Negara: Afrika Selatan

  • Pilu Wabah Kolera Renggut 31 Nyawa di Ethiopia

    Pilu Wabah Kolera Renggut 31 Nyawa di Ethiopia

    Jakarta

    Setidaknya 31 orang meninggal karena penyakit kolera yang mewabah di wilayah Gambella, Ethiopia selama bulan lalu. Kelompok Doctors Without Borders (MSF) mengatakan bahwa mereka yang meninggal termasuk di antara lebih dari 1.500 kasus kolera yang dilaporkan di wilayah tersebut.

    MSF mengatakan wabah kolera tersebut “menyebar dengan cepat”.

    LSM internasional tersebut mengatakan situasi semakin memburuk dengan datangnya orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan di negara tetangga Sudan Selatan.

    “Kolera menyebar dengan cepat di seluruh Ethiopia bagian barat dan secara paralel, wabah di Sudan Selatan masih berlangsung, membahayakan ribuan nyawa,” kata MSF dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/3/2025).

    Beberapa wilayah di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika dengan sekitar 120 juta orang, tengah berjuang melawan wabah kolera, dengan Amhara — wilayah terbesar kedua — di antara yang paling parah dilanda.

    Kolera adalah infeksi usus akut yang menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi bakteri vibrio cholerae, yang sering kali berasal dari tinja.

    Di wilayah Akobo, Sudan Selatan, di Nil Hulu, sebanyak 1.300 kasus kolera telah dilaporkan dalam empat minggu terakhir, menurut MSF.

    Lihat juga Video ‘Wabah kolera Meningkat di Afrika Selatan, 10 Orang Tewas’:

    “Ribuan orang mengungsi, kehilangan akses ke layanan kesehatan, air bersih, dan sanitasi,” kata MSF.

    Sudan Selatan, negara termuda di dunia dan masih dilanda ketidakstabilan kronis dan kemiskinan, mengumumkan epidemi kolera pada bulan Oktober lalu.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar 4.000 orang meninggal karena “penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan mudah” tersebut pada tahun 2023, naik 71 persen dari tahun sebelumnya, sebagian besar di Afrika.

    Lihat juga Video ‘Wabah kolera Meningkat di Afrika Selatan, 10 Orang Tewas’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pakar PBB Tuding Israel Lakukan Genosida-Kekerasan Seks di Gaza

    Pakar PBB Tuding Israel Lakukan Genosida-Kekerasan Seks di Gaza

    Jenewa

    Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel telah melakukan “tindakan genosida” terhadap warga Palestina dengan secara sistematis menghancurkan fasilitas perawatan kesehatan perempuan selama perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Para pakar PBB juga menuding Israel menggunakan kekerasan seksual sebagai strategi perang.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (14/3/2025), disampaikan dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Yerusalem Timur, dan Israel.

    “Otoritas Israel telah menghancurkan sebagian kapasitas reproduksi warga Palestina di Gaza sebagai sebuah kelompok, termasuk dengan memberlakukan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran, salah satu kategori tindakan genosida dalam Statuta Roma dan Konvensi Genosida,” demikian laporan para pakar PBB tersebut.

    Tindakan-tindakan tersebut, ditambah lonjakan kematian ibu karena akses terbatas ke pasokan medis, menurut laporan pakar PBB itu, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan.

    Laporan tersebut menuduh pasukan keamanan Israel menggunakan tindakan menelanjangi di depan umum dan kekerasan seksual sebagai bagian dari prosedur operasi standar ganda mereka untuk menghukum warga Palestina, setelah serangan mengejutkan dilancarkan Hamas terhadap Tel Aviv pada Oktober 2023.

    Israel Tolak Mentah-mentah Tuduhan Pakar PBB

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) memiliki arahan konkret … dan kebijakan yang secara tegas melarang pelanggaran seperti itu,” tegas misi permanen Israel untuk PBB dalam pernyataannya, sembari menyatakan bahwa proses peninjauan sejalan dengan standar internasional.

    Laporan sebelumnya yang dirilis Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB pada Juni 2024 menuduh Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius dalam serangan mereka terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, termasuk

    Israel merupakan pihak penandatangan dalam Konvensi Genosida dan diperintahkan pada Januari 2024 oleh Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mengambil tindakan guna mencegah tindakan genosida selama perang melawan Hamas.

    Namun Israel bukan pihak penandatangan dalam Statuta Roma, yang memberikan yurisdiksi kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk memutuskan kasus pidana individual yang melibatkan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Afrika Selatan mengajukan kasus genosida terhadap rentetan serangan Israel terhadap Gaza ke ICJ.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pelapor PBB Francesca Albanese Mengatakan Pembersihan Etnis Palestina Sedang Terjadi di Tepi Barat – Halaman all

    Pelapor PBB Francesca Albanese Mengatakan Pembersihan Etnis Palestina Sedang Terjadi di Tepi Barat – Halaman all

    Pelapor PBB Francesca Albanese Mengatakan Pembersihan Etnis Palestina Sedang Terjadi di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, mengatakan bahwa apa yang terjadi di Tepi Barat merupakan “ujian lakmus” atas kampanye pembersihan etnis Israel terhadap warga Palestina, di mana rezim pendudukan tersebut telah menggusur 40.000 warga Palestina dari wilayah tersebut hanya dalam satu bulan.

