Negara: Albania

  • Uni Eropa Perkuat Sanksi dan Deportasi Demi Batasi Migrasi

    Uni Eropa Perkuat Sanksi dan Deportasi Demi Batasi Migrasi

    Brussels

    Jika merujuk kepada strategi keamanan terbaru Amerika Serikat (AS), yang mengkritik kebijakan migrasi Eropa mengarah pada “penghapusan peradaban,” hal yang mungkin terpikirkan adalah Uni Eropa (UE) sedang membuka lebar pintu perbatasan.

    Faktanya, keberadaan imigran ilegal terus menurun. Terlebih, Uni Eropa baru saja memperbarui kebijakan migrasi menjadi yang paling ketat sepanjang sejarah. Tujuannya, antara lain, untuk memudahkan negara-negara anggota menahan dan mendeportasi para pencari suaka yang ditolak.

    Menteri Imigrasi Denmark Rasmus Stoklund mengatakan bahwa langkah tersebut adalah reformasi baru untuk memperbaiki sistem yang “disfungsional” dan memulihkan “kontrol” negara.

    Namun, langkah ini menuai protes dari organisasi hak asasi manusia (HAM). Amnesty Internasional menuduh bahwa keputusan tersebut serupa dengan, “penangkapan masal, penahanan, dan deportasi yang mengerikan, serta tidak manusiawi di Amerika Serikat.”

    Rencana kirim imigran ke pusat detensi luar negeri

    Pada Senin (08/12), para menteri dalam negeri Uni Eropa mendukung serangkaian reformasi yang mencakup pengesahan hukum atas gagasan yang disebut “pusat pemulangan.” Hal itu bisa berarti pusat penahanan di luar Uni Eropa, tempat para migran dikirim untuk memproses permohonan suaka atau bahkan sebagai bagian dari tiket sekali jalan keluar dari Eropa.

    Namun, revisi aturan ini masih harus dinegosiasikan dengan Parlemen Eropa. Aturan tersebut memungkinkan negara anggota Uni Eropa membuat kesepakatan dengan negara di luar blok dan mengirim migran ke sana, meskipun mereka tidak memiliki keterkaitan dengan negara tersebut.

    Denmark mulai mempertimbangkan cara untuk mengirim migran ke Rwanda pada 2021, tapi negara anggota Uni Eropa pertama yang mencoba menerapkannya secara nyata adalah Italia.

    Pemerintahan sayap kanan di Roma telah mendirikan pusat penanganan migran di negara tetangga non-Uni Eropa, Albania, tahun 2024, tetapi pusat penanganan tersebut menghadapi tantangan hukum dan akhirnya ditangguhkan.

    Namun, pengamat kebijakan migrasi Helena Hahn mengatakan bahwa “masih belum jelas” bagaimana bentuk pusat pemulangan di luar model Italia dan terutama, negara-negara non-UE mana yang bersedia menampung migran yang ditujukan ke Eropa.

    Pengabaian tanggung jawab?

    Lembaga HAM dan Think Tank seperti Human Rights Watch dan Oxfam, mengecam Uni Eropa karena dianggap “mengabaikan tanggung jawab” karena mencoba mendelegasikan proses suaka.

    “Uni Eropa berusaha semakin mendorong tanggung jawabnya kepada negara-negara yang sudah menampung mayoritas pengungsi dengan sumber daya yang jauh lebih terbatas,” kata koalisi masyarakat sipil, pada tahun 2024.

    Pernyataan mereka menegaskan bahwa janji Uni Eropa untuk menegakkan hak-hak migran hanyalah “omong kosong.”

    Menteri Imigrasi Denmark Rasmus Stoklund menolak tuduhan tersebut. “Jika kami mengirim seseorang ke pusat pemulangan, kami akan bertanggung jawab untuk menghormati hak asasi mereka,” ujarnya kepada wartawan setelah pertemuan di Brussels.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Percepat deportasi dengan mendeklarasikan negara ‘aman’

    Negara anggota Uni Eropa juga mendukung proposal rancangan untuk mempercepat deportasi, yang menetapkan hukuman lebih berat bagi para migran yang mengabaikan perintah pengusiran. Dukungan terhadap aturan-aturan ini adalah tindak lanjut dari kesepakatan Uni Eropa dalam rencana untuk mengurangi kerjasama dengan negara-negara yang gagal diajak kerjasama dalam mendukung kebijakan deportasi.

    Para menteri dari negara-negara Uni Eropa juga memberi lampu hijau untuk daftar negara-negara yang dianggap “aman”. Kelompok tersebut adalah negara yang bisa mempercepat pengambilan keputusan untuk menolak izin tinggal bagi mereka yang kecil kemungkinannya untuk mendapat suaka.

