Liputan6.com, Jakarta – Microsoft memastikan pengembangan kecerdasan buatan superintelligent (super AI) tetap berfokus untuk mendukung manusia.
Kepala Divisi Microsoft AI, Mustafa Suleyman, menyebut perusahaan sedang membangun sistem superintelligent AI berfungsi sebagai pendamping dan alat bantu prduktivitas, bukang pengganti manusia.
Mengutip keterangan di situs Microsoft via The Verge, Selasa (11/11/2025), Microsoft sudah membentuk tim khusus untuk mengembangkan “humanist superintelligence”. Sistem ini dirancang dengan prinsip kemanusian dan tetap berada dalam kontrol manusia.
“Teknologi ini akan dirancang secara hati-hati, memiliki konteks, dan bekerja dalam batas-batas tertentu,” tulis Suleyman.
Suleyman sendiri memimpin pengembangan model AI internal Microsoft untuk pembuatan teks, suara, dan gambar sejak bergabung tahun lalu. Ia menegaskan, proyek superintelligent AI ini tidak difokuskan pada kompetisi menuju Artificial General Intelligence (AGI).
Meski begitu, posisi Microsoft di ekosistem AI global semakin kuat. Melalui perjanjian baru, perusahaan berbasis di Redmond ini dapat mengambangkan AGI secara mandiri atau berkolaborasi dengan pihak ketiga.
Pengamat teknologi Hayden Field menyebut, raksasa teknologi tersebut secara hukum dapat menggunakan kekayaan intelektual milik OpenAI dalam proses ini.
Dalam visinya, Suleyman menggambarkan superintelligent AI \ humanis memiliki tiga fokus utama.
Pendamping digital membantu manusia belajar, bekerja, dan meningkatkan produktivitas sehari-hari
Asisten cerdas untuk mendukung layanan kesehatan dan pengambil keputusan medis
Mesin yang mendorong inovasi riset ilmiah, termasuk pengembangan energi bersih
“Di Microsoft AI, kami berpegang pada prinsip manusia jauh lebih penting daripada kecerdasan buatan,” tulis Suleyman. “Superintelligence yang kami kembangkan akan selalu menempatkan manusia di pusat ekosistemnya.”
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5407570/original/065369100_1762747388-Microsoft.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)