    “Ini seharusnya ada di halaman depan surat kabar,” katanya kepada para wartawan.

    “Fakta bahwa hal itu tidak terjadi mencerminkan bias rasis mereka.” Kebenaran dan akurasi, katanya, “hilang” dari liputan wilayah Palestina yang diduduki.

    “Saya telah berbicara dengan para wartawan yang telah diberi tahu untuk tidak menyebutkan genosida dan apa yang sedang terjadi.” Ini bukan hanya media Israel, katanya, ini adalah media Barat, media internasional. “Ini harus diselidiki, karena telah membantu menciptakan lingkungan yang mendukung genosida dilakukan.”

    Pengungsian paksa, Albanese menegaskan, telah menjadi hal yang terus-menerus terjadi di Palestina yang diduduki sejak Nakba . “Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi. Lebih dari 350.000 orang mengungsi pada tahun 1967 dan Israel menghancurkan semua yang mereka tinggalkan, mencegah mereka untuk kembali.”

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada hari Minggu, pejabat PBB tersebut menggambarkan apa yang terjadi di Tepi Barat dan posisi negara-negara Arab sebagai sesuatu yang mengejutkan, dan menyatakan keterkejutannya atas klaim tentang keterbatasan kemampuan negara-negara Arab untuk melakukan apa pun. Ia mengatakan bahwa situasi saat ini memberikan kesempatan penting untuk menyatukan suara Arab dalam membela Palestina, daripada hanya berbicara tentang membangun kembali Gaza, bahkan ketika “genosida terus berlanjut”.

    Albanese menekankan bahwa apa yang dilakukan Israel di Tepi Barat adalah hal yang memalukan dan ilegal, tetapi tidak mengejutkan. “Kekerasan genosida,” katanya, “telah terjadi sejak sebelum 7 Oktober 2023.” Selain itu, ia menuduh beberapa negara Arab berkonspirasi melawan Palestina.

    Ia menegaskan bahwa seluruh dunia tahu bahwa Israel tengah berupaya menguasai sisa-sisa Palestina, dan bahwa Israel saat ini tengah mengulangi apa yang telah dilakukannya di Gaza di Tepi Barat, karena ingin semua warga Palestina meninggalkan tanah mereka. Sementara itu, negara-negara Arab dan masyarakat internasional tidak berbuat apa-apa. “Berapa banyak peringatan yang perlu diterima masyarakat internasional?” tanyanya.

    Pelapor PBB mengecam pembatasan yang dilakukan negara pendudukan selama bulan Ramadan, dan menekankan bahwa tidak ada pembenaran untuk melarang warga Palestina yang berusia di bawah 55 tahun untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa. Ia menegaskan bahwa warga Palestina telah berupaya memobilisasi masyarakat internasional, secara damai dan melalui perlawanan, termasuk fakta bahwa mereka tetap tinggal di tanah mereka.

    Albanese mencatat bahwa negara-negara seperti Afrika Selatan, Spanyol dan Namibia telah mengambil tindakan untuk menanggapi tindakan Israel, sementara negara-negara Arab belum mengambil tindakan serupa selain untuk mencoba mencegah rencana Donald Trump terhadap Gaza.

     

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Gerhana Bulan Total Malam Ini 13-14 Maret 2025, Cek Lokasi-Waktunya!

    Gerhana Bulan Total Malam Ini 13-14 Maret 2025, Cek Lokasi-Waktunya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena Gerhana Bulan Total menghiasi langit Bumi di pertengahan Ramadan ini, mulai 13 Maret 2025 hingga 14 Maret 2025. Ini merupakan Gerhana Bulan Total pertama sejak 2022 silam. 

    Gerhana Bulan Total akan membuat BUlan tampak merah selama 65 menit, sebuah fenomena yang sering dijuluki sebagai Bulan Darah atau Blood Moon.

    Meskipun tidak memiliki signifikansi astronomi khusus, pemandangan di langit sangat mencolok karena bulan yang biasanya berwarna putih berubah menjadi merah atau cokelat kemerahan.

    Sayangnya, fenomena Blood Moon ini hanya bisa disaksikan di sebagian sisi Bumi pada malam hari. Selain itu, Indonesia tak kebagian untuk menyaksikan fenomena langka tersebut.

    Lalu, di mana bisa menyaksikannya?

    Mengutip laporan Space.com, meskipun titik gerhana terbesar akan terjadi di Samudra Pasifik, Amerika Utara dan Amerika Selatan akan mendapatkan pemandangan terbaik.

    Beberapa daerah di Eropa akan mendapatkan sedikit pemandangan blood moon. Sementara Asia Timur hanya akan melihat sekilas pemandangan saat Bulan terbit.

