Negara: Afganistan

  • Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

    Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan akan memiliki drone atau pesawat nirawak yang jauh lebih mematikan.

    Salah satu media besar Israel, Maariv, menganggap laporan itu sebagai kabar buruk bagi Israel.

    Dengan mengutip laporan The New York Times, media Israel itu mengungkap upaya penyelundupan komonel sel bahan bakar hidrogen ke Yaman. Sel itu bisa memberi Houthi teknologi yang canggih.

    Selama sekitar 1,5 tahun belakangan, Houthi menyerang Israel dengan rudal dan drone sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diinvasi Israel.

    Houthi juga menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.

    Kelompok itu sempat menghentikan aksinya setelah gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza. Namun, baru-baru ini Houthi mengumumkan akan kembali menyerang kapal Israel.

    Israel tidak sendirian menghadapi Houthi karena sekutunya, Amerika Serikat (AS), juga melancarkan serangan ke Yaman.

    Para peneliti mendapai bahwa Houthi sudah mendapat teknologi anyar yang bisa membuat drone mereka sudah terdetaksi dan bisa terbang dalam jarak yang lebih jauh.

    “Ini bisa memberi Houthi keunggulan berupa kejutan dalam melawan pasukan AS atau Israel jika pertempuran dilanjutkan,” ujar Taimur Khan, peneliti di organisasi Kajian Persenjataan Konflik yang melacak senjata-senjata dalam pertempuran di seluruh dunia.

    Khan pergi ke Yaman barat daya pada bulan November 2024. Di sana dia mendokumentasikan sebagain sistem sel bahan bakar hidrogen yang disita dari perahu kecil di lepas pantai.

    Sistem ini menghasilkan listrik lewat reaksi kimian antara oksigen dan atom-atom hidrogen yang terkompresi. Lalu, sistem ini mengeluarkan uap air dan hampir tidak ada panas atau suara berisik.

    Drone Houthi saat ini ditenagai oleh mesin pembakaran atau baterai lithium yang mampu terbang hingga 1.200 km.

    Akan tetapi, jika ditenagai sel bahan bakar hidrogen, drone itu akan mampu meningkatkan jangkauan jelajahnya hingga tiga kali lipat. Kemudian, pendeteksian lewat suara dan sendor inframerah akan lebih sulit.

    Sel bahan bakar itu dilaporkan dibuat oleh perusahaan asal Tiongkok yang mengiklankan produknya untuk keperluan drone. Adapun tangki hidrogennya disamarkan agar terlihat seperti tangki oksiden.

    Belum diketahui dengan pasti apakah sel itu datang langsung dari Tiongkok.

    Biasanya perlengkapan senjata Houthi datang dari Iran. Namun, Khan mengatakan Houthi mendapatkan sendiri komponen itu sehingga mengindikasikan ada rantai pasokan baru dari pasar komersial. Hal itu membuat Houthi lebih independen dalam teknologi.

    Adapun perahu berisi sel itu dista pada bulan Agustus 2024 oleh Pasukan Perlawanan Nasional Yaman.

    Di dalam perahu juga ditemukan roket, mesin kecil buatan Eropa yang bisa menggerakkan rudal penjelajah, radar, sistem pelacakan kapal, dan ratusan drone komersial.

    Teknologi hidrogen dianggap bukan hal baru karena NASA sudah pernah menggunakannya puluhan tahun lalu dalam misi ke Bulan. Meski demikian, penggunaannya dalam bidang militer baru dimulai pada tahun 2000-an saat perang Irak dan Afganistan.

    Semenjak itu teknologi hidrogen menyebar dan makin sering digunakan dalam bidang militer dan drone komersial.

    Ada beberapa kelebihan teknologi itu. Pertama, bisa menyimpan energi hingga tiga kali lipat daripada baterai lithium. Kedua, bobotnya ringan. Ketiga, meningkatkan stabilitas kamera pengintaian. Terakhir, berkurangnya kebutuhan untuk mengganti baterai.

    Oraganisasi Kajian Persenjataan Konflik menolak mengungkapkan nama perusahaan Tiongkok yang memproduksi sel bahan bakar itu.

    Houthi lanjutkan serangan terhadap kapal Israel

    Tempo hari Houthi mengumumkan akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel setelah ultimatumnya kepada Israel tak digubris.

    Sebelumnya, Houthi memberi Israel waktu empat hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Jalur Gaza.

    Jika Israel tidak melakukannya, Houthi akan melanjutkan serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal Israel.

    “Jika setelah empat hari Israel terus mencegah masuknya bantuan ke Jalur Gaza, kami akan meneruskan operasi di laut untuk menyerang Israel,” kata pemimpin Houthi yang bernama Abdulmalik Al Houthi pada hari Jumat, (7/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlaku 19 Januari lalu, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.

    Israel beberapa hari kemarin mengumumkan menghentikan aliran bantuan. Menurut Israel, alasannya adalah karena Hamas menolak usul dari Israel untuk memperpanjang gencatan senjata tahap awal dan pembebasan sandera.

    Adapun ultimatum Houthi di aatas disampaikan beberapa hari sesudah Amerika Serikat (AS) menetapkan Houthi sebagai “organisasi teroris”.

    Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

    Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan Houthi. Namun, warga Israel sering harus berlarian ke tempat perlindungan pada malam hari ketika serangan dilancarkan.

    Beberapa drone dan rudal yang ditembakkan Houthi sukses menghantam wilayah Israel, misalnya di Kota Tel Aviv dan Eilat.

    (*)

  • Militer Pakistan Bebaskan Sandera dalam Pembajakan Kereta Api

    Militer Pakistan Bebaskan Sandera dalam Pembajakan Kereta Api

    Jakarta

    Pasukan keamanan Pakistan menyerbu kereta yang dibajak oleh militan separatis pada hari Rabu (12/03), menewaskan semua 33 penyerang dan mengakhiri kebuntuan selama sehari yang melibatkan ratusan sandera.

    Militan separatis Baloch meledakkan rel kereta api dan menyerang Jaffar Express pada hari Selasa (11/03), saat kereta itu menuju Peshawar dari Quetta, membawa 440 penumpang. Militer melaporkan bahwa 21 sandera dan 4 pasukan keamanan tewas dalam kebuntuan tersebut.

    “Hari ini kami berhasil membebaskan banyak orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Operasi terakhir dilakukan dengan sangat hati-hati,” kata juru bicara militer Ahmed Sharif Chaudhry, seraya menambahkan bahwa tidak ada warga sipil yang terbunuh dalam tahap akhir operasi tersebut.

    Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang mengklaim serangan tersebut, mengatakan telah menewaskan 50 penumpang pada Rabu (12/03) malam dan menahan 214 orang, sebagian besar personel keamanan. Mereka mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang hilang.

    BLA adalah kelompok etnis bersenjata terbesar yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afganistan dan Iran. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah meningkatkan aktivitas menggunakan taktik baru untuk menimbulkan banyak korban dan menargetkan militer Pakistan.

    Mereka berupaya untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan daerah berupa tambang dan mineral yang ditolak oleh pemerintah pusat.

    Rompi bunuh diri

    Menteri Dalam Negeri Muda Talal Chaudhry mengatakan kepada televisi “Geo” bahwa para militan mengenakan rompi bunuh diri saat mereka duduk di antara para penumpang yang disandera sehingga mempersulit upaya penyelamatan.

