TRIBUNJATIM.COM – Curhat seorang suami yang lelah dianiaya istrinya viral di media sosial.
Si suami ingin lapor polisi karena malu.
Belum lagi ia juga diancam dibunuh oleh sang istri.
Curhatan pria ini pun ramai dikomentari warganet.
Banyak orang mengira kekerasan dalam rumah tangga hanya terjadi pada perempuan dan anak.
Namun faktanya tidak sedikit suami yang menjadi korban penganiayaan namun enggan melapor ke polisi karena rasa malu yang menyelimutinya.
Wajar jika banyak yang memberikan persepsi negatif dan mengkritik suami yang dianiaya, termasuk menyebut mereka ‘takut istri’ dan laki-laki lemah.
Melalui situasi seperti itu, seorang pria meminta pendapat warganet apakah boleh melapor ke polisi atau tidak karena ia juga mendapat ancaman pembunuhan dari istrinya.
“Bolehkah saya melapor ke polisi karena istri saya memukul dan mengancam akan membunuh saya? Layanan polisi?
“Malu lapor tapi yasudah, capek ‘dibantai’ lahir dan batin,” ucapnya dengan nada melankolis, melansir dari mStar via TribunTrends.
Ia yang enggan mengungkap identitasnya pun menyembunyikan penyebab perkelahian hingga dianiaya oleh istrinya.
Padahal, kata dia, dirinya bukanlah orang yang suka berkelahi melainkan harus menghadapinya karena memiliki pasangan yang pemarah.
“Saya tidak suka berkelahi tetapi tidak ada yang mengerti perasaan saya kecuali Tuhan.
“Istriku panas dan cepat marah,” keluhnya lagi.
Ungkapan perasaan yang dilontarkan di halaman X mengundang beragam reaksi warganet.
Selain memberikan kata-kata penyemangat, warganet juga berbagi cara agar dirinya mendapatkan keadilan dan meminta bantuan.
“Laporkan ke polisi dan pergi ke rumah sakit untuk diperiksa.
Laporan petugas medis penting lalu mengajukan cerai, istri yang durhaka tidak pantas diberi iddah.
Kalau punya anak, berjuanglah untuk punya anak, jangan malu.
“Saya punya teman seperti ini, dari luar terlihat sangat tangguh.
Dia mengatakan, hari-hari ketika dia takut pulang ke rumah setelah bekerja, itu tidak menyenangkan karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan istrinya.
Polisi telah membuat banyak laporan, namun semuanya hanyalah laporan sampul.
“Setiap orang berhak untuk bebas dari pelecehan dan kekerasan dalam rumah tangga.
Semoga segalanya menjadi lebih mudah.
“Kelihatannya lemah, tapi layak lapor ke polisi kalau bisa memberikan bukti percakapan atau rekamannya agar lebih kuat.
Saya pernah melihat perempuan agresif seperti ini, mereka menampar saya sekali dan melapor ke polisi,” demikian pandangan komunitas virtual.
Sementara itu, aksi kekerasan dalam rumah tangga merenggut nyawa seorang istri di Gresik.
Korban mengalami luka di kepala dengan kondisi mengenaskan di teras rumah, Sabtu (23/11/2024) siang.
Aksi penganiayaan berujung tewasnya istri tersebut terjadi di Desa Mojosarirejo, Kecamatan Driyorejo, Gresik.
Pelaku seorang suaminya sendiri berinisial AL. Menghabisi nyawa istrinya dengan obeng dan pisau.
Sedangkan korban tewas yang merupakan istri pelaku bernama Magdalena Fallo.
Korban yang mengenakan baju biru muda terkapar di halaman rumah dengan luka di kepala sebelah kanan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku dan korban memang sering bertengkar.
Keluarga kecil itu merupakan pendatang dari luar Jawa. Puncaknya pada hari ini. Saat kejadian ada warga yang mengetahui keduanya bertengkar.
Namun diancam oleh pelaku yang membawa senjata tajam berupa pisau badik.
Ada tiga lokasi kejadian, pertama di teras, kedua di jalan, ketiga di pekarangan warga.
Korban sempat berusaha lari menyelamatkan diri dengan kondisi luka tusuk. Sementara pelaku yang tega menghabisi nyawa istrinya sendiri langsung melarikan diri.
Korban sudah tergeletak dihalaman rumah dengan berlumur darah. Melihat korban berlumur darah, salah satu warga berteriak meminta tolong hingga membuat tetangga sekitar geger.
Warga pun menghubungi perangkat desa sekitar hingga dilanjutkan ke Polsek Driyorejo. Korban dilarikan ke Rumah Sakit Petrokimia Driyorejo.
Kapolsek Driyorejo AKP Musihram membenarkan adanya aksi pembunuhan tersebut. Pihaknya masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.
“Benar, kekerasan dalam rumah tangga, korban meninggal,” ujar Musihram.
Lebih lanjut korban sempat dilarikan ke RS Petrokimia Gresik untuk menjalani perawatan.
Namun, setelah menjalani perawatan korban dinyatakan meninggal dunia.
“Korban meninggal setelah menjalani perawatan. Saat ini dilakukan visum untuk mengetahui luka penyebab kematian,” imbuhnya.
Polisi sudah melakukan oleh TKP di lokasi kejadian. Lokasi terkaparnya korban sudah dipasang garis polisi, termasuk memburu suami korban yang merupakan pelaku penganiayaan berujung tewasnya korban.
Korban meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com