    Contohnya, hanya 4% pencari suaka asal Bangladesh yang diterima di Uni Eropa tahun 2024. Bangladesh adalah negara teratas dalam daftar negara yang dianggap “aman” oleh Belgia. Negara-negara lain yang masuk daftar tersebut adalah India, Kolombia, Mesir, Maroko, dan Tunisia.

    Para menteri Uni Eropa sepakat bahwa negara-negara yang menjadi kandidat untuk tergabung di persekutuan seperti Montenegro, Moldova, atau Serbia perlu diberi status aman kecuali saat berada dalam situasi konflik atau pembatasan terhadap hak asasi manusia.

    Tampung para migran atau bayar denda

    Menurut Helena Hahn, Uni Eropa telah menyepakati satu rencana yang sedikit bertentangan dengan tren menuju pembatasan yang lebih ketat.

    Hal yang mereka sebut sebagai “pengumpulan solidaritas” akan membuat negara-negara anggota Uni Eropa di Eropa Utara dan Timur berada dalam posisi menerima lebih banyak migran dari negara-negara Selatan atau turut menyumbang dana untuk mendukung negara-negara seperti Cyprus, Spanyol, Italia, atau Yunani.

    Bagi Hahn, hal tersebut adalah “mekanisme untuk mengorganisir dan mengoordinasikan pembagian tanggung jawab terhadap para pencari suaka di antara negara-negara anggota.” Hal tersebut, menurutnya, dianggap sebagai “langkah besar.”

    “Pertanyaan-pertanyaan seputar relokasi, kuota, dan distribusi pencari suaka di seluruh Eropa dengan cara yang adil sudah selalu menjadi pembicaraan politis yang paling sensitif, yang menghambat implementasi sistem pencarian suaka di Eropa,” ucap Hahn.

    Penentuan soal negara-negara mana yang akan membayar, masih dibicarakan. Akan tetapi, Hungaria, salah satu anggota negara Uni Eropa telah menolak kewajiban denda. Hal ini bisa memunculkan sengketa hukum antara Brussels dan Budapest.

    Rasa khawatir masyarakat dan dinamika kelompok sayap kanan

    Semakin banyak warga Uni Eropa menganggap keberadaan para imigran sebagai masalah besar. Sebuah survei di awal tahun 2025 menunjukkan isu imigran menempati peringkat kedua setelah perang Rusia di Ukraina dalam daftar tantangan terbesar yang dihadapi Uni Eropa. Itu semua berada di atas kekhawatiran warga atas biaya hidup, perubahan iklim, keamanan, dan pertahanan.

    Partai-partai sayap kanan yang menekankan pesan anti-imigran semakin populer di banyak negara Uni Eropa, sementara kekuatan politik sentris berusaha merebut kembali dukungan suara.

    “Kami melihat agenda imigrasi yang sangat restriktif,” kata Helena Hahn kepada DW. Dia juga mencatat semakin banyak negara berupaya merumuskan “solusi inovatif” untuk mencegah, menahan, dan mendeportasi imigran.

    “Namun, sejauh ini hasilnya sangat sedikit,” paparnya. “Jadi, menurut saya, hal itu juga menunjukkan kelayakan politik dari beberapa gagasan yang tampaknya menyiratkan bahwa akan sangat mudah untuk memindahkan orang dari tempat A ke tempat B, tanpa memperhatikan pertimbangan politik, diplomatik, atau praktis apa pun.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Joan Aurelia Rumengan

    Editor: Muhammad Hanafi

    Tonton juga video “Trump soal Uni Eropa Denda X: Itu Bukan Hal yang Benar!”

    (nvc/nvc)

  • 29 November 2025 Memperingati Hari Apa Saja? Simak Daftarnya!

    29 November 2025 Memperingati Hari Apa Saja? Simak Daftarnya!

    Jakarta

    Tanggal 29 November 2025 diperingati dengan sejumlah momentum penting di berbagai negara dan komunitas. Beberapa di antaranya memiliki nilai historis dan budaya yang cukup kuat. Lantas, ada peringatan apa saja?

    Berikut daftar hari penting nasional dan internasional yang jatuh pada 29 November 2025, lengkap dengan penjelasannya berdasarkan informasi yang dihimpun dari catatan redaksi detikcom, laman National Today dan Days of The Year.

    Hari Raya Kuningan jatuh sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan. Pada tahun ini, Hari Suci Kuningan kembali diperingati oleh umat Hindu, khususnya di Bali, pada tanggal 29 November 2025. Ini juga menandai penutup rangkaitan Galungan dan Kuningan tahun ini.