    Belum jelas jumlah orang yang diselamatkan dalam tahap operasi ini dan bagaimana atau ke mana para penumpang akan dievakuasi. Sebelumnya, pejabat pemerintah mengatakan bahwa 190 orang di dalam kereta telah diselamatkan, dengan lebih dari 50 orang dibawa ke Quetta untuk dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.

    Muhammad Ashraf (75), yang menaiki kereta tersebut, mengatakan ia mendengar ledakan keras di daerah pegunungan yang mengguncang gerbong.

    “Kami berbaring di lantai saat tembakan dimulai. Tak lama kemudian, orang-orang bersenjata memasuki kereta dan memeriksa identitas kami,” katanya di Quetta.

    Seorang perempuan, yang putranya termasuk di antara penumpang yang masih menunggu untuk dibebaskan, memprotes menteri provinsi Mir Zahoor Buledi.

    “Mengapa Anda tidak menghentikan kereta api jika tidak aman?,” tanyanya.

    Buledi mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah sedang berupaya meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.

    lw/ha (Reuter)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Campak Hantui Negara Tetangga RI, Gimana Cara Efektif Menanganinya?

    Campak Hantui Negara Tetangga RI, Gimana Cara Efektif Menanganinya?

    Jakarta

    Lonjakan kasus campak di Asia Tenggara telah membawa penyakit menular ini masuk ke Australia, yang bertetangga dengan Indonesia, kemudian memicu peningkatan kasus di sana. Apa itu campak dan bagaimana cara paling efektif untuk menanganinya?

    Pada dua bulan pertama di 2025, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat telah muncul 3.098 kasus campak di seluruh dunia.

    Tahun lalu, kasus campak pun sempat melonjak di dua negara Asia Tenggara: Vietnam dan Thailand.

    Di Vietnam, ada 6.725 kasus campak terkonfirmasi pada 2024, naik lebih dari 130 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Sementara itu, kasus campak di Thailand naik dari hanya 38 di 2023 menjadi 7.507 pada 2024.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Pada awal 2025, Pemerintah Negara Bagian Victoria di Australia sempat merilis peringatan kesehatan yang menyebut telah terjadi peningkatan kasus campak yang dibawa orang-orang yang pulang dari luar negeri, termasuk dari Vietnam.

    Jumlah kasus campak di Australia tercatat sebesar 57 pada 2024, naik dari 26 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Saat ini, setiap perjalanan ke luar negeri dapat menyebabkan paparan campak, mempertimbangkan wabah yang dilaporkan terjadi di negara-negara lain di AsiaThailand, Indonesia, dan Indiaserta Afrika, Eropa dan Inggris, Timur Tengah, dan Amerika Serikat,” seperti tertulis di peringatan itu.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Dua negara bagian AS pun kini tengah berhadapan dengan wabah campak, yang telah menewaskan setidaknya satu anak yang belum mendapat vaksin.

    Menurut Departemen Layanan Kesehatan Texas, ada 124 kasus campak terkonfirmasi sejak akhir Januari. Sementara itu, di New Mexico, sembilan kasus telah dilaporkan per 20 Februari.

    Selain itu, wabah campak belakangan tercatat terjadi di Pakistan, Yaman, Afganistan, Kirgiztan, Etiopia, dan Rusia.

    “Karena campak sangat menular, penyakit ini dapat dengan mudah melintasi perbatasan dan menyebabkan wabah di komunitas mana pun yang tingkat cakupan vaksinasinya di bawah 95%,” kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di situs web resminya.

    Apa itu campak dan mengapa ia sangat menular?

    Campak adalah infeksi virus yang sangat menular, menyebar melalui udara dalam bentuk tetesan kecil saat orang yang terinfeksi bernapas, batuk, atau bersin.

    Campak juga dapat ditularkan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

    Sebuah artikel yang diterbitkan Kantor Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Universitas McGill di Kanada menjelaskan bahwa virus campak sangat kecil sehingga mustahil untuk melihatnya dengan mikroskop biasa.

    “Campak sangat menular. Dosis yang dibutuhkan untuk terinfeksi sangat kecil. Virus ini bertahan di udara dan keluar dari tubuh seseorang bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala,” tulis Universitas McGill di artikel itu.

    “Karena penyakit ini telah diberantas di banyak negara, sejumlah dokter bisa jadi merasa tidak mungkin [pasien terkena campak]. Akibatnya, orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus lebih lama lagi.”

    Ilustrasi penderita campak. (Getty Images)

    Menurut CDC AS, penyakit ini adalah “salah satu penyakit manusia paling menular yang telah diketahui”.

    WHO memperkirakan bahwa satu orang yang terinfeksi dapat menyebarkan campak ke sembilan dari 10 kontak dekat mereka yang tidak divaksinasi.

    Orang yang terkena campak dapat menularkan penyakit ini sejak muncul gejala hingga setidaknya empat hari setelah timbul ruam.

    Campak biasanya sembuh dalam tujuh hingga 10 hari. Namun, penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, kebutaan, dan kejang.

    Bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun, ibu hamil, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi.

    Di AS, sekitar satu dari lima orang yang tidak divaksinasi tercatat memerlukan rawat inap akibat campak, menurut penelitian Universitas Johns Hopkins. Pada 2024, angka tersebut bahkan lebih tinggisekitar 40% penderita campak dirawat di rumah sakit.

    Campak bisa jadi mematikan, tetapi ini jarang terjadi.

    Apa saja gejala campak?

    Getty ImagesIlustrasi penderita campak.

    Menurut Badan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, gejala umum campak meliputi:

    demam dengan suhu 39 derajat Celsius atau lebih saat pasien belum minum obat seperti parasetamol atau ibuprofenhidung berair atau tersumbatbersin dan batukmata merah, nyeri, dan berairruam kulit, yang biasanya tidak gatal dan muncul tiga atau empat hari setelah gejala awal. Ruam ini berupa bintik-bintik merah, terkadang menonjol dari kulit dan membentuk bercak. Ruam biasanya mulai muncul di belakang telinga dan wajah, lalu menyebar ke anggota tubuh dan badanbintik putih kecil di pipikonjungtivitis atau mata merah karena peradangan

    Kasus yang parah dapat menyebabkan ensefalitis atau peradangan pada sistem saraf pusat. Menurut NHS, infeksi selama kehamilan dapat mengakibatkan keguguran, bayi terlahir mati, kelahiran prematur, atau rendahnya berat badan bayi yang baru lahir.

    Bagaimana cara mengobati campak?

    Getty ImagesIlustrasi penderita campak.

    Tidak ada obat antivirus khusus untuk campak.

    Dokter biasanya meresepkan obat-obatan seperti parasetamol untuk meredakan gejala-gejala utama seperti demam atau nyeri sementara sistem imun tubuh bekerja dan melawan virus.

    NHS menekankan bahwa “campak biasanya mulai membaik dalam waktu sekitar seminggu”.

    Selama periode ini, penting untuk beristirahat dan minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.

    Dalam kasus lebih parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan, termasuk bantuan pernapasan dan pengobatan.

    Bagaimana cara mencegah campak?

    Cara terbaik untuk mencegah campak adalah vaksinasi.

    Vaksin yang umum digunakan adalah vaksin Measles, Mumps and Rubella (MMR), yang memberikan perlindungan sekaligus terhadap campak, gondongan, dan rubella.

    WHO dan lembaga kesehatan lainnya merekomendasikan agar anak-anak menerima dua dosis vaksin MMR untuk memastikan kekebalan seumur hidup.

    Dosis pertama biasanya diberikan kepada anak-anak berusia antara sembilan dan 15 bulan. Sementara itu, dosis kedua diberikan kepada bayi berusia sekitar 15-18 bulan, sesuai dengan kebijakan kesehatan masing-masing negara.

