TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintahan militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk ibu kota Naypyidaw dan Mandalay.
Namun, dengan negara yang dilanda perang saudara berdarah yang berkepanjangan, tidak jelas bagaimana bantuan akan sampai ke banyak wilayah.
Palang Merah mengatakan kabel listrik yang putus menambah tantangan bagi tim mereka yang berusaha mencapai wilayah Mandalay dan Sagaing serta negara bagian Shan bagian selatan.
“Laporan awal dari lapangan menunjukkan gempa bumi telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Informasi tentang kebutuhan kemanusiaan masih dikumpulkan.” kata Palang Merah Myanmar.
Sementara itu di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan-bangunan, menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.
Meskipun daerah tersebut rawan gempa bumi, namun pada umumnya jarang penduduknya dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.
Di wilayah Sagaing, tepatnya di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar di Myanmar, Yangon, juga rusak.
Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka saat gempa terjadi. Tidak ada laporan langsung mengenai korban luka atau kematian.
Di ibu kota Naypyidaw, gempa tersebut merusak tempat-tempat suci, menyebabkan beberapa bagian runtuh ke tanah, dan beberapa rumah. Di timur laut, gempa tersebut terasa di provinsi Yunnan dan Sichuan di China dan menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan cedera di kota Ruili di perbatasan dengan Myanmar, menurut laporan media China.
Video yang menurut salah satu media diterima dari seseorang di Ruili menunjukkan puing-puing bangunan berserakan di jalan dan seseorang didorong dengan tandu menuju ambulans.
Guncangan di Mangshi, sebuah kota di China sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut Ruili, begitu kuat sehingga orang-orang tidak dapat berdiri, kata seorang penduduk kepada The Paper, sebuah media daring Myanmar.
Seorang warga Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, mengatakan kepada The Paper bahwa lampu langit-langitnya berayun liar dan guncangannya berlangsung lebih dari 10 detik.
Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir seluruh wilayah negara tersebut.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.
Gempa bumi besar mengguncang Myanmar dengan getaran yang terasa hingga Thailand pada Jumat (28/3/2025).
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa bumi terjadi 2 kali dalam waktu yang berdekatan.
Gempa bumi pertama berkekuatan 7,7 SR terjadi di 16 km (10 mil) barat laut kota Sagaing pada kedalaman 10 km (6 mil) sekitar pukul 12:50 siang, waktu setempat, dikutip dari Al Jazeera.
Kemudian diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 SR.
Akibat guncangan gempa, gedung pencakar langit setinggi 30 lantai di Bangkok runtuh. (AP/The Paper)