Negara: Amerika Serikat

  • Bocoran Kamera Galaxy Z Fold 8 Muncul di Internet, Samsung Naikkan Sensor Ultrawide

    Bocoran Kamera Galaxy Z Fold 8 Muncul di Internet, Samsung Naikkan Sensor Ultrawide

    Sebelumnya, Samsung kembali menjadi sorotan setelah sebuah nomor model baru terdeteksi dalam database GSMA. Temuan kode tersebut memunculkan spekulasi perusahaan tengah menyiapkan varian kedua Galaxy Z Fold 8 untuk tahun 2026.

    Nomor model SM-F971U kedapatan muncul dengan pola penamaan berbeda dari seri Galaxy Z Fold sebelumnya. Biasanya, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu memakai skema “SM-F9xx” dengan digit akhir mengikuti generasi produk.

    Karena nomor model baru itu tidak mengikuti skema, banyak pihak meyakini pola ini bertanda Samsung sedang menyiapkan tipe baru HP Android di lini Fold mereka.

    Bila angka terakhir pada model itu berakhir dengan “6”, besar kemungkinan perangkat tersebut adalah Galaxy Z Fold 8 versi reguler. Tetapi kode internal tercatat “H8”, bukan “Q8” seperti generasi Fold sebelumnya, memperkuat dugaan adanya tipe baru dalam keluarga Fold mendatang.

    Dilansir 9to5google, Jumat (5/12/2025), Samsung berencana merilis dua model HP layar lipat pada tahun depan, yaitu Galaxy Z Fold 8 dan Galaxy Z TriFold.

    Jadwal kehadiran TriFold sendiri belum pasti, tetapi indikasi terbaru menunjukkan Samsung tengah menyiapkan dua model Z Fold yang berbeda untuk tahun 2026, sementara TriFold diperkirakan meluncur lebih awal.

    Varian baru ini disebut akan membawa desain dengan layar luar lebih lebar dan layar utama berbentuk lebih persegi, mirip desain Pixel 10 Pro Fold. Nomor model SM-F971U juga menandakan, perangkat ini kemungkinan akan dipasarkan di Amerika Serikat.

    Meski tambahan informasi masih tidak cukup, namun bocoran nomor model ini setidaknya membuka peluang Samsung sedang memperluas strategi perangkat lipatnya untuk tahun 2026.

    Belum jelas spesifikasi, ketebalan, atau posisi perangkat ini dalam jajaran Fold, namun arahnya menunjukkan bahwa Samsung kian agresif memperkuat dominasi di segmen ponsel lipat

  • Bisa Bawa Bencana bagi Manusia

    Bisa Bawa Bencana bagi Manusia

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) mengatakan ambisi nuklir Jepang ‘harus dicegah dengan segala cara’. Hal itu disampaikan Korut, yang punya senjata nuklir, setelah seorang pejabat Tokyo dilaporkan menyarankan agar negara tersebut memiliki senjata atom.

    Dilansir AFP, Minggu (21/12/2025), reaksi Pyongyang muncul setelah pejabat yang tidak disebutkan namanya di kantor Perdana Menteri Jepang yang dikutip oleh Kyodo News pada hari Kamis mengatakan ‘Saya pikir kita harus memiliki senjata nuklir’.

    Pejabat tersebut dilaporkan terlibat dalam merancang kebijakan keamanan Jepang. Laporan Kyodo juga mengutip sumber tersebut yang mengatakan ‘Pada akhirnya, kita hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri’ ketika menjelaskan perlunya hal tersebut.

    Pyongyang mengatakan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Tokyo ‘secara terbuka mengungkapkan ambisi mereka untuk memiliki senjata nuklir, melampaui garis merah’.

    “Upaya Jepang untuk memiliki senjata nuklir harus dicegah dengan segala cara karena akan membawa bencana besar bagi umat manusia,” kata Direktur Institut Studi Jepang di bawah Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

    “Ini bukan pernyataan yang salah atau klaim yang gegabah, tetapi jelas mencerminkan ambisi Jepang yang telah lama diidam-idamkan untuk mempersenjatai diri dengan senjata nuklir,” kata pejabat Korea Utara yang tidak disebutkan namanya.

    Pejabat itu menambahkan, jika Jepang memperoleh senjata nuklir, ‘negara-negara Asia akan menderita bencana nuklir yang mengerikan dan umat manusia akan menghadapi bencana besar’. Pernyataan itu tidak membahas program nuklir Pyongyang sendiri, yang mencakup uji coba atom pertama yang dilakukan pada tahun 2006 yang melanggar resolusi PBB.

    Korea Utara diyakini memiliki puluhan hulu ledak nuklir dan telah berulang kali bersumpah untuk mempertahankannya meskipun ada sejumlah sanksi internasional. Korut mengatakan mereka membutuhkannya untuk mencegah ancaman militer yang dirasakan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

    Dalam pidato di PBB pada bulan September, Wakil Menteri Luar Negeri Pyongyang, Kim Son Gyong, mengatakan negaranya tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklirnya.