    Remaja dan orang dewasa juga disarankan disuntik vaksin MMR jika mereka belum mendapatkannya.

    Selain itu, orang dewasa yang mendapat vaksin campak antara tahun 1963 dan 1968 dianjurkan untuk memeriksa riwayat vaksinasi mereka untuk memastikan vaksin mana yang mereka terima.

    Selama periode itu, ada versi vaksin yang menggunakan bentuk virus tidak aktif yang ternyata efektivitasnya tidak sesuai harapan dan kemudian ditarik dari peredaran, kata Universitas Johns Hopkins.

    Getty ImagesVaksin MMR memberikan perlindungan sekaligus terhadap campak, gondongan, dan rubella.

    Karena campak menyebar dengan sangat mudah, sebagian besar orang perlu mendapat vaksin untuk menciptakan kekebalan populasi dan memastikan setiap orang terlindungi dari wabah atau epidemi.

    WHO mengatakan kekebalan kelompok untuk campak tercapai ketika 95% populasi telah menerima vaksin. Untuk 5% sisanya, mereka diharapkan dapat terlindungi karena vaksinasi telah menghentikan penyebaran campak di sebagian besar masyarakat.

    Vaksinasi campak berhasil mencegah lebih dari 60 juta kematian antara tahun 2000 dan 2023, menurut WHO.

    Namun, terlepas dari semua itu, campak tercatat menyebabkan sekitar 107.500 kematian secara global pada 2023. Sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun yang tidak disuntik vaksin.

    “Proporsi anak yang menerima dosis pertama vaksin campak adalah 83% pada 2023, jauh di bawah tingkat 2019 sebesar 86%,” menurut WHO.

    Mengapa sulit mencapai kekebalan kelompok?

    AS sebenarnya sempat secara resmi mendeklarasikan diri bebas dari campak pada 2000. Saat itu, selama lebih dari setahun mereka tidak mencatatkan satu pun kasus campak.

    Namun, belakangan, cakupan populasi AS yang telah menerima vaksin tak kunjung mencapai 95% sesuai syarat untuk mencapai kekebalan kelompok.

    Persentasenya naik-turun, dari titik terendah sebesar 89% pada 2014 hingga angka tertinggi sebesar 92% pada 2018.

    Pada 2021, data CDC menunjukkan hanya 90,6% anak-anak berusia 24 bulan yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin MMR.

    “Namun, persentase di beberapa komunitas jauh lebih rendah, menempatkan mereka pada risiko terbesar,” seperti tertulis di salah satu studi Universitas Johns Hopkins, yang menunjukkan distribusi penerimaan vaksin yang tidak merata.

    Tampaknya, akar masalahnya adalah keraguan terhadap vaksin, yang sering kali dipicu klaim palsu tentang efek samping dosis vaksin.

    “Dampak keraguan terhadap vaksin diperparah hambatan tambahan terhadap vaksinasi, termasuk kemiskinan dan kurangnya asuransi kesehatan,” tulis para ahli Universitas Emory di AS di sebuah makalah pada 2022.

    Hal serupa terjadi di Indonesia. Pada Agustus-September 2017, misalnya, pemerintah melaksanakan program imunisasi campak dan rubella massal untuk anak-anak, yang akhirnya diperpanjang hingga pertengahan Oktober karena penolakan dari orang tua di sejumlah daerah.

    Penolakan dari orangtua terjadi karena berbagai alasan, termasuk meragukan kualitas vaksin yang digunakan dalam program imunisasi massal dan juga terpengaruh berita bohong atau hoaks di media sosial.

    Pandemi Covid-19 pun sempat menghambat program vaksinasi anak, sehingga tingkat vaksinasi menurun dan kasus campak meningkat sepanjang 2022 lalu di Indonesia.

    Pada 2022, ada 3.341 kasus campak di Indonesia, naik 32 kali lipat dari tahun sebelumnya.

    “Untuk bisa anak-anak kita sehat, intervensinya harus preventif, salah satunya adalah imunisasi. Imunisasi itu harus diberikan lengkap supaya nanti daya tahan tubuhnya siap kalau ada penyakit menular yang menyerang,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    Lihat juga Video: AS Laporkan Kematian Akibat Campak, 2 Pasien dari Texas

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kesaksian Warga Myanmar yang Jual-Beli Ginjal Demi Menyambung Hidup

    Kesaksian Warga Myanmar yang Jual-Beli Ginjal Demi Menyambung Hidup

    Jakarta

    Perdagangan ginjal ilegal marak terjadi di berbagai negara, termasuk di India. BBC berbicara dengan orang-orang yang terlibat dalam prosesnya, termasuk pendonor, penerima, dan perantaranya, untuk mendapatkan gambaran soal bagaimana ini semua terjadi.

    “Saya hanya ingin punya rumah dan melunasi utang saya. Itulah mengapa saya memutuskan menjual ginjal saya,” kata Zeya, seorang buruh tani di Myanmar.

    Harga berbagai barang melonjak setelah terjadi perang saudara yang dipicu kudeta militer pada 2021. Karena itu, Zeya, bukan nama sebenarnya hampir tak lagi mampu menafkahi keluarga mudanya dan terlilit banyak utang.

    Zeya dan keluarga tinggal di rumah ibu mertuanya, di sebuah desa dengan rumah-rumah beratap jerami yang berjejer di sepanjang jalan tanah. Butuh beberapa jam untuk mencapai desa ini dengan kendaraan bermotor dari Yangon, kota terbesar di Myanmar.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Satu hari, Zeya mendengar ada orang-orang di desanya yang telah menjual salah satu ginjal mereka.

    “Saya lihat mereka tampak sehat,” kata Zeya.

    Maka, Zeya pun mulai menggali informasi lebih lanjut soal ini.

    Zeya adalah satu dari delapan orang di daerah itu yang mengatakan pada BBC Burma bahwa mereka telah menjual ginjal mereka di India.

    Perdagangan organ ilegal dapat ditemukan di seluruh Asia, dan kisah Zeya memberikan gambaran lebih soal bagaimana ini terjadi.

    Mengatur transaksi

    Membeli atau menjual organ tubuh manusia adalah tindakan ilegal di Myanmar dan India, tetapi Zeya mengatakan ia berhasil menemukan seorang pria yang ia sebut sebagai “perantara”.

    Menurut Zeya, pria itu mulanya membantu mengatur tes medis. Selang beberapa pekan, si pria bilang ada seorang perempuan Myanmar yang berpotensi jadi penerima ginjal Zeya, dan keduanya dapat melakukan operasi di India.

    Di India, jika pendonor dan penerima organ bukan kerabat dekat, mereka harus menunjukkan bahwa tindakan itu dilakukan sukarela untuk menolong tanpa mengharapkan imbalan. Mereka pun mesti menjelaskan hubungan mereka.

    Untuk itu, si perantara disebut memalsukan dokumen yang mirip Kartu Keluarga di Indonesia.

    “Si perantara itu mencantumkan nama saya di silsilah keluarga penerima,” kata Zeya.

    Mudahnya, perantara itu membuat Zeya seolah mendonorkan organ kepada “seseorang yang bukan kerabat sedarah, tetapi kerabat jauh”.

    Kemudian, imbuhnya, perantara itu membawanya untuk bertemu dengan penerima di Yangon.

