Negara: Afrika Selatan

  • Indonesia Paling Optimistis Sambut 2025, Jepang Sebaliknya

    Indonesia Paling Optimistis Sambut 2025, Jepang Sebaliknya

    Jakarta, FORTUNE – Sebuah survei global yang dilakukan Ipsos, perusahaan riset dan konsultasi pasar global asal Prancis,, mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara paling optimistis dalam menyambut tahun 2025. Survei ini merupakan bagian dari Ipsos Predictions Survey 2025, yang melibatkan 23.721 responden dari 33 negara untuk mengetahui ekspektasi masyarakat terhadap tahun mendatang.

    Berdasarkan hasil survei, mayoritas masyarakat dunia (71 persen) percaya bahwa tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan 2024.

    “Tingkat optimisme ini telah berfluktuasi antara 75% hingga 80% selama satu dekade terakhir,” tulis laporan Ipsos.

    Indonesia paling optimistis

    Dalam survei tersebut, Indonesia menempati posisi teratas dengan 90 persen responden menyatakan optimistis bahwa tahun 2025 akan lebih baik. Keyakinan ini juga diperkuat oleh pandangan positif terhadap kesehatan dan ekonomi.

    Mayoritas besar responden Indonesia yakin bahwa kesehatan fisik dan mental mereka akan membaik di tahun 2025, dengan masing-masing tingkat keyakinan sebesar 90 persen dan 92 persen. Selain itu, 74 persen responden Indonesia percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menciptakan lapangan kerja baru di negara mereka, hanya kalah dari China yang mencatat angka 77 persen.

    Di sisi lain, Jepang menjadi negara dengan tingkat optimisme terendah. Sebanyak 63 persen responden Jepang tidak setuju bahwa tahun 2025 akan lebih baik daripada 2024.

    “Pandangan pesimistis ini terlihat dalam berbagai aspek, seperti kesehatan mental dan ekonomi. Hanya 38 persen responden Jepang percaya bahwa kesehatan mental mereka akan membaik di tahun 2025, jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia yang mencapai 92 persen,” demikian ditulis laporan tersebut.

    Selain itu, hanya 28 persen responden Jepang yang optimistis bahwa ekonomi global akan lebih kuat di tahun mendatang, dibandingkan rata-rata global sebesar 51 persen.

    Survei ini dilakukan Ipsos dari 25 Oktober hingga 8 November 2024, dengan responden dari berbagai kelompok usia dan negara. Responden diminta menyatakan persetujuan mereka terhadap pernyataan: Saya optimistis bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi saya dibandingkan tahun 2024.

    Daftar tingkat optimisme negara menyambut 2025

    Laporan ini menggambarkan bagaimana masyarakat di berbagai negara memandang tahun 2025, baik dari segi harapan individu maupun ekspektasi global. Indonesia, dengan tingkat optimisme yang tinggi, menunjukkan harapan besar akan kemajuan di berbagai sektor, sementara Jepang mencerminkan tantangan dalam membangun harapan di tengah ketidakpastian global. Berikut ini daftar selengkapnya.

    Indonesia (90%) Kolombia (88%) China (87%) Filipina (87%) Peru (85%) Afrika Selatan (84%) Meksiko (84%) Malaysia (81%) Thailand (79%) Argentina (79%) Brazil (79%) Chili (79%) India (79%) Polandia (72%) Singapura (72%) Hungaria (72%) Australia (71%) Kanada (71%) Inggris (70%) Romania (70%) Irlandia (69%) Swiss (69%) Belanda (67%) Swedia (66%) Spanyol (66%) Britania Raya (61%) Turki (59%) Italia (58%) Jerman (56%) Korea Selatan (56%) Belgia (51%) Prancis (50%) Jepang (38%)

  • KLAIM Segera Saldo DANA Gratis Rp550.000 Pakai Cara ini Langsung Cair

    KLAIM Segera Saldo DANA Gratis Rp550.000 Pakai Cara ini Langsung Cair

    JABAR EKSPRES – Saldo DANA gratis senilai Rp550.000 siap untuk di klaim hari ini. Bagi siapapun yang menginginkannya masih ada peluang untuk bisa mendapatkannya.

    Saldo DANA tersebut merupakan uang dari hasil bekerja sampingan di sebuah aplikasi penghasil uang. Bagi kamu yang tertarik mendapatkan uang tersebut, boleh menyimak artikel ini hingga habis, karena ada cara-cara yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan saldo DANA gratis tersebut.