    Berikut daftar lokasi lengkapnya:

    Casablanca, Maroko
    Dublin, Irlandia
    Lisbon, Lisbon, Portugal
    Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat
    São Paulo, São Paulo, Brasil
    Buenos Aires, Argentina
    New York, New York, Amerika Serikat
    Guatemala City, Guatemala
    Los Angeles, California, Amerika Serikat
    Rio de Janeiro, Rio de Janeiro, Brasil
    Toronto, Ontario, Kanada
    Caracas, Venezuela
    San Salvador, El Salvador
    Montréal, Quebec, Kanada
    Santo Domingo, Republik Dominika
    Chicago, Illinois, Amerika Serikat
    St. John’s, Newfoundland dan Labrador, Kanada
    Ottawa, Ontario, Kanada
    New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat
    Mexico City, Ciudad de México, Meksiko
    Asuncion, Paraguay
    Santiago, Chili
    Brasilia, Distrito Federal, Brasil
    Washington DC, Distrik Columbia, Amerika Serikat
    Auckland, Auckland, Selandia Baru
    San Francisco, California, Amerika Serikat
    Suva, Fiji
    Lima, Lima, Peru
    Detroit, Michigan, Amerika Serikat
    Havana, Kuba

    Sementara itu, terdapat juga sejumlah kota yang dapat menyaksikan sebagian Gerhana Bulan yang terjadi di bulan Maret 2025. Berikut ini daftar kotanya:

    Khartoum, Sudan
    Ankara, Turki
    Johannesburg, Afrika Selatan
    Kairo, Mesir
    Bukares, Rumania
    Sofia, Bulgaria
    Athena, Yunani
    Warsawa, Polandia
    Budapest, Hungaria
    Stockholm, Swedia
    Wina, Wina, Austria
    Zagreb, Kroasia
    Roma, Italia
    Berlin, Berlin, Jerman
    Kopenhagen, Denmark
    Oslo, Norwegia
    Lagos, Lagos, Nigeria
    Amsterdam, Belanda
    Brussels, Brussels, Belgia
    Aljir, Aljazair
    Paris, Paris, Prancis
    London, Inggris, Inggris Raya
    Madrid, Madrid, Spanyol
    Brisbane, Queensland, Australia
    Sydney, New South Wales, Australia
    Melbourne, Victoria, Australia
    Tokyo, Jepang
    Seoul, Korea Selatan

    Tidak seperti saat Gerhana Matahari, melihat Bulan selama Gerhana Bulan adalah hal yang aman. Fenomena ini juga akan berlangsung selama berjam-jam. Ahli memprediksi gerhana bulan akan terjadi total selama 6 jam, antara pukul 23:57 dan 06:00 EDT.

    Gerhana bulan total kali ini akan dimulai dengan gerhana penumbra, ketika bulan memasuki bayangan luar Bumi yang kabur dan kehilangan kecerahannya, yang dimulai pukul 23:57 hingga 01:09 EDT.

    Kemudian akan terjadi fase parsial, yakni ketika bulan mulai memasuki bayangan umbra Bumi yang lebih gelap dan mulai berubah menjadi merah, dari pukul 01:09 hingga 02:26 EDT dini hari.

    Dan fase totalitas, ketika seluruh bulan berada di dalam umbra Bumi, akan berlangsung selama 65 menit, dari pukul 02:26 hingga 03:31 EDT.

    Pemandangannya kemudian berbalik, dengan totalitas diikuti oleh fase parsial dari pukul 3:31 hingga 4:47 pagi dan fase penumbra dari pukul 4:47 hingga 6 pagi EDT.

    Di Amerika Utara, semua fase gerhana dapat diamati di seluruh 50 negara bagian, termasuk Alaska, Hawaii, Kanada, dan Meksiko. Sebagian besar Amerika Selatan, termasuk Brasil, Argentina, dan Chili, juga dapat menyaksikan gerhana secara penuh.

    Di Eropa, wilayah barat seperti Spanyol, Prancis, dan Inggris dapat melihat gerhana sebelum bulan terbenam pada pagi hari 14 Maret. Dan Afrika bagian barat, termasuk Maroko dan Senegal, juga berkesempatan menyaksikan totalitas. Sementara itu, di Oseania, Selandia Baru dapat melihat fase akhir gerhana saat bulan terbit.

    (fab/fab)

  • Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China mengumumkan akan mengadakan pembicaraan trilateral dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk membahas isu nuklir Iran.

    Pertemuan itu diselenggarakan di tengah meningkatnya ketegangan internasional mengenai program nuklir Teheran.

    Pertemuan ini dijadwalkan akan berlangsung di Beijing pada Jumat (14/3/2025).

    Wakil menteri luar negeri dari kedua negara dijadwalkan hadir, Al Jazeera melaporkan.

    Langkah ini mengikuti sesi tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang diadakan oleh negara-negara Barat terkait program nuklir Iran.

    Fokus utama dari pembicaraan ini adalah untuk mendiskusikan perkembangan terkait program nuklir Iran serta pencabutan sanksi yang diberlakukan terhadap negara tersebut.

    Teheran sudah lama membantah tuduhan, mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir.

    Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada.

    Kalangan negara-negara Barat tidak bisa mengesampingkan persoalan ini.

    Mereka menilai langkah-langkah Iran dalam mengembangkan program nuklirnya semakin berbahaya.

    Menurut laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Iran telah mempercepat pengayaan uranium hingga mencapai kemurnian 60 persen, mendekati tingkat senjata nuklir yang diperkirakan sekitar 90 persen.

    Pertemuan yang akan dilangsungkan di Beijing ini juga menjadi perhatian utama karena menambah ketegangan dalam hubungan internasional.

    Sebelumnya, AS telah meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk menyetujui kesepakatan baru yang akan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

    Hubungan antara Iran dan Rusia semakin erat sejak dimulainya perang Ukraina pada 2022, dengan keduanya menjalin perjanjian kerja sama strategis.