    Di sana, seorang pria yang memperkenalkan diri sebagai dokter mengurus dokumen-dokumen lain dan memperingatkan Zeya bahwa dia harus membayar biaya yang cukup besar jika batal mendonorkan ginjalnya.

    BBCSetelah menjual ginjalnya secara ilegal, Zeya bilang ia bisa melunasi utangnya dan membeli sebidang tanah.

    BBC lantas menghubungi pria ini, yang bilang ia berperan memeriksa apakah pasien layak menjalani prosedur tersebut, bukan mengecek hubungan antara pendonor dan penerima.

    Zeya mengatakan dia diberi tahu bahwa dia akan menerima 7,5 juta kyat Myanmar. Ini setara antara Rp27,8 juta dan Rp44,2 juta selama beberapa tahun terakhirnilai tukarnya berfluktuasi sejak terjadi kudeta militer.

    Dia lalu terbang ke India utara untuk menjalani operasi di sebuah rumah sakit besar.

    Semua transplantasi yang melibatkan warga negara asing di India harus disetujui oleh panel yang disebut komite otorisasi, yang dibentuk rumah sakit atau pemerintah setempat.

    Zeya mengatakan dia diwawancara sekitar empat orang dengan bantuan seorang penerjemah.

    “Mereka bertanya kepada saya, apakah saya dengan sukarela menyumbangkan ginjal saya kepadanya, bukan dengan paksa,” kata Zeya.

    Ia menjelaskan bahwa penerima ginjalnya adalah seorang kerabat dan, kemudian, rencana transplantasinya disetujui.

    Zeya ingat dokter memberikan obat bius, lalu ia kehilangan kesadaran.

    “Tidak ada masalah besar setelah operasi, hanya saya selalu merasakan sakit setiap kali bergerak,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia tetap dirawat di rumah sakit itu selama seminggu setelah operasi.

    Getty ImagesIlustrasi pasien mulai kehilangan kesadaran setelah mendapat obat bius.

    ‘Ibu palsu’

    Pendonor lain, Myo Winyang juga bukan nama sebenarnya, mengatakan kepada BBC bahwa ia juga berpura-pura berkerabat dengan orang asing.

    “Si perantara memberi saya selembar kertas, dan saya harus menghafal apa yang tertulis di kertas itu,” katanya.

    Ia juga diminta mengatakan bahwa penerimanya menikah dengan salah satu kerabatnya.

    “Orang yang menilai kasus saya juga bermaksud menelepon ibu saya, tetapi pihak perantara mengatur agar ada ibu palsu yang menerima telepon itu,” katanya.

    Lalu, imbuhnya, si “ibu palsu” mengonfirmasi bahwa Myo Win mendonorkan ginjalnya kepada seorang kerabat dengan restunya.

    Getty ImagesIlustrasi ginjal manusia dijual.

    Myo Win mengatakan ia ditawari uang berjumlah sama dengan Zeya, tetapi uang itu disebut sebagai “sumbangan amal”, dan 10% di antaranya mesti disisihkan untuk membayar si perantara.

    Menurut Myo Win dan Zeya, keduanya mendapat sepertiga dari uang yang dijanjikan di depan.

    Sebelum memasuki ruang operasi, Myo Win berpikir, “Saya memutuskan saya harus melakukannya karena saya telah mengambil uang mereka.”

    Ia menambahkan, ia “memilih cara nekat ini” karena ia bergelut dengan utang dan tagihan medis istrinya.

    Tingkat pengangguran meningkat di Myanmar sejak kudeta militer. Perang menghancurkan ekonomi dan membuat investor asing melarikan diri.

    Pada 2017, seperempat dari populasi Myanmar hidup dalam kemiskinan dan, pada 2023, jumlahnya telah mencapai setengahnya, menurut badan pembangunan PBB, UNDP.

    BBC

    Myo Win mengatakan perantara itu tidak memberi tahu bahwa dia menjual ginjalnya secara ilegal.

    “Saya tidak akan melakukannya jika dia memberi tahu [tindakan itu ilegal]. Saya takut berakhir di penjara,” katanya.

    BBC sengaja tidak menyebutkan nama organisasi atau individu mana pun yang terlibat di operasi ilegal ini untuk melindungi anonimitas dan keselamatan orang yang diwawancarai.

    Namun, seorang pria lain di Myanmar, yang juga berbicara secara anonim, mengatakan kepada BBC bahwa ia telah membantu sekitar 10 orang untuk membeli atau menjual ginjal via operasi di India.

    Ia bilang biasanya ia merujuk orang-orang ke sebuah “agensi” di Mandalay, Myanmar tengah, yang bakal membantu mengurus hal ini.

    “Jangan khawatir soal para pendonor,” katanya. “Kami punya daftar pendonor yang mengantre untuk memberikan ginjal mereka.”

    Ia juga mengatakan bahwa sejumlah dokumen memang dipalsukan agar orang-orang yang tak saling kenal tampak berkerabat.

    Ketika ditanya apakah ia menerima uang untuk bantuan yang ia berikan, ia tidak menjawab.

    Penangkapan di India

    Transplantasi organ meningkat lebih dari 50% di seluruh dunia sejak 2010, dan sekitar 150.000 tindakan dilakukan setiap tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Namun, WHO menyatakan bahwa pasokan organ yang ada hanya cukup untuk memenuhi sekitar 10% kebutuhan global.

    Perdagangan organ tubuh manusia tercatat ilegal di hampir semua negara dan sulit diukur. Pada 2007, WHO memperkirakan bahwa 5-10% organ yang ditransplantasikan berasal dari pasar gelap, tetapi angkanya bisa jadi lebih tinggi.

    Getty ImagesWHO menyatakan bahwa pasokan organ yang ada hanya cukup untuk memenuhi sekitar 10% kebutuhan global.

    Penjualan ginjal ilegal karena kemiskinan ditemukan dalam beberapa tahun terakhir di seluruh Asia, termasuk di Nepal, Pakistan, Indonesia, Afganistan, India, dan Bangladesh.

    India telah lama menjadi pusat wisata medis dan kekhawatiran tentang penjualan ginjal di sana tengah meningkat, terutama menyusul berbagai laporan media massa dan investigasi polisi belakangan.

    Juli lalu, kepolisian India mengatakan mereka telah menangkap tujuh orang terkait dugaan pemaksaan penjualan ginjal, termasuk seorang dokter India dan asistennya.

    Polisi menduga kelompok itu mengatur agar orang-orang Bangladesh miskin menjual ginjal mereka, termasuk menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan persetujuan transplantasi.

    Vijaya Rajakumari, dokter di RS Indraprastha Apollo yang bergengsi di Delhi, diduga telah melakukan operasi tersebut sebagai konsultan atau dokter tamu di RS Yatharth, yang terpisah hanya beberapa kilometer.

    Kuasa hukum Rajakumari mengatakan tuduhan tersebut “sama sekali tidak berdasar dan tanpa bukti”.

    Getty ImagesSeorang dokter di India ditangkap polisi pada Juli lalu terkait dugaan pemaksaan penjualan ginjal.

    Rajakumari disebut hanya melakukan operasi yang telah disetujui komite otorisasi dan selalu bertindak sesuai dengan hukum.

    Menurut perintah pengadilan terkait pembebasan bersyaratnya, ia tidak dituduh menyiapkan dokumen palsu.

    RS Yatharth mengatakan kepada BBC bahwa semua kasus medis yang ditangani, termasuk oleh dokter tamu, “tunduk pada protokol kami yang kuat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar hukum dan etika”.

    “Kami telah meningkatkan lebih jauh proses yang ada untuk mencegah kejadian seperti itu di masa mendatang,” kata RS Yatharth.