    Pekerjaan sampingan yang dilakukan di aplikasi ini, sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan waktu luangmu. Namun jika kamu ingin mendapatkan uang tersebut dalam waktu dekat, maka kamu harus meluangkan waktu khusus untuk melakukan pekerjaan ini.

    Karena kamu akan dibayar dengan upah sesuai pekerjaan yang kamu lakukan, setiap kali selesai menjalankan pekerjaan, maka kamu akan langsung dibayar dengan uang yang otomatis masuk ke dalam saldo di akunmu.

    Baca juga : Cair Lagi Saldo DANA Gratis Rp750.000 dari Aplikasi Resmi di  Google Play Store Ini

    Uang tersebut yang nantinya bisa menjadi saldo DANA gratis setelah kamu mentransfernya masuk ke aplikasi DANA.

    Karena dengan menggunakan aplikasi DANA, segala macam transaksi keuangan akan menjadi lebih mudah, bahkan banyak transaksi yang tidak mengenakan biaya. alias gratis.

    Pekerjaan yang dimaksud dalam artikel ini adalah mengerjakan survey dari sebuah aplikasi resmi yang ada di Google Play store, yakni aplikasi Google Survei Berhadiah.

    Aplikasi ini sudah di download oleh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia, terbaru, aplikasi ini hadir juga di negara Kolombia, Finlandia, Hungaria, Afrika Selatan, dan Vietnam.

    baca juga : Daftarkan Nomor WA-mu Biar Dapat Saldo DANA Gratis Hingga Rp250.000,

    Tidak tanggung-tanggung aplikasi ini memiliki rating cukup tinggi yakni bintang 4,5 dan mendapat 3,65 juta ulasan positif.

    Hal ini membuktikan bahwa aplikasi ini sudah membuat puas banyak orang, karena terbukti membayar.

    Untuk setiap survey yang dikerjakan, mendapatkan upah yang tidak sama, tergantung dari tingkat kesulitannya, juga perusahaan atau klien yang meminta survei tersebut.

    Jika perusahaan besar dan sudah ternama, biasanya akan membayar dengan harga tinggi, satu survey bisa sampai Rp50.000 rupiah. jika dalam sehari bisa menyelesaikan banyak survey, bukan mustahil kamu bisa mendapat penghasilan Rp550.000 setiap harinya.

  • Mengapa Pemerintah Menyetop Wacana Denda Damai Koruptor?

    Mengapa Pemerintah Menyetop Wacana Denda Damai Koruptor?

    Mengapa Pemerintah Menyetop Wacana Denda Damai Koruptor?
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wacana denda damai terhadap koruptor yang sempat memancing perbincangan hangat di tengah masyarakat akhirnya dihentikan oleh pemerintah.
    Meski pemerintah yang menggulirkan wacana itu, tetapi akhirnya mereka menyadari terdapat kekeliruan dan menuai reaksi negatif jika tetap dibiarkan.
    Denda damai adalah mekanisme penyelesaian kasus di luar pengadilan dengan membayar sejumlah denda. Dalam konteks hukum Indonesia, mekanisme ini diatur dalam Pasal 35 ayat (1) huruf k Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Kejaksaan RI.
    Mekanisme ini berlaku untuk tindak pidana ekonomi seperti perpajakan, bea cukai, dan kepabeanan, tetapi bukan untuk
    korupsi
    .
    Menteri Hukum
    Supratman Andi Agtas
    sebelumnya menyampaikan gagasan denda damai bagi koruptor sebagai alternatif penyelesaian kasus korupsi di luar pengadilan.
    Ia berpendapat, korupsi dan tindak pidana ekonomi sama-sama berdampak pada kerugian negara, sehingga bisa dibandingkan.
    Dalam klarifikasinya, Supratman menjelaskan wacana ini hanya sebagai perbandingan, bukan usulan kebijakan.
    “Yang saya maksudkan itu adalah meng-
    compare
    . Karena UU Tindak Pidana
    Korupsi
    ataupun juga UU Kejaksaan, khusus pada tindak pidana ekonomi, dua-duanya itu adalah tindak pidana yang merugikan keuangan negara,” kata Supratman di Jakarta pada Jumat (27/12/2024) lalu.
     
