Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Nasib Bripka RH, Polwan yang Diduga Aniaya Nenek Arnia di Baubau, Kini Korban Terancam Lumpuh – Halaman all

Nasib Bripka RH, Polwan yang Diduga Aniaya Nenek Arnia di Baubau, Kini Korban Terancam Lumpuh – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Kasus polwan berinisial Bripka RH diduga aniaya nenek Arnia (66) di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berbuntut panjang.

Kapolres Baubau AKBP Bungin Masokan Misalayuk sudah turun tangan mengusut permasalahan yang viral tersebut.

Bripka RH harus menerima nasibnya, yakni dipindahtugaskan.

AKBP Bungin menyebut pemindahan bertujuan agar yang bersangkutan mudah menjalani pemeriksaan.

Bripka RH yang sebelumnya bertugas di Polsek Wolio kini ditarik ke Polres Baubau.

“Bripka RH sudah kami pindahkan tempat tugasnya untuk kita lakukan pengawasan dan pemeriksaan yaitu ditarik kembali ke Polres Baubau,” katanya dikutip dari TribunnewsSultra.com.

AKBP Bungin berbanji akan menindak tegas Bripka RH apabila terbukti bersalah sesuai dengan disiplin dan etik yang berlaku.

Di sisi lain, Polres Baubau sudah memintai keterangan empat orang saksi.

Menurutnya ada dua keterangan berbeda antar saksi-saksi tersebut.

Satu sisi saksi menyebut tidak ada tindak penganiayaan, sedangkan saksi lain membenarkannya.

“Memang ada dua pernyataan yang berbeda antara versi korban dan rekan-rekannya dengan versi pemilik rumah dan tetangga-tetangga yang ikut melerai pertengkaran,” ujarnya.

Meskipun demikian ada perbedaan, informasi yang sudah bisa dipastikan adalah Bripka RH berusaha mengambil paksa HP milik suami nenek Arnia.

Bripka RH tidak terima karena direkam saat kejadian.

“Memang terjadi tarik-menarik. Itu terkait dengan oknum yang hendak mengambil handphone dari suami korban karena suami korban merekam terjadinya perdebatan,” katanya.

AKBP Bungin dalam kesempatannya membeberkan secara lengkap keributan antara Bripka RH dengan nenek Arnia.

Semua bermula saat korban bersama suaminya bermaksud mengecek kondisi rumah almarhum adiknya berinisial RS pada 16 Desember 2024 kemarin.

Lokasinya berada di Perumahan BTN Wanabakti, Kecamatan Betoambari, Kota Baubaiu.

Setibanya, ternyata nenek Arnia tidak bisa masuk ke dalam rumah lantaran terkunci.

Ia kemudian mendapati kunci rumah adiknya dibawa warga berinisial AV.

Singkat cerita karena sudah memasuki salat Magrib, rombongan nenek Arnia lantas menumpang salat di rumah AV.

“Kemudian secara tiba-tiba datanglah terlapor atas nama RH menanyakan terkait tukang urut kepada tetangganya (pihak AV),” kata AKBP Bungin, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews.

AKBP Bungin melanjutkan penjelasannya, entah apa pemicunya, tiba-tiba situasi memanas.

Nenek Arnia terlibat perdebatan dengan Bripka RH tentang rumah almarhum RS.

“Saat terjadinya perdebatan akhirnya berkembang menjadi dorong-dorongan. Berdasarkan pemeriksaan kepada korban, menyatakan dia (korban) tangan dipelintir,” beber AKBP Bungin.

Masih berdasarkan keterangan nenek Arnia, dirinya mengaku dipukul dan ditendang oleh Bripka RH.

Pada perkembangannya terdapat dua versi keterangan saksi terkait tindak penganiayaan kepada nenek Arnia.

Foto Arnia (66), nenek yang diduga menjadi korban penganiayaan oknum polawan di Baubau. (Tribunnews.com/Istimewa)

Nenek Arnia mengaku beberapa kali mendapat kekerasan fisik dari Bripka RH.

“Pemukulan pertama itu, diputar tanganku baru ditarik, pemukulan kedua setelah berdebat, disitu dia maju mau pukul dihalau beberapa orang, tapi tetap saja dia mengamuk,” jelasnya, dikutip dari TribunnwsSultra.com.

Nenek Arnia menambahkan Bripka RH memukulnya di bagian bahu kiri dan lengan kiri bahkan menendang lutut.

Akibatnya, korban saat ini sulit bergerak bahkan menggunakan kursi roda.

Sebab kakinya terasa sakit, serta masih terdapat lebam lengan kiri dan bahunya membiru.

Nenek Arnia mengaku kini dirinya terancam lumpuh akibat kejadian ini.

“Sudah diperiksa dokter, kata dokter tidak ada yang patah, dokter ahli saraf bilang saya terancam stroke dan cacat,” tandasnya.

(Tribunnews.com/Endra)(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)