Negara: Afganistan

  • Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Berikut daftar negara yang sudah mengakui Palestina:

    Pengakuan Terhadap Palestina Mulai 2024-2025

     

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Prancis 22 September 2025

    Luksemburg 22 September 2025

    Malta 22 September 2025

    Monako 22 September 2025

    Belgia 22 September 2025

    Andorra 22 September 2025

    Inggris 21 September 2025

    Australia 21 September 2025

    Kanada 21 September 2025

    Portugal 21 September 2025

    Meksiko 20 Maret 2025

     

    2010-2019

     

    Ekuador 27 Desember 2010

    Bolivia 17 Desember 2010

    Argentina 6 Desember 2010

    Islandia 15 Desember 2011

    Brasil 3 Desember 2011

    Grenada 25 September 2011

    Antigua dan Barbuda 22 September 2011

    Dominika 19 September 2011

    Belize 9 September 2011

    St. Vincent dan Grenadines 29 Agustus 2011

    Honduras 26 Agustus 2011

    El Salvador 25 Agustus 2011

    Suriah 18 Juli 2011

    Sudan Selatan 14 Juli 2011

    Liberia 1 Juli 2011

    Lesotho 3 Mei 2011

    Uruguay 16 Maret 2011

    Paraguay 29 Januari 2011

    Suriname 26 Januari 2011

    Peru 24 Januari 2011

    Guyana 13 Januari 2011

    Chili 7 Januari 2011

    Thailand 18 Januari 2012

    Haiti 27 September 2013

    Guatemala 9 April 2013

    Swedia 30 Oktober 2014

    St. Lucia 14 September 2015

    Tahta Suci 26 Juni 2015

    Kolombia 3 Agustus 2018

    St. Kitts dan Nevis 29 Juli 2019

     

    1991-2009

     

    Eswatini 1 Juli 1991

    Bosnia dan Herzegovina 27 Mei 1992

    Georgia 25 April 1992

    Turkmenistan 17 April 1992

    Azerbaijan 15 April 1992

    Kazakstan 6 April 1992

    Uzbekistan 25 September 1994

    Tajikistan 2 April 1994

    Kirgistan 1 November 1995

    Afrika Selatan 15 Februari 1995

    Papua Nugini 13 Januari 1995

    Malawi 23 Oktober 1998

    Timor Leste 1 Maret 2004

    Montenegro 24 Juli 2006

    Pantai Gading 1 Desember 2008

    Lebanon 30 November 2008

    Kosta Rika 5 Februari 2008

    Republik Dominika 15 Juli 2009

    Venezuela 27 April 2009

     

     1988-1989

     