    “Kami tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklir yang merupakan hukum negara kami, kebijakan nasional, dan kekuasaan kedaulatan kami serta hak untuk hidup. Dalam keadaan apa pun, kami tidak akan pernah meninggalkan posisi ini,” katanya.

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga mengatakan bahwa dia terbuka untuk berdialog dengan Washington asalkan Pyongyang diizinkan untuk mempertahankan persenjataan nuklirnya.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Iklan Google Disusupi Hacker, Percakapan AI ChatGPT Sebarkan Malware ke Pengguna Mac

    Iklan Google Disusupi Hacker, Percakapan AI ChatGPT Sebarkan Malware ke Pengguna Mac

    Di sisi lain, Google memperluas kemampuan AI Mode dengan menghadirkan fitur baru bernama Create with Canvas. Fitur baru ini memudahkan pengguna membuat rencana perjalanan langsung dari percakapan mereka dengan Gemini.

    Cukup menuliskan deskripso perjalanan, maka Canvas akan langsung menyusung itinerary lengkap menampilkan opsi penerbangan, hotel, restoran, hingga rekomendasi aktivitas.

    Fitur ini bekerja dengan meminta pengguna mendeskripsikan perjalanan yang ingin dilakukan. AI Mode kemudian menyusun dokumen rencana perjalanan di panel samping, termasuk foto dan ulasan di Google Mpas.

    Pengguna juga bisa mempersempit hasil pencarian lewat pertanyaan lanjutan, misalnya hotel dengan batas harga tertentu atau aktivitas dekat dengan tempat menginap.

    Kemampuan membuat itinerary ini masih hanya tersedia bagi pengguna di Amerika Serikat (AS) yang sudah mengaktifkan AI Mode melalui Labs di desktop. Nantinya, seluruh draf rencana yang dihasilkan disimpan otomatis dalam riwayat AI Mode.

    Dilansir The Verge, Senin (8/12/2025), fitur Canvas diluncurkan pada bulan Maret sebagai ruang kerja dinamis untuk Gemini. PAnel ini awalnya dirancang untuk menampilkan kode secara real time dan menyusun rencana belajar.

    Pengembangan ini mendekatkan layanan perencanaan perjalanan Google kepada pengguna mesin pencarian, sekaligus memperketat persaingan dengan platform seperti Kayak dan Expedia yang juga mengembangkan fitur serupa berbasis AI.

    Google menjelaskan, pengguna akan mendapatkan saran sesuai dengan kriteria mereka. Sistem mampu membandingkan hotel berdasarkan harga dan fasilitas, atau ide restoran dan aktivitas dioptimalkan berdasarkan waktu tempuh dari tempat menginap.

  • Zelensky Ragu Pertemuan AS-Rusia Bisa Setop Perang Ukraina, Minta Putin Ditekan

    Zelensky Ragu Pertemuan AS-Rusia Bisa Setop Perang Ukraina, Minta Putin Ditekan

    Jakarta

    Utusan Rusia kembali melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) di Miami untuk membahas terkait mengakhiri perang Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan skeptis mengenai pembicaraan antara beberapa negara itu untuk mengakhiri perang di negaranya.

    “Saya tidak yakin ada sesuatu yang baru yang bisa dihasilkan,” kata Zelensky dilansir kantor berita AFP, Minggu (21/12/2025).

    Zelensky meminta AS untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Rusia untuk mengakhiri perang. Zelensky juga mengatakan bahwa AS telah mengusulkan negosiasi tatap muka pertama antara Ukraina dan Rusia dalam setengah tahun, tetapi dia skeptis bahwa hal itu akan membantu.

    Zelensky menyebut, hanya Amerika Serikat yang mampu membujuk Rusia untuk mengakhiri perang. Dia meminta Amerika untuk meningkatkan tekanan pada Moskow untuk mewujudkannya.

    “Amerika harus dengan jelas mengatakan jika bukan diplomasi, maka akan ada tekanan penuh… Putin belum merasakan tekanan yang seharusnya ada,” katanya.

    Sebagaimana diketahui, utusan Rusia, Kirill Dmitriev, tiba di Miami di mana tim Ukraina dan Eropa juga telah berkumpul untuk negosiasi. Pertemuan ini dimediasi oleh utusan khusus AS, Steve Witkoff dan menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner.

    Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Jumat berjanji untuk tidak memaksa Ukraina untuk membuat kesepakatan apapun, tanpa persetujuan.

    (wnv/wnv)

  • Brasil Ambil Peran Cegah Amerika dan Venezuela Berperang

    Brasil Ambil Peran Cegah Amerika dan Venezuela Berperang

    Jakarta

    Demi “menghindari konflik bersenjata” antara Washington dan Caracas, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menawarkan diri menjadi mediator antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela. AS dan Venezuela bersitegang beberapa waktu terakhir.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025), Lula da Silva, yang merupakan salah satu pemimpin paling berpengaruh di Amerika Latin, mengatakan kepada wartawan bahwa Brasil “sangat khawatir” tentang krisis yang semakin meningkat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

    Tokoh sayap kiri berusia 80 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya telah memberitahu Trump jika “masalah tidak akan terselesaikan dengan baku tembak, bahwa lebih baik duduk bersama untuk mencari solusi”.

