Negara: Afrika Selatan

  • IMF Ingatkan Ketahanan Ekonomi Global Saat Pertumbuhan Melempem

    IMF Ingatkan Ketahanan Ekonomi Global Saat Pertumbuhan Melempem

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai perekonomian dunia lebih tangguh dari perkiraan, namun belum cukup kuat untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

    Georgieva menegaskan perekonomian dunia menunjukkan ketangguhan terhadap serangkaian guncangan, mulai dari tensi perdagangan hingga ketidakpastian geopolitik. 

    Ketangguhan tersebut didorong oleh sektor swasta yang dinamis serta penguatan kebijakan dan institusi selama beberapa tahun terakhir.

    “Perekonomian global berjalan lebih baik dari yang kita khawatirkan, tetapi masih lebih buruk dari yang kita butuhkan,” ujarnya saat berbicara pada KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, dikutip Senin (24/11/2025).

    Meski tetap tumbuh, IMF menilai ekspansi ekonomi global masih tertahan karena pertumbuhan yang rendah—di bawah tingkat pra-pandemi Covid-19—serta beban utang yang sangat tinggi, terutama di negara-negara berpendapatan rendah. 

    Georgieva menuturkan, lonjakan tensi geopolitik, perubahan teknologi dan demografi, serta meningkatnya kejadian iklim ekstrem juga terus menekan prospek pertumbuhan.

    Dalam kondisi penuh ketidakpastian ini, Georgieva menekankan pembangunan ketangguhan harus dimulai dari dalam negeri masing-masing. 

    Dia menuturkan, pemerintah perlu menjalankan kebijakan yang kredibel dan berkelanjutan, memulihkan ruang fiskal, menjaga kekuatan institusi, serta mengatasi ketidakseimbangan domestik yang turut memperlebar ketimpangan global.

    “Reformasi struktural menjadi krusial untuk memanfaatkan potensi sektor swasta sebagai pendorong pertumbuhan, sekaligus merapikan aturan yang sudah tidak relevan,” katanya.

    Pada sisi lain, Georgieva juga mengatakan tindakan domestik saja tidak cukup. Georgieva mendorong negara-negara G20 memperkuat kerja sama kebijakan, terutama untuk memastikan perdagangan global tetap menjadi mesin pertumbuhan yang efektif melalui aturan yang lebih sesuai dengan era digital.

    IMF juga mendorong peningkatan pembiayaan segar bagi negara-negara yang membutuhkan. Georgieva mengatakan, IMF kini tengah menaikkan sumber daya kuota permanen sebesar 50% untuk meningkatkan kapasitas dukungan kepada negara anggota.

    Di sisi lain, isu utang global membutuhkan tindakan yang lebih tegas dan cepat. Dia mengapresiasi kemajuan yang dicapai melalui skema Common Framework, tetapi menilai restrukturisasi utang harus lebih cepat dan prediktif. Dia menuturkan, IMF sendiri telah mengubah kebijakan internal agar lebih aktif membantu negara-negara mengurangi beban utang.

    Georgieva juga memuji kepemimpinan Afrika Selatan yang menghasilkan October Declaration on Debt, yang dinilai memberikan peta jalan jelas bagi penyelesaian isu utang di masa depan.

    Dia melanjutkan, IMF saat ini menyalurkan pembiayaan pada tingkat tertinggi dalam sejarah, yakni melalui 50 program aktif, termasuk 21 program di Afrika Sub-Sahara. 

    IMF juga menegaskan komitmennya untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang sesuai dengan kondisi masing-masing negara, disertai dukungan pengembangan kapasitas.

  • China Gulirkan ‘Bola Panas’ Rare Earths di KTT G20, Redam Kegelisahan Negara Berkembang

    China Gulirkan ‘Bola Panas’ Rare Earths di KTT G20, Redam Kegelisahan Negara Berkembang

    Bisnis.com, JAKARTA — China memanfaatkan pertemuan akbar KTT G20 untuk membela kebijakan pembatasan ekspor mineral kritis yang dilakukan pihaknya sekaligus menawarkan inisiatif baru guna meredakan kegelisahan negara berkembang yang bergantung pada pasokan logam tanah jarang (rare earths).