    Bhutan 25 Desember 1988

    Republik Afrika Tengah 23 Desember 1988

    Burundi 22 Desember 1988

    Botswana 19 Desember 1988

    Nepal 19 Desember 1988

    Republik Demokratik Kongo 18 Desember 1988

    Polandia 14 Desember 1988

    Oman 13 Desember 1988

    Gabon 12 Desember 1988

    Sao Tome dan Principe 10 Desember 1988

    Mozambik 8 Desember 1988

    Angola 6 Desember 1988

    Republik Kongo 5 Desember 1988

    Sierra Leone 3 Desember 1988

    Uganda Desember 3, 1988

    Laos 2 Desember 1988

    Chad 1 Desember 1988

    Ghana 29 November 1988

    Togo 29 November 1988

    Zimbabwe 29 November 1988

    Maladewa 28 November 1988

    Bulgaria 25 November 1988

    Tanjung Verde 24 November 1988

    Korea Utara 24 November 1988

    Niger 24 November 1988

    Rumania 24 November 1988

    Tanzania 24 November 1988

    Hongaria 23 November 1988

    Mongolia 22 November 1988

    Senegal 22 November 1988

    Burkina Faso 21 November 1988

    Kamboja 21 November 1988

    Komoro 21 November 1988

    Guinea 21 November 1988

    Guinea-Bissau 21 November 1988

    Mali 21 November 1988

    Tiongkok 20 November 1988

    Belarus 19 November 1988

    Namibia 19 November 1988

    Rusia 19 November 1988

    Ukraina 19 November 1988

    Vietnam 19 November 1988

    Siprus 18 November 1988

    Republik Ceko 18 November 1988

    Mesir 18 November 1988

    Gambia 18 November 1988

    India 18 November 19881

    Nigeria 18 November 1988

    Seychelles Slowakia 18 November 1988

    Sri Lanka 18 November 1988

    Albania 17 November 1988

    Brunei Darussalam 17 November 1988

    Djibouti 17 November 1988

    Mauritius 17 November 1988

    Sudan 17 November 1988

    Afganistan 16 November 1988

    Bangladesh 16 November 1988

    Kuba 16 November 1988

    Yordania 16 November 1988

    Madagaskar 16 November 1988

    Nikaragua 16 November 1988

    Pakistan 16 November 1988

    Qatar 16 November, 1988

    Arab Saudi 16 November 1988

    Serbia 16 November 1988

    Uni Emirat Arab 16 November 1988

    Zambia 16 November 1988

    Aljazair 15 November 1988

    Bahrain 15 November 1988

    Indonesia 15 November 1988

    Irak 15 November 1988

    Kuwait 15 November 1988

    Libya Malaysia 15 November 1988

    Mauritania 15 November 1988

    Maroko 15 November 1988

    Somalia 15 November 1988

    Tunisia 15 November 1988

    Turki 15 November 1988

    Yaman 15 November 1988

    Iran 4 Februari 1988

    Filipina 1 September 1989

    Vanuatu 21 Agustus 1989

    Benin 1 Mei 1989

    Guinea Khatulistiwa 1 Mei 1989

    Kenya 1 Mei 1989

    Etiopia 4 Februari 1989

    Rwanda 2 Januari 1989

  • Dilarang Taliban Sekolah, Perempuan Afghanistan Tak Berhenti Belajar

    Dilarang Taliban Sekolah, Perempuan Afghanistan Tak Berhenti Belajar

    Jakarta

    Badan PBB untuk kesetaraan gender, “UN Women”, akhir Agustus lalu merilis hasil survei yang mereka lakukan di Afganistan. Staf organisasi untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang didirikan pada tahun 2010 itu, mewawancarai lebih dari 2.000 orang dari rumah ke rumah dengan pertanyaan: “Apa pendapat Anda terkait pendidikan sekolah untuk anak perempuan?”

    Hasilnya, 92 persen responden mengatakan, pendidikan sekolah bagi anak perempuan penting. 87 persen pria dan 95 persen perempuan di daerah pedesaan mendukung pendidikan sekolah anak perempuan. Di kawasan perkotaan, baik pria maupun perempuan mendukung hingga 95 persen.

    “Hampir selalu hal pertama yang diceritakan anak-anak perempuan kepada kami adalah, bahwa mereka sangat ingin belajar dan ingin punya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan,” kata Susan Ferguson, utusan khusus UN Women di Afganistan.

    Makin banyak anak perempuan yang tak bisa bersekolah

    Afganistan menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang anak perempuan bersekolah setelah kelas enam sekolah dasar. Empat tahun terakhir, Taliban melarang anak-anak perempuan melanjutkan sekolah dan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

    Di hari pertama sekolah setelah Taliban berkuasa pada 17 September 2021, anak-anak perempuan berdiri di depan pintu sekolah yang tertutup rapat bagi mereka. Banyak diantaranya yang terkejut dan menangis.

    Menurut UNESCO, sejak saat itu, setidaknya 1,4 juta perempuan baik anak-anak dan dewasa kehilangan akses ke sekolah menengah dan universitas.

    Kemungkinan angka ini akan terus bertambah, mengingat separuh populasi di negara tersebut berusia rata-rata sekitar 17 tahun.

    Taliban terus menyatakan bahwa pendidikan bagi perempuan tidak sesuai dengan Islam, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan masyarakat Afganistan. Meski mendapat banyak kecaman keras dari dunia internasional, Taliban tidak mengubah sikapnya.

    Taliban memberlakukan serangkaian larangan yang membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan – menjauhkan mereka dari ruang publik, melarang mereka mengenyam pendidikan lanjut dan bekerja serta membatasi kebebasan bergerak mereka secara ekstrem.

