Negara: Arab Saudi

  • Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya mengubah arah diplomasi global dengan mengutamakan negosiasi langsung dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebuah langkah yang membuat para pemimpin Eropa dan pejabat Ukraina khawatir akan tersingkir dari proses tersebut.

    Dilansir The Associated Press, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan khusus Steve Witkoff, dikabarkan akan bertolak ke Arab Saudi dalam waktu dekat untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan Rusia.

    Namun, belum jelas sejauh mana pejabat Ukraina atau Eropa akan dilibatkan dalam perundingan yang direncanakan berlangsung di Riyadh.

    Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa Washington masih melihat negosiasi ini sebagai tahap awal dan formatnya masih dapat berubah.

    “Presiden Zelensky akan terlibat dalam negosiasi,” kata Trump kepada wartawan pada Minggu (16/2/2025), tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Langkah ini muncul setelah pernyataan dari sejumlah penasihat utama Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance, yang menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan berbagai ibu kota Eropa.

    Eropa Merasa Tersingkir dari Proses Negosiasi

    Dalam pidatonya di Munich Security Conference pada Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kekecewaannya terhadap pendekatan baru AS yang cenderung mengabaikan Eropa dalam proses perdamaian.

    “Dekade hubungan lama antara Eropa dan Amerika telah berakhir,” ujar Zelensky. “Mulai sekarang, segalanya akan berbeda, dan Eropa harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini.”

    Meskipun Gedung Putih membantah bahwa Eropa tidak diajak berkonsultasi, berbagai pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan Trump masih meninggalkan banyak tanda tanya.

    Dalam kunjungannya ke Eropa, Vance telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

    Namun, banyak pejabat Eropa yang tetap merasa bahwa mereka hanya menjadi penonton dalam strategi baru Trump ini.

    “Mereka mungkin tidak menyukai urutan negosiasi yang sedang berlangsung, tetapi mereka tetap dikonsultasikan,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dalam wawancara dengan Fox News Sunday. “Pada akhirnya, negosiasi ini berada di bawah kepemimpinan Presiden Trump untuk mengakhiri perang ini.”

    Rencana Negosiasi AS-Rusia: Ukraina di Posisi Lemah?

    Laporan terbaru menunjukkan bahwa Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara melalui telepon minggu lalu, di mana keduanya menyepakati dimulainya pembicaraan tingkat tinggi untuk mengakhiri perang.

    Awalnya, perundingan ini dipresentasikan sebagai dialog dua arah antara Washington dan Moskow, tetapi Trump kemudian mengklarifikasi bahwa Ukraina juga akan terlibat-meskipun tidak dijelaskan di tahap mana mereka akan berpartisipasi.

    Tidak jelas apakah ada perwakilan Ukraina yang akan bergabung dalam pembicaraan di Riyadh. Namun, seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa delegasi Kyiv saat ini sedang berada di Arab Saudi untuk membuka jalan bagi kemungkinan kunjungan Zelensky.

    Sementara itu, Trump mengeklaim bahwa Putin sebenarnya ingin mengakhiri perang tetapi mengingatkan bahwa Rusia tetaplah kekuatan militer yang tangguh.

    “Saya pikir dia ingin menghentikan pertempuran,” kata Trump. “Mereka memiliki mesin perang yang besar dan kuat. Anda tahu, mereka mengalahkan Hitler dan Napoleon. Mereka telah bertempur selama waktu yang sangat lama.”

    Pendekatan baru ini membuat beberapa mantan pejabat AS angkat bicara. Heather Conley, mantan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Eropa Tengah di era Presiden George W. Bush, mengatakan bahwa strategi Trump ini seolah menghidupkan kembali pendekatan geopolitik abad ke-19 dan awal abad ke-20.

    “AS tampaknya berusaha menciptakan pendekatan baru berdasarkan konsep kekuatan besar,” ujar Conley. “Seperti dalam sejarah, hanya negara-negara besar yang memutuskan nasib bangsa lain dan mengambil alih apa yang menguntungkan kepentingan ekonomi serta keamanan mereka, baik melalui pembelian maupun paksaan.”

    Pendekatan ini juga menimbulkan perdebatan internal di dalam pemerintahan Trump sendiri. Beberapa pejabat mendukung rekonsiliasi cepat dengan Rusia, sementara yang lain khawatir bahwa Putin hanya ingin memecah belah aliansi transatlantik dan meningkatkan pengaruh Rusia di Eropa.

    Trump Dorong Rusia Kembali ke G7, Eropa Berang

    Dalam pernyataannya pekan lalu, Trump juga menyebut bahwa ia ingin melihat Rusia kembali bergabung dengan kelompok negara-negara maju G7 (sebelumnya G8 sebelum Rusia dikeluarkan pada 2014).

    “Saya ingin mereka kembali. Saya pikir itu adalah kesalahan untuk mengeluarkan mereka,” ujar Trump. “Ini bukan soal apakah saya suka atau tidak suka Rusia, tetapi saya rasa Putin akan sangat senang jika bisa kembali.”

    Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan pejabat Eropa, yang selama bertahun-tahun telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow atas aneksasi Krimea.

    Kesepakatan “Mineral Langka” dengan Ukraina

    Selain itu, ada juga ketegangan yang muncul terkait proposal AS agar Ukraina memberikan akses ke cadangan mineral langka sebagai imbalan atas bantuan militer senilai US$66 miliar yang telah diberikan Washington kepada Kyiv sejak perang dimulai.

    Presiden Zelensky sendiri dikabarkan menolak menandatangani kesepakatan ini untuk saat ini, karena merasa bahwa kesepakatan tersebut terlalu menguntungkan AS dan tidak memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi Ukraina.

    Gedung Putih menilai penolakan Zelensky sebagai langkah yang tidak bijaksana dan menegaskan bahwa perjanjian itu justru akan mempererat hubungan ekonomi antara AS dan Ukraina, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Moskow.

    Eropa Bersiap Menghadapi Era Baru

    Dalam menghadapi pendekatan baru Trump ini, para pemimpin Eropa mulai menyesuaikan strategi mereka. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan bahwa ia akan mengumpulkan pemimpin Eropa di Paris pada Senin untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas langkah selanjutnya terkait Ukraina.

    “Angin persatuan sedang bertiup di Eropa, seperti yang belum pernah kita rasakan sejak masa pandemi Covid-19,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot kepada media nasional.

    Langkah ini menandakan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi perubahan kebijakan Washington dan berusaha mencari cara untuk tetap memiliki suara dalam penyelesaian konflik di Ukraina.

    (luc/luc)

  • Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    London

    Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas perang Ukraina. Sejumlah negara Eropa pun membuat pertemuan sendiri lantaran tak diajak oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir Reuters dan CNN, Minggu (16/2/2025), informasi itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen AS dan sumber yang mengetahui rencana tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman mengatakan Ukraina tidak diundang ke perundingan di Saudi dan Kyiv tidak akan bekerja sama dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis.

    Perwakilan AS Michael McCaul mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Gedung Putih Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Namun, tidak ada penjelasan siapa pihak Rusia yang akan mereka temui.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Zelensky demi membawa perdamaian dan mengakhiri konflik.

    Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana perundingan di Saudi. Trump sendiri telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina.

    Apa rencana negara-negara Eropa dalam pertemuan tersebut? Baca halaman selanjutnya.

    Upaya Trump Damaikan Ukraina-Rusia

    Foto: Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan di sela-sela menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih (REUTERS/Kevin Lamarque Purchase Licensing Rights)

    Trump juga telah melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy. Hal itu membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir mereka akan disingkirkan dari proses perdamaian.

    Ketakutan tersebut sebagian besar dikonfirmasi ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan. AS juga mengirimkan kuesioner ke ibu kota-ibu kota Eropa untuk menanyakan apa yang dapat mereka kontribusikan sebagai jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya, Menlu AS Rubio juga telah berbicara dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Sabtu (15/2). Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump.

    Zelensky mengatakan dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak mengatakan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah maju perlahan di wilayah timur selama berbulan-bulan, sementara pasukan Kiev yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba untuk mempertahankan sebagian wilayah di Rusia barat.

    Rusia telah menuntut Kiev untuk menyerahkan wilayah dan menjadi netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    AS dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa dia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini sedang merundingkan kesepakatan yang dapat membuka kekayaan alam Ukraina yang melimpah bagi investasi AS. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina. Zelensky mengatakan rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

    Harapan Presiden Ukraina

    Foto: Tim Penyelamat Ukraina Berjibaku Padamkan Api Usai Serangan Rudal Rusia (State Emergency Service of Ukraine via REUTERS)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin utusan khusus Donald Trump, Keith Kellogg, mengunjungi garis depan Ukraina timur. Hal itu untuk melaporkan realitas di lapangan kepada presiden AS.

    “Sangat penting bagi saya bahwa ia melihat ini. Saya benar-benar ingin ia menyampaikan semua ini kepada Presiden Trump. Untuk menunjukkan kepadanya, memberi tahu dia,” kata Zelensky di Munich seperti dilansir AFP, Sabtu (16/2/2025).

    Zelensky berharap setelah melihat situasi di lokasi, dia berharap pihak Trump memahami apa yang terjadi. Dia menilai AS membutuhkan pengetahuan tersebut.

    “Dan saya pikir setelah itu kita mungkin akan lebih dekat untuk memahami bagaimana kita melihatnya. Itulah tujuan saya untuk masa depan yang dekat,” kata dia.

    “Pihak Amerika membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi,” imbuhnya.

    Eropa Gelar Pertemuan Sendiri

    Foto: PM Inggris Keir Starmer (AFP/OLI SCARFF)

    Para pemimpin Eropa pun berinisiatif untuk menggelar pertemuan darurat soal perang di Ukraina. Sebab, Eropa tak ikut dilibatkan oleh AS.

