Negara: Arab Saudi

  • AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza, Hamas: Konyol dan Tidak Masuk Akal, Dapat Memicu Kerusuhan – Halaman all

    AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza, Hamas: Konyol dan Tidak Masuk Akal, Dapat Memicu Kerusuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan AS akan mengambil alih kendali Jalur Gaza yang dilanda perang.

    Donald Trump mengklaim AS akan mengembangkan Jalur Gaza secara ekonomi setelah warga Palestina dimukimkan kembali di tempat lain.

    Namun, tindakan tersebut dinilai akan menghancurkan kebijakan AS selama puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina dan membuat marah negara-negara Arab.

    Pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan pernyataan Donald Trump tentang pengambilalihan Jalur Gaza adalah konyol dan tidak masuk akal, serta dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah.

    “Pernyataan Trump tentang keinginannya untuk menguasai Gaza adalah konyol dan tidak masuk akal, dan ide-ide semacam ini dapat memicu kerusuhan di kawasan tersebut,” kata Abu Zuhri kepada Reuters, Rabu (5/2/2025).

    Sementara itu, Hamas siap untuk menjalin kontak dan mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan Donald Trump.

    Hal ini sebagaimana diberitakan kantor berita negara Rusia RIA mengutip seorang pejabat senior Hamas dalam pernyataan yang diterbitkan pada Rabu pagi.

    “Kami siap untuk melakukan kontak dan pembicaraan dengan pemerintahan Trump,” lapor RIA mengutip pernyataan anggota senior Politbiro Hamas, Mousa Abu Marzouk.

    “Di masa lalu, kami tidak keberatan dengan kontak dengan pemerintahan (mantan Presiden AS Joe) Biden, Trump atau pemerintahan AS lainnya, dan kami terbuka untuk berunding dengan semua pihak internasional,” jelasnya.

    Tidak jelas kapan RIA mewawancarai Marzouk, yang mengunjungi Moskow pada Senin (3/2/2025), untuk mengadakan pembicaraan dengan kementerian luar negeri Rusia.

    Marzouk mengatakan kepada RIA, pembicaraan dengan AS telah menjadi semacam kebutuhan bagi Hamas, mengingat Washington merupakan pemain kunci di Timur Tengah.

    “Itulah sebabnya kami menyambut baik perundingan dengan Amerika dan tidak keberatan dengan masalah ini,” tambahnya.

    Pernyataan Trump

    Pada Selasa (4/2/2025), Donald Trump berjanji, AS akan mengambil alih Jalur Gaza yang hancur akibat perang setelah warga Palestina dipindahkan ke tempat lain dan mengembangkannya secara ekonomi.

    Trump juga berencana untuk mengunjungi Gaza, Israel, dan Arab Saudi selama perjalanan mendatang ke Timur Tengah.

    “Saya cinta Israel. Saya akan berkunjung ke sana, saya akan mengunjungi Gaza, saya akan mengunjungi Arab Saudi, dan saya akan mengunjungi tempat-tempat lain di seluruh Timur Tengah,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, tanpa menyebutkan jadwalnya, dilansir Arab News.

    Diketahui, Trump mengungkap rencananya yang mengejutkan, tanpa memberikan rincian, pada konferensi pers bersama pada Selasa, dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang sedang berkunjung ke AS.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana,” kata Trump kepada wartawan.

    “Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi itu.”

    “Jika diperlukan, kami akan melakukannya, kami akan mengambil alih bagian itu, kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan pekerjaan, dan itu akan menjadi sesuatu yang bisa membuat seluruh Timur Tengah bangga,” lanjut Trump.

    “Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang dan saya melihatnya membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan para pemimpin regional dan mereka mendukung gagasan tersebut.

    Di sisi lain, Pemerintah Saudi, dalam sebuah pernyataan, menegaskan penolakannya terhadap segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dan mengatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa berdirinya negara Palestina.

    MASA DEPAN GAZA – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025), menampilkan Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers bersama PM Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan mereka di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025). Dalam pengumuman yang mengejutkan, Trump mengatakan AS akan mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza. (Tangkapan layar YouTube White House)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin AS mengambil alih Jalur Gaza yang hancur akibat perang setelah warga Palestina mengungsi ke negara-negara tetangga, dan mengembangkan wilayah tersebut sehingga “masyarakat dunia” akan tinggal di sana.

    Trump juga mengatakan kepada wartawan, AS telah menarik diri “dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang anti-Semit dan mengakhiri semua dukungan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA)”.

    Sepanjang hari, Trump memicu kontroversi dengan menyarankan warga Palestina akan “senang meninggalkan” Gaza, yang memicu ketakutan, ia akan mendukung kampanye pembersihan etnis.

    Hamas merilis pernyataan sebagai tanggapan terhadap Trump, dengan mengatakan bahwa rencananya adalah “resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana”.

    Para pengunjuk rasa berkumpul di Washington, DC, untuk mengecam kunjungan Netanyahu, menuduh Trump mengundang “penjahat perang” ke Gedung Putih.

    Netanyahu menggambarkan Trump sebagai “sahabat terbaik Israel di Gedung Putih” dan memujinya atas “keinginannya untuk berpikir di luar kotak”.

    Arab Saudi mengatakan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina tidak tergoyahkan dan menolak segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka.