    Taliban Menyangkal Realitas

    “Mayoritas rakyat Afganistan mendukung pendidikan bagi putri mereka, ini bukan hal baru,” kata Sardar Mohammad Rahimi, mantan Wakil Menteri Pendidikan Afganistan, dalam wawancara dengan DW.

    “Semua survei yang dilakukan sebelum Taliban berkuasa menunjukkan, perempuan dan anak perempuan di seluruh Afganistan, sangat tertarik pada pendidikan, dan keluarga mereka menuntut didirikannya pusat-pusat pendidikan di wilayah mereka,” lanjut Rahimi, yang kini tinggal di Prancis dan mengajar di Institut Nasional Bahasa dan Budaya Timur (INALCO).

    “Taliban terus mencoba memaksakan tafsir mereka sendiri atas hukum syariah kepada rakyat Afganistan dan komunitas internasional, seraya mengklaim bahwa itu adalah bagian dari budaya Afganistan. Padahal, tugas pemerintah seharusnya adalah mendorong masyarakatnya untuk belajar,” tegas Rahimi.

    Menurutnya, Taliban tidak mau mengakui bahwa masyarakatnya ingin menjalani gaya hidup yang berbeda.

    “Para penguasa memaksakan proyek politik dan program agama yang ketat atas nama syariah kepada rakyat Afganistan, padahal itu sama sekali tidak sesuai dengan realitas masyarakat di sana.”

    Dukungan pendidikan dari Malala

    Meski dilarang bersekolah, banyak keluarga tetap mendukung anak perempuan mereka untuk belajar di sekolah-sekolah rahasia, atau dengan metode alternatif belajar rumahan secara online atau lewat radio. Para aktivis sipil di dalam dan luar negeri, serta LSM seperti Malala Fund, mendukung upaya ini.

    Malala Fund adalah LSM internasional yang didirikan oleh Malala Yousafzai, peraih Nobel Perdamaian. Perempuan asal Pakistan ini ditembak oleh Taliban pada tahun 2012 saat berusia 15 tahun karena vokal memperjuangkan hak atas pendidikan bagi anak perempuan.

    Malala selamat dari percobaan pembunuhan tersebut. Kini, ia secara rutin berbicara di PBB dan forum internasional mengenai anak-anak perempuan Afganistan, serta menuntut tekanan politik terus diberikan kepada Taliban.

    Malala Fund ingin memberikan pendidikan gratis, aman, dan berkualitas selama 12 tahun kepada anak perempuan melalui berbagai jalur alternatif. Hingga saat ini, ratusan ribu anak perempuan di Afganistan telah mendapat manfaat dari program-program tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

  • Ribuan Warga Afghanistan Diam-diam Dimukimkan di Inggris Setelah Taliban Berkuasa

    Ribuan Warga Afghanistan Diam-diam Dimukimkan di Inggris Setelah Taliban Berkuasa

    JAKARTA – Pemerintah Inggris mengungkapkan ribuan warga Afghanistan dibawa ke Inggris melalui program pemukiman rahasia di masa setelah Taliban berkuasa. 

    Mengutip AP, Selasa 15 Juli, program tersebut dipicu kekhawatiran warga Afganistan yang kebanyakan bekerja dengan tentara Inggris itu akan menjadi sasaran Taliban.

    Namun, program tersebut dicabut pada hari ini. Pemerintah Inggris yang dikuasai Partai Buruh menyatakan, akan mempublikasikan data program tersebut.    

    Berdasarkan riset independen, hanya sedikit bukti dan hasil kajian yang menyatakan warga Afghanistan yang mengikuti program tersebut berisiko besar menerima pembalasan dari Taliban.

    Sebelumnya, program ini diberlakukan mengingat adanya kebocoran data berisi identitas 19.000 warga Afghanistan yang mengajukan permohonan datang ke Inggris setelah Taliban berkuasa. 

    Kebanyakan dari mereka menjalin kerja sama dengan Pemerintah Inggris di Afghanistan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.

    Pemerintah Inggris kemudian menjalankan perintah pengadilan yang dikenal sebagai superinjunction, yang melarang siapa pun mengungkapkan keberadaan ribuan warga Afghanistan itu.

