Negara: Afrika Selatan

  • Ditjen Minerba apresiasi Tim Tanggap Darurat GRN usai berlaga di MERC

    Ditjen Minerba apresiasi Tim Tanggap Darurat GRN usai berlaga di MERC

    kita mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat bagi kemajuan ERT di Indonesia, dan kami harapkan pengalaman bertanding di MERC dapat ditularkan kepada semua Tim Tanggap Darurat ESDM Siaga Bencana,

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Dr.Hendra Gunawan memberikan apresiasi atas dedikasi Tim Tanggap Darurat Garuda Rescue Nusantara (GRN) usai berlaga dalam ajang Mining Emergency Response Competition (MERC) 2024 di Langley Park, Perth, Australia.

    Hendra Gunawan saat menyambut Tim Tanggap Darurat GRN di Kantor Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta pada Rabu (4/12/), menyampaikan rasa bangga kepada Emergency Response Team (ERT) Garuda Rescue Nusantara atas semangat dan kerja keras mereka selama mengikuti kompetisi tersebut.

    “Semoga yang dilakukan ERT GRN dapat memotivasi tim tanggap darurat dari perusahaan sektor ESDM lainnya untuk bisa berprestasi di ajang kompetisi internasional juga,” ujar Hendra Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Acara penyambutan menjadi momen apresiasi atas dedikasi tim dalam membawa nama baik Indonesia di kancah internasional. Turut hadir pada acara tersebut, Koordinator Keselamatan Pertambangan Minerba KESDM, Dwinanto Herlambang, Direktur PPA, Sujoko Martin dan Manajer ERT GRN, Adri Thanada.

    Lebih lanjut Hendra Gunawan menilai ajang MERC bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kapasitas tim penyelamat nasional dan belajar dari pengalaman internasional.

    “Saya apresiasi selamat kepada tim atas pencapaian dan keberhasilannya, kita mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat bagi kemajuan ERT di Indonesia, dan kami harapkan pengalaman bertanding di MERC dapat ditularkan kepada semua Tim Tanggap Darurat ESDM Siaga Bencana,” tambah Hendra Gunawan.

    ERT Garuda Rescue Nusantara yang juga merupakan ERT PT Putra Perkasa Abadi (PPA) berkompetisi dengan 16 tim tanggap darurat dari perusahaan kelas dunia yang beroperasi di Australia dan satu tim dari Afrika Selatan. Kompetisi ini menguji tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga koordinasi tim, kecepatan respons dan kemampuan Tim dalam menghadapi berbagai situasi darurat.

    Berbeda dengan kejuaraan di Indonesia, di mana juara kategori hanya tiga besar, di MERC penghargaan diberikan kepada lima tim terbaik. ERT GRN berhasil mencatat prestasi, yaitu: peringkat 2 pada challenge First Aid, peringkat 4 challenge Confined Space, peringkat 5 challenge Vertical Rescue, peringkat 4 pada Overall First Aid, dan untuk kali kedua ERT GRN meraih penghargaan khusus Best Spirit Team dari MERC.

    Dalam kategori individu, Hendrik Aprilianto dan M. Jamaludin Al’Apgani juga menunjukkan prestasi luar biasa dengan meraih peringkat 4 untuk Best Captain dan Best Medic.

    Direktur PPA, Sujoko Martin mengungkapkan rasa syukur dan penghargaan atas prestasi serta pengalaman berharga yang diraih selama ajang MERC 2024.

    “MERC adalah ajang yang sangat menantang, tetapi juga memberikan pembelajaran luar biasa. Kami pulang membawa banyak ilmu, Ini akan menjadi bekal penting bagi kami untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan respons darurat di Indonesia, dan kami akan berbagi ilmu yang didapatkan disana kepada seluruh pihak yang berkepentingan,” ungkap Sujoko Martin.

    Pewarta: Faisal Yunianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dijagokan Indonesia di Ajang Oscar,  Film ‘Women from Rote Island’ Angkat Isu Kekerasan Perempuan

    Dijagokan Indonesia di Ajang Oscar, Film ‘Women from Rote Island’ Angkat Isu Kekerasan Perempuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia mengadakan acara nonton bareng (nobar) film layar lebar berjudul Women from Rote Island, pada Selasa (3/12/2024) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Agenda nobar ini dijadwalkan berlangsung di tiga bioskop di Jakarta, mulai tanggal 3 hingga 5 Desember 2024.