    Pernyataan Supratman menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Mantan Menko Polhukam
    Mahfud MD
    menegaskan denda damai tidak bisa diterapkan untuk korupsi.
    Ia menyebut, mekanisme ini hanya berlaku pada tindak pidana ekonomi yang mencakup pajak, bea cukai, dan kepabeanan.
    “Korupsi enggak masuk,” ujar Mahfud di kantornya di Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2024).
    Pandangan serupa diutarakan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar.
    Ia menyatakan korupsi tidak termasuk dalam kategori tindak pidana ekonomi yang dapat diselesaikan melalui denda damai.
    “Penyelesaian tipikor berdasarkan UU tipikor, yaitu dengan uang pengganti,” ujarnya.
    Supratman menyinggung wacana serupa pernah muncul di masa lalu. Mahfud MD, ketika menjabat sebagai Menteri Kehakiman era Presiden Abdurrahman Wahid, sempat mengusulkan pengampunan koruptor dengan berbagai cara.
    “Beliau menyatakan bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Latvia atau Afrika Selatan,” kata Supratman.
    Meski begitu, Supratman menegaskan wacana ini hanya sebagai perbandingan, bukan rencana kebijakan. Ia juga memastikan Presiden Prabowo Subianto tidak berencana memberikan amnesti kepada pelaku korupsi dalam program pemberian amnesti narapidana.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Elon Musk Bertemu Puluhan Politisi Dunia dari AS-Israel, Bahas Apa?

    Elon Musk Bertemu Puluhan Politisi Dunia dari AS-Israel, Bahas Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama tiga tahun terakhir, Elon Musk tercatat bertemu puluhan kali dengan presiden, perdana menteri, anggota parlemen, pejabat pemerintah, dan kandidat politik dari seluruh dunia.

    Beberapa dari pertemuan ini dipublikasikan, seperti kunjungannya ke Israel dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah mendapat kritik atas unggahan antisemit yang didukung Musk di X. Pertemuan lainnya, seperti percakapan dengan Presiden Argentina Javier Milei, yang diunggah di akun media sosial sang miliarder.

    Topik pembicaraan bos Tesla itu dengan para politikus berkisar dari peluang bisnis untuk perusahaan Musk hingga pemilihan umum dan masalah kebijakan seperti perdagangan, energi, pendidikan, dan manajemen populasi.

    Data ini berdasarkan ditinjauan oleh CNN International, yang mencatat tentang pertemuan, panggilan, dan percakapan Musk dengan tokoh-tokoh politik di seluruh dunia sejak Agustus 2021.

    Meskipun beberapa hubungannya dengan para pemimpin tersebut sudah terjalin sejak lama, dalam kurun waktu tersebut, Musk melebarkan sayapnya dari salah satu pengusaha terkaya dan paling berpengaruh di dunia menjadi pemain yang semakin kuat dalam urusan global.

    Secara keseluruhan, pertemuan-pertemuan tersebut menunjukkan bagaimana Musk telah dirayu bukan hanya karena perusahaannya dan dompetnya yang tebal, tetapi juga karena kemampuannya untuk memengaruhi jalannya perang melalui layanan satelit Starlink, pendapatnya tentang kecerdasan buatan, gelombang besar berikutnya dalam pengembangan teknologi, dan perannya dalam mempengaruhi opini publik melalui platformnya, X.

    Bagi Musk, percakapan dengan para pemimpin dunia adalah sebuah siklus yang baik. Enam perusahaan terkemuka yang ia miliki atau jalankan memberinya akses dengan tokoh-tokoh tersebut, yang dukungannya sering kali mendorong pertumbuhan mereka.

    Pada saat yang sama, miliarder kelahiran Afrika Selatan ini telah menjadi pemain politik yang berpengaruh di negara asalnya, Amerika Serikat.

    Dia menggelar acara kampanye siaran langsung di X untuk calon presiden Gubernur Florida Ron DeSantis dan Robert F. Kennedy, Jr, yang kemudian keluar dari persaingan, serta mantan Presiden Donald Trump. Sejak saat itu, Musk memberikan dukungannya – dan puluhan juta dolar lain di belakang Trump.

    Foto: REUTERS/Kevin Mohatt
    Elon Musk, CEO of SpaceX and Tesla, listens to Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu as he addresses a joint meeting of Congress, at the U.S. Capitol in Washington, U.S., July 24, 2024. REUTERS/Kevin Mohatt

    Berikut angka politisi yang bertemu dengan Elon Musk dari setiap negara sejak 2021, dikutip dari CNN International, Sabtu (28/12/2024):

    Amerika Serikat: 9 orang
    Italia: 4 orang
    Argentina: 4 Orang
    Paris: 3 orang
    China: 3 orang
    Israel: 2 orang
    Brazil: 1 orang
    Jerman: 1 orang
    Hungaria: 1 orang
    India: 1 orang
    Meksiko: 1 Orang
    Turki: 1 orang
    Britania Raya: 1 orang.