  • ODGJ Afghanistan Bikin Wanita Lompat dari Lantai 19 di Apartemen Kalibata City, Pengungsi UNHCR

    ODGJ Afghanistan Bikin Wanita Lompat dari Lantai 19 di Apartemen Kalibata City, Pengungsi UNHCR

    GELORA.CO  – Warga negara asing (WNA) asal Afghanistan, Muhammad Ali Jawit (37), orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) membuat panik wanita bernama Anita (23) hingga lompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, merupakan pengungsi Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR).

    UNHCR adalah organisasi global yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi hak-hak pengungsi dan orang tanpa kewarganegaraan. 

    “Jadi kesimpulan singkat dari hasil penyelidikan keimigrasian bahwa orang asing tersebut memiliki gangguan kejiwaan dan yang kedua, dia adalah pemegang UNHCR,” kata Kepala Bidang Informasi Keimigrasian Jakarta Selatan, Oktinardo, Kamis (10/7/2025).

    Hal tersebut berawal pihaknya menerima laporan terkait Ali yang menyerobot masuk ke unit Anita di Apartemen Kalibata City, Selasa (8/7/2025) sekira pukul 17.30 WIB. 

    Usai menerima laporan, pihaknya langsung mengecek tempat kejadian perkara (TKP), lalu memastikan identitas Ali.

    “Ditemukan obat gangguan jiwa dari orang asing tersebut dan ternyata dia adalah pemegang UNHCR,” tuturnya.

    “Jadi kami di bidang keimigrasian memiliki kewenangan yaitu pengawasan secara administratif, yaitu pencatatan biodata dari orang asing yang pemegang UNHCR tersebut,” sambung dia.

    Ia menuturkan, Imigrasi hanya mencatat keberadaan WNA yang memegang kartu UNHCR, kemudian proses lebih lanjut dilakukan pihak UNHCR.

    Ali beserta kakak kandungnya memiliki legalitas tinggal sampai 2028 yang terdaftar sebagai pengungsi UNHCR.

    “Mereka dapat tinggal di Indonesia di bawah naungan UNHCR untuk jangka waktu maksimal sekitar 9 hingga 10 tahun,” tutur dia. 

    Ali pun terungkap kerap dikirim uang bulanan untuk biaya hidup sehari-hari dari keluarganya di Afganistan.

    “Biasanya dikirim sama keluarganya yang di sana atau keluarganya yang sudah berhasil jadi warga negara baru,” tutur Ardo.

    Kronologi

    Diberitakan sebelumnya, Muhammad Ali Jawit (37), warga negara asing (WNA) asal Afghanistan, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang membuat panik wanita bernama Anita (23) hingga lompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, kini sudah dibawa ke rumah sakit daerah Serpong, Tangerang Selatan.

    Peristiwa tersebut terjadi setelah Ali yang seharusnya berada di bawah pengawasan kakak kandungnya, yang tiba dari Australia.

    Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur menjelaskan, Ali sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Jiwa di daerah Serpong. 

    wanita lompat dari apartemen kalibata

    “Dia itu sebetulnya dirawat di rumah daerah Serpong, rumah sakit gangguan jiwa. Saat ini juga sudah dibawa ke rumah sakit tersebut,” ujar Mansur, saat dihubungi, Kamis (10/7/2025).

    “Sebelumnya juga kondisinya di rumah sakit, kakaknya kan baru datang dari Australia, mungkin kangen,” sambungnya.

    Awalnya, pihak rumah sakit tak mengizinkan kakak kandungnya untuk membawa Ali.

    Meski begitu, sang kakak membuat surat pernyataan bahwa sanggup untuk mengawasi Ali selama berada di Indonesia.

    Namun, kakaknya sempat meninggalkan unit apartemen dalam keadaan pintu tidak terkunci hingga Ali dapat keluar begitu saja. 

    “Kan baru 7 hari (di Apartemen Kalibata City), diajak di situ sama kakaknya. Terus kakaknya kelupaan juga, saat itu pintunya enggak dikunci, tiba-tiba keluar dari unit itu, terus ada orang naik, ke mana asal ikut saja dia,” tuturnya.