    Iran dan Rusia juga telah memelihara hubungan yang baik dengan China, yang kini menjadi pihak kunci dalam pembicaraan mengenai program nuklir Iran.

    Sementara itu, hubungan dengan Amerika Serikat semakin kompleks.

    Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang sebelumnya membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sejak saat itu, Iran mulai mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan tersebut.

    Pemerintahan Trump juga kembali menerapkan kampanye sanksi maksimal dan bahkan mengancam tindakan militer terhadap Iran.

    Namun, meskipun ada ancaman tersebut, Iran secara tegas menolak berunding langsung selama sanksi masih berlaku.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengungkapkan Teheran kini tengah menunggu perwakilan dari negara-negara Arab untuk menyampaikan surat yang dikirimkan oleh Presiden Trump.

    Surat tersebut berisi ajakan untuk berdialog dan memperingatkan kemungkinan aksi militer.

    Sementara itu, meskipun upaya internasional untuk memperbarui kesepakatan nuklir terus dilakukan, tantangan besar tetap ada.

    Rencana baru dari AS, China, dan Rusia menunjukkan, program nuklir Iran tetap menjadi topik hangat dalam diplomasi internasional.

    Latihan Angkatan Laut Gabungan di Teluk Oman

    Dalam perkembangan lain, Iran, Rusia, dan Tiongkok memulai latihan angkatan laut gabungan di Teluk Oman.

    Aktivitas ini menandai tahun kelima sejak ketiga negara tersebut melakukan latihan militer bersama.

    Latihan ini, yang diberi nama “Sabuk Keamanan Laut 2025”.

    Latihan gabungan dimulai di dekat pelabuhan Chabahar, Iran, pada Selasa (11/3/2025).

    Tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama antar angkatan laut negara-negara peserta.

    Dikutip dari Al Jazeera, latihan ini mencakup beberapa kegiatan militer, seperti penyerangan target maritim, pengendalian kerusakan, dan operasi pencarian dan penyelamatan gabungan.

    Selama dua hari, awak kapal melancarkan tembakan siang dan malam menggunakan senapan mesin kaliber besar dan senjata ringan ke sasaran yang menyerupai perahu tak berawak dan kendaraan udara tak berawak musuh tiruan, seperti yang dilaporkan oleh media Rusia, Interfax.

    Beberapa negara lain, termasuk Azerbaijan, Afrika Selatan, Oman, Kazakhstan, Pakistan, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Sri Lanka, juga mengamati latihan ini, Iran Press TV melaporkan.

    Meskipun Tiongkok dan Rusia tidak sering berpatroli di perairan Timur Tengah, kawasan ini semakin dimiliterisasi dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada akhir 2023, kelompok Houthi di Yaman mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

    Setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada Januari 2024, Houthi menghentikan serangan mereka tetapi mengancam untuk melanjutkan jika Israel tidak mencabut pengepungan terhadap Gaza.

    Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran mereka di Laut Merah, termasuk dengan membentuk pasukan gabungan 10 negara pada Desember 2023 untuk melawan serangan Houthi.

    Angkatan Laut AS memiliki armada yang bermarkas di Bahrain.

    Ketika ditanya mengenai latihan militer pada Minggu (9/3/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia “sama sekali tidak” khawatir mengenai unjuk kekuatan oleh tiga musuh bebuyutan AS.

    “Kami lebih kuat dari mereka semua. Kami memiliki kekuatan lebih besar dari mereka semua,” katanya kepada Fox News di atas Air Force One.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)a

  • Latihan Militer Besar-besaran, Kapal Perang Rusia dan China Memasuki Perairan Iran – Halaman all

    Latihan Militer Besar-besaran, Kapal Perang Rusia dan China Memasuki Perairan Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Armada kapal militer Rusia dan China telah tiba di perairan teritorial Iran di bagian utara Samudra Hindia, Senin (10/3/2025), PressTV melaporkan.

    Kapal-kapal itu akan berpartisipasi dalam latihan angkatan laut gabungan berskala besar.

    Diberi nama Security Belt-2025 atau Sabuk Keamanan-2025, latihan ini akan menampilkan berbagai divisi dari tiga kekuatan besar.

    Korvet Rusia Rezkiy dan Geroy Rossiyskoy Federatsii Aldar Tsydenzhapov serta kapal tanker minyak Armada Pasifik Pechenga, bersama kapal perusak Baotou dan kapal pengisian ulang Gaoyouhu China, telah berlabuh di Pelabuhan Chabahar di tenggara Iran.

    Kapal-kapal itu disambut oleh komandan dan pejabat Angkatan Laut Republik Islam Iran dan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada saat kedatangan.

    Perwakilan dari beberapa negara lain, seperti Azerbaijan, Irak, Kazakhstan, Oman, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Sri Lanka, dan Uni Emirat Arab, juga mendarat di satu-satunya kota pelabuhan laut Iran itu.

    Negara-negara itu akan mengambil bagian dalam latihan militer sebagai pengamat.

    Panggung utama latihan militer angkatan laut Sabuk Keamanan-2025 akan dimulai pada Selasa (11/3/2025).

