Jakarta, CNN Indonesia —
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg berharap gencatan senjata Israel dan kelompok perlawanan di Palestina, Hamas, diperpanjang.
Pernyataan itu terungkap saat Stoltenberg menggelar konferensi pers usai menghadiri rapat informal Menteri Luar Negeri di Brussel, Selasa (28/11).
Stoltenberg menyambut baik perpanjangan gencatan senjata, tetapi dia juga berharap langkah ini akan diperpanjang lagi.
Jeda itu, kata dia, memungkinkan “bantuan yang sangat dibutuhkan” masuk ke Gaza, pembebasan lebih banyak sandera, dan penyediaan lebih banyak bantuan kemanusiaan.
Stoltenberg juga mengatakan para Menlu dari negara anggota NATO cemas terkait konflik Israel dan Hamas.
“Para menteri juga menyampaikan kekhawatiran mereka soal perang di Timur Tengah,” kata Stoltenberg, dikutip Anadolu Agency.
Di kesempatan itu, dia juga menjelaskan NATO tak berperan aktif dalam konflik Israel dan Palestina. Namun, beberapa sekutu aktif dengan cara yang berbeda.
“Organisasi NATO tak terlibat langsung. Salah satu pesan dari NATO adalah konflik ini tak meningkat menjadi konflik regional yang lebih besar,” ungkap dia.
Sejumlah anggota NATO,seperti Amerika Serikat dan Inggris, mengerahkan kapal perang ke Laut Mediterania yang dinilai pengamat untuk mencegah perang meluas.
Israel di konflik ini harus mengatasi serangan dari milisi di Lebanon Selatan Hizbullah hingga kelompok di Yaman Houthi.
Stoltenberg juga mengatakan NATO telah membahas tantangan yang muncul dari Timur Tengah. Ia menunjuk sekelompok ahli independen untuk mengatasi hal ini secara rinci.
“Mereka akan menyerahkan rekomendasi pada musim semi mendatang,” ungkap dia.
Namun, Stoltenberg tak memberikan rincian lebih lanjut apa saja yang akan dikerjakan para ahli dan target yang didapat.
Ia berkata, “Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat apa yang akan mereka simpulkan.”
Namun, dia menegaskan ketidakstabilan yang ada di negara-negara selatan NATO terkait dengan ketidakstabilan dan konflik yang terjadi selama beberapa dekade di Timur Tengah.
Di kesempatan itu, Stoltenberg juga meminta semua pihak untuk mematuhi dan menjunjung tinggi hukum internasional dan hukum humaniter.
“Ini penting, apa pun jenis konfliknya,” ungkap Stoltenberg.
Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata empat hari mulai 24-27 November. Kesepakatan ini lantas diperpanjang dua hari berikutnya.
Perjanjian gencatan senjata ini mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, dan pertukaran sandera.
Gencatan senjata terjadi usai puluhan hari Israel menggempur Palestina. Imbas serangan mereka, lebih dari 14.800 jiwa di Palestina meninggal.
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]