    Setelah penangkapan Rajakumari, RS Apollo mengatakan si dokter adalah konsultan yang bekerja secara lepas, dan seluruh keterlibatan klinisnya di rumah sakit tersebut telah dihentikan.

    Hingga kini, Rajakumari belum didakwa di pengadilan.

    ‘Tidak ada penyesalan’

    April lalu, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan India menulis surat kepada seluruh negara bagian untuk memperingatkan tentang “peningkatan” transplantasi yang melibatkan orang asing dan menyerukan pemantauan yang lebih baik.

    Berdasarkan hukum India, warga negara asing yang ingin menyumbangkan atau menerima organ harus memiliki sejumlah dokumen, termasuk yang menunjukkan hubungan antara donor dan penerima, yang diverifikasi oleh kedutaan negara mereka sendiri di India.

    BBC telah menghubungi Kementerian Kesehatan India dan Organisasi Transplantasi Organ dan Jaringan Nasional, serta pemerintah militer Myanmar untuk meminta komentar mereka, tetapi hingga kini belum mendapat tanggapan.

    Seorang dokter sekaligus juru kampanye kesehatan masyarakat di Myanmar, Thurein Hlaing Win, mengatakan, “Penegakan hukum tidak berjalan efektif.”

    Ia menambahkan bahwa calon pendonor perlu menyadari risikonya, termasuk pendarahan selama operasi dan kerusakan organ lain, seraya menambahkan mereka memerlukan perawatan lanjutan yang memadai.

    Getty ImagesProtes terhadap kudeta Myanmar tahun 2021 diredam dan perang saudara yang brutal pun terjadi, memicu kenaikan harga barang, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.

    BBC terakhir kali mendengar kabar dari Zeya beberapa bulan setelah operasinya.

    “Saya mampu melunasi utang saya dan membeli sebidang tanah,” katanya.

    Namun, Zeya mengatakan tidak mampu membayar orang untuk membangun rumahnya atau mengerjakan sendiri pembangunannya di tengah masa pemulihan pascaoperasi. Ia bilang ia menderita sakit punggung.

    “Saya harus segera kembali bekerja. Jika efek sampingnya muncul lagi, saya harus menghadapinya. Saya tidak menyesalinya,” imbuhnya.

    Ia mengatakan sempat berhubungan dengan penerima ginjalnya selama beberapa waktu, dan si penerima bilang ginjalnya dalam kondisi baik.

    Berbicara secara anonim, penerima ginjal itu mengatakan kepada BBC bahwa ia membayar total 100 juta kyat Myanmar, kira-kira setara Rp360,1 juta hingga Rp572,9 juta dalam beberapa tahun terakhir.

    Namun, ia membantah bahwa dokumennya dipalsukan, dan menyatakan bahwa Zeya adalah kerabatnya.

    Enam bulan setelah operasinya, Myo Win mengatakan kepada BBC bahwa ia telah melunasi sebagian besar utangnya, tetapi tidak semuanya.

    “Saya sekarang tidak punya pekerjaan dan bahkan tidak punya sepeser pun uang,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia mengalami beberapa masalah perut sejak operasi.

    Ia tidak menyesal, tapi juga mengatakan, “Saya bilang ke orang-orang lainnya untuk tidak melakukan ini. Ini tidak baik.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Mengapa Pakistan Mengusir Para Pengungsi Afghanistan?

    Mengapa Pakistan Mengusir Para Pengungsi Afghanistan?

    Jakarta

    Seorang wanita yang kita sebut Fatima melarikan diri dari Afganistan bersama keluarganya pada Desember 2021. Ia sempat bekerja untuk sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat di Kabul. Namun, setelah penarikan pasukan AS pada musim panas 2021 dan Taliban kembali berkuasa, dia terpaksa meninggalkan negaranya.

    Sekarang ia tinggal di Islamabad, Pakistan, tetapi masa berlaku visa-nya hampir habis dan masih dalam proses perpanjangan.

    “Saya khawatir tentang pembaruan visa saya dan jika tidak diperbarui tepat waktu, pihak berwenang akan menangkap saya dan keluarga karena tinggal secara ilegal di negara ini,” kata Fatima kepada DW.

    Aparat kepolisian termasuk polisi wanita, menggerebek gedung tempat tinggal Fatima untuk mencari pengungsi Afganistan tanpa dokumen. Fatima tidak berada di sana saat itu, tetapi saudara laki-lakinya ditahan.

    “Kami menunjukkan tanda terima dan bukti pengajuan perpanjangan visa, tetapi polisi tetap tidak mau bekerja sama,” kata Fatima, yang kini bersembunyi dari pihak berwenang.

    Waktu semakin menipis bagi para pengungsi di Islamabad dan Rawalpindi

    Pada tahun 2023, Pakistan memulai inisiatif untuk memulangkan sekitar empat juta warga Afganistan yang telah memasuki negara itu selama 40 tahun terakhir. Pemerintah menetapkan batas waktu hingga 31 Maret untuk mengusir warga asing yang tinggal secara ilegal, dengan operasi pencarian yang berlangsung pada Januari dan Februari.

    Umer Gillani, seorang ahli hukum dan aktivis hak asasi manusia, kepada DW mengatakan, pengungsi Afganistan yang tinggal di Islamabad dan kota terdekat Rawalpindi “telah diminta secara lisan untuk meninggalkan Pakistan sebelum tanggal 28 Februari.”

    Moniza Kakar, seorang pengacara yang bekerja untuk advokasi pengungsi di Pakistan, juga menyatakan kepada DW terdapat “ketidakpastian dan ketakutan” di antara warga Afganistan di wilayah tersebut.

    “Sejak awal tahun ini, lebih dari 1.000 warga Afganistan telah ditahan di Islamabad, dan lebih dari 18.000 orang dipaksa meninggalkan Islamabad dan Rawalpindi akibat instruksi pemerintah di Islamabad,” tambahnya.

    Selama bertahun-tahun bekerja sama dengan Amerika

    Amin, seorang pria berusia 28 tahun asal Kabul, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berkolaborasi dengan Amerika Serikat dalam upaya memerangi Taliban di Afganistan. Namun, ia akhirnya terpaksa melarikan diri ke Pakistan dengan menyeberangi perbatasan.

    Dia mengungkapkan, awalnya hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk dievakuasi ke Amerika Serikat. Namun, rencana tersebut tertunda bulan lalu setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan program penempatan kembali pengungsi.

    Kini, hampir 20.000 warga Afganistan menunggu di Pakistan untuk mendapatkan persetujuan bermukim kembali di AS melalui program pemerintah Amerika.

    “Kami telah bekerja sama dengan Amerika selama bertahun-tahun. Kami membantu dan mendukung mereka di Afganistan, bahkan memberikan sebagian dari hidup kami. Sekarang, mereka seharusnya mendukung kami agar kami bisa hidup dengan damai,” kata Amin kepada DW.

    Ketegangan antara Kabul dan Islamabad makin panas

    Selama tiga tahun terakhir, hubungan antara Pakistan dan Afganistan, negara tetangganya, semakin memburuk.

    Islamabad menuding otoritas Taliban di Afganistan tidak mampu mengendalikan operasi kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang didirikan pada tahun 2007 dan telah melancarkan berbagai serangan terhadap pasukan keamanan Pakistan.