    Lula da Silva juga mengatakan dirinya telah menawarkan bantuan Brasil kepada kedua pemimpin untuk “menghindari konflik bersenjata di Amerika Latin” dan mungkin akan berbicara lagi dengan Trump sebelum Natal untuk menyampaikan kembali tawarannya.

    “Agar kita dapat mencapai kesepakatan diplomatik dan bukan perang saudara,” ujarnya.

    “Saya siap membantu Venezuela dan AS untuk berkontribusi pada solusi damai di benua kita,” tegas Lula da Silva dalam pernyataannya.

    Pemerintahan Trump menuduh Maduro memimpin kartel perdagangan narkoba. AS telah melancarkan rentetan serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba, menyita kapal tanker minyak, dan menjatuhkan sanksi kepada kerabat Maduro.

    Trump juga mengawasi pengerahan militer besar-besaran di lepas pantai Venezuela, dan pekan ini mengumumkan blokade terhadap “kapal minyak yang dikenai sanksi” yang berlayar dari dan ke Caracas.

    Sementara Maduro menuduh AS berupaya menggulingkan rezimnya, bukan hanya memerangi perdagangan narkoba.

    Lula da Silva, dalam pernyataannya, mengakui dirinya khawatir tentang apa yang ada di balik operasi militer AS di kawasan Amerika Latin.

    “Ini tidak mungkin hanya tentang menggulingkan Maduro. Apa kepentingan lainnya yang belum kita ketahui?” ucapnya, sembari menambahkan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah itu soal minyak Venezuela, atau mineral penting, atau logam tanah jarang.

    “Tidak ada yang pernah mengatakan secara konkret mengapa perang ini diperlukan,” kata Lula da Silva.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/jbr)

  • Beringas AS Bombardir ISIS di Suriah Usai 3 Warganya Tewas

    Beringas AS Bombardir ISIS di Suriah Usai 3 Warganya Tewas

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) membombardir lebih dari 70 target kelompok radikal Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah. Gempuran pada Jumat (19/12) waktu itu untuk membalas serangan yang menewaskan tiga warga AS, termasuk dua tentara, di Suriah akhir pekan lalu.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025), Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa sebagai respons, AS telah “menyerang lebih dari 70 target di berbagai lokasi di wilayah Suriah bagian tengah dengan jet tempur, helikopter serbu, dan artileri”.

    “Operasi tersebut menggunakan lebih dari 100 amunisi presisi yang menargetkan infrastruktur dan situs-situs senjata ISIS yang diketahui,” kata CENTCOM dalam pernyataannya.

    CENTCOM juga menambahkan bahwa AS dan pasukan sekutunya telah “melakukan 10 operasi di Suriah dan Irak yang mengakibatkan kematian atau penahanan 23 pelaku teroris” menyusul serangan di Palmyra. Tidak disebutkan lebih lanjut kelompok mana yang menjadi afiliasi para militan tersebut.

    Otoritas Washington mengatakan seorang pria bersenjata dari ISIS yang bertindak sendirian mendalangi serangan pada 13 Desember lalu di area Palmyra — rumah bagi reruntuhan kuno yang terdaftar di UNESCO dan pernah dikuasai para petempur ISIS — yang menewaskan dua tentara AS dan satu warga sipil AS.

    Warga-warga AS yang tewas dalam serangan Palmyra pada akhir pekan lalu terdiri atas dua sersan Garda Nasional Iowa, William Howard dan Edgar Torres Tovar, serta seorang warga sipil bernama Ayad Mansoor Sakat yang berasal dari Michigan dan bekerja sebagai penerjemah.

    Serangan yang menewaskan tiga warga AS itu merupakan insiden pertama sejak penggulingan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, pada Desember tahun lalu. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, Noureddine al-Baba, mengatakan pelakunya adalah anggota pasukan keamanan yang akan dipecat karena “ide-ide ekstremis Islamis-nya”.

    Para personel AS yang menjadi target serangan itu merupakan personel yang mendukung Operation Inherent Resolve, upaya internasional untuk memerangi ISIS, yang merebut sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014.

    Kelompok radikal itu telah dikalahkan oleh pasukan darat lokal, yang didukung serangan udara internasional dan dukungan lainnya, tetapi ISIS masih memiliki kehadiran di Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Suriah, meskipun tidak secara langsung mengomentari serangan pada Jumat (19/12), mengatakan dalam sebuah postingan via media sosial X bahwa negaranya berkomitmen untuk memerangi ISIS.

    Ditegaskan juga oleh Kementerian Luar Negeri Suriah bahwa pihaknya “memastikan kelompok tersebut tidak memiliki tempat perlindungan yang aman di wilayah Suriah, dan akan terus mengintensifkan operasi militer terhadapnya di mana pun kelompok tersebut menimbulkan ancaman”.