    Fregat Jamaran dan Alvand, korvet Bayandor, kapal serang cepat Neyzeh, selain kapal-kapal tambahan Ganaveh, Nayband, dan Bahregan milik Angkatan Laut Iran akan ikut serta dalam latihan tersebut.

    Korvet rudal Shahid Sayyad Shirazi milik Angkatan Laut IRGC, kapal serang cepat Shahid Rouhi, dan kapal pasokan lepas pantai Shahid Mahmoudi juga akan hadir.

    Sabuk Keamanan-2025 akan menjadi latihan angkatan laut gabungan China-Iran-Rusia kelima sejak 2019.

    Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan militer dan memperkuat kerja sama praktis.

    Selama latihan, akan ada simulasi serangan terhadap target maritim, operasi kunjungan-pencarian-penyitaan kapal, dan latihan pencarian dan penyelamatan, ungkap Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan.

    Angkatan laut Iran dan mitra-mitra dari China dan Rusia telah mengadakan beberapa latihan militer dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas perdagangan maritim internasional.

    Ketiganya juga terlibat dalam upaya bersama yang bertujuan untuk melawan pembajakan dan terorisme maritim, bertukar informasi dalam operasi penyelamatan dan bantuan angkatan laut serta berbagi pengalaman operasional dan taktis.

    Para ahli telah lama menganggap latihan tersebut sebagai cerminan dari kemitraan yang semakin kuat di antara ketiga kekuatan tersebut.

    Ketiga negara dianggap tengah berusaha untuk mengimbangi dominasi AS dan menantang tatanan global yang dipimpin Barat.

    Tanggapan AS

    Mengutip CNN, saat ditanya mengenai latihan militer gabungan tersebut, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak merasa khawatir.

    “Kami lebih kuat dari mereka semua. Kekuatan kami jauh lebih besar dibanding mereka,” ujar Trump kepada Fox News saat berada di Air Force One, Minggu (9/3/2025).

    Sementara itu, kekhawatiran di Washington semakin meningkat seiring terbentuknya kemitraan strategis antara China, Rusia, Iran, dan Korea Utara.

    Para anggota parlemen AS menyebut aliansi ini sebagai “poros otoriterisme,” “poros otokrat,” dan “poros diktator.”

    Mereka khawatir bahwa permusuhan bersama terhadap AS akan semakin mendorong keempat negara ini untuk bekerja sama, memperbesar ancaman terhadap Washington dan sekutunya.

    Tak hanya di satu kawasan, ancaman tersebut bisa meluas ke berbagai bagian dunia secara bersamaan.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Geng Musuh AS Terjunkan Militer dekat Arab Jelang Nego Damai Ukraina

    Geng Musuh AS Terjunkan Militer dekat Arab Jelang Nego Damai Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan geopolitik makin meningkat dengan diumumkannya latihan militer gabungan antara Rusia, China, dan Iran di lepas pantai Iran. Di saat yang bersamaan, delegasi Ukraina bersiap menggelar perundingan dengan perwakilan Amerika Serikat di Arab Saudi untuk membahas solusi damai bagi perang yang terus berlangsung dengan Rusia.

    Dilansir Newsweek, Kementerian Pertahanan China mengumumkan pada Minggu (9/3/2025) bahwa latihan militer gabungan bertajuk “Security Belt 2025” akan berlangsung bulan ini di dekat Pelabuhan Chabahar, Iran Tenggara, yang berbatasan langsung dengan Laut Oman. Latihan ini melibatkan armada dari ketiga negara, termasuk setidaknya satu kapal perusak dan kapal pendukung dari China.

    Kantor berita Iran juga melaporkan bahwa latihan ini akan diawasi oleh sejumlah negara, termasuk Azerbaijan, Afrika Selatan, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Latihan serupa telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada Maret 2024 dan Maret 2023, sebagai bentuk peningkatan kerja sama militer antara ketiga negara.

    Kerja sama ini makin memperkuat aliansi strategis antara Rusia, China, dan Iran, yang oleh banyak pengamat sering disebut sebagai bagian dari “Axis of Evil”, istilah yang digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang berseberangan dengan kepentingan AS dan sekutunya.

    Ketiga negara ini memiliki kepentingan bersama dalam menentang dominasi AS di berbagai wilayah, termasuk Timur Tengah dan Eropa Timur.

    Perundingan Perdamaian

    Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pada Sabtu bahwa ia akan bertemu dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dalam beberapa hari mendatang. Setelah pertemuan itu, pejabat tinggi Ukraina akan tetap berada di Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan AS pada Selasa.

    Delegasi Ukraina mencakup Kepala Kantor Presiden Ukraina Andriy Yermak, Wakil Kepala Kantor Presiden Pavlo Palisa, serta Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Ukraina, Andriy Sybiha dan Rustem Umerov.

    “Di pihak kami, kami berkomitmen penuh untuk dialog konstruktif, dan kami berharap dapat mendiskusikan serta menyepakati langkah-langkah dan keputusan yang diperlukan,” ujar Zelensky.

    Ia juga menambahkan bahwa terdapat “usulan realistis” yang akan diajukan dalam perundingan tersebut.

    Utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah mengatur pertemuan dengan Ukraina, kemungkinan di Riyadh atau Jeddah. Namun, perubahan kebijakan Washington terhadap Kyiv belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu Eropa Ukraina.