    Ketegangan lintas perbatasan dengan rezim Taliban yang semakin meningkat juga memicu kekhawatiran mengenai kesejahteraan warga Afganistan di Pakistan. Hal ini muncul di tengah laporan-laporan tentang dugaan intimidasi dan penangkapan. Pelapor khusus PBB telah menyuarakan keprihatinannya dan menegaskan, warga Afganistan di wilayah tersebut berhak mendapatkan perlakuan yang lebih manusiawi.

    Aktivis Gilani menyatakan, jutaan pengungsi Afganistan di Pakistan sering dijadikan “sandera untuk menekan setiap kali terjadi ketegangan antara kedua negara.”

    Minggu lalu, Kementerian Luar Negeri Pakistan membantah klaim yang diajukan oleh kuasa usaha Afganistan mengenai perlakuan buruk terhadap pengungsi Afganistan di Pakistan. Mereka menyebut tuduhan tersebut sebagai “tidak berdasar” dan mendesak Kabul untuk memfasilitasi pemulangan warga Afganistan secara lancar.

    Terpaksa Mengungsi Kembali Setelah Puluhan Tahun Tinggal di Pakistan

    Pakistan telah menjadi tempat berlindung bagi ratusan ribu pengungsi dari negara tetangganya, sebuah situasi yang dipicu oleh ketidakstabilan regional selama beberapa dekade. Warga Afganistan yang tiba di Pakistan setelah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, bergantung pada perpanjangan visa untuk tetap tinggal di negara tersebut. Namun, proses ini mahal, penuh ketidakpastian, dan sering kali mengalami penundaan yang lama.

    “Kisah para pengungsi ini sangat memilukan. Keluarga-keluarga yang telah menetap di Pakistan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, kini terpaksa mengungsi lagi akibat ketegangan antara kedua negara. Anak-anak, perempuan, dan laki-laki yang telah mengalami begitu banyak penderitaan diperlakukan seolah-olah mereka tidak bernilai. Ini bukan hanya krisis pengungsi, melainkan krisis kemanusiaan,” ungkap pengacara Kakar.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Mendobrak Jalan Buntu Penantian Pengungsi ke Negara Impian’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bisakah China Gantikan AS sebagai Pemimpin Dunia?

    Bisakah China Gantikan AS sebagai Pemimpin Dunia?

    Jakarta

    Kehadiran Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance minggu lalu di Munich Security Conference (MSC) tahun ini menarik begitu banyak perhatian dan menjadi sorotan internasional, terutama dari para pemimpin Eropa.

    Kembalinya Presiden AS Donald Trump ke Gedung Putih membuat para pemimpin negara-negara Uni Eropa cukup gelisah, dan ketidakpastian begitu terasa dalam konferensi tahun ini. Oleh karena itu, semua mata kini tertuju pada Vance untuk melihat bagaimana ia akan meredakan kekhawatiran itu.

    Namun, pidato Vance di Konferensi Keamanan München pada Jumat (14/02) pekan lalu itu justru memperburuk keadaan. Kritik tajamnya terhadap Eropa membuat banyak peserta kesal.

    Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius bahkan menyebut pernyataan Vance itu “tidak dapat diterima.” Komentar Vance tentang perang Rusia-Ukraina juga membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, “hubungan yang terjalin selama puluhan tahun antara Eropa dan AS kini harus berakhir.”

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, yang juga berbicara di Konferensi Keamanan München itu menyampaikan pidatonya dengan lebih ramah dan bersahabat, saat merujuk Eropa. Ia mengatakan, negaranya melihat Eropa sebagai mitra bukan pesaing, dan menawarkan untuk memainkan “peran konstruktif” dalam dialog perdamaian Ukraina-Rusia.

    Wang Yi mengatakan kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz bahwa Cina siap memperdalam “kerja sama secara utuh” dengan Jerman sebagai bagian dari upaya bilateral positif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas global.

    Kesempatan bagi Cina

    Sementara AS menarik diri dari forum dan perjanjian internasional serta mengancam untuk keluar dari NATO di bawah kepemimpinan Trump, Cina tampaknya justru semakin aktif terlibat dalam urusan global.

    Apakah ini berarti Beijing siap menggantikan Washington sebagai pemimpin global?

    “Tidak diragukan lagi bahwa sebagai kekuatan yang sedang naik daun, Cina ingin menjadi yang terbaik,” kata Graham Allison, profesor politik internasional di Universitas Harvard dan pakar Cina, kepada DW di sela-sela Konferensi Keamanan München.

    “Jika AS menarik diri dari perjanjian dagang, negara-negara yang menginginkan perjanjian dagang agar berkembang secara ekonomi, misalnya Cina, akan mengisi kekosongan ini,” tambahnya.

    Allison menegaskan, jika Trump terus meninggalkan badan-badan internasional, “Cina akan menjadi juaranya. Presiden Cina Xi Jinping telah melihat ada banyak peluang di luar sana, dan jika AS memainkan kartunya dengan buruk, itu memudahkan Beijing untuk lebih sukses.”

    Cina telah berinvestasi secara besar-besaran di banyak bagian dunia, termasuk Asia dan Afrika, yang meningkatkan pengaruhnya di kawasan-kawasan itu dalam beberapa dekade terakhir. Baik itu di Afganistan maupun Timur Tengah, Cina telah menggunakan pengaruhnya untuk menengahi konflik-konflik di sana.

    Bisakah Eropa dan Cina jadi lebih erat?

    Yao Yang, direktur Pusat Riset Ekonomi Cina di Universitas Peking, mengatakan kepada DW bahwa Eropa perlu mengadopsi kebijakan independen terhadap Cina, jika ingin menjalin hubungan yang lebih erat.

    “Jika AS (di bawah kepemimpinan Trump) ingin memberi lebih banyak prioritas pada masalah domestiknya, maka Eropa seharusnya melakukan hal yang sama,” kata Yao. “Eropa harus melakukannya untuk pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negeri mereka. Ada banyak ruang bagi Cina dan Eropa untuk berkolaborasi.”

    Namun, hubungan erat Cina dengan Rusia bisa menjadi hambatan. Beijing baru-baru ini menyambut langkah Trump untuk menjalin kontak dengan rekannya, Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk mengakhiri perang di Ukraina dan mengatakan bahwa Cina siap memainkan perannya.

    “Cina ingin mempresentasikan dirinya sebagai pembawa perdamaian, bahwa mereka tidak mendukung perang, dan mereka ingin terlibat dalam upaya menghentikan perang,” menurut Allison.

    Yao juga meyakini bahwa mengakhiri perang Rusia di Ukraina adalah kepentingan ekonomi Cina. “Cina berdagang dengan Rusia dan Ukraina. Jadi Beijing pasti ingin mendorong perdamaian di wilayah itu,” tegasnya.

    Namun, agar Eropa dapat mempercayai Cina, akan sangat penting jika Presiden Xi tidak mendukung kesepakatan yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri.

    Wang Yi juga berusaha meyakinkan para pemimpin Eropa di München bahwa Cina dapat dipercaya, dan perdamaian di Ukraina bisa tercapai jika semua pihak yang terlibat berpartisipasi dalam negosiasi.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Harap Sanksi ke ICC Tak Halangi Penyelidikan Kejahatan Perang Rusia

    Ukraina Harap Sanksi ke ICC Tak Halangi Penyelidikan Kejahatan Perang Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjatuhkan sanksi pada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) lantaran menyelidiki dugaan kejahatan perang negaranya di Afganistan dan Israel di Jalur Gaza. Menyikapi hal tersebut, Ukraina berharap sanksi yang dijatuhkan Trump kepada ICC tak menghalangi penyelidikan kejahatan perang Rusia atas negaranya.