    Komentar Trump juga menuai kecaman dari kelompok hak asasi manusia dan anggota parlemen AS, termasuk Anggota Kongres Rashida Tlaib, yang menuduhnya “secara terbuka menyerukan pembersihan etnis”.

    Tim penyelamat telah menemukan mayat 19 warga Palestina di kuburan massal yang ditemukan di Jalan al-Thawra, di Kota Gaza di utara Jalur Gaza.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.700 orang, menurut jumlah korban yang direvisi oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, yang menyatakan ribuan orang yang hilang kini diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Trump Akan Kunjungi Gaza-Israel-Arab Saudi    
        Trump Akan Kunjungi Gaza-Israel-Arab Saudi

    Trump Akan Kunjungi Gaza-Israel-Arab Saudi Trump Akan Kunjungi Gaza-Israel-Arab Saudi

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa ia berencana untuk mengunjungi Gaza, Israel, dan Arab Saudi dalam lawatan mendatang ke Timur Tengah.

    “Saya cinta Israel. Saya akan berkunjung ke sana dan saya akan mengunjungi Gaza dan saya akan mengunjungi Arab Saudi dan saya akan mengunjungi tempat-tempat lain di seluruh Timur Tengah,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir Al Arabiya, Rabu (5/2/2025). Dia tak menyebutkan kapan jadwal lawatannya.

    Pernyataan Trump ini disampaikan setelah ia mengatakan AS akan mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan mengembangkannya secara ekonomi, setelah warga Palestina direlokasi ke tempat lain. Trump mengungkapkan rencananya yang mengejutkan ini saat konferensi pers bersama pada hari Selasa (4/2) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan menguasainya,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu, dilansir AFP, Rabu (5/2/2025). “Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk menyingkirkan semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut,” imbuh Trump kepada para wartawan.

    “Jika perlu, kami akan melakukannya, kami akan mengambil alih bagian itu, kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan kerja, dan itu akan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah,” imbuh Trump.

    “Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang dan saya melihat itu membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan para pemimpin regional dan mereka mendukung gagasan tersebut.

    Pemerintah Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan, menekankan penolakannya terhadap segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, dan mengatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Lempeng Samudera Bumi Terkoyak di Bawah Wilayah Irak dan Iran

    Lempeng Samudera Bumi Terkoyak di Bawah Wilayah Irak dan Iran

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah lempeng samudera yang telah lama hilang tenggelam, menyeret kerak bumi ke bawah, kata para peneliti.

    Namun, lempeng tersebut juga terkoyak di bawah Pegunungan Zagros di Irak saat ia jatuh ke bawah, menghilangkan sebagian beban dari kerak bumi di atasnya.

    Saat Neotethys tertutup, kerak samudera berada di bawah benua Eurasia. Bagian benua Lempeng Arab, yang menopang Irak dan Arab Saudi saat ini, terseret ke belakang, mengakibatkan tumbukan dengan Eurasia. Tabrakan ini menciptakan gunung-gunung, yang menekan kerak bumi di sekitarnya, sehingga menciptakan depresi.

    Gunung-gunung ini terkikis ke dalam depresi ini selama jutaan tahun, sedimennya membentuk dataran Mesopotamia tempat aliran sungai Tigris dan Efrat.

    Penulis studi Renas Koshnaw, peneliti geologi di Universitas Göttingen di Jermandan rekan-rekannya melihat bahwa di sisi tenggara bidang ini, terdapat lapisan sedimen yang sangat tebal, dengan kedalaman 1,9 hingga 2,5 mil (3 hingga 4 kilometer).

    Mereka memetakan daerah tersebut dan menggunakan pemodelan komputer untuk menemukan bahwa berat gunung saja tidak dapat menyebabkan divot yang begitu dalam.

    Sebaliknya, mereka menemukan bahwa wilayah ini terseret oleh sisa-sisa lempeng samudera Neotethys, yang masih tenggelam ke dalam mantel. Namun lempengan itu juga terkoyak saat turun.

    “Ke arah Turki, cekungan yang dipenuhi sedimen menjadi lebih dangkal, menunjukkan bahwa lempengan tersebut telah putus di daerah tersebut, sehingga mengurangi gaya tarik ke bawah,” kata Koshnaw.

    Proses perobekan ini kemungkinan besar telah terjadi di sisi barat pegunungan, tempat wilayah Kurdistan di Irak berhadapan dengan Turki, demikian temuan penelitian baru dilansir dari livescience. Robekan tersebut kini mengarah ke arah barat laut Iran.

    Dinamika ini tidak langsung terlihat jelas di permukaan, namun mengungkap bagaimana mantel dan kerak bumi bekerja sama membentuk topografi bumi, kata para peneliti dalam studi baru yang diterbitkan pada 25 November 2024 di jurnal Solid Earth.

    Lempeng samudera dulunya merupakan dasar laut Neotethys, samudra yang terbentuk ketika superbenua Pangaea terpecah menjadi benua utara, Laurasia, dan benua selatan, Gondwana sekitar 195 juta tahun yang lalu. Meskipun Neotethys tertutup lebih dari 20 juta tahun yang lalu, kerak samudera yang mendasarinya masih mempengaruhi wilayah pegunungan Zagros, demikian temuan studi baru.

    “Lempeng ini menarik wilayah tersebut ke bawah dari bawah,” kata penulis studi Renas Koshnaw, peneliti geologi di Universitas Göttingen di Jerman, dalam sebuah pernyataan.