    Dilansir BBC, Minggu (16/2/2025), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pertemuan darurat di Paris itu menjadi ‘momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita’. Dia mengatakan Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO.

    Eropa masih dihantui oleh perjanjian Minsk, yakni kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Ukraina dan Rusia yang dicapai pada tahun 2015. Pembicaraan tersebut, yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman, berupaya untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Donbas di Ukraina timur.

    Keir Starmer mengaku melihat peran Inggris sebagai upaya menyatukan AS dan Eropa. Dia mengaku ingin untuk memastikan pendekatan yang bersatu untuk perdamaian di Ukraina. Starmer akan mengunjungi Trump di Gedung Putih pada akhir bulan ini.

    Pertemuan lebih lanjut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan terjadi setelah Starmer kembali dari Washington. Starmer menyatakan dirinya ‘berusaha untuk memastikan AS dan Eropa tetap bersatu’ sambil menambahkan keduanya tidak dapat membiarkan perpecahan apa pun dalam aliansi mengalihkan perhatian dari ‘musuh eksternal’.

    “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia. Jelas Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO saat kita bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan masa depan Ukraina dan menghadapi ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” ujarnya.

    Menteri luar negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memanggil para pemimpin Eropa untuk mengadakan pertemuan.

    “Presiden Trump memiliki metode operasi, yang oleh Rusia disebut pengintaian melalui pertempuran. Anda menekan dan melihat apa yang terjadi, lalu Anda mengubah posisi, taktik yang sah. Dan kita perlu merespons,” kata Sikorski.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gubernur: Konsorsium Arab minati beberapa sektor investasi di Aceh

    Gubernur: Konsorsium Arab minati beberapa sektor investasi di Aceh

    Mereka juga tertarik investasi di bidang energi listrik serta pertambangan mineral di Aceh,

    Banda Aceh (ANTARA) – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem menyatakan bahwa konsorsium investor dari Kerajaan Arab Saudi tertarik untuk menanamkan modal terhadap beberapa sektor perekonomian di tanah rencong.

    “Alhamdulillah, tadi baru saja saya berbincang dengan Prof Abdul Karim. Beliau menyampaikan ketertarikan konsorsium dari Kerajaan Arab Saudi untuk berinvestasi pada beberapa sektor di Aceh,” kata Muzakir Manaf dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Minggu.

    Perihal tersebut disampaikannya setelah bertemu dengan utusan konsorsium investor dari kerajaan Arab Saudi Prof Dr Abdul Karim Bin Abdul Aziz Asishri, di Kota Subulussalam, Aceh.

    Mualem mengatakan, konsorsium tersebut tertarik untuk mendirikan pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan mendirikan pabrik minyak goreng di Aceh.

    “Mereka juga tertarik investasi di bidang energi listrik serta pertambangan mineral di Aceh,” ujarnya.

    Mualem menambahkan, Prof Abdul Karim yang juga merupakan utusan Masjidil Haram serta Guru Besar di Universitas Ummul Qura Mekkah Arab Saudi itu ikut mengundang putra-putri Aceh untuk mengenyam pendidikan di sana.

    Dirinya menegaskan, sangat menyambut baik ketertarikan konsorsium tersebut karena juga berkaitan erat dengan visi nya yaitu Aceh Islami, maju, bermartabat dan berkelanjutan, serta misi untuk melaksanakan kemandirian ekonomi dengan basis sektor unggulan Aceh.

    Aceh, lanjut dia, sangat terbuka terhadap investor dari mana saja, karena dengan banyaknya investasi, maka lapangan semakin kerja terbuka. Dan tentunya berimbas positif pada upaya Aceh mengurangi pengangguran serta mengentaskan kemiskinan.

    Ditambah lagi, efek investasi tersebut juga bisa membuka peluang usaha baru yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi Aceh.

    “Kita menyambut baik dan akan mengkaji serta berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait. Saya tadi juga menawarkan kerja sama di bidang kesehatan, karena hal ini juga akan sangat bermanfaat bagi rakyat Aceh,” demikian Mualem.

    Pewarta: Rahmat Fajri
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hari ke-1089 Perang Rusia-Ukraina: AS dan Rusia Berunding – Halaman all

    Hari ke-1089 Perang Rusia-Ukraina: AS dan Rusia Berunding – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1089, mendekati peringatan tiga tahun konflik yang dimulai pada 24 Februari 2022.

    Pada minggu depan, pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia dijadwalkan mengadakan perundingan di Arab Saudi, namun Ukraina tidak diundang untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut.

    Pertemuan AS dan Rusia

    Menurut laporan The Guardian, delegasi AS yang akan hadir dalam pertemuan tersebut terdiri dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff.

    Mereka diperkirakan akan membahas upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina, seperti yang dilaporkan oleh Reuters dan AFP.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan ketidakpuasan atas ketidakhadiran Ukraina dalam pembicaraan ini. “Ukraina tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis,” tegas Zelensky.