    Peringatan Keras dari Trump

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan militer Washington telah melancarkan “pembalasan yang sangat serius” terhadap kelompok radikal Islamic State (ISIS) di Suriah, setelah serangan yang menewaskan tiga warga AS. Trump memperingatkan bahwa siapa pun yang menyerang atau mengancam AS, akan dihantam lebih keras.

    “Dengan ini saya mengumumkan bahwa Amerika Serikat melancarkan pembalasan yang sangat serius, seperti yang telah saya janjikan, terhadap para teroris pembunuh yang bertanggung jawab,” kata Trump dalam postingan Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025).

    “Kita menyerang dengan sangat kuat terhadap benteng-benteng ISIS di Suriah, tempat yang berlumuran darah dan memiliki banyak masalah, tetapi memiliki masa depan yang cerah jika ISIS dapat diberantas,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Trump melontarkan peringatan terbaru bagi siapa pun, terutama para teroris, yang menyerang atau mengancam AS.

    “Semua teroris yang cukup jahat untuk menyerang warga Amerika dengan ini diperingatkan — ANDA AKAN DIHANTAM LEBIH KERAS DARIPADA YANG PERNAH ANDA ALAMI SEBELUMNYA JIKA ANDA, DENGAN CARA APA PUN, MENYERANG ATAU MENGANCAM AMERIKA SERIKAT,” tegasnya.

    5 Militan ISIS di Suriah Tewas Digempur AS

    Sedikitnya lima militan Islamic State (ISIS) tewas dalam gempuran militer AS di wilayah Suriah. Gempuran Washington itu merupakan balasan atas serangan akhir pekan lalu yang menewaskan tiga warga negaranya.

    Kepala kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12), melaporkan bahwa gempuran-gempuran AS itu memakan korban jiwa di wilayah Provinsi Deir Ezzor, Suriah bagian timur.

    “Setidaknya lima anggota kelompok Islamic State tewas,” sebut Rahman dalam pernyataan kepada AFP.

    Salah satu korban tewas, menurut Rahman, merupakan seorang pemimpin sel ISIS yang bertanggung jawab atas operasional drone di area tersebut.

    Seorang sumber keamanan Suriah mengatakan kepada AFP bahwa serangan-serangan AS menargetkan sel-sel ISIS di area gurun Badia yang luas, termasuk di Provinsi Homs, Deir Ezzor, dan Raqa. Disebutkan sumber keamanan tersebut bahwa serangan itu tidak mencakup operasi darat.

    Sebagian besar target serangan, menurut sumber tersebut, berada di area pegunungan yang membentang di sebelah utara Palmyra, termasuk menuju Deir Ezzor.

    Halaman 2 dari 3

    (kny/jbr)

  • Uni Eropa Kucurkan Pinjaman Militer Rp 1.768 T untuk Ukraina

    Uni Eropa Kucurkan Pinjaman Militer Rp 1.768 T untuk Ukraina

    Brussels

    Negara-negara Uni Eropa akhirnya mencapai mufakat: Ukraina akan diberi pinjaman militer sebesar €90 miliar — sekitar Rp 1.768 triliun — untuk dua tahun ke depan, 2026–2027. Kabar itu datang dari Antonio Costa, Presiden Dewan Eropa, lewat X, seusai perundingan panjang semalam suntuk di Brussels, Belgia.

    Namun, lembaga tertinggi UE itu memutuskan untuk tidak menyentuh aset Rusia yang dibekukan di Eropa untuk Ukraina. Sebaliknya, pinjaman itu akan dijamin oleh anggaran bersama Uni Eropa.

    Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut keputusan Dewan Eropa untuk memberikan pinjaman €90 miliar kepada Ukraina sebagai “pesan yang menentukan bagi berakhirnya perang.”

    Pinjaman tanpa bunga itu diklaim cukup untuk menutupi kebutuhan militer dan anggaran Ukraina selama dua tahun ke depan, ujarnya dalam sebuah pernyataan.

    Menurut Merz, Presiden Rusia Vladimir Putin “hanya akan membuat kompromi ketika ia menyadari bahwa perangnya tidak akan membuahkan hasil.”

    “Jika Rusia tidak membayar reparasi, maka sesuai dengan hukum internasional, kami akan memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan untuk melunasi pinjaman tersebut,” tambah Merz.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan kesepakatan pendanaan teranyar untuk Ukraina sebagai sebuah kemajuan besar.

    Macron menambahkan bahwa kesepakatan tersebut mencakup mekanisme untuk melindungi tiga negara, Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko, dari potensi dampak keuangan.

    Ia juga mengatakan bahwa dirinya percaya akan “berguna” bagi Eropa untuk kembali menjalin dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin “dalam beberapa minggu ke depan.”

    “Saya percaya bahwa demi kepentingan kita sebagai orang Eropa dan Ukraina, kita perlu menemukan kerangka yang tepat untuk kembali membuka diskusi ini,” ujarnya.