    Mansur juga menyebutkan, kakak kandung Ali telah bertanggung jawab penuh atas kondisi adiknya, termasuk penggantian biaya rumah sakit dan perawatan lainnya yang telah diselesaikan terhadap korban Anita.

    “Kakaknya tanggung jawab semua, pergantian semua sudah beres, sudah tuntas,” kata Kapolsek. 

    Terkait kondisi gangguan jiwa yang dialami Ali, Kapolsek menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi. 

    “Ada (dokumen resmi yang menunjukkan MAJ gangguan jiwa), kami koordinasi dengan pihak Imigrasi, Imigrasi juga datang ke sana kemarin, kakaknya menunjukkan, kami mendata saja, karena itu kewenangan Imigrasi,” katanya.

    Sebagai langkah antisipasi, pihak kepolisian bersama Imigrasi, pengembang, serta pengelola telah merencanakan kegiatan pengecekan atau operasi bersama untuk memastikan keamanan, terutama terkait keberadaan warga negara asing di setiap unit atau lantai di kompleks tersebut.

    “Kami akan melanjutkan kegiatan ini dalam waktu dekat,” pungkas Kapolsek. 

    Diberitakan sebelumnya, Anita (23)  nekat melompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025) sekira pukul 17.30 WIB. 

    Diduga, korban panik setelah unit apartemennya dimasuki orang tak dikenal (OTK) yang diduga mengalami gangguan jiwa.

    Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur menjelaskan, kejadian berawal ketika pemilik unit yang berada di lantai bawah naik ke lantai atas untuk memeriksa keadaan. 

    Lampu unit yang mati membuatnya kembali turun ke kantor pengelola guna meminta bantuan.

    “Pemilik unit lupa mengunci pintu. Ketika mereka naik kembali, mereka terkejut karena ada orang di dalam,” kata Mansur, Rabu (9/7/2025).

    Melihat ada orang asing di dalam unitnya, Anita lantas panik dan berlari ke balkon, lalu melompat dari lantai 19.

    “Akhirnya dia melompat. Orang yang masuk ke unit itu memang mengalami gangguan jiwa,” tambah Kapolsek.

    Dijelaskan, pria yang masuk ke unit korban adalah penghuni apartemen juga.

    Ia merupakan warga negara Afghanistan berinisial Muhammad Ali Jawit (37), yang tinggal bersama kakaknya.

    “Benar, orang tersebut memiliki gangguan jiwa. Kebetulan dia warga Afghanistan. Semua pintu dia buka, namanya juga orang yang tidak waras,” ujar Kapolsek.

    Meski dalam kondisi selamat, Anita mengalami patah kaki akibat terjatuh. 

    “Korban sudah dibawa ke rumah sakit, dan kondisinya kini sudah sadar serta bisa diajak berbicara,” jelas Kompol Mansur

  • Kantor Imigrasi Jaksel Minta Warga Segera Laporkan WNA Bermasalah

    Kantor Imigrasi Jaksel Minta Warga Segera Laporkan WNA Bermasalah

    Bisnis.com, Jakarta — Kantor Imigrasi Jakarta Selatan mengimbau warga untuk segera melaporkan jika ada WNA bermasalah di lingkungannya.

    Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Oktinardo menegaskan bahwa pihaknya juga tetap akan melakukan pengawasan terhadap WNA yang ada di wilayah Jakarta Selatan.

    Namun, dia mengakui bahwa pihaknya tetap butuh dukungan dari masyarakat untuk mengawasi banyaknya WNA yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan.

    “Jika ada hal-hal yang mencurigakan terkait WNA, langsung lapor ke pihak imigrasi untuk ditindaklanjuti lebih lanjut,” tuturnya di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

    Berkaitan dengan Apartemen Kalibata, dia juga mengemukakan telah berkoodinasi ke semua komunitas dan paguyuban warga untuk melakukan pengawasan bersama terhadap WNA yang seringkali berulah di wilayah Apartemen Kalibata Jakarta Selatan.

    “Pengawasan ke depan tentunya kita akan berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan juga pihak terkait untuk melakukan pengawasan keimigrasian baik secara langsung maupun secara tidak langsung,” katanya.

    Sebelumnya, Kantor Keimigrasian Jakarta Selatan membeberkan bahwa WNA Afganistan yang mengalami gangguan jiwa di Apartemen Kalibata ternyata pemilik kartu UNHCR.