    Pembicaraan Telepon Antara Menlu AS dan Rusia

    Sebelumnya, pada Sabtu, 15 Februari 2025, Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, melakukan pembicaraan melalui telepon.

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan bahwa kedua pihak sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.

    Seruan Zelensky untuk Dukungan Militer

    Dalam konferensi di Munich, Zelensky menyerukan pembentukan tentara Eropa, mengatakan, “Tentara kami saja tidak cukup, kami butuh dukungan Anda.” Seruan ini menunjukkan pentingnya dukungan internasional bagi Ukraina di tengah situasi yang semakin rumit.

    Isu Mineral Tanah Langka

    Di sisi lain, pemerintahan Trump dilaporkan mengusulkan agar Ukraina memberikan 50 persen dari cadangan mineral tanah langka yang dimilikinya sebagai imbalan untuk bantuan AS.

    Zelensky menilai perjanjian tersebut tidak memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina dan tidak melindungi kepentingan nasional.

    Ukraina memiliki cadangan mineral penting, termasuk titanium, litium, dan uranium, yang dapat berkontribusi pada industri pertahanan dan energi hijau.

    Serangan Drone di Grayvoron

    Sementara itu, di wilayah Belgorod, Rusia, sebuah drone dilaporkan menjatuhkan peledak di kota Grayvoron.

    Gubernur Vyacheslav Gladkov menyatakan tidak ada korban dalam insiden tersebut, meskipun kerusakan terjadi pada beberapa bangunan akibat ledakan.

    Dengan situasi yang terus berkembang, ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap tinggi, dan perundingan di Arab Saudi menjadi salah satu titik fokus dalam upaya mencari solusi untuk konflik yang berkepanjangan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi – Halaman all

    Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM -Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, litium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti diberitakan Miami Herald.

    Namun, perluasan proposal dan negosiasi yang menegangkan di sekitarnya, menunjukkan jurang yang semakin lebar antara Ukraina dan Amerika Serikat mengenai dukungan AS yang berkelanjutan dan potensi berakhirnya perang. Permintaan setengah dari mineral Ukraina diajukan pada hari Rabu, ketika Menteri Keuangan AS Scott Bessent bertemu dengan Zelenskyy di ibu kota, Kyiv, yang merupakan kunjungan pertama pejabat pemerintahan Trump ke Ukraina.

    Departemen Keuangan menolak berkomentar tentang negosiasi apa pun.

    Setelah melihat usulan tersebut, Ukraina memutuskan untuk meninjau rinciannya dan memberikan usulan balasan ketika Zelenskyy mengunjungi Konferensi Keamanan Munich pada hari Jumat dan bertemu dengan Wakil Presiden JD Vance, menurut pejabat tersebut.

    Tidak jelas apakah usulan balasan diajukan. Zelenskyy, yang berbicara kepada wartawan di Munich pada hari Sabtu, mengakui bahwa ia telah menolak usulan dari pemerintahan Trump.

    Ia tidak menyebutkan secara rinci apa saja ketentuan kesepakatan tersebut, selain mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak mencakup jaminan keamanan dari Washington.

    “Saya tidak melihat adanya hubungan ini dalam dokumen tersebut,” katanya.

    “Menurut saya, dokumen itu belum siap untuk melindungi kami, kepentingan kami.”

    Jaminan keamanan adalah kuncinya, karena Ukraina yakin Amerika Serikat dan Inggris telah gagal memenuhi kewajiban mereka untuk melindungi negara berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada akhir Perang Dingin, ketika Ukraina menyerahkan senjata nuklir Rusia di wilayahnya.

    Diplomat Eropa punya keberatan lain. Mereka mengeluh bahwa negosiasi itu berbau kolonialisme, era ketika negara-negara Barat mengeksploitasi negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah untuk mendapatkan komoditas.

    Di Munich, jurang pemisah juga muncul antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mengenai rencana pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang. Banyak dari mereka mengatakan mereka lebih bingung daripada sebelum mereka tiba.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang tawaran Bessent mengatakan tawaran itu tidak hanya mencakup setengah dari mineral Ukraina, tetapi juga sumber daya alam lainnya seperti minyak dan gas.

    Pejabat itu juga mengatakan proposal tersebut memberi Amerika Serikat hak atas setengah dari pendapatan Ukraina dari ekstraksi sumber daya dan penjualan lisensi ekstraksi baru.

    Menyetujui tuntutan ini akan membuat pemerintah Ukraina kehilangan pendapatan jutaan dolar yang saat ini hampir seluruhnya diinvestasikan untuk pertahanan negara.

    Pada paruh pertama tahun lalu, Naftogaz, perusahaan minyak dan gas milik negara Ukraina, melaporkan laba yang melebihi $500 juta. 

    Gagasan untuk memanfaatkan sumber daya mineral Ukraina mulai terbentuk musim panas lalu. Pemerintah Zelenskyy, yang mencoba menarik pendekatan bisnis Presiden Donald Trump dan khawatir Trump akan menepati janjinya untuk menghentikan bantuan militer dan keuangan ke Ukraina, memutuskan untuk mengajukan kesepakatan yang pada dasarnya akan menukar mineral penting Ukraina dengan bantuan Amerika.