    Peringatan ini juga dimaknai sebagai waktunya memohon keselamatan serta kesejahteraan bagi keluarga. Meski perayaannya bersifat religius, Hari Raya Kuningan ikut memberikan warna budaya karena turut dirayakan di berbagai daerah dengan tradisi yang khas.

    Umat Hindu (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

    Hari Ulang Tahun ke-54 Korps Pegawai Republik Indonesia (HUT ke-54 KORPRI) diperingati pada tanggal 29 November 2025. Momentum ini menjadi penghormatan bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjalankan fungsi pelayanan publik.

    Tanggal 29 November diperingati sebagai Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina (International Day of Solidarity with the Palestinian People). Momentum ini ditetapkan Majelis Umum PBB sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penyelesaian konflik dan pemenuhan hak-hak rakyat Palestina.

    Pada peringatannya, berbagai negara menggelar diskusi, kampanye edukatif, serta kegiatan diplomatik untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai situasi Palestina. PBB juga sering merilis pernyataan resmi mengenai perkembangan isu kemanusiaan dan politik yang berkaitan dengan wilayah tersebut pada tanggal ini.

    Bendera Palestina (Foto: REUTERS/Esa Alexander)

    Dalam sosialisasinya, berbagai organisasi lingkungan biasanya mengadakan kampanye konservasi, edukasi publik, hingga upaya restorasi habitat. Jaguar merupakan salah satu spesies kunci dalam ekosistem Amerika Selatan dan Tengah, sehingga pelestariannya dianggap penting untuk menjaga keseimbangan alam.

    Jaguar (Foto: BBC Magazine)

    Tanggal 29 November diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Albania atau Hari Pembebasan Albania (Albanian Liberation Day). Momen ini menandai berakhirnya pendudukan asing pada era Perang Dunia II dan menjadi simbol penting dalam sejarah nasional Albania.

    Perayaan biasanya ditandai upacara kenegaraan, penghormatan kepada para pahlawan, serta kegiatan budaya yang menonjolkan identitas bangsa. Momentum ini juga menjadi pengingat perjalanan panjang Albania dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatannya.

    (wia/imk)

  • Inggris Panggil Trevoh Chalobah dan James Trafford ke Skuad

    Inggris Panggil Trevoh Chalobah dan James Trafford ke Skuad

    JAKARTA – Inggris telah memanggil Trevoh Chalobah dan James Trafford untuk pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Serbia dan Albania.

    Bek Chalobah (Chelsea) dan penjaga gawang Trafford (Manchester City) telah ditambahkan ke skuad Thomas Tuchel setelah pasangan Newcastle United, Anthony Gordon dan Nick Pope, mengundurkan diri.

    Bek Crystal Palace, Marc Guehi, telah melapor untuk bertugas meskipun mengalami cedera kaki dan ia akan diperiksa oleh staf medis Inggris.

    Gordon mengalami cedera ringan, yang dideritanya saat Newcastle menang atas Athletic Bilbao di Liga Champions minggu lalu, sementara Pope mengalami gegar otak saat melawan Brentford pada akhir pekan kemarin.

    Hal itu menandai kembalinya Trafford ke skuad Three Lions, yang awalnya dicadangkan karena Pope, setelah berada di dua skuad pertama Tuchel musim ini.

    Chalobah kembali ke Timnas Inggris setelah absen di kamp September dan Oktober 2025, setelah melakoni debutnya pada pertandingan persahabatan musim panas melawan Senegal.

    Inggris telah lolos ke Piala Dunia 2026, tetapi akan berusaha untuk menyelesaikan kampanye Grup K mereka dengan rekor 100 persen.

    Mereka menghadapi Serbia di Wembley pada Jumat, 14 November 2025, dini hari WIB, sebelum menuju ke Tirana untuk menghadapi Albania pada Senin, 17 November 2025, dini hari WIB.

    Tuchel mengumumkan skuad awalnya yang beranggotakan 25 orang pada Jumat pekan lalu, memanggil kembali Jude Bellingham dan Phil Foden.

    Gelandang Bournemouth, Alex Scott, mendapat panggilan perdana, sementara Adam Wharton kembali ke skuad.

  • Populasi Muslim di Eropa Diprediksi Capai 58 Juta Jiwa pada 2030, Negara Ini yang Terbanyak

    Populasi Muslim di Eropa Diprediksi Capai 58 Juta Jiwa pada 2030, Negara Ini yang Terbanyak

    GELORA.CO – Islam merupakan salah satu agama dengan jumlah pemeluk terbanyak di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan umat Muslim di Eropa terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dan diperkirakan tren tersebut akan berlanjut di masa mendatang.