    Isu mineral kritis menjadi sorotan utama pada KTT G20 pertama yang digelar di Afrika selama akhir pekan. 

    Sejumlah sesi khusus membahas topik tersebut, ketika para pemimpin Eropa menghadapi persoalan rantai pasok dan negara-negara belahan dunia selatan (Global South) meminta dukungan agar dapat memperoleh manfaat dari industri yang tengah berkembang pesat, di mana Beijing mendominasi proses pengolahannya.

    Melansir Bloomberg pada Senin (24/11/2025), dalam pidatonya, Perdana Menteri China Li Qiang membela kebijakan China yang harus mengelola secara hati-hati ekspor mineral yang digunakan untuk kebutuhan militer.

    Beberapa jam kemudian, Beijing mengumumkan rincian prakarsa pertambangan global baru bersama negara-negara mitra—langkah yang dipandang sebagai respons atas upaya Amerika Serikat membangun rantai pasok alternatif untuk tanah jarang.

    Li menegaskan China akan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan penggunaan damai mineral penting, sembari memastikan kepentingan negara berkembang terlindungi dan tetap berhati-hati terhadap penggunaan untuk keperluan militer.

    Presiden Xi Jinping selama ini menggunakan dominasi China atas pasokan tanah jarang—komponen vital untuk berbagai produk mulai dari rudal hingga ponsel—sebagai alat bertahan menghadapi tarif impor tinggi yang diberlakukan Donald Trump. 

    Ketidakhadiran Xi Jinping dan Trump di KTT G20 membuat Li menjadi figur utama yang menjawab pertanyaan mengenai respons perdagangan Beijing.

    Bahkan sebelum pertemuan dimulai, G20 sudah menyinggung China melalui deklarasi bersama yang mengkritik ‘tindakan perdagangan unilateral’ yang membatasi akses terhadap mineral kritis—masalah berulang bagi negara industri seperti Jerman dan Jepang.

    Deklarasi itu juga memuat komitmen untuk menyusun cetak biru sukarela guna memastikan mineral kritis dapat menjadi pendorong kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan, mencerminkan tuntutan negara berkembang.

    “Negara-negara tidak hanya ingin China atau Amerika Serikat datang dan menggali sumber daya. Mereka ingin, sebagai imbalan akses mineral, ada investasi dalam fasilitas pemurnian,” kata Kevin Gallagher, profesor kebijakan pembangunan global di Boston University.

    Dialog Panas soal Rare Earths di G20 Afrika Selatan

    Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa Brasil tidak ingin sekadar menjadi pengekspor bahan mentah.

    “Kami ingin menjadi mitra dalam rantai nilai global untuk mineral kritis,” ujarnya.

    Menjelang penutupan KTT, China mengumumkan peluncuran inisiatif pertambangan hijau bersama 19 negara—termasuk Kamboja, Nigeria, Myanmar, dan Zimbabwe—bekerja sama dengan Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO). Namun, Beijing tidak mencantumkan komitmen pembiayaan, dan dokumen yang dirilis minim detail.

    Media pemerintah China menyebut inisiatif itu bertujuan membangun jaringan inklusif untuk menjaga proses penambangan mineral kritis agar berjalan adil, wajar, stabil, dan lancar.

    Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin mengatakan diskusi soal mineral kritis di G20 cukup meyakinkan.

    “Saya berharap lewat pertemuan ini, kita dapat menghindari situasi serupa di masa depan dan memperoleh akses yang nyata terhadap mineral tanah jarang,” ujarnya.

    Eropa menjadi pihak yang paling terdampak kebijakan China yang mewajibkan izin ekspor untuk logam berfungsi militer. Serangkaian pemimpin dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Irlandia dijadwalkan berkunjung ke China dalam beberapa bulan ke depan, dengan akses tanah jarang kemungkinan menjadi agenda prioritas.

    China dan AS saat ini tengah merampungkan negosiasi penerapan general licenses untuk memperlancar aliran ekspor tanah jarang, setelah Xi dan Trump mencapai gencatan dagang bulan lalu—yang disebut Trump sebagai kesepakatan untuk seluruh dunia.