    Presiden Ukraina menyampaikan gagasan tersebut kepada Trump selama pertemuan di New York pada bulan September, dan usulan tersebut mendapat dukungan dari tokoh politik berpengaruh, termasuk Senator Lindsey Graham, RS.C.

    Usulan tersebut juga muncul setelah sejumlah pengusaha AS — termasuk Ronald S. Lauder, seorang teman Trump yang kaya — menunjukkan minat untuk berinvestasi di sumber daya mineral Ukraina. 

    Ukraina selalu menyatakan bahwa akses ke sumber daya alamnya akan diperoleh dengan imbalan jaminan keamanan yang kuat dari Amerika Serikat. 

    Namun, salah satu pejabat Ukraina mengatakan bahwa proposal tersebut tidak memuat komitmen semacam itu, dan malah menganggap akses ke sumber daya Ukraina sebagai pembayaran yang terlambat untuk bantuan militer dan keuangan Amerika di masa lalu.

    Ukraina memiliki 109 endapan mineral penting, termasuk endapan yang mengandung bijih titanium, litium, dan uranium, menurut daftar yang disusun oleh Sekolah Ekonomi Kyiv, selain ladang minyak dan gas alam.

    Namun, beberapa di antaranya berada di wilayah yang sudah diduduki Rusia atau dekat dengan garis depan. Nilainya tidak pasti.

    Selain risiko invasi Rusia yang berulang setelah gencatan senjata — risiko yang ingin dikurangi melalui kesepakatan dengan Amerika Serikat — masalah yang mengakar dalam iklim bisnis Ukraina telah menghambat investasi selama sebagian besar sejarah pascakemerdekaan negara itu. Ini termasuk regulasi yang rumit dan transaksi orang dalam oleh pengusaha dan politisi Ukraina, yang dapat membatasi keuntungan dari pengaturan tersebut.

    Bahkan sebelum perang, hanya sedikit investor yang berminat pada transaksi pertambangan Ukraina. Namun, ada preseden bagi Ukraina untuk mencampuradukkan keamanan dan bisnis dengan Amerika Serikat di bawah Trump. 

    Dalam masa jabatan pertamanya, pada tahun 2017, ia membuat kesepakatan bagi Ukraina untuk membeli batu bara dari Pennsylvania guna menggantikan batu bara dari tambang-tambang di Ukraina yang hilang akibat pendudukan Rusia setelah invasi tahun 2014.

    Kostiantyn Yelisieiev, mantan diplomat dan wakil kepala staf di bawah presiden Ukraina pada saat kesepakatan itu dibuat, mengingat bahwa kesepakatan itu telah memungkinkan Trump untuk menyatakan bahwa ia telah menyelamatkan lapangan pekerjaan di Pennsylvania, negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya.

    Bagi Kyiv, kesepakatan itu membuka pintu bagi Trump untuk memberikan bantuan militer yang mematikan kepada Ukraina dengan persetujuan penjualan rudal anti-tank Javelin. Saat itu, pejabat Ukraina menganggapnya sebagai sebuah keberhasilan, kata Yelisieiev.

    “Hal itu menegaskan bahwa Trump bukanlah orang yang menghargai nilai-nilai, tetapi orang yang mementingkan kepentingan dan uang,” dan bahwa Ukraina dapat menemukan cara untuk bekerja sama dengannya dalam hal keamanan, katanya. 

    Namun kesepakatan yang sedang dibahas sekarang, katanya, meningkatkan pendekatan tersebut dengan cara yang dapat memberikan kemenangan propaganda bagi Rusia dengan menggambarkan perang sebagai pertempuran untuk sumber daya alam, bukan kemerdekaan atau demokrasi Ukraina.

    “Lebih penting untuk mengatakan ini tentang melindungi demokrasi dan mengalahkan Putin,” katanya, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    AS dan Rusia Berunding

    Para pejabat AS dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang untuk memulai pembicaraan yang bertujuan mengakhiri perang Moskow yang telah berlangsung hampir tiga tahun di Ukraina, kata seorang anggota parlemen AS dan seorang sumber yang mengetahui perencanaan tersebut pada hari Sabtu (15 Februari).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman pada hari Jumat, mengatakan Ukraina tidak diundang ke pembicaraan di Arab Saudi dan Kyiv tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis, dikutip dari Asia One.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional Mike Waltz, dan utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah Steve Witkoff akan berkunjung ke Arab Saudi, kata Perwakilan AS Michael McCaul kepada Reuters. Belum jelas siapa yang akan mereka temui dari Rusia.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan pembicaraan itu adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelenskiy “untuk akhirnya membawa perdamaian dan mengakhiri konflik ini”.