    Memahami dinamika ini dapat membantu menginformasikan pencarian sumber daya alam seperti besi, fosfat dan tembaga, yang terbentuk di batuan sedimen, kata para peneliti. Patahan yang terbentuk akibat tumbukan antara lempeng Arab dan Eurasia juga menimbulkan gempa bumi besar dan mematikan.

  • Netanyahu Yakin Perdamaian antara Israel-Arab Saudi Akan Terjadi!    
        Netanyahu Yakin Perdamaian antara Israel-Arab Saudi Akan Terjadi!

    Netanyahu Yakin Perdamaian antara Israel-Arab Saudi Akan Terjadi! Netanyahu Yakin Perdamaian antara Israel-Arab Saudi Akan Terjadi!

    Washington DC

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keyakinan bahwa dirinya dapat mencapai kesepakatan perdamaian dengan Arab Saudi. Netanyahu menegaskan dirinya berkomitmen untuk mewujudkan normalisasi hubungan dengan Riyadh.

    “Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin dilakukan, saya pikir hal itu akan terjadi,” ucap Netanyahu saat berbicara dalam konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Rabu (5/2/2025).

    Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan jika Trump masih memiliki waktu setengah tahun pada masa jabatan pertamanya, normalisasi antara Israel dan Saudi sudah pasti terjadi. Dalam upaya kali ini, Netanyahu mengatakan Israel akan memberikan upaya yang baik terhadap Saudi.

    “Saya berkomitmen untuk mencapainya. Dan saya tahu presiden berkomitmen untuk mencapainya. Dan saya pikir kepemimpinan Saudi tertarik untuk mencapainya,” sebutnya seperti dilansir The Times of Israel.

    “Kami akan berusaha dengan baik. Dan saya pikir kami akan berhasil,” ujar Netanyahu dalam pernyataannya.

    Pemerintahan Trump selama masa jabatan pertamanya menjadi mediator bagi normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.

    Hal itu meningkatkan harapan akan adanya kesepakatan serupa dengan Arab Saudi, negara dengan perekonomian terkaya di Arab.

    Selama berbulan-bulan, AS telah memimpin upaya diplomasi untuk membujuk Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui negara Yahudi tersebut. Upaya itu melibatkan tawaran pakta pertahanan dan bantuan AS dalam program nuklir sipil Saudi sebagai imbalannya.

    Namun perundingan itu gagal setelah perang yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 membuat Riyadh mengesampingkan isu normalisasi, di tengah kemarahan negara Arab atas rentetan serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut.

    Saudi, dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri, menegaskan pihaknya tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya pembentukan negara Palestina. Netanyahu dan jajaran pemerintahannya di Tel Aviv diketahui menentang keras pembentukan negara Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Presiden Suriah Al-Sharaa Bertemu Presiden Turki Erdogan, Bahas Kerja Sama Keamanan – Halaman all

    Presiden Suriah Al-Sharaa Bertemu Presiden Turki Erdogan, Bahas Kerja Sama Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menyambut kedatangan Presiden Sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, di Istana Kepresidenan di Ankara, Turki, pada Selasa (4/2/2025).

    Al-Sharaa disambut oleh Erdoğan bersama sejumlah kecil pengawal kehormatan di pintu masuk Istana Kepresidenan.

    Upacara penyambutan berlangsung sederhana jika dibandingkan dengan kunjungan kepala negara lainnya yang biasanya disertai pasukan dan band militer, lapor Euronews.

    Pertemuan keduanya bertujuan membahas pemulihan ekonomi serta keamanan dan stabilitas Suriah.

    Dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan, Al-Sharaa mengatakan bahwa Turki dan Suriah sedang merencanakan “strategi bersama” untuk mengatasi ancaman keamanan bagi kedua negara.

    “Kami membahas ancaman-ancaman yang dapat menghambat persatuan wilayah Suriah, terutama di timur laut Suriah,” ujar Al-Sharaa.

    Salah satu ancaman bagi Turki adalah keberadaan pasukan pimpinan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat di wilayah utara Suriah.

    Turki memandang milisi Kurdi Suriah, yang merupakan bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki.

    TURKI DAN SURIAH – Tangkap layar YouTube Kanal13 yang diambil pada Rabu (5/2/2025) menampilkan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa saat melakukan kunjungan ke Turki dan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan, Selasa (4/2/2025). Pertemuan keduanya bertujuan membahas pemulihan ekonomi serta keamanan dan stabilitas Suriah. (Tangkap layar YouTube Kanal13)

    Turki secara konsisten mendesak agar kelompok tersebut dibubarkan.

    Pejuang yang didukung oleh Turki telah berperang melawan SDF untuk menjauhkan mereka dari perbatasan Turki.

    “Kami juga membahas pentingnya tekanan internasional terhadap Israel agar menarik diri dari zona penyangga di Suriah bagian selatan dan melaksanakan perjanjian tahun 1974,” tambah Al-Sharaa.

    Sebagai informasi, Al-Sharaa baru saja ditunjuk sebagai Presiden Sementara Suriah minggu lalu.

    Ia merupakan mantan pemimpin organisasi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu.

    Turki dikenal sebagai pendukung kuat kelompok-kelompok yang menentang al-Assad selama perang saudara yang berlangsung selama 13 tahun, sehingga dipandang sebagai sekutu utama pemerintahan baru Suriah.