    (dce)

  • AI Dinilai Bisa Dukung Diplomasi Ekonomi & Strategi Hilirisasi Mineral RI

    AI Dinilai Bisa Dukung Diplomasi Ekonomi & Strategi Hilirisasi Mineral RI

    Jakarta

    Riset yang dilakukan oleh Binus University menyoroti manfaat AI dalam mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi. Riset yang dilakukan tersebut berjudul ‘Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global’.

    Riset itu menyatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) memainkan peran kunci dalam mendorong keberhasilan kebijakan hilirisasi mineral Indonesia.

    Dengan integrasi AI dan mahadata, Indonesia telah membangun sistem geospasial inovatif yang mampu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam sekaligus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.

    Salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan, menjelaskan pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander, dalam keterangannya, Sabtu (28/12/2024).

    Platform Peta Hilirisasi, yang merupakan geodashboard berbasis AI, membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar.

    Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi.

    Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global. Diplomasi hilirisasi Indonesia turut meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi.

    Teknologi ini membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen pada pengolahan domestik dan keberlanjutan-terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

    Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander.

    Alexander menambahkan bahwa manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional. Salah satu contohnya adalah riset ‘Artificial Intelligence for the Real World’ oleh Davenport dan Ronanki, yang menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat.

    Dengan demikian, organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional. Publikasi lain yang relevan ialah laporan McKinsey, ‘The State of AI in Early 2024’, yang memproyeksikan lebih dari 65% organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.

    Walau sifatnya global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur.

    Namun, meskipun kajian mengenai penggunaan AI dalam pengambilan keputusan sudah cukup banyak, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas. Kendati manfaatnya jelas, hilirisasi berbasis AI juga dihadapkan pada tantangan.

    Proses pengolahan mineral seperti nikel membutuhkan teknologi ramah lingkungan untuk meminimalisasi limbah berbahaya. Peningkatan eksploitasi tambang perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” tambah Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global.

    Riset Binus menyatakan keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pusat manufaktur global tetapi juga pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

    (anl/ega)

  • AI Bisa Antar Indonesia Pimpin Hilirisasi Mineral Dunia

    AI Bisa Antar Indonesia Pimpin Hilirisasi Mineral Dunia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent atau AI) diyakini memiliki manfaat mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi mineral di Indonesia. Integrasi AI dan mahadata dinilai sebagai sistem geospasial inovatif yang dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

    Pada riset Binus University yang berjudul “Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global”, salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander.

    Platform Peta Hilirisasi yang merupakan geodashboard berbasis AI akan dapat membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar.

    Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade, mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an, platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi. Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global.

    Diplomasi hilirisasi Indonesia juga dapat meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi. Teknologi ini akan membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen terhadap pengolahan domestik dan keberlanjutan, terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

    Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini dapat memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander yang menjabat sebagai Head of Data Science Program Binus University.

    Menurut Alexander, manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional, antara lain riset “Artificial Intelligence for the Real World” oleh Davenport dan Ronanki. Riset itu menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat, membuat organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional.

    Selanjutnya, publikasi lain yang relevan adalah laporan McKinsey bertajuk “The State of AI in Early 2024”, yang memproyeksikan lebih dari 65 persen organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk pengambilan keputusan strategis.

    Meski bersifat global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur. Namun, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas.

    Alexander menambahkan, di sisi lain, hilirisasi berbasis AI juga memiliki tantangan, termasuk proses pengolahan mineral seperti nikel yang membutuhkan teknologi ramah lingkungan guna meminimalisasi limbah berbahaya.

    Sementara, peningkatan eksploitasi tambang juga disebut perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” ujar Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global. Riset Binus menyatakan, keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur global, sekaligus pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

    (rea/rir)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pemanfaatan AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral di Indonesia

    Pemanfaatan AI Tingkatkan Hilirisasi Mineral di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Teknologi kecerdasan buatan (AI) memainkan peran kunci dalam mendorong keberhasilan kebijakan hilirisasi mineral Indonesia.

    Dengan integrasi AI dan mahadata, Indonesia telah membangun sistem geospasial inovatif yang mampu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam sekaligus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.

    Riset yang dilakukan oleh Binus University berjudul “Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global” menyoroti manfaat AI dalam mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi.

    Salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan, menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander.

    Platform Peta Hilirisasi, yang merupakan geodashboard berbasis AI, membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar.

    Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade—mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an—platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi.

    Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global.

    Diplomasi hilirisasi Indonesia turut meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi. Teknologi ini membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen pada pengolahan domestik dan keberlanjutan—terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah.

    Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander, yang juga Head of Data Science Program Binus University.

    Alexander menambahkan bahwa manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional. Salah satu contohnya adalah riset “Artificial Intelligence for the Real World” oleh Davenport dan Ronanki, yang menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat. Dengan demikian, organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional.

    Publikasi lain yang relevan ialah laporan McKinsey, “The State of AI in Early 2024”, yang memproyeksikan lebih dari 65% organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk mendukung pengambilan keputusan strategis. Walau sifatnya global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur.

    Namun, meskipun kajian mengenai penggunaan AI dalam pengambilan keputusan sudah cukup banyak, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas.

    Kendati manfaatnya jelas, hilirisasi berbasis AI juga dihadapkan pada tantangan. Proses pengolahan mineral seperti nikel membutuhkan teknologi ramah lingkungan untuk meminimalisasi limbah berbahaya. Peningkatan eksploitasi tambang perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” tambah Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global.

    Riset Binus menyatakan bahwa keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pusat manufaktur global tetapi juga pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

  • Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Mainkan Peran Kunci Hilirisasi Mineral di Indonesia – Page 3

    Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Mainkan Peran Kunci Hilirisasi Mineral di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Demi mendorong keberhasilan kebijakan hilirisasi mineral Indonesia, teknologi kecerdasan buatan (AI) ternyata memainkan peran kunci. Dengan integrasi AI dan mahadata, Indonesia telah membangun sistem geospasial inovatif yang mampu mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam sekaligus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.

    Riset yang dilakukan oleh Binus University berjudul “Analisis Mahadata Kebijakan Hilirisasi: Strategi dan Diplomasi Indonesia Menghadapi Dinamika Global” menyoroti manfaat AI dalam mendukung diplomasi ekonomi dan strategi hilirisasi. Salah satu Tim Peneliti Binus University, Dr. Alexander A.S. Gunawan, menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi modern seperti Peta Hilirisasi (petahilirisasi.id) memberikan pandangan mendalam untuk komoditas strategis seperti nikel, bauksit, kobalt, dan pasir kuarsa.

    “Integrasi AI memungkinkan kita memahami pola distribusi dan dampak sosial-ekonomi dari aktivitas tambang secara lebih terperinci. Teknologi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga meningkatkan efisiensi proses pengelolaan sumber daya,” ujar Alexander.

    Platform Peta Hilirisasi, yang merupakan geodashboard berbasis AI, membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi potensi mineral, memetakan distribusi sumber daya, hingga memprediksi tren pasar. Dengan data yang diolah selama lebih dari dua dekade—mencakup catatan produksi, ekspor-impor, dan informasi geospasial sejak awal 2000-an—platform ini menyediakan wawasan berbasis bukti yang mempercepat proses pengambilan keputusan di sektor hilirisasi. Selain menampilkan peta dan grafik interaktif, Peta Hilirisasi juga dilengkapi dengan pemodelan tren pasar berbasis machine learning yang dapat memproyeksikan potensi nilai tambah suatu komoditas di pasar global.

    Diplomasi hilirisasi Indonesia turut meraup manfaat besar dari integrasi AI, khususnya melalui analisis mendalam Peta Hilirisasi. Teknologi ini membantu pemerintah memperkuat argumen dalam negosiasi internasional, karena data geospasial memudahkan Indonesia menunjukkan komitmen pada pengolahan domestik dan keberlanjutan—terlebih di tengah tantangan seperti gugatan Uni Eropa di WTO terkait larangan ekspor nikel mentah. Sebagai contoh diplomasi berbasis data, ketika memaparkan potensi cadangan nikel dan bauksit di forum internasional, Indonesia dapat menyajikan peta distribusi dan perkiraan pasokan yang terverifikasi. Pendekatan ini memperkuat posisi negosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor.

    “Menurut penelitian Binus, pendekatan diplomasi berbasis data ini telah menarik perhatian negara lain, termasuk Filipina dan Afrika Selatan, yang mulai mengadopsi langkah serupa. Indonesia menjadi contoh bagaimana teknologi dapat memperkuat strategi ekonomi dan kebijakan nasional di tengah persaingan global,” ujar Alexander, yang juga Head of Data Science Program Binus University.

    Alexander menambahkan bahwa manfaat AI dalam pengambilan keputusan bisnis telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal internasional. Salah satu contohnya adalah riset “Artificial Intelligence for the Real World” oleh Davenport dan Ronanki, yang menegaskan bahwa AI mampu menyediakan wawasan lebih cepat dan akurat. Dengan demikian, organisasi dapat memanfaatkan data secara efektif demi meningkatkan efisiensi operasional.