    Menurut laporan Pew Forum on Religion & Public Life, populasi Muslim di Eropa diproyeksikan mencapai 58,2 juta jiwa pada tahun 2030, atau sekitar 8% dari total populasi di Benua Eropa. Kenaikan jumlah ini terutama disebabkan oleh migrasi besar-besaran umat Muslim ke berbagai negara Eropa.

    Negara-Negara Eropa dengan Populasi Muslim Terbanyak:

    Rusia

    Pada masa Uni Soviet, aktivitas keagamaan, termasuk Islam, sempat mengalami penekanan. Sekolah-sekolah Islam ditutup, dan penyebaran agama dibatasi. Namun setelah Rusia menjadi negara federasi, pemerintah memberikan kebebasan beragama dan mengakui Islam sebagai salah satu agama tradisional.

    Rusia diperkirakan akan tetap menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa pada tahun 2030. Jumlahnya meningkat dari 16,4 juta jiwa pada 2010 menjadi 18,6 juta jiwa pada 2030, dengan laju pertumbuhan sekitar 0,6% selama dua dekade mendatang.

    Prancis

    Sebagai negara republik dengan sistem presidensial-parlementer dan prinsip sekularisme yang kuat, Prancis memisahkan urusan agama dari negara.

    Islam mulai berkembang di Prancis sekitar tahun 1960 melalui imigrasi dari kawasan Maghreb. Saat ini, Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Katolik, dan pada 2030 diperkirakan mencapai 10,3% dari total populasi.

    Jerman

    Jerman, yang secara resmi bernama Federal Republic of Germany, memiliki 16 negara bagian dengan Berlin sebagai ibu kota. Berdasarkan data SalamGateway, populasi Muslim di Jerman saat ini berkisar antara 5,3 hingga 5,6 juta jiwa (6,4–6,7%), dan diprediksi meningkat menjadi 7,1% pada 2030.

    Albania

    Menurut Encyclopedia, Islam berkembang di Albania sejak penaklukan Ottoman pada abad ke-15. Kini, Muslim Community of Albania menjadi lembaga keagamaan utama di negara itu. Diperkirakan hingga 2030, 83,2% dari total penduduk Albania (sekitar 2,8 juta jiwa) akan memeluk Islam.

    Britania Raya

    Britania Raya (United Kingdom) mencakup Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. m

    Berdasarkan data Office for National Statistics (ONS) yang dikutip Muslim Council of Britain, terdapat 3,87 juta Muslim di Inggris dan Wales (sekitar 6,5% populasi). Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 5,5 juta jiwa (8,2%) pada 2030.

  • Perluasan Uni Eropa, Montenegro ‘Si Paling Siap’ Bergabung

    Perluasan Uni Eropa, Montenegro ‘Si Paling Siap’ Bergabung

    Jakarta

    Laporan tahunan dari Brussels itu menjadi semacam rapor bagi negara-negara kandidat yang tengah menapaki jalan menuju keanggotaan penuh Uni Eropa.

    Saat ini terdapat sepuluh negara yang tengah berupaya masuk ke blok tersebut: Ukraina, Moldova, Albania, Bosnia-Herzegovina, Makedonia Utara, Kosovo, Serbia, Montenegro, Georgia, dan Turki.

    “Perluasan Uni Eropa merupakan kepentingan terbaik bagi kita,” tandas Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, kepada wartawan di Brussels.

    “Proses aksesi tetaplah adil, ketat, dan berbasis pada prestasi. Namun kini, target agar negara-negara baru bergabung dengan Uni Eropa pada 2030 menjadi lebih realistis,” ujarnya.

    Ukraina: Ambisi tinggi, masih butuh reformasi

    Meski masih menghadapi invasi Rusia yang terus berlangsung dan blokade politik dari Hungaria dalam negosiasi aksesi, Komisi Eropa memuji komitmen Kyiv untuk terus melangkah menuju keanggotaan penuh.

    Komisi Eropa juga menyatakan dukungannya terhadap rencana ambisius Ukraina untuk bergabung pada akhir 2028 — meski negara itu baru mengajukan permohonan keanggotaan pada 2022. Namun, laporan tersebut menegaskan bahwa reformasi harus dipercepat dan upaya pemberantasan korupsi diperkuat.

    Laporan itu mencatat adanya “tren negatif baru-baru ini”, termasuk tekanan terhadap lembaga-lembaga antikorupsi dan masyarakat sipil, dan menegaskan bahwa langkah-langkah seperti itu harus segera dibalikkan.