    Turki, yang berbatasan dengan Suriah sepanjang 910 km, juga menjadi negara yang menampung jumlah pengungsi Suriah terbanyak sejak pecahnya perang pada tahun 2011.

    Jumlah pengungsi Suriah di Turki mencapai puncaknya pada tahun 2022, dengan lebih dari 3,8 juta orang.

    Kunjungan Al-Sharaa ke Turki ini merupakan kunjungan internasional keduanya sejak menjabat sebagai presiden.

    Sebelumnya, ia melakukan kunjungan ke Arab Saudi.

    Turki Dilaporkan Berencana Bangun 2 Pangkalan Militer di Suriah

    Sebelum kunjungan Al-Sharaa ke Turki, muncul laporan bahwa Turki akan membangun dua pangkalan militer di Suriah.

    Kunjungan itu pun dimaksudkan untuk membahas pangkalan tersebut.

    “Turki akan melatih anggota militer di dua pangkalan yang akan dibangun di Suriah,” menurut laporan surat kabar Türkiye Newspaper pada 3 Februari 2025 yang mengutip beberapa sumber Arab yang tidak disebutkan namanya.

    “Turki dan Suriah akan menandatangani perjanjian pertahanan bersama.”

    Laporan itu juga menambahkan, “Berdasarkan perjanjian yang diharapkan segera ditandatangani, Turki akan membantu Suriah jika negara tersebut menghadapi ancaman mendadak.”

    Militer Turki akan melatih tentara Suriah, termasuk pilot, dengan tujuan membangun angkatan udara untuk Suriah.

    Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Turki akan menempatkan 50 pesawat tempur F-16 di dua pangkalan baru tersebut hingga Angkatan Udara Suriah terbentuk sepenuhnya.

    “Langkah ini bertujuan untuk mencegah serangan apapun terhadap kedaulatan Suriah.”

    Selain itu, pihak berwenang Suriah juga dilaporkan meminta agar Turki mengerahkan pesawat nirawak, radar, dan sistem perang elektronik di sepanjang perbatasan Suriah dengan Israel.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Dia Tak Masalah dengan Penjahat Demi Kepentingannya Sendiri

    Dia Tak Masalah dengan Penjahat Demi Kepentingannya Sendiri

    PIKIRAN RAKYAT – Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjamu Benjamin Netanyahu sebagai pemimpin asing pertama yang mengunjungi Gedung Putih dipandang sebagai dukungan terhadap perang yang dilakukan Israel di Gaza.

    Netanyahu, yang dicari karena kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), mengunjungi DC minggu ini saat operasi militer Israel berlanjut di dan sekitar Tepi Barat yang diduduki.  

    Serangan itu telah menewaskan lebih dari 50 warga Palestina dan membuat lebih dari 26.000 orang mengungsi di kamp pengungsi Jenin dan Tulkarem sejak dimulai pada 21 Januari.  Kelompok aktivis Doctors Without Borders (MSF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa militer Israel telah menghancurkan 23 bangunan di Jenin pada hari Minggu saja.

    Kekuasaan di Atas Segalanya

    Sementara itu Jonathan Kuttab, direktur eksekutif Friends of Sabeel North America (FOSNA), mengatakan bahwa mengingat kejadian selama 16 bulan terakhir di Gaza, undangan kepada Netanyahu tidak hanya tidak menghormati warga Palestina, tetapi juga merupakan bukti sekali lagi bahwa Trump tidak tertarik pada supremasi hukum.

    “Pandangannya terhadap dunia adalah kekuasaan, bukan hukum; penindasan oleh negara adikuasa, bukan kerja sama untuk memecahkan masalah.

    “Trump sama sekali mengabaikan hukum internasional, tidak menghormati nilai-nilai kesopanan, demokrasi, dan peradaban. Dia hanya seorang pengganggu kuat yang ingin menunjukkan kekuatannya, dan dia tidak punya masalah dengan penjahat untuk menjalankan kepentingannya sendiri,” kata Kuttab.

    Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa lebih dari 47.000 orang telah tewas dalam operasi Israel di Gaza sejak Oktober 2023 dalam apa yang oleh beberapa pakar hak asasi manusia digambarkan sebagai genosida dan menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

    Kantor media pemerintah Gaza minggu ini menambahkan 14.000 orang hilang ke dalam jumlah korban tewas, sehingga jumlahnya menjadi 61.700.

    Menjelang perjalanannya ke Washington, Netanyahu mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan Trump tentang kemenangan atas Hamas, mencapai pembebasan semua sandera, dan menangani poros teror Iran dalam semua komponennya.

    Perluasan Perjanjian Abraham?

    Warga Palestina Amerika mengatakan bahwa Trump, yang menjadi perantara serangkaian perjanjian normalisasi dengan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertamanya, mungkin ingin memperluas Perjanjian Abraham dengan menarik Netanyahu ke dalam kesepakatan bisnis menuju tujuan akhir untuk memformalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

    Minggu lalu, Trump menggambarkan Gaza sebagai lokasi pembongkaran dan meminta Mesir dan Yordania untuk menerima warga Palestina, menggemakan seruan anggota pemerintahan Netanyahu untuk pembersihan etnis di Gaza.

    Kepemimpinan Palestina, baik Hamas maupun Otoritas Palestina, mengecam usulan tersebut sementara Yordania dan Mesir juga menolak gagasan tersebut.