    Salah satu momen paling kontroversial adalah ketika Zelensky mendapatkan teguran keras dari Trump dan Wakil Presiden JD Vance dalam kunjungannya ke Gedung Putih baru-baru ini. Hal ini semakin menegaskan potensi pergeseran sikap AS terhadap konflik Ukraina-Rusia.

    Trump bahkan menghentikan seluruh bantuan militer AS yang sedang dalam perjalanan ke Ukraina, termasuk pasokan yang hanya berjarak beberapa mil dari perbatasan Ukraina. Selain itu, ia juga menangguhkan sebagian berbagi intelijen AS dengan Kyiv.

    Keith Kellogg, utusan Trump untuk Ukraina dan Rusia, menyatakan bahwa Kyiv “membawa masalah ini kepada diri mereka sendiri.” Sementara itu, Trump sendiri mengatakan pada Jumat bahwa AS “berjalan baik dengan Rusia” dan menambahkan bahwa lebih mudah baginya untuk bekerja sama dengan Moskow dibandingkan dengan Kyiv.

    Dampak Latihan Militer

    Latihan militer gabungan Rusia, China, dan Iran dipandang sebagai unjuk kekuatan terhadap AS dan sekutunya. Kehadiran kapal perang dari tiga negara besar ini di perairan strategis seperti Laut Oman juga dapat meningkatkan ketegangan dengan negara-negara Barat.

    Sementara itu, hasil perundingan Ukraina-AS masih belum pasti. Beberapa analis menilai bahwa dengan menurunnya dukungan AS terhadap Ukraina, posisi Kyiv dalam negosiasi dengan Rusia bisa semakin lemah.

    Sejumlah pihak juga khawatir bahwa pendekatan Trump yang lebih lunak terhadap Moskow dapat mengarah pada kesepakatan damai yang tidak sepenuhnya menguntungkan bagi Ukraina.

    Andriy Yermak mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan “menyepakati pertemuan tim kami dalam waktu dekat.” Namun, masih belum jelas bagaimana AS akan menyeimbangkan kebijakannya dalam perang ini.

    (luc/luc)

  • Kawah Asteroid Tertua Dunia Ditemukan, Ubah Iklim Bumi

    Kawah Asteroid Tertua Dunia Ditemukan, Ubah Iklim Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan mengkonfirmasi sebuah situs tumbukan asteroid tertua yang diketahui di Bumi. Situs tersebut berada jauh di wilayah Midwest, Australia Barat, tersembunyi di bawah lapisan batuan yang terkikis.

    Kawah Yarrabubba, yang berusia 2.229 miliar tahun, mendahului semua struktur tumbukan yang diidentifikasi sebelumnya. Tidak seperti kawah yang lebih muda dan terpelihara dengan baik, Yarrabubba telah terkikis selama miliaran tahun. Ini menjadikan identifikasinya sebagai terobosan signifikan dalam ilmu planet.

    Kawah Vredefort di Afrika Selatan, yang diperkirakan berusia 2.023 miliar tahun, telah lama dianggap sebagai struktur tumbukan tertua di Bumi. Namun, penelitian baru menempatkan Yarrabubba 200 juta tahun lebih tua, yang dengan membuatnya sebagai situs tumbukan tertua.

    Terletak di dekat kota Meekatharra, sekitar 600 kilometer timur laut Perth, kawah ini memiliki lebar 70 kilometer, meskipun fitur permukaannya hampir seluruhnya terhapus oleh erosi dan aktivitas tektonik.

    Meskipun lokasi tumbukan pertama kali diidentifikasi pada awal 2000-an, usia pastinya masih belum pasti.

    Sebuah tim ahli geologi dari Curtin University di Australia dan Imperial College London memecahkan misteri ini dengan menganalisis mineral seperti zirkon dan monasit, yang mengandung uranium yang meluruh menjadi timbal dari waktu ke waktu.

    Dengan mengukur peluruhan ini menggunakan penanggalan uranium-timbal, para peneliti menentukan bahwa dampaknya terjadi pada 2,229 miliar tahun yang lalu. Temuan ini kemudian dipublikasikan di Nature Communications.

    “Hal ini tidak hanya menempatkannya sebagai struktur tumbukan tertua yang diakui, tapi juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana tumbukan semacam itu memengaruhi iklim kuno Bumi,” ujar peneliti utama Chris Kirkland, dikutip dari Daily Galaxy, Jumat (7/3/2025).

    Ubah iklim Bumi

    Salah satu aspek yang paling luar biasa dari penemuan ini adalah usia kawah yang sesuai dengan akhir glasiasi Huronian, sebuah periode ketika Bumi diselimuti oleh es. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa peristiwa ini mungkin bukan suatu kebetulan.

    Tim peneliti yang dipimpin oleh Thomas Davison dari Imperial College London melakukan simulasi komputer tentang asteroid selebar 7 kilometer yang menabrak Bumi yang diselimuti es dengan kecepatan 17 kilometer per detik.

    Model-model tersebut mengungkapkan bahwa dampak seperti itu dapat menguapkan es dalam jumlah besar, menyuntikkan lebih dari 200 miliar ton uap air ke atmosfer.

    Uap air adalah gas rumah kaca yang kuat, dan pelepasan yang tiba-tiba ini dapat berkontribusi pada tren pemanasan, membantu menarik Bumi keluar dari pembekuan yang dalam.