    “Kemajuan berkelanjutan juga diperlukan untuk memperkuat independensi, integritas, profesionalisme, dan efisiensi lembaga peradilan, kejaksaan, serta penegak hukum — juga dalam memerangi kejahatan terorganisir,” demikian isi laporan tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali meminta Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, untuk mengakhiri veto terhadap upaya Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.

    “Kami sedang berperang demi kelangsungan hidup kami, dan kami berharap perdana menteri Hungaria mendukung kami — setidaknya tidak menghalangi kami,” tandas Zelenskyy dalam acara yang digelar Euronews di Brussels.

    Georgia: Demokrasi yang merosot tajam

    Sementara itu, Komisi Eropa menyebut Georgia hanya negara kandidat ‘di atas kertas’, dengan keprihatinan serius terhadap kondisi demokrasi di sana.

    Walau dukungan publik terhadap keanggotaan Uni Eropa sangat luas, pemerintah Georgia justru semakin mendekat ke Moskow dan menekan kelompok oposisi.

    “Situasi di Georgia memburuk secara tajam, dengan kemunduran demokrasi yang serius,” ujar Komisaris Perluasan Uni Eropa, Marta Kos.

    Partai berkuasa Georgian Dream diketahui membekukan pembicaraan aksesi dengan menuduh Brussels berupaya memicu revolusi di Georgia — tuduhan yang dengan keras dibantah oleh Uni Eropa.

    Pekan lalu, Ketua Parlemen Georgia, yang juga pejabat senior partai berkuasa, bahkan menyatakan bahwa tiga partai oposisi terbesar akan dilarang karena dianggap mengancam “tatanan konstitusional.”

    “Temuan laporan ini, sayangnya, menjadi pukulan berat bagi harapan Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa,” ujar Duta Besar Uni Eropa untuk Georgia, di Tbilisi, Pawel Herczynski, “Georgia tidak berada di jalur untuk menjadi anggota Uni Eropa — tidak pada tahun 2030, dan mungkin juga tidak sesudahnya.”

    Montenegro “si paling siap”

    Dari seluruh negara kandidat, Montenegro dinilai paling siap bergabung dengan Uni Eropa. Negara kecil di kawasan Balkan dengan populasi sekitar 600 ribu jiwa itu telah memulai negosiasi pada 2012, dan menargetkan selesainya pembahasan pada akhir 2026.

    “Kami berharap menjadi anggota baru berikutnya Uni Eropa,” ungkap Wakil Perdana Menteri Montenegro, Filip Ivanovic dalam konferensi Euronews.

    Berbicara mengenai Albania, yang berambisi menuntaskan negosiasi pada 2027, Marta Kos mengatakan kedua negara tersebut menunjukkan kemajuan paling signifikan dalam reformasi sepanjang tahun lalu.

    “Dengan kecepatan dan kualitas reformasi saat ini, kita mungkin dapat menuntaskan pembicaraan aksesi dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.

    Namun, keanggotaan penuh tetap harus mendapat persetujuan dan ratifikasi dari seluruh negara anggota Uni Eropa.

    “Komisi akan tetap menuntut standar tertinggi dalam reformasi — terutama dalam penegakan hukum, lembaga demokrasi, dan kebebasan fundamental. Tidak akan ada jalan pintas,” tutup Kos.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Kisah Tragis Kejatuhan Raja Kripto yang Dipenjara 11 Ribu Tahun

    Kisah Tragis Kejatuhan Raja Kripto yang Dipenjara 11 Ribu Tahun

    Jakarta

    Faruk Fatih Ozer, yang dulu dielu-elukan sebagai kisah sukses pendiri bursa kripto termuda di Turki, ditemukan tewas minggu ini di dalam sel isolasinya di penjara keamanan tinggi Tekirdag F-Type. Dia menjalani hukuman 11.196 tahun penjara atas salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah negeri itu.

    Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, mengonfirmasi bahwa temuan awal menunjukkan dugaan bunuh diri. Perjalanan hidup Ozer termasuk kisah umum dunia kripto yaitu inovasi cepat, pertumbuhan tanpa kendali, dan kehancuran spektakuler.

    Tahun 2017, di usia 22 tahun, Ozer mendirikan Thodex, bursa kripto yang diposisikan sebagai sarana bagi warga Turki menuju aset digital global, di tengah krisis lira yang membuat banyak warga beralih ke Bitcoin.

    Dalam empat tahun, Thodex mengklaim punya lebih dari 400.000 pengguna dan memproses ratusan juta dolar per hari. Mereka melakukan strategi pemasaran agresif, dukungan selebritas, serta citra kuat berkat hubungan Ozer dengan kalangan pro pemerintah.

