ukraina. Baik UEA maupun Saudi bukanlah anggota ICC.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pangeran Arab Saudi Meninggal, Diduga karena Kecelakaan Jet Tempur

    Pangeran Arab Saudi Meninggal, Diduga karena Kecelakaan Jet Tempur

    Jakarta

    Pangeran Arab Saudi, Talal bin Abdulaziz bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud meninggal dunia pada usia 62 tahun. Kematiannya diumumkan pihak kerajaan Saudi pada hari Kamis (7/12) waktu setempat.

    Dalam pernyataan singkat yang dilaporkan kantor berita resmi Saudi, SPA, pihak kerajaan Saudi mengatakan bahwa salat jenazah akan dilakukan pada Jumat (8/12) di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh. Tidak disebutkan penyebab kematian pangeran Saudi itu.

    Namun, laporan-laporan di media Arab, seperti dilansir Russia Today, Jumat (8/12/2023), mengklaim sang pangeran tewas dalam kecelakaan jet tempur.

    Pangeran Talal bin Abdulaziz adalah putra Pangeran Bandar dan cucu raja Saudi pertama, Raja Abdulaziz. Lahir pada tahun 1961, ia adalah seorang letnan kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Saudi dan menjabat sebagai asisten kepala intelijen di GIP, badan intelijen Saudi, dari tahun 2004 hingga 2012.

    Meskipun pernyataan kerajaan Saudi tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, outlet berita Lebanon, Al Mashhad melaporkan bahwa pangeran tersebut meninggal ketika jet tempur F-15 yang dinaikinya jatuh saat latihan dengan angkatan udara pada Kamis (7/12) pagi waktu setempat.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Arab Saudi melaporkan salah satu jet tempur F-15 milik militernya terjatuh saat menjalankan misi latihan pada Kamis (7/12) waktu setempat. Semua awak militer yang ada di dalam jet tempur itu dikonfirmasi tewas. Ini merupakan kecelakaan kedua dalam sebulan yang melibatkan jet tempur F-15 Saudi.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Maliki menyebut insiden melibatkan jet tempur F-15 itu terjadi saat penerbangan pelatihan rutin sedang dilaksanakan di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran pada Kamis (7/12) waktu setempat.

    Disebutkan otoritas Saudi bahwa semua awak jet tempur itu tewas, tapi tidak disebutkan jumlah awak yang dimaksud maupun identitasnya. Namun, diketahui bahwa jet tempur F-15 pada umumnya membawa dua awak, yang terdiri dari seorang pilot dan seorang petugas sistem senjata.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pangeran Arab Saudi Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia pada usia 62 tahun.

    Kabar duka ini disampaikan Pengadilan Kerajaan Saudi pada Kamis (7/12) dan diumumkan melalui laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

    “Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud telah meninggal dunia,” demikian lapor SPA, Kamis (7/12).

    Pengadilan mengumumkan sholat jenazah sang pangeran akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (8/12), di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh.

    Berdasarkan laporan media Arab, Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat.

    Saudi Gazette sempat melaporkan bahwa pesawat tempur F-15SA milik Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi jatuh dan menewaskan dua awak di dalamnya. Insiden itu terjadi saat misi pelatihan di Dhahran, Provinsi Timur, pada Kamis.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki mengatakan bahwa kecelakaan pesawat itu terjadi pada pukul 12:50 siang ketika sedang melakukan misi pelatihan rutin di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran.

    Al-Maliki menyatakan bahwa komite investigasi telah mulai menyelidiki penyebab kecelakaan itu.

    Meski begitu, tak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa dua awak yang meninggal dunia tersebut.

    Pangeran Talal bin Abdulaziz adalah putra Pangeran Bandar dan cucu raja Saudi pertama, Raja Abdulaziz. Pangeran kelahiran 1961 ini merupakan letnan kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Saudi.

    Dia menjabat sebagai asisten kepala intelijen di GIP, badan intelijen Saudi, dari 2004 hingga 2012.

    Dilansir dari Russia Today, meski pernyataan pengadilan tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, outlet berita Lebanon Al Mashhad melaporkan bahwa sang pangeran meninggal ketika jet tempur F-15 miliknya jatuh saat latihan dengan angkatan udara pada Kamis pagi.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jet Tempur F-15 Arab Saudi Jatuh, Kecelakaan Kedua dalam Sebulan

    Jet Tempur F-15 Arab Saudi Jatuh, Kecelakaan Kedua dalam Sebulan

    Riyadh

    Kementerian Pertahanan Arab Saudi melaporkan salah satu jet tempur F-15 milik militernya terjatuh saat menjalankan misi latihan pada Kamis (7/12) waktu setempat. Semua awak militer yang ada di dalam jet tempur itu dikonfirmasi tewas. Ini merupakan kecelakaan kedua dalam sebulan yang melibatkan jet tempur F-15 Saudi.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Maliki menyebut insiden melibatkan jet tempur F-15 itu terjadi saat penerbangan pelatihan rutin sedang dilaksanakan di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran pada Kamis (7/12) waktu setempat.