    Film karya Jeremias Nyangoen ini telah meraih penghargaan internasional dan menjadi nominasi di ajang Piala Oscar ke-97. Film Women from Rote Island mengangkat isu kekerasan seksual terhadap perempuan dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendukung karya anak bangsa di kancah perfilman dunia.

    Dalam sesi diskusi setelah pemutaran film, Jeremias mengungkapkan motivasinya untuk membuat film Women from Rote Island ini. “Film ini adalah upaya kami bersuara tentang persoalan serius kekerasan seksual terhadap perempuan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara seperti Myanmar, India, Afrika Selatan, hingga Australia. Ini tanggung jawab bersama, keluarga, lingkungan, hingga pemerintah. Sebagai seorang anak dari seorang ibu, saya merasa ini adalah panggilan saya,” kata Jeremias.

    Sementara itu, Linda Adoe, pemeran karakter utama Orpa di film Women from Rote Island, menyampaikan bahwa kekerasan seksual tidak hanya menimpa perempuan dewasa tetapi juga anak-anak.

    “Kekerasan seksual bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang-orang terdekat kita. Film ini mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap keluarga, terutama anak-anak, karena predator seksual ada di sekitar kita,” ujar Linda.

    Melalui acara ini, Lembaga Sensor Film (LSF) mengajak masyarakat untuk lebih bijak memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia serta lebih peka terhadap isu kekerasan seksual.

    “Nobar film Women from Rote Island ini juga menjadi cara untuk mendorong publik memahami pentingnya sensor film sebagai alat edukasi dan pelindung masyarakat,” ungkap ketua LSF.

  • Peta Kabel Laut Dunia Punya Meta, Singapura Diabaikan

    Peta Kabel Laut Dunia Punya Meta, Singapura Diabaikan

    Jakarta

    Meta milik Mark Zuckerberg punya rencana bikin kabel laut keliling dunia, tanpa lewat Singapura dan memutari Indonesia. Peta kabelnya unik seperti huruf W.

    Singapura yang dikenal sebagai hub bisnis, sama sekali tidak disentuh jalur kabel laut ini. Bahkan beberapa titik ekonomi penting seperti kawasan Mediterania, Dubai dan Jepang juga dijauhi rencana kabel laut Meta.

    Semua itu ada alasannya. Dilansir TechCrunch, kabel baru Meta ini akan membentang 40.000 km dengan nilai investasi lebih dari USD 10 miliar (Rp 159 triliun).

    Pakar kabel laut dan founder Flag Telecom, Sunil Tagare, dalam blognya di LinkedIn seperti dilihat detikINET, Selasa (3/12/2024) mengungkapkan peta kabel laut Meta yang disebut Kabel W Meta, adalah karena menyerupai huruf W. Gambarnya bisa dilihat di bawah ini.

    Peta kabel laut W yang akan dibangun Meta. Foto: (Sunil Tagare/OpenCables)

    Dari Pantai Timur Amerika Serikat, kabel ini berangkat dari 2 titik yaitu Pantai Myrtle dan Pantai Virginia melintasi Samudra Atlantik menuju Cape Town dan Durban di Afrika Selatan. Dari situ, kabel menyeberangi Samudra Hindia ke Mumbai dan Chennai di India.

    Dari sana, kabel menuju Darwin, Australia dengan memutari Indonesia dari sisi terluar barat dan selatan. Dari Darwin, kabel menyeberangi Samudera Pasifik dan kembali ke Amerika Serikat di Eureka dan Pantai Grover di Pantai Timur AS.

    Kabel ini sepenuhnya milik Meta, tidak berbagi dengan yang lain dan itu untuk optimalisasi layanan Meta mencakup Facebook, Instagram dan WhatsApp. Itu sebabnya kabel ini dirancang jauh dari tempat-tempat yang berpotensi ada masalah.

    Tagare memuji peta ini karena tidak melewati satu pun ‘Point of Failure’. Titik kegagalan adalah lokasi di dunia yang rawan konflik politik atau kepadatan tinggi. Point of Failure yang disebut Tagare adalah Mesir, Selat Gibraltar, Selat Bab-el Mandeb, Selat Malaka, Singapura, Laut China Selatan, Inggris, New York dan Selat Hormuz.

