TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota dewan Iran memberikan sinyal, negaranya bisa saja menyerang negara-negara Arab yang menjadi sekutu Amerika Serikat (AS)
Serangan itu mungkin saja terjadi apabila perundingan nuklir antara Iran dan AS menemui kegagalan.
Ebrahim Rezaei, nama legislator itu, mengatakan setiap tindakan keji akan dibayar sangat mahal.
“Amerika masihlah Amerika yang sama, dan Trump masihlah Trump yang sama,” kata Rezaei di media sosial X hari Jumat, (11/4/2025).
“Jika mereka menginginkan perundingan (dan bukannya kekerasan atau perundungan), kita akan duduk di meja perundingan. Namun, jika mereka bertindak jahat dan membalikkan meja, harga yang dibayar akan sangat mahal.”
Dia kemudian merinci target-target potensial yang bisa diserang oleh Iran.
“(a) mungkin pangkalan Amerika, (b) mungkin gedung pencakar langit milik para pendukungnya, (c) mungkin fasilitas minyak yang melayani mereka, (c) mungkin semua itu,” katanya.
Peringatan keras Iran untuk negara Arab
Presiden AS Donald Trump sudah meminta Iran untuk menggelar perundingan mengenai program nuklirnya.
Trump juga mengancam akan menyerang Iran jika perundingan itu gagal mencapai kesepakatan.
Setelah mendapai ancaman itu, Iran dilaporkan memperingatkan negara-negara Arab yang jadi tetangganya agar tidak tidak membantu AS.
Spejabat Iran mengklaim negaranya telah mengeluarkan peringatan kepada Irak, Kuwait Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Bahrain.
Negara-negara itu diminta tidak mengizinkan pasukan AS lewat di langit karena hal itu akan dianggap sebagai tindakan permusuhan.
“Tindakan seperti itu akan punya dampak besar terhadap mereka,” kata pejabat itu secara anonim.
Di samping itu, dia mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei telah meminta angkatan bersenta Iran untuk bersiaga tinggi.
Iran siap hadapi perang
ALI KHAMENEI – Pemimpin Tertinggi Ira, Ali Khamenei menyapa hadirin yang datang dalam acara peringatan dakwah Nabi Muhammad SAW, dengan sekelompok pejabat Iran, perwakilan dan duta besar negara-negara Islam di Teheran, Iran pada Selasa (28/1/2025). (Kantor berita resmi negara Iran, IRNA)
Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC), Mayjen Hossein Salami, mengatakan Iran siap menghadapi perang apa pun.
“Kita sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kita tidak akan memulai perang, tetapi siap menghadapi perang apa pun,” kata Salami saat rapat dengan para pembesar IRGC hari Sabtu lalu, dikutip dari Press TV.
“Kita bersiap menghadapi skenario operasi psikologi musuh atapun aksi militer musuh. Namun, kita tidak akan mundur selangkah pun dalam menghadapi musuh.”
Dia mengatakan musuh Iran memaksa Iran untuk memilih salah satu dari dua pilihan, yakni konfrontasi atau menerima syarat-syarat dari musuh.
Kemudian, dia menegaskan Iran sudah punya cara untuk mengatasi musuh-musuhnya. Kata dia, Iran punya peralatan untuk mengalahkan rezim Israel yang didukung oleh AS.
“Kita sudah mengumpulkan kekuatan dan bisa menjangkau serta menargetkan musuh, dan kita siap menunjukkan kemampuan kita yang sebenarnya,” katanya.
Salami lalu menyinggung serangan Iran yang ke Israel tahun lalu yang menurutnya sukses. Dua serangan yang dinamai Operasi Janji Sejati I dan II itu menjadi contoh kemampuan militer Iran.
Dua operasi itu dilakukan menggunakan ratusan rudal balistik dan drone atau pesawat tanpa awak. Salami mengklaim ada 581 rudal Iran yang sukses mendarat di wilayah Israel.
Para pejabat Iran mengklaim negaranya baru menggunakan sedikit kekuatannya dalam dua serangan besar itu.
Dalam kesempatan yang sama, Salami turut memuji kekuatan front perlawanan yang menurutnya makin kuat. Front itu belum menunjukkan semua kekuatannya.