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menekankan pentingnya menjamin keamanan rantai pasok komponen esensial bagi produksi industri, menurut keterangan resmi Italia. Tidak jelas bagaimana respons Li, karena pernyataan China tidak menyinggung diskusi tersebut.

    Sementara itu, Wakil Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan Thandi Moraka menegaskan bahwa bagi banyak negara Afrika, prioritas utama adalah meningkatkan kemampuan teknis.

    “Banyak negara berkembang yang kaya mineral, khususnya di Afrika, belum memperoleh manfaat penuh karena kurangnya investasi,” ujarnya.

  • Di KTT G20, Wapres Gibran Sorot Ketimpangan dan Kesenjangan Digital

    Di KTT G20, Wapres Gibran Sorot Ketimpangan dan Kesenjangan Digital

    Di KTT G20, Wapres Gibran Sorot Ketimpangan dan Kesenjangan Digital
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka melihat, saat ini ada ketimpangan dalam pemanfaatan kecerdasan buatan atau
    artificial intelligence
    (AI).
    Padahal, AI selama beberapa dekade mendatang dinilai Gibran akan menjadi salah satu penentu kekuatan ekonomi.
    Sorotannya tersebut disampaikan saat berpidato dalam sesi ketiga forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
    G20
    di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu (23/11/2025).
    “AI akan menentukan kekuatan ekonomi selama beberapa dekade mendatang. Namun hari ini, manfaatnya masih sangat timpang, terkonsentrasi di segelintir perusahaan dari beberapa negara maju,” ujar Gibran dalam bahasa Inggris di hadapan kepala negara G20.
    Jika ketimpangan dan
    kesenjangan digital
    tersebut masih terjadi, Gibran menilai bahwa manfaat AI hanya akan dirasakan segelintir orang.
    “Sejarah telah menunjukkan kepada kita, saat kemajuan tidak merata, manfaatnya hanya mengalir ke beberapa orang, sementara kerugiannya ditanggung banyak orang. Kali ini, kita harus berbuat lebih baik. Revolusi ini harus adil dan harus bermanfaat bagi rakyat,” ujar Gibran.
    G20, kata Gibran, harus memastikan bahwa AI menjadi kekuatan yang inklusif.
    Inklusivitas itu dapat terwujud dengan tata kelola yang etis dan akses yang setara, sehingga para inovator dapat mengakses kumpulan data, sistem pelatihan, dan platform global.
    “Indonesia percaya bahwa transisi inklusif dimungkinkan, dan oleh karena itu kami mendukung kesepakatan kerja warga negara G20 untuk upah yang adil, kesetaraan gender, pelatihan keterampilan ulang, dan perlindungan sosial,” ujar Gibran.
    Dalam kesempatan tersebut, Gibran mengatakan bahwa AI juga sangat bergantung kepada mineral kritis yang diperlukan untuk pusat data hingga chip.
    Namun, Gibran melihat bahwa nilai sebenarnya bahan mentah itu diambil pihak lain, meskipun permintaannya terus meningkat.
    “Untuk waktu yang lama, negara-negara berkembang mengekspor bahan mentah saat nilai sebenarnya diambil pihak lain,” ujar Gibran.
    “Revolusi industri di masa lalu dibangun di atas ketimpangan ini. Kita tidak boleh mengulanginya,” sambungnya menegaskan.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Chaterine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di Afrika Selatan.
    Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wakil Presiden Gibran
    di sini
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bagi PM Sanae Takaichi, Gaya Busana untuk Diplomasi Politik Sangat Penting

    Bagi PM Sanae Takaichi, Gaya Busana untuk Diplomasi Politik Sangat Penting

    JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengungkapkan melalui platform X bahwa ia sempat kesulitan menentukan busana untuk tampil perdana dalam acara KTT G20.

    Ia mengaku menghabiskan waktu jauh lebih lama dari perkiraan saat memilih pakaian sehari sebelum keberangkatan ke Afrika Selatan untuk menghadiri KTT G20.

    Pada akhirnya, Takaichi, perempuan perdana menteri pertama Jepang, memilih busana yang sudah ia miliki.

    Namun, unggahannya ditutup dengan keluhan bahwa ia mungkin perlu membeli pakaian yang “memberinya keuntungan dalam negosiasi diplomatik, meski harus memaksakan diri.”

    Perhatian terhadap pilihan busana Takaichi sebelumnya mencuat di parlemen.

    Pada 14 November, Sekretaris Jenderal Partai Sanseito yang berhaluan populis, Hiroshi Ando, mendesaknya tampil dalam balutan busana dari kain terbaik Jepang dan karya para perajin unggulan.

    Dalam unggahannya di X, Takaichi menulis bahwa ia tidak memiliki pakaian seperti itu dan menilai saran Ando “ada benarnya.”

    Ia menambahkan bahwa dirinya menghabiskan waktu beberapa jam untuk memilih “pakaian yang tidak terlihat murah” dan “pakaian yang tidak membuatnya diremehkan.”

    Politisi konservatif yang mulai menjabat pada 21 Oktober 2025 itu kerap memilih warna biru untuk mencitrakan kekuatan, kebiasaan yang dikaitkan dengan kekagumannya pada mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, yang dikenal dengan busana biru khasnya.

  • Di KTT G20 Wapres Gibran Sampaikan Prioritas Nasional, dari Hilirisasi hingga Swasembada Pangan

    Di KTT G20 Wapres Gibran Sampaikan Prioritas Nasional, dari Hilirisasi hingga Swasembada Pangan

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memaparkan sejumlah program prioritas pemerintah, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG), hilirisasi, dan swasembada pangan dalam serangkaian pertemuan bilateral di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan.

    Pertemuan bilateral berlangsung pada hari pertama agenda G20, Sabtu (22/11/2025), dengan sejumlah pimpinan negara, di antaranya Ethiopia, Angola, Vietnam, dan Finlandia.

    “Kita sudah melakukan pertemuan dengan beberapa kepala negara. Saya sampaikan juga pada saat pertemuan, program-program prioritas dari Bapak Presiden, misalnya Makan Bergizi Gratis, hilirisasi, swasembada pangan, dan lain-lainnya,” ujar Gibran saat memberikan keterangan pers di Johannesburg Expo Center, Minggu.

    Gibran mengatakan hasil pembahasan bilateral tersebut akan ditindaklanjuti dan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto setelah ia kembali ke Tanah Air.

    “Hasil rapat segera kita follow up dan kita laporkan ke Pak Presiden begitu nanti kita sampai di Tanah Air,” tambahnya.

     

    Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming menyampaikan sejumlah gagasan dalam pidatonya di KTT G20 di Johanneseburg, Afrika Selatan, Sabtu waktu setempat.

  • Negara Berkembang Bukan Lagi Penonton di Forum G20

    Negara Berkembang Bukan Lagi Penonton di Forum G20

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia menegaskan komitmennya sebagai bagian dari penggerak atau co-drivers tata kelola ekonomi global dalam forum G20.

    Posisi tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha C. Nasir usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11/2025).

    Arrmanatha mengatakan peran Indonesia dan negara-negara berkembang dalam forum ekonomi terbesar dunia semakin menguat, terutama dalam tiga tahun terakhir. Setelah Indonesia menjadi presidensi pada 2022, India mengambil alih pada 2023, dan kini Afrika Selatan memimpin pada 2025.

    “Bahwa ini KTT G20 di Afrika Selatan menutup rangkaian kepemimpinan negara-negara berkembang dari Global South. Dan ini menunjukkan bahwa Global South tidak saja menjadi penonton dalam tata kelola global khususnya di bidang ekonomi, tapi juga menjadi co-drivers,” ujarnya.

    Ia menjelaskan hasil Leaders Declaration yang dihasilkan pada KTT G20 tahun ini mencerminkan aspirasi negara berkembang. Dokumen tersebut dinilai lebih panjang dan substansial karena memasukkan sejumlah isu prioritas, termasuk penanganan utang negara berkembang, pengurangan risiko bencana, hingga tantangan sistem keuangan global.

    “Yang disepakati kali ini memuat banyak sekali isu-isu yang menjadi kepentingan negara berkembang seperti terkait penanganan utang, disaster risk reduction, dan tantangan terhadap global financial system,” jelasnya.

    Arrmanatha menilai mayoritas negara berkembang saat ini menghadapi tekanan utang dan kebutuhan pembiayaan tinggi akibat kondisi ekonomi global yang tidak stabil, suku bunga internasional yang meningkat, serta kebutuhan pemulihan ekonomi pascapandemi.