    “Rute yang dipikirkan Meta dimaksudkan untuk membantu perusahaan dunia yang menghindari ketegangan geopolitik,” kata sumber dekat Meta kepada TechCrunch.

    Seperti diketahui, kawasan Selat Bab-el Mandeb rawan serangan Houthi yang didukung Iran. Sementara Laut Baltik ada kejadian kabel laut putus yang diduga ulah Rusia dan China.

    Uniknya, Tagare punya komentar soal Peta Kabel W Meta ini. Mestinya kata dia ada beberapa tambahan percabangan antara lain di Sydney, Forteleza di Brasil dan Jakarta. Iya betul, Jakarta.

    “Ini tidak hanya menciptakan kesempatan unik untuk menghubungkan Indonesia tanpa harus lewat Selat Malaka, tapi bisa juga jadi jalan ke Singapura. Lebih penting lagi, ini bisa tersambung dengan kabel Bifrost milik Meta dan menciptakan jalur pemulihan,” kata Tagare.

    Sebagai informasi, Bifrost adalah kabel laut milik Meta dari Amerika dan Telin dari Indonesia yang menghubungkan Amerika langsung ke Jakarta lewat Guam dan Manado.

    (fay/afr)

  • Alasan Facebook Tarik Kabel Memutari RI dan Tak Mau Lewat Singapura

    Alasan Facebook Tarik Kabel Memutari RI dan Tak Mau Lewat Singapura

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta kabarnya tengah merencanakan proyek besar, yakni pembangunan kabel bawah laut yang membentang di seluruh dunia dengan panjang mencapai 40.000 kilometer.

    Proyek kabel bawah laut serat optik baru yang besar dan membentang di seluruh dunia itu diproyeksikan menelan biaya investasi lebih dari US$10 miliar (Rp158 triliun).

    Kabar soal proyek ambisius Meta ini pertama kali dilaporkan oleh pakar kabel bawah laut Sunil Tagare pada Oktober lalu. Meta disebut akan menjadi pemilik dan pengguna tunggal kabel bawah laut yang sementara disebut dengan W Cable, karena bentuk lintasannya menyerupai huruf W.

    Sumber-sumber yang dekat dengan Meta mengonfirmasi tentang proyek ini, tapi mereka mengatakan bahwa proyek ini masih dalam tahap awal. Harapannya, Meta akan berbicara lebih banyak kepada publik awal tahun depan, ketika mereka mengkonfirmasi rencana untuk kabel tersebut, termasuk rute, kapasitas, dan beberapa alasan di balik pembangunannya.

    Foto: Sunil Tagare/LinkedIn
    Peta rencana kabel laut Meta.

    Kabel ini, ketika selesai dibangun, akan memberikan Meta jalur khusus untuk lalu lintas data aplikasi milik mereka di seluruh dunia. Meta adalah perusahaan induk raksasa media sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

    Rute kabel yang direncanakan saat ini terlihat membentang dari pantai timur Amerika Serikat ke India melalui Afrika Selatan, dan kemudian ke pantai barat AS dari India melalui Australia, seperti membentuk huruf “W” di seluruh dunia.

    Rute yang ingin dibangun oleh Meta dimaksudkan untuk membantu perusahaan menghindari area-area yang memiliki ketegangan geopolitik tinggi, menurut sumber yang dekat dengan perusahaan.

    Sementara menurut Tagare, jaringan kabel Meta akan menghindari area dengan kondisi politik tidak stabil tempat kabel bawah laut rawan disabotase seperti Laut Merah, Laut China Selatan, Mesir, Marseilles, Selat Malaka, dan Singapura.

    Dalam beberapa tahun terakhir, kabel bawah laut kerap menjadi jaminan atau terdampak kerusakan langsung akibat peperangan.

    Pejuang Houthi, yang didukung oleh Iran, mengejar kapal-kapal dan dalam prosesnya merusak kabel-kabel di Laut Merah, seperti kabel yang menghubungkan Eropa dengan India.

    (dem/dem)

  • Presiden putuskan Indonesia masuk blok ekonomi guna kepentingan bangsa

    Presiden putuskan Indonesia masuk blok ekonomi guna kepentingan bangsa

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Presiden putuskan Indonesia masuk blok ekonomi guna kepentingan bangsa
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 02 Desember 2024 – 23:56 WIB

    Elshinta.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan keputusan Indonesia untuk masuk ke blok ekonomi global seperti BRICS hingga OECD dilakukan guna kepentingan bangsa.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi dalam konferensi pers usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Senin (2/12). 