    Namun citra itu hancur seketika April 2021, ketika Thodex mendadak menghentikan penarikan dana dan situs webnya menghilang. Kabarnya, USD 2,6 miliar dana simpanan lenyap. Firma Chainalysis menyebut kasus ini sebagai salah satu penipuan bursa terbesar.

    Pelarian ke Albania

    Beberapa hari setelah kejatuhan Thodex, Ozer melarikan diri ke Albania. Adapun jaksa Turki mengeluarkan red notice Interpol. Pemuda yang sebelumnya tampil bersama kalangan elit bisnis Istanbul itu mendadak jadi simbol pengkhianatan nasional.

    Selama 16 bulan, ia berhasil menghindari penangkapan sebelum dibekuk Agustus 2022 di kota Vlore, Albania, setelah perburuan panjang yang melibatkan Interpol dan intelijen Turki. Ia diekstradisi ke Istanbul setahun kemudian untuk diadili atas tuduhan penipuan berat, pencucian uang, dan memimpin organisasi kriminal.

    September 2023, Ozer bersama saudaranya Guven dan Serap divonis bersalah oleh pengadilan Istanbul dan masing-masing dijatuhi hukuman 11.196 tahun.
    Angka fantastis ini berasal dari jumlah dakwaan atas 2.027 korban yang dikalikan.

    Ozer membantah tuduhan penipuan dan menyebut dirinya gagal karena ketidakjelasan regulasi. “Jika saya berniat kriminal, saya takkan bertindak seamatir ini,” katanya, mengklaim berencana mengembalikan dana setelah operasi Thodex stabil di luar negeri. Ia mengaku sempat berpikir bunuh diri, tapi memilih tetap berjuang membayar utang.

    Penjara Tekirdag, tempat Ozer ditahan, dikritik kelompok HAM karena praktik isolasi. “Tiga penjara tipe F yang dikunjungi menampung sejumlah kecil narapidana dengan hukuman seumur hidup berat. Satu-satunya kegiatan di luar sel, selain kunjungan dua minggu sekali dan telepon dua minggu sekali, hanya olahraga di halaman kecil yang menempel sel,” sebut Komite Eropa.

    Media lokal melaporkan bahwa Ozer ditemukan tergantung di kamar mandi selnya dan tim medis menyatakan ia meninggal di tempat.

    (fyk/fay)

  • Kisah Tragis Kejatuhan Raja Kripto yang Dipenjara 11 Ribu Tahun

    Kematian Mendadak Bos Kripto di Sel Keamanan Tinggi Guncang Turki

    Jakarta

    Kematian mendadak Faruk Fatih Ozer, pendiri perusahaan bursa kripto terkenal asal Turki Thodex, menimbulkan pertanyaan serius di negara tersebut.

    Ozer, pendiri sekaligus mantan CEO bursa kripto Turki Thodex, ditemukan tewas di sel tahanannya saat menjalani hukuman sangat panjang, yaitu 11.196 tahun penjara. Pengacaranya mempertanyakan kematiannya itu.

    Petugas menemukan tubuhnya tergantung di kamar mandi, menggunakan handuk dan seprai yang diikat jadi tali. Meski penyelidikan masih digelar, dia diduga mengakhiri hidupnya sendiri. Ia ditahan di penjara keamanan tinggi Tekirdag F-Type, fasilitas yang menuai kritik dari kelompok HAM karena menerapkan isolasi total.

    Pria berusia 31 tahun itu dijatuhi hukuman 11.196 tahun penjara di 2023 setelah pengadilan memvonisnya atas tuduhan penipuan, pencucian uang, dan berbagai kejahatan lain yang terkait dengan kejatuhan Thodex.

    Bursa yang berbasis di Istanbul itu menolak akses ribuan investor terhadap aset digital dan tiba-tiba menghentikan operasi pada 2021, bersamaan dengan menghilangnya sang CEO. Faruk kemudian ditangkap di Albania dan diekstradisi ke Turki dua tahun kemudian.

    Ia divonis bersama sejumlah orang lain yang disebut sebagai anggota organisasi kriminal yang dipimpinnya, termasuk dua saudara kandungnya, dari total 21 terdakwa.

    Pengacara menyalahkan pihak penjara

    Media T24 melaporkan Ozer didiagnosis mengalami gangguan kecemasan dan sedang mengonsumsi obat sambil menunggu jadwal bertemu psikiater. Media independen Turki itu menilai dia seharusnya diawasi ketat.