    Pembicaraan Amerika Serikat dengan pejabat Rusia dan Ukraina meningkat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi sejauh ini belum membawa perubahan substansial terhadap perang di Ukraina, yang dimulai dengan invasi skala penuh Rusia ke negara tetangganya pada Februari 2022.

    Zelenskyy: Pinjaman €90 miliar UE “memperkuat ketahanan Ukraina”

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menyambut keputusan Uni Eropa untuk membiayai negaranya selama dua tahun ke depan saat Ukraina mempertahankan diri dari invasi Rusia.

    “Ini adalah dukungan signifikan yang benar-benar memperkuat ketahanan kami,” tulisnya di X.

    Meski blok tersebut belum mampu menyepakati penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai pinjaman, Zelenskyy mengatakan: “Penting bahwa aset Rusia tetap diimobilisasi dan bahwa Ukraina telah menerima jaminan keamanan finansial untuk tahun-tahun mendatang.”

    Sementara, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengkritik keputusan UE terkait pinjaman €90 miliar untuk Ukraina.

    “Itu uang yang hilang,” kata Orban, yang dipandang sebagai salah satu sekutu terdekat Rusia di Eropa.

    “Kabar baiknya adalah kami tidak ikut terlibat,” ujarnya.

    Hungaria, bersama Slovakia dan Republik Ceko, diberikan pengecualian dari komitmen pinjaman tersebut agar tidak memblokir keputusan.

    Setiap keputusan terkait penggunaan keuangan Uni Eropa sendiri memerlukan suara bulat dari seluruh 27 negara anggota.

    UE hindari “kekacauan” dengan menolak penggunaan aset Rusia yang dibekukan

    Para pemimpin UE telah menghindari “kekacauan dan perpecahan” dengan keputusan mereka untuk memberikan pinjaman kepada Ukraina melalui peminjaman dana, alih-alih menggunakan aset Rusia yang dibekukan. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Belgia Bart De Wever pada Jumat dini hari.

    “Kami tetap bersatu,” kata De Wever.

    Rencana untuk menggunakan aset negara Rusia yang dibekukan di UE bagi Ukraina telah menjadi perdebatan sengit selama berminggu-minggu.

    Sebanyak €210 miliar atau setara dengan sekitar Rp4.126 triliun aset bank sentral Rusia saat ini masih dibekukan di Uni Eropa.

    Belgia, tempat sebagian besar aset Rusia yang dibekukan di UE disimpan oleh perusahaan berbasis di Brussels, Euroclear, sangat menentang langkah tersebut.

    Belgia menyatakan bahwa usulan itu akan menempatkan negara tersebut pada risiko hukum dan keuangan.

    Utusan khusus Rusia untuk investasi dan kerja sama ekonomi, Kirill Dmitriev, dalam beberapa hal justru menyambut keputusan Uni Eropa untuk tidak menggunakan aset Rusia yang dibekukan guna membiayai pinjaman bagi Ukraina.

    Dalam unggahan di X, Dmitriev menyebut kegagalan mencapai kesepakatan soal aset beku tersebut sebagai “pukulan besar bagi para pengobar perang UE yang dipimpin oleh Ursula von der Leyen yang gagal.”

    Ia menambahkan bahwa “suara-suara kewarasan di UE telah memblokir penggunaan illegal cadangan Rusia untuk mendanai Ukraina.”

    Meski demikian, Uni Eropa tetap menyepakati pembiayaan pinjaman €90 miliar untuk Ukraina, dengan jaminan dari anggaran Uni Eropa.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Rizki Nugraha

    (nvc/nvc)

  • Negara Maju Kian Batasi Pekerja Asing Meski Fatal Bagi Ekonomi

    Negara Maju Kian Batasi Pekerja Asing Meski Fatal Bagi Ekonomi

    Washington DC

    Negara-negara dengan mesin ekonomi terbesar di dunia membutuhkan pekerja asing, terlepas dari sentimen anti-migrasi semakin meningkat, terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Namun, sebuah laporan yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa migrasi tenaga kerja secara global menurun, bahkan saat perekonomian dengan masyarakat yang menua menghadapi kekurangan tenaga kerja yang semakin pelik.

    Penurunan ini dimulai jauh sebelum terpilihnya kembali Donald Trump, yang berkampanye tahun lalu dengan janji untuk memangkas imigrasi secara drastis.

    Menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang melacak kebijakan ekonomi dan sosial global, migrasi terkait pekerjaan ke 38 negara anggotanya turun lebih dari seperlima tahun lalu (21%).

    Laporan International Migration Outlook 2025 dari OECD menemukan bahwa penurunan ini lebih disebabkan oleh meningkatnya oposisi politik terhadap imigrasi dan pembatasan visa yang lebih ketat di negara maju lain, daripada berkurangnya permintaan. Migrasi kerja sementara justru terus meningkat.