    “Bapak Prabowo menyampaikan bahwa kita sebagai negara yang memperjuangkan interes nasional kita, kita tidak akan bergabung dengan blok pertahanan manapun. Tapi kita akan join dengan berbagai blok ekonomi yang menguntungkan kepentingan bangsa kita,” kata Hasan.

    Hasan lebih lanjut menjelaskan saat ini Indonesia sedang dalam tahap mendaftarkan diri ke beberapa blok ekonomi seperti BRICS (Brasil, Rusia, India,China dan South Africa), Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan terbaru Indonesia juga tertarik masuk dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

    Apabila nantinya Indonesia diterima bergabung ke blok-blok ekonomi tersebut maka diharapkan Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal dari sisi ekonomi.

    “Jadi kita akan bergabung dengan blok manapun yang kemudian nanti bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi bangsa kita,” ujar Hasan.

    Keputusan Indonesia untuk masuk ke blok-blok ekonomi global di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto terlihat semakin gencar sejak awal kabinetnya dimulai.

    Empat hari Presiden Prabowo dilantik, ia mengirimkan Menteri Luar Negeri Sugiono untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia.

    Dalam acara tersebut, Indonesia menyatakan keinginan untuk bergabung dalam blok ekonomi yang diprakarsai oleh Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan itu.

    Adapun untuk ketertarikan bergabung dalam OECD, sebenarnya sudah dibangun oleh Indonesia sejak pemerintahan periode sebelumnya.

    Pada 29 Maret 2024 diketahui proses aksesi Indonesia ke OECD dimulai usai peta jalan proses aksesi disetujui Dewan OECD.

    Sementara untuk CPTPP, diketahui Indonesia sudah mendapatkan banyak dukungan dari negara-negara anggotanya sehingga diharapkan proses aksesi yang tengah dijalani bisa dipercepat.

    Sumber : Antara

  • RI Dapat Restu dari China Buat Gabung ke BRICS

    RI Dapat Restu dari China Buat Gabung ke BRICS

    Jakarta

    Indonesia kini dalam proses bergabung sebagai salah satu negara mitra blok ekonomi BRICS, yang merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan Indonesia mendapat dukungan dari China untuk bergabung ke organisasi internasional tersebut.

    Sugiono menyebut dukungan tersebut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden China Xi Jinping. Sugiono pun menjelaskan saat ini progress masuknya Indonesia ke blok tersebut masih dalam proses.

    “Yang pasti dari pertemuan itu membahas soal BRICS, Presiden Xi Jinping juga menyampaikan bahwa pihak Tiongkok juga akan mendukung masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS dan sekarang prosesnya masih bergulir,” kata Sugiono dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/12/2024).

    Meski begitu, Sugiono belum bisa memastikan kapan resminya Indonesia dapat bergabung. Sebab, masih ada beberapa tahap yang perlu dilalui Indonesia sebelum resmi menjadi mitra blok tersebut.

    “Bola saya kira ada di pihak BRICS untuk menentukan apakah bisa Indonesia ini diterima atau tidak karena ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh Indonesia sebelum menjadi full member of BRICS,” imbuh Sugiono.

    BRICS merupakan kelompok negara-negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kelompok ini dibentuk untuk memperkuat kerja sama ekonomi, politik dan budaya antara negara-negara anggotanya, serta untuk meningkatkan pengaruh mereka di kancah global.

    Sebelum Indonesia, ada Malaysia dan Thailand yang telah bergabung terlebih dahulu menjadi mitra BRICS. Sugiono pun berharap BRICS ke depan dapat membawa keuntungan bagi Indonesia.

    “Kemudian kita juga tahu beberapa negara sahabat negara tetangga kita Malaysia ada di situ, juga kemudian Thailand juga ada di situ yang merupakan satu bilateral grouping yang saya harap dapat membawa keuntungan bagi kepentingan nasional Indonesia,” terang Sugiono.

    (kil/kil)

  • Menlu ungkap perkembangan Indonesia dalam proses bergabung ke BRICS

    Menlu ungkap perkembangan Indonesia dalam proses bergabung ke BRICS

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengungkapkan perkembangan terkini mengenai posisi Indonesia dalam proses bergabung ke blok ekonomi BRICS setelah mengajukan ketertarikan untuk menjadi anggota pada akhir Oktober 2024.

