Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus penyakit yang disebabkan Human Metapneumovirus (HMPV) meningkat di China, tepat lima tahun setelah munculnya pandemi Covid-19.
Diketahui, virus ini dikenal sebagai penyebab gejala mirip flu.
Virus HMPV ini termasuk infeksi saluran pernapasan, pneumonia, serta dapat memperburuk kondisi paru obstruktif kronis (PPOK).
Lantas, akankah virus HMPV bisa sebabkan pandemi seperti Covid-19?
Terkait hal ini, Pakar Kesehatan sekaligus Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman beri penjelasan.
Menurutnya, kemungkinan ini sangat kecil terjadi.
“Kalau bicara seperti Covid-19, tentu kecil kemungkinan. Karena, virus khusus HPV ini, virus sudah deteksi sejak 2021. Artinya, sudah terjadi penyebaran sebelumnya dan polanya musiman. Khususnya menjelang awal dan akhir tahun,” ungkap Dicky pada keterangannya, Jumat (3/1/2025).
Penyebarannya pun semakin masif saat ini, terlebih di belahan bumi bagian utara sedang mengalami musim dingin.
Sehingga ada dugaan kuat, penduduk Asia Timur, termasuk China, sudah memiliki kekebalan dari virus ini.
Di sisi lain, HMPV punya perbedaan dengan Covid-19.
Pada saat kemunculannya, Covid-19 adalah penyakit baru dan belum ditemukan obat atau pun vaksin.
“Sehingga (virus HMPV) sangat mudah menginfeksi manusia mayoritas di dunia,” imbuhnya .
Lebih lanjut, untuk mencegah masuknya penyakit ini, Dicky menekankan pentingnya skrining di pintu masuk negara.
Skrining dasar seperti pengukuran suhu, deteksi hingga pengenalan gejala.
Jika ada gejala yang mencurigakan, maka perlu dilakukan karantina.
“Kemudian untuk masyarakat saat ini harus selalu diingat pembelajaran pandemi perilaku hidup bersih dan sehat,” imbaunya.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk pencegahan seperti mengenakan masker di tengah keramaian.
Bahkan kalau bisa menghindari keramaian itu sendiri. Menjaga ventilasi sirkulasi udara dan rutin mencuci tangan.
“Itu yang harus rutin dilakukan. Selain tentu vaksinasi flu juga sangt penting. Meski tidak spesifik mencegah HMPV, setidaknya meningkatkan imunitas, dan mengurangi gejala keparahan ketika terinfeksi,” sambung Dicky.
Terakhir, menurut Dicky pemerintah juga perlu meningkatkan kemampuan teknologi untuk diagnosis.
Teknologi ini harus diperkuat dengan kualitas deteksi di laboratorium pusat di setiap provinsi.
“Khususnya berbatasan dengan negara lain, seperti singapura atau wilayah lain yang ada penerbangan internasional,” tutupnya.