    Menurutnya, masuknya isu-isu tersebut dalam agenda G20 menunjukkan bahwa forum ini semakin mencerminkan kepentingan Global South dan bergerak menuju tata kelola keuangan internasional yang lebih adil dan inklusif.

     

    Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming menyampaikan sejumlah gagasan dalam pidatonya di KTT G20 di Johanneseburg, Afrika Selatan, Sabtu waktu setempat.

  • Sesuai Arahan Prabowo, Gibran Akan Bicara AI hingga Mineral Kritis di KTT G20

    Sesuai Arahan Prabowo, Gibran Akan Bicara AI hingga Mineral Kritis di KTT G20

    Sesuai Arahan Prabowo, Gibran Akan Bicara AI hingga Mineral Kritis di KTT G20
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming akan kembali berpidato dalam sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Johannesburg Expo Centre, Afrika Selatan, Minggu (23/11/2025).
    Gibran mengungkapkan bahwa pidato di sesi ketiga akan membahas soal artificial intelligence (
    AI
    ) hingga mineral krisis, sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
    “Yang jelas sesuai arahan Pak Presiden, kita akan bahas AI, sama
    mineral kritis
    , di hari kedua G20 ini,” kata Gibran di Hotel Saxon,
    Johannesburg
    , Minggu (23/11/2025).
    Menurut Gibran, tidak ada persiapan khusus terkait kehadirannya di
    KTT G20
    hari kedua.
    Ia pun meminta doa agar kegiatan di KTT G20 dilancarkan.
    “Tidak ada persiapan khusus, mohon doanya saja, biar lancar semua ya,” ucapnya.
    Diketahui, ajang
    KTT G20 Afrika Selatan
    akan berlangsung selama dua hari, pada 22-23 November 2025, di Johannesburg Expo Centre.
    Ada tiga sesi dalam ajang internasional ini.
    Di sesi pertama yang digelar 22 November 2025, ia turut menyampaikan salam Prabowo untuk Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
    Di sesi kedua, Gibran menyorot soal ketahanan pangan, Makan Bergizi Gratis (MBG), serta bencana kemanusiaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejumlah Negara Tertarik Jalin Kerja Sama dengan RI, Finlandia Minati Investasi Data Center

    Sejumlah Negara Tertarik Jalin Kerja Sama dengan RI, Finlandia Minati Investasi Data Center

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, sejumlah negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tertarik menjalin kemitraan strategis di berbagai sektor dengan Indonesia. Angola dan Ethiopia misalnya, kedua negara Afrika itu ingin memperkuat kerja sama di bidang pertanian.

    Angola dan Ethiopia rencananya akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 2026 untuk menindaklanjuti ketertarikan tersebut.

    “Pertama terkait dengan pertemuan bilateral tadi baik dari Anggola maupun Ethiopia menyatakan keinginan untuk berkunjung ke Indonesia dan tadi disampaikan mungkin pada kesempatan pertama di tahun depan mereka ingin berkunjung ke Indonesia. Dan tadi karena sudah ada minat mereka untuk sektor tertentu termasuk pertanian,” tutur Airlangga di sela rangkaian KTT G20 Afrika Selatan, Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu 22 November 2025.

    Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia akan menyiapkan langkah teknis melalui kementerian terkait, guna membuka peluang kerja sama baru di bidang pertanian dan dapat memperluas potensi investasi antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.

    “Nanti Menteri terkait kami akan sampaikan kepada Bapak Presiden untuk bisa berkunjung lebih dulu, agar bisa memperdalam keinginan kerjasama berbagai negara, salah satunya kalau di Ethiopia beberapa investor Indonesia sudah masuk di sana 5-6 perusahaan dan tentunya mereka juga membutuhkan support dari Indonesia, terutama untuk di sektor agrikultur dan juga sektor-sektor yang mereka sangat butuhkan yaitu derivatif dari pada kelapa sawit,” jelas dia.