    “Sekarang prosesnya masih bergulir. Bola saya kira ada di pihak BRICS untuk menentukan apakah niat bergabung yang disampaikan oleh Indonesia itu diterima atau tidak. Karena ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh Indonesia sebelum menjadi full member of BRICS,” kata Sugiono saat memberikan keterangan pers usai sidang paripurna kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

    Sugiono mengatakan saat ini Indonesia telah mengantongi dukungan dari salah satu negara inisiator BRICS yaitu China. Komitmen dukungan tersebut didapatkan Indonesia dari China saat Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan perdananya ke negara tersebut.

    Apabila nantinya Indonesia berhasil diterima masuk ke dalam BRICS, Sugiono mengatakan bahwa ada potensi terbentuknya multilateral grouping karena beberapa negara dari kawasan Asia Tenggara juga telah masuk sebagai bagian BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

    “Beberapa negara sahabat, negara tetangga-tetangga kita, Malaysia ada di situ, Thailand ada di situ, ini merupakan suatu multilateral grouping yang kita harapkan dapat membawa keuntungan juga,” kata Sugiono.

    Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan keputusan Indonesia untuk masuk ke blok ekonomi global seperti BRICS hingga OECD dilakukan guna kepentingan bangsa.

    Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi dalam konferensi pers usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

    “Bapak Prabowo menyampaikan bahwa kita sebagai negara yang memperjuangkan interes nasional kita, kita tidak akan bergabung dengan blok pertahanan manapun. Tapi kita akan join dengan berbagai blok ekonomi yang menguntungkan kepentingan bangsa kita,” kata Hasan.

    Hasan lebih lanjut menjelaskan saat ini Indonesia sedang dalam tahap mendaftarkan diri ke beberapa blok ekonomi seperti BRICS (Brasil, Rusia, India,China dan South Africa), Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan terbaru Indonesia juga tertarik masuk dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: Guido Merung
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mampukah G20 Wujudkan Ambisi Mengentaskan Kemiskinan?

    Mampukah G20 Wujudkan Ambisi Mengentaskan Kemiskinan?

    Jakarta

    Apakah komunitas global masih memiliki setidaknya satu kesamaan? Kabar baiknya: Ya.

    Saat ini, tampaknya kesamaan tersebut adalah inisiatif “Aliansi Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan” yang baru-baru ini diluncurkan pada KTT G20, di mana perwakilan pemerintah dari negara-negara industri dan negara-negara berkembang yang paling berpengaruh di dunia berkumpul.

    Brasil memulai inisiatif baru ini, yang kini mencakup 82 negara, Uni Eropa, dan Uni Afrika.

    Selain itu, 24 badan internasional, termasuk Bank Dunia dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), serta 31 organisasi non-pemerintah, terlibat dalam inisiatif ini.

    Jerman termasuk salah satu negara pertama yang memberikan dukungan. Menteri Pembangunan Jerman Svenja Schulze, menggabungkan inisiatif baru ini dengan Aliansi untuk Ketahanan Pangan Global, yang didirikan dua tahun lalu sebagai bagian dari kepresidenan G7 Jerman.

    Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB) berkomitmen menyediakan hingga $25 miliar (sekitar Rp375 triliun) untuk mendukung kebijakan dan program yang dipimpin oleh negara presidensi guna mengakhiri kemiskinan dan kelaparan.

    Tujuannya adalah untuk mengangkat 500 juta orang dari kemiskinan pada 2030.

    Kelaparan, ancaman bagi kemanusiaan

    Awalnya didirikan pada 2008 sebagai respons terhadap krisis keuangan Asia pada 1990-an, kelompok ini telah menjadi format di mana negara-negara Global North dan Global South, G7, dan negara-negara BRICS berkumpul.

    “Dunia memproduksi lebih dari cukup makanan untuk menghapus kelaparan,” demikian pernyataan dalam deklarasi akhir KTT G20.

    Tidak ada kekurangan pengetahuan, melainkan kekurangan “kemauan politik untuk menciptakan kondisi akses yang lebih baik terhadap pangan,” tambah pernyataan tersebut.

    Meski begitu, Flavia Loss de Araujo, seorang pakar hubungan internasional dari Brasil, menganggap presidensi G20 Brasil, yang akan berpindah ke Afrika Selatan pada 1 Desember, sebagai sebuah keberhasilan.

