Meski Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ular Tetap Bertahan karena Modal Sudah Tertanam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah pedagang di
Pasar Ular
, Tanjung Priok, Jakarta Utara, memilih untuk bertahan meski sudah sepi pembeli.
Sebab, mereka tak ada pilihan pekerjaan lain dan sudah banyak mengeluarkan modal di toko keramiknya.
“Kita mau cari kerjaan apa, terus barang-barang kita mau taruh mana? Karena kan modal udah tertanam di situ,” ucap pedagang keramik bernama Nita (55) saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Kamis (10/7/2025).
Menurut Nita, berpindah usaha bukanlah hal yang mudah karena ia telah berdagang keramik di Pasar Ular selama lebih dari 20 tahun.
Hal inilah yang membuatnya enggan meninggalkan pasar meski pembeli makin sedikit dan omzet terus menurun.
Sementara itu, pedagang keramik lain bernama Yanti (45) memilih bertahan karena bingung harus berdagang di mana lagi.
“Kita bidangnya sudah di sini, sudah paham. Kalau di tempat lain kan kita harus adaptasi lagi,” jelas Yanti.
Kini, yang bisa Yanti lakukan adalah mencoba peruntungan lewat berdagang
online
.
“Justru karena adanya
online
ini kebantu dikit sih. Kalau enggak ada
online
pengunjung enggak ada juga ke sini,” beber Yanti.
Diberitakan sebelumnya, kondisi Pasar Ular di Tanjung Priok semakin sepi pembeli sejak enam tahun lalu.
Pasar legendaris ini, perlahan mulai ditinggalkan para pembelinya sejak tahun 2019 di saat Indonesia diterpa Covid-19.
Dari 200 toko yang tadinya aktif berjualan, kini hampir 30 persennya sudah tutup permanen.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Meski Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ular Tetap Bertahan karena Modal Sudah Tertanam Megapolitan 10 Juli 2025
/data/photo/2025/07/10/686faa48ad54d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)