    Dilansir AFP, Jumat (7/2/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgiy Tykhy berharap ICC tetap melanjutkan proses peradilan terhadap Rusia. Seperti diketahui, ICC tengah menyelidiki tuduhan kejahatan perang Rusia yang dilakukan selama invasinya ke Ukraina.

    “Kami berharap bahwa tuduhan tersebut tidak akan memengaruhi kemampuan pengadilan untuk mencapai keadilan bagi para korban agresi Rusia,” kata Georgiy Tykhy.

    Pada tahun 2023, pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan deportasi anak-anak secara paksa dari wilayah Ukraina yang direbut oleh tentara Rusia.

    Kemudian, tahun lalu, Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk komandan tertinggi angkatan darat Rusia, Valery Gerasimov, dan Eks menteri pertahanan Sergei Shoigu. Mereka dituduh mengarahkan serangan udara terhadap warga sipil, dan menyebabkan kerugian “berlebihan” bagi warga sipil Ukraina selama perang.

    Atas hal tersebut, Tykhy menyatakan bahwa Kyiv “yakin bahwa ICC akan terus menjalankan fungsi penting dalam kasus Ukraina, yaitu, membawa penjahat Rusia ke pengadilan.

    “Ukraina terus bekerja sama dengan ICC untuk memajukan kasus-kasus ini,” tambahnya.

    Baik Rusia maupun Amerika Serikat bukanlah anggota ICC. Sementara, Moskow telah menolak surat perintah terhadap Putin dan menganggapnya sebagai hal yang tidak berarti.

    Ketika ditanya tentang sanksi AS terhadap pengadilan tersebut, juru bicara Putin pada hari Jumat mengingatkan wartawan bahwa Rusia tidak mengakui yurisdiksinya.

    “Amerika memiliki hubungan mereka sendiri dengan ICC,” tambah juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Seperti diketahui, Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis yang mengatakan pengadilan telah “menyalahgunakan kekuasaannya” dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    ICC mengatakan tindakan tersebut bertujuan untuk “merusak pekerjaan peradilannya yang independen dan tidak memihak”.

    (taa/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Februari 2025

    Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025 Nasional 2 Februari 2025

    Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.c
    om –
    Indonesia
    kembali mencatat prestasi di level dunia dengan menyapu bersih juara I dalam Musabaqah Tilawatil Quran (
    MTQ
    ) Internasional ke-4 yang digelar di Jakarta, 29 Januari sampai dengan 1 Februari 2025.
    Sebanyak 60 qari, qariah, hafidz, dan hafidzah dari 38 negara berkompetisi, dan kontingen Indonesia berhasil mendominasi serta meraih penghargaan utama di berbagai kategori.
    Wakil Menteri Agama, Romo Ahmad Syafi’i, mengaku bangga atas prestasi delegasi Indonesia. Ia berharap Al-Qur’an semakin membumi dan menjadi pedoman hidup bagi umat manusia.
    “Indonesia membuktikan diri sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sekaligus memiliki pelantun Al-Qur’an terbaik di tingkat internasional. Semoga Allah SWT merahmati pertemuan ini dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi setiap manusia,” kata Romo Syafi’i dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).
    Syafi’i mengatakan, dalam waktu yang bersamaan, Indonesia berhasil meraih juara pertama pada MTQ Internasional di Qatar.
    Meski demikian, ia menekankan bahwa kemenangan sejati bukan hanya milik para juara, tetapi juga bagi siapa saja yang mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
    “Perlu diingat, kemenangan sejati bukan hanya bagi mereka yang mendapat juara, tetapi juga bagi kita semua yang terus berusaha mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
    Berikut daftar juara MTQ Internasional Ke-4 untuk semua kategori:
    Cabang Tilawah Al-Qur’an – Qari Terbaik
    1. Imranul Karim (Indonesia)
    2. Sayed Rohullah Hashimi (Afganistan)
    3. Ahmad Safi Abo Omaralhalabi (Suriah)
    • Cabang Tilawah Al-Qur’an – Qari’ah Terbaik
    1. Diana Abdul Jabbar (Indonesia)
    2. Sabaha Pato Salik (Filipina)
    3. A’tiqah Binte Suhaimi (Singapura)
    Cabang Hifzh Al-Qur’an – Hafizh Terbaik
    1. Yasin Albar (Indonesia)
    2. Emad Mustafa Hasan Aldubbati (Libya)
    3. Aiemiddin Fakhrudinov (Rusia)
    • Cabang Hifzh Al-Qur’an – Hafizhah Terbaik
    1. Nafisatul Millah (Indonesia)
    2. Muna Abdifatar Abdifarah (Kenya)
    3. Aysfa Eza (India)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kegagalan Misi Afganistan Jadi Pelajaran Penting Bagi Jerman – Halaman all

    Kegagalan Misi Afganistan Jadi Pelajaran Penting Bagi Jerman – Halaman all

    “Kita tidak boleh gagal lagi seperti yang kita alami di Afganistan,” kata Schahina Gambir, anggota parlemen Partai Hijau berusia 23 tahun. Ia adalah anggota Komisi Angket parlemen Jerman, Bundestag, yang selama dua setengah tahun meneliti kegagalan misi internasional di Afganistan.

    Dari sudut pandang Gambir, perempuan Afganistan yang lahir di Kabul dan besar di Jerman, misi militer Jerman Bundeswehr di negara asalnya punya konsekuensi pahit: “Misi 20 tahun di Afganistan adalah misi terbesar, termahal dengan korban terbanyak dalam sejarah (pascaperang Jerman).”

    Lima puluh sembilan tentara Bundeswehr tewas selama misi di Afganistan, yang dipicu oleh serangan teroris 11 September 2001 di AS. Setelah penarikan pasukan Bundeswehar Agustus 2021, kelompok Islam radikal Taliban kembali berkuasa. Situasi perempuan dan anak perempuan di Afganistan, telah memburuk secara dramatis sejak saat itu.

    “Komisi Angket yang dibentuk parlemen Jerman Bundestag, diberi mandat untuk menarik pelajaran dari Afganistan untuk keterlibatan militer Jerman di masa depan,” kata Michael Müller, ketua komisi. Selain aspek militer, harus ditinjau juga peran bantuan kemanusiaan dan komitmen diplomatik yang, katanya.

    “Kita perlu melakukan evaluasi diri secara kritis,” kata Michael Müller dari Partai Sosialdemokrat SPD. Menyoroti situasi global saat ini, dia mengatakan koordinasi internasional yang lebih baik sangatlah penting. “Kita menyaksikan krisis dan perang. Kita semakin melihat dengan jelas bahwa Jerman juga akan diminta untuk memainkan peran aktif dalam krisis-krisis di masa mendatang,” jelasnya.

    Tidak ada strategi yang jelas untuk misi Afganistan

    Dengan latar belakang misi Bundeswehr yang gagal di Afganistan, laporan akhir komisi mencantumkan lebih dari 70 rekomendasi kepada para politisi. “Keterlibatan di masa depan memerlukan strategi yang dirumuskan dengan tujuan yang jelas, dapat diverifikasi, dan realistis, serta mendefinisikan efek yang diharapkan,” kata laporan itu. Komisi dan para ahli yang diwawancarai meyakini hampir tidak ada satu pun elemen ini yang dikembangkan untuk Afganistan.