    “Brasil mendapat dukungan pada isu-isu paling penting yang diusulkan: kelaparan dan kemiskinan, isu-isu yang selalu diabaikan oleh negara-negara kaya,” tulisnya dalam sebuah artikel untuk platform daring The Conversation, sebuah forum pertukaran antara akademisi dan jurnalisme.

    ‘Banyak anggaran untuk pertahanan dan transisi energi’

    Namun, Claudia Zilla, seorang pakar Amerika Latin dari Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan (SWP), memperingatkan agar tidak memiliki ekspektasi tinggi.

    “Saat ini, banyak uang mengalir dari negara-negara industri ke sektor pertahanan dan transisi energi,” katanya kepada DW.

    Meskipun transisi energi dan krisis iklim juga disebutkan dalam deklarasi akhir G20, hal ini hanya dalam bentuk pernyataan niat yang abstrak.

    Negara-negara tersebut “menegaskan kembali” komitmen mereka untuk “membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat” dan mengumumkan bahwa mereka akan “meningkatkan pendanaan iklim dari miliaran menjadi triliunan,” kata Claudia.

    Dari Rio ke Belem

    Hasil yang mengecewakan dari Konferensi Perubahan Iklim PBB terbaru di Baku menunjukkan bahwa Brasil memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan bahkan setelah akhir presidensi G20-nya.

    Bagaimanapun, konferensi iklim berikutnya, COP30, akan berlangsung di Belem, Brasil, pada November 2025.

    Brasil juga akan mengambil alih presidensi negara-negara BRICS pada 2025.

    Kemungkinan besar, pengganti Brasil di G20, Afrika Selatan, akan melanjutkan topik perubahan iklim selama masa kepemimpinannya, meskipun dengan penekanan yang berbeda.

    Keringanan utang untuk perlindungan iklim?

    Menurut Magalie Masamba, seorang pakar utang dari Universitas Pretoria, pendanaan untuk langkah-langkah perlindungan iklim dapat dikaitkan dengan beban utang yang terus meningkat di banyak negara di wilayah tersebut.

    “Partisipasi yang bermakna akan membutuhkan upaya bersama untuk mendefinisikan dan memperjuangkan isu-isu yang kritis bagi Afrika, seperti restrukturisasi utang yang adil, mobilisasi pembiayaan iklim, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tulisnya dalam sebuah artikel untuk Africa Policy Research Institute (APRI).

    “Peran kepemimpinan ini menawarkan kesempatan untuk mengatasi krisis utang kedaulatan Afrika dengan cara yang mempromosikan stabilitas ekonomi jangka panjang dan kesetaraan, sambil mendorong solusi pembiayaan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan adaptasi iklim,” lanjutnya.

    Pajak untuk orang super-kaya

    Sementara itu, ide Brasil untuk menerapkan ambang minimum pajak global untuk orang super-kaya, mungkin hanya akan muncul dalam deklarasi akhir untuk sementara waktu. Padahal insiatif ini dapat digunakan untuk mendanai langkah-langkah perlindungan iklim dan program sosial untuk melawan kelaparan dan kemiskinan.

    Koordinator G20 Brasil, Gustavo Westmann, petugas hubungan internasional presiden Brasil, mengatakan bahwa ia puas dengan langkah kecil itu untuk saat ini.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa saat ini, “kami telah berhasil menjadikan pajak untuk orang super-kaya sebagai isu, tetapi tidak lebih dari itu.”

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Intip Proyek Ambisius Mark Zuckerberg, Nilainya Capai Rp158 Triliun

    Intip Proyek Ambisius Mark Zuckerberg, Nilainya Capai Rp158 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta dilaporkan berencana untuk membangun kabel bawah laut yang membentang di seluruh dunia. Perusahaan milik Mark Zuckerberg yang memiliki FaceBook, Instagram, dan WhatsApp ini menguasai hampir 10 persen lalu lintas internet tetap dan 22% lalu lintas internet seluler di seluruh dunia.

    Menurut laporan terbaru oleh TechCrunch yang mengutip sumber yang dekat dengan perusahaan tersebut, Meta saat ini berencana untuk memasang kabel serat optik yang panjangnya lebih dari 40.000 km.