    Menurut pengacaranya, Sevgi Erarslan, sang mantan pengusaha kripto belakangan semakin mengurung diri, bahkan menolak menemui keluarg sendiri. Keluarganya juga memperingatkan pihak penjara agar mengambil langkah pencegahan.

    “Kami ingin dia dipindah dari sel tunggal, tapi dia sendiri menolak,” ujar Erarslan ke Bloomberg. Ia juga menuding penjaga tidak cukup sering memeriksa kondisi Ozer, karena jasadnya baru ditemukan hingga 10 jam setelah kematian. “Jika kematian terjadi jauh sebelum tubuhnya ditemukan, artinya pihak penjara lalai,” katanya.

    Erarslan menambahkan bahwa setelah lebih dari empat tahun dipenjara, saudara-saudara Ozer seharusnya sudah dibebaskan. Menurutnya, Ozer kehilangan asa melihat orang-orang terdekatnya masih ditahan meski banding dikabulkan.

    “Saya tidak percaya Ozer mendapat pengadilan yang adil. Kami mengalami banyak ketidakadilan. Ia benar-benar kehilangan harapan,” ujar Erarslan yang dikutip detikINET dari Cryptopolitan.

    Jumlah pasti kerugian trader Thodex akibat kejatuhan bursa itu masih belum jelas karena estimasinya bervariasi. Firma forensik blockchain Chainalysis memperkirakan kerugian mencapai sekitar USD 2,6 miliar, sedangkan dakwaan resmi hanya menyebut angka sekitar USD 24 juta.

    Kementerian Kehakiman Turki membantah kejanggalan dan bersikeras kasus ini bunuh diri. Sejumlah catatan misterius ditemukan di sel Ozer setelah jasadnya dibawa untuk diautopsi, termasuk satu lembar tulisan yang berisi langkah-langkah cara mengakhiri hidup dengan gantung diri.

    Sementara itu, jurnalis Adnan Bulut melotarkan dugaan hubungannya dengan politisi Turki. “Orang-orang dekatnya mengatakan ia punya dua rekan, anak seorang anggota parlemen dan anak seorang menteri,” ungkap Bulut, yang berspekulasi kasus Thodex kini mungkin akan ditutup.

    (fyk/fay)

  • Raja Kripto Tewas Gantung Diri Saat Dihukum 11 Ribu Tahun Penjara

    Raja Kripto Tewas Gantung Diri Saat Dihukum 11 Ribu Tahun Penjara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri dan mantan CEO bursa kripto Turki, Thodex, Faruk Fatih Ozer ditemukan tewas gantung diri. Ini terjadi saat dia menjalani hukuman selama 11 ribu tahun penjara.

    Dia tewas di kamar mandi sel tunggal di Penjara Tertutup Keamanan Tinggi Tipe-F, Tekirdag. Laporan dari outlet berita lokal Turkiye Today menyebutkan kemungkinan penyebabnya adalah bunuh diri.

    Para pejabat juga telah meluncurkan penyidikan formal terkait kematian Ozer, dikutip dari Cryptonews, Selasa (4/11/2025).

    Ozer diketahui memimpin Thodex, sebuah bursa kripto terkemuka di Turki beberapa tahun lalu. Secara tiba-tiba, perusahaan menghentikan operasinya pada April 2021.

    Penghentian itu disebut hanya sementara. Namun kemudian diketahui Ozer kabur ke Albania yang diduga membawa dana investornya juga.

    Setahun setelah menutup operasi Thodex, Ozer ditangkap pada Agustus 2022 dan diekstradisi ke Turki pada April 2023.

    Dia menghadapi banyak kejahatan. Dari menipu lebih dari 400 ribu investor, mengirimkan aset kripto senilai US$8,9 juta ke dompet yang dikendalikan Ozer dan rekan-rekannya.

    Kerugian karena kejahatan ini mencapai US$12,5 juta, ungkap Badan Investigasi Kejahatan Keuangan (MASAK).

    Untuk Ozer sendiri, dia mendapatkan hukuman selama 11.196 tahun, 10 bulan, dan 15 hari. Tuduhannya adalah terkait mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, penipuan berat dan pencucian uang.

    Kedua saudaranya, Guven dan Serap Ozer juga telah ditangkap dan dihukum dengan tuduhan serupa. Mereka mendapatkan hukuman yang sama.

    Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Raja Kripto Tewas Gantung Diri Saat Dihukum 11 Ribu Tahun Penjara

    Raja Kripto Tewas Gantung Diri Saat Dihukum 11 Ribu Tahun Penjara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri dan mantan CEO bursa kripto Turki, Thodex, Faruk Fatih Ozer ditemukan tewas gantung diri. Ini terjadi saat dia menjalani hukuman selama 11 ribu tahun penjara.