    Untuk misi masa depan di luar negeri, laporan tersebut merekomendasikan agar semua mitra yang terlibat mengembangkan gambaran umum tentang situasi, dan meningkatkan keterlibatan penduduk lokal. “Di negara penempatan, komunikasi harus disesuaikan dengan kelompok sasaran, dengan mempertimbangkan konteks budaya dan agama,” kata laporan itu.

    Salah satu saran adalah menyertakan informasi dari para ahli yang kembali dari daerah penempatan, serta dari pihak sekutu dan mitra dari masyarakat sipil.

    Komisi Angket juga menemukan, selama misi Jerman di Afganistan tidak ada pertukaran pengalaman dan informasi yang cukup, karena hampir tidak ada koordinasi antara kementerian pemerintah.

    “Masing-masing kementerian mendorong proyeknya dengan komitmen besar, hanya dari perspektifnya sendiri,” kata Michael Müller. Meskipun berbagai kementerian melaksanakan proyeknya penuh semangat, tampaknya mereka melupakan gambaran yang lebih besar dari situasi di kawasan. Ada komunikasi yang tidak memadai oleh berbagai kementerian, termasuk pertahanan, pembangunan, urusan luar negeri, dan kementerian dalam negeri. Komisi Penyelidikan Afganistan seacra umum menyetujui penilaian Komisi Angket.

    Merkel akui misi di Afganistan punya kekurangan serius

    Mantan Kanselir Angela Merkel adalah saksi terakhir yang diperiksa oleh Komisi Penyelidikan Afganistan pada Desember 2024, dan dia mengakui kegagalan serius dalam misi itu. “Perbedaan budaya terasa lebih berat dari yang saya bayangkan,” kata Merkel pada saat itu. Pada saat yang sama, Merkel juga menyerukan, agar upaya kemanusiaan terus dilanjutkan bahkan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

    Komisi Angket juga memberikan rekomendasi serupa. Situasi sosial di Afganistan saat ini sangat buruk. Meskipun tidak perlu membuka kedutaan di sana, ia mengatakan penting bagi Jerman untuk terlihat dengan personel di lapangan dalam proyek kemanusiaan.

    Namun Michal Müller mengatakan, itu merupakan tindakan yang sulit. “Tidak ada jalan keluar selain berunding dengan Taliban. Namun, tentu saja, kami tidak ingin terlibat dengan rezim ini,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.

  • Kenapa Rencana CDU Perketat Perbatasan Diperkarakan? – Halaman all

    Kenapa Rencana CDU Perketat Perbatasan Diperkarakan? – Halaman all

    Jelang pemilihan dini legislatif di Jerman, partai terbesar Uni Kristen Demokrat mengusulkan pengetatan kebijakan keimigrasian. Inisiatif tersebut digerakkan oleh insiden tewasnya dua orang di tangan seorang warga Afganistan di Kota Aschaffenburg belum lama ini.

    Ketua Umum CDU Friedrich Merz menegaskan, ingin melaksanakan rencana tersebut jika memenangkan pemilu dini, yang akan digelar 23 Februari nanti. Usulannya ditolak kedua partai pemerintah, dan sebaliknya menjaring dukungan partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman, AfD.

    Partai Hijau dan Partai Sosialdemokrat SPD, mengatakan rencana Merz berpotensi melanggar konstitusi dan hukum internasional. Berikut di antaranya:

    Kontrol perbatasan vs. rezim Schengen

    Pemeriksaan perbatasan sejatinya ingin dihindari dalam rezim visa Schengen. Kodeks Perbatasan Schengen hanya mengizinkan pemeriksaan dalam waktu terbatas, “dalam kasus ancaman keamanan nasional dan ketertiban umum.”

    Atas dasar tersebut, Kementerian Dalam Negeri Jerman yang dipimpin SPD telah menjalankan kontrol perbatasan, sejak serangan teror mematikan di Solingen, Agustus 2024. Tersangka pelaku adalah pemohon suaka asal Suriah, yang seharusnya sudah dideportasi ke Bulgaria.

    Menurut Hukum Uni Eropa, pemeriksaan perbatasan adalah “ultima ratio” atau senjata pamungkas yang hanya bisa digunakan dalam batas waktu tertentu. Artinya, kontrol permanen di perbatasan internal Uni Eropa tidak diizinkan.

    Pengusiran pencari suaka di perbatasan?

    Berdasarkan Peraturan Dublin III, Uni Eropa mewajibkan negara anggota tempat pencari suaka pertama kali berjejak untuk bertanggung jawab atas prosedur suaka.

    Itu sebabnya Jerman terbebas dari kewajiban memproses pengungsi karena bukan negara singgahan pertama.

    Namun, Uni Eropa juga menentukan prosedur spesifik, yang berarti Jerman tidak bisa begitu saja menolak pencari suaka di perbatasan. “Hukum Eropa menetapkan bahwa pencari suaka harus terlebih dahulu diizinkan masuk,” kata pengacara migrasi Daniel Thym dari Universitas Konstanz, dalam program berita televisi ARD, Tagesschau.

    “Kemudian mereka akan diberikan prosedur, dan kemudian kita dapat mencoba mengirim orang-orang itu kembali ke negara-negara yang bertanggung jawab.” Elemen utama dalam prosedur ini adalah wawancara pribadi untuk menentukan negara mana yang bertanggung jawab atas prosedur suaka.

    Bahkan jika pencari suaka sebelumnya tinggal di negara Uni Eropa lainnya, pemerintah dapat bertanggung jawab, jika terdapat anggota keluarga yang sedang menjalani prosedur suaka di Jerman.

    Jika semua pencari suaka ditolak di perbatasan tanpa kecuali, Jerman mengambil risiko konflik dengan negara jiran. Austria, misalnya, telah mengumumkan tahun lalu, tidak akan “menerima kembali” migran mana pun yang ditolak oleh Jerman.

    Celah terakhir lewat status darurat nasional?

    Menurut pasal 72 Perjanjian mengenai Berfungsinya Uni Eropa, TFEU, Jerman berwenang mendeklarasikan darurat keimigrasian dan dibebaskan dari aturan UE. Rencana ini sudah diumumkan calon kanselir Merz pada Agustus 2024 di Solingen.

    CDU bersikeras, Jerman berkewajiban “menggunakan hukum nasional, jika regulasi Eropa tidak lagi ditaati.”

    Namun, penerapannya tidak mudah. Pemerintah pertama-tama harus membuktikan bahwa Jerman benar-benar dalam situasi darurat, yaitu adanya ancaman serius terhadap ketertiban atau keamanan nasional.

    Dalih tersebut sulit dubuktikan karena kontrol perbatasan sejauh ini telah secara signifikan mengurangi migrasi ilegal. “Mayoritas entri ilegal sudah bisa dicegah melalui pengusiran di perbatasan,” menurut koalisi pemerintah.

    Jika Merz berhasil menjadi kanselir Jaerman seperti yang diperkirakan, pemerintahannya harus menemukan argumen yang kuat untuk membuktikan keadaan darurat. Karena rintangannya tinggi: aktivasi klausul pengecualian dikontrol oleh Mahkamah Keadilan Eropa, ECJ. Dan sejauh ini, semua upaya negara anggota untuk mengajukan situasi darurat ditolak oleh ECJ .

    “Jika Jerman bersikeras menutup perbatasannya bagi pencari suaka, negara-negara Eropa lainnya tentu akan melakukan hal yang sama,” prediksi pengacara dan pakar migrasi Daniel Thym. “Dan kemudian kita harus berkumpul dengan cepat di Brussels, dan bertanya pada diri sendiri bagaimana kita dapat mendesain ulang hukum suaka Eropa secara mendasar.”