    Penurunan dipicu oleh dua negara

    “Kebanyakan penurunan … dalam migrasi tenaga kerja permanen disebabkan oleh perubahan kebijakan di Inggris dan Selandia Baru,” kata Ana Damas de Matos, analis kebijakan senior di OECD, kepada DW. “Di kedua kasus tersebut, migrasi tenaga kerja permanen tetap di atas tingkat 2019.”

    Di Selandia Baru, penurunan terkait dengan berakhirnya jalur residensi pasca-pandemi yang bersifat satu kali, yang memungkinkan lebih dari 200.000 migran sementara dan tanggungan mereka menetap secara permanen. Skema residensi terbesar negara itu ditutup pada Juli 2022.

    Setelah Brexit, Inggris mereformasi jalur visa Pekerja Kesehatan dan Perawatan, memperketat kelayakan pemberi kerja dan melarang tanggungan, yang mengakibatkan penurunan tajam dalam permohonan visa. OECD menyoroti sektor kesehatan sebagai area di mana pembatasan ini berisiko memperdalam kekurangan tenaga kerja.

    “Jalur dari mahasiswa ke pekerjaan kini dibatasi,” kata Sharma kepada DW. “Ketika itu terjadi, permohonan akan melambat, karena orang India, misalnya, tidak akan mengeluarkan banyak uang untuk pendidikan di luar negeri jika tidak ada kepastian hasil investasi.”

    Laporan OECD menunjukkan bahwa India merupakan negara asal terbesar bagi pekerja migran yang menetap di negara anggota OECD dengan 600.000 orang tahun lalu, diikuti oleh China dan Rumania.

    Pembatasan visa AS bagi pekerja terampil mengancam sektor teknologi

    Di AS, batas ketat pada visa H-1B, program utama yang memungkinkan profesional asing di bidang teknologi, teknik, dan kedokteran bekerja di negara itu, diperkenalkan di bawah pemerintahan Biden. Trump sejak itu telah meningkatkan biaya visa bagi pemberi kerja menjadi $100.000 (sekitar Rp 1,67 miliar), naik dari $2.000–$5.000. Agenda besarnya lebih menekankan pada pembatasan jalur permanen.

    Sementara itu, Australia menaikkan ambang gaji untuk visa terampil, sedangkan Kanada menyesuaikan jalur untuk pekerja sementara, yang juga berkontribusi pada penurunan migrasi terkait pekerjaan secara luas. Negara-negara Nordik juga mencatat penurunan besar, dengan Finlandia mencatat penurunan 36% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Di Jerman, kebijakan imigrasi yang lebih ketat dari mantan Kanselir Olaf Scholz menyebabkan penurunan 12% dalam masuknya migran permanen tahun lalu, ketika 586.000 pekerja asing masuk ke negara itu. Jumlah orang yang datang dengan visa kerja turun 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Reformasi ini diperluas oleh pemerintah penerusnya, Friedrich Merz.

    Herbert Brücker, profesor ekonomi di Universitas Humboldt Berlin, berpikir bahwa penurunan ini akan menimbulkan masalah bagi ekonomi Jerman.

    “Selama bertahun-tahun, Jerman mendapat rata-rata migrasi 550.000 orang per tahun,” kata Brücker kepada DW. “Kita membutuhkan migrasi untuk menggantikan pekerja yang pensiun. Tanpa itu, kita tidak dapat menjaga pasokan tenaga kerja tetap stabil.”

    Permintaan migran yang tinggi di Eropa

    Di seluruh Uni Eropa, sekitar dua pertiga pekerjaan yang tercipta antara 2019 dan 2023 diisi oleh warga non-UE, menurut Dana Moneter Internasional (IMF), menekankan betapa Eropa sudah bergantung pada tenaga kerja migran.

    Secara global, ada 167,7 juta pekerja migran pada 2022, menurut perkiraan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Ini merupakan 4,7% dari total tenaga kerja global. Lebih dari dua pertiga dari mereka (114,7 juta) tinggal di negara berpenghasilan tinggi.

    Meskipun terjadi penurunan tahun lalu, migrasi terkait pekerjaan global tetap di atas tingkat pra-pandemi. Namun laporan OECD mengungkapkan bahwa aliran migrasi tersebut dapat secara tiba-tiba dibatasi oleh resistensi politik, dipicu oleh ketakutan terhadap migrasi ilegal, bukan oleh permintaan ekonomi yang tetap tinggi.

    Agenda masa jabatan kedua Trump memperkuat dinamika ini, dengan perintah eksekutif yang dikeluarkan sejak ia kembali menjabat pada Januari untuk membatasi baik imigrasi legal maupun ilegal. Pemerintahan Trump berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk melindungi pekerja AS dan memastikan sistem berbasis keterampilan.

    Visa sementara dibanding jalur permanen

    Migrasi tenaga kerja sementara atau musiman tetap stabil tahun lalu meski masuknya pekerja permanen menurun, menurut laporan OECD, mencerminkan preferensi pemerintah terhadap skema jangka pendek yang dapat diperluas atau dikurangi sesuka hati.