    Namun pada hari Minggu, pengumuman Amman bahwa Raja Abdullah II akan melakukan perjalanan ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Trump pada minggu kedua bulan Februari telah menimbulkan kecurigaan.

    “Kita perlu melihat Trump sebagai seorang pengusaha. Biasanya, miliarder bersembunyi di balik politisi. Di sini, miliarder adalah politisi,” kata Layan Fuleihan, koordinator pendidikan dari The People’s Forum di New York City.

    “Trump memiliki rencana yang berbeda dan rencananya baru-baru ini menunjukkan bahwa ia berniat untuk memperluas apa yang disebut ‘Kesepakatan Abad Ini’,” kata Fuleihan.

    Kuttab setuju bahwa ada kemungkinan besar Netanyahu akan mencoba mengamankan lebih banyak senjata, atau persetujuan Trump untuk melakukan lebih banyak operasi di Gaza atau Tepi Barat yang diduduki, atau dengan tujuan akhir menekan Yordania dan Mesir agar mengizinkan pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza.

    Trump Periode Kedua

    Trump telah melangkah ke masa jabatan keduanya dengan menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang telah mengguncang lembaga politik dan membuat marah warga Amerika biasa dengan napas dan cakupannya.

    Perintah eksekutif tersebut akan memengaruhi perawatan kesehatan, pendidikan, dan imigrasi, serta masa depan aktivisme politik di AS.

    Sebagai bagian dari tindakan presiden yang luas, Trump juga memberlakukan versi baru larangan perjalanan yang konon bertujuan untuk mendeportasi individu yang “menganut ideologi kebencian” serta menetapkan bahwa mahasiswa asing dapat dideportasi karena memprotes perang Israel di Gaza.

    Taher Herzallah, dari American Muslims for Palestine (AMP), mengatakan bahwa mengundang Netanyahu ke Gedung Putih adalah hal yang wajar bagi Trump.

    Ia mengatakan bahwa mengingat apa yang telah dicapai Trump selama masa jabatan pertamanya mulai dari memindahkan kedutaan ke Yerusalem hingga pengakuan Dataran Tinggi Golan, hingga Perjanjian Abraham tidak mengherankan melihatnya berdiri teguh bersama Israel.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mensos Susun MoU dengan Kemenag untuk Pendamping Jamaah Haji Lansia-Difabel

    Mensos Susun MoU dengan Kemenag untuk Pendamping Jamaah Haji Lansia-Difabel

    Jakarta

    Kementerian Sosial (Kemensos) sedang merancang kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) terkait penyelenggaraan haji. Kerja sama Kemensos dengan Kemenag menyangkut pendampingan jamaah haji lansia maupun difabel.

    “Ya ini nanti kita akan sampaikan, kita mau Mou ini ya. Ini kita lagi rancang MoU. Petugasnya belum tahu sampai sedetail itu, nanti sedang buatkan MoU, yang pasti ada rencana kita akan usulkan,” kata Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

    Gus Ipul mengatakan untuk pelaksanaan MoU ini belum bisa dipastikan kapan akan bisa dilaksanakan, apakah tahun ini atau yang akan datang. Namun kata dia, MoU ini akan secepatnya dirampungkan untuk membantu jamaah haji kategori lansia dan difabel.

    “Apakah nanti dalam tahun ini masih memungkinkan atau enggak tapi kita sudah berjalan dan kita akan merancang MoU secepatnya. Utamanya adalah lansia dan difabel. Kita punya tenaga ahli untuk itu,” terang Gus Ipul.

    Keberangkatan Haji Mulai 2 Mei

    Kementerian Agama RI telah merilis rencana perjalanan haji 2025 yang berisi jadwal pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M. Ini memuat rincian tanggal keberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia.

    Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1446 H/2025 M yang terbit dan ditandatangani Dirjen PHU Hilman Latief pada 3 Januari 2025, jemaah haji Indonesia 2025 berangkat mulai tanggal 2 Mei 2025.

    Pemerintah Republik Indonesia bersama Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan perhajian (MoU) untuk musim haji 1446 H /2025 M. Disepakati jumlah jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan pada masa operasional haji 1446 H/2025 M sebanyak 221 ribu orang.

    Keberangkatan dan kepulangan 221 ribu jemaah haji Indonesia akan terbagi pada dua bandara di Arab Saudi. Ini alurnya.

    Sebanyak 110.500 jemaah akan datang melalui Bandara Amir Mohammad Bin Abdul Aziz di Madinah dan pulang melalui Bandara King Abdul Aziz di Jeddah.Setengahnya lagi, akan datang melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan pulang melalui Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz Madinah.

    (amw/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • ‘Jamu’ Israel, AS: Tak Ada Jaminan Gencatan Senjata dengan Hamas akan Bertahan di Gaza – Halaman all

    ‘Jamu’ Israel, AS: Tak Ada Jaminan Gencatan Senjata dengan Hamas akan Bertahan di Gaza – Halaman all

    ‘Jamu’ Israel, AS: Tak Ada Jaminan Gencatan Senjata dengan Hamas akan Bertahan di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS), pihak ketiga dalam konflik Israel-Hamas dalam Perang Gaza, kini berbalik arah dari sikap awalnya di peperangan tersebut.