    “Kami melihat kebetulan yang luar biasa antara usia Yarrabubba dan berakhirnya glasiasi global,” kata Nicholas Timms, seorang ahli geologi di Curtin University.

    “Jika tumbukan ini melepaskan cukup banyak uap air, mungkin saja hal ini menyebabkan iklim menjadi lebih hangat,” imbuhnya.

    Bagi para ilmuwan planet, temuan ini memunculkan pertanyaan baru tentang bagaimana tabrakan asteroid mempengaruhi siklus iklim jangka panjang.

    Jika tabrakan asteroid dapat berkontribusi dalam mengakhiri zaman es, apakah tabrakan asteroid di masa depan dapat memicu perubahan iklim yang signifikan.

    “Penemuan ini mengingatkan kita bahwa tabrakan asteroid bukan hanya peristiwa bencana,” kata Chris Kirkland. “Mereka juga merupakan kekuatan yang kuat dalam perubahan planet.”

    (dem/dem)

  • Hadapi Ancaman Tarif Trump, KTT ASEAN Undang China-Negara Teluk

    Hadapi Ancaman Tarif Trump, KTT ASEAN Undang China-Negara Teluk

    Jakarta

    Keputusan Malaysia untuk mengundang perwakilan dari Cina dan negara-negara Teluk Arab ke KTT ASEAN pada Mei mendatang menarik perhatian global, khususnya karena Malaysia saat ini memegang kursi kepemimpinan dalam blok perdagangan di Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara tersebut.

    Namun, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan bahwa kehadiran negara-negara non-anggota dalam KTT ini bukan dimaksudkan sebagai langkah melawan Amerika Serikat (AS). Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, ia mengatakan, ASEAN tidak sedang “memilih pihak”, tetapi berupaya “memastikan relevansi strategis ASEAN dalam dunia multipolar.”

    Meski begitu, menurut Sam Baron, peneliti di Dewan Studi Asia-Pasifik Yokosuka, Jepang, rencana Anwar untuk membentuk aliansi dagang antara ASEAN, Cina, dan negara-negara Teluk Arab yang kaya akan sumber daya serta berorientasi pada investasi itu, bisa jadi tidak disambut baik oleh Washington.

    “Negara-negara ASEAN, beberapa negara Teluk, dan Cina semuanya memiliki surplus perdagangan yang signifikan dengan AS,” ujar Baron kepada media South China Morning Post.

    “Trump tidak segan-segan menggunakan kebijakan perdagangannya sebagai alat tekanan. Anwar harus berhati-hati.”

    Mitra dagang utama?

    Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), total produk domestik bruto (PDB) negara-negara Teluk Arab yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mencapai sekitar 2,1 triliun dolar AS (sekitar Rp32,5 kuadriliun) pada 2023. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menyumbang hampir tiga perempat dari total output ekonomi blok tersebut, yang juga mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.

    Bagi Uni Eropa, negara-negara ASEAN sudah menjadi mitra dagang utama, menempati peringkat ketiga setelah AS dan Cina. Sementara itu, mitra dagang terbesar ASEAN adalah Cina, AS, Uni Eropa, dan Jepang.

    Meskipun memiliki daya ekonomi yang cukup besar, ASEAN bukanlah blok yang homogen. Wilayah ini mencakup negara-negara berpendapatan rendah seperti Laos hingga negara maju seperti Singapura. Sebagai perbandingan, PDB per kapita Malaysia hampir dua kali lipat dari Thailand.

    Penerima manfaat dari diversifikasi perdagangan global

    Sejak pandemi COVID-19 mengungkap adanya kelemahan pada rantai pasokan global, banyak perusahaan multinasional semakin mendiversifikasi investasi manufaktur mereka.

    Huang mencatat, investasi asing langsung (FDI) dari negara-negara maju dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) ke ASEAN kini meningkat dua kali lipat dibanding investasi di Cina. Padahal, pada 2018, situasinya justru berbalik.

    “ASEAN juga menarik bagi perusahaan-perusahaan Cina, dengan produsen mobil Cina yang berinvestasi sebesar 5,4 miliar dolar AS (sekitar Rp88 triliun) di kawasan ini pada 2023, hampir tiga kali lipat dari skala investasi mereka pada 2015,” katanya.

    Sharon Seah, peneliti senior di Pusat Studi ASEAN di Institut ISEAS-Yusof Ishak Singapura, berpendapat bahwa kerja sama yang lebih erat antara ASEAN dan negara-negara Teluk sangat masuk akal secara strategis.

    “Dengan memperkuat kerja sama antarblok dan kemitraan seperti Uni Eropa dan GCC, ASEAN berharap dapat menjaga perdagangan multilateral tetap terbuka dan bebas,” ujarnya.

    Menguasai jalur perdagangan terpenting dunia

    Negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Indonesia, dan Singapura memiliki keunggulan strategis dalam perdagangan global karena berbatasan dengan Selat Malaka, jalur perairan kecil yang dilalui lebih dari seperempat total jumlah perdagangan dunia. Selain itu, sekitar 80% pengiriman minyak dari Timur Tengah ke Cina dan Jepang melewati selat ini.

    Perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump, yang saat ini lebih banyak menyasar Kanada, Meksiko, dan Cina, membuat prospek perdagangan global semakin sulit diprediksi, kata Sharon Seah. Namun, dalam konteks ini, keputusan Malaysia untuk mengajak Cina ke KTT ASEAN juga dianggap sebagai “tonggak sejarah.”

    “Ini dapat dilihat sebagai upaya Malaysia untuk memperluas kerja sama ASEAN dengan Cina dan GCC dalam kemitraan tripartit yang memanfaatkan kekuatan masing-masing pihak,” ujarnya.

    Menurut Francoise Huang dari Allianz Trade, negara-negara Teluk dapat memberikan kontribusi finansial yang cukup besar berkat pendapatan minyak dan gas mereka yang melimpah. Investasi strategis dalam bidang teknologi dan kecerdasan buatan (AI) juga bisa menguntungkan ekonomi Asia.

    “ASEAN dapat memanfaatkan sebagian dari investasi tersebut untuk pertumbuhan ekonominya sendiri, sekaligus menarik investasi dari dana kekayaan negara GCC ke sektor teknologi,” ujar Huang.

    ASEAN bakal jadi pusat perdagangan global di masa depan?

    Studi terbaru dari Allianz Trade menunjukkan, beberapa negara ASEAN memiliki posisi kuat untuk memperluas peran mereka dalam perdagangan global.

    Malaysia dan Vietnam menempati peringkat kedua dan ketiga dalam potensinya menjadi pusat perdagangan global di masa depan. Sementara itu, Indonesia menempati posisi kelima.

    Peringkat pertama dalam daftar itu diduduki oleh salah satu calon kemitraan dagang baru ASEAN, yakni salah satu negara Teluk, Uni Emirat Arab.

    Saat ini, sekitar 20% ekspor ASEAN ditujukan ke AS. Menurut Huang, dengan semakin agresifnya kebijakan perdagangan AS, tidak mengherankan jika beberapa negara ASEAN mulai mengarah ke pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih beragam.

    “Sebagai contoh, Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, seraya terus mendorong peta jalannya untuk menjadi anggota OECD,” tambah Huang.

    Malaysia juga berambisi untuk menjadi anggota BRICS, kelompok mitra ekonomi yang saat ini terdiri dari negara Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

    Namun, pemerintahan Trump menganggap BRICS sebagai ancaman terhadap dominasi global ekonomi AS. Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif 100% jika blok tersebut mencoba “memainkan strateginya terhadap dolar AS.”

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Makhluk Mirip Alien Muncul dari Laut, Lihat Sendiri Penampakannya!

    Makhluk Mirip Alien Muncul dari Laut, Lihat Sendiri Penampakannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah foto yang viral di internet sempat membuat panik warga setempat. Foto tersebut adalah tanaman laut yang diambil di pantai, tetapi dikira sebagai monster atau alien dari War of the Worlds’ yang merangkak keluar dari laut.

    Jan Vorster membagikan foto tanaman lidah buaya mati yang berjejer di pantai kampung halamannya di Still Bay, Western Cape, Afrika Selatan, di media sosial.

    Foto-foto yang diambil saat matahari terbit dan terbenam untuk menciptakan efek menakutkan. Tak butuh waktu lama foto tersebut langsung menimbulkan kepanikan setelah pertama kali diunggah di Facebook.

    Vorster terkejut melihat banyak komentar dari netizen yang bingung yang takut diserang atau diracuni oleh makhluk asing misterius itu.

    Foto: Jan Vorster
    Tanaman laut mirip alien di pantai

    Beberapa dari mereka yang panik kemudian bereaksi dengan marah begitu diketahui bahwa mereka hanyalah tanaman lidah buaya yang melapisi pantai dan bahkan menuduh Jan telah menyesatkan mereka

    Vorster berkata “Saya pikir saya bisa menggunakan ini sebagai metafora tentang bagaimana orang melihat tanaman ini sebagai alien, tetapi kami sebenarnya adalah alien berkaki dua yang mengacaukan dunia mereka. Itulah idenya.

    “Komentar-komentar itu langsung dimulai. Kemudian dibagikan seperti tidak percaya,” kata dia dikutip dari Mirror, Senin (3/3/2025).

    “Saya terkejut [dengan reaksinya]. Saya pikir orang-orang akan bersenang-senang dengannya, tapi ternyata sangat serius, beberapa di antaranya sangat serius,”

    Histeria internet makin parah setelah Jan mengunggah gambar yang menunjukkan tanaman lidah buaya keluar dari sungai terdekat saat matahari terbit.

    Jan mengklaim bahwa salah satu netizen yang ketakutan dengan cepat menghubunginya menanyakan apakah makhluk itu sekarang juga keluar di siang hari.

    Dalam upaya untuk meredam kepanikan, ia menamai sosok itu ‘Aloeferoxes’ mengacu pada tanaman asli, namun lagi-lagi netizen masih belum percaya.

    Seorang netizen akhirnya mengirim gambar untuk diperiksa oleh seorang ilmuwan lingkungan, yang menegaskan bahwa bentuk yang menjulang sama sekali tidak berbahaya bagi manusia.

    Namun, Jan tidak terpengaruh oleh reaksi tak terduga terhadap fotografi uniknya dan masih ingin terus mengerjakan proyek serupa.

    (dem/dem)