    United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebuah organisasi internasional yang beroperasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk melindungi, memberikan bantuan, serta menangani orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik dan diskriminasi.

  • Kronologi Perempuan Lompat dari Lantai 19 Apartemen Kalibata Gara-gara ODGJ Afganistan

    Kronologi Perempuan Lompat dari Lantai 19 Apartemen Kalibata Gara-gara ODGJ Afganistan

    Bisnis.com, Jakarta — Polsek Pancoran Jakarta Selatan membeberkan peristiwa jatuhnya perempuan bernama Anita dari Apartemen Kalibata karena ada organg dengan gangguan jiwa (ODGJ) WNA Afganistan yang mendadak ada di dalam apartemen korban

    Kapolsek Metro Pancoran, Kompol Mansur menyebut bahwa Anita (23) ketika kejadian sedang ada di bawah apartemen Kalibata. Kemudian, Anita naik ke unit apartemennya dan kaget mendapati unit apartemennya mati listrik.

    “Lalu dia turun lagi minta bantuan ke pihak pengelola, tapi dia lupa menutup pintunya,” tuturnya di Jakarta, Kamis (10/7).

    Setelah listrik di unitnya hidup kembali, menurut Mansur, Anita langsung kembali naik ke unitnya. Namun, ketika masuk ke dalam unitnya, Anita kaget karena tiba-tiba ada orang asing di dalam unitnya.

    “Kaget dia. Kamarnya dikunci, ibu ini larinya ke arah balkon, panik, akhirnya dia lompat,” katanya.

    Menurut Mansur, orang asing itu merupakan WNA asal Afganistan yang kesehatannya terganggu atau mengalami gangguan jiwa. 

    Mensur menyebut bahwa WNA Afganistan tersebut naik ke lantai 19 Tower Jasmine Apartemen Kalibata dan membuka semua pintu, sayangnya semua pintu dikunci oleh para pemilik unitnya.

    “Ya pokoknya semua pintu dibukain sama dia, namanya gila. Kemudian ada pintu yang tidak terkunci, akhirnya dia masuk,” ujarnya.

    Mansur menjelaskan bahwa Anita saat ini masih berada di rumah sakit akibat kakinya patah karena lompat dari lantai 19 Tower Jasmine Apartemen Kalibata.

    “Sudah dibawa ke rumah sakit semalam, dalam kondisi sudah sadar, sudah bisa diajak ngobrol,” tuturnya

  • ODGJ WNA Afganistan di Kalibata Ternyata Pengungsi UNHCR

    ODGJ WNA Afganistan di Kalibata Ternyata Pengungsi UNHCR

    Bisnis.com, Jakarta — Kantor Keimigrasian Jakarta Selatan membeberkan bahwa WNA Afganistan yang mengalami gangguan jiwa di Apartemen Kalibata ternyata pemilik kartu UNHCR.

    United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebuah organisasi internasional yang beroperasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk melindungi, memberikan bantuan, serta menangani orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik dan diskriminasi.

    Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Oktinardo mengatakan pihaknya sudah memeriksa WNA asal Afganistan tersebut, setelah tim dari Imigrasi Jakarta Selatan mendapatkan laporan dari masyarakat terkait gangguan oleh WNA.

    “Ketika tim dari bidang Intel Dakim Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Selatan bergerak, mereka langsung berkoordinasi dengan security untuk mengecek TKP dan setelah dicek bahwa orang asing tersebut adalah pemegang UNHCR,” tuturnya di Jakarta, Kamis (10/7).

    Oktinardo menjelaskan WNA itu sebelumnya memang WNA Afganistan, namun saat ini WNA itu pemegang UNHCR, di mana WNA tersebut berada di bawah pengawasan dari Imigrasi.

    “Jadi kita di bidang keimigrasian ini memiliki kewenangan seperti pengawasan secara administratif, yaitu pencatatan biodata dari orang asing yang pemegang UNHCR seperti itu,” katanya.

    Menurutnya, WNA Afganistan tersebut telah dibawa oleh Kantor Imigrasi Jakarta Selatan ke Rumah Sakit Jiwa Serpong Tangerang Selatan agar tidak menggangu orang lain lagi.

