Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Motif Kanit Reskrim Ipda Ahmad dan 2 Banpol Aniaya Siswa SMA di Asahan, Terungkap Hubungan Ketiganya – Halaman all

Motif Kanit Reskrim Ipda Ahmad dan 2 Banpol Aniaya Siswa SMA di Asahan, Terungkap Hubungan Ketiganya – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Akhirnya terungkap motif dan sosok tersangka dalam kasus penganiayaan yang menewaskan siswa SMA, Pandu Brata Siregar di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Dalam kasus tersebut, aparat menetapkan tiga orang tersangka, di antaranya Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat, Ipda Ahmad Efendi, dan dua warga sipil masing-masing bernama Dimas alias Bagol serta Yudi Siswoyo.

Ketiga tersangka dijerat pasal 80 ayat (3) UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 3 miliar.

Selain itu, para tersangka pun dijerat pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP, dengan ancaman maksimal 12 tahun subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman penjara paling lama tujuh tahun.

Selain menangkap para pelaku, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti, berupa tiga unit sepeda motor, satu senjata api revolver milik tersangka Ipda Ahmad Efendi, senter, ponsel, dua celana, dua kaos, dan sepasang sandal.

“Kami juga sudah melakukan serangkaian kegiatan, pemeriksaan saksi yang nanti akan dikuatkan dengan saksi ahli, kami juga sudah melakukan ekshumasi atau bedah mayat terhadap korban, prarekontruksi di TKP, kami telah menyita alat bukti, gelar perkara, meminta keterangan tersangka, dan kami akan melakukan pemberkasan untuk diserahkan ke Jaksa,” kata Kombes Sumaryono dalam press release di Aula Wira Satya, Polres Asahan, Selasa (18/3/2025).

Motif Tiga Tersangka

Kombes Sumaryono mengungkap bila motif penganiayaan yang dilakukan para tersangka karena kesal terhadap korban yang menendang serta meludah ke arah para pelaku saat hendak diamankan.

“Motifnya kesal karena ditendang dan diludahi saat hendak diamankan,” kata Kombes Sumaryono.

Disinggung soal keterangan yang sebelumnya menyebut korban merupakan seorang yang terpengaruh dalam narkotika, Kombes Sumaryono mengaku belum dapat menjelaskan hal tersebut.

“Kami sudah mengambil beberapa sampel organ, seperti kata Kabid Labor tadi, organ itu saat ini sedang dalam proses pemeriksaan. Nanti, hasilnya pasti akan kita sampaikan ke kawan-kawan. Intinya, ini masih berproses,” ungkapnya.

Dua Tersangka Berstatus Banpol

Kombes Sumaryono pun mengungkap peran dua warga sipil dalam penganiayaan yang menewaskan Pandu Brata Siregar.

Keduanya diketahui berstatus Banpol (Bantuan Polisi) di Polsek Simpang Empat, Asahan.

Menurutnya, kedua orang tersangka warga sipil, Dimas alias Bagol dan Yudi Siswoyo adalah anggota IPDA Ahmad Efendi yang bertugas sebagai bantuan polisi (Banpol) Polsek Simpang Empat.

“Setiap orang ini punya perannya masing-masing. IPDA AE (Ahmad Efendi) sebagai pimpinan saat itu membawa dua anggotanya yang berprofesi sebagai Banpol, atas nama DAP dan YS,” ujar Kombes Sumaryono.

Kata dia, Ipda Ahmad Efendi adalah pemimpin yang merupakan kepala unit (Kanit) Reskrim Polsek Simpang Empat.

“Sedangkan DAP dan YS pembantu yang saat itu membantu Ipda AE,” katanya.

Ada Resapan Darah di Kepala Korban

Dokter Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.

“Temuan awal yang saya jumpai pada saat ekshumasi dan autopsi terhadap Pandu Brata Saputra Siregar, pemeriksaan awal luar, ditemui adanya warna kemerahan dan bengkak di bagian kepala belakang kiri dan kanan,” ujar dr Ismurizal, Selasa (18/3/2025).

Selain itu, dia juga menemui ada empat jahitan di bagian pelipis kanan korban yang merupakan luka robek, ada warna kemerahan pada telinga kanan bagian atas, dan luka lecet di kaki dan tangan kiri korban.

“Setelah saya melakukan pemeriksaan dalam, di bagian kepala. Saya menjumpai resapan darah pada bagian belakang kiri dan kanan,” ungkapnya.

Selain itu, di bagian selaput otak korban, turut ditemukan adanya warna kemerahan sehingga dirinya mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Setelah batok kepala dibuka, saya juga ada menjumpai warna kemerahan seperti resapan darah pada selaput otak. Ini juga saya ambil untuk dilakukan pemeriksaan tambahan di patologi anatomi,” ujarnya.

Katanya, setelah dilakukan pemeriksaan di bagian dada korban, pihaknya menemukan adanya warna gelap pada bagian paru bawah dan atas korban.

“Di sini saya menemukan adanya warna kegelapan pada jaringan paru atas dan bawah, jantung bagian bawah,” ungkapnya.

Katanya, pihaknya telah mengambil sampel jaringan otak, lambung, hati, dan empedu untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sumut.

“Dengan hasil laboratorium forensik nanti, kami akan melakukan analisa dan menarik hari benang merahnya agar dapat menyimpulkan apa penyebab kematian korban,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi.

Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

“Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima,” ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.

“Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali,” ungkapnya.

Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya,” ungkapnya.

Katanya, terdapat beberapa luka lain di bagian kepala dan wajah korban. 

(Tribunmedan.com/ Alif Al Qadri Harahap)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kasus Penganiayaan Siswa SMA di Asahan, Dokter Forensik Temukan Darah di Kepala Korban

Merangkum Semua Peristiwa