    Disebutkan otoritas Saudi bahwa semua awak jet tempur itu tewas, tapi tidak disebutkan jumlah awak yang dimaksud. Namun, diketahui bahwa jet tempur F-15 pada umumnya membawa dua awak, yang terdiri dari seorang pilot dan seorang petugas sistem senjata.

    Penyelidikan lebih lanjut terhadap insiden tersebut sedang berlangsung, termasuk untuk mengetahui penyebab jatuhnya jet tempur tersebut.

    Insiden serupa pernah terjadi sebelumnya, yang terbaru pada November lalu atau tepatnya sebulan lalu, ketika sebuah jet tempur F-15S terjatuh di area pelatihan Pangkalan Udara King Abdulaziz. Mujur, dua awak di dalamnya berhasil selamat setelah meloncat menggunakan kursi pelontar mereka.

    Saat itu disebutkan oleh Al-Maliki bahwa jet tempur itu mengalami malfungsi teknis saat mengudara.

    Tidak ada korban lainnya ataupun kerusakan di darat akibat kecelakaan jet tempur tersebut.

    Sementara itu, insiden mematikan yang juga melibatkan jet tempur F-15 milik Saudi pernah terjadi pada Juli lalu. Saat itu, sebuah jet tempur F-15 terjatuh juga saat menjalani misi pelatihan di area Khambis Mushait.

    Semua awak di dalam jet tempur itu dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bertebaran Pujian dari Putin saat Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi

    Bertebaran Pujian dari Putin saat Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Pujian bertebaran dari Putin tentang hubungan kedua negara saat pertemuan di Arab Saudi itu.

    Pangeran MBS mulanya mengatakan Saudi dan Rusia memiliki banyak kepentingan untuk dikerjakan bersama. MBS pun memuji koordinasi bersama antara kedua negara “yang membantu meredakan ketegangan di Timur Tengah”.

    “Kita memiliki banyak kepentingan dan dokumen yang kita kerjakan bersama demi kepentingan Rusia, Kerajaan Arab Saudi, Timur Tengah, dan juga dunia,” kata MBS seperti dikutip kantor berita resmi Saudi, Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Al Arabiya dan Reuters, Kamis (7/12/2023).

    Pertemuan itu berlangsung di Riyadh pada Rabu (6/12) waktu setempat. Putin mengatakan hubungan Rusia dengan Arab Saudi saat ini berada pada “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

    Dalam pidato pengantar yang ditayangkan di televisi Rusia, Putin mengucapkan terima kasih kepada Putra Mahkota Saudi atas undangannya. Putin mengatakan bahwa ia awalnya mengharapkan Putra Mahkota tersebut untuk datang ke Moskow, “tetapi ada perubahan pada rencana.”

    Pujian dari Putin

    Putin mengatakan pertemuan berikutnya harus dilakukan di Moskow. Menurutnya kedua negara memiliki hubungan yang baik dan stabil di bidang politik, ekonomi, dan kemanusiaan.

    “Tidak ada yang bisa menghalangi berkembangnya hubungan persahabatan kita,” kata Putin kepada MBS.

    Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin dan MBS membahas kerja sama OPEC+ pada pembicaraan di Riyadh dan bahwa kerja sama akan dilanjutkan.

    Sebelum ke Saudi, Putin berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk kunjungan langka ke luar negeri, di tengah perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.

    Sementara dilansir Deutsche Welle (DW), Putin pada hari Rabu (06/12) dilaporkan sudah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Saat ini, Kota Dubai di UEA tengah menjadi tuan rumah perundingan iklim COP28 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.

    Kunjungan Putin berlangsung meski ada surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bagi dirinya karena invasi ke Ukraina.

    Baik Arab Saudi maupun UEA belum menandatangani perjanjian pendirian ICC. Itu berarti mereka tidak berkewajiban menahan Putin berdasarkan surat perintah ICC. Putin dituduh bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina selama perang di negara itu.

    Kunjungan tersebut dilakukan saat polisi bersenjata PBB berpatroli di sebagian Kota Expo Dubai yang saat ini dianggap sebagai wilayah internasional untuk perundingan COP28. Hubungan bisnis negara-negara ini memang melonjak pesat sejak Barat menjatuhkan sanksinya terhadap Moskow.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu