Negara: Afrika Selatan

  • Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Istana, Disambut Pelukan Hangat Prabowo

    Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Istana, Disambut Pelukan Hangat Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bakal bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (23/10/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Presiden Lula da Silva disambut secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto, dalam Upacara Penyambutan Kenegaraan yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (23/10/2025) pagi.

    Presiden Brasil itu tiba dengan diiringi formasi 17 pasukan motoris, 60 pasukan berkuda, pasukan jajar kehormatan, serta sekitar ratusan pelajar yang berdiri rapi di sepanjang jalan sambil mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Afrika Selatan.

    Upacara dimulai dengan lagu kebangsaan Brasil yakni Hino Nacional Brasileiro diikuti Indonesia Raya, yang diiringi dentuman meriam salvo sebanyak 21 kali sebagai tanda penghormatan tertinggi bagi kepala negara yang berkunjung. Setelah itu, kedua pemimpin melakukan pemeriksaan pasukan kehormatan.

    Dalam sesi perkenalan perkenalan delegasi, Lula da Silva mengajak sejumlah pejabatnya mulai dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Brasil Mauro Vieira, Menteri Pertanian (Mentan) Brasil Carlos Fávaro, Menteri Pertambangan dan Energi Brasil Alexandre Silveira, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil Luciana Santos, Sekretaris Eksekutif Kementerian Pembangunan Industri Perdagangan dan Jasa Brasil Márcio Elias Rosa serta Presiden Bank Sentral Brasil Gabriel Galípolo, termasuk juga Presiden Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Brasil Jorge Viana serta Presiden Institut Geografi dan Statistik Brasil (IBGE) Marcio Pochmann. 

    Sementara pejabat dari Indonesia yang hadir yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri LH Hanif Faisol, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Pendidikan Tinggi dan Saintek Brian Yuliarto, Mensesneg Prasetyo Hadi, hingga Seskab Teddy Indra Wijaya.

    Selanjutnya, kedua pemimpin menuju ruang kredensial untuk sesi foto bersama dan penandatanganan buku tamu serta foto bersama, dilanjutkan pertemuan tête-à-tête di ruang kerja Presiden Prabowo dan pembahasan mengenai Kemitraan Strategis antara kedua negara serta ditutup dengan penandatanganan awal untuk kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) kedua negara.

    Mengingat, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di sektor perdagangan dan investasi saat kunjungan kenegaraan Prabowo pada Juli 2025 lalu. Salah satunya, agar segera menyelesaikan Perjanjian Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Mercosur (IM-CEPA). Mercosur adalah blok perdagangan di Amerika Selatan yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay.

    Saat itu, Kepala Negara juga mendorong kerja sama bilateral melalui peran dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Ia menambahkan, Indonesia terbuka untuk berdiskusi terkait dengan sektor peternakan, pengembangan agrikultur, serta industri pangan.

    Hubungan antara Indonesia dan Brasil memiliki sejarah panjang di dalam hubungan diplomatik yang telah berjalan sejak 1953, kedua negara secara konsisten mempererat kerja sama yang komprehensif di berbagai sektor untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.

    Peningkatan ekspor Indonesia ke Brasil pun sebesar 9,31% pada 2024 yang menjadi salah satu indikator positif dalam kerja sama yang dapat terus dikembangkan ke depan. Indonesia juga berupaya menjalin kerja sama ekonomi komprehensif dengan blok pasar dagang di Amerika Selatan yang dipimpin Brasil.

    Setelah pembicaraan bilateral, kedua kepala negara menyampaikan pernyataan pers bersama kepada media, menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama bilateral dan mendorong kemitraan.

    Brasil dan Indonesia saat ini juga merupakan anggota aktif dari forum strategis global seperti BRICS, yang menjadi wadah penting dalam kerja sama multilateral negara-negara berkembang.

  • Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Jakarta, Bakal Temui Prabowo di Istana

    Presiden Brasil Lula da Silva Tiba di Jakarta, Bakal Temui Prabowo di Istana

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bakal bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (23/10/2025).

    Silva telah tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta sejak Rabu (22/10/2025) sekitar pukul 17.45 WIB. Kedatangan Presiden Brasil itu disambut oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, Duta Besar Republik Federasi Brasil untuk Indonesia George Monteiro Prata, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federasi Brasil Andhika Chrisnayudhanto.

    Diiringi senyum ramah, Presiden Lula da Silva juga menerima rangkaian bunga selamat datang dari Abang None Jakarta. Setelah menyapa para penyambut, Presiden Lula da Silva kemudian berjalan melewati pasukan jajar kehormatan yang berdiri tegak di sepanjang jalur penyambutan diiringi musik drumben militer mengiringi langkah Presiden Lula da Silva menuju kendaraan resmi.

    Dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Presiden Lula da Silva kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke hotel tempat bermalam selama berada di Jakarta.

    Hari ini, Presiden Lula da Silva dijadwalkan akan diterima oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara penyambutan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta.

    Kunjungan Presiden Lula da Silva ke Indonesia kali ini merupakan kunjungan balasan atas lawatan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Brasilia pada Juli 2025.

    Sementara itu,  Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa dalam agenda kunjungan tersebut terdapat rencana peninjauan program prioritas pemerintah, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Direncanakan, tetapi kita lihat besok,” ujarnya usai mendampingi Presiden Prabowo dalam agenda penyambutan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Rabu (22/10/2025).

    Menurut Prasetyo, tinjauan lapangan yang dimaksud kemungkinan akan dilakukan di salah satu sekolah di Jakarta.

    “Ada rencana seperti itu,” katanya saat ditanya mengenai survei atau peninjauan program MBG di sekolah.

    Ketika ditanya lebih lanjut apakah kegiatan tersebut akan difokuskan di Jakarta, Mensesneg mengamini hal tersebut.

     “Ya, di Jakarta saja lah,” ucapnya singkat.

  • RI Siap Tambah Impor Ternak Asal Afrika Selatan, Pasok Bahan MBG

    RI Siap Tambah Impor Ternak Asal Afrika Selatan, Pasok Bahan MBG

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono mengamini adanya rencana peningkatan impor ternak (cattle) dari Afrika Selatan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah.

    Hal itu disampaikan usai mendampingi Presiden Prabowo dalam penyambutan Presiden Republik Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    “Kita itu ada di posisi defisit daging ya untuk kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Apalagi dengan pelaksanaan makan bergizi gratis ini defisit tersebut makin terasa. Kalau saya tidak salah, statistiknya tuh rata-rata kita per kapita makan daging itu 6 kg per tahun ya, satu jumlah yang sangat sedikit apalagi jika kita harus menghadapi kompetisi dengan negara-negara lain di bidang sumber daya manusia,” ungkapnya.

    Menurut Sugiono, kerja sama impor ternak dari Afrika Selatan menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi nasional, sekaligus menjaga stabilitas pasokan protein hewani.

    “Saya kira ini merupakan sesuatu yang wajib untuk dipenuhi dan untuk itu kita akan berusaha sedapat mungkin memenuhinya dengan kemampuan kita. Ada hal-hal yang mungkin tidak bisa kita penuhi dengan cepat ya, kita manfaatkan perdagangan internasional,” jelasnya.

    Apalagi, kata Sugiono Presiden Prabowo Subianto memang menaruh perhatian besar terhadap pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, baik di tingkat nasional maupun internasional. 

    Menjawab pernyataan Presiden Ramaphosa yang menyoroti pentingnya perdagangan sebagai katalis pertumbuhan ekonomi inklusif, Sugiono menjelaskan bahwa Prabowo memandang inklusivitas ekonomi sebagai keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan.

    “Artinya semua, kalau secara internal, seluruh komponen masyarakat itu juga terlibat dalam peningkatan ekonomi. Sebagai contoh, program-program beliau seperti pembentukan Koperasi Desa itu kan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Sugiono.

    Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa secara eksternal, Prabowo mendorong agar setiap negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam perdagangan global.

    “Seluruh negara punya kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, upaya-upaya untuk melancarkan arus perdagangan dan investasi itu harus dilakukan,” tandasnya.

    Selain pembahasan soal kerja sama dagang dan investasi, Sugiono menambahkan bahwa Indonesia juga tengah menjajaki peluang untuk meningkatkan ekspor komoditas bernilai tambah ke Afrika Selatan.

    “Kita sebenarnya ada dalam posisi positif. Saat ini kita mencari komoditas-komoditas yang punya nilai kompetitif di sana mungkin mineral, beberapa kerja sama di bidang teknologi juga sedang kita pertimbangkan,” pungkasnya.

  • Momen Akrab Prabowo dan Presiden Afsel, Bahas Nelson Mandela hingga Apartheid
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Oktober 2025

    Momen Akrab Prabowo dan Presiden Afsel, Bahas Nelson Mandela hingga Apartheid Nasional 23 Oktober 2025

    Momen Akrab Prabowo dan Presiden Afsel, Bahas Nelson Mandela hingga Apartheid
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Beragam momen akrab disuguhkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
    Keduanya bertukar pikiran dan pandangannya terkait negara masing-masing, di sela bahasan hubungan diplomatik.
    Dari pembahasan itu, baik Prabowo maupun Ramaphosa punya kesan baik untuk Afrika dan Indonesia.
    Salah satu kesan baik yang diungkapkan Prabowo terkait Afrika adalah sosok Nelson Mandela yang ia anggap sebagai pahlawan dan ikon.
    “Presidenmu yang hebat, Bapak Nelson Mandela, sangat dikagumi di Indonesia. Secara pribadi, beliau juga salah satu pahlawan dan ikon saya,” kata Prabowo dalam pertemuan tersebut, Rabu.
    Saking kagumnya, Prabowo bahkan memajang foto Nelson Mandela di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.
    “Kalau Anda datang ke kantor pusat partai saya, akan ada foto Nelson Mandela yang sangat besar,” ucap dia.
    Prabowo juga menganggap Afrika Selatan dan Indonesia memiliki sejarah serupa sebagai negara jajahan.
    Indonesia, kata Prabowo, berada di bawah penjajahan selama ratusan tahun, sehingga ia pun merasa iba dengan perjuangan panjang Afrika Selatan untuk meraih kebebasan.
    Begitu pula dengan Afrika Selatan yang berjuang melawan penjajah, bahkan mengalami politik apartheid, sebuah sistem segregasi rasial dan penindasan yang diterapkan oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga awal 1990-an.
    Melalui sistem itu, terjadi pemisahan yang dibedakan dari warna kulit. Orang kulit hitam kerap tidak mendapatkan hak yang seharusnya diterima.
    “Kami mengikuti perjuangan Anda dan mengagumi kekuatan Anda serta perjuangan Anda untuk kebebasan dan demokrasi,” tutur Prabowo.
    Terkait apartheid, Indonesia menjadi kenangan baik warga Afrika Selatan.
    Ramaphosa menganggap Indonesia sebagai negara yang teguh melawan diskriminasi ras atau apartheid.
    “Selama bertahun-tahun, rakyat Afrika Selatan menemukan sekutu setia di Indonesia, yang secara konsisten mendukung perjuangan melawan apartheid,” kata Ramaphosa
    Ramaphosa pun menyatakan akan selalu berterima kasih atas dukungan dan solidaritas rakyat Indonesia.
    Ia juga mengenang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sebagai momen yang bersejarah bagi negaranya.
    “Konferensi Bandung tahun 1955 merupakan inspirasi dan sumber semangat yang luar biasa bagi para pemimpin perjuangan pembebasan kita yang hadir di sana,” ucap Ramaphosa.
    Sebagai bagian dari dukungan anti-apartheid, kedua pemimpin negara menyerukan seruan perjuangan bangsa Afrika Selatan. Momen ini terjadi usai keduanya menyampaikan pernyataan bersama pasca pertemuan bilateral.
    Prabowo memulai seruan dengan meneriakkan ”
    Amandla
    !”.
    Amandla
    merupakan seruan perjuangan warga Afrika Selatan selama melawan apartheid.

    Amandla
    !” kata Prabowo sembari mengepalkan tangan di udara.
    Mendengar seruan itu, Presiden Afrika Selatan menjawab seruannya sembari tertawa kecil.
    Ia juga mengepalkan tangan ke udara, sembari menengok ke arahnya sembari tertawa kecil.

    Awethu
    ,” ucap Ramaphosa.
    Keduanya lalu tersenyum sembari berjabat tangan untuk kedua kalinya selama pernyataan bersama.

    Amandla Awethu
    ” maupun ”
    Amandla Ngawethu
    ” berarti “kekuasaan untuk rakyat”.
    Seruan itu kerap dipakai Afrika Selatan saat melawan sistem pemisahan dan diskriminasi rasial oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga awal 1990-an.
    Dalam pertemuan bilateral, pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan, perdagangan, agrikultur, hingga hubungan antar-masyarakat.
    Prabowo bahkan mempertimbangkan membentuk perjanjian perdagangan preferensi (Preferential Trade Agreement/PTA) maupun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) untuk meningkatkan hubungan perdagangan.
    Terlebih, volume perdagangan kedua negara sudah meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.
    Oleh karenanya, Prabowo menyambut pertemuan kali ini sebagai tonggak penting dalam peningkatan hubungan kedua negara.
    “Di tengah ketidakpastian ekonomi internasional saat ini, saya pikir sangat penting bagi kita untuk mengembangkan hubungan baru dan hubungan yang lebih kuat. Afrika Selatan adalah pemimpin yang sangat penting di Afrika, dan saya pikir akan menjadi penting bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang,” kata Prabowo.
    Senada, Presiden Ramaphosa menyampaikan, kunjungannya ke Indonesia bertujuan untuk membangun kemitraan komersial yang sangat kuat antara kedua negara.
    Ia membawa delegasi yang terdiri para menteri terkait pertahanan, pertanian, serta perdagangan dan investasi, untuk meningkatkan kerja sama.
    “Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami membahas pentingnya membangun ekonomi yang lebih tangguh dan terdiversifikasi antara kedua negara demi kepentingan rakyat kedua negara mengingat kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” ujar Ramaphosa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Ramaphosa sebut hubungan RI-Afsel dilandasi akar sejarah kuat

    Presiden Ramaphosa sebut hubungan RI-Afsel dilandasi akar sejarah kuat

    ANTARA – Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menggarisbawahi bahwa hubungan Indonesia dan Afrika Selatan dilandasi oleh akar sejarah yang mendalam. Presiden Ramaphosa
    usai melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Rabu (22/10), menyebut kunjungannya itu menjadi tonggak sejarah dalam hubungan erat kedua negara.
    (Aria Cindyara/Cahya Sari/Rayyan/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menhan sebut Pindad kerja sama dengan Rheinmetall di bidang amunisi

    Menhan sebut Pindad kerja sama dengan Rheinmetall di bidang amunisi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan perusahaan alutsista dalam negeri yakni PT Pindad akan bekerja sama dengan perusahaan alutsista Jerman dan Afrika Selatan yakni Rheinmetall di bidang pengembangan amunisi.

    Hal itu dikatakan Sjafrie usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Afrika Selatan Matsie Angelina Motshekga di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu.

    “Ya kita kerja sama antara Pindad dengan Rheinmetall dalam hal amunisi,” kata Sjafrie kepada awak media.

    Sjafrie menjelaskan kerja sama di bidang teknologi pertahanan itu dilakukan untuk memperkuat hubungan militer dan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan.

    Namun demikian, Sjafrie tidak menjelaskan dengan rinci soal kerja sama pengembangan amunisi antara Pindad dengan Rheinmetall itu.

    Tidak hanya membahas soal kerja sama di bidang pengembangan amunisi, Sjafrie mengatakan dirinya dan Matsie juga membahas beberapa produk hasil karya Pindad dari mula kendaraan taktis dan persenjataan.

    Tidak hanya kendaraan di darat, Sjafrie juga memamerkan alutsista hasil karya anak bangsa lain seperti pesawat angkut hingga kapal perang.

    “Kita juga bikin kapal landing platform dock (LPD) , dia juga tertarik. Kita bikin pesawat N-219, bisa dua mesin, mereka juga ingin melihat ini,” kata Sjafrie.

    Dengan adanya momen ini, Sjafrie berharap kerja sama di bidang transfer teknologi militer antara Indonesia dan Afrika Selatan dapat berjalan efektif dan menguntungkan ke dua belah pihak.

    Dia juga meyakini kerja sama ini akan berdampak pada peningkatan kekuatan militer Indonesia.

    “Mereka (Afrika Selatan) memiliki potensi yang sangat besar untuk kita kembangkan,” jelas Sjafrie.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bertemu Presiden Ramaphosa, Prabowo Puji Keberanian Afrika Selatan Lawan Apartheid – Page 3

    Bertemu Presiden Ramaphosa, Prabowo Puji Keberanian Afrika Selatan Lawan Apartheid – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia dan Afrika Selatan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan melawan kolonialisme serta menegakkan kemerdekaan dan keadilan.

    Dia mengungkapkan kekagumannya terhadap kekuatan, idealisme, dan keberanian rakyat Afrika Selatan dalam memperjuangkan kebebasan dari sistem apartheid.

    “Kami mengagumi kekuatan, idealisme, dan keberanian perjuangan rakyat Afrika Selatan, melawan ketidakadilan dan apartheid,” kata Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Untuk itu, kata dia, kunjungan Presiden Ramaphosa merupakan tonggak penting dalam hubungan Indonesia-Afrika Selatan. Prabowo meyakini Afrika Selatan akan menjadi mitra penting bagi Indonesia di masa depan.

    “Hari ini, kami memandang Afrika Selatan sebagai pemimpin yang sangat penting di dunia dan kami memiliki banyak kesamaan sejarah, perjuangan panjang melawan kolonialisme, dan perjuangan untuk kebebasan,” tutup Prabowo.

    Sementara itu, Presiden Cyril Ramaphosa menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan hangat dari Prabowo. Ramaphosa menyebut kunjungan kenegaraan ini sebagai tonggak penting yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk melakukan kunjungan kenegaraan ini ke negara yang indah, Indonesia,” ucap Presiden Ramaphosa.

    Presiden Ramaphosa menegaskan, hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan memiliki akar sejarah yang panjang dan mendalam. Dia mengingatkan bahwa hubungan kuat kedua bangsa bermula lebih dari tiga abad lalu ketika masyarakat Indonesia dibawa ke Afrika Selatan oleh penjajah Belanda.

    “Hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia berakar kuat dalam sejarah kita. Sebuah sejarah yang membentang hampir 350 tahun, dimulai pada abad ke-17 ketika orang-orang Indonesia pertama kali dibawa ke Afrika Selatan oleh kolonialis Belanda pada masa itu,” ucap dia.

    “Hubungan awal ini menjadi dasar bagi hubungan jangka panjang antara kedua negara kita,” sambung Presiden Ramaphosa.

     

    Presiden Prabowo Subianto berencana memakai uang hasil pengembalian kerugian negara atas kasus korupsi ekspor CPO sebesar Rp13 triliun untuk penambahan program beasiswa LPDP. Menurut Prabowo, hal itu sebagai bentuk investasi pendidikan di masa depan.

  • Presiden Ramaphosa: Hubungan RI-Afsel berakar kuat hampir 350 tahun

    Presiden Ramaphosa: Hubungan RI-Afsel berakar kuat hampir 350 tahun

    kunjungan kenegaraan ini sebagai tonggak penting yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa menyatakan hubungan Afrika Selatan dan Indonesia berakar kuat dalam sejarah sejak hampir 350 tahun lalu dan menjadi dasar bagi hubungan jangka panjang kedua negara.

    “Hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia berakar kuat dalam sejarah kita. Sebuah sejarah yang membentang hampir 350 tahun, dimulai pada abad ke-17 ketika orang Indonesia pertama kali dibawa ke Afrika Selatan oleh penjajah Belanda pada saat itu,” kata Presiden Ramaphosa saat menyampaikan keterangan pers bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.

    Presiden Ramaphosa menyebut kunjungan kenegaraan ini sebagai tonggak penting yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan.

    Ramaphosa pun menyampaikan selamat kepada Indonesia atas Peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955 yang menjadi momen bersejarah bagi rakyat Afrika Selatan karena diwakili dua pemimpin besar negara itu, yakni Moses Kotane dan Moulvi Cachalia.

    Presiden Ramaphosa menilai Konferensi Asia-Afrika menjadi simbol perjuangan bangsa-bangsa untuk kemerdekaan dan kesetaraan global.

    “Saya menghadiri peringatan 50 tahun Konferensi Bandung pada tahun 2015, yang merupakan momen yang luar biasa, yang mempertemukan banyak pemimpin dari negara-negara nonblok di seluruh dunia,” kata Ramaphosa.

    Lebih lanjut, Presiden Ramaphosa menyambut baik keanggotaan Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS yang menurutnya akan membuka peluang kerja sama strategis di berbagai bidang.

    Presiden Ramaphosa menegaskan komitmen bersama untuk memperluas perdagangan dan memperdalam hubungan politik serta ekonomi.

    “Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara kita sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami berbicara tentang pentingnya membangun perekonomian yang lebih tangguh dan beragam antara kedua negara kita demi kepentingan rakyat di kedua negara, karena kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” kata Presiden Ramaphosa.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menhan sebut Pindad kerja sama dengan Rheinmetall di bidang amunisi

    Kemenhan pelajari cara kerja Angkatan Kesehatan militer Afrika Selatan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertahanan RI berupaya meningkatkan lini kesehatan TNI dengan mempelajari sistem kerja Angkatan Kesehatan yang dimiliki militer Afrika Selatan.

    Hal tersebut dikatakan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Afrika Selatan Matsie Angelina Motshekga di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu.

    Menurut Sjafrie, sistem penanganan kesehatan di Angkatan Kesehatan Afrika Selatan layak untuk dipelajari karena permasalahan penyakit yang terjadi di sana tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

    “Mereka (Afrika Selatan) kan ada banyak masalah kesehatan yang agak sedikit sensitif, nah kita ingin mempelajari itu bagaimana pencegahan kesehatan yang agak sensitif,” kata Sjafrie.

    “Seperti halnya kita punya spesifikasi malaria. Kita punya spesifikasi TBC, nah tapi di sana mungkin ada spesifikasi yang lain yang harus dipelajari,” tambah Sjafrie.

    Namun demikian, Sjafrie mengatakan pihaknya belum berencana untuk mengikuti militer Afrika Selatan yakni membuat matra kesehatan.

    Tidak hanya membahas matra kesehatan, kedua belah pihak juga membahas soal ragam kerja sama militer seperti latihan bersama hingga pertukaran teknologi alutsista.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Catatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo

    Catatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo

    Jakarta

    Pidato presiden Prabowo pada rapat kabinet paripurna bertepatan dengan satu tahun pemerintahannya menarik untuk disimak. Salah satu poin penting yang disampaikan presiden Prabowo adalah perlunya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju.

    Pidato presiden Prabowo sekaligus mengingatkan kita pada pemenang hadiah nobel ekonomi tahun 2018, professor ekonomi dari University of California, Berkeley, Paul Romer, bahwa permasalahan utama emerging market economies (EMEs) adalah besarnya “technology gap” (kesenjangan teknologi) dan “knowledge gap” (kesenjangan pengetahuan) dengan negara maju.

    Sehingga, pekerjaan rumah utama pemerintah dan dunia usaha di negara-negara EMEs adalah membangun eksositem research and development (R&D) dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melibatkan pemerintah, swasta, lembaga riset, universitas dan masyarakat.

    Sejalan dengan hal tersebut, Paul Romer memperkenalkan konsep pertumbuhan endogen (endogenous growth model) yang menekankan pada pentingnya R&D sebagai penopang kemajuan teknologi dan pendorong pertumbuhan ekonomi tinggi dalam jangka panjang.

    Pertumbuhan ekonomi harus digerakkan dari dalam sistem perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi tidak bersumber dari dorongan faktor eksternal yang berada di luar sistem perekonomian nasional. Sehingga, kemajuan teknologi harus bersumber dari sumber daya internal perekonomian nasional.

    Model pertumbuhan ekonomi endogen yang mulai populer sejak tahun 1980-an menyatakan bahwa investasi pada pengembangan SDM, inovasi dan pengetahuan adalah kontributor utama pertumbuhan ekonomi suatu negara.

    Sebagai contoh, suatu perusahaan yang berinvestasi pada R&D dan pengembangan SDM akan menghasilkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru memiliki snowball effect (efek bola salju) yang terus membesar dalam satu perekonomian. Dalam konteks ini, secara agregat perekonomian, menambah satu unit input tenaga kerja dan modal akan menambah output lebih dari satu kali (increasing return to scale).

    Semakin besar stock of knowledge (stok pengetahuan), dalam hal ini jumlah orang berpendidikan tinggi di dalam suatu perekonomian maka semakin banyak inovasi teknologi. Snowball effect dari suatu pengetahuan terjadi melalui proses learning by doing (belajar sambil bekerja) dengan knowledge sharing (berbagi pengetahuan) antar pekerja dalam suatu perekonomian.