    “Nah, jadi dugaan awalnya itu dia memiliki gangguan kejiwaan, maka itu dia dibawa ke rumah sakit di Serpong, rumah sakit jiwa, seperti itu,” ujarnya.

  • ODGJ yang bikin panik wanita di apartemen Kalibata dibawa ke RS

    ODGJ yang bikin panik wanita di apartemen Kalibata dibawa ke RS

    Pihak Kepolisian mengamankan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) inisial MAJ (37) yang membuat panik wanita inisial A (23), sehingga melompat dari lantai 19 di apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025). ANTARA/HO

    ODGJ yang bikin panik wanita di apartemen Kalibata dibawa ke RS
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 14:18 WIB

    Elshinta.com – Orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) inisial MAJ (37) yang membuat panik wanita inisial A (23) di apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, sudah dibawa ke rumah sakit.

    “Dia itu sebetulnya dirawat di RS gangguan jiwa daerah Serpong. Saat ini juga sudah dibawa ke RS tersebut,” kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Mansur mengatakan hal itu terkait seorang wanita berinisial A (23) yang nekat melompat dari lantai 19 apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan karena panik ada orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di dalam unitnya, pada Rabu (9/7) sore.

    Terungkap ODGJ yang berasal dari Afganistan itu dibawa sang kakak yang dari Australia untuk bertemu.

    Dikatakannya, sang kakak bisa menjamin adiknya yang ODGJ aman dalam pengawasannya. MAJ sudah tujuh hari di apartemen tersebut.

    “Dari rumah sakit tak mengizinkan, tapi kakaknya buat pernyataan sanggup untuk mengawasi selama dia ada di sini,” ujarnya.

    Usai kejadian tersebut, kata Mansur, kakak pelaku sepenuhnya bertanggung jawab terkait dana penggantian hingga pengobatan korban A.

    “Kakaknya tanggung jawab semua. Penggantian semua sudah beres, sudah tuntas,” ucapnya.

    Terkait dokumen kewarganegaraan sang WNA itu, pihak Kepolisian berkoordinasi dengan Imigrasi dan pihak pengembang serta pengelola.

    “Nantinya, mau kita ajak untuk mengecek atau operasi bersama masing-masing unit atau lantai terkait pendatang, khususnya warga negara asing sebagai antisipasi,” ucapnya.

    Kini, kondisi korban mengalami patah kaki dan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.

    Sebelumnya, viral di media sosial terlihat sebuah rekaman video seorang wanita dengan kaki terluka berada di atas atap seng yang rusak. Diduga dia melompat dari lantai atas di Tower Jasmine apartemen Kalibata City.

    Sumber : Antara

  • Panik Ada ODGJ di Kamar, Ini Fakta-fakta Wanita Lompat dari Lantai 19 Apartemen

    Panik Ada ODGJ di Kamar, Ini Fakta-fakta Wanita Lompat dari Lantai 19 Apartemen

    Jakarta: Seorang wanita 23 tahun berinisial A melompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 9 Juli 2025 sekitar pukul 17.30 Wib.

    Aksi nekat korban sempat direkam dan viral di media sosial. Berikut ini fakta-fakta wanita lompat dari lantai 19: 
     
    Panik Ada ODGJ di kamar

    Wanita tersebut memutuskan lompat dari lantai 19 unit apartemennya karena panik saat mengetahui ada seorang pria dengan gangguan jiwa berada di dalam kamarnya. 

    Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, menjelaskan bahwa awalnya korban hendak masuk ke unit apartemennya dan mendapati lampu dalam keadaan mati. Ia lalu turun ke kantor pengelola untuk meminta bantuan, namun lupa mengunci pintu unit.

    “Saat kembali ke atas, dia kaget karena ada orang di dalam. Karena panik, dia lari ke balkon lalu lompat,” kata Mansur kepada wartawan, Kamis, 10 Juli 2025.
     

     

    ODGJ asal Afghanistan

    Belakangan diketahui bahwa pria yang berada di dalam unit tersebut merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Afganistan.

    “Orang tersebut yang masuk kamar memang ada, boleh dibilang, kesehatannya terganggu,” jelasnya.
     