    Publikasi lain yang relevan ialah laporan McKinsey, “The State of AI in Early 2024”, yang memproyeksikan lebih dari 65% organisasi di berbagai sektor mulai mengadopsi AI untuk mendukung pengambilan keputusan strategis. Walau sifatnya global, sejumlah studi juga menyoroti tren serupa di Indonesia, khususnya di sektor finansial dan manufaktur. Namun, meskipun kajian mengenai penggunaan AI dalam pengambilan keputusan sudah cukup banyak, penelitian yang secara khusus membahas hilirisasi bahan mentah, diplomasi, dan kerangka hukum terkait masih sangat terbatas.

    Kendati manfaatnya jelas, hilirisasi berbasis AI juga dihadapkan pada tantangan. Proses pengolahan mineral seperti nikel membutuhkan teknologi ramah lingkungan untuk meminimalisasi limbah berbahaya. Peningkatan eksploitasi tambang perlu diimbangi dengan regulasi ketat dan penggunaan teknologi yang berkelanjutan.

    “Dengan memadukan AI dan regulasi yang kuat, kita dapat memitigasi risiko lingkungan sekaligus memastikan bahwa hilirisasi mineral mendukung pembangunan ekonomi nasional secara inklusif,” tambah Alexander.

    Melalui pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan teknologi, hukum, dan bisnis internasional, Indonesia berhasil menciptakan kebijakan hilirisasi yang adaptif terhadap dinamika global. Riset Binus menyatakan bahwa keberhasilan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pusat manufaktur global tetapi juga pemimpin dalam pengelolaan sumber daya berbasis teknologi.

    “Dengan AI sebagai pendorong utama, hilirisasi mineral Indonesia kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan global, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, keberlanjutan kebijakan ini tetap bergantung pada sinergi antara teknologi, kolaborasi pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap regulasi lingkungan,” pungkas Alexander.

  • 5
                    
                        Wacana Denda Damai untuk Koruptor Dihentikan
                        Nasional

    5 Wacana Denda Damai untuk Koruptor Dihentikan Nasional

    Wacana Denda Damai untuk Koruptor Dihentikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menghentikan wacana penerapan
    denda damai
    bagi
    koruptor
    . Sebab, penerapan denda damai hanya berlaku bagi pelaku kejahatan ekonomi, sebagaimana disampaikan Kejaksaan Agung sebelumnya.
    “Karena itu, saya rasa untuk denda damai kita selesai sampai di sini, sudah
    clear
    bahwa itu diterapkan untuk tindak pidana ekonomi. Tetapi tindak pidana ekonomi itu kan intinya juga merugikan perekonomian negara. Jadi supaya jangan disalahartikan,” kata Supratman di Kantornya, Jumat (27/12/2024).
    Wacana ini sebelumnya dilontarkan Supratman. Menurutnya, perkara
    korupsi
    bisa dihentikan di luar pengadilan, bila koruptor membayar denda damai yang disetujui oleh jaksa agung. 
    Supratman pun sempat berdalih bahwa ketentuan denda damai ini diatur di dalam Pasal 35 ayat (1) huruf k Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Kejaksaan RI.
    Namun, setelah wacana itu bergulir, sejumlah pihak justru mengkritik pemerintah. 
    Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, misalnya, menyatakan bahwa denda damai tidak bisa diterapkan untuk mengampuni koruptor.
    Sebab, ketentuan di dalam beleid itu hanya bisa diterapkan dalam tindak pidana ekonomi yang meliputi perpajakan, bea cukai, dan kepabeanan.

    Korupsi
    enggak masuk,” kata Mahfud saat ditemui di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2024).
    Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar. Menurutnya, ada konteks berbeda antara penerapan denda damai dalam UU Kejaksaan dengan uang pengganti yang diatur dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