    “Keinginannya adalah: ‘Mari kita datangkan orang saat kita mau dan tutup pintu saat kita tidak mau. Tapi jangan biarkan ‘orang berbeda’ tinggal permanen di negeri kita’,” keluh Sharma.

    Program pekerja musiman dan sementara tetap diminati di Australia, Eropa, dan Amerika Utara, di mana pemberi kerja di sektor pertanian, perawatan, dan konstruksi telah mengisi kekosongan tenaga kerja. OECD mencatat bahwa program migrasi sementara juga semakin digunakan untuk pekerja teknologi dan terampil tinggi lainnya.

    Birokrasi membuat migran tetap bekerja di pekerjaan rendah

    Selain menarik lebih banyak migran kerja, OECD mendorong negara maju untuk fokus pada integrasi mereka ke dalam pasar tenaga kerja. Organisasi ini menyebut pelatihan bahasa dan akses ke layanan sosial sebagai syarat penting, bersama dengan pengakuan keterampilan dan kualifikasi, agar pekerja asing dapat berkontribusi sepenuhnya di negara tuan rumah mereka. Seringkali, mereka bekerja di pekerjaan yang jauh lebih rendah dari kualifikasi mereka.

    Brücker, yang juga kepala penelitian migrasi di Institute for Employment Research (IAB) Jerman, mencatat bahwa reformasi yang dimaksudkan untuk membuat ekonomi terbesar Eropa lebih menarik tidak berhasil karena proses persetujuan yang lambat dan birokratis.

    “Pengakuan gelar dan pelatihan vokasi memakan waktu bertahun-tahun dan itu menyulitkan pekerja terampil datang,” katanya kepada DW. Akibatnya, saat ini kita kekurangan sekitar tiga juta pekerja.

    Para pembuat kebijakan juga didorong untuk menciptakan jalur yang lebih jelas yang memungkinkan pekerja migran sementara beralih ke status permanen, sehingga keterampilan mereka dapat dimanfaatkan sepenuhnya dan mengurangi kekurangan tenaga kerja.

    Meskipun Trump sering berbicara positif tentang perlunya migrasi berbasis keterampilan, tahun pertamanya kembali di Gedung Putih ditandai oleh upaya untuk membongkar jalur tersebut, memperkuat kesenjangan antara kebutuhan ekonomi dan kehendak politik.

    Sharma mencatat bahwa retorika sering marah dari Trump dan politisi sayap kanan lainnya mengenai imigrasi mengirimkan “gelombang kejut” secara internasional, membentuk persepsi di India dan negara lain.

    “Pesan yang sampai adalah bahwa ini negara yang tidak ramah, di mana sulit mendapatkan pekerjaan … narasi itu sangat berperan dalam pergerakan migrasi,” kata Sharma kepada DW, menambahkan bahwa jika AS terus membatasi imigrasi terkait pekerjaan, hal itu bisa menyebabkan lebih banyak aliran migran ilegal.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Rizki Nugraha

    (nvc/nvc)

  • Putin Tegaskan Rusia Tak Akan Serang Siapa Pun Jika Dihormati

    Putin Tegaskan Rusia Tak Akan Serang Siapa Pun Jika Dihormati

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bola kini berada di tangan Barat dan Ukraina dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang. Dalam pesan khusus untuk negara-negara Barat, Putin menegaskan Moskow tidak akan menyerang siapa pun jika diperlakukan dengan hormat.

    Berbicara dalam konferensi pers akhir tahun, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025), Putin mengatakan kepada rakyat Rusia bahwa pihaknya bertekad untuk terus bergerak maju di Ukraina, dengan nada percaya diri.

    Konferensi pers akhir tahun yang digelar pada Jumat (19/12) waktu setempat, merupakan tradisi tahunan yang sudah berlangsung selama 25 tahun pemerintahan Putin. Konferensi pers ini disiarkan televisi Rusia selama 4,5 jam, dengan Putin menjawab berbagai pertanyaan dari pers dan lewat panggilan telepon dari 12 zona waktu berbeda di Rusia.

    Putin yang kini berusia 73 tahun, juga menegaskan kembali bahwa Moskow akan merebut, dengan kekerasan, sisa wilayah Ukraina, yang telah dia tetapkan sebagai bagian wilayah Rusia jika perundingan damai gagal.

    Pemimpin Kremlin ini membantah telah mengulur-ulur pembicaraan membahas penyelesaian konflik, dan membantah telah menolak proposal untuk perdamaian. Putin mengklaim bahwa Moskow menyetujui “beberapa kompromi” dalam proposal tersebut, terutama yang diusulkan Amerika Serikat (AS).

    “Bola sekarang sepenuhnya berada di pihak lawan-lawan Barat kita… di tangan kepala rezim Kyiv dan para pendukungnya dari Eropa,” kata Putin dalam konferensi pers tersebut.

    AS, Ukraina, dan Eropa telah menyempurnakan proposal yang pertama kali kali diajukan oleh Washington bulan lalu, yang oleh banyak pihak dianggap memenuhi sebagian besar tuntutan inti Rusia tentang bagaimana konflik itu harus diakhiri.