    Jika sebelumnya AS, di bawah komando Presiden Terpilih, Donald Trump, lantang meminta Israel dan Hamas untuk melaksanakan gencatan senjata dengan kerangka pertukaran sandera-tahanan yang akhirnya terwujud pada 19 Januari 2025 dalam putaran pertama, Washington kini tidak memberi jaminan kalau gencatan senjata akan terus berlangsung.

    Sikap putar haluan AS ini terjadi saat Hamas menyatakan siap untuk kembali berunding dalam putaran dua perundingan pertukaran sandera-tahanan dengan Israel.

    Sebagai gambaran, putaran pertama pertukaran sandera-tahanan ini diklaim Hamas sebagai kemenangan rakyat Palestina.

    Sejumlah entitas Israel, termasuk para menteri dari sayap kanan ultranasionalis ekstremis yang belakangan mengundurkan diri dari koalisi kabinet, menilai pembebasan para tahanan Palestina ini adalah wujud nyata dari kekalahan militer Israel dalam agresi militernya di Gaza.

    Sesuai kesepakatan, pada gencatan tahap pertama selama 42 hari, Hamas akan membebaskan 33 sandera dan Israel melepaskan lebih dari 2.000 tahanan.

    Hingga pertukaran keempat tahap pertama pada Sabtu (1/2/2025),, sudah 17 sandera Israel dan 400 tahanan Palestina dibebaskan.

    Negosiasi gencatan senjata tahap kedua akan dimulai pada Selasa pekan depan untuk pembebasan 60 sandera yang masih tersisa. Perundingan termasuk penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.

    Sejauh ini gencatan senjata Hamas-Israel yang mengakhiri pertempuran selama 15 bulan terakhir berjalan sesuai rencana meski terjadi sejumlah insiden yang membuat kedua pihak saling tuding melanggar kesepakatan.

    Terkait negosiasi tahap kedua, dua sumber senior Hamas mengonfirmasi kalau kelompok perlawanan Palestina itu itu siap memulai putaran kedua negosiasi dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Gaza.

    Seorang pejabat senior Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, dilansir RNTV, Selasa (4/2/2025) menyatakan, “Pembicaraan tahap kedua akan dimulai hari ini. Hamas memberi tahu para mediator selama pertemuan baru-baru ini di Kairo bahwa kami siap untuk memulai putaran negosiasi berikutnya.”

    Sumber Hamas lainnya menambahkan, “Kami menunggu mediator untuk memulai perundingan. Delegasi Hamas siap dan berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan.”

    PRESIDEN DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House pada Jumat (31/1/2025) yang menunjukkan Trump menandatangani perintah eksekutif baru di Gedung Putih pada Kamis (30/1/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

    Jamu Netanyahu, Trump Tak Jamin Gencatan Senjata Langgeng

    Namun, kesiapan Hamas ini disambut pesimisme AS yang awalnya getol menyerukan gencatan senjata dalam Perang Gaza Israel-Hamas.

    Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Senin (3/2/2025) kalau “tidak ada jaminan” gencatan senjata di Gaza akan bertahan.

    Hal ini Trump nyatakan saat bersiap menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, AS untuk berdiskusi dengan fokus soal fase kedua gencatan senjata dengan Hamas, yang masih menunggu finalisasi.

    “Lebih dari dua minggu sejak gencatan senjata dimulai, dua pejabat Hamas mengonfirmasi bahwa kelompok itu siap membahas rincian tahap kedua, yang dapat memastikan penghentian Perang Gaza secara lebih permanen,” kata laporan RNTV. 

    Sebelum meninggalkan Israel ke AS, Netanyahu mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraannya dengan Trump akan membahas “kemenangan atas Hamas,” melawan pengaruh Iran, dan mengamankan pembebasan semua tawanan.

    “Pertemuan ini akan menandai keterlibatan pertama Trump dengan pemimpin negara lain sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, sebuah langkah yang digambarkan Netanyahu sebagai bukti “kekuatan aliansi Israel-Amerika”,” kata laporan tersebut.

    Dengan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, pendudukan Israel kini telah mengalihkan agresinya ke Tepi Barat. Operasi tersebut telah mengakibatkan banyak korban.

    Trump, yang memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata setelah 15 bulan agresi, mengakui bahwa meskipun kemajuan telah dicapai dengan ‘Israel’ dan negara-negara Timur Tengah lainnya, ia “tidak memiliki jaminan” bahwa perdamaian akan bertahan lama.

    Tahap kedua gencatan senjata diperkirakan akan melibatkan pembebasan lebih banyak tawanan dan dapat membuka jalan bagi berakhirnya perang secara permanen.

    Diskusi di Washington juga akan membahas normalisasi hubungan antara Pendudukan Israel dan Arab Saudi, yang dibekukan Riyadh pada awal agresi Gaza.

    NAIK TANK – Warga Gaza menaiki tank Merkava Israel saat milisi perlawanan Palestina menggelar Operasi Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 ke wilayah pendudukan Israel. Operasi ini berdampak perang Gaza selama agresi militer Israel selama 15 bulan di Gaza.  (tangkap layar/khaberni)

    Tonton Film Dokumenter Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023

    Dalam pertemuan dengan Netanyahu tersebut, Donald Trump dijadwalkan akan menonton film dokumenter yang merinci peristiwa Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 , menurut laporan dari berita Ynet.

    Rekaman tersebut, kompilasi berdurasi 47 menit yang dibuat oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF), diduga menunjukkan serangan oleh pejuang Hamas yang melintasi wilayah Palestina yang diduduki dan menawan 251 orang.