    Denda damai
    dalam UU Kejaksaan itu bukan untuk pengampunan koruptor tapi penyelesaian perkara tindak pidana ekonomi seperti kepabeanan, cukai, hingga pajak,” kata Harli kepada
    Kompas.com
    , Kamis (26/12/2024).
    “Penyelesaian tipikor berdasarkan UU tipikor, yaitu dengan uang pengganti” imbuhnya.
    Sejauh ini, menuturkan, penerapan denda damai belum digunakan, bahkan untuk menyelesaikan masalah kepabeanan.
    Apabila persoalan korupsi ingin dapat diselesaikan dengan mekanisme denda damai, maka perlu ada redefinisi korupsi sebagai tindak pidana ekonomi. Sejauh itu belum dilakukan, maka yang berlaku adalah ketentuan di dalam Pasal 2, 3 dan seterusnya yang diatur dalam UU Tipikor.
    “Kalau dari aspek teknis yuridis, tipikor tidak termasuk yang dapat diterapkan denda damai yang dimaksud Pasal 35 (1) huruf k, kecuali ada definisi yang memasukkan korupsi sebagai tindak pidana ekonomi,” tegasnya.
    Setelah pernyataannya menuai polemik di publik, Supratman pun memberikan klarifikasi. 
    Menurutnya, wacana penerapan
    denda damai untuk koruptor
    hanya sebagai sebuah komparasi atau perbandingan dalam penerapan sebuah aturan. 
    Baik korupsi maupun tindak pidana ekonomi, menurutnya, kedua perbuatan itu sama-sama berimplikasi terhadap kerugian keuangan negara.
    “Yang saya maksudkan itu adalah meng-
    compare
    . Karena UU Tindak Pidana Korupsi ataupun juga UU Kejaksaan, khusus pada tindak pidana ekonomi, dua-duanya itu adalah tindak pidana yang merugikan keuangan negara, merugikan perekonomian negara. Untuk itu, ada ruang yang diberikan,” ujarnya.
    Terkait kebijakan pengampunan, menurut Supratman, sebenarnya bukanlah sebuah barang baru di Indonesia. Ia mencontohkan, pemerintah sudah pernah dua kali menerapkan kebijakan tax amnesty.
    Selain itu, di dalam Undang-Undang Cipta Kerja juga diatur mengenai denda keterlanjuran yang ditujukan bagi kejahatan di sektor kehutanan. Kedua bentuk pengampunan itu dilakukan di luar pengadilan.
     
    “Nah karena itu, itu hanya
    compare. 
    Bahwa ada aturan yang mengatur, tetapi bukan berarti presiden akan menempuh itu. Sama sekali tidak,” ujarnya.
    Ia menegaskan, bukan menjadi wewenang bagi presiden untuk menerapkan denda damai yang diatur di dalam UU Kejaksaan RI. Wewenang penyelesaian perkara di luar pengadilan untuk kejahatan ekonomi itu menjadi wewenang jaksa agung.
    “Tetapi sekali lagi, untuk tindak pidana korupsi itu hanya sebagai pembanding bahwa ada aturan yang mengatur soal itu,” kata dia.
    Di sisi lain, ia menegaskan, wacana untuk memaafkan koruptor baru sebatas wacana. Dalam rencana pemberian amnesti terhadap 44.000 narapidana pun, Supratman mengatakan, Presiden Prabowo Subianto juga tidak berencana memberikan amnesti kepada pelaku kejahatan korupsi.
    Namun, sebagai wacana, ia mengingatkan bahwa ketika Mahfud menjabat sebagai Menteri Kehakiman pada masa pemerintahan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, juga pernah mengusulkan wacana memaafkan koruptor dengan menempuh berbagai macam cara.
    “Beliau menyatakan bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh Latvia kalau tidak salah, dan juga Afrika Selatan. Artinya, waktu itu, menurut Prof Mahfud, tidak ada yang berani,” ujarnya. 
    Ia menambahkan, di dalam konteks tindak pidana korupsi, sebenarnya juga sudah dikenal amnesti atau pengampunan yang diatur pada sistem hukum di Indonesia melalui mekanisme restorative justice.
    “Tergantung berapa kerugian negaranya. Karena kalau semuanya diterapkan kalau kerugian negara cuma Rp 50 juta (atau) Rp 100 juta, padahal biaya penanganan perkaranya kan jauh lebih besar dibandingkan korupsinya yang sedikit,” ucapnya.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Ditemukan di Kompartemen Roda Pesawat yang Baru Mendarat di Hawaii, Bagaimana Bisa? – Halaman all

    Mayat Ditemukan di Kompartemen Roda Pesawat yang Baru Mendarat di Hawaii, Bagaimana Bisa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak berwenang menemukan mayat di kompartemen roda pesawat United Airlines yang baru saja mendarat di Hawaii dari Chicago, AS, Selasa (24/12/2024).

    Mengutip USA TODAY, pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Chicago O’Hare dan mendarat di Bandara Kahului, Pulau Maui, Hawaii.

    Setibanya di sana, mayat ditemukan di salah satu ruang roda pendaratan utama.

    Dua hari berlalu, siapa orang itu dan bagaimana ia bisa berada di ruang roda masih belum jelas.

