TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Mudik Lebaran Idulfitri sering kali menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk melepas rindu, termasuk terhadap kuliner.
Di momen ini, banyak orang mendatangi tempat-tempat kuliner untuk menikmati kuliner khas daerah yang sulit ditemukan di tempat tinggal mereka.
Hal itu yang di antaranya dilakukan Evi (48), warga Semarang yang kini tinggal di Yogyakarta.
Evi yang pulang ke Semarang untuk mengunjungi ibunya tersebut juga memanfaatkan waktu mudik untuk berburu kuliner legendaris di kota lumpia.
“Ini mudik karena kangen ibu dan kangen kulinernya. Semarang kulinernya luar biasa enak-enak gitu lho. Jadi kangen ingin balik terus karena jajanannya yang enak-enak walaupun agak mahal,” ungkap Evi di sela membeli es marem di jalan KH Wahid Hasyim, Kranggan, Selasa (1/4/2025) malam.
Di antara berbagai makanan yang dikangeninya, Evi menyebut nasi goreng babat, tahu gimbal, dan es marem menjadi hidangan favorit.
Menurutnya, cita rasa kuliner tersebut sulit ditemui di daerah lain.
“Ngangenin, rasanya campur-campur, yang di daerah lain tidak ada,” ungkapnya.
Tak hanya pemudik, berburu kuliner khas di momen lebaran ini juga dilakukan warga lokal dan perantau.
Abdul Aziz (55) bersama istrinya, Laila (55) yang merupakan warga Semarang tampak menikmati es marem di lokasi.
Ia mengatakan, es marem menjadi kuliner es favoritnya sejak masih muda.
“Saya suka ke sini sudah lama, dari masih muda usia 15 tahun,” kata Aziz.
Aziz yang tengah menikmati es marem kombinasi jeruk tersebut mengatakan, dirinya suka es legendaris ini karena rasa yang manis segar.
“Rasanya enak. Ada khas jeruknya, segar. Segi harganya terjangkau,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, selain es marem, ia dan istri juga senang berburu kuliner lain.
Adapun di momen Lebaran, kata dia, dirinya juga mengajak saudaranya yang datang dari luar kota untuk berburu kuliner di Semarang.
“Kemarin kedatangan saudara luar kota, kami ajak kulineran di sekitaran Masjid Agung Kauman,” imbuh warga Semarang Tengah tersebut.
Satu perantau, Dwi (30) memanfaatkan waktu luang untuk berburu kuliner, termasuk yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Baru pertama kali ini saya beli es marem, beli yang kombinasi santan,” kata Dwi.
Menurut Dwi, beberapa kuliner di Semarang pernah ia coba antara lain tahu gimbal, lumpia, soto, mie kopyok, dan wingko babat.
“Paling suka tahu gimbal, saya beli kira-kira seminggu sekali.
Ini yang mungkin saya rindukan ketika di luar kota, karena pernah beli (tahu gimbal) di daerah lain, kurang mantap (rasa) bumbunya dan toppingnya beda. Terutama udangnya, tidak sebesar yang di Semarang,” imbuhnya.
Lonjakan Pengunjung
Sementara itu, pemilik tempat kuliner khas menyebutkan terjadi lonjakan pengunjung di momen Lebaran Idulfitri ini.
Zainal (75) pedagang es marem mengatakan, terjadi lonjakan penjualan signifikan di momen ini.
Menurutnya, banyak pembeli dari luar kota yang datang untuk menikmati es legendaris tersebut.
“Selama puasa bisa terjual sekitar 300 porsi. Kalau lebaran begini bisa 500-an porsi. Bisa lebih, namun karena tenaganya hanya berempat bersama anak dan istri, jadi sebisa kami,” sebutnya.
Ia menambahkan, di momen Lebaran seperti ini es yang dijualnya tersebut tidak ada kenaikan harga.
“Harga tetap Rp 15.000/porsi, tidak ada kenaikan,” bebernya. (idy)