    “Video tersebut juga diduga menggambarkan “tindakan kekerasan yang mengejutkan, termasuk pembunuhan, penyiksaan, dan serangan seksual,” dengan rekaman mentah dari kamera tubuh Hamas,” kata laporan RNTV mengutip pernyataan pihak AS.

    Sebagai informasi, scara khusus, sejak 7 Oktober 2023, tidak ada bukti yang diajukan untuk mendukung klaim kalau milisi Hamas melakukan penyerangan seksual dalam operasi tersebut.

    Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang menonton film dokumenter tersebut minggu lalu saat berada di Israel, dilaporkan merasa sangat terganggu dan menyarankan agar Presiden Trump juga menonton rekaman tersebut.

    Untuk mengakomodasi jadwal presiden, video asli berdurasi 47 menit akan dipersingkat menjadi 20-30 menit.

     

    (oln/rntv/*)

  • Intip Uang Saku Beasiswa LPDP 2025 di 69 Negara

    Intip Uang Saku Beasiswa LPDP 2025 di 69 Negara

    Jakarta, Beritasatu.com – Beasiswa LPDP 2025 memberikan bantuan mencakup biaya pendidikan dan uang saku yang disesuaikan dengan standar hidup di 69 negara tujuan. Pemerintah kembali membuka pendaftaran Beasiswa LPDP hingga 17 Februari 2025.

    Beasiswa LPDP adalah salah satu yang paling diminati karena memberikan kesempatan emas untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 secara gratis, baik di dalam maupun luar negeri.

    Tak hanya menanggung biaya pendidikan sepenuhnya, LPDP juga memberikan benefit lainnya, termasuk uang saku bulanan yang sangat membantu selama masa studi. Menariknya, besaran uang saku yang diterima setiap penerima beasiswa berbeda-beda tergantung negara tujuan studi.

    Berdasarkan buku LPDP Scholarship Funding Components atau sekitar April 2024, berikut adalah besaran uang saku LPDP di 69 negara:

    Afrika Selatan: US$ 920 atau sekitar Rp 14 juta.Amerika Serikat: US$ 2.000–2.600 atau sekitar Rp 31 juta-Rp 40 juta.Arab Saudi: 3.100 riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 13 juta.Argentina: US$ 700 atau sekitar Rp 11 juta.Australia: 2.500-2.800 dolar Australia atau sekitar Rp 26 juta-Rp 29 juta.Austria: 1.200 euro atau sekitar Rp 21 juta.Belanda: 1.500 euro atau sekitar Rp 26 juta.Belarus: US$ 520 atau sekitar Rp 8 juta.Belgia: 1.500 euro atau sekitar Rp 26 juta.Brasil: 2.500 real Brasil atau sekitar Rp 8 juta.Brunei Darussalam: 570 dolar Brunei Darussalam atau sekitar Rp 6 juta.Bulgaria: 980 lev Bulgaria atau sekitar Rp 8 juta.Chili: US$ 1.400 atau sekitar Rp 22 juta.Ceko: US$ 670 atau sekitar Rp 10 juta.Denmark: 1.400-1.600 euro atau sekitar Rp 24 juta-Rp 28 juta.Estonia: 710 euro atau sekitar Rp 12 juta.Filipina: 35.100 peso Filipina atau sekitar Rp 10 juta.Finlandia: 1.200 euro atau sekitar Rp 21 juta.Hong Kong: 12.700 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 25 juta.Hungaria: 780 euro atau sekitar Rp 14 juta.India: 33.400 rupee India atau sekitar Rp 6 juta.Inggris: 1.400-1.900 poundsterling atau sekitar Rp 27 juta-Rp 37 juta.Iran: 950 euro atau sekitar Rp 16 juta.Irlandia: 1.600 euro atau sekitar Rp 28 juta.Islandia: US$ 1.700 atau sekitar Rp 26 juta.Italia: 1.400 euro atau sekitar Rp 24 juta.Jepang: 170.000-195.000 Yen Jepang atau sekitar Rp 17 juta-Rp 19 juta.Jerman: 1.400 euro atau sekitar Rp 24 juta.Kanada: 2.300-2.900 dolar Kanada atau sekitar Rp 26 juta-Rp 33 juta.Kazakhstan: 310.000 tenge Kazakhstan atau sekitar Rp 10 juta.Kenya: US$ 480 atau sekitar Rp 7 juta.Korea Selatan: 1.500.000 won Korea Selatan atau sekitar Rp 17 juta.Kroasia: 630 euro atau sekitar Rp 11 juta.Latvia: 630 euro atau sekitar Rp 11 juta.Lebanon: US$ 1.400 atau sekitar Rp 22 juta.Lituania: 720 euro atau sekitar Rp 12 juta.Luksemburg: 1.500 euro atau sekitar Rp 26 juta.Makau: 7.800 pataca Makau atau sekitar Rp 15 juta.Malaysia: 2.700 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 9 juta.Maroko: 540 euro atau sekitar Rp 9 juta.Meksiko: US$ 1.300 atau sekitar Rp 20 juta.Mesir: US$ 880 atau sekitar Rp 14 juta.Norwegia: 12.700 Krone Norwegia atau sekitar Rp 18 juta.Oman: US$ 860 atau sekitar Rp 13 juta.Pakistan: US$ 410 atau sekitar Rp 6 juta.Prancis: 1.500 euro atau sekitar Rp 26 juta.Polandia: 710 euro atau sekitar Rp 12 juta.Portugal: 800 euro atau sekitar Rp 13 juta.Qatar: 6.000 riyal Qatar atau sekitar Rp 25 juta.Rusia: US$ 700-880 atau sekitar Rp 11 juta-Rp 14 juta.Selandia Baru: 2.300 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 21 juta.Singapura: 2.300 dolar Singapura atau sekitar Rp 26 juta.Siprus: 750 euro atau sekitar Rp 13 juta.Slovenia: 650 euro atau sekitar Rp 11 juta.Spanyol: 1.400 euro atau sekitar Rp 24 juta.Sudan: US$ 700 atau sekitar Rp 11 juta.Swedia: 12.300 krona Swedia atau sekitar Rp 18 juta.Swiss: 2.400 franc Swiss atau sekitar Rp 43 juta.Taiwan: US$ 1.100 atau sekitar Rp 17 juta.Thailand: 24.800 baht Thailand atau sekitar Rp 11 juta.Tiongkok: 6.600 yuan Tiongkok atau sekitar Rp 14 juta.Tunisia: 2.300 dinar Tunisia atau sekitar Rp 12 juta.Turki: 490 euro atau sekitar Rp 8,5 juta.Uni Emirat Arab: 6.100 dirham UAE atau sekitar Rp 26 juta.Uzbekistan: US$ 720 atau sekitar Rp 11 juta.Vietnam: 10.790.000 dong Vietnam atau sekitar Rp 6,5 juta.Yaman: US$ 700 atau sekitar Rp 11 juta.Yordania: US$ 810 atau sekitar Rp 13 juta.Yunani: 600 euro atau sekitar Rp 10 juta.