     

  • Indonesia Bawa Agenda Strategis di KTT G20 Afrika Selatan, dari Pangan hingga AI

    Indonesia Bawa Agenda Strategis di KTT G20 Afrika Selatan, dari Pangan hingga AI

    Airlangga juga menyampaikan data kelaparan dunia yang dibahas dalam forum serta contoh program yang dapat diterapkan. Airlangga menyampaikan laporan terbaru dalam forum mencatat masih adanya persoalan kelaparan global yaitu sekitar 720 juta penduduk dunia masih dalam kelaparan. Terkait hal itu, program makan bergizi gratis sebagai contoh upaya yang dapat memberikan manfaat luas.

    Dalam pembahasan terkait bencana, Wakil Presiden menegaskan tantangan tidak hanya bersumber dari alam, tetapi juga akibat peran manusia. Isu-isu seperti Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel turut disebut sebagai latar penting perlunya penempatan kemanusiaan dalam tata kelola global serta peran G20 sebagai teladan.

    Wakil Presiden juga menghadiri mikta leaders gathering bersama pemimpin Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Indonesia juga mengadakan sejumlah pertemuan bilateral dengan Ethiopia, Vietnam, Angola, Finlandia, serta pimpinan organisasi internasional seperti WTO dan UNCTAD.

    Airlangga menambahkan masih ada satu sesi tambahan yang akan kembali dihadiri Wakil Presiden pada rangkaian KTT G20 Afrika Selatan.

     

  • Oleh-oleh KTT G20 Afsel: MoU Pendirian Fasilitas Bahan Ledak hingga Hulu Migas Pertamina

    Oleh-oleh KTT G20 Afsel: MoU Pendirian Fasilitas Bahan Ledak hingga Hulu Migas Pertamina

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sudah ada setidaknya dua nota kesepahaman kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia dan Afrika Selatan pada sela-sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. 

    Pada konferensi pers yang disiarkan dari Johannesburg, Afrika Selatan, Airlangga menyebut sudah ada dua memorandum of understanding (MoU) yang diteken antara dua BUMN Indonesia dan perusahaan-perusahaan mitra di negara tersebut. 

    Salah satu nota kesepahaman kerja sama dimaksud adalah terkait dengan pendirian fasilitas bahan ledak yang dilakukan oleh BUMN PT Dahana (Persero), yang berada di bawah Holding Industri Pertahanan DEFEND ID.  

    “Pendirian fasilitas bahan ledak nanti teknisnya diteliti. Kemudian, hulu migas dengan perkiraan investasi  teknsi nay nanit diteliti kemudian hulu migas dengan perkiraan investasi sekitar US$2,6 miliar namun ini masih tahap lanjutan baik Pertamina dengan mitranya,” terang Airlangga, dikutip Minggu (23/11/2025). 

    Di sisi lain, Wakil Presiden Gibran Rakabuming yang memimpin delegasi Indonesia di KTT G20 tahun ini turut melaksanakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan pemerintahan serta organisasi internasional. 

    Pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 itu yakni dengan Perdana Menteri Ethiopia, Perdana Menteri Vietnam, Presiden Anggola yang juga merupakan Chair African Union, Presiden Finlandia, Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), dan Sekretaris Jenderal  United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). 

    Airlangga menyebut khusus PM Ethiopia dan Presiden Angola secara khusus meminta kesempatan untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka disebut ingin mendalami peluang kerja sama dengan Indonesia pada ektor pertanian. 

    Menko Perekonomian sejak 2019 itu lalu menyebut nantinya akan memberi perkembangan ini kepada Presiden Prabowo Subianto, untuk ditindaklanjuti dengan kunjungan pendahuluan menteri terkait ke dua negara tersebut. 

    “Salah satunya Ethiopia beberapa investor Indonesia sudah masuk di sana, lima sampai enam perusahaan. Tentunya mereka juga membutuhkan support dari Indonesia terutama di sektor agriculture dan juga sektor-sektor yang mereka sangat butuhkan yaitu derivatif dari kelapa sawit,” tuturnya. 

    Selain itu, lanjut Airlangga, Presiden Finlandia pada pertemuan dengan Gibran juga disebut menyatakan minatnya untuk ikut berinvestasi di data center. 

    “Seperti Finlandia, negara dengan teknologi tinggi mereka berminat untuk masuk di dalam data center dan juga untuk terkait telekomunikasi,” pungkas Airlangga.