    Sebuah sumber yang mengetahui rencana tersebut mengonfirmasi rencana pembicaraan di Arab Saudi antara pejabat AS dan Rusia. Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari, telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina. Ia melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy pada hari Rabu, membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir bahwa mereka akan disisihkan dari proses perdamaian apa pun.

    Ketakutan tersebut sebagian besar terbukti pada hari Sabtu ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan, setelah Washington mengirimkan kuesioner ke ibu kota Eropa untuk menanyakan kontribusi apa yang dapat mereka berikan untuk jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya pada hari Sabtu, Rubio berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov. Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Zelenskiy mengatakan pada hari Jumat bahwa ia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak menyebutkan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah perlahan maju ke arah timur selama berbulan-bulan, sementara tentara Kyiv yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba mempertahankan sebagian wilayah di Rusia bagian barat.

    Rusia menuntut Kyiv menyerahkan wilayahnya dan menjadi negara netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    Amerika Serikat dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa ia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini tengah merundingkan kesepakatan yang dapat membuka peluang bagi investasi AS untuk kekayaan alam Ukraina yang melimpah. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan untuk mengambil alih kepemilikan 50 persen mineral penting Ukraina.

    Zelenskiy mengatakan pada hari Sabtu bahwa rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

     (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1089: AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi, Tak Undang Ukraina? – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1089: AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi, Tak Undang Ukraina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina hampir memasuki peringatan tiga tahun pekan depan.

    Per hari ini, Minggu (16/2/2025), perang Rusia di Ukraina telah berlangsung selama 1089 hari.

    The Guardian mencatat, pejabat Amerika dan Rusia akan mengadakan perundingan di Arab Saudi minggu depan.

    Mereka tampaknya bakal membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, Reuters dan AFP melaporkan mengutip pejabat AS.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, penasihat keamanan nasional, Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah, Steve Witkoff menjadi delegasi AS pada pertemuan itu.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak diundang ke pembicaraan itu.

    “Kyiv tidak akan terlibat dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis,” tegas Zelensky.

    Simak peristiwa lainnya yang dirangkum Tribunnews.com berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1089:
    Menlu AS dan Rusia Rundingkan Situasi Ukraina Lewat Telepon

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membahas situasi di Ukraina melalui panggilan telepon pada Sabtu (15/2/2025).

    “Kedua pihak menyatakan kesediaan bersama mereka untuk berinteraksi dalam isu-isu internasional yang mendesak, termasuk penyelesaian di sekitar Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

    Moskow mengatakan bahwa keduanya sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump.

    Zelensky Serukan Pembentukan Tentara Eropa

    Presiden Ukraina menyerukan pembentukan tentara Eropa saat berbicara di konferensi Muncih.

    “Tentara kami saja tidak cukup, kami butuh dukungan Anda,” ucap Zelensky, Sabtu (15/2/2025).

    AS Berniat “Rampas” Mineral Tanah Langka Ukraina

    Pemerintahan Trump mengusulkan kepada Ukraina agar AS diberi 50 persen mineral tanah langka negara yang dilanda perang itu, demikian dilaporkan NBC.

    Trump mendesak Ukraina membayar bantuan yang Gedung Putih gelontorkan dengan sumber daya alam atau SDA yang mereka miliki.

    Akan tetapi Zelensky menilai perjanjian tersebut tidak memiliki jaminan keamanan untuk Ukraina dan tidak melindungi kepentingan negara.

    Ukraina memiliki cadangan titanium dan litium terbesar di Eropa, serta deposit besar berilium, mangan, galium, uranium, zirkonium, grafit, apatit, fluorit, dan nikel.

    Banyak dari mineral ini yang dapat menjadi sangat penting untuk industri pertahanan, teknologi tinggi, dan energi hijau.

    Drone Jatuhkan Peledak di Grayvoron

    Dikutip dari Suspilne, drone menjatuhkan peledak di Grayvoron, Belgorod, Ukraina.

    “Kota Grayvoron di wilayah Belgorod diserang oleh pesawat tak berawak,” tulis Gubernur Vyacheslav Gladkov di saluran Telegramnya.

    “Tidak ada yang terluka,” katanya.

    Menurut gubernur, satu pesawat tak berawak menjatuhkan alat peledak ke sebuah truk, kemudian terbakar tetapi segera dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

    “Pesawat tak berawak lain menjatuhkan alat peledak di kawasan permukiman: jendela-jendela pecah di dua rumah pribadi, fasad dan pagar terpotong,” tulis Gladkov.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tak Diajak Trump Damaikan Rusia-Ukraina, Eropa Bakal Gelar Pertemuan Darurat

    Tak Diajak Trump Damaikan Rusia-Ukraina, Eropa Bakal Gelar Pertemuan Darurat

    London

    Para pemimpin Eropa akan melakukan pertemuan darurat pekan depan terkait perang di Ukraina. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas kekhawatiran mereka Amerika Serikat (AS) yang terus maju terkait perundingan damai Rusia dan Ukraina.