    Awalnya, Meta akan berinvestasi sekitar US$2 miliar (Rp31,6 triliun), tetapi seiring berjalannya proyek, biaya akhir akan naik menjadi sekitar US$10 miliar (Rp158,3 triliun), yang tidak banyak untuk perusahaan sebesar ini.

    Publikasi tersebut juga mengatakan bahwa rencana proyek telah disusun, tetapi sumber tersebut menolak berkomentar tentang anggaran. Perusahaan diharapkan untuk membagikan informasi lebih lanjut seperti rute yang dituju, kapasitas, dan alasan di balik proyek tersebut pada awal tahun 2025.

    Namun, perlu waktu beberapa tahun sebelum kabel tersebut berfungsi penuh. Dalam sebuah pernyataan, seorang analis industri kabel bawah laut Ranulf Scarborough mengatakan bahwa kapal kabel “mahal saat ini dan dipesan beberapa tahun sebelumnya.”

    Jika dan ketika rencana tersebut membuahkan hasil, kabel bawah laut tersebut akan memberi Meta rute khusus untuk mengirim dan menerima data di seluruh dunia. Ternyata, kabel bawah laut Meta dapat membentang dari pantai timur Amerika Serikat ke India vs Afrika Selatan dan kemudian kembali ke pantai barat Amerika Serikat melalui Australia.

    Sebagai informasi, ini bukan pertama kalinya Meta berinvestasi dalam kabel komunikasi bawah laut. Perusahaan tersebut dilaporkan telah menjadi salah satu pemilik 16 jaringan, yang mencakup kabel 2Africa yang baru.

    (tfa/haa)

  • Meta Ingin Bangun Kabel Bawah Laut yang Kelilingi Bumi

    Meta Ingin Bangun Kabel Bawah Laut yang Kelilingi Bumi

    Jakarta

    Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, kabarnya sedang menyiapkan proyek kabel fiber optik bawah laut ambisius yang akan mengelilingi Bumi. Proyek ini diprediksi memakan biaya sebesar USD 10 miliar atau sekitar Rp 158 triliun.

    Menurut laporan TechCrunch, proyek ini akan mencakup jalur kabel bawah laut dengan panjang lebih dari 40.000 km. Menariknya, Meta akan menjadi satu-satunya pemilik dan pengguna jaringan kabel bawah laut ini.

    Kabar soal proyek ambisius Meta ini pertama kali dilaporkan oleh pakar kabel bawah laut Sunil Tagare pada Oktober lalu. Ia mengatakan pembangunan proyek ini mungkin membutuhkan waktu 5-10 tahun.

    Sumber yang dekat dengan Meta mengonfirmasi proyek ini tapi mereka mengatakan pengembangannya masih dalam tahap awal. Meta mungkin akan mengumumkan lebih banyak informasi pada awal tahun 2025.

    Jaringan kabel ini akan menghindari area dengan kondisi politik tidak stabil di mana kabel bawah laut rawan disabotase seperti Laut Merah, Laut China Selatan, Mesir, Marseilles, Selat Malaka, dan Singapura.

    Dalam beberapa tahun terakhir, jaringan kabel bawah laut pernah diputus akibat perang dan ketegangan politik. Hanya beberapa hari yang lalu, kapal China dituding memutus kabel bawah laut di perairan Eropa.

    Rute jaringan yang direncanakan akan dimulai dari pesisir timur Amerika Serikat menuju Afrika Selatan, lalu ke India, dilanjutkan ke Australia, dan berakhir di pesisir barat AS. Tagare menyebut proyek ini dengan nama ‘W’ karena bentuk jalurnya yang menyerupai huruf W.

    Meta bukan pemain baru di bisnis kabel bawah laut. Menurut analis telekomunikasi Telegeography, Meta merupakan salah satu pemilik 16 jaringan kabel bawah laut yang sudah ada, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (1/12/2024).

    Proyek kabel bawah laut terbaru yang melibatkan Meta adalah 2Africa yang mengelilingi benua Afrika. Operator lain dalam proyek tersebut antara lain Orange, Vodafone, China Mobile, Bayobab/MTN, dan masih banyak lagi.

    Namun, proyek kabel bawah laut terbaru ini akan dimiliki sepenuhnya oleh Meta dan akan digunakan sepenuhnya untuk mendukung traffic ke semua platform miliknya. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini akan mengikuti jejak Google yang juga terlibat dalam 33 rute kabel bawah laut, termasuk beberapa rute regional miliknya sendiri.

    (vmp/vmp)