    Besaran uang saku beasiswa ini menyesuaikan dengan biaya hidup di setiap negara dan dapat berubah sesuai kebijakan LPDP di tahun 2025.

  • Mantan PM Israel, Ehud Barak: ‘Kita Harus Membuka Jalan untuk Menggulingkan Benjamin Netanyahu’ – Halaman all

    Mantan PM Israel, Ehud Barak: ‘Kita Harus Membuka Jalan untuk Menggulingkan Benjamin Netanyahu’ – Halaman all

    Mantan PM Israel: Kita Harus Membuka Jalan untuk Menggulingkan Benjamin Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM-  Dalam opini baru yang diterbitkan oleh Haaretz , mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak berpendapat bahwa Presiden AS Donald Trump akan menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Tujuannya untuk menyelesaikan perjanjian utama, khususnya mengenai tawanan dan Gaza sambil memanfaatkan kesepakatan Saudi.

    Ketidakpastian Donald Trump merupakan elemen kunci kekuasaannya, dan tampaknya kunjungan Netanyahu akan melibatkan gerakan simbolis, meskipun diskusi di balik pintu tertutup akan menentukan, seperti yang tertulis dalam opini Ehud Barak.

    Ia menekankan bahwa Netanyahu menghadapi tantangan politik dan domestik, terutama dengan perombakan peradilan, yang mempertaruhkan apa yang ia gambarkan sebagai “nilai-nilai demokrasi Israel.” 

    “Pertama, Trump akan memelintir tangan Netanyahu, tetapi tanggung jawab untuk menghentikan langkah menuju kediktatoran ada di tangan kita,” tulis mantan PM Israel itu dalam opininya.

    Dalam pandangan Barak, ketidakpastian Donald Trump merupakan elemen kunci kekuasaannya, dan tampaknya kunjungan Benjamin Netanyahu akan melibatkan gerakan simbolis, meskipun diskusi di balik pintu tertutup akan menentukan.

    Barak menyerukan pembangkangan sipil untuk mencegah ‘Israel’ bergeser ke arah otokratis
    Donald Trump diperkirakan akan menuntut Netanyahu untuk menyelesaikan kesepakatan tawanan yang dimulai bulan Mei lalu, yang sebelumnya ditolak Netanyahu, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban, menurut berita tersebut.

    Berbeda dengan sikap publik Netanyahu, ini mungkin kenyataan yang harus diterimanya, terutama dengan potensi kesepakatan dengan Arab Saudi, Barak menegaskan.

    Kepemimpinan Donald Trump , sebagaimana disebutkan dalam artikel itu, dapat menyebabkan Netanyahu mengubah pendiriannya dan mendukung kesepakatan tersebut, bahkan mungkin menyerukan pemilu lebih awal.

    Barak melanjutkan dengan mengatakan bahwa Netanyahu berada di bawah tekanan politik, khususnya terkait pengembalian tawanan, situasi di Gaza, dan masalah kebijakan dalam negeri.

    Meskipun menghadapi tantangan-tantangan ini, pemerintahan Netanyahu dapat bertahan.

    Menurut Barak, yang mendesak persiapan untuk kemungkinan menggulingkan pemerintahan Netanyahu dan menolak perombakan peradilan. 

    Mantan Perdana Menteri Israel itu menyimpulkan dengan mengatakan bahwa “persiapan untuk pembangkangan sipil yang luas dan tanpa kekerasan harus dipercepat,

    dengan langkah-langkah yang diambil untuk mempercepat penggulingan pemerintahan ini, sebelum ia melemparkan kita semua ke dalam jurang otokratis mesianik yang gelap dan korup.”

     

    SUMBER: AL MAYADEEN