    Dilansir BBC, Minggu (16/2/2025), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pertemuan darurat di Paris itu menjadi ‘momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita’. Dia mengatakan Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO.

    Rencana pertemuan darurat ini terjadi setelah utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengatakan para pemimpin Eropa hanya dimintai konsultasi. Namun, katanya, Trump tidak membuat para pemimpin Eropa mengambil bagian dalam perundingan apa pun antara AS dan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Tokoh-tokoh senior Gedung Putih juga akan bertemu dengan negosiator Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Dalam pernyataan yang mungkin menimbulkan kekhawatiran di Ukraina dan di antara sekutu Eropa, utusan khusus Keith Kellogg mengatakan bahwa perundingan sebelumnya telah gagal karena terlalu banyak pihak yang terlibat.

    “Ini mungkin seperti kapur di papan tulis, mungkin sedikit menyakitkan, tetapi saya memberi tahu Anda sesuatu yang sebenarnya cukup jujur,” kata Kellogg, Sabtu (15/2).

    Eropa masih dihantui oleh perjanjian Minsk, yakni kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Ukraina dan Rusia yang dicapai pada tahun 2015. Pembicaraan tersebut, yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman, berupaya untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Donbas di Ukraina timur.

    Keir Starmer mengaku melihat peran Inggris sebagai upaya menyatukan AS dan Eropa. Dia mengaku ingin untuk memastikan pendekatan yang bersatu untuk perdamaian di Ukraina. Starmer akan mengunjungi Trump di Gedung Putih pada akhir bulan ini.

    Pertemuan lebih lanjut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan terjadi setelah Starmer kembali dari Washington. Starmer menyatakan dirinya ‘berusaha untuk memastikan AS dan Eropa tetap bersatu’ sambil menambahkan keduanya tidak dapat membiarkan perpecahan apa pun dalam aliansi mengalihkan perhatian dari ‘musuh eksternal’.

    “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia. Jelas Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO saat kita bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan masa depan Ukraina dan menghadapi ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” ujarnya.

    Menteri luar negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memanggil para pemimpin Eropa untuk mengadakan pertemuan.

    “Presiden Trump memiliki metode operasi, yang oleh Rusia disebut pengintaian melalui pertempuran. Anda menekan dan melihat apa yang terjadi, lalu Anda mengubah posisi, taktik yang sah. Dan kita perlu merespons,” kata Sikorski.

    Sebelumnya, Zelensky menyerukan pembentukan ‘pasukan Eropa’ di tengah meningkatnya kekhawatiran AS mungkin tidak lagi membantu benua itu. Berbicara di Konferensi Keamanan Munich, dia mengatakan pidato Wakil Presiden AS JD Vance di acara tersebut telah memperjelas bahwa hubungan lama antara Eropa dan Amerika telah ‘berakhir’ dan benua itu perlu menyesuaikan diri dengan hal itu.

    Namun, Zelensky juga mengatakan Ukraina tidak akan pernah menerima kesepakatan yang dibuat di belakangnya usai Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk memulai perundingan damai. Awal minggu ini, Trump mengumumkan dia telah melakukan percakapan telepon yang panjang dengan Putin dan menyebut negosiasi untuk menghentikan ‘perang konyol’ di Ukraina segear dimulai.

    Trump kemudian memberi tahu Zelensky tentang rencananya. Trump tampak yakin gaya kepemimpinannya dapat membuka jalan bagi kesepakatan damai di Ukraina.

    Pemulihan hubungannya dengan Putin mengakhiri lebih dari tiga tahun keheningan antara Moskow dan Washington. Selain itu, pejabat senior pemerintahan Trump akan memulai perundingan damai dengan negosiator Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Pertemuan antara pejabat AS dan Rusia itu juga akan membahas rencana pertemuan Trump, Putin dan Zelensky untuk mengakhiri perang.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pejabat AS-Rusia Segera Bertemu di Saudi, Bahas Upaya Akhiri Perang Ukraina

    Pejabat AS-Rusia Segera Bertemu di Saudi, Bahas Upaya Akhiri Perang Ukraina

    Washington DC

    Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Kedua pihak disebut akan memulai perundingan dengan tujuan mengakhiri perang hampir tiga tahun di Ukraina.

    Dilansir Reuters dan CNN, Minggu (16/2/2025), informasi itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen AS dan sumber yang mengetahui rencana tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman mengatakan Ukraina tidak diundang ke perundingan di Saudi dan Kyiv tidak akan bekerja sama dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis.

    Perwakilan AS Michael McCaul mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Gedung Putih Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Namun, tidak ada penjelasan siapa pihak Rusia yang akan mereka temui.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Zelensky demi membawa perdamaian dan mengakhiri konflik.

    Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana perundingan di Saudi. Trump sendiri telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina.

    Dia juga telah melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy. Hal itu membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir mereka akan disingkirkan dari proses perdamaian.

    Ketakutan tersebut sebagian besar dikonfirmasi ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan. AS juga mengirimkan kuesioner ke ibu kota-ibu kota Eropa untuk menanyakan apa yang dapat mereka kontribusikan sebagai jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya, Melu AS Rubio juga telah berbicara dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Sabtu (15/2). Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump.