    Sebagaimana pengalaman negara maju, barang modal tidak hanya berkaitan dengan investasi pada modal fisik saja tetapi juga mencakup investasi pada sektor pengetahuan. Pada saat suatu pengetahuan dihasilkan oleh pekerja atau perusahaan maka pengetahuan tersebut memiliki spillover effect (efek tular) ke perusahaan lain.

    Sehingga investasi pada kegiatan R&D untuk menghasilkan pengetahuan baru oleh suatu perusahaan akan berdampak pada perusahaan lain. Pengetahuan dinyatakan sebagai barang publik yang penggunaannya bersifat partial excludable (pembatasan terbatas). Akses terhadap pengtahuan baru meskipun terbatas tetapi bersifat parsial.

    Peningkatan stok pengetahuan dan teknologi dalam suatu perekonomian tergantung pada akumulasi barang modal. Meningkatnya akumulasi barang modal mendorong penyebaran teknologi dalam suatu perekonomian. Hal ini ikut membantu meningkatkan produktifitas perekonomain secara keseluruhan.

    Intinya, pertumbuhan ekonomi tinggi dalam jangka panjang tidak mungkin bergantung pada rasio antara tabungan dengan output dibagi dengan rasio antara peningkatan akumulasi barang modal dengan perubahan output. Output nasional diukur menggunakan Gross Domestic Product (GDP).

    Singkatnya, hanya ada satu jalan bagi perekonomian nasional untuk naik status dari negara berpendapatan menengah menjadi negara maju berpendapatan tinggi, lebih dari US$ 12.500 per kapita per tahun, selain berinvestasi pada kegiatan R&D, inovasi dan pengembangan SDM.

    Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029, sesuai visi presiden Prabowo dapat dilakukan melalui tiga langkah, yaitu: pertama, meningkatkan pengeluaran R&D secara bertahap, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta, dari hanya 0,42% dari GDP tahun 2024 menjadi minimal 2% terhadap GDP dalam lima tahun ke depan.

    Pemerintah Prabowo perlu belajar pada negara-negara yang telah mencapai status sebagai negara maju karena ditopang oleh anggaran R&D sebagai persentase terhadap GDP mencapai lebih dari 2%. Di mana, Jepang 3,3%, Korea 4,93%, Jerman sekitar 3,14%, dan AS sekitar 3,46% tahun 2021.

    Sementara negara yang hingga saat ini masih berstatus sebagai middle income (negara berpendapatan menengah) memiliki pengeluaran R&D sebagai persentase terhadap GDP hanya 0,43% untuk Vietnam tahun 2021, 0,60% untuk Afrika Selatan tahun 2020, 0,65% untuk India tahun 2020, dan 0,94% untuk Rusia tahun 2022.

    Kedua, melipatgandakan investasi pengembangan SDM. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengembangan sekolah-sekolah unggulan di berbagai daerah. Tujuannya adalah melahirkan tenaga kerja berpengetahuan tinggi dan terampil.

    Ketersediaan tenaga kerja profesional, SDM berpengetahuan tinggi dan terampil, akan menjadi basis pertumbuhan jumlah kelas menengah nasional. Tenaga kerja profesional menjadi ujung tombak dalam menyerap dan sekaligus mengembangkan teknologi tinggi dari negara maju.

    Ketiga, membangun ekosistem inovasi nasional. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun keterkaitan antara sektor pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Membangun linkage antara perguruan tinggi dengan sektor manufaktur national champion (andalan) di pasar ekspor.

    Agenda-agenda tersebut di atas, dalam jangka menengah dan panjang akan menjamin terjadinya konvergensi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi manufaktur terbaru.

    Akhir kata, ketersediaan SDM, kapasitas penguasaan teknologi serta Sumber Daya Alam (SDA), dalam hal ini critical mineral (mineral kritis) atau rare earth (tanah jarang) di Indonesia dapat menjadi modal untuk membangun industri manufaktur yang kompetitif di pasar global.

    Muhammad Syarkawi Rauf
    Dosen FEB Unhas
    Ketua KPPU RI 2015 – 2018

    Halaman 2 dari 2

    (ang/ang)