    Meskipun penumpang gelap sebelumnya pernah menggunakan ruang roda pesawat untuk menyelinap, pihak berwenang dan pejabat maskapai belum memberikan alasan pasti bagaimana orang itu bisa ditemukan di sana.

    Berikut beberapa hal yang perlu diketahui:

    Bagaimana seseorang bisa mengakses kompartemen roda pesawat?

    Ruang roda (wheel well) adalah bagian di mana roda pesawat tersimpan, terutama saat pesawat terbang dan roda ditarik masuk.

    United Airlines mengatakan dalam pernyataan kepada USA TODAY bahwa penyelidik belum mengetahui bagaimana atau kapan orang tersebut masuk ke ruang roda.

    Ruang itu hanya dapat diakses dari luar pesawat, menurut United.

    Maskapai menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan tersebut.

    Departemen Kepolisian Maui mengonfirmasi kepada USA TODAY pada hari Rabu bahwa mereka sedang menyelidiki penemuan seorang individu yang meninggal dalam penerbangan dari daratan utama.

    Siapa orang yang ditemukan meninggal itu?

    Hingga Kamis pagi waktu setempat, pihak berwenang maupun maskapai belum menyebutkan identitas atau informasi lain terkait orang yang ditemukan di ruang roda tersebut.

    Kompartemen roda sering digunakan oleh penumpang gelap

    Ilustrasi kompartemen roda pesawat (via Daily Mail)

    Meskipun belum jelas apakah orang tersebut mencoba menyelinap dalam penerbangan, bukan hal aneh bagi penumpang gelap untuk menggunakan ruang roda, hidung pesawat, atau area tanpa tekanan lainnya untuk menyelinap.

    Penumpang gelap yang berada di area tak bertekanan harus menghadapi kondisi ekstrem, termasuk suhu beku yang dapat mencapai antara -58°F hingga -76°F, menurut Reuters.

    Selain kekurangan oksigen, risiko tertimpa roda juga membuat aksi ini sering kali mematikan.

    Namun, meskipun risiko kematian sangat tinggi, ada beberapa kasus di mana penumpang gelap selamat dari cobaan ini.

    Tahun lalu, seseorang ditemukan selamat di ruang roda pesawat milik maskapai Aljazair di Paris.

    Pada Januari 2022, seorang pria selamat setelah ditemukan di roda depan pesawat kargo yang terbang dari Afrika Selatan ke bandara Schiphol, Amsterdam.

    Selain itu, seorang pria berhasil bertahan di ruang roda pesawat American Airlines dari Guatemala ke Miami pada tahun 2021 sebelum dibawa ke rumah sakit setibanya di AS.

    Pada 2014, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dilaporkan selamat setelah bersembunyi di ruang roda pesawat Hawaiian Airlines selama penerbangan lima setengah jam dari San Jose ke Maui.

    Bagaimana orang-orang tersebut bisa selamat?

    Mengutip Daily Mail dalam laporan mengenai kasus penumpang gelap pada tahun 2014, kondisi yang dialami penumpang gelap di ruang roda pesawat sangat ekstrem. 

    Sebagian besar insiden berakhir fatal.

    Menurut Institut Medis Dirgantara Sipil milik Administrasi Penerbangan Federal (FAA), peluang bertahan hidup penumpang gelap di ruang roda pesawat komersial hanya sekitar 24 persen.

    Tantangan pertama adalah menghindari tergencet saat roda pesawat ditarik.

    Selanjutnya, penumpang harus menghadapi hipotermia, hipoksia (kekurangan oksigen), dan risiko jatuh saat roda diturunkan.

    Ruang roda tidak memiliki sistem pemanas, oksigen, atau tekanan udara.

    Pada ketinggian 18.000 kaki, oksigen mulai menipis, menyebabkan penumpang kehilangan kesadaran.

    Pada ketinggian di atas 33.000 kaki, paru-paru membutuhkan tekanan buatan agar bisa berfungsi normal.

    Sebagai perbandingan, Gunung Everest memiliki ketinggian 29.029 kaki, dan hanya 5 persen dari lebih dari 3.000 pendaki yang berhasil sampai ke puncak tanpa bantuan oksigen.

    Pada ketinggian 38.000 kaki, suhu bisa turun hingga -81°F (sekitar -62,78°C), yang dapat berakibat fatal dalam hitungan menit.

    Jika pesawat mendarat, dan penumpang gelap tersebut masih sadar, ia harus menghindari tertimpa roda atau jatuh dari ketinggian ribuan kaki hingga tewas.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)