    Zelensky mengatakan dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak mengatakan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah maju perlahan di wilayah timur selama berbulan-bulan, sementara pasukan Kiev yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba untuk mempertahankan sebagian wilayah di Rusia barat.

    Rusia telah menuntut Kiev untuk menyerahkan wilayah dan menjadi netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    AS dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa dia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini sedang merundingkan kesepakatan yang dapat membuka kekayaan alam Ukraina yang melimpah bagi investasi AS. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina. Zelensky mengatakan rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tak Setuju Ide Donald Trump Beli Jalur Gaza, Negara-Negara Arab Susun Rencana

    Tak Setuju Ide Donald Trump Beli Jalur Gaza, Negara-Negara Arab Susun Rencana

    PIKIRAN RAKYAT – Arab Saudi siap memfasilitasi pertemuan negara-negara Arab dan sekitarnya untuk menyusun rencana masa depan Jalur Gaza. Tindakan ini bertujuan untuk merespons ambisi Donald Trump yang ingin membeli wilayah tersebut.

    Beberapa hari sebelumnya, masyarakat internasional dikejutkan dengan keinginan Trump yang ingin membeli Jalur Gaza. Lalu, dibangun perumahan yang bernama Riviera Timur Tengah. Bahkan, mengajak sejumlah negara untuk turut membangunnya.

    Sedangkan warga Gaza dipindahkan ke tempat baru. Trump menjanjikan tempat yang nyaman dan indah bagi mereka. Keinginan ini dikecam banyak negara, termasuk juga oleh pemerintah Indonesia.

    Menariknya, meskipun akan membangun tempat yang baru untuk mereka, Trump menyerang sejumlah negara di Timur Tengah karena tak bersedia menerima mereka.

    Pertemuan ini akan diselenggarakan di Riyadh bulan ini. Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab menjadi beberapa negara yang akan menghadirinya. Tak tertutup kemungkinan juga, hasil pertemuan ini akan diajukan kepada Presiden Amerika Serikat tersebut.

    Mesir mengusulkan agar membentuk Komite Nasional Palestina tanpa keterlibatan Hamas, meminta bantuan internasional untuk membangun kembali jalur Gaza, dan merealisasikan solusi dua negara.

    Rencana ini akan dibahas secara mendalam di pertemuan tersebut. Lalu, akan dipresentasikan pada pertemuan puncak Arab yang dijadwalkan pada tanggal 27 Februari.

    Peran Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman disebut-sebut menjadi kunci keberhasilan rencana tersebut. Putra Mahkota yang akrab disapa MbS ini dekat dengan sosok Donald Trump. Keduanya pun menjalin kerja sama yang kuat dalam bidang bisnis dan politik.

    Respons Pemerintah Amerika Serikat

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyebut bahwa rencana Trump yang terbaik. Namun, ia tetap menerima sejumlah masukan dari sejumlah pihak.

    Rubio pun dikabarkan akan mengunjungi Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Israel untuk membahasnya. Ia berharap agar ada rencana yang bagus, tetapi tetap menyebut rencana Trump sebagai yang terbaik

    Rubio pun mengkritik sikap negara-negara Arab yang mendukung Palestina, tetapi tak bersedia menerima pengungsi dari wilayah yang saat ini porak poranda ini. Ia pun ingin agar tak ada Hamas dalam rencana alternatif yang diajukan untuk masa depan Jalur Gaza.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Megawati di Abu Dhabi Bertemu Pangeran Sheikh Khaled, Ini yang Dibahas – Page 3

    Megawati di Abu Dhabi Bertemu Pangeran Sheikh Khaled, Ini yang Dibahas – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri telah berada di Abu Dhabi setelah sebelumnya menunaikan ibadah di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi.

    Adapun, Megawati bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Khaled Bin Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.

    Perbincangan berlangsung hangat dan membahas berbagai hal termasuk hubungan kedua keluarga yang merupakan pendiri negara, Indonesia dan UEA.

    Pertemuan ini digelar di Sea Palace Abu Dhabi, UEA, Sabtu (15/2/2025) waktu setempat. Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu mengenakan abaya bercorak batik kombinasi hitam cokelat dan Puan mengenakan hijab cokelat.

    Megawati didampingi putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, putra tertuanya, Mohamad Rizki Pratama, Dubes Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, serta Kepala Badan Riset dan Analisis Kebijakan Pusat PDIP, Andi Widjajanto.

    Sementara itu, Sheikh Khaled didampingi Menteri Energi Suhail, Menteri/Konsultan Sheikha Fatima, Maitha Bint Salem Al Shamsi, Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, dan Kepala Staf Putra Mahkota, dan Ahmed Alsaeeh.

    “Pertemuan ini adalah pertemuan dua keluarga Pendiri Bangsa, Indonesia dan UEA,” kata Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah selepas Megawati bertemu Pangeran Khaled.