    Korban mengalami patah kaki

    Akibat insiden tersebut, korban mengalami patah kaki dan langsung dilarikan ke rumah sakit. “Semalam sudah dibawa ke rumah sakit. Kondisinya sadar dan sudah bisa diajak berbicara,” tambah Mansur.

    Pihak kepolisian masih menyelidiki bagaimana ODGJ tersebut bisa masuk ke unit Apartemen Kalibata City milik korban.

    Jakarta: Seorang wanita 23 tahun berinisial A melompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 9 Juli 2025 sekitar pukul 17.30 Wib.
     
    Aksi nekat korban sempat direkam dan viral di media sosial. Berikut ini fakta-fakta wanita lompat dari lantai 19: 
     

    Panik Ada ODGJ di kamar

    Wanita tersebut memutuskan lompat dari lantai 19 unit apartemennya karena panik saat mengetahui ada seorang pria dengan gangguan jiwa berada di dalam kamarnya. 
     
    Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, menjelaskan bahwa awalnya korban hendak masuk ke unit apartemennya dan mendapati lampu dalam keadaan mati. Ia lalu turun ke kantor pengelola untuk meminta bantuan, namun lupa mengunci pintu unit.

    “Saat kembali ke atas, dia kaget karena ada orang di dalam. Karena panik, dia lari ke balkon lalu lompat,” kata Mansur kepada wartawan, Kamis, 10 Juli 2025.
     

     

    ODGJ asal Afghanistan

    Belakangan diketahui bahwa pria yang berada di dalam unit tersebut merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Afganistan.
     
    “Orang tersebut yang masuk kamar memang ada, boleh dibilang, kesehatannya terganggu,” jelasnya.
     

    Korban mengalami patah kaki

    Akibat insiden tersebut, korban mengalami patah kaki dan langsung dilarikan ke rumah sakit. “Semalam sudah dibawa ke rumah sakit. Kondisinya sadar dan sudah bisa diajak berbicara,” tambah Mansur.
     
    Pihak kepolisian masih menyelidiki bagaimana ODGJ tersebut bisa masuk ke unit Apartemen Kalibata City milik korban.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Wanita lompat dari lantai 19 apartemen Kalibata City karena ada ODGJ

    Wanita lompat dari lantai 19 apartemen Kalibata City karena ada ODGJ

    Rekaman video seorang wanita inisial A (23) dengan kaki terluka berada di atas atap seng yang rusak diduga melompat dari lantai atas di Tower Jasmine apartemen Kalibata City, Jakarta, Kamis (10/7/2025). ANTARA/HO

    Wanita lompat dari lantai 19 apartemen Kalibata City karena ada ODGJ
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 10:32 WIB

    Elshinta.com – Seorang wanita berinisial A (23) nekat melompat dari lantai 19 apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan karena panik ada orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di dalam unitnya, pada Rabu (9/7) sore.

    “Pas naik ke atas, kok ada orang. Kaget, terus ibu ini larinya ke balkon, panik, akhirnya dia lompat,” kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Mansur menjelaskan pada awalnya wanita itu mendatangi unit kamarnya yang ada di atas dan sampai di sana ternyata lampu mati.

    Kemudian, dia turun untuk meminta bantuan ke kantor pengelola, namun pintu lupa dikunci. Saat masuk ke unit ternyata dia menemukan ada orang lain di dalam.

    “Orang tersebut yang masuk kamar memang ada, boleh dibilang, kesehatannya terganggu,” jelasnya.

    Setelah diketahui, ternyata ODGJ tersebut berasal dari Afganistan yang melakukan aksinya pada Rabu (9/7) sore pukul 17.30 WIB.

    Kini, kondisi korban mengalami patah kaki dan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.

    “Sudah dibawa ke rumah sakit semalam, dalam kondisi sudah sadar, sudah bisa diajak ngobrol,” ucapnya.

    Sebelumnya, viral di media sosial terlihat sebuah rekaman video seorang wanita dengan kaki terluka berada di atas atap seng yang rusak. Diduga dia melompat dari lantai atas di Tower Jasmine apartemen Kalibata City.

    Sumber : Antara