Mereka kini melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah darurat di Desa Konga, Kecamatan Titehena.
Meski demikian, semangat guru dan siswa penyintas tetap membara. Mereka menggelar apel di tengah ribuan pengungsi yang tinggal di camp-camp darurat.
Sementara itu, di Poslap Kobasoma, sejumlah anak Taman Kanak-kanak (TKK) tampak sibuk mewarnai. Mereka duduk lesehan pada terpal biru usang. Didampingi sejumlah guru, bocah di bawah enam tahun itu membubuhkan warna di atas gambar bertema pendidikan, seperti ruang kelas, bangunan sekolah, dan lingkungan.
Ruang Refleksi di Tengah Bencana
Salah seorang guru, Eril Ladjar, mengatakan anak-anak tetap ceria selama berada di camp pengungsian.
Hardiknas, ungkapnya, sebagai ruang refleksi tentang sejauh mana pendidikan membawa perubahan di tengah bencana.
“Kami tetap semangat sekalipun menjadi korban bencana. Anak-anak dididik dan dilatih menjadi pribadi yang tangguh,” ujarnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5207963/original/082058700_1746302919-Pelajar_NTT.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)