    Dalam pesan kepada Barat, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak akan menyerang negara-negara lainnya, selama diperlakukan “dengan hormat”. Pernyataan ini menepis kekhawatiran Barat soal Moskow memberikan ancaman keamanan terhadap negara-negara anggota NATO.

    “Anda bertanya: Apakah akan ada operasi militer khusus baru? Tidak akan ada operasi, jika Anda memperlakukan kami dengan hormat, jika Anda memperhatikan kepentingan kami, seperti halnya kami selalu berusaha memperhatikan kepentingan Anda,” tegas Putin, menggunakan istilah yang digunakan Rusia untuk menyebut invasinya terhadap Ukraina.

    Dalam konferensi pers tahunan ini, Putin juga menegaskan dirinya tidak bertanggung jawab atas kematian dalam perang Ukraina, yang selama nyaris empat tahun terakhir telah menewaskan puluhan ribu orang di kedua negara.

    “Kami tidak menganggap diri kami bertanggung jawab atas hilangnya nyawa. Kami tidak memulai perang ini,” ujar Putin, mengulangi narasi yang sering dia sampaikan bahwa Ukraina dan Barat yang harus disalahkan atas konflik yang dimulai dengan serangan Rusia pada Februari 2022.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Sebarkan Virus Penyuka Sesama, WNA Amerika di Tulungagung Dideportasi Imigrasi Blitar

    Sebarkan Virus Penyuka Sesama, WNA Amerika di Tulungagung Dideportasi Imigrasi Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Dalih mempelajari agama Islam ternyata hanya menjadi pintu masuk bagi J.L.K (57), seorang warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat, untuk menetap di Indonesia.

    Alih-alih menekuni kitab suci, aktivitas pria paruh baya ini justru memicu kegaduhan hingga akhirnya dipaksa angkat kaki dari Tulungagung oleh Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar.

    J.L.K. resmi dideportasi setelah terbukti menyalahgunakan Izin Tinggal Terbatas (ITAS) pelajar dan melakukan aktivitas yang dianggap mencederai norma serta ketertiban umum di wilayah Kabupaten Tulungagung. Pasalnya WNA asal Amerika itu kedapatan menyebarkan virus penyuka sesama jenis atau disorientasi seksual.

    Masuk ke Indonesia sejak Maret 2025, J.L.K. mengantongi dokumen resmi sebagai pelajar dengan misi spiritual mempelajari agama. Namun, radar pengawasan Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Imigrasi Blitar menangkap anomali. Di lapangan, tidak ditemukan satu pun rekam jejak aktivitas pendidikan atau pengajian yang diikuti oleh yang bersangkutan.

    “Faktanya, yang bersangkutan tidak menjalankan kegiatan belajar sebagaimana mestinya. Dalam pengawasan kami, J.L.K. justru lebih banyak menganggur dan aktivitasnya sama sekali tidak sesuai dengan peruntukan izin tinggal yang ia miliki,” ungkap Rini Sulistyawati, Kasi Teknologi Informasi dan Komonikasi ke Imigrasian Blitar pada Sabtu (20/12/2025).

    Disorientasi Seksual dan Keresahan Sosial

    Pelanggaran administratif bukan satu-satunya alasan pengusiran J.L.K. Selama menetap di sebuah hotel di Tulungagung, perilaku sosial pria asal Negeri Paman Sam ini mengundang protes keras dari warga sekitar.

    Berdasarkan laporan masyarakat dan hasil penyidikan, J.L.K. diketahui secara terbuka menunjukkan disorientasi seksual sebagai penyuka sesama jenis. Ia kerap beraktivitas dengan pasangan laki-lakinya di lingkungan tempat tinggal dengan cara yang dinilai tidak menghormati kearifan lokal.

    Perilaku yang dianggap menyimpang dari norma sosial masyarakat Tulungagung ini memicu gelombang keberatan. Warga merasa keberadaan J.L.K. bukan lagi membawa misi edukasi atau religi, melainkan gangguan terhadap ketertiban umum.

    Tindakan Tegas: Deportasi Tanpa Kompromi

    Merespons keresahan tersebut, Imigrasi Blitar bertindak cepat dengan menjatuhkan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK). Berdasarkan Pasal 75 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, J.L.K. dianggap sebagai orang asing yang melakukan kegiatan berbahaya dan tidak menghormati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Langkah deportasi ini adalah respons nyata terhadap laporan masyarakat. Setiap WNA yang berada di Indonesia tidak hanya wajib tertib administrasi, tetapi juga wajib menghormati norma dan nilai sosial yang berlaku di tengah masyarakat kita,” tegasnya

    Kasus J.L.K. menjadi alarm bagi pengelola akomodasi dan masyarakat untuk tetap proaktif melaporkan keberadaan orang asing yang mencurigakan. Imigrasi menegaskan tidak akan memberikan ruang bagi WNA yang menjadikan izin belajar sebagai kedok untuk aktivitas yang merusak tatanan sosial di wilayah hukum mereka. (owi/ian)