    Dia tewas di kamar mandi sel tunggal di Penjara Tertutup Keamanan Tinggi Tipe-F, Tekirdag. Laporan dari outlet berita lokal Turkiye Today menyebutkan kemungkinan penyebabnya adalah bunuh diri.

    Para pejabat juga telah meluncurkan penyidikan formal terkait kematian Ozer, dikutip dari Cryptonews, Selasa (4/11/2025).

    Ozer diketahui memimpin Thodex, sebuah bursa kripto terkemuka di Turki beberapa tahun lalu. Secara tiba-tiba, perusahaan menghentikan operasinya pada April 2021.

    Penghentian itu disebut hanya sementara. Namun kemudian diketahui Ozer kabur ke Albania yang diduga membawa dana investornya juga.

    Setahun setelah menutup operasi Thodex, Ozer ditangkap pada Agustus 2022 dan diekstradisi ke Turki pada April 2023.

    Dia menghadapi banyak kejahatan. Dari menipu lebih dari 400 ribu investor, mengirimkan aset kripto senilai US$8,9 juta ke dompet yang dikendalikan Ozer dan rekan-rekannya.

    Kerugian karena kejahatan ini mencapai US$12,5 juta, ungkap Badan Investigasi Kejahatan Keuangan (MASAK).

    Untuk Ozer sendiri, dia mendapatkan hukuman selama 11.196 tahun, 10 bulan, dan 15 hari. Tuduhannya adalah terkait mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, penipuan berat dan pencucian uang.

    Kedua saudaranya, Guven dan Serap Ozer juga telah ditangkap dan dihukum dengan tuduhan serupa. Mereka mendapatkan hukuman yang sama.

    Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geger Menteri Negara Hamil 83 Anak Sekaligus, Lahir Langsung Kerja

    Geger Menteri Negara Hamil 83 Anak Sekaligus, Lahir Langsung Kerja

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri Albania, Edi Rama, mengumumkan kehamilan Diella, Menteri Negara Kecerdasan Buatan (AI) pertama di dunia. Sebagai informasi, Diella bukan manusia, melainkan sistem AI yang dirancang untuk membantu administrasi pengadaan pemerintah Albania.

    Rama mengatakan Diella ‘hamil’ 83 anak sekaligus yang berbentuk asisten digital untuk membantu masing-masing anggota parlemen Partai Sosial.

    “Kami mengambil risiko hari ini dengan Diella. Namun, prosesnya berjalan baik. Jadi, untuk pertama kalinya Diella hamil dengan 83 anak,” kata Rama dalam gelaran Global Dialogue (BGD) di Berlin, Jerman, dikutip dari IndianExpress, Senin (27/10/2025).

    Lebih lanjut, Rama menjelaskan peran dari asisten-asisten digital yang merupakan ‘anak’ Diella. Masing-masing akan bertugas sebagai asisten untuk para anggota yang berpartisipasi dalam sidang parlemen.

    Anak-anak Diella dan akan mencatat semua yang terjadi sepanjang rapat, serta memberikan saran kepada anggota parlemen. Anak-anak ini akan mendapatkan pengetahuan dari ibu mereka.

    Langkah pemerintah Albania ini menunjukkan perubahan dunia besar-besaran menyusul popularitas AI yang kian pesat. AI kini sudah mulai masuk ke pemerintahan, selain ‘mendisrupsi’ berbagai sektor industri.

    Diella, yang namanya berarti “Matahari” dalam bahasa Albania, ditunjuk pada September lalu untuk mengawasi sistem pengadaan publik Albania. Tujuannya untuk menggenjot transparansi dan menciptakan proses pemerintahan yang bebas korupsi. Rama mengatakan ia berharap sistem tersebut akan beroperasi penuh pada akhir 2026 mendatang.

    Diella pertama kali diluncurkan pada Januari 2025 sebagai asisten virtual di platform e-Albania. Kala itu, Diella khusus membantu warga dan pelaku bisnis mengakses dokumen negara. Namun, fungsinya diperluas dan diangkat sebagai Menteri AI.

    Sosok Diella sendiri ditampilkan sebagai seorang perempuan dengan pakaian tradisional Albania. Sebagai informasi, Albania adalah negara pertama yang secara resmi menunjuk entitas AI sebagai menteri pemerintah.

    Tidak seperti menteri manusia, Diella sepenuhnya digital, terdiri dari kode dan piksel, menandai langkah bersejarah dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam pemerintahan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]