Jakarta, CNN Indonesia —
Meta, perusahaan induk WhatsApp memperkenalkan fitur kecerdasan buatan (AI) di aplikasi WhatsApp. Dengan nama Meta AI, teknologi ini menawarkan pengalaman interaktif baru yang dirancang untuk mempermudah pengguna dalam mendapatkan jawaban, belajar sesuatu yang baru, hingga menghasilkan ide kreatif.
Meta AI hadir tidak hanya sebagai asisten digital tetapi juga dalam bentuk karakter-karakter unik dengan kepribadian berbeda.
Meta AI adalah asisten pintar yang dibangun menggunakan teknologi Meta Llama 3, generasi terbaru dari model bahasa buatan Meta. Dengan teknologi ini, Meta mengklaim Llama 3 lebih cepat, cerdas, dan menyenangkan untuk diajak berinteraksi.
Fitur ini telah dirilis di berbagai aplikasi Meta, seperti Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp. WhatsApp menjadi platform utama untuk integrasi Meta AI, yang memungkinkan pengguna mengakses asisten virtual langsung melalui aplikasi chat sehari-hari mereka.
Meta AI dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk:
Menjawab pertanyaan dan memberikan rekomendasi.Berdiskusi tentang minat atau topik tertentu.Membantu menghasilkan ide kreatif.Membuat gambar berbasis AI langsung di dalam obrolan.Berinteraksi dengan karakter AI unik yang memiliki kepribadian dan minat tertentu.
Fitur ini sudah tersedia dalam beberapa bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Hindi, Portugis, Spanyol, Tagalog, dan Indonesia. Meski demikian, peluncurannya masih terbatas di beberapa negara dan belum tersedia secara global.
Meta AI dapat berfungsi baik di obrolan pribadi maupun grup. Namun, untuk obrolan grup, pengguna harus menyebutkan @Meta AI selayaknya ingin tag orang di WhatsApp agar fitur ini aktif.
Berikut beberapa cara pengguna dapat memanfaatkan Meta AI di WhatsApp:
Obrolan Interaktif: Pengguna dapat bertanya, berdiskusi, atau meminta saran langsung dari Meta AI.Pembuatan Gambar AI: Fitur ini memungkinkan pengguna menghasilkan gambar melalui perintah teks yang dikirim ke Meta AI.Pencarian Cerdas: Meta AI juga dapat membantu mencari informasi di dalam aplikasi.
WhatsApp memastikan bahwa fitur ini bersifat opsional, sehingga pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan atau tidak. Selain itu, pengguna memiliki opsi untuk menghapus riwayat chat atau informasi yang sebelumnya dibagikan dengan Meta AI.
WhatsApp menegaskan bahwa percakapan pribadi dan panggilan tetap terenkripsi end-to-end. Artinya, tidak ada pihak, termasuk WhatsApp atau Meta, yang dapat membaca atau mendengarkan isi percakapan tersebut.
“Seperti biasa, pesan dan panggilan pribadi Anda tetap terenkripsi secara menyeluruh, artinya bahkan WhatsApp atau Meta tidak dapat melihat atau mendengarkannya,” tulis WhatsApp dalam laman resminya.
Namun, untuk menggunakan Meta AI, beberapa informasi seperti perintah teks dan umpan balik yang diberikan pengguna akan dikirimkan ke Meta. Data ini digunakan untuk meningkatkan kualitas AI dan memberikan tanggapan yang relevan.
Meta juga menetapkan kebijakan privasi yang ketat serta meminta pengguna untuk menyetujui Meta AI Terms of Service sebelum mengaktifkan fitur ini. Selain itu, dalam grup, Meta AI hanya akan membaca pesan yang secara khusus menyebutkan @Meta AI, sehingga privasi obrolan grup lainnya tetap terjaga.
“Meta menerima permintaan, pesan AI, dan umpan balik Anda untuk memberikan respons yang relevan langsung kepada Anda dan untuk meningkatkan kualitas AI-nya. Dalam obrolan grup, Meta AI hanya dapat membaca pesan yang menyebutkan @Meta AI, bukan yang lain. Meta AI tidak dapat dibawa ke obrolan pribadi oleh Meta atau WhatsApp,” tulis WhatApp.
(wnu/